Anda di halaman 1dari 11

PENYEBAB PULUHAN RIBU ORANG HINDU BERPINDAH KE KRISTEN DI BALI

Om Swastyastu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ni Kadek Surpi Suryadharma selama
3 tahun (2008-2010), ada 30.000 orang pindah ke Kristen, belum lagi pindah ke agama
lain. Perpindahan agama di Bali sudah menjadi masalah sehingga semua pihak harus
turun tangan menangani hal ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan orang beragama Hindu pindah ke Agama Kristen, yaitu:

1 . KETIDAK PUASAN ATAS SISTEM ADAT DAN AGAMA

▪ Banten dikaitkan dengan keimanan.


▪ Aturan adat yang kaku.
▪ Tidak ada kelonggaran bagi anggota masyarakat untuk menjalankan ajaran agama.
Akibatnya, timbul kegoncangan sosial.

SOLUSINYA :
Tambahkan Tattwa dan Susila dalam beragama. Selama ini hanya kuat diupacara (ritual)
saja.
Kekurangan cara beragama selama ini, kurangnya pemahaman Tattwa dan Susila,
sehingga menjadi hampa.
Beragama dengan Banten memang membuat kuat (semarak) di luar diri, tetapi sepi
(hampa) di dalam diri.
Tidak akan ketemu Tuhan di luar diri, kalau Tuhan di dalam diri belum ditemukan.
Dalam berupaca sebagai penentunya adalah:
▪ Adat
▪ Sarati Banten
▪ Pinandita (Pemangku)
▪ Pandita (Sulinggih)

Tidak pernah melibatkan Parisada dan sarjana agama, penyuluh, guru agama, dll. untuk
mengisi Tattwa dan Susila melalui Dharma Wacana.
Perlu ada Tri Sandya, Japa, dan meditasi saat sembahyang. Selama ini hanya ada
kramaning sembah saja.

Adanya Japa, Meditasi, dan Dharma Wacana seperti ini sesungguhnya sangat ampuh
untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti umat.
Tetapi, sangat disayangkan Dharma ini tidak dilakukan.

2 . EKONOMI DAN KEMISKINAN


▪ Tujuannya untuk mendapatkan sumbangan dari badan-badan siar Agama Kristen
▪ Lingkungan sosial dan pola hidup orang Kristen lebih unggul sehingga dapat menarik
banyak orang ke Agama Kristen.

SOLUSINYA :
▪ Bendesa adat mesti mendata orang yang yang tergolong miskin, kemudian gunakan
dana desa untuk membantu mereka dalam slot ekonomi kerakyatan .
▪ Di setiap Bendesa Adat perlu dibentuk "Badan bertugas menangani kemiskinan,
sehingga bisa dibiayai oleh pemerintah melalui Dinas Sosial.
▪ Mengajukan data orang miskin ini kepada Lembaga Penggerak Sosial, agar
mendapatkan bantuan sosial.
▪ Prajuru adat harus membijaksanai orang miskin saat membayar iuran kegiatan secara
sukarela (tidak perlu dipatok).
▪ Membangun Koperasi Desa/Banjar.

3 . KRISIS INDIVIDU

▪ Kondisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak cukup.


▪ Keretakan keluarga
▪ Korban kekerasan dan perceraian
▪ Merasa berdosa karena merasa telah melakukan perbuatan tercela

Dalam kondisi seperti ini, mereka mendapatkan pengaruh dari misionaris Kristen.
Menawarkan pesan hidup lebih tenang, lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih damai.
Pandangan mereka bahwa permindahan agama diharapkan mampu mengubah nasibnya
menjadi lebih baik.

SOLUSINYA
▪ Di mana-mana orang Bali selalu mengalami keretakan dalam keluarga, disebabkan
saling curiga mencurigai ilmu cetik, desti, liak,Dengki iri hati dll. Bahkan bersaudara
kandung,saling sikut harta warisan(saling peririhin), saling curiga, takut dicetik. Ini
yang berkembang di Bali, ada orang meninggal dihubung- hubungan dengan kejadian
sebelumnya, bahwa orang yang meninggal ini pernah bertengkar dengan saudaranya,
sudah pasti dia yang nyakiti. Cara seperti inilah berkembang dalam bersaudara,
sehingga sangat membahayakan dalam keharmonisan bersaudara, sehingga tidak bebas
lagi minta minum dan makan, takut minuman dan makanan diisi cetik.

