JURNAL SURYA Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
Hubungan Frekuensi Asupan Serat Makanan dan Cairan dengan Kejadian
Konstipasi pada Santri Remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu Wiwid Yuliastuti1, Kukuh Nurkhamim2, Lasman3 STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
ARTIKEL INFO ABSTRAK
Article History: Background: Serat makanan adalah bagian yang dapat
SM at 12-10-2020 dimakan dari tanaman atau karbohidrat analog yang RV at 08-12-2020 resisten terhadap pencernaan dan penyerapan di usus kecil PB at 10-01-2021 manusia atau sebagian dari usus besar. Serat makanan memberikan efek fisiologis yang menguntungkan termasuk Kata Kunci: sebagai pencahar Asupan Serat Makanan Objectives: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Cairan hubungan antara asupan serat makanan dan cairan dengan Konstipasi kejadian konstipasi pada santri remaja di Ponpes Luhur Santri Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu. Methods: Penelitian dilakukan bulan Maret 2020. Jenis Korespondensi Penulis: penelitian analitik asosiasi dengan teknik cross sectional. wiwidyuliastuti1@gmail.com Populasinya semua santri remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu sebanyak 100 santri, quota sampling didapatkan responden sebanyak 30 santri. Data dikumpulkan dengan observasi, membagikan kuisioner dan diolah dengan editing, coding, scoring, tabulating, dan diuji menggunakan uji Spearman-rho Test. Results: Didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki asupan serat makanan dan cairan kurang sebanyak 13 responden (43,3%), cukup sebanyak 12 responden (40%) dan berlebih sebanyak 5 responden (16,7%). Pada kejadian konstipasi, responden yang mengalami konstipasi sebanyak 17 respoden (56,7%) sedangkan yang tidak mengalami konstipasi sebanyak 13 responden (43,3%). Setelah dilakukan uji Spearman-Rho Test didapatkan nilai Pvalue sebesar 0,025, karena Pvalue < α (α = 0,05) maka H 1 diterima, artinya ada hubungan antara asupan serat makanan dan cairan dengan kejadian konstipasi pada santri remaja. Conclusions: Asupan serat makanan dan cairan berperan penting dan menjadi faktor utama dalam kejadian konstipasi. Ketika santri tidak banyak minum dan tidak suka makan buah-buahan dan sayur-sayuran maka hal tersebut dapat menunjang santri untuk mengalami konstipasi. Perlu untuk dilakukanya penambahan wawasan dan pengetahuan pada santri dalam mengendalikan asupan makanan yang berserat dan banyak minum air putih.
SURYA Vol. 12, No. 03, Desember 2020 114
PENDAHULUAN Indonesia sangat terbatas, pada tahun 2003 ditemukan sebanyak 3,8 jiwa dari 220,5 juta Serat makanan (dietary fiber) adalah jiwa di Indonesia mengalami konstipasi bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau (Pijpers dkk, 2010). Menurut sebuah karbohidrat analog yang resisten terhadap penelitian yang dilakukan oleh (Nazaruddin, pencernaan dan penyerapan di usus kecil 2017), kepada 443 santri didapatkan hasil manusia dengan fermentasi lengkap atau bahwa sebayak 115 santri (24,8) kadang- sebagian dalam usus besar. Serat makanan kadang mengalami konstipasi, sebanyak 28 tersebut meliputi polisakarida, oligosakarida, santri (6%) sering mengalami konstipasi dan lignin dan substansi tanaman. Serat makanan sebanyak 15 santri (3,2%) hampir setiap saat memberikan efek fisiologis yang mengalami konstipasi. Penelitian mengenai menguntungkan termasuk sebagai pencahar. pengaruh asupan serat dan air terhadap pola Sedangkan untuk asupan cairan merupakan defekasi pada santri masih terbatas. Data seluruh cairan yang masuk ke dalam tubuh mengenai pola defekasi juga masih terbatas. yang berasal dari minuman maupun makanan. Akibat keterbatasan data tersebut, peneliti Air berfungsi sebagai