Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No.

1 [April 2020] 57-68


Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

OPTIMASI KONSENTRASI ENZIM PAPAIN DAN


SUHU PEMANASAN PADA PEMBUATAN DANGKE DENGAN
RESPONSE SURFACE METHOD (RSM)

Optimization of Papain Enzyme Concentration and Heating Temperature in


Making Dangke Using Response Surface Method (RSM)

Maimunah Hindun Pulungan*, Marta Muthia Kamilia, Ika Atsari Dewi

Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya


Jl. Veteran - Malang 65145
*Penulis Korespondensi, email: maimun2010@ub.ac.id

Disubmit: 1 September 2019 Direvisi: 27 Januari 2020 Diterima: 10 Februari 202

ABSTRAK

Tujuan penelitian mengetahui konsentrasi enzim papain serta suhu pemanasan yang optimal
sehingga diperoleh dangke dengan kualitas dan penerimaan konsumen yang baik. Penelitian
dirancang menggunakan Response Surface Method menggunakan Rancangan Komposit Terpusat
dengan dua faktor. Faktor pertama konsentrasi enzim papain (0,1%; 0,3%; 0,5%) dan faktor kedua
suhu pemanasan (65ºC; 75ºC; 85ºC). Hasil solusi optimal diperoleh pada perlakuan konsentrasi
enzim papain sebesar 0,21% dan suhu pemanasan sebesar 77,73 ºC dengan dangke yang memiliki
nilai kadar protein sebesar 11,93%, total padatan terlarut whey dangke sebesar 6,310Brix dan
rendemen sebesar 14,44%. Warna netral, tekstur agak tidak menyukai, rasa tidak menyukai dan
aroma netral.

Kata Kunci: Dangke; Enzim Papain; Response Surface Method; Suhu Pemanasan

ABSTRACT

The purpose is to determine the concentration of the papain enzyme and heating temperature the
optimal in order to obtained with quality and good consumer acceptance. The study was designed used the
Response Surface Method with Centralized Composite Design with two factors. The first factor is the
concentration of the papain enzyme (0.1%; 0.3%; 0.5%) and the second factor is the heating temperature
(65ºC; 75ºC; 85ºC). The optimal solution results obtained in the treatment of papain enzyme concentration
of 0.21% and heating temperature of 77.73 ºC with dangke which has a protein content value of 11.93%, the
total dissolved solids of whey dangke amounted to 6.310Brix and the yield of 14.44%. Neutral color,
somewhat disliked texture, disliked taste and neutral aroma.

Keywords: Dangke; Heating Temperature; Papain Enzyme; Response Surface Method

PENDAHULUAN al. (2018) menyatakan, produksi dangke me-


ningkat seiring dengan peningkatan per-
Indonesia memiliki produk olahan susu mintaan konsumen. Distribusi dangke telah
tradisional, salah satunya adalah dangke. menjangkau pulau Jawa dan Sumatra bahkan
Dangke merupakan produk yang menyerupai negara Brunei Darussalam dan Malaysia,
keju lunak segar dari Kabupaten Enrekang namun usaha dangke masih berupa industri
Sulawesi Selatan (Hatta et al., 2013). Baarri et rumah tangga dengan menggunakan

57
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

teknologi yang sederhana (Rahman, 2014). demen, sedangkan suhu pemanasan yang ter-
Proses produksi teknologi yang sederhana ini lalu tinggi berpengaruh pada rendah-nya
akan berpengaruh pada kualitas dangke yang kadar protein dan kadar air pada dangke.
dihasilkan. Optimasi konsentrasi enzim papain dan suhu
Dangke dibuat dengan memanaskan pemanasan diharapkan mampu memperbaiki
susu segar lalu diaduk agar partikel susu kualitas dangke, sehingga tujuan penelitian
mem-peroleh panas secara merata. Kemudian untuk mengetahui konsentrasi enzim papain
getah pepaya ditambahkan pada susu yang serta suhu pemanasan yang optimal sehingga
sebe-lumnya dilarutkan dengan air terlebih diperoleh dangke dengan kualitas dan
dahulu dan kembali diaduk agar getah larut penerimaan konsumen yang baik.
sehingga dapat menggumpalkan protein susu.
Gumpalan susu (curd) disaring untuk di-
pisahkan dari cairan (whey) sekaligus dicetak METODE
menggunakan tempurung kelapa. Curd dice-
tak dalam kondisi panas dengan ditekan- Pembuatan dangke menggunakan alat
tekan agar tekstur menjadi lebih kompak. timbangan digital (Mettler), panci, kompor
Kemudian dangke dikemas menggunakan (Rinnai), sendok, termometer digital TP-101,
daun pisang. Kualitas dangke yang diperoleh saringan plastik 40 mesh, kain saring 80 mesh,
ha-nya didasarkan pada tekstur serta rasa dan cetakan dari aluminium foil. Alat untuk
yang dihasilkan. Getah pepaya yang dila- analisa meng-gunakan timbangan (Mettler),
rutkan dengan air terlebih dahulu sebelum oven (Mem-mert), tanur (Thermolyne),
digunakan tidak diketahui perbandingan dan soxhlet extractor, kjeldahl des-tilation unit
konsentrasi getah yang digunakan (Hatta et al., (Buchi), desikator, labu lemak, buret, statif,
2014). Penggunaan koagulan getah pepaya cawan aluminium, cawan por-selen, mortar,
dirasa kurang efektif untuk perkembangan kertas saring, spatula, dan refraktometer.
dangke dikarenakan setiap pembuatan dang- Bahan yang digunakan untuk pem-
ke harus menyadap getah pepaya dahulu buatan dangke adalah enzim papain impor
agar getah masih segar karena getah mem- yang diproduksi oleh Perusahaan Nanning
punyai daya simpan yang tidak bertahan Pangbo Biological Engineering dari China, susu
lama (Suyanti et al., 2012). Alternatif peng- sapi segar dari KUD Batu Malang, dan garam
ganti koagulan getah pepaya yaitu enzim dapur merek “Kapal”. Bahan yang digunakan
papain sehingga daya simpannya lebih lama untuk analisa adalah sampel dangke, H2SO4,
dan bisa digunakan beberapa kali. NaOH, H3BO3, HCl, in-dikator metil biru,
Enzim papain diperoleh dari pemurnian indikator metil merah, tablet kjeldahl
getah tanaman pepaya yang dimanfaatkan (mengandung K2SO4 dan CuSO4), dan
untuk industri minuman, makanan, pengo- aquades.
lahan daging, pengolahan ikan, farmasi, kos-
metik serta tekstil (Warisno, 2003). Penelitian Rancangan Penelitian
mengenai penggunaan enzim papain sebagai Penelitian menggunakan Response
koagulan telah dilakukan oleh Arlene et al. Surface Method (RSM) dengan Rancangan
(2014) yaitu dalam pembuatan keju dengan Komposit Terpusat (Central Composit Design)
koagulan berupa enzim papain diperoleh dengan 2 faktor yaitu konsentrasi enzim
rendemen 10,75%; kadar protein 0,62%; kadar papain (X1) dan suhu pemanasan (X2),
air 42,5%; kadar lemak 0,077%; dan kadar abu masing-masing faktor mempunyai tiga level
0,046%. Berdasarkan hal tersebut, enzim pa- dengan kode +1, -1, dan 0. Faktor konsentrasi
pain dapat digunakan sebagai koagulan peng- enzim papain mempunyai titik bawah 0,1%
ganti getah pepaya pada pembuatan dangke. (X1= -1), titik tengah 0,3% (X1= 0), serta titik
Kualitas dangke yang baik dengan atas 0,5% (X1= +1). Faktor suhu pemanasan
adanya kandungan gizi menjadi aspek yang mempunyai titik bawah 65ºC (X2= -1), titik
dipertimbangkan oleh konsumen. Mukhlisah tengah 75ºC (X2= 0), dan titik atas 85ºC
et al. (2017) menyatakan bahwa penambahan (X2=+1). Respon yang dioptimasi yaitu kadar
konsentrasi enzim papain dan suhu pema- protein dangke, total padatan terlarut whey
nasan berpengaruh pada kualitas dangke. Jika dangke, kadar air dangke dan rendemen
konsentrasi enzim papain yang digunakan dangke.
terlalu tinggi akan menurunkan nilai ren-