Kalau saja saling curiga mencurigai ini bisa dihilangkan, maka paras-paros (orang lain
adalah bagian dari diri sendiri dan diri sendiri adalah bagian dari orang lain), salunglung
sabhayantaka (baik- buruk, hidup-mati ditanggung bersama), saling asih (saling
menyayangi), saling asah (saling memberi tahu), dan saling asuh (saling tolong menolong)
akan terjadi dalam bersaudara.
▪ Memudarnya saling memberi dalam bersaudara.
Sekarang ada kecendrungan lebih menjadi individu, walaupun ada saudaranya mampu
tetapi tidak ada kepedulian terhadap keluarganya. Sekarang sudah jarang ditemukan
saudara dari orang tuanya membiayai pendidikan keponakannya. Kalau dulu saling
memberi biasa terjadi di dalam bersaudara, tetapi sekarang sudah sangat jarang terjadi.
Padahal dalam Buku Kesatuan Tafsir dari Parisada, saudara itu sampai di tingkat
mindon. Sekarang sampai di tingkat sepupu saja, sepertinya sudah jauh. Sudah tidak
ada lagi saling bantu membantu.

Hal ini disebabkan, kurangnya pemahaman agama dalam bersaudara dan kurangnya
pemahaman ber- danam .

Mesti dalam suatu keluarga besar ada orang yang menjadi purohita keluarga (penasehat
keluarga), yang dapat memberikan teladan dalam ber-tri kaya parisudha, berpikir yang
benar, berkarta yang jujur dan santun, berbuat yang arif dan bijaksana
dalam bersaudara. Selain itu, mampu mempraktekkan agama secara horizontal dan
vertikal secara baik.
Selain itu, mesti ada siraman rohani secara terus menerus saat ada persembahyangan
bersama atau saat ada pertemuan-pertemuan bersama.

4 . PENGARUH ILMU KEBATINAN

Banyak orang Hindu mengalami kehausan rohani, tetapi tidak didapatkan dalam
beragama dengan hanya sarat dengan upacara (banten).
Ibarat bepergian, banten dapat diibaratkan bodi dari suatu kendaraan dan tattwa (Veda)
ibarat mesinnya. Hanya kendaraan bermesinlah akan mampu mencapai tujuan yang
terjauh. Tetapi, kalau naik sepeda gayung (hanya ada bodi saja dan tidak ada mesinnya),
tentu akan sulit mencapai tujuan terjauh.

Beragama hanya sarat dengan BEBANTENAN saja tentu hanya kuat di luar diri, tetapi
sepi (hampa) di dalam diri. Saat orang mengalami kehampaan seperti ini, masuk
misionaris dengan segala janji-janji yang dapat menghilangkan kehampaan yang ada
dalam dirinya, maka terjadi gayung bersambut, pindah agama.kuatnya peran istri yang
tidak memahami sastra akan tetapi mempengaruhi keluarga dikarenakan mendengar
diluar dan ikut ikutan karena Gengsi dan "Jelek Asane"ini,tidak belajar makna,sastra dan
tattwa sehingga sarana yang sederhana mampu tersampaikan dengan baik.

SOLUSINYA :
Dalam praktek agama mesti ada:
▪ Yadnya (banten)
▪ Tirtha
▪ Mantram
▪ Jnana
▪ Tirtha Yatra
▪ Upanisad (berguru)

Bagaimana menanamkan agar setiap Umat Hindu mendapat sentuhan ini (ada mantram
yang dichantingkan saat memuja di rumah, ada japa, , ada meditasi setiap sembahyang,
dan ada pembacaan kitab suci setiap selesai sembahyang). Ada siraman ilmu pengetahuan
suci/jnana saat persembahyangan di pura keluarga maupun di pura umum. Cara seperti
ini akan membuat dirinya akan kuat sradha dan bhakti, sehingga tidak hampa lagi,
karena di dalam dirinya sudah menjadi kwaca mantram .

5 . PERNIKAHAN DAN TANGGUNG JAWAB

▪ Sebagian besar perempuan Bali kalau menikah dengan orang beda agama pindah
agama, karena alasan patrialistik.
▪ Namun tidak sedikit , justru pria Hindu mengikuti agama istri.
▪ Anak laki-laki yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap Sanggah/Merajan lebih
mudah pindah agama.