pelumas yang telah mencoba mencari data awal di tempat membantu sisa metabolisme bergerak di penelitian yaitu di Ponpes Luhur Sulaiman sepanjang kolon. Tubuh akan selalu Desa Serut Kecamatan Boyolangu dan membutuhkan air untuk menyerap kembali air didapatkan hasil bahwa 4 dari 11 anak yang tersedia di dalam usus. Ketika seseorang mengalami BAB kurang dari 3 kali/minggu, kekurangan asupan cairan maka otomatis ada keluhan mengejan dan feses yang mereka feses yang dihasilkan juga menjadi kering dan keluarkan tampak keras. keras, dan ketika seseorang kekurangan Sebagian besar santri merupakan asupan cairan dan serat makanan maka akan remaja usia 11-18 tahun (Kusharisupeni, timbul masalah yang lebih besar yaitu 2010). Menurut Arisman (2004), pada santri menderita konstipasi (Claudina dkk, 2018). remaja terjadi perubahan gaya hidup dan Konstipasi merupakan berkurangnya kebiasaan makan, seperti pergeseran pola frekuensi buang air besar, sensasi tidak puas makan yang cenderung mengonsumsi buang air besar, terdapat rasa sakit, dan makanan tinggi energi dan rendah serat. Gaya konsistensi feses yang keras. Konstipasi hidup dan kebiasaan makan yang salah akan kronis dapat mengakibatkan divertikulosis, secara langsung mempengaruhi organ-organ kanker kolon dan terjadinya hemoroid. pencernaan dan menjadi pencetus penyakit Penyebab paling umum dari konstipasi pada pencernaan seperti konstipasi. orang sehat diantaranya yaitu kurangnya Dampak dari konstipasi tersebut asupan serat dan cairan yang cukup sangat beragam, salah satunya dapat (Djojoningrat, 2009). Hasil penelitian Mello menimbulkan stres berat bagi penderita akibat dkk (2010) menunjukkan bahwa terdapat ketidaknyamanan. Konstipasi jika tidak hubungan antara konsumsi serat makanan segera diatasi dapat terjadi hemoroid dan pada anak-anak dan remaja dengan kejadian divertikel. Dampak lain akibat konstipasi konstipasi. Sedangkan hasil penelitian fungsional yakni gangguan aktivitas seperti Markland dkk (2013) menunjukkan bahwa kram perut, penurunan kualitas hidup melalui proses defekasi dapat berjalan lancar jika produktivitas belajar yang menurun dan kebutuhan air tercukupi karena air memiliki tingginya tingkat ketidakhadiran di sekolah banyak fungsi. Salah satu fungsi air adalah (Mello dkk, 2010). media eliminasi sisa metabolisme. Solusi untuk menangani konstipasi Untuk prevalensi konstipasi sendiri, dapat dilakukan baik secara farmakologi sekitar 4,5 juta jiwa dari 290,1 juta jiwa di ataupun non-farmakologi. Cara penanganan Amerika mengalami masalah konstipasi non-farmakologi dapat dilakukan dengan cara sehingga prevalensinya sekitar 1,55% pada peningkatan konsumsi makanan yang tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2004, mengandung serat dan asupan cairan yang prosentase konstipasi di Amerika Serikat cukup. Selain itu juga dapat dengan meningkat menjadi 1.62% yaitu 4,4 juta jiwa memberikan pendidikan kepada anak untuk dari 272,2 juta jiwa (United State Census melakukan BAB secara rutin dan tidak Bureau, 2015). Prevalensi konstipasi di menahan BAB (Bharucha, 2007). Cara
SURYA Vol. 12, No. 03, Desember 2020 115
penanganan farmakologi dengan melakukan Kuesioner Asupan Serat Makanan terapi obat-obatan. dan Cairan pada penelitian ini berjumlah 18 Berdasarkan data diatas maka peneliti pertanyaan. Kuesioner yang dipakai telah tertarik untuk meneliti dengan judul hubungan melalui uji validitas dan reabilitas terhadap 10 antara asupan serat makanan dan cairan orang responden dengan karakteristik yang dengan kejadian konstipasi pada santri remaja sama dengan sampel penelitian. Uji validitas di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut kuesioner dilakukan dengan tekhnik korelasi Kecamatan Boyolangu. Pearson Product