1 Penerapan K3
1 Penerapan K3
1 Penerapan K3
PELATIHAN
JURU UKUR (TECHNICIAN SURVEYING)
2007
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Juru Ukur (Technician
Surveying) merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi
pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga
kerja yang berkiprah dalam Juru Ukur gambar arsitektur bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Juru Ukur (Technician Surveying) ini terdiri dari 1
(satu) modul kompetensi umum 5 (lima) modul kompetensi inti, yang merupakan satu
kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Juru
Ukur (Technician Surveying).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Tim Penyusun
MODUL TS-01
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan
kerja (K3)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. viii
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
MODUL TS-01
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan
kerja (K3)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh Kotak P3K ..................................................................... II-1
Gambar 2.2 Contoh Isi Dari Kotak P3K ............................................................... II-2
Gambar 2.3 Contoh Obat Yang Belum Dan Sudah Kadaluarsa.......................... II-3
Gambar 2.4 Wajib Pakai Helm ............................................................................ II-4
Gambar 2.5 Dilarang Masuk................................................................................ II-4
Gambar 2.6 Dilarang Merokok............................................................................. II-4
Gambar 2.7 Dilarang Menyalakan Api ................................................................. II-4
Gambar 2.8 Barang Mudah Terbakar .................................................................. II-5
Gambar 2.9 Gunakan Masker ............................................................................. II-5
Gambar 2.10 Peralatan Berat................................................................................ II-5
Gambar 2.11 Bidang Licin ..................................................................................... II-5
Gambar 2.12 Aktivitas Pengerekan Barang........................................................... II-6
Gambar 2.13 Penyimpanan Barang –Barang Berbahaya ...................................... II-6
Gambar 2.14 Pos Keamanan ................................................................................ II-6
Gambar 2.15 Tempat Penyimpanan Kotak P3K ................................................... II-6
Gambar 2.16 Tempat Penyimpanan Alat Pemadam Kebakaran............................ II-7
Gambar 2.17 Awas Benda Jatuh........................................................................... II-7
Gambar 2.18 Jalur Kendaraan .............................................................................. II-7
Gambar 2.19 Bagian-Bagian Tabung Pemadam (fire extinguisher) ....................... II-12
Gambar 2.20 Pengoperasian Tabung Pemadam (fire extinguisher) ...................... II-12
Gambar 3.1 Contoh Pakaian Kerja ...................................................................... III-1
Gambar 3.2 Contoh Sepatu Pelindung ( Safety Shoes)...................................... III-2
Gambar 3.3 Contoh Topi Keras (helm) ................................................................ III-3
Gambar 3.4 Contoh Penutup Hidung ( Masker ).................................................. III-3
Gambar 3.5 Contoh Kacamata ............................................................................ III-3
Gambar 3.6 Contoh Sabuk Pengaman................................................................ III-5
Gambar 4.1 Batang Pengait ................................................................................ IV-2
Gambar 4.2 Tangga ............................................................................................ IV-2
Gambar 4.3 Hydran ............................................................................................. IV-3
Gambar 4.4 Bagian-Bagian Tabung Pemadam (fire extinguisher) ....................... IV-4
Gambar 4.5 Pengoperasian Tabung Pemadam (fire extinguisher) ...................... IV-4
MODUL TS-01
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan
kerja (K3)
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kode / Judul Modul : Teknik Penerapan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)”.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Memeriksa perlengkapan keselamatan kerja
2. Memakai alat pelindung diri.
3. Menggunakan perlengkapan sesuai prosedur standart K3
MODUL TS-01
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan
kerja (K3)
PANDUAN PEMBELAJARAN
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Teknik Penerapan Keselamatan dan
1 TS – 01
Kesehatan Kerja (K-3).
2 TS – 02 Penerapan Jadwal Konstruksi.
C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Mengikuti penjelasan TIU
Menjelaskan tujuan dan TIK dengan tekun dan OHT
instruksional umum(TIU) dan aktif LCD
Tujuan instruksional khusus Mengikuti penjelasan Flip Chart
(TIK) maksud dan tujuan
Menjelaskan maksud dan menghitung kebutuhan
tujuan menghitung kebutuhan bahan .
bahan. Mengikuti penjelasan
Menjelaskan pengertian pengertian menghitung
menghitung kebutuhan bahan. kebutuhan bahan .