SOLUSINYA :
▪ Tanamkan dan bumikan ajaran "Tri Rna" kepada umat Hindu dan akibat buruk di alam
niskala yang diterima oleh orang pindah agama.
▪ Tugas setiap orang lahir ke dunia baik laki maupun perempuan adalah menyelamatkan:
(1). Diri sendiri.
(2). Leluhur sampai 10 tingkatan.
(3). Keturunan sampai 10 tingkatan.
[Manawadharmasastra (MDS) V.109].
Orang pindah agama sudah tentu tidak bisa bayar hutang (Tri Rna).
▪ Rubah awig-awig adat mengenai patrialistik yang sudah tidak sesuai dengan Kitab Suci
Veda.
Aturan adat yang deskriminasi terhadap kaum perempuan, jelas-jelas melanggar Kitab
Suci Veda.

Dalam Veda, hak perempuan mempunyai kedudukan yang sama dengan laki (tentu ada
perbedaan swadharma).
Dalam hal waris, anak perempuan punya hak waris dari harta gono-gini yang
dikumpulkan oleh orang tuanya.

MDS, IX.127-135:
Anak perempuan boleh diangkat menjadi ahli waris orang tuanya.
MDS IX.118:
Anak perempuan mendapat harta gono-gini dari orang tuanya, minimal 1/4 bagian dari
masing- masing pembagian saudara laki-lakinya.

6 . LEMAHNYA PEMAHAMAN TEOLOGI

▪ Masyarakat Hindu di Bali menjalankan agama cendrung dengan berbagai upacara,


menyebabkan teologi tidak mendapatkan tempat yang layak dalam pelayanan agama.
Ketidak tahuan ini, merugikan dialog antar pemeluk agama maupun dengan penginjil
yang memang mapan dalam berdebat
SOLUSINYA :
▪ Perguruan Tinggi Pencetak Guru Agama
Perguruan Tinggi Pencetak Guru Agama, harus mampu menghasilkan tamatan yang
memiliki 3 (tiga) kecerdasan dasar secara seimbang, yaitu:
▪ Kecerdasan Intelektual (IQ) [Logika, Tindakan, Fisik] Diperoleh dengan rajin belajar .
▪ Kecerdasan Emosional (EQ) [Jiwa, Rasa, Emosi] Diperoleh dari mencontoh .
▪ Kecerdasan Spiritual (SQ) [Atman, Sradha-Bhakti, Nurani] Diperoleh dengan melakukan
praktek langsung .

Bila Sarjana Agama ini memiliki ke-3 kecerdasan itu secara baik, maka mereka pasti
sukses saat memasuki kampus besar (di lapangan).

Pertanyaannya, mengapa siswa yang sudah belajar agama selama 12 tahun (6 tahun di
SD, 3 tahun di SMP, 3 tahun di SLTA) tidak memiliki kepribadian, sradha dan bhakti yang
tidak baik?.
Sudah pasti ada yang tidak tepat dilakukan oleh guru dan dosen saat kuliah di kampus
kecil.

Bila siswa diberi contoh yang baik dan diajak melakukan praktek langsung seperti
membaca kitab suci, menchantingkan mantram pemujaan, berjapa, dan beryoga dan
meditasi, maka Jiwa dan Atmannya menjadi lebih suci, dan memiliki Sradha dan Bhakti
yang lebih baik.

Dalam waktu 12 tahun (setelah tamat SLTA) mereka akan menjadi bagian dari
masyarakat, yang memiliki sradha dan bhakti lebih baik, serta dapat berkarma lebih baik.
- Para cendekiawan dari berbagai disiplin ilmu mesti dapat memberikan contoh yang baik
saat berada di tengah-tengah masyarakat. Karena mereka adalah Sarjana (Sar artinya
sinar, Jana artinya manusia). Mereka adalah orang yang bersinar, sehingga mampu
menyinari kegelapan masyarakat.
Pertanyaannya: sudahkah mereka mampu menyinari kegelapan masyarakat?.