Moment dan uji reabilitas dengan tekhnik uji cronbach alpa. Kuesioner METODE dikatakan valid jika nilai r hitung lebih dari nilai r tabel. Rumus dalam menentukan r tabel Berdasarkan penelitian yang akan adalah dengan melihat hitungan r tabel pada dilakukan oleh peneliti, penelitian ini adalah jumlah N, N dalam uji validitas instrumen ini termasuk penelitian analitik asosiasi yaitu adalah 10 orang. Nilai r tabel pada N 10 mencoba mencari hubungan antar variabel. dengan sig 0,05 adalah 0,632 (Sugiyono, Berdasarkan pendekatanya, peneliti 2015). Pada penelitian ini nilai r tabel adalah melakukan penelitian ini dengan cara Cross 0,632 dengan nilai r hitung antara 0,727- Sectional yaitu yang bertujuan untuk 0,959, sehingga dapat dikatakan bahwa mengetahui hubungan antara asupan serat instrumen tersebut valid dan dapat digunakan makanan dan cairan dengan kejadian untuk mengukur variabel yang diteliti. konstipasi pada Santri remaja di Ponpes Uji reliabilitas dilakukan setelah uji Luhur Sulaiman Desa Serut Kecamatan validitas, kuesioner atau angket dikatakan Boyolangu. reliabel jika memiliki nilai alfha minimal 0,60 Populasi dalam penelitian ini adalah (Sujarweni, 2014). Pada penelitian ini nilai semua Santri remaja di Ponpes Luhur alpha adalah 0,770 sehingga dapat Sulaiman Desa Serut Kecamatan disimpulkan bahwa instrumen yang Boyolangu.Sampel pada penelitian ini adalah digunakan telah reliabel. sebagian Santri remaja di Ponpes Luhur Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu. Maret 2019di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Pada penelitian ini menggunakan Serut Kecamatan Boyolangu. Untuk metode quota sampling, teknik ini digunakan menentukan apakah ada hubungan gaya hidup untuk menentukan sampel dari populasi yang dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah muda dengan menggunakan komputer dengan (kuota) yang diinginkan. Pada teknik ini tehnik SPSS (Statistical Product and Service jumlah populasi tidak diperhitungkan dan Solution Versi 16 Windows). Untuk sampel diambil dengan memberikan jatah mengetahui tingkat signifikan antara variabel atau quorum tertentu terhadap kelompok. dalam pengukuran hubungan yang bermakna Pengumpulan data dilakukan langsung pada dengan tingkat kemaknaan adalah p < 0,05 unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, maka artinya H0 ditolak H1 diterima berarti ada pengumpulan data dihentikan. Peneliti akan hubungan antara variabel yang diukur, bila p mengambil sampel dengan quota sebanyak 30 ≥ 0,05 artinya H¬0 diterima berarti tidak ada sampel pertama yang setuju untuk mengikuti hubungan antara variabel. penelitian pada Santri remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu HASIL PENELITIAN (Aziz 2008). Instrumen yang dipergunakan dalam Tabel 1 Distribusi Frekuensi Asupan Serat penelitian ini adalah metode observatif yang Makanan Dan Cairan berpedoman pada lembar kuesioner. Untuk Asupan Serat F % Asupan Serat dan Cairan menggunakan Dan Cairan lembar quesioner dengan skala Likert Kurang 13 43,3 sedangkan pada Kejadian Konstipasi dengan Cukup 12 40 lembar kuisioner berdasarkan Gejala Klinis Berlebih 5 16,7 Konstipasi oleh Pranaka (2009). Sumber: Penelitian Tahun 2020
SURYA Vol. 12, No. 03, Desember 2020 116
