Anda di halaman 1dari 17

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.

Visit www.DeepL.com/pro for more information.

Jurnal Internasional Ilmu Kedokteran dan Studi Penelitian Klinis


ISSN (cetak): 2767-8326, ISSN (online): 2767-8342
Volume 03 Edisi 07 Juli 2023
Nomor Halaman: 1237-1245
DOI: https://doi.org/10.47191/ijmscrs/v3-i7-03, Faktor Dampak: 6.597

Hubungan Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia


Fungsional pada Mahasiswa Klinik Tahun Pertama dan Mahasiswa Pra-
Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri
Jakarta
Femmy Nurul Akbar1 , Azarine Avilamanda2 , Hari Hendarto1
1 Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK DETAIL ARTIKEL

Latar belakang: Dispepsia fungsional adalah gejala gastrointestinal bagian atas yang umum terjadi Diterbitkan
tanpa kelainan struktural. Hal ini dapat dialami oleh semua populasi, termasuk mahasiswa kedokteran pada: 04 Juli
karena kebiasaan makan dan jenis asupan makanan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 2023
hubungan antara kebiasaan makan dan jenis asupan makanan dengan dispepsia fungsional pada
mahasiswa pre-klinik dan klinik tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Metode: Ini adalah studi cross-sectional analitik deskriptif. Kebiasaan makan, jenis asupan makanan,
dan dispepsia fungsional dinilai dengan menggunakan kuesioner diet, Food Frequency Questionnaire
(FFQ), dan kuesioner dispepsia fungsional kriteria Roma IV.
Hasil: Di antara 80 subjek didominasi oleh perempuan, proporsi dispepsia fungsional adalah 47,5%
untuk mahasiswa preklinik dan 65% untuk mahasiswa klinik, frekuensi makan utama hanya 1-2
kali/hari adalah 70% pada mahasiswa klinik dan 60% pada mahasiswa preklinik. Perbandingan antara
mahasiswa preklinik dan klinik yang tidak makan malam adalah 55% vs 20%, dan tidak sarapan 52,5%
vs 37,5%. Mahasiswa klinik lebih banyak mengkonsumsi makanan pedas dan minuman yang
mengiritasi dan sebagian besar mahasiswa klinik dan preklinik tidak mengkonsumsi makanan asam.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara makan utama 1-2 kali/hari, tidak sarapan dan
tidak makan malam dengan dispepsia fungsional pada mahasiswa klinik tahun pertama dan mahasiswa
pre-klinik tahun pertama. Demikian juga hubungan antara makan makanan pedas dan minuman iritatif
dengan dispepsia fungsional pada mahasiswa klinik di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tersedia di:
https://ijmscr.org/
KATA KUNCI: Kebiasaan makan, mahasiswa klinik tahun pertama, mahasiswa pra-klinik tahun
pertama, dispepsia fungsional, jenis asupan makanan,

PENDAHULUAN atau patofisiologis yang jelas, seperti tukak lambung, kanker,


Dispepsia adalah salah satu gejala saluran pencernaan atau konsumsi obat berdasarkan penyakit tertentu, sedangkan
bagian atas yang terdiri dari rasa sakit atau ketidaknyamanan dispepsia fungsional adalah dispepsia yang tidak memiliki
pada epigastrium, mual, muntah kembung, cepat kenyang, kelainan struktural pada lambung berdasarkan hasil endoskopi
bersendawa, dan sensasi terbakar di dada. Dispepsia terbagi saluran cerna bagian atas.1,2, Sementara itu, dispepsia yang
menjadi organik dan fungsional. Dispepsia organik adalah belum diinvestigasi (UD) mengacu pada pasien dengan gejala
dispepsia yang memiliki penyebab patofisiologis anatomis dispepsia baru atau yang mungkin berulang, yang belum

1237 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
pernah d i p e r i k s a . Pada sebagian besar kasus UD, studi endoskopi telah menunjukkan bahwa subjek
dipengaruhi oleh jenis dispepsia fungsional.2
Kriteria Roma IV mendefinisikan dispepsia fungsional
sebagai kombinasi dari 4 gejala yaitu rasa kenyang
postprandial, rasa kenyang lebih awal, nyeri epigastrium,
dan rasa terbakar pada epigastrium yang cukup parah
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan terjadi
setidaknya 3 hari per minggu dalam 3 bulan terakhir dengan
onset setidaknya 6 bulan sebelumnya. Dari survei yang
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2015,
angka kejadian dispepsia fungsional di Jakarta mencapai
50%, dan menurut penelitian pada populasi umum, dispepsia
fungsional dialami oleh 15 - 30% orang dewasa.3
Mekanisme patofisiologis yang mendasari dispepsia
fungsional adalah pengosongan lambung yang tertunda,
gangguan