7 . PENGINJILAN YANG AGRESIF


Kristen adalah agama misionaris. Tugas penginjilan dilakukan oleh penginjil profesional
dan juga dilakukan oleh seluruh jemaat gereja. Mereka sukses menarik banyak orang
Hindu masuk kristen. Dari data penelitian selama 3 tahun (2008 - 2010) diperoleh dada,
ada 30.000 orang Hindu pindah ke Kristen. Ditambah lagi jumlah orang Hindu yang
pindah ke agama lain (Budha dan Islam).

SOLUSINYA:
▪️Adat yang terlalu kaku mesti diperbaiki agar lebih pleksibel. Fungsi adat mesti ditambah
agar ada bidang ekonomi (Koperasi), bidang pendidikan, bidang sosial, bidang agama,
bidang humas, bidang muda-mudi, bidang acara, bidang upacara, bidang perlengkapan,
dll.
▪️Peran kelihatan adat di setiap banjar dan bendesa adat dari tingkat desa sampai provinsi
tugasnya ditambah, agar dapat melindungi orang Hindu yang lemah ekonomi dan lemah
agama.
▪️Parisada mesti ada sampai ke tingkat desa/banjar. Peran Parisada mesti mampu
melindungi umat Hindu jangan sampai pindah agama. Perpindahan agama di Bali sudah
menjadi masalah, mesti mendapatkan penanganan serius dari Parisada.
▪️Semua kelompok spiritual secara bersama-sama membina umat yang rawan dari sasaran
misionaris.
▪️Cendekiawan dan penggerak sosial harus peka dan mau turun tangan membantu umat
Hindu yang bermasalah baik sosial, ekonomi, dan agama.
▪️Para pejabat mesti turun tangan menangani masalah ekspansi ini. Karena tidak
dibenarkan mengagamakan orang yang sudah beragama.
▪️Perguruan Tinggi Agama Hindu,seperti UNHI,STAH dan Perguruan berbasis Hindu lain
harus turun tangan ikut membantu umat yang rawan kena pengaruh misionaris.

Ong Tat Sat Swaha Hari Ong Tat Sat Swaha Ong

Om Santih, Santih, Santih Om

Rahayu..Rahayu..Rahayu #salam_segerOger Pratisentana lan Warih PAGERPENYEBAB


PULUHAN RIBU ORANG HINDU BERPINDAH KE KRISTEN DI BALI

Om Swastyastu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ni Kadek Surpi Suryadharma selama
3 tahun (2008-2010), ada 30.000 orang pindah ke Kristen, belum lagi pindah ke agama
lain. Perpindahan agama di Bali sudah menjadi masalah sehingga semua pihak harus
turun tangan menangani hal ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan orang beragama Hindu pindah ke Agama Kristen, yaitu:

1 . KETIDAK PUASAN ATAS SISTEM ADAT DAN AGAMA

▪️Banten dikaitkan dengan keimanan.


▪️Aturan adat yang kaku.
▪️Tidak ada kelonggaran bagi anggota masyarakat untuk menjalankan ajaran agama.
Akibatnya, timbul kegoncangan sosial.

SOLUSINYA :
Tambahkan Tattwa dan Susila dalam beragama. Selama ini hanya kuat diupacara (ritual)
saja.
Kekurangan cara beragama selama ini, kurangnya pemahaman Tattwa dan Susila,
sehingga menjadi hampa.
Beragama dengan Banten memang membuat kuat (semarak) di luar diri, tetapi sepi
(hampa) di dalam diri.
Tidak akan ketemu Tuhan di luar diri, kalau Tuhan di dalam diri belum ditemukan.
Dalam berupaca sebagai penentunya adalah:
▪️Adat
▪️Sarati Banten
▪️Pinandita (Pemangku)
▪️Pandita (Sulinggih)

Tidak pernah melibatkan Parisada dan sarjana agama, penyuluh, guru agama, dll. untuk
mengisi Tattwa dan Susila melalui Dharma Wacana.
Perlu ada Tri Sandya, Japa, dan meditasi saat sembahyang. Selama ini hanya ada
kramaning sembah saja.

Adanya Japa, Meditasi, dan Dharma Wacana seperti ini sesungguhnya sangat ampuh
untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti umat.
Tetapi, sangat disayangkan Dharma ini tidak dilakukan.

