Anda di halaman 1dari 4

GAMBARAN TINJAUAN DAYA TERIMA

PUDING TEMPE PADA BALITA DI TK A

PENDAHULUAN
Tempe adalah makanan tradisional Indonesia hasil fermentasi oleh kapang Rhizopus sp.
Harganya yang relatif murah, sifat fungsionalnya yang baik, dan kandungan proteinnya yang
tinggi. Bahan baku utama tempe umumnya adalah kedelai, yang dikenal memiliki kandungan
protein yang lebih tinggi dibandingkan biji-bijian lainnya. Kandungan protein kedelai adalah
46,2 g/100 g basis kering. (Astawan, Wresdiyati and Ichsan, 2016)
Proses fermentasi dalam pembuatan tempe dapat mempertahankan sebagian besar zat-
zat gizi yang terkandung dalam kedelai, meningkatkan daya cerna proteinnya, serta
meningkatkan kadar beberapa macam vitamin B.(Radiati, 2016)
Tempe memiliki protein yang mudah untuk dicerna sehingga dapat digunakan untuk
menambah berat badan terutama pada balita. Tempe merupakan sumber protein nabati yang
dibuat dari kacang kedelai. Tempe kedelai memiliki komposisi yang menunjukkan defisit
pasangan asam amino metionin-sistin, secara menyeluruh mengandung unsur zat gizi yang cukup
tinggi: 25 % protein (17 gram protein/100gram), 5 % lemak, 4 % karbohidrat dan 60 % air,
sumber vitamin B12 yang cukup tinggi, rendah lemak, bebas kolesterol. (Mariyam, Arfiana and
Sukini, 2017)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran daya terima puding tempe
pada balita di TK A.
Materi
1. Pengertian Daya Terima

Daya terima/hedonik adalah cara pengujian dengan mengandalkan atau menggunakan


panca indera manusia yang digunakan sebagai alat pengukur daya penerimaan terhadap suatu
produk makanan. Nilai zat gizi dari suatu makanan adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh (Almatsier, 2009).

2. Tempe

Tempe adalah makanan tradisional Indonesia hasil fermentasi oleh kapang Rhizopus sp.
Harganya yang relatif murah, sifat fungsionalnya yang baik, dan kandungan proteinnya yang
tinggi. Bahan baku utama tempe umumnya adalah kedelai, yang dikenal memiliki kandungan
protein yang lebih tinggi dibandingkan biji-bijian lainnya. Kandungan protein kedelai adalah
46,2 g/100 g basis kering. (Astawan, Wresdiyati and Ichsan, 2016).

3. Protein

Protein merupakan unsur zat yang penting, sehingga pada hampir seluruh produk pangan
jumlahnya selalu disyaratkan. Dalam sisitem metabolisme protein berfungsi sebagai unsur
pembangun tubuh (Pradipta, 2011).

4. Proses Pembuatan Pudding


Proses pembuatan puding dimulai dari pemilihan serta sortasi tempe maupun susu yang
baik. Selanjutnya dilakukan tahap persiapan alat bahan diamana alat yang . Tahap selanjutnya
yaitu memotong tempe agak lebih menjadi bagian- bagian kecil. Proses ini dilakukan agar
memudahkan serta menghemat waktu dalam proses penghalusan tempe saat di blender.
Selanjutnya tempe yang sudah dipotong kecil-kecil dimasukkan kedalam blender dengan sedikit
tambahan air. Setelah bahan halus maka tahap selanjutnya yaitu memasak pudding serta
campuran bahan lainnya seperti gula pasir, susu full cream, dan agar-agar. Aduk rata sampai
mendidih dan agak mengental. Siapkan penyajian, lalu tuangkan puding tempe tadi kedalamnya
serta ditunggu dingin dan dikonsumsi.
Tabel 1
Tingkat Perbandingan Pnggunaan Susu Full Cream (UHT) dan Tempe