1238 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas
kebiasaan Islam
makan dan Negeri
jenis asupanJakarta
makanan dengan dispepsia
akomodasi terhadap makanan, hipersensitivitas terhadap
fungsional pada mahasiswa tahun pertama klinik dan tahun
distensi lambung, perubahan sensitivitas duodenum terhadap
pertama pra-klinik di Fakultas Kedokteran UIN Syarif
lipid atau asam, perubahan motilitas antroduodenunal dan
Hidayatullah Jakarta.
irama listrik lambung, kontraktilitas fasik postprandial yang
tidak tertekan pada lambung proksimal, dan disregulasi
sistem saraf otonom-sistem saraf pusat. Faktor patogenetik
pada FD adalah predisposisi genetik, infeksi Helicobacter
pylori atau organisme lain, inflamasi, dan faktor psikososial.
Mahasiswa di sekolah kedokteran dibagi menjadi tahap pra-
klinis dan klinis. Periode ini masing-masing berlangsung
selama 3,5 dan 2 tahun. Mahasiswa pra-klinis memiliki
jadwal yang sangat padat, mulai dari kuliah dan diskusi
kelompok hingga kegiatan non-akademik. Sementara itu,
mahasiswa klinik juga disibukkan dengan kunjungan ke
bangsal, tugas di poliklinik, dan kegiatan di ruang operasi,
diskusi dengan pembimbing dan tutor, serta jaga malam di
rumah sakit pendidikan. Para mahasiswa di tahun pertama
perlu beradaptasi dengan kehidupan kampus dan rumah
sakit, yang sering kali mempengaruhi jadwal makan atau
kebiasaan makan dan jenis makanan yang mereka konsumsi
sehari-hari. Akibatnya, mahasiswa kedokteran memiliki
risiko tinggi mengalami dispepsia fungsional
Kebiasaan makan memainkan peran penting dalam
munculnya dispepsia fungsional. Pilichiewicz et al.
melaporkan bahwa 15% dari populasi mengalami dispepsia
fungsional karena pola makan yang tidak teratur.4 Lebih
lanjut, penelitian Alzahrani pada tahun 2020 menemukan di
antara mahasiswa kedokteran di universitas King Abdul
Aziz, Arab Saudi, separuh dari mahasiswa (50,5%) memiliki
waktu makan yang teratur, tetapi hanya 34,7% yang sarapan
setiap hari, dan 18,5% jarang sarapan, akibatnya mahasiswa
yang tidak sarapan mengalami dispepsia.5
Dalam sebuah penelitian oleh Bassandra pada tahun 2014 di
sebuah perguruan tinggi kedokteran di India, 16%
mahasiswa mengalami gejala-gejala yang disebabkan oleh
pola makan yang tidak teratur dan stres.6 Sementara itu,
Jaber dkk. dari Gulf Medical University, Uni Emirat Arab
(UEA), melaporkan bahwa 43,8% mahasiswa kedokteran
pra-klinis mengalami dispepsia fungsional.7
Jenis makanan yang mereka konsumsi sehari-hari, seperti
makanan pedas atau asam dan minuman yang mengiritasi
seperti kopi, teh, dan soda dapat meningkatkan risiko
dispepsia fungsional. Dewi menemukan bahwa 97,2% dari
mahasiswa kedokteran di Universitas Hasanuddin yang
mengonsumsi makanan dan minuman yang mengiritasi,
menyebabkan sindrom dispepsia.8 Menurut p e n e l i t i a n
Goktas, makanan berlemak dan pedas, serta minuman
berkarbonasi/soda, menyebabkan dispepsia fungsional..9
Sementara itu, penelitian Ulfe dkk di 4 fakultas kedokteran
di Meksiko melaporkan bahwa depresi, kesulitan tidur, dan
konsumsi kopi berhubungan dengan sindrom dispepsia.10

TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
1239 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas
digunakan Islam Negeri
untuk penelitian ini. Jakarta
METODOLOGI
Peserta Studi HASIL
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik Penelitian ini mendeskripsikan karakteristik responden, seperti
potong lintang yang dilakukan pada bulan Desember 2021-
jenis kelamin, tempat tinggal saat ini, dan kejadian dispepsia
Januari 2022, dengan menggunakan metode purposive
fungsional
sampling. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pre-
klinik tahun pertama dan mahasiswa klinik tahun pertama
di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, sampel penelitian adalah subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Populasi Penelitian
Kriteria inklusi adalah mahasiswa pre-klinik dan klinik
tahun pertama di Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah yang telah menyelesaikan informed consent.
Sementara itu, kriteria eksklusi adalah subjek yang
didiagnosis dengan gangguan saluran cerna organik
berdasarkan endoskopi, riwayat perdarahan rektal, riwayat
perdarahan saluran cerna bagian atas, penurunan berat
badan >10% dalam 6 bulan terakhir, dan riwayat keganasan
saluran cerna. Jumlah sampel berdasarkan purposive
sampling adalah 80 responden, masing-masing 40
responden untuk mahasiswa pre-klinik dan klinik tahun
pertama.
Alat penilaian
Dalam penelitian ini, informasi diperoleh dengan mengisi
kuesioner yang dikelola sendiri dan divalidasi dengan
menggunakan model pilihan ganda melalui Google Forms.
Bagian 1 dari kuesioner terdiridari identitas
peserta. Bagian 2 mengidentifikasi gejala-gejala dispepsia
fungsional pada partisipan. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dispepsia fungsional berdasarkan
kriteria Roma IV.11 Bagian 3 adalah kuesioner diet yang
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai kebiasaan
makan, yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Terakhir, bagian 4 adalah kuesioner tentang makanan dan
minuman yang mengiritasi dengan menggunakan FFQ
(Food Frequency Questionnaire) yang telah dimodifikasi.12
Hampir semua model pertanyaan diberi tanda, dengan
kotak centang yang disediakan untuk memilih jawaban.
Kuesioner ini juga berisi penjelasan mengenai tujuan,
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dan informed
consent. Data dianalisis secara statistik menggunakan
Microsoft Excel 2019 dan SPSS ver. 24.0.
Uji Chi-square atau uji Fishar digunakan untuk analisis
statistik dengan nilai p kurang dari 0,05 adalah signifikan
secara statistik.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan Pedoman Etik
Penelitian Kedokteran Indonesia. Penelitian ini juga telah
mendapatkan izin etik dari Komite Etik Penelitian
Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia dengan
nomor registrasi B- 039/F12/KEPK/TL.00/11/2021. Semua
data yang diperoleh diperlakukan secara rahasia dan hanya
1240 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
dalam 3 bulan terakhir. Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek

Tabel 1. Karakteristik Mahasiswa Klinik dan Pra-klinik Tahun Pertama berdasarkan Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal
Saat Ini dalam 3 Bulan Terakhir dan Proporsi Dispepsia Fungsional

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian ini dilakukan, dan pembelajaran dilakukan secara
mahasiswa adalah perempuan, 62,5% adalah mahasiswa jarak jauh atau online.
klinik tahun pertama dan 65% adalah mahasiswa pra-klinik Penelitian ini juga menemukan bahwa 70% mahasiswa
tahun pertama. Menurut penghuni, distribusi mereka klinik dan 60% mahasiswa pra-klinik makan utama
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa klinik, yaitu sebanyak 1 atau 2 kali sehari. Sementara itu, 92,3%
65%, tinggal di asrama atau rumah kontrakan. Hal ini mahasiswa klinik dan 82,5% mahasiswa pra-klinik sering
dikarenakan mahasiswa klinik memiliki jadwal shift malam makan siang. Frekuensi mereka yang tidak pernah sarapan di
dan panggilan darurat, sehingga mengharuskan mereka antara mahasiswa klinik dan pra-klinik adalah 52,5% dan
untuk tinggal di dekat rumah sakit. Sementara itu, sebagian 37,5%. Selain itu, 55% mahasiswa klinik dan 20%
besar mahasiswa pra-klinik tinggal bersama orang tua mahasiswa pra-klinik tidak pernah makan malam, seperti
mereka, yaitu sebesar 90%. Mahasiswa pre-klinik tinggal yang ditunjukkan pada Tabel 2.
bersama orang tua karena pandemi ketika

Tabel 2. Frekuensi Makan Utama, Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam dalam 3 Bulan Terakhir pada Mahasiswa
Klinik dan Praklinik Tahun Pertama
Total (%)
Pra-klinis Total
Variabel Kategori Mahasiswa klinis
siswa
N % N % N %
Kebiasaan makan utama 1 kali/hari 14 35 14 35 8 5
2 kali/hari 14 35 10
3 kali/hari 11 27.5 15 37.5 6 2.5
4 kali/hari 1 2.5 1 2.5 5
Kebiasaan Sarapan Sering 10 25 13 32.5 3 8.7
Jarang 9 22.5 12 30 1 6.3
Tidak pernah. 21 52.5 15 37.5 6 5
Kebiasaan Makan Siang Sering 37 92.5 33 82.5 0 7.5
Jarang 1 2.5 4 10 25
Tidak pernah. 2 5 3 7.5 25
Kebiasaan Makan Malam Sering 11 27.5 19 47.5 0 7.5
Jarang 7 17.5 13 32 0 5
Tidak pernah 22 55 8 20 0 7.5
1241 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan
Total 40 Makanan100dengan 40
Dispepsia Fungsional
100 0 di antara
00 Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta

1242 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
Tabel 3. Frekuensi Konsumsi Makanan Pedas, Asam, dan Minuman Iritasi dalam 3 Bulan Terakhir Frekuensi Konsumsi
Makanan Pedas, Asam, dan Minuman Iritatif dalam 3 Bulan Terakhir pada Mahasiswa Klinik dan Pra-klinik Tahun
Pertama

Total (%)
Mahasisw Total
Variabel Kategori Mahasiswa
a Klinik
Praklinis
N % N % N %
>1 kali/hari 15 37.5 1 2.5 16 0.2
1x kali/hari 8 20 1 2.5 9 11.3
Frekuensi Makan 1-3 kali/minggu 6 15 2 5 8 10
Makanan pedas 4-6 kali/minggu 1 2.5 1 2.5 2 2.5
1-3 kali / bulan 3 7.5 17 42.5 20 25
Tidak pernah. 7 17.5 18 45 25 31.3
>1 kali/hari 0 0 0 0 0 0
1x kali/hari 0 0 1 2.5 1 1.25
Frekuensi Makan 1-3 kali/minggu 3 7.5 4 17.5 8 10
Makanan Asam 4-6 kali/minggu 1 2.5 1 2.5 3 3.75
1-3 kali / bulan 9 22.5 14 35 21 26.25
Tidak pernah. 27 67.5 20 50 26 32.5
>1 kali/hari 9 22.5 2 5 11 13.8
1x kali/hari 13 32.5 3 7.5 16 20
Frekuensi dari 1-3 kali/minggu
5 12.5 6 15 11 13.8
Minum Minuman
4-6 kali/minggu 2 5 3 7.5 5 6.3
yang Mengiritasi
1-3 kali/bulan 4 10 10 25 20 25
Tidak pernah 7 17.5 16 40 37 46.3
Total 40 100 40 100 80 100

Mahasiswa klinik lebih banyak mengonsumsi makanan korelasi yang substansial ditemukan antara makan utama 1-2
pedas sebesar 82,5%, sedangkan mahasiswa pra-klinik lebih kali sehari dan tidak pernah sarapan atau makan malam
banyak, yaitu 45%, yang tidak pernah makan makanan dengan dispepsia fungsional pada mahasiswa klinik (p-value
pedas. Sebagian besar mahasiswa klinik dan pra-klinik tidak = 0,000). Pada penelitian ini, 100% mahasiswa pre-klinik
pernah makan makanan asam sebesar 67,5% dan 50%. dengan kebiasaan makan utama 1-2 kali/hari mengalami
Mahasiswa klinik lebih banyak mengonsumsi minuman dispepsia fungsional. Dispepsia lebih sering terjadi pada
yang mengiritasi sebesar 82,5%, sedangkan mahasiswa pra- mahasiswa klinik yang tidak pernah sarapan atau tidak
klinik lebih banyak yang tidak mengonsumsi minuman yang pernah makan malam, masing-masing sebesar 80% dan
mengiritasi sebesar 40%, seperti yang ditunjukkan pada 50%. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan
Tabel 3. makan utama hanya 1-2 kali/hari dan jarang atau tidak
Tabel 4 menunjukkan bahwa 100% mahasiswa kedokteran pernah makan malam dengan dispepsia fungsional pada
tahun pertama yang makan utama 1-2 kali/hari mengalami mahasiswa pre-klinik tahun pertama (p-value = 0,000).
dispepsia fungsional. Selain itu, hal ini juga terjadi pada
80% dan 50% mahasiswa yang tidak pernah makan pagi dan
malam. Sebagai hasilnya,

Tabel 4 . Hubungan Kebiasaan Makan Utama, Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam dengan Dispepsia Fungsional
pada Mahasiswa Klinis dan Praklinis Tahun Pertama
dak

Klinis
Dispepsia Fungsional
Total

Variabel Kategori Ya
Ti
1243 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia*<0.0 Fungsional di antara Klinis
signifikan
Tahun Pertama p-value 5
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta

N % N % N %

1244 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
Utama 1 kali/hari 17 66 0 0 17 42.5
Kebi 2 kali/hari 9 34 0 0 9 22.5
asaan makan 0.000*
3 kali/hari 0 0 11 79 11 27.5
4 kali/hari 0 0 3 21 3 7.5
Kebiasaan Sarapan Sering 1 4 12 86 13 32.5
Jarang 4 16 1 7 5 12.5 0.000*
Tidak pernah. 21 80 1 7 22 55
Kebiasaan Makan Siang 24 92 13 93 37 92.5
Sering
Jarang 1 4 0 0 1 2.5 0.737
Tidak pernah. 1 4 1 7 2 5
Sering 8 30 3 22 11 27.5
Kebiasaan Makan Malam 5 20 2 14 7 17.5 0.006*
Jarang
Tidak pernah. 13 50 9 64 22 55
Total 26 100 14 100 40 100
Mahasiswa Pra-klinis
Dispepsia Fungsional

Ya. Tida
k.
N % N % N %
1 kali/hari 11 58 3 14 14 35
Utama makan 2 kali/hari 8 42 2 10 10 25
0.000*
an
Kebiasaa 3 kali/hari 0 0 15 71 15 37.5
n
4 kali/hari 0 0 1 8 1 2.5
Sering 15 79 18 86 33 82.5
Kebiasaan Jarang 3 16 1 4 4 10 0.000*
Sarapan
Tidak pernah. 1 5 2 10 3 7.5
Sering 15 79 18 86 33 82.5
Kebiasaan Makan Jarang 3 16 1 4 4 10 0.470
Siang
Tidak pernah. 1 5 2 10 3 7.5
Sering 2 10 17 81 19 47.5
Kebiasaan Makan Jarang 10 53 3 14 13 32.5 0.000*
Malam
Tidak pernah. 7 37 1 5 8 20
Total 19 100 21 100 40 100

Selain itu, Tabel 5 di bawah ini menunjukkan bahwa 100% (p-value = 0,000). Dispepsia fungsional juga dialami oleh
mahasiswa kedokteran tahun pertama yang mengonsumsi 100% mahasiswa tingkat pertama.
makanan pedas sebanyak 1 kali atau lebih dalam sehari
mengalami dispepsia fungsional. Oleh karena itu, terdapat
hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang
mengonsumsi makanan pedas dengan dispepsia fungsional
1245 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
mahasiswa kedokteran tahun pertama yang mengonsumsi
Tahun Pertama
minuman iritatif. Hasilnya, terdapat hubungan yang
dan Mahasiswa
signifikan Pra-Klinik
antara minuman Tahun
iritatif danPertama
dispepsiadifungsional
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
(p-value = 0,002). Sementara itu, tidak ada hubungan
antara frekuensi konsumsi minuman pedas, asam, dan
iritatif dengan dispepsia fungsional pada mahasiswa pra-
klinik tahun pertama.

1246 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
Tabel 5. Distribusi Hubungan FrekuensiKonsumsiMakanan Pedas, Asam, dan Minuman Iritatif dengan Dispepsia
Fungsional pada Mahasiswa Klinik dan Pra-klinik Tahun Pertama
nilai
Mahasiswa Klinis
p
Dispepsia
FungsionalVariabel Total *signifi
Kategori
Ya. Tidak. tidak
bisa
N % N 0% N % p<0.05
>1 kali/hari 22 85 0 0 22 55
Frekuensi dari 1x sehari 4 15 0 0 4 10
Makan Pedas 1-3 kali/minggu 0 0 0 0 0 0
0.000*
Makanan 4-6 kali/minggu 0 0 2 14 2 5
1-3 kali / bulan 0 0 5 36 5 12.5
Tidak pernah. 0 0 7 50 7 17.5
Frekuensi dari >1 kali/hari 0 0 0 0 0 0
Makan Asam
1x sehari 0 0 0 0 0 0
Makanan
1-3 kali/minggu 2 8 1 7 3 7.5
4-6 kali/minggu 0 0 1 7 1 2.5 0.465

1-3 kali / bulan 7 27 2 14 9 22.5


Tidak pernah. 17 65 10 72 27 67.5

>1 kali/hari 9 26 0 0 9 22.5


Frekuensi 1x sehari 11 74 2 14 13 32.5
da
ri
Minum 1-3 kali/minggu 3 12 2 14 5 12.5
0.002*
Iritatif 4-6 kali/minggu 1 4 1 7 2 5
Minuman
1-3 kali / bulan 0 0 4 29 4 10
Tidak pernah 2 8 5 36 7 17.5
Total 26 100 14 100 40 100

Mahasiswa praklinis
Dispepsia Fungsional
Ya. Tidak.
N % N % N %
>1 kali/hari 1 5.3 0 0 1 2.5
1x sehari 1 5.3 0 0 1 2.5
Frekuensi dari
1-3 kali/minggu 1 5.3 1 4.8 2 5
Makan Pedas 0.671
4-6 kali/minggu 0 0 1 4.8 1 2.5
Makanan
1-3 kali / bulan 8 42 9 43 17 42.5
Tidak pernah. 8 42 10 48 18 45
>1 kali/hari 0 0 0 0 0 0
Frekuensi dari 1x sehari 1 5.3 0 0 1 2.5
Makan Asam 1-3 kali/minggu 2 10 2 10 4 10 0.494
Makanan 4-6 kali/minggu 0 0 1 4 1 2.5
1-3 kali / bulan 7 37 7 33 14 35
Tidak pernah. 9 47 11 52 20 50
1247 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan
Frekuensi Makan dan Jenis Asupan
dari >1 kali/hari 1 Makanan
5 dengan
1 Dispepsia
4 Fungsional
2 5di antara0.984
Klinis
TahunMinum
Pertama 1x sehari 1 5% 2 10 3 7.5
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta

1248 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
Iritatif 1-3 kali/minggu 3 15% 3 14 6 15
Minuman 4-6 kali/minggu 2 11% 2 10 4 10
1-3 kali / bulan 6 32% 5 24 11 27.5
Tidak pernah 6 32% 8 38 14 35
Total 19 100 21 100 40 100

DISKUSI yang memiliki pola makan tidak teratur mengalami


Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65% dan 47,5% dari dispepsia.18 Namun, penelitian sebelumnya oleh Irfan pada
mahasiswa tahun pertama klinis dan pra-klinis mengalami mahasiswa kedokteran SIU melaporkan tidak ada hubungan
dispepsia fungsional. Hal ini serupa dengan penelitian Jaber antara kebiasaan makan dan dispepsia.14 Selain itu, pola
dkk. dari UEA yang menyatakan bahwa 43,8% mahasiswa makan yang baik berkaitan dengan jarak makan utama yang
kedokteran pra-klinik mengalami dispepsia fungsional.7 cukup, yaitu sekitar 6-7 jam. Waktu antara waktu makan
Pada tahun 2019, penelitian Irfan pada mahasiswa pre-klinik menentukan aktivitas pengisian dan pengosongan lambung.13,19
di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Akan ada produksi asam yang berlebihan ketika
menunjukkan hasil yang lebih tinggi, yaitu 73,3%
mengalami sindrom dispepsia.15 Hasil ini agak berbeda
dengan penelitian Li di Cina yang juga menemukan bahwa
sindrom ini lebih sering terjadi pada mahasiswa pra-klinis
dibandingkan dengan mahasiswa klinis.15
Meningkatnya frekuensi dispepsia dapat dikaitkan dengan
jadwal sibuk mahasiswa klinik, yang meliputi kunjungan
poliklinik dan operasi dari pagi hingga malam hari. Oleh
karena itu, pola makan menjadi lebih tidak teratur
dibandingkan dengan mahasiswa preklinik, yang
menyebabkan risiko yang lebih tinggi untuk mengalami
dispepsia fungsional. Karena mahasiswa preklinik tetap
mengikuti perkuliahan daring dari tempat tinggal orang tua
mereka, kebiasaan makan dan asupan makanan mereka tetap
lebih baik.
Pada penelitian ini, perempuan lebih sering mengalami
dispepsia dibandingkan laki-laki. Kelompok perempuan
memiliki tingkat dispepsia yang lebih tinggi karena gaya
hidup mereka dengan konsumsi makanan berlemak, NSAID,
dan rokok yang tinggi, serta stres di sekolah kedokteran,
beberapa penelitian menunjukkan perbedaan dalam
pengosongan lambung dan hipersensitivitas viseral antara
laki-laki dan perempuan.11,14,15 Menurut pedoman gizi
seimbang dari Kementerian Kesehatan, pola makan harian
yang baik meliputi makan pagi, makan siang, makan malam,
dan makanan ringan.16 Xu et al. menyatakan bahwa pola
makan yang ideal adalah tiga kali makan utama dengan dua
kali makan tambahan dalam sehari.17
Kebiasaan makan dalam penelitian ini diukur dari tiga
faktor, yaitu frekuensi makan utama, sarapan, makan siang,
dan makan malam. Mahasiswa tahun pertama klinik dan pra-
klinik hanya makan utama 1-2 kali/hari, yang berkorelasi
secara signifikan dengan dispepsia fungsional. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Basandra pada tahun 2014, yang
menyatakan bahwa 16% mahasiswa mengalami dispepsia
fungsional yang disebabkan oleh pola makan yang tidak
teratur dan tingkat stres.6 Demikian pula penelitian yang
dilakukan oleh Tiana menemukan bahwa 79,2% mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

1249 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan efekdengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
makan 2-3 jam terlambat dari waktu makan yang telah
Tahun Pertama
ditentukan, yang dapat mengakibatkan dispepsia
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
fungsional.19
Penelitian ini mendapatkan hubungan yang signifikan
antara tidak pernah makan malam dan sarapan dengan
dispepsia fungsional pada mahasiswa klinik dan pra-klinik
tahun pertama Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Hal ini disebabkan karena padatnya
aktivitas mahasiswa klinik mulai dari kunjungan poliklinik
yang diikuti dengan jadwal operasi dari
Pukul 07.00 pagi hingga pukul 16.00 sore, dilanjutkan
dengan shift malam sesuai dengan jadwal, sehingga
sebagian besar mahasiswa hanya makan siang. Kuliah yang
dimulai sangat pagi, yaitu pukul 07.00 pagi, membuat
mahasiswa pra-klinik tidak memiliki waktu untuk sarapan.
Hassanzadeh dari Iran mengamati bahwa pola makan yang
sedikit tapi sering dapat mengurangi risiko dispepsia
fungsional.20
Penelitian ini juga menemukan hubungan yang signifikan
antara makan makanan pedas dan dispepsia fungsional
pada mahasiswa klinis. Hal ini sejalan dengan penelitian
Ivan pada tahun 2011, yang menyatakan bahwa lambung
dan usus akan terstimulasi akibat konsumsi makanan pedas
yang berlebihan. Keadaan ini menyebabkan sensasi
terbakar, nyeri ulu hati, dan mual.21 Selain itu, makanan
pedas dapat menyebabkan lambung kehilangan sel epitel
pada lapisan mukosanya. Menurut Bortolotti dkk.,
capsaicin adalah komponen aktif dari makanan pedas
(cabai) dan memiliki efek melalui aktivasi serat aferen-c.
Hal ini menyebabkan sensitisasi lambung, yang
meningkatkan produksi asam lambung.22,23 Meskipun
dalam penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan
antara konsumsi makanan pedas dan dispepsia fungsional
pada mahasiswa preklinik tahun pertama. Juga tidak ada
hubungan antara makanan asam dengan dispepsia
fungsional pada mahasiswa klinik dan pra-klinik. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dewi yang
melaporkan bahwa 97,2% mahasiswa kedokteran
Universitas Hasanuddin mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengiritasi sehingga menyebabkan sindrom
dispepsia.9 Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar
mahasiswa pre-klinik lebih menyukai makanan pedas dan
memiliki frekuensi yang hampir sama antara yang
mengalami dan tidak mengalami dispepsia fungsional.
Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang
signifikan antara konsumsi minuman iritatif dan dispepsia
fungsional pada mahasiswa klinis. Hal ini disebabkan oleh
konsumsi minuman iritatif yang lebih banyak seperti kopi,
teh, atau minuman berkarbonasi, terutama minum kopi saat
mengerjakan tugas untuk keesokan harinya atau saat shift
malam di rumah sakit, karena dapat menstimulasi sekresi
asam di lambung. Penelitian yang dilakukan oleh Alkhondi
di Iran menyatakan bahwa kopi menyebabkan dispepsia
fungsional pada 60% pasien.24 Kopi mengandung kafein,
zat secretagogue yang menyebabkan antrum mukosa
lambung mengeluarkan hormon gastrin, yang memiliki
1250 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas
minuman Islam Negeri
yang mengiritasi Jakarta klinis. Sementara
pada mahasiswa
mengeluarkan cairan yang sangat asam dari bagian depan
itu, tidak ada hubungan antara semua jenis asupan makanan
lambung.14,24 Selain itu, minuman ringan mengandung gas,
dengan dispepsia fungsional pada mahasiswa preklinik dan
dan gas yang berlebihan di dalam lambung dapat
klinik. Mahasiswa preklinik dan klinik harus makan secara
memperberat kerja lambung. Minuman ini juga memiliki pH
teratur tiga kali sehari dan untuk mahasiswa klinik h a r u s
antara 1-2 yang bersifat asam, mengiritasi mukosa
menghindari minuman iritatif untuk mencegah dispepsia
lambung.25,26,27 Dispepsia fungsional dapat terjadi akibat
fungsional. Penelitian selanjutnya harus dilakukan untuk
konsumsi makanan dan minuman pedas, asam, atau
mengevaluasi faktor risiko dispepsia fungsional dengan
makanan dan minuman yang mengiritasi lainnya lebih dari
subjek yang lebih besar.
satu kali per minggu selama setidaknya enam bulan.26,27
Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan
antara frekuensi minum minuman iritatif dan dispepsia
fungsional pada mahasiswa pra-klinik. Mereka tidak
menyukai minuman yang mengiritasi dan makanan asam
seperti salad, acar, yogurt, dan lain-lain. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh ketersediaan makanan di lingkungan
mahasiswa, termasuk makanan yang disajikan di rumah atau
di restoran terdekat, yang sebagian besar adalah makanan
panas dan pedas tetapi tidak asam.

KESIMPULAN
Mahasiswa di fakultas kedokteran terdiri dari mahasiswa
pra-klinik dan klinik. Mahasiswa pra-klinik memiliki jadwal
y a n g sangat padat berupa kuliah, diskusi kelompok dan
kegiatan non-akademik, sedangkan kegiatan mahasiswa
klinik adalah kunjungan ke bangsal, bertugas di poliklinik,
serta ruang operasi, diskusi dengan pembimbing atau tutor,
diikuti dengan shift malam di rumah sakit. Oleh karena itu,
tahun pertama mereka umumnya perlu beradaptasi dengan
kehidupan di kampus atau rumah sakit, yang sering kali
mempengaruhi jadwal makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi sehari-hari.
Kebiasaan pola makan dan jenis asupan makanan
memainkan peran penting dalam munculnya dispepsia
fungsional. Makan utama 3 kali sehari secara teratur dapat
mengurangi risiko dispepsia ini. Hal ini juga dapat dilakukan
dengan memilih jenis asupan makanan dengan menghindari
makanan pedas, asam, dan minuman yang mengiritasi
seperti kopi, teh, dan soda.
Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden,
proporsi mahasiswa pre-klinik dan klinik yang mengalami
dispepsia fungsional masing-masing sebesar 47,5% dan
65%. Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, dengan
kebiasaan makan utama hanya 1-2 kali/hari baik untuk
mahasiswa klinik maupun pra-klinik. Mahasiswa klinik dan
pre-klinik tahun pertama Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sering makan siang tetapi tidak makan
malam atau sarapan. Sementara itu, mahasiswa klinik lebih
banyak mengkonsumsi makanan pedas dan minuman yang
mengiritasi daripada mahasiswa pra-klinik.
Terdapat hubungan yang signifikan antara makan utama
hanya 1-2 kali sehari dan tidak pernah sarapan dan makan
malam dengan dispepsia fungsional pada mahasiswa pra-
klinik dan klinik tahun pertama. Terdapat juga hubungan
yang signifikan antara makanan pedas dan konsumsi
1251 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
DOI: https://doi.org/10.5195/cajgh.2016.192
Ucapan Terima Kasih VIII. Dewi, A. Hubungan Pola Makan dan Karakteristik
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah Individu Terhadap Sindrom Dispepsia pada
mendedikasikan waktu dan partisipasinya dalam penelitian
ini.
Deklarasi kepentingan yang bertentangan
Para penulis menyatakan tidak ada potensi konflik
kepentingan sehubungan dengan penelitian, kepenulisan,
dan/atau publikasi artikel ini.
Pendanaan
Para penulis tidak menerima dukungan finansial untuk
penelitian, kepenulisan, dan/atau publikasi artikel ini.

REFERENSI
I. Lee SW, Lien HC, Lee TY, Yang SS, Yeh HZ,
Chang CS. Etiologi Dispepsia di antara Populasi
Tionghoa: Satu Studi Berbasis Rumah Sakit.
Jurnal Terbuka Gastroenterologi 2014; 4: 249-
254.
DOI: http://dx.doi.org/10.4236/ojgas.2014.46037
II. Miwa H, Ghoshal U, Gonlachanvit S. Laporan
Konsensus Asia tentang Dispepsia Fungsional. J
Gastroenterol Hepatol 2012;27(4):624-625.
DOI: https://doi.org/10.5056/jnm.2012.18.2.150
III. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2015
[Internet]. Tersedia dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusd
a tin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-
Indonesia-2015.pdf. [2015, diakses 26 Oktober
2021].
IV. Pilichiewicz AN, Horowitz M, Holtmann GJ,
Talley NJ, Feinle-Bisset C. Hubungan antara
Gejala dan Pola Makan pada Pasien dengan
Dispepsia Fungsional. Gastroenterologi Klinis
dan Hepatologi 2009; 7(3), 317-322.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.cgh.2008.09.007
V. Alzahrani SH, Saeedi AA, Bameer MK, Shalabi
AF, Alzahrani AM. Kebiasaan Makan di
Kalangan Mahasiswa Kedokteran di Universitas
King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi. Jurnal
Internasional Kedokteran Umum 2020; 13: 77-88.
DOI: https://doi.org/10.2147%2FIJGM.S246296
VI. Basandra S, Bajaj D. Epidemiologi Dispepsia dan
Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) pada Mahasiswa
Kedokteran di India Utara. J Clin Diagn Res
2014; 8(12): JC13-JC16.
DOI:https://doi.org/10.7860%2FJCDR%2F2014%2
F10710.5318
VII. Jaber N, Oudah N, Kowatly A, Jibri J, Baig I,
Matthew E, et. Al Faktor Diet dan Gaya Hidup
yang Terkait dengan Dispepsia di antara
Mahasiswa Kedokteran Pra-klinis di Ajman, Uni
Emirat Arab. Cent Asian J Glob health 2016; 5
(1): 192.
1252 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar
Hubungan antara Kebiasaan Makan dan Jenis Asupan Makanan dengan Dispepsia Fungsional di antara Klinis
Tahun Pertama
dan Mahasiswa Pra-Klinik Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
Mahasiswa angkatan 2015 dan 2016. Skripsi. XVII. Xu JH, Lai Y, Zhuang L, Zhuang C, Li C, Chen Q,
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin dkk. Kebiasaan Diet Tertentu Berkontribusi pada
Makassar, Indonesia, 2017 Dispepsia Fungsional di Daerah Pedesaan Cina
IX. Goktas Z, Koklu S, Dikmen D, Ozturk O, Yilmaz Selatan. Med Sci Monit 2017; 23: 3942-3951.
D, Asil M d k k . Kebiasaan Nutrisi pada Dispepsia DOI: https://doi.org/10.12659/msm.902705
Fungsional dan Subkelompoknya: Sebuah Studi XVIII. Tiana A. Hubungan antara Sindroma Dispepsia
Perbandingan. Scand J Gastroenterol. 2016 ; 51 (8) dengan Pola Makan dan Jenis Kelamin pada
:903-907. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
DOI:https://doi.org/10.3109/00365521.2016.11642 Kristen Krida Wacana Angkatan 2013. Jurnal
38 Kedokteran Meditek 2017; 23: 33-8.
X. Ulfe LT, Buitrega OD, Filorio Y, Casanova F, XIX. Putheran AD. Jam Piket Tubuh Manusia.
Campos L, Cortes F dkk. Faktor-Faktor yang Jogjakarta: DIVA Press. 2011 p35.
Berhubungan dengan Dispepsia yang Tidak XX. Hassanzadeh S, dkk. Frekuensi makan dalam
Diselidiki pada Mahasiswa di 4 Sekolah kaitannya dengan prevalensi dispepsia fungsional
Kedokteran Amerika Latin. Rev Gastroenterol Mex di antara orang dewasa Iran. Nutrition. 2016 ; 32
(Engl Ed) 2018; 83 (3): 215-222. (2) :242-8. DOI:
DOI: https://doi.org/10.1016/j.rgmx.2017.05.009 https://doi.org/10.1016/j.nut.2015.08.022
XI. Futagami S, Yamawaki H, Agawa S, Higuchi K, XXI. Ivan W, Nur NH, Sari H dkk. Hubungan Gaya
Ikeda G, Noda H dkk. Klasifikasi Baru Dispepsia Hidup dan Pola Makan Terhadap Syndrom
Fungsional Roma IV dan Subtipe. Trans Dispepsia Di Rumah Sakit Bhayangkara Kota
Gastroenterol Hepatol 2018; 3: 70. Makassar. Jurnal Promotif Preventif 2020; 3 (1):
DOI: https://doi.org/10.21037%2Ftgh.2018.09.12 58-68.
XII. Rodriguez MG, Saldana MR, Leyva JMA, Rojas XXII. Bortolotti M, Coccia G, Grossi G, Miglioli M, dkk.
RM, Recio GM dkk. Desain dan Validasi Pengobatan Dispepsia Fungsional dengan Cabai
Kuesioner Frekuensi Makanan(FFQ) untuk Merah. Aliment Pharmacol Ther 2002; 16(6):1075-
Evaluasi GiziAsupan Makanandi Amazon Peru. J 82. DOI: https://doi.