Jika ditinjau dari aspek sosiologi, Perubahan Sosial Masyarakat merupakan perubahan
yang terjadi dalam masyarakat baik dalam segi kebudayaan atau norma. Perubahan dapat
terjadi karena keinginan untuk hidup yang lebih baik dan bisa juga secara terpaksa karena
keadaan. Perubahan pasti selalu akan terjadi, baik secara disadari maupun tidak.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab perubahan sosial masyarakat yang secara umum
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu
sendiri (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar masyarakat (faktor eksternal).
Langsung saja kita simak penjelasan lengkapnya:
A. Faktor Internal
Faktor intern merupakan faktor perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat itu
sendiri. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut : bertambah atau berkurangnya
penduduk, konflik dalam masyarakat, penemuan-penemuan baru dan pemberontakan atau
revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri.
Perubahan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh berkurang atau bertambahnya jumlah
penduduk. Bertambahnya penduduk yang sangat cepat dapat mengakibatkan perubahan
sosial. Seperti di pulau Jawa yang jumlah penduduknya semakin banyak. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya kelas sosial.
Berkurangnya penduduk disebabkan oleh transmigrasi maupun urbanisasi penduduk dari desa
ke kota. Sehingga di desa terjadi kekosongan karena tidak ada yang mengelola. Ini
mengakibatkan perubahan sosial terjadi di daerah pedesaan.
2. Konflik dalam Masyarakat
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial terhadap dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
membuatnya tidak berdaya atau menghancurkannya.
Konflik dalam masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan dalam masyarakat. Walaupun
konflik bersifat disosiatif atau memecah belah hubungan dalam masyarakat. Konflik pasti
akan diiringi dengan proses akomodasi yang justru bisa menguatkan ikatan sosial. Hal ini
akan tampak ketika kita membandingkan keadaan sebelum dan sesudah konflik.
3. Penemuan-Penemuan Baru
Contohnya adalah penemuan mobil. Pada awal penemuannya, tentu saja belum bisa
diterima oleh masyarakat untuk menggantikan kereta kuda. Walaupun mobil lebih mudah
perawatannya. Namun pada saat itu harganya jauh lebih mahal dan kecepatannya tidak
secepat kereta kuda. Sehingga pengembangan pun terus dilakukan guna menekan harga
dan meningkatkan performa mobil.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar
masyarakat. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut : lingkungan alam fisik yang
ada di sekitar manusia, peperangan dan pengaruh kebudayaan masyarakat Lain.
5. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat memiliki kecenderungan
untuk saling mempengaruhi dan terjadi pertukaran kebudayaan. Jika pengaruh suatu
kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Namun
seandainya pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.
Jika suatu kebudayaan memiliki taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan
muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser.
Pertemuan tersebut terjadi akibat adanya komunikasi massa antara kedua belah pihak.
6. Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
Perubahan sosial juga dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti terjadinya tsunami,
puting beliung, ledakan gunung berapi, gempa bumi dan lain sebagainya, sehingga
menyebabkan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya. Sehingga setelah masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggalnya yang baru, maka mereka wajib menyesuaikan diri dengan keadaan sosial yang
baru tersebut.
7. Peperangan