Mengajukan pertanyaan
Waktu : 5 menit apabila ada yang kurang
jelas.
Waktu : 50 menit
MODUL TS-01
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan
kerja (K3)
Waktu : 50 menit
Waktu : 30 menit
MODUL TS-01 BAB I
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Pendahuluan
Kerja (K3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Modul TS-01: Teknik penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Juru Ukur
(Technician Surveying)
Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
perencanaan Juru Ukur (Technician Surveying)
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
MODUL TS-01 BAB I
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Pendahuluan
Kerja (K3)
BAB II
METODE PEMERIKSAAN PERLENGKAPAN K3
2.1. UMUM
Perlengkapan K-3 merupakan perlengkapan standart yang harus disediakan di
dalam suatu organisasi pelaksanaan konstruksi, terutama konstruksi bangunan
tinggi. Para personil yang terlibat juga harus dibekali dengan pengetahuan
perlengkapan K-3, sehingga diharapkan pada pelaksanaannya para personil
tersebut mampu melakukan pemeriksaan perlengkapan K-3 yang pada akhirnya
akan sangat bermanfaat jika terjadi adanya kecelakaan kerja.
kelengkapan yang terdapat di dalam kotak P3K. Hal-hal yang perlu diperiksa
sebagai kelengkapan kotak P3K adalah sebagai berikut :
a. Apa sajakah yang terdapat didalam kotak P3K
b. Obat apa saja yang terdapat di dalam kotak P3K
c. Apakah dalam kotak P3K terdapat obat yang diperlukan untuk mengobati luka
karena sebab tertentu misal, luka gores, luka bakar, luka akibat zat kimia dan
luka akibat lain.
d. Apakah dalam kotak P3k terdapat obat untuk mengobati penderita sakit kepala,
sakit perut / diare dan sebagainya.
e. Apakah dalam kotak P3K terdapat peralatan yang diperlukan untuk membalut
luka.
f. Apakah perlengkapan P3K dilengkapi dengan peralatan untuk pertolongan
pertama pada penderita patah tulang.
c. Kaitkan tali pengait sabuk keselamatan kerja pada tempat yang kuat serta tidak
menggangu aktivitas diri sendiri maupun pekerja lainnya.
d. Meskipun sudah menggunakan sabuk keselamatan kerja, tetaplah berhati-hati
dalam bekerja di ketinggian.
2.8. RAMBU-RAMBU
Didalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan banyak
orang, bahan, peralatan transportasi, peralatan berat serta peralatan-peralatan lain
yang peka terhadap suatu gangguan, sangatlah perlu untuk dipasang tanda-tanda
peringatan ataupun larangan yang biasa disebut dengan rambu. Rambu-rambu
yang perlu dipasang pada kegiatan konstruksi bangunan tinggi antara lain :
a. Gunakan Helem
b. Dilarang masuk
d. Awas Ada barang mudah terbakar atau bahan yang mudah terbakar
j. Pos pengamanan
o. Dan sebagainya
MODUL TS-01 BAB II
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Metode Pemeriksaan Perlengkapan K3
kerja (K3)
RANGKUMAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangatlah penting untuk diterapkan di dalam suatu
proyek konstruksi. Oleh sebab itu perlu diperiksa ketersediaan perangkat pendukung K3
seperti kotak P3K dan rambu-rambu, pelanggaran terhadap rambu-rambu K3 akan
memgakibatkan terjadinya kecelakaan kerja sesuai dengan rambu yang dilanggar.
Peralatan –peralatan pendukung tersebut perlu diperiksa sehingga pada saat digunakan
peralatan tersebut masih layak digunakan, berfungsi dengan baik dan tidak kadaluarsa
untuk obat-obatan yang ada di dalam kotak P3K, jika hal ini terjadi maka misi dari K3 tidak
akan tercapai.