58
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Pelaksanaan Penelitian dan rendemen dangke kemudian diolah


Air 2000 ml dimasukkan dalam wadah menggunakan program Design Expert 7.5.
panci dengan diameter 20 cm, kemudian susu
sapi segar sebanyak 1000 ml dimasukkan
dalam wadah panci dengan diameter 18 cm. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wadah panci yang berisi susu sapi segar
kemudian dimasukkan kedalam wadah panci Kadar Protein Dangke
yang berisi air. Setelah itu susu sapi segar dan Analisa pemilihan model berdasarkan
air dalam wadah panci dipanaskan sampai model urutan jumlah kuadrat yang disa-
suhu sesuai perlakuan sambil sesekali diaduk rankan adalah model kuadratik yang mem-
menggunakan sendok. Kemudian susu sapi punyai nilai F sebesar 1,75 dengan p sebesar
ditambahkan enzim papain sesuai perlakuan 0,2427. Nilai p>0,05 maka model kuadratik
dan ditambahkan garam 1%. Setelah itu memiliki pengaruh yang tidak signifikan ter-
diaduk menggunakan sendok sampai ter- hadap respon kadar protein. Berdasarkan uji
bentuk gumpalan (curd), gumpalan (curd) ketidaktepatan model, nilai p untuk model
kemudian disaring dari whey menggunakan kuadratik sebesar 0,2741 (p>0,05), hal ini
kain saring dan saringan plastik. Kemudian menunjukkan model kuadratik merupakan
gumpalan (curd) ditekan-tekan dengan sen- model yang sesuai untuk respon kadar
dok hingga memadat untuk membantu protein sebesar 27,41%. Berdasarkan ring-
memi-sahkan whey yang masih terdapat pada kasan model statistik, diperoleh nilai R2
curd. sebesar 0,5418 yang be-rarti faktor mampu
mempengaruhi respon sebesar 54,18%. Re-
Metode Analisis rata kadar protein pada berbagai konsentrasi
Analisis yang dilakukan yaitu analisis enzim papain dan suhu pemanasan disajikan
kadar protein metode kjeldhal (AOAC, 2005), dalam Tabel 1.
analisis total padatan terlarut whey (SNI 01- Hasil analysis of variance (ANOVA)
3546-2004), analisis kadar air menggunakan menunjukkan pengaruh faktor konsentrasi
moisture analyzer (Nollet dan Fidel, 2008), enzim papain dan suhu pemanasan ter-hadap
analisis rendemen (Nugroho et al., 2018), respon kadar protein tidak ber-pengaruh
analisis kadar lemak metode ekstraksi soxhlet signifikan karena mempunyai nilai p masing-
(AOAC, 2005), analisis kadar abu metode masing 0,089 (p>0,05) dan 0,496 (p>0,05).
gravimetri (AOAC, 2005), dan analisis orga- Kemudian hubungan antar faktor terhadap
noleptik metode hedonic scale scoring (Lawless respon kadar protein dija-barkan pada
dan Hildegarde, 2010). persamaan aktual yang ditu-njukkan pada
persamaan (1), selain itu juga digambarkan
Analisis Data dalam bentuk response surface tiga dimensi
Data yang telah didapatkan dari yang ditunjukkan pada Gambar 1.
pengujian kadar protein dangke, total pa-
datan terlarut whey dangke, kadar air dangke, Y= -42,31 + 36,54X1 + 1,37X2 – 0,32X1X2 –
32,71X12 – 8,88E-003X22……………………(1)

Gambar 1. Response surface tiga dimensi kadar protein dangke

59
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Tabel 1. Rerata respon pada berbagai konsentrasi enzim papain dan suhu pemanasan