2 . EKONOMI DAN KEMISKINAN

▪️Tujuannya untuk mendapatkan sumbangan dari badan-badan siar Agama Kristen


▪️Lingkungan sosial dan pola hidup orang Kristen lebih unggul sehingga dapat menarik
banyak orang ke Agama Kristen.

SOLUSINYA :
▪️Bendesa adat mesti mendata orang yang yang tergolong miskin, kemudian gunakan dana
desa untuk membantu mereka dalam slot ekonomi kerakyatan .
▪️Di setiap Bendesa Adat perlu dibentuk "Badan bertugas menangani kemiskinan, sehingga
bisa dibiayai oleh pemerintah melalui Dinas Sosial.
▪️Mengajukan data orang miskin ini kepada Lembaga Penggerak Sosial, agar mendapatkan
bantuan sosial.
▪️Prajuru adat harus membijaksanai orang miskin saat membayar iuran kegiatan secara
sukarela (tidak perlu dipatok).
▪️Membangun Koperasi Desa/Banjar.

3 . KRISIS INDIVIDU

▪️Kondisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak cukup.


▪️Keretakan keluarga
▪️Korban kekerasan dan perceraian
▪️Merasa berdosa karena merasa telah melakukan perbuatan tercela

Dalam kondisi seperti ini, mereka mendapatkan pengaruh dari misionaris Kristen.
Menawarkan pesan hidup lebih tenang, lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih damai.
Pandangan mereka bahwa permindahan agama diharapkan mampu mengubah nasibnya
menjadi lebih baik.

SOLUSINYA
▪️Di mana-mana orang Bali selalu mengalami keretakan dalam keluarga, disebabkan saling
curiga mencurigai ilmu cetik, desti, liak,Dengki iri hati dll. Bahkan bersaudara
kandung,saling sikut harta warisan(saling peririhin), saling curiga, takut dicetik. Ini yang
berkembang di Bali, ada orang meninggal dihubung- hubungan dengan kejadian
sebelumnya, bahwa orang yang meninggal ini pernah bertengkar dengan saudaranya,
sudah pasti dia yang nyakiti. Cara seperti inilah berkembang dalam bersaudara, sehingga
sangat membahayakan dalam keharmonisan bersaudara, sehingga tidak bebas lagi minta
minum dan makan, takut minuman dan makanan diisi cetik.

Kalau saja saling curiga mencurigai ini bisa dihilangkan, maka paras-paros (orang lain
adalah bagian dari diri sendiri dan diri sendiri adalah bagian dari orang lain), salunglung
sabhayantaka (baik- buruk, hidup-mati ditanggung bersama), saling asih (saling
menyayangi), saling asah (saling memberi tahu), dan saling asuh (saling tolong menolong)
akan terjadi dalam bersaudara.
▪️Memudarnya saling memberi dalam bersaudara.
Sekarang ada kecendrungan lebih menjadi individu, walaupun ada saudaranya mampu
tetapi tidak ada kepedulian terhadap keluarganya. Sekarang sudah jarang ditemukan
saudara dari orang tuanya membiayai pendidikan keponakannya. Kalau dulu saling
memberi biasa terjadi di dalam bersaudara, tetapi sekarang sudah sangat jarang terjadi.
Padahal dalam Buku Kesatuan Tafsir dari Parisada, saudara itu sampai di tingkat mindon.
Sekarang sampai di tingkat sepupu saja, sepertinya sudah jauh. Sudah tidak ada lagi
saling bantu membantu.

Hal ini disebabkan, kurangnya pemahaman agama dalam bersaudara dan kurangnya
pemahaman ber- danam .

Mesti dalam suatu keluarga besar ada orang yang menjadi purohita keluarga (penasehat
keluarga), yang dapat memberikan teladan dalam ber-tri kaya parisudha, berpikir yang
benar, berkarta yang jujur dan santun, berbuat yang arif dan bijaksana
dalam bersaudara. Selain itu, mampu mempraktekkan agama secara horizontal dan
vertikal secara baik.
Selain itu, mesti ada siraman rohani secara terus menerus saat ada persembahyangan
bersama atau saat ada pertemuan- pertemuan bersama.

