Disusun oleh:
Dian Cahyo Wibowo, AMK
NIP.199304042015041001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
kekurangan yang ada pada Portofolio ini. Oleh karena itu, penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf bila ada
kesalahan. Penulis mendoakan agar semua bantuan yang diberikan oleh berbagai
pihak mendapat balasan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga pula
Penulis
i
DAFTAR ISI
KOMPONEN TAMBAHAN………………………………………………….. 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
suatu metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi
kritis dari pasien, observasi yang ketat dan terus menerus merupakan hal
yang penting karena komplikasi akibat pasca operasi rawan terjadi pada
periode ini. Selama periode ini pasien berada di ruang pemulihan dan
metabolisme dan suhu tubuh (Potter and Perry, 2005 : Black and Hawks,
2014).
pembedahan dan anestesi, dan dapat menjadi serius apabila tidak ditangani
apabila tidak dilakukan intervensi. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat
1
sekunder dari suhu yang rendah di ruang operasi, infus dengan cairan yang
dingin, luka yang terbuka, aktivitas otot yang menurun, usia lanjut atau agen
pasien pasca operasi dengan anestesi umum, akan tetapi angka kejadian
Hal ini disebabkan karena tindakan operasi ini berlangsung cukup lama, insisi
yang cukup besar sehingga tubuh dapat kehilangan panas dikarenakan luka
yang terbuka cukup luas dan cukup lama terekspos. Serta dilakukannya
proses irigasi luka dengan NS 0,9% yang cukup banyak. Selain itu, pasien
fraktur femur didominasi oleh pasien dengan usia lanjut. Pasien lansia
tinggi. Golongan usia geriatri merupakan factor risiko urutan enam besar
paru sehingga ventilasi, difusi, dan oksigenasi tidak efektif; serta penurunan
2
Hipotermia post operasi sangatlah merugikan bagi pasien karena
Hipotermia yang terjadi pada pasien pasca operasi di ruang pulih sadar
hangat.
B. TUJUAN
3
BAB II
KOMPONEN PORTOFOLIO
A. KOMPONEN UTAMA
1. Melakukan Asesmen Awal Keperawatan Kepada Pasien
a. Form asesmen awal keperawatan (lampiran 1)
b. Logbook kegiatan kerja harian (lampiran 5)
2. Melakukan Edukasi Keperawatan
a. Form Kebutuhan Edukasi
b. Logbook kegiatan kerja harian (lampiran 5)
3. Membuat Asuhan Keperawatan
a. Form analisa data dan diagnose keperawatan
b. Logbook kegiatan kerja harian (lampiran 5)
4. Membuat Rencana Keperawatan
a. Form Rencana Keperawatan (lampiran 4)
Risiko bleeding
Risiko cairan tdk seimbang Kdm cairan elektrolit
Risiko hipotermi
4
restrain
Askep I
A. PENGKAJIAN UMUM
Identitas pasien waktu pengkajian: xxxxxxxxxx
o Nama
o Tanggal lahir
o No rm
Riwayat kesehatan pasien:
o Pasien mengeluhkan nyeri perut sejak 3 bulan sebelum masuk RS,
hanya diberi pengobatan sendiri dengan obat warung. Akhirnya tidak
tertahankan dan dibawa ke IGD.
Diagnoa medis: Appendiksitis perforasi
1. Tahap pre operasi
a. Pengkajian
Data subyektif:
Pasien mengatakan nyeri pada lapang perut,takut akan operasi, karena
baru pertama kali menjalani operasi.
Data obyektif
B1 (Breath)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Vital signs
TD : 140/90 mmHg
HR : 96 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 C
SpO2 : 100%
Pengkajian focus lainnya
5
Pengkajian nyeri
Pasien menunjukkan respon nyeri nonverbal, skala nyeri 8
6
b. Analisa data dan diagnosa keperawatan
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
dafdaf
1
asa
b. Intervensi
c. Implementasi
fadfda
3. Tahap post operasi
Data subyektif: (-)
Data obyektif
Pasien keluar dari OK, dan ditransport ke RR menggunakan brankar,
pasien Nampak menggigil, menggunakan opa 9, ekstensi kepala,
napas spontan nrbm 6lpm. Pada saat bangun gaduh gelisah
b. pengkajian
Data subyektif:
Pasien mengatakan nyeri pada lapang perut,takut akan operasi, karena
baru pertama kali menjalani operasi.