Variabel Kode Variabel Asli Respon


Total
Konsentrasi Suhu Kadar Padatan Kadar
N Rendemen
X1 X2 Enzim Pemanasan Protein Terlarut Air
o (%)
Papain (%) (ºC) (%) Whey (%)
(0Brix)
1-1 -1 0,1 65 8,89 6,8 53,40 13,06
21 -1 0,5 65 7,56 7,4 56,13 11,79
3-1 1 0,1 85 9,74 6,7 54,47 14,65
41 1 0,5 85 5,82 6,6 59,16 13,45
-1,414
5 0 0,02 75 12,83 6,6 52,35 13,84
1,414
6 0 0,58 75 8,21 7,0 59,31 12,55
70 -1,414 0,3 60,86 12,56 7,2 51,05 12,27
80 1,414 0,3 89,14 10,16 6,5 57,59 14,09
90 0 0,3 75 10,68 6,5 59,09 14,12
1
0 0 0,3 75 13,40 5,8 53,60 14,34
0
1
0 0 0,3 75 13,20 6,4 53,04 14,43
1
1
0 0 0,3 75 11,59 6,4 52,88 14,26
2
1
0 0 0,3 75 9,11 6,6 56,96 13,47
3

Gambar 1. menunjukkan tingginya terdapat penurunan terhadap kadar protein


konsen-trasi enzim papain akan menurunkan dangke yang cukup signifikan jika suhu
kadar protein. Hal tersebut diduga konsen- pema-nasan ditingkatkan hingga mencapai
trasi enzim papain yang tinggi menyebabkan 900C. Hal ini diduga karena enzim memiliki
pembentukan curd dangke menjadi kurang batasan suhu tertentu yang menyebabkan
sempurna. Menurut Khattak et al. (2006), en- enzim menjadi terdenaturasi dan tidak
zim melakukan katalisis pada satu substrat berfungsi, sedangkan suhu pemanasan yang
sehingga ketika substrat yang tersedia terba- terlalu rendah menyebabkan kerja en-zim
tas namun enzim yang digunakan berlebihan terhambat sehingga penggumpalan menjadi
menyebabkan aktivitas enzim terhenti ketika kurang optimal yang mengaki-batkan
substrat telah habis. Pardede et al. (2013) terdapat protein yang tidak meng-gumpal
menambahkan, konsentrasi enzim yang terla- dan menyebabkan kadar protein menjadi
lu tinggi mengakibatkan aktivitas enzim men- rendah (Saini, 2010).
jadi tidak optimal, hal ini berpengaruh pada
curd yang diperoleh menjadi lebih rendah dan Total Padatan Terlarut Whey Dangke
akan mempengaruhi kandungan protein pada Analisa pemilihan model berdasarkan
curd yang dihasilkan. model urutan jumlah kuadrat yang disa-
Suhu pemanasan yang sesuai mampu rankan adalah model kuadratik dengan ni-lai
meningkatkan kadar protein pada dangke. F 7,05 serta nilai p 0,0210. Nilai p<0,05 maka
Hal ini diduga dikarenakan enzim akan model kuadratik memiliki pengaruh
bekerja dalam kondisi terbaik dibantu dengan signifikan terhadap respon.
adanya suhu pemanasan enzim papain yang Berdasarkan uji ketidaktepatan model,
optimum sehingga pembentukan curd dangke nilai p model kuadratik sebesar 0,9948 (p>0,05)
terjadi secara maksimal dan meningkatkan yang menunjukkan model kuad-ratik
kadar protein pada dangke. Enzim papain merupakan model yang sesuai sebesar 99,48%.
memiliki suhu optimum sebesar 65-700C Pada ringkasan model statistik, diperoleh
(Walsh, 2002) Menurut Mukhlisah et al. (2017) nilai R2 sebesar 0,7916 yang berarti faktor
pada penelitiannya menyatakan bahwa mampu mempengaruhi res-pon sebesar

60
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

79,16%. Rerata total padatan terlarut whey Gambar 2. juga menunjukkan


pada berbagai konsentrasi enzim papain dan penambahan konsentrasi enzim papain yang
suhu pemanasan disajikan pada Tabel 1. terlalu tinggi dapat meningkatkan respon
Hasil analysis of variance (ANOVA) total padatan terlarut pada whey dangke.
menunjukkan faktor konsentrasi enzim pa- Menurut Nugroho et al. (2018), proses
pain terhadap respon total padatan terlarut penggumpalan curd yang tidak optimal akibat
whey tidak berpengaruh signifikan dengan dari proses pemecahan protein (kasein) secara
nilai p 0,158 (p>0,05), sedangkan fakor suhu berlebihan yang disebabkan tingginya
pemanasan berpengaruh signifikan karena konsentrasi enzim yang dig-unakan sehingga
mempunyai nilai p 0,03 (p<0,05). Hubungan kasein banyak yang ter-larut dalam air whey.
faktor antar faktor terhadap respon total Sulmiyati dan Rah-mawati (2017)
padatan terlarut whey dijabarkan dengan per- menambahkan, tingginya penambahan kadar
samaan aktual yang ditunjukkan pada enzim papain tidak hanya menyebabkan
persamaan (2) serta digambarkan dalam ben- terlarutnya protein (kasein) pada whey, tetapi
tuk response surface tiga dimensi yang di- juga terdapat laktosa yang berikatan dengan
tunjukkan pada Gambar 2. molekul protein sehingga laktosa juga ikut
terlarut pada whey. Hal tersebut
Y= 21,54 + 3,59X1 - 0,39X2 – 0,08X1X2 + 6,06X12 menyebabkan total padatan terlarut pada
+ 2,68E-003X22………………..……………….(2) whey akan meningkat.