4 . PENGARUH ILMU KEBATINAN

Banyak orang Hindu mengalami kehausan rohani, tetapi tidak didapatkan dalam
beragama dengan hanya sarat dengan upacara (banten).
Ibarat bepergian, banten dapat diibaratkan bodi dari suatu kendaraan dan tattwa (Veda)
ibarat mesinnya. Hanya kendaraan bermesinlah akan mampu mencapai tujuan yang
terjauh. Tetapi, kalau naik sepeda gayung (hanya ada bodi saja dan tidak ada mesinnya),
tentu akan sulit mencapai tujuan terjauh.

Beragama hanya sarat dengan BEBANTENAN saja tentu hanya kuat di luar diri, tetapi
sepi (hampa) di dalam diri. Saat orang mengalami kehampaan seperti ini, masuk
misionaris dengan segala janji-janji yang dapat menghilangkan kehampaan yang ada
dalam dirinya, maka terjadi gayung bersambut, pindah agama.kuatnya peran istri yang
tidak memahami sastra akan tetapi mempengaruhi keluarga dikarenakan mendengar
diluar dan ikut ikutan karena Gengsi dan "Jelek Asane"ini,tidak belajar makna,sastra dan
tattwa sehingga sarana yang sederhana mampu tersampaikan dengan baik.
SOLUSINYA :
Dalam praktek agama mesti ada:
▪️Yadnya (banten)
▪️Tirtha
▪️Mantram
▪️Jnana
▪️Tirtha Yatra
▪️Upanisad (berguru)

Bagaimana menanamkan agar setiap Umat Hindu mendapat sentuhan ini (ada mantram
yang dichantingkan saat memuja di rumah, ada japa, , ada meditasi setiap sembahyang,
dan ada pembacaan kitab suci setiap selesai sembahyang). Ada siraman ilmu pengetahuan
suci/jnana saat persembahyangan di pura keluarga maupun di pura umum. Cara seperti
ini akan membuat dirinya akan kuat sradha dan bhakti, sehingga tidak hampa lagi,
karena di dalam dirinya sudah menjadi kwaca mantram .

5 . PERNIKAHAN DAN TANGGUNG JAWAB

▪️Sebagian besar perempuan Bali kalau menikah dengan orang beda agama pindah agama,
karena alasan patrialistik.
▪️Namun tidak sedikit , justru pria Hindu mengikuti agama istri.
▪️Anak laki-laki yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap Sanggah/Merajan lebih
mudah pindah agama.

SOLUSINYA :
▪️Tanamkan dan bumikan ajaran "Tri Rna" kepada umat Hindu dan akibat buruk di alam
niskala yang diterima oleh orang pindah agama.
▪️Tugas setiap orang lahir ke dunia baik laki maupun perempuan adalah menyelamatkan:
(1). Diri sendiri.
(2). Leluhur sampai 10 tingkatan.
(3). Keturunan sampai 10 tingkatan.
[Manawadharmasastra (MDS) V.109].
Orang pindah agama sudah tentu tidak bisa bayar hutang (Tri Rna).
▪️Rubah awig-awig adat mengenai patrialistik yang sudah tidak sesuai dengan Kitab Suci
Veda.
Aturan adat yang deskriminasi terhadap kaum perempuan, jelas-jelas melanggar Kitab
Suci Veda.

Dalam Veda, hak perempuan mempunyai kedudukan yang sama dengan laki (tentu ada
perbedaan swadharma).
Dalam hal waris, anak perempuan punya hak waris dari harta gono-gini yang
dikumpulkan oleh orang tuanya.

MDS, IX.127-135:
Anak perempuan boleh diangkat menjadi ahli waris orang tuanya.
MDS IX.118:
Anak perempuan mendapat harta gono-gini dari orang tuanya, minimal 1/4 bagian dari
masing- masing pembagian saudara laki-lakinya.

6 . LEMAHNYA PEMAHAMAN TEOLOGI

▪️Masyarakat Hindu di Bali menjalankan agama cendrung dengan berbagai upacara,


menyebabkan teologi tidak mendapatkan tempat yang layak dalam pelayanan agama.
Ketidak tahuan ini, merugikan dialog antar pemeluk agama maupun dengan penginjil yang
memang mapan dalam berdebat

SOLUSINYA :
▪️Perguruan Tinggi Pencetak Guru Agama

Perguruan Tinggi Pencetak Guru Agama, harus mampu menghasilkan tamatan yang
memiliki 3 (tiga) kecerdasan dasar secara seimbang, yaitu:
▪️Kecerdasan Intelektual (IQ)
[Logika, Tindakan, Fisik]
Diperoleh dengan rajin belajar .