Data obyektif
B1 (Breath)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Vital signs
TD : 120/80 mmHg
HR : 90 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 35,3 C
SpO2 : 100%
Pengkajian focus lainnya
1
f. Analisa data dan diagnosa keperawatan
g. Intervensi
h. Implementasi
i. Evaluasi
1
Form intervensi keperawatan
1.PRE OPERASI
A. LATAR BELAKANG
Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju
pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah
mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, semakin besar
Laju pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat kelahiran dan kematian, adanya perbaikan pelayanan kesehatan menyebabkan
tingkat kematian penduduk rendah, sedangkan laju tingkat kelahiran tetap tinggi hal ini merupakan penyebab utama ledakan jumlah
penduduk dan kemudian tingginya angka kelahiran merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Laporan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pengguna kontrasepsi lebih dari 100 juta wanita
menggunakan kontrasepsi yang memiliki efektivitas, dengan pengguna kontrasepsi hormonal lebih dari 75% dan 25% menggunakan
non hormonal. Dan pengguna kontrasepsi didunia pada tahun 2005 mencapai 89%. Tahun 2007 angka pengguna KB modern
diperkotaan mencapai 58% sedangkan dipedesaan mencapai 57% dan di Afrika tercatat sebanyak 82% penduduknya tidak
menggunakan kontrasepsi, di Asia Tenggara, Selatan, dan Barat sebanyak 43% yang menggunakan kontrasepsi (Kemenkes
RI,2014).
Berdasarkan Hasil prevalensi KB di Indonesia berdasarkan Survei Pemantauan Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2013 mencapai
angka 65.4% dengan metode KB yang didominasi oleh peserta KB suntikan (36%), pil KB (15.1%), Implant (5.2%), Intra Uterine
Device (IUD) (4.7%), dan Metode Operatif Wanita (MOW) (2.2%). Hasil tersebut sedikit menurun jika dibandingkan dengan hasil
survei tahun 2009 prevalensi KB cenderung tetap pada kisaran angka 67.5%. Secara nasional sampai bulan Juli 2014 sebanyak
4.309.830 peserta KB baru didominasi oleh peserta Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu sebesar 69.99%,
sedangkan untuk peserta Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) hanya sebesar 30.01% ( Herman,dkk,2017).
Kontrasepsi permanen pada wanita disebut dengan tubektomi atau biasa disebut dengan Metode Operasi Wanita (MOW) adalah
tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran tersebut,
dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan dan tubektomi merupakan
alat kontrasepsi yang efektif dan efisien untuk mencegah kehamilan. Namun demikian masih banyak PUS yang tidak memilih
metode ini dikarenakan beberapa faktor, faktor-faktor tersebut perlu di indentifikasi sehingga dapat memberikan rekomendasi
intervensi untuk upaya peningkatan jumlah pengguna kontrasepsi ini (Sufiati,dkk, 2014).
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya program bakti sosial MOW adalah untuk mempermudah calon akseptor KB untuk mendapatkan pelayanan
Program bakti sosial MOW dilaksanakan pada tahun September – November 2021 dalam rangka hari jadi kab. Malang yang ke
1261.
Sehubungan dengan suksesnya acara tersebut, serta tingginya animo masyarakat untuk mengikuti kegiatan, maka dinas DPPKB
Kabupaten Malang bersama RSUD Lawang laksanakan pelayanan Metode Operasi Wanita (MOW) untuk akseptor KB seluruh
Program bakti sosial MOW ini dilaksanakan di RSUD Lawang Kabupaten Malang.
Sasaran kegiatan bakti sosial mow ini adalah akseptor KB seluruh Kabupaten Malang yang memenuhi kriteria.
F. SERTIFIKAT KEGIATAN BHAKTI SOSIAL MOW
G. BUKTI DOKUMENTASI KEGIATAN BHAKTI SOSIAL MOW
TAHUN 2021
TAHUN 2022
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan tersusunnya portofolio ini kita bisa menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan sangat berperan penting pada
profesi keperawatan dalam melakukan tugasnya sebagai pemberi asuhan pada pasien. Sehingga target pelayanan kepada
pasien terpenuhi.
B. SARAN
Pelaksanaan Uji Kompetensi di tahun 2022 berjalan sangat baik dan sesuai standart yang ditetapkan dari tim penguji.