Perlakuan Tepung Agar Tempe Susu Cair Full Gula Pasir


Cream (Ultra
Milk)
A 0,9 0 100 25
B 0,9 10 100 25
C 0,9 15 100 25
D 0,9 20 100 25

Metode
Penelitian ini dilaksanakan selama periode pertengahan Desember s/d akhir Desember
2021. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan puding tempe, penghalusan tempe menjadi
formulasi optimal pada pudding, analisis organoleptik dengan parameter warna, rasa, aroma,
tekstur dan sifat keseluruhan. Penelitian ini hanya melihan daya terima balita terhadap produk
puding tempe. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian dan pengembangan (Research and
Development) dengan model 4D yang terdiri dari define (analisis kebutuhan), design
(perancangan), development (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan). Pada tahap
Define, peneliti merumuskan produk pudding dengan menggunakan resep dasar pudding dengan
memperhatikan beberapa aspek seperti rasa, aroma, warna dan tekstur dalam pembuatan pudding
tersebut. Pada tahap Design, dilakukan modifikasi pada resep puding tersebut dengan membuat
campuran tambahan tempe sebanyak 10%, 15% dan 20%. Tahap selanjutnya yaitu Development
dengan melakukan uji validitas produk pengembangan pudding tersebut oleh dosen ahli serta
merancang kemasan puding. Tahap terakhir yaitu Disseminate yaitu dengan melakukan uji mutu
sensoris serta uji daya terima pada laboratorium Ilmu Teknologi Pangan yaitu di laboratorium
Poltekkes Kemenkes Padang.
Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, yaitu mengetahui daya terima puding
tempe.

Analisis Daya Terima

Penelitian ini menggunakan uji organoleptik hedonik dengan menggunakan formulir uji
hedonik, yang dilakukan panelis terlatih sebanyak 12 orang dengan kriteria usia 1821 tahun yang
merupakan mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Kemenkes Padang. Pada uji hedonik ini
menggunakan metode formulir hedonik, yaitu panelis mencoba produk yang diberikan kemudian
menceklis kolom sampel yang ada pada kuisioner dengan skala (1) tidak suka (2) agak suka (3)
suka (4) sangat suka (5) amat sangat suka.
Astawan, M., Wresdiyati, T. and Ichsan, M. (2016) ‘Physichochemical Characteristics of
Germinated Soybean Tempe Flour’, Jurnal Pangan dan Gizi, 11(1), pp. 35–42. Available at:
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/download/13167/9919.

Mariyam, M., Arfiana, A. and Sukini, T. (2017) ‘Efektivitas Konsumsi Nugget Tempe Kedelai
Terhadap Kenaikan Berat Badan Balita Gizi Kurang’, Jurnal Kebidanan, 6(12), p. 63. doi:
10.31983/jkb.v6i12.1914.

Prasetyani, W, dkk. 2020. Analisis Nilai Gizi dan Daya Terima Es Krim Sari Kedelai dan
Tepung Ampas Kelapa dengan Pewarna Alami Bunga TelanSebagai Makanan Selingan Untuk
Anak Usia Sekolah. Jurnal Pangan dan Gizi 10 (02).

Radiati, A. R. (2016) ‘Analisis Sifat Fisik, Sifat Organoleptik, Dan Kandungan Gizi Pada Produk
Tempe Dari Kacang Non-Kedelai’, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 5(1), pp. 16–22. doi:
10.17728/jatp.v5i1.32.

Sari, Dwi, E.S. 2017. Daya Terima dan Nilai Gizi Snack Bar Modifikasi Sayur dan Buah Untuk
Remaja Putri. Jurnal Gizi 6 (01).

Wadhani PPL, dkk. 2021. Kandungan Gizi, Aktivitas Anti Oksidan dan Uji Organoleptik Puding
Berbasis Kembang Kol. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 10 (1).

Anda mungkin juga menyukai