▪️Kecerdasan Emosional (EQ)


[Jiwa, Rasa, Emosi]
Diperoleh dari mencontoh .

▪️Kecerdasan Spiritual (SQ)


[Atman, Sradha-Bhakti, Nurani]
Diperoleh dengan melakukan praktek langsung .

Bila Sarjana Agama ini memiliki ke-3 kecerdasan itu secara baik, maka mereka pasti
sukses saat memasuki kampus besar (di lapangan).

Pertanyaannya, mengapa siswa yang sudah belajar agama selama 12 tahun (6 tahun di
SD, 3 tahun di SMP, 3 tahun di SLTA) tidak memiliki kepribadian, sradha dan bhakti yang
tidak baik?.
Sudah pasti ada yang tidak tepat dilakukan oleh guru dan dosen saat kuliah di kampus
kecil.

Bila siswa diberi contoh yang baik dan diajak melakukan praktek langsung seperti
membaca kitab suci, menchantingkan mantram pemujaan, berjapa, dan beryoga dan
meditasi, maka Jiwa dan Atmannya menjadi lebih suci, dan memiliki Sradha dan Bhakti
yang lebih baik.

Dalam waktu 12 tahun (setelah tamat SLTA) mereka akan menjadi bagian dari
masyarakat, yang memiliki sradha dan bhakti lebih baik, serta dapat berkarma lebih baik.
🔹 Para cendekiawan dari berbagai disiplin ilmu mesti dapat memberikan contoh yang baik
saat berada di tengah-tengah masyarakat. Karena mereka adalah Sarjana (Sar artinya
sinar, Jana artinya manusia). Mereka adalah orang yang bersinar, sehingga mampu
menyinari kegelapan masyarakat.
Pertanyaannya: sudahkah mereka mampu menyinari kegelapan masyarakat?.

7 . PENGINJILAN YANG AGRESIF


Kristen adalah agama misionaris. Tugas penginjilan dilakukan oleh penginjil profesional
dan juga dilakukan oleh seluruh jemaat gereja. Mereka sukses menarik banyak orang
Hindu masuk kristen. Dari data penelitian selama 3 tahun (2008 - 2010) diperoleh dada,
ada 30.000 orang Hindu pindah ke Kristen. Ditambah lagi jumlah orang Hindu yang
pindah ke agama lain (Budha dan Islam).

SOLUSINYA:
▪️Adat yang terlalu kaku mesti diperbaiki agar lebih pleksibel. Fungsi adat mesti ditambah
agar ada bidang ekonomi (Koperasi), bidang pendidikan, bidang sosial, bidang agama,
bidang humas, bidang muda-mudi, bidang acara, bidang upacara, bidang perlengkapan,
dll.
▪️Peran kelihatan adat di setiap banjar dan bendesa adat dari tingkat desa sampai provinsi
tugasnya ditambah, agar dapat melindungi orang Hindu yang lemah ekonomi dan lemah
agama.
▪️Parisada mesti ada sampai ke tingkat desa/banjar. Peran Parisada mesti mampu
melindungi umat Hindu jangan sampai pindah agama. Perpindahan agama di Bali sudah
menjadi masalah, mesti mendapatkan penanganan serius dari Parisada.
▪️Semua kelompok spiritual secara bersama-sama membina umat yang rawan dari sasaran
misionaris.
▪️Cendekiawan dan penggerak sosial harus peka dan mau turun tangan membantu umat
Hindu yang bermasalah baik sosial, ekonomi, dan agama.
▪️Para pejabat mesti turun tangan menangani masalah ekspansi ini. Karena tidak
dibenarkan mengagamakan orang yang sudah beragama.
▪️Perguruan Tinggi Agama Hindu,seperti UNHI,STAH dan Perguruan berbasis Hindu lain
harus turun tangan ikut membantu umat yang rawan kena pengaruh misionaris.

Ong Tat Sat Swaha Hari Ong Tat Sat Swaha Ong

Om Santih, Santih, Santih Om

Rahayu..Rahayu..Rahayu #salam_segerOger Pratisentana lan Warih PAGER

Anda mungkin juga menyukai