Gambar 2. menunjukkan suhu Kadar Air Dangke


pemanasan dibawah 650C meningkatkan Analisa pemilihan model berdasarkan
respon total padatan terlarut whey dangke. model urutan jumlah kuadrat yang
Hal ini diduga suhu pemanasan rendah disarankan adalah model linier dengan nilai F
menyebabkan aktivitas enzim papain 7,55 dan nilai p 0,0100. Nilai p<0,05 maka
terhambat sehingga penggumpalan curd model linier memiliki pengaruh signifikan
menjadi tidak maksimal dan mengakibatkan terhadap respon kadar air. Berdasarkan uji
masih terdapat padatan (kasein) yang belum ketidaktepatan model, nilai p untuk model
menggumpal yang akan terlarut pada whey. sebesar 0,9650 (p>0,05) yang menunjukkan
Saini (2010) menyatakan, enzim papain model linier meru-pakan model yang sesuai
bekerja secara maksimal pada suhu opti- sebesar 96,50%. Pada ringkasan model
mumnya, suhu optimum enzim papain yaitu statistik diperoleh nilai R2 sebesar 0,6016 yang
sebesar 65-70°C (Walsh, 2002). Enzim papain berarti kon-sentrasi enzim papain dan suhu
yang bekerja pada suhu optimum menun- pemanasan mam-pu mempengaruhi respon
jukkan kinerja enzim sedang dalam kondisi kadar air sebesar 60,16%. Rerata kadar air
terbaik sehingga proses pembentukan curd pada berbagai konsentrasi enzim papain dan
menjadi maksimal dan dapat menurunkan suhu pemanasan disajikan dalam Tabel 1.
total padatan terlarut pada whey.

Gambar 2. Response surface tiga dimensi total padatan terlarut whey dangke

61
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Gambar 3. Response surface tiga dimensi kadar air dangke

Hasil analysis of variance (ANOVA) terdapat air whey dalam curd. Chitranayak et
menunjukkan faktor konsentrasi enzim pa- al. (2017) menyatakan proses penekanan curd
pain memiliki nilai p 0,0100 (p<0,05) dan dengan tekanan yang se-suai berpengaruh
faktor suhu pemanasan memiliki nilai p terhadap kadar air curd, hal ini menyebabkan
0,0118 (p<0,05) yang berarti kedua faktor ber- agregat-agregat curd bergabung dan memadat
pengaruh signifikan. Kemudian hubungan sehingga air whey yang keluar dari curd
antar faktor terhadap respon dijabarkan de- menjadi lebih banyak dan air dalam curd
ngan persamaan aktual pada persamaan (3) menjadi lebih rendah.
serta digambarkan dalam response surface tiga
dimensi yang ditunjukkan pada Gambar 3. Rendemen Dangke
Analisa pemilihan model berdasarkan
model urutan jumlah kuadrat yang disa-
Y = 39,56 + 10,79X1 + 0,17X2………………....(3)
rankan adalah model kuadratik yang me-
miliki nilai F 12,77 serta nilai p 0,0210
Gambar 3. menunjukkan bahwa respon
Nilai p<0,05 maka model kuadratik
kadar air meningkat seiring meningkatnya
berpengaruh signifikan terhadap respon. Ber-
enzim papain dan suhu pemanasan. Hal ini
dasarkan uji ketidaktepatan model, nilai nilai
diduga tingginya penggunaan konsentrasi en-
p untuk model sebesar 0,8515 (p>0,05) yang
zim menyebabkan pembentukan curd menjadi
berarti model kuadratik merupakan model
tidak optimal sehingga dangke yang diha-
yang sesuai untuk respon sebesar 85,15%. Pa-
silkan memilki tekstur yang berarir dan lem-
da ringkasan model statistik, diperoleh Nilai
bek. Yuniwati (2008) menyatakan dangke
R2 sebesar 0,9285 yang berarti faktor mampu
dengan tekstur lembek masih mengandung
mempengaruhi respon rendemen sebesar
cukup banyak air sehingga kadar air dangke
92,85%. Rerata rendemen pada berbagai kon-
menjadi tinggi. Menurut Bansal et al. (2007),
sentrasi enzim papain dan suhu pemanasan
penambahan persentase enzim yang terlalu
disajikan dalam Tabel 1.
berlebihan menyebabkan kasein menjadi je-
Hasil analysis of variance (ANOVA) me-
nuh yaitu sehubungan dengan terbatasnya
nunjukkan konsentrasi enzim papain memi-
jumlah kasein yang tersedia, sehingga kasein
liki nilai p 0,0020 (p<0,05) dan suhu pema-
yang terikat dengan enzim jumlahnya
nasan memiliki nilai p 0,0003 (p<0,05), ini
konstan. Hal ini membuat aktivitas enzim
menunjukkan kedua faktor mempunyai pe-
tidak dapat bekerja optimal dan me-
ngaruh yang signifikan pada respon ren-
nyebabkan terjadi penahanan air dalam curd
demen. Kemudian hubungan antar faktor
sehingga kadar air pada curd akan meningkat.
terhadap respon rendemen dijabarkan pada
Berdasarkan Gambar 3., meningkatnya
persamaan aktual yang ditunjukkan pada
suhu pemanasan menyebabkan kadar air
persamaan (4) serta digambarkan dalam ben-
yang dihasilkan juga meningkat, hal tersebut
tuk response surface tiga dimensi yang ditun-
diduga dikarenakan ketika terjadi proses
jukkan pada Gambar 4.
penekanan curd tekanan yang diberikan
kurang maksimal karena penekanan
Y= -17,19 + 3,44X1 + 0,76X2 + 8,75E-003X1X2 –
dilakukan secara manual sehingga masih
11,30X12 – 4,59E-003X22………...(4)

62
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Tabel 2. Batas optimasi untuk respon penelitian


Batas Bawah Batas Atas
Kriteria Nama (Satuan) Tujuan
Standar Penelitian Standar Penelitian
Konsentrasi
Faktor Dalam Range 0,1 0,5 0,1 0,5
Enzim Papain (%)
Suhu Pemanasan
Faktor Dalam Range 65 85 65 85
(0C)
Respon Kadar Protein (%) Maksimum 10,29 a
5,8 16,86 a
13,40
Total Padatan
Respon Terlarut Whey Minimum 6,2b 5,8 7c 7,4
( Brix)
0