MODUL TS-01 BAB II
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Metode Pemeriksaan Perlengkapan K3
kerja (K3)
1. Memeriksa perlengkapan
keselamatan kerja sesuai
standar K3
1.1 Ketersediaan dan 1. Apakah yang dimaksud dengan P3K?
Kelengkapan Kotak P-3K 2. Apakah yang dimaksud kotak P3K?
diperiksa termasuk waktu 3. Apakah diperlukan keberadaan kotak P3K
kadaluwarsanya di tempat kerja?
4. Apa sajakah yang terdapat di dalam kotak
P3K?
5. Bagaimana cara mengetahui obat yang
sudah kadaluwarsa?
1.2 Sabuk keselamatan kerja 1. Apakah kegunaan dari sabuk keselamatan
(safety belt) untuk kerja ?
digunakan di lokasi 2. Dimanakah sabuk keselamatan kerja wajib
ketinggian diperiksa digunakan ?
secara cermat apakah 3. Apa saja yang perlu diperiksa dari sabuk
masih berfungsi. keselamatan kerja?
4. Bagaimanakah cara memeriksa sabuk
keselamatan kerja?
5. Bagaimana cara menggunakan sabuk
keselamatan kerja?
1.3 Rambu-rambu 1. Apakah kegunaan rambu keselamatan
keselamatan kerja dikenali kerja?
penempatan dan 2. Sebutkan 3 (tiga) contoh rambu
dimengerti maksudnya. keselamatan kerja!
3. Dimanakah rambu keselamatan kerja
sebaiknya dipasang?
4. Siapakah yang wajib mematuhi rambu
keselamatan kerja?
5. Apakah yang akan terjadi apabila rambu
keselamatan kerja tidak dipatuhi?
MODUL TS-01 BAB II
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Metode Pemeriksaan Perlengkapan K3
kerja (K3)
BAB III
PERALATAN PELINDUNG DIRI
3.1. UMUM
Pada pelaksanaan konstruksi sebuah bangunan tinggi, para pekerja yang terlibat
akan menghadapi kemungkinan timbulnya permasalahan yang berhubungan
dengan keselamatan diri sendiri akibat kecelakaan kerja, hal ini tentunya perlu
dihindari oleh berbagai pihak karena jika hal ini terjadi, maka bisa dipastikan
berbagai pihak tersebut akan mengalami kerugian baik itu kerugian material maupun
non material. Oleh sebab itu penyediaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri atau
APD merupakan hal yang sangat penting agar resiko-resiko yang mungkin timbul
akibat kecelakaan kerja dapat diminimalisir atau bahkan ditiadakan. Alat pelindung
diri tersebut wajib digunakan oleh semua pekerja yang terlibat pada pekerjaan
konstruksi tersebut .
Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah yang berdebu
atau yang mengandung unsur kimia seperti debu semen yang dapat menimbulkan
gangguan pada pernafasan. Sehingga perlu dipilih masker yang cocok dan
memenuhi standart yang berlaku.
Kaca mata harus digunakan pada saat juru ukur bekerja didekat aktivitas pekerjaan-
pekerjaan khusus seperti : memecah batu, mengelas, menggerinda dan sebagainya.
Memakai Masker sesuai standart yang berlaku dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Gunakan Masker sesaat sebelum memasuki area yang mewajibkan penggunaan
Masker.
b. Segera ikatkan tali Masker sesuai prosedur.
c. Akan lebih baik Masker tersebut selalu dibawa oleh seorang juru ukur sebagai
perlengkapan standart.
Memakai Kaca Mata sesuai standart yang berlaku dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Gunakan Kacamata sesaat sebelum memasuki area yang mewajibkan
penggunaan Kacamata.
b. Segera ikatkan tali kacamata sesuai prosedur.
c. Akan lebih baik Kacamata tersebut selalu dibawa oleh seorang juru ukur sebagai
perlengkapan standart.
RANGKUMAN
Setiap pekerja yang terlibat didalam suatu kegiatan konstruksi harus dilengkapi dengan
alat pelindung diri serta pakaian kerja yang sesuai dengan standart alat pelindung diri
dan pakaian kerja yang tidak memenuhi standart akan mengakibatkan terjadinya cedera
atau luka ringan, sedang, maupun berat bahkan sampai pada kematian. Teknik-teknik
penggunaan alat pelindung diri perlu diajarkan kapada setiap pekerja yang terlibat
sehingga mereka dapat menggunakan alat pelindung diri secara baik benar dan sesuai
dengan standart.
MODUL TS-01 BAB III
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Peralatan Pelindung Diri
kerja (K3)
1.4 Safety belt dipakai sesuai 1. Dimanakah sabuk keselamatan atau safety
aturan. belt digunakan ?
2. Dimanakah sabuk keselamatan disimpan
saat bekerja di ketinggian ?
3. Bagaimakah memilih tempat untuk
mengaitkan sabuk pengaman ?
4. Apakah diperbolehkan tali pengikat terlalu
panjang?
5. Apakah tali pengait sabuk pengaman bisa
menggangu aktivitas juru ukur ?
MODUL TS-01 BAB IV
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Menggunakan Perlengkapan Sesuai Prosedur Standar K3
Kerja (K3)
BAB IV
MENGGUNAKAN PERLENGKAPAN SESUAI PROSEDUR
STANDAR K3
4.1. UMUM
Perlengkapan-perlengkapan K-3 pada umumnya sudah dilengkapi dengan standart-
standart penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar pihak-pihak yang terkait
langsung dengan penggunaan perlengkapan K-3 dapat menerapkan penggunaan
K-3 sesuai dengan prosedur dan standart yang berlaku. Peralatan-peralatan yang
digunakan juga sudah lazim digunakan sehingga diharapkan pada pelaksanaannya
di lapangan penggunaan perlengkapan-perlengkapan K-3 sesuai standart tidak
mengalami banyak kendala.
Bahaya kebakaran adalah bencana api yang sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan kerusakan dan kerugian baik terhadap harta maupun jiwa manusia.
Kebakaran bisa terjadi di lingkungan perumahan, pusat perbelanjaan, perkantoran
dan lain-lainnya, bahkan pada proyek pembangunan gedung yang sedang
dikerjakan sekalipun.
Dengan demikian pengetahuan tentang alat-alat dan bahan pemadam kebakaran
perlu dikuasai oleh para pelaksana pekerjaan gedung, selaku penanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka antisipasi seandainya terjadi bahaya
kebakaran. Pengetahuan minimal yang harus dikuasai, antara lain adalah :
MODUL TS-01 BAB IV
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Menggunakan Perlengkapan Sesuai Prosedur Standar K3
Kerja (K3)
1. Batang pengait
Digunakan untuk merobohkan bagian-bagian bangunan yang dekat dengan api
tetapi belum terbakar, dengan tujuan agar api tidak menjalar lebih luas lagi ke
bagian lain.
2. Tangga
Tangga digunakan untuk membantu merobohkan bagian bangunan yang tidak
terjangkau oleh batang pengait.
4. Pasir
Pasir digunakan untuk memadamkan api yang relatif masih kecil, yakni dengan
cara menuangkannya pada sumber api/bagian yang terbakar. Sebagai tindakan
pencegahan biasanya pasir dimasukkan ke dalam drum dengan volume ± 0,25
m3 dan ditempatkan pada lokasi tertentu.
MODUL TS-01 BAB IV
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Menggunakan Perlengkapan Sesuai Prosedur Standar K3
Kerja (K3)
5. Hydran
Pada daerah perkotaan atau instansi tertentu biasanya dipasang fasilitas hydran
yang sumber airnya disuplai dari PDAM setempat atau dari sumber lainnya.
Kondisi hydran biasanya diperiksa secara berkala baik kelengkapan fasilitas
maupun fungsinya, sehingga selalu ada dalam keadaan siap pakai jika sewaktu-
waktu diperlukan.
kelengkapan yang terdapat di dalam kotak P3K. Hal-hal yang perlu diperiksa
sebagai kelengkapan kotak P3K adalah sebagai berikut :
1. Apa sajakah yang terdapat didalam kotak P3K.
2. Obat apa saja yang terdapat di dalam kotak P3K.
3. Apakah dalam kotak P3K terdapat obat yang diperlukan untuk mengobati luka
karena sebab tertentu misal, luka gores, luka bakar, luka akibat zat kimia dan
luka akibat lain.
4. Apakah dalam kotak P3K terdapat obat untuk mengobati penderita sakit kepala,
sakit perut / diare dan sebagainya.
5. Apakah dalam kotak P3K terdapat peralatan yang diperlukan untuk membalut
luka.
6. Apakah perlengkapan P3K dilengkapi dengan peralatan untuk pertolongan
pertama pada penderita patah tulang.
Pernapasan buatan dari mulut ke mulut ini bisa diikuti dengan pijitan jantung
dengan cara :
Pernapasan buatan dilakukan berganti-ganti, yakni satu kali tiupan lima kali
pijitan jantung, sampai dokter datang. Pernapasan buatan dapat dilakukan
oleh satu orang atau dua orang (satu orang melakukan tiupan, satu orang
melakukan pijitan).
b. Menghentikan Pendarahan
Jika penderita luka banyak mengeluarkan darah sehigga makin lama makin
lemah, maka harus diusahakan supaya pendarahannya cepat berhenti.
Pendarahan biasanya akan segera berhenti jika bagian anggota sebelah atas
yang berdarah ditekan selama kurang lebih lima menit atau lebih sedikit. Berikut
ini adalah cara menghentikan pendarahan akibat luka:
MODUL TS-01 BAB IV
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Menggunakan Perlengkapan Sesuai Prosedur Standar K3
Kerja (K3)
1. Baringkan penderita dengan bagian kepala lebih rendah, agar darah yang
mengalir ke otaknya lebih banyak.
2. Buka atau longgarkan baju penderita.
3. Gosok kaki dan tangannya.
4. Rendam kakinya dalam air hangat (suam kuku).
5. Setelah siuman beri minum air hangat.
6. Biarkan istirahat.
Jika penderita tidak terlalu parah dapat dipapah oleh dua orang dengan cara
seperti berikut :
a. Rambu Gunakan Helm, jika rambu ini tidak dipatuhi maka kemungkinan kepala
pekerja akan terbentur atau terkena lemparan benda keras yang dapat
mengakibatkan cedera kepala baik ringan, sedang maupun berat, bahkan dapat
mengakibatkan kematian
b. Rambu Dilarang Masuk, jika rambu ini tidak dipatuhi , maka kemungkinan yang
akan terjadi adalah pekerja akan dicurigai melakukan perbuatan yang negatif,
atau juga pekerja akan mengalami kejadian yang mengancam keselamatannya
akibat dari maksud rambu Dilarang Masuk tersebut dipasang.
c. Rambu Dilarang Merokok atau Dilarang Menyalakan Api, jika rambu ini tidak
dipatuhi maka kemungkinan aktivitas merokok atau menyalakan api yang
dilakukan akan dapat menyebabkan kebakaran yang tentunya sangat tidak
diharapkan.
d. Rambu Awas Ada Barang Mudah Terbakar atau Bahan yang Mudah
Terbakar, jika rambu ini tidak dipenuhi maka akan timbul kemungkinan barang
yang mudah terbakar benar-benar mengalami kebakaran.
e. Rambu Awas Ada Polusi Zat Kimia / Gunakan Masker, jika rambu ini tidak
dipatuhi, maka kemungkinan yang akan timbul adalah pekerja akan terkena
kontaminasi atau polusi yang ditimbulkan oleh zat kimia yang dimaksud.
f. Rambu Awas Ada Lalu Lintas Alat Berat, jika rambu ini tidak dipenuhi maka
kemungkinan yang akan terjadi adalah pekerja yang bersangkutan dapat
terserempet, terlindas maupun terbentur alat berat di saat alat-alat berat tersebut
melakukan manuver.
g. Rambu Awas Bidang Licin atau Awas Tergelincir, jika rambu ini tidak dipatuhi,
maka kemungkinan yang akan terjadi adalah pekerja maupun peralatan atau
barang yang dibawa oleh pekerja akan tergelincir dan tentunya akan
MODUL TS-01 BAB IV
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Menggunakan Perlengkapan Sesuai Prosedur Standar K3
Kerja (K3)
RANGKUMAN
Pada suatu kegiatan konstruksi, diharapkan para pekerja yang terlibat mengenal,
mengetahui dan bisa menggunakan peralatan-peralatan keselamatan kerja sesuai
prosedur.
Fungsi dan penggunaan peralatan-peralatan pemadam kebakaran seperti batang pengait,
tabung pemadam kebakaran, tangga, pasir tabor, karung serta hydran perlu diajarkan
kepada para pekerja sehingga jika terjadi kebakaran maka seluruh pekerja yang ada
dapat melibatkan diri dalam proses pemadaman.
1. Menggunakan perlengkapan
sesuai prosedur standar K3
1.1 Peralatan pemadam 1. Apakah peralatan pemadam kebakaran
kebakaran diperiksa perlu diperiksa ?
apakah masih berfungsi. 2. Apakah kegunaan pasir tabur?
3. Apakah kegunaan batang pengait?
4. Apakah kegunaan hydran?
5. Bagaimakah cara mengoperasikan tabung
pemadam kebakaran?
DAFTAR PUSTAKA
2 Kotak P3K adalah salah satu peralatan utama yang harus ada pada
organisasi P3K
4 Obat-obatan sederhana seperti obat sakit kepala, obat merah, obat sakit
perut, perban rivanol dan sebagainya.
5 Ada tiga cara :
a. Dengan melihat masa kadaluarsa yang ada pada etiket obat.
b. Warna yang sudah berubah atau tidak bening lagi (keruh)
c. Bau yang sangat menyengat.
2 Di tempat ketinggian.
3 a. Batang pengait
b. Karung-karung yang dibasahi
c. Tabung Pemadam Kebakaran
2 Pakaian kerja yang ideal adalah pakaian kerja yang kuat, tidak terlalu ketat
dan tidak terlalu longgar serta dapat untuk membawa perlengkapan kecil
praktis yang diperlukan.
5 Pakaian kerja yang terlalu ketat akan menyulitkan pekerja pada saat
memanjat.
2 Tidak.
3 a. Safety Shoes harus dipakai di kaki sesuai standart dan ikatkan tali
sepatu secara kuat namun mudah untuk dilepas.
b. Untuk karakteristik bidang injak gunakan jenis Safety Shoes yang
sesuai.
c. Gunakan selalu kaos kaki agar kulit kaki tidak mengalami kontak
langsung dengan bagian dalam Safety Shoes.
d. Safety Shoes harus digunakan oleh juru ukur beserta timnya.
e. Safety Shoes harus sudah digunakan semenjak mulai masuk ke area
pekerjaan.
2 Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah yang
berdebu atau yang mengandung unsur kimia seperti debu semen yang
dapat menimbulkan gangguan pada pernafasan.
3 a. Gunakan Safety Helmet di kepala setiap saat selama juru ukur berada
di areal pekerjaan.
b. Segera ikatkan tali Safety Helmet sesuai prosedur.
c. Safety Helmet harus digunakan oleh juru ukur beserta timnya.
2 Selalu diikatkan pada badan, agar setiap saat diperlukan tinggal mengaitkan
pada tempat yang cocok dan kuat.
4 Tidak, sebab tali pengikat yang terlalu panjang akan mengganggu aktivitas
orang lain maupun aktivitas diri sendiri.
5 Ya, karena aktivitas juru ukur pada saat mengoperasikan peralatan ukur
lebih sering melakukan manuver mengelilingi peralatan ukur, sehingga jika
tali pengikat terlalu panjang akan dapat mengganggu aktivitasnya sendiri
MODUL TS-01 BAB IV
Teknik Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Menggunakan Perlengkapan Sesuai Prosedur
Kerja (K3) Standar K3
2 Pasir digunakan untuk memadamkan api yang relatif masih kecil, yakni
dengan cara menuangkannya pada sumber api/bagian yang terbakar.
3 Digunakan untuk merobohkan bagian-bagian bangunan yang dekat
dengan api tetapi belum terbakar, dengan tujuan agar api tidak menjalar
lebih luas lagi ke bagian lain.
4 hydran berfungsi sebagai sumber air yang disuplai dari PDAM setempat
atau dari sumber lainnya dan air dari hydran ini digunakan sebagai sumber
air untuk pemadam kebakaran.