Berdasarkan tabel 1 diatas karena nilai korelasi berkisar antara 0,4 menunjukkan bahwa hampir setengah sampai <0,6. responden santri remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu PEMBAHASAN memiliki asupan serat makanan dan cairan kurang yaitu sebanyak 13 responden (43,3%). 1. Asupan Serat Makanan Dan Cairan Berdasarkan hasil penelitian Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian menunjukkan bahwa hampir setengah Konstipasi responden santri remaja di Ponpes Luhur Kejadian Konstipasi F % Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu Konstipasi 17 56,7 memiliki asupan serat makanan dan cairan Tidak Konstipasi 13 43,3 kurang yaitu sebanyak 13 responden (43,3%) Sumber: Penelitian Tahun 2020 dari 30 responden. Berdasarkan tabel 2diatas dapat Menurut Claudina dkk (2018), serat dilihat bahwa sebagian besar responden santri makanan (dietary fiber) adalah bagian yang remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut dapat dimakan dari tanaman atau karbohidrat Kecamatan Boyolangu mengalami konstipasi analog yang resisten terhadap pencernaan dan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). penyerapan di usus kecil manusia dengan fermentasi lengkap atau sebagian dalam usus Tabel 3 Hubungan Asupan Serat Makanan besar. Serat makanan tersebut meliputi dan Cairan Dengan Kejadian polisakarida, oligosakarida, lignin dan Konstipasi Santri Remaja substansi tanaman. Sedangkan untuk asupan Asupan Kejadian Konstipasi cairan merupakan seluruh cairan yang masuk Total ke dalam tubuh yang berasal dari minuman Serat dan Konstipasi Tidak Cairan F % F % F % maupun makanan. Sedangkan menurut Kurang 10 33,4 3 10 13 43,4 Arisman (2004), pada santri remaja terjadi Cukup 6 20 6 20 12 40 perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan, Berlebih 1 3,3 4 13,3 5 16,6 seperti pergeseran pola makan yang Total 17 56,7 13 43,3 30 100 cenderung mengonsumsi makanan tinggi Sumber: Penelitian Tahun 2020 energi dan rendah serat. Berdasarkan tabel 3dilihat bahwa Berdasarkan paragraf diatas dapat santri remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa disimpulkan bahwa hasil dalam penelitian ini Serut Kecamatan Boyolangu yang memiliki sejalan dengan teori tersebut. Perubahan gaya asupan serat makanan dan cairan kurang pada hidup dan kebiasaan makan. Dalam penelitian umumnya mengalami konstipasi yaitu ini hampir setengah responden kurang sebanyak 10 responden (33,4%). mengkonsumsi asupan serat dan cairan Hasil uji statistik Spearman-Rho Test sehingga hasil kuisioner yang mereka didapatkan nilai Pvalue (Sig. 2 tailed) sebesar hasilkan menunjukkan bahwa asupan serat 0,025, karena Pvalue < α (α = 0,05) maka H1 makanan dan cairan kurang. Pola seperti ini diterima dan H0 ditolak yang artinya ada tidak tepat dan akan berakibat buruk terhadap hubungan antara asupan serat makanan dan tubuh. Pola konsumsi yang keliru akan cairan dengan kejadian konstipasi pada santri merugikan kesehatan apabila tidak diarahkan remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut pada pola konsumsi makanan yang sehat. Kecamatan Boyolangu. Kekuatan korelasi Solusi dari masalah diatas adalah untuk yang didapatkan adalah sebesar 0,409, karena menanyakan kepada santri tersebut makanan nilai korelasi adalah positif hal ini dan minuman tinggi sera tapa yang paling menunjukkan bahwa semakin tinggi asupan banyak disukai sehingga pihak santri dapat serat makanan dan cairana maka semakin menyediakanuya untuk dikonsumsi oleh rendah kejadian konstipasi atau semakin santri tersebut. rendah asupan serat makanan dan cairan maka akan semakin tinggi kejadian konstipasi 2. Kejadian Konstipasi dengan kekuatan hubungan yang cupuk kuat Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden santri remaja di Ponpes Luhur
SURYA Vol. 12, No. 03, Desember 2020 117
Sulaiman Desa Serut Kecamatan Boyolangu Hasil uji statistik Spearman-Rho Test mengalami konstipasi yaitu sebanyak 17 didapatkan nilai Pvalue (Sig. 2 tailed) sebesar responden (56,7%) dari 30 responden. 0,025, karena Pvalue < α (α = 0,05) maka H1 Menurut Djojoningrat (2009), diterima dan H0 ditolak yang artinya ada konstipasi merupakan berkurangnya frekuensi hubungan antara asupan serat makanan dan buang air besar, sensasi tidak puas buang air cairan dengan kejadian konstipasi pada santri besar, terdapat rasa sakit, dan konsistensi remaja di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut feses yang keras. Konstipasi kronis dapat Kecamatan Boyolangu. Kekuatan korelasi mengakibatkan divertikulosis, kanker kolon yang didapatkan adalah sebesar 0,409, karena dan terjadinya hemoroid. Menurut Uliyah nilai korelasi adalah positif hal ini (2008), konstipasi merupakan keadaan menunjukkan bahwa semakin tinggi asupan individu yang mengalami atau berisiko tinggi serat makanan dan cairana maka semakin mengalami stasis usus besar sehingga rendah kejadian konstipasi atau semakin menimbulkan eliminasi yang jarang atau rendah asupan serat makanan dan cairan maka keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu akan semakin tinggi kejadian konstipasi kering dan keras. Sedangkan menurut sebuah dengan kekuatan hubungan yang cupuk kuat penelitian yang dilakukan oleh (Nazaruddin, karena nilai korelasi berkisar antara 0,4 2017), kepada 443 santri didapatkan hasil sampai <0,6. bahwa sebayak 115 santri (24,8) kadang- Hasil penelitian ini sejalan dengan kadang mengalami konstipasi, sebanyak 28 penelitian yang dilakukan oleh Mello dkk santri (6%) sering mengalami konstipasi dan (2010) menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 15 santri (3,2%) hampir setiap saat hubungan antara konsumsi serat makanan mengalami konstipasi. baik pada anak-anak dan remaja dengan Hasil dari penelitian ini sejalan kejadian konstipasi. Hasil dalam penelitianya dengan kedua teori diatas, jika dilihat dari mengungkapkan bahwa sebagian besar hasil kuisioner maka rata-rata santri yang responden dengan konstipasi (89,5%; 34/38) mengalami konstipasi akan memiliki feses menunjukkan konsumsi serat yang tidak yang keras dan kadang untuk mengeluarkanya cukup. Dari 38, hanya 1 (2,6%) responden harus dibantu dengan tangan, terkadang jika yang menunjukkan konsumsi serat yang lebih dengan bantuan tangan masih dianggap sulit besar dari rekomendasi minimum (20g/hari). maka mereka menggunakan sabun berharap Sehingga terdapat hubungan antara konsumsi feses bisa lebih mudah keluar. Penelitian ini serat dan konstipasi. juga sesuai dengan hasil dari penelitian diatas Menurut Zamakhsyari (2011), bahwasanya di pondok pesantren ternyata kebiasaan makan anak di ponpes adalah kejadian konstipasinya memang cukup konsumer pasif. Artinya, dia lebih banyak banyak. Pada penelitian tersebut sebanyak 28 mengonsumsi makanan yang sudah santri sering mengalami konstipasi dan dipilihkan. Bila asupan zat gizi tertentu yang sebanyak 15 santri hampir setiap saat tidak adekuat dan berlebih atau tidak mengalami konstipasi, sedangkan pada seimbang dapat menyebabkan kondisi penelitian ini sebanyak 17 santri mengalami kesehatan yang buruk (morbiditas) dan konstipasi. mungkin kematian (mortalitas). Transisi antara asupan-asupan tersebut sulit 3. Hubungan Antara Asupan Serat didefinisikan asupan makronutrien yang tidak Makanan Dan Cairan Dengan Kejadian adekuat biasanya paling jelas terlihat pada Konstipasi Pada Santri Remaja Di gangguan perkembangan anak. Anak yang Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut sehat dan tercukupi kebutuhan gizinya akan Kecamatan Boyolangu mencapai perkembangan yang sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian usianya. Menurut Djojoningrat (2009), menunjukkan bahwa santri remaja di Ponpes penyebab paling umum dari konstipasi pada Luhur Sulaiman Desa Serut Kecamatan orang sehat diantaranya yaitu kurangnya Boyolangu yang memiliki asupan serat asupan serat dan cairan yang cukup. makanan dan cairan yang kurang pada Sedangkan hasil penelitian Markland dkk umumnya mengalami konstipasi yaitu (2013) menunjukkan bahwa proses defekasi sebanyak 10 responden (34,4%). dapat berjalan lancar jika kebutuhan air
SURYA Vol. 12, No. 03, Desember 2020 118
tercukupi karena air memiliki banyak fungsi. Basson, M.D., 2010. Constipation. Diakses 26 Salah satu fungsi air adalah media eliminasi November 2019, di sisa metabolisme. http://emedicine.medscape.com/article/ Pada menelitian ini ketika peneliti 184704-overview. melakukan wawancara kepada responden memang sebagian besar santri memilih untuk Claudina, I., Rahayuning, D., & Kartini, A. makan makanan yang disediakan oleh pondok 2018. Hubungan Asupan Serat pesantren, namun ada sebagian santri yang Makanan Dan Cairan Dengan Kejadian juga memilih membeli diluar pondok. Konstipasi Fungsional Pada Remaja Di Mungkin oleh sebab itulah ada variasi asupan SMA Kesatrian 1 Semarang. Jurnal serat makanan dan cairan antara satu santri Kesehatan Masyarakat. Vol. 6. No.1. dengan santri yang lain. Namun hasil dari Hal: 486-495.. penelitian ini sejalan dengan beberapa teori Djojoningrat, D. 2009. Pendekan Klinis dan penelitian diatas. Pada penelitian ini Penyakit Gastroenterologi. In: Sudoyo didapatkan hasil bahwa hampir setengah dari W. Aru, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit santri memiliki asupan serat makanan dan Dalam. Internal Publishing: 444-445. cairan kurang yaitu sebanyak 13 responden Jakarta. (43,4%) dan sebagian besar santri mengalami konstipasi yaitu sebanyak 17 responden Dwi Aryani. 2017. Asupan Serat Pangan Dan (56,7%). Pengetahuan Tentang Serat Pada Remaja Di Dua Sekolah Menengah PENUTUP Atas Kota Bogor. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Berdasarkan hasil penelitian tentang Manusia Institut Pertanian Bogor. Hubungan Antara Asupan Serat Makanan Kusharisupeni, A. 2010. Vegetarian Gaya Dan Cairan Dengan Kejadian Konstipasi Pada Hidup Sehat Masa Kini. Yogyakarta: Santri Remaja Di Ponpes Luhur Sulaiman Andi Offset. Desa Serut Kecamatan Boyolangu dapat disimpulkan bahwa: Markland AD, Palsson O, Goode PS, Burgio 1. Hampir setengah responden santri remaja KL, Busby-Whitehead J, Whitehead di Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut WE. 2013. Association of low dietary Kecamatan Boyolangu memiliki asupan intake of fiber and liquids with serat makanan dan cairan kurang yaitu constipation: Evidence from the sebanyak 13 responden (43,4%). National Health and Nutrition 2. Sebagian besar responden santri remaja di Examination Survey (NHANES). Am J Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut Gastroenterol. Vol. 108. No. 5. Hal: Kecamatan Boyolangu mengalami 796–803. konstipasi yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). Nazaruddin. 2017. Tingkat Depresi Pada Hasil analisis menggunakan uji Santri Di Pondok Pesantren X Bogor: statistik Spearman-Rho Test didapatkan nilai Peran Faktor Jenis Kelamin, Usia Dan Pvalue (Sig. 2 tailed) sebesar 0,025, karena Kelas. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Pvalue < α (α = 0,05) maka H1 diterima dan Hidayatullah. H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara United State Census Bureau. Maryland: US asupan serat makanan dan cairan dengan census Bureau, population estimate and kejadian konstipasi pada santri remaja di international data base. Diakses 22 Ponpes Luhur Sulaiman Desa Serut November 2019, di Kecamatan Boyolangu. http://www.rightdiagnosis.com/c/consti pation/s tats-country.htm DAFTAR PUSTAKA Vilda & Eti Rimawati. 2016. Pola Konsumsi Akmal, M, 2010. Ensiklopedi Kesehatan Fast Food Dan Serat Sebagai Faktor Untuk Umum. Yogyakarta: Ar-ruzz Gizi Lebih Pada Remaja. Unnes Media
SURYA Vol. 12, No. 03, Desember 2020 119
Journal of Public Health. Vol. 5. No. 3.. Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.