Respon Rendemen (%) Maksimum 11,88a 11,79 15.66a 14,65


Keterangan: Mukhlisah et al. (2017), Dattatreya dan Scott (2006), Nguyen et al. (2003)
a) b) c)

Gambar 4. Response Surface tiga dimensi rendemen dangke

Berdasarkan Gambar 4, tingginya suhu optimal. Wardhani et al. (2018) me-


pemanasan berpengaruh pada rendemen nambahkan, enzim yang bekerja optimal
dangke. Hal ini diduga meningkatnya suhu mampu menghasilkan rendemen lebih
pemanasan berpengaruh terhadap kecepatan banyak karena terjadi peningkatan reaksi
reaksi enzimatis. Menurut Suhandana et al. dalam memecah kasein menjadi curd se-
(2013), peningkatan suhu pemanasan dapat hingga curd yang dihasilkan lebih banyak,
meningkatkan energi kinetik enzim dimana namun kinerja enzim yang tidak maksimal
molekul-molekul substrat dan enzim semakin menyebabkan ketidakstabilan pada kasein
cepat gerakannya dan berpeluang besar ketika terjadi pemecahan kasein sehingga
terjadi tumbukan dan memaksi-malkan mengakibatkan kasein banyak yang terlarut
pembentukan produk. Winarti et al. (2007) dalam whey dan rendemen yang dihasilkan
menambahkan, peningkatan suhu dapat akan semakin rendah.
membantu reaksi enzimatis dalam meng-
hidrolisis protein sehingga akan diha-silkan Optimasi Respon
rendemen yang semakin tinggi. Respon kadar protein, total padatan
Gambar 4. juga menunjukkan pening- terlarut whey, dan rendemen mempunyai
katan konsentrasi enzim papain menye- model kuadratik, sehingga disertakan dalam
babkan rendemen rendah. Menurut Pardede penentuan titik optimum. Respon kadar air
et al. (2013), penambahan konsentrasi enzim memiliki model linier sehingga tidak dise-
yang berlebihan menyebabkan aktivitas rtakan dalam penentuan titik optimum.
enzim menjadi tidak optimal karena substrat Optimasi dilakukan dengan batasan yang
yang tersedia jumlahnya tidak memadai telah ditentukan yang disajikan pada Tabel 2.
sehingga pembentukan curd menjadi tidak

63
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Tabel 3. Solusi hasil komputasi


Parameter Hasil Solusi Titik Optimum
Konsentrasi Enzim Papain 0,21%
Suhu Pemanasan 77,73ºC
Kadar Protein (%) 11,93%
Total Padatan Terlarut Whey 6,310Brix
Rendemen 14,44%
Desirability 0,63

Tabel 4. Perbandingan hasil verifikasi dengan hasil prediksi program


Total Padatan Terlarut
Parameter Kadar Protein (%) Rendemen (%)
Whey (0Brix)
Prediksi Tertinggi 17,38 6,92 15,25
Prediksi Optimum 11,93 6,31 14,44
Prediksi Terendah 6,48 5,69 13,62
Hasil Verifikasi 21,96 6,03 14,01

Hasil dari optimasi kemudian diduga susu tersebut mempunyai kualitas


didapatkan solusi optimal pada Tabel 3. Hasil yang berbeda dengan yang digunakan
solusi optimal diperoleh pada konsentrasi sebelumnya karena diperoleh dari bebe-rapa
enzim papain sebesar 0,21% dan suhu peternak yang berbeda. Menurut Rybak
pemanasan sebesar 77,73ºC, dengan desi- (2014), terdapat keterkaitan antara kualitas
rability sebesar 0,63%. Desirability menun- susu dengan kualitas curd yang dihasilkan,
jukkan kesesuaian formula respon yang dipe- hal ini merujuk peran penting protein susu
roleh dari program dengan nilai respon yang yang berdampak pada jumlah kasein yang
diinginkan. Nilai desirability berkisar dari 0 teragregasi dalam pem-bentukan curd
hingga 1, nilai mendekati 1 berarti formula sehingga mempengaruhi ka-dar protein curd
respon yang diperoleh semakin mendekati yang diperoleh.
formula respon yang diinginkan (Waziiroh
dan Nur, 2016). Perbandingan Dangke Solusi Optimum
dengan SNI : 01-2980-1992
Verifikasi Kondisi Optimum Hasil Prediksi Dangke solusi optimum dibanding-kan
Data yang digunakan untuk verifikasi dengan SNI nomor 01-2980-1992 ten-tang keju
yaitu data hasil solusi optimum dengan kon- olahan karena dangke belum mempunyai SNI
sentrasi enzim papain sebesar 0,21% serta sehingga standar yang mendekati yaitu SNI
suhu pemanasan sebesar 77,73ºC. Proses veri- keju olahan. Ber-dasarkan Tabel 5., kadar
fikasi dilakukan sebanyak tiga kali pengu- protein dan kadar abu sudah sesuai dengan
langan, kemudian dilakukan perbandingan SNI, sedangkan untuk kadar air dan kadar
hasil verifikasi dengan hasil prediksi oleh pro- lemak belum sesuai dengan SNI. Tingginya
gram pada Tabel 4. Hasil verifikasi untuk kadar air dangke diduga pengaruh proses
kadar protein lebih tinggi dari rentang pre- pene-kanan curd yaitu tekanan yang
diksi yaitu sebesar 21,96%, kemudian untuk diberikan kurang maksimal karena hanya
respon total padatan terlarut whey dan rende- dilakukan secara manual. Menurut Carrol
men hasil verifikasinya lebih rendah dari dan Phyllis (2012), penekanan curd yang baik
prediksi masing-masing sebesar 6,030Brix dan dila-kukan secara mekanik dengan alat
14,01%. penekan sehingga pengeluaran whey menjadi
Hasil verifikasi kadar protein tidak efisien. Fox (2012) menambahkan, penekanan
berada pada rentang prediksi melainkan lebih curd bertujuan mengurangi kelembaban,
tinggi, hal tersebut diduga dikarenakan kua- pene-kanan yang dilakukan ketika curd dalam
litas susu sapi yang digunakan mempenga- keadaan panas akan dihasilkan curd dengan
ruhi kadar protein dangke. Susu sapi yang kadar air lebih rendah dengan tekstur curd
digunakan berasal dari KUD Batu, namun padat.

64
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Tabel 5. Perbandingan SNI : 01-2980-1992, dengan dangke hasil solusi optimal


Dangke Solusi
Parameter SNI : 01-2980-1992
Optimal
Kadar Protein (%) 22,14 Minimal 19,5
Kadar Air (%) 50,17 Maksimal 45
Kadar Lemak (%) 18,33 Minimal 25
Kadar Abu (%) 2,25 Maksimal 5,5

Tabel 6. Rerata penilaian panelis terhadap organolpetik dangke


Organoleptik Dangke Solusi Optimal Dangke Komersial
Dangke Rerata Keterangan Rerata Keterangan
Warna 4,36 Netral 5,08 Agak Menyukai
Tekstur 3,44 Agak Tidak Menyukai 5,24 Agak Menyukai
Rasa 2,32 Tidak Menyukai 4,48 Netral
Aroma 4,36 Netral 4,88 Netral

Hasil kadar lemak dangke lebih rendah Tekstur Dangke


jika dibandingkan dengan kadar lemak SNI Rerata penilaian panelis terhadap
keju olahan, hal ini diduga dikarenakan kadar tekstur dangke komersial yaitu agak me-
air dangke masih cukup tinggi sehingga nyukai dan dangke hasil solusi optimal yaitu
mempengaruhi kadar lemak dangke. Marti- tidak menyukai. Tekstur dangke komersial
nez dan Jorge (2019) menyatakan, lemak dan lebih padat, kompak, dan kenyal sedangkan
air berperan dalam mengisi matriks kasein tekstur dangke hasil solusi optimal lebih
keju, kandungan air yang tinggi menye- lembut dan rapuh. Rerata penilaian tekstur
babkan lemak pada keju rendah. Keju dengan dangke dilihat pada Tabel 6.
lemak rendah memiliki sedikit globula- Perbedaan tekstur dangke diduga
globula lemak sehingga matriks keju didomi- karena pengaruh dari kadar air, dangke solusi
nasi ikatan antara kasein dan air (Gunase- optimal mempunyai kandungan kadar air
karan, 2003). lebih tinggi sehingga teksturnya menjadi
tidak padat dan cenderung rapuh. Lee et al.
Organoleptik Dangke
(2009) menyatakan, kadar air tinggi dalam
Warna Dangke
curd keju akan mempengaruhi tekstur dan
Rerata penilaian panelis terhadap warna
umur simpan keju, diketahui kadar air
dangke komersial yaitu agak menyukai dan
mengurangi kekerasan curd keju serta
dangke hasil solusi optimal yaitu netral
menyebabkan rentan pada pembusukan. Abu
(biasa). Pengamatan secara visual menun-
dan Sri (2016) menambahkan, tingkat
jukkan dangke komersial berwarna putih dan
kekerasan pada tekstur keju dipengaruhi
sedikit warna kekuningan pada permu-
adanya kadar air dimana matriks keju
kaannya dan dangke hasil solusi optimal ber-
mengikat air lebih tinggi sehingga tekstur
warna putih susu. Rerata penilaian warna
keju menjadi lebih lembut, lunak serta kurang
dangke dilihat pada Tabel 6. Hatta et al. (2013)
elastis.
menyatakan, dangke yang dibuat menggu-
nakan susu sapi segar menyebabkan warna
Rasa Dangke
dangke menjadi putih kekuningan, warna ke-
Rerata penilaian panelis terhadap
kuningan tersebut karena sapi memilik ka-
tekstur dangke komersial yaitu netral dan
roten yang cukup tinggi sehingga dangke
dangke hasil solusi optimal yaitu tidak
yang dihasilkan menjadi berwarna putih se-
menyukai. Rerata penilaian rasa dangke
dikit kekuningan. Menurut Saleh (2004), war-
dilihat pada Tabel 6. Dangke komersial
na putih pada dangke disebabkan adanya dis-
memiliki rasa gurih khas susu dan tidak pahit
persi cahaya oleh butiran-butiran mineral,
sedangkan dangke hasil solusi opti-mal
protein serta lemak pada susu, dimana kasein
mempunyai rasa khas susu namun terasa
susu membelokkan warna secara merata se-
pahit. Karatas et al. (2016) menyatakan, rasa
hingga susu nampak berwarna putih.
pahit disebabkan oleh akumulasi peptida
akibat adanya proteolisis atau aktivitas

65
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

protease yang berlebihan karena penga-ruh density polyethy-lene in protection of


enzim proteolitik yang diperoleh dari milk flavour. Journal Dairy Science. 84(1),
koagulan susu yang digunakan, selain itu rasa 1341−1347. https://doi.org/10.3168
pahit pada keju diduga berasal dari asam le- /jds.S0022-0302(01)70164-6
mak bebas karena proses lipolisis atau peme- Abu, -B., Sri -U. 2016. Mutu keju putih rendah
cahan lemak oleh enzim. Menurut Buckle et al. lemak diproduksi dengan bahan baku
(2007), rasa pada dangke yang dihasilkan ber- susu modifikasi. Buletin Peternakan. 40
kaitan dengan kandungan nutrisi didalamnya (2), 144-156. https://doi.org/10.21059/
yaitu rasa manis dangke berasal dari lakstosa buletinpeternak.v40i2.9085
dan rasa asin dangke berasal dari garam mi- Arlene, -A., Anastasia -P. K., Adelia -P. 2014.
neral, dimana perpaduan rasa tersebut me- The effects of milk types (cow, peanut, red
nimbulkan rasa gurih pada dangke yang bean) and enzyme types (rennet, papain,
diperoleh. bromelain) towards the quantity and quality
of cheddar cheese. International conference
Aroma Dangke on engineering technology and industrial
Rerata penilaian panelis terhadap aroma application. 101-436. ISSN 2407-4330.
dangke komersial yaitu netral namun cen- http://hdl.handle.net/11617/4979
derung menyukai dan dangke hasil solusi Association Official Analitycal Chemistry
optimal yaitu netral. Rerata penilaian rasa [AOAC]. 2005. Official method of analysis.
dangke pada dangke dilihat pada Tabel 6. Horwitz William Publisher. Washington
Dangke komersial dan dangke hasil solusi DC.
optimal sama-sama mempunyai aroma susu Awwaly, -K.U.A. 2007. Imobilisasi enzim
yang khas, namun untuk dangke komersial renin mucor pusillus dengan matriks
mempunyai aroma susu yang lebih lemah alginat dan aplikasinya dalam
dan dangke hasil solusi optimal mempunyai pembuatan keju. Journal of the Indonesian
aroma susu yang lebih kuat. Menurut Tropical Animal Agriculture. 32(1), 222-
Friedrich dan Acree (2015), aroma ditim- 229. http://eprints.undip.ac.id/262
bulkan berasal dari proses pemanasan susu
55/1/32(4)2007p222-229.pdf
yang mempengaruhi kandungan senyawa Baarri, -A.N., Anang -M.L., Septinika -K.A.,
volatil dari asam lemak susu dan mengubah
Shigeru -H. 2018. Extending shelf life of
struktur profil pada aroma susu. Aardt et al. indonesian soft milk cheese (dangke) by
(2001) menambahkan, curd keju memiliki lactoperoxidase system and lysozyme.
beberapa senyawa volatil yang dapat me- International Journal of Food Science. 1-7.
nimbulkan aroma yaitu senyawa motional, https://doi.org/10.1155/2018/4305395
senyawa 3-metilbutana dan senyawa 1-
Bansal, -N., Patrick -F., Paul -L. 2007. Factors
oktentrion. affecting the retention og rennet in
cheese curd. Journal Agriculture Food
SIMPULAN
Chemical. 55(1), 8219-9225. https://doi.
org/10.1021/jf071105p
Konsentrasi enzim papain optimal
Buckle, -K.A., Edwards -R.A., Fleet -G.H.,
sebesar 0,21% dan suhu pemanasan optimal
Wootton -M. 2007. Ilmu Pangan.
sebesar 77,73 ºC yang memiliki kadar protein
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
dangke sebesar 11,93%; total padatan terlarut
Carrol, -R., Phyllis -H. 2012. Making Cheese,
whey dangke sebesar 6,310Brix; dan rendemen
Butter & Yogurt. Storey Publishing. USA.
dangke sebesar 14,44%. Tingkat kesukaan
Chitranayak, -M., Menon -R.R., -F Magdaline
panelis terhadap dangke yaitu warna netral,
-E., -K Jayaraj -R., -S Varalakshmi, -S
tekstur agak tidak menyukai, rasa tidak
Deshpande. Physico chemical charac-
menyukai dan aroma netral.
terization of paneer assessed by varying
pressure-time combination. Indian
Journal Dairy Science. 70(3), 1-7.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publicat
ion/317286225_Physico_chemical_chara
Aardt, -V. M., -J.S.E. Duncan, -E. Marcy, -T.E.
cterization_of_paneer_assessed_by_vary
Long, -C.R. Hackey. 2001. Effectiveness
ing_pressure-time_combination
of polyethylene tereph-thalate and high

66
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Dattatreya, -A., Scott -A.R. 2006. Moderately Science Animal. 29(1), 545-549.
acidic ph potentiates browning of sweet https://doi.org/10.5851/kosfa.2009.29.5.
whey powder. International Dairy Journal. 545
16(2006), 822-823. https://doi.org/10.10 Martínez, -M., Jorge -F.V. 2019. Develop-ment
16/j.idairyj.2005.07.006 and physicochemical characte-rization of
Fox, -P.F. 2012. Cheese: chemistry, phsysics and a functional mozzarella cheese added
microbiology. Springer. New York. with agavin. Journal Food Science
Gunasekaran, -S., Mehmet -M.A. 2003. Cheese Nutrition Research. 2(2), 87-107.
Rheolgy and Texture. CRC Press. Florida. http://www.fortunejournals.com/articl
Friedrich -J.E., Acree -T.E. 2015. Gas chroma- es/development-and-physicochemical-
tography olfactometry (gc/o) of diary characterization-of-a-functional-
product. State Agricultural Experiment mozzarella-cheese-added-with-
Station. New York (US). agavin.html
Hatta, -W., Mirnawati -B.S., Idwan -S., Mukhlisah, -A.N., Arief -I.I., Taufik -E. 2017.
Ratmawati -M. 2013. Survei potensi Physical, microbial, and che-mical
dangke susu sapi sebagai alternatif qualities of dangke produced by
dangke susu kerbau di Kabupaten different temperatures and papain
Enrekang, Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu concentrations. Journal of Media Peter-
dan Teknologi Peternakan. 3(1), 40-50. nakan. 40(1): 63-70. https://doi.org/10
https://www.researchgate.net/publicat .5398/medpet.2017.40.1.63
ion/309427928_SURVEI_POTENSI_DA Nguyen, -M., Norm -R., -S. Vigneswaran. 2003.
NGKE_SUSU_SAPI_SEBAGAI_ALTER By-product Recovery from Cottage
NATIF_DANGKE_SUSU_KERBAU_DI_ cheese production by nanofil-tration.
KABUPATEN_ENREKANG_SULAWES Journal of Cleaner Production. 11(2003),
I_SELATAN_Survey_on_the_Potency_of 803-807. https://doi.org/10.1016/S0959-
_Cow_Milk_Dangke_as_an_Alternative_ 6526(02)00130-0
to_Buffalo_Milk_Dangke_in_Enreka Nollet, -L. Fidel -T. 2008. Handbook of processed
Hatta, -W., Mirnawati -B.S., Idwan S., meats and poultry analysis. CRC Press.
Ratmawati M. 2014. Survei Karakteristik Florida.
Pengolahan dan Kualitas Produk Nugroho -P., Bambang -D., Heni -R. 2018.
Dangke Susu Sapi di Kabupaten Rendemen, nilai ph, tekstur, dan
Enrekang, Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu aktivitas antioksidan keju segar dengan
dan Teknologi Peternakan. 3(3): 154-161. bahan pengasam ekstrak bunga rosella
https://core.ac.uk/download/pdf/7762 ungu (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal
2096.pdf Teknologi Pangan. 2(1), 33–39.
Karatas -S., Zeynep -H.T., Ebru -K. 2016. https://doi.org/10.14710/jtp.2.1.%25p
Reasons of Bitterness in Ultrafiltrated Pardede, -B.E., Adhitiyawarman,
White Cheese. International Journal of Savante -A. 2013. Pemanfaatan enzim
Innovative Studies in Sciences and papain dari getah buah pepaya (carica
Engineering Technology. 2(9), 39-44. papaya l) dalam pembuatan keju cottage
https://www.academia.edu/38460515/ meng-gunakan bakteri lactobacillus
REASONS_OF_BITTERNESS_IN_ULTR bulgaricus. Jurnal Kimia Khatulistiwa. 2(3),
AFILTRATED_WHITE_CHEESE 163-168.
Khattak, -F.M., -T.N. Pasha, -Z. Hayat, -A. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jk
Mahmud. 2006. Enzymes in poultry kmipa/article/view/3979
nutrition. Joernal Anim&Plant Science. Rahman, -S. 2014. Studi Pengembangan
16(1): 1-2. https://www.researchgate. Dangke sebagai Pangan Lokal Unggulan
net/publication/267838707_Enzymes_in dari Susu di Kabupaten Enrekang.
_poultry_nutrition Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 3 (1) :
Lawless, -H.T., Hildegarde -H. 2010. Senso-ry 41-45. http://journal.ift.or.id/files/3141
evaluation of food: Principles and practices. 45%20Studi%20Pengembangan%20Dang
Springer. New York. ke%20sebagai%20Pangan%20Lokal%20
Lee, -M.R., Lee, -W.J. 2009. The role of ca Unggulan%20dari%20Susu%20Di%20Ka
equilibrium on the functional pro-perties bupaten%20Enrekang.pdf
of cheese: a review. Korean Journal of Food

67
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 21 No. 1 [April 2020] 57-68
Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan [Pulungan dkk]

Rybak, O. 2014. The role of milk proteins in nian.go.id/index.php/bpasca/article/vi


the structure formation of dairy pro- ew/5481
ducts. Ukrainian Food Journal. 3(3): 350- Walsh, -G. 2002. Proteins: Biochemistry and
360. https://www.cabdirect.org/cabdi Biotechnology. John Wiley & Sons. West
rect/abstract/20153093367 Sussex United Kingdom.
Saini, -B.L. 2010. Introduction to biotechnology. Wardhani -D.H., Bakti -J., Abdullah,
University Science Press. New Delhi. Suherman, Heri -C. 2018. Komparasi
Saleh, -E. 2004. Dasar pengolahan susu dan jenis koagulan dan konsentrasinya
hasil ikutan ternak. Universitas Sumatra terhadap karakteristik curd pada pem-
Utara Press Sumatera Utara. Medan. buatan keju lunak tanpa pemeraman.
SNI 01-3546. 2004. TSS Gravimetri. Standar Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan.
Nasional. Indonesia. Jakarta. 13(2), 209 – 216. https:// 10.23955/rkl.
Suhandana, -M., Tati -N., -Laksmi A. 2013. v13i2.12157
Karakterisasi ekstrak kasar enzim Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya. Kasinius.
polyphenol oxidase dari udang windu Yogyakarta.
(Penaeus monodon). Jurnal Ilmu Dan Waziiroh, -E., Nur -I. 2016. Biskuit berbasis
Teknologi Kelautan Tropis. 5(2), 353-364. pure ubi jalar oranye (Ipomea batatas L.)
https://media.neliti.com/media/public bagi penderita autis. Jurnal Teknologi
ations/102879-ID-none.pdf Pertanian. 17(2), 79-90. https://www.
Sulmiyati, Rahmawati -M. 2017. Karakte-ristik e-jurnal.com/2017/12/biskuit-berbasis-
fisik dan kimia air dadih (whey) dangke pure-ubi-jalar-oranye.html
dengan level enzim papain yang Winarti, -S., Jariyah, Yudi -P. 2007 Proses
berbeda. Jurnal Ilmu dan Teknologi pembuatan VCO (Virgine Coconute Oil)
Peternakan. 5(2), 102-106. https://www. secara menggunakan papain kasar.
researchgate.net/publication/326175502 Jurnal Teknologi Pertanian. 8(2),135-141.
_KARAKTERISTIK_FISIK_DAN_KIMIA https://www.academia.edu/28585159/
_AIR_DADIH_WHEY_DANGKE_DEN PROSES_PEMBUATAN_VCO_Virgine_
GAN_LEVEL_ENZIM_PAPAIN_YANG Coconut_Oil_SECARA_ENZIMATIS_M
_BERBEDA_Chemical_and_Physical_Pr ENGGUNAKAN_PAPAIN_KASAR
operties_of_Dangke_Whey_Using_Diffe Yuniwati, -M. Yusran, Rahmadany. 2008.
rent_Levels_of_Papain_Enzyme Pemanfaatan enzim papain sebagai
Suyanti, Setyadjit, Abdullah -A. 2012. Produk penggumpal dalam pembuatan. Seminar
diversifikasi olahan untuk mening- Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi. IST
katkan niai tambah dan mendukung pe- AKPRIND. Yogyakarta. http://reposito
ngembangan buah pepaya di indonesia. ry.akprind.ac.id/repo/conference-
Jurnal Litbang Buletin Teknologi Pasca- paper/pemanfaatan-enzim-papain-
panen Pertanian. 8(2), 63-70. http:// sebagai-penggumpal-dalam-pembuatan
ejurnal.litbang.perta

68

Anda mungkin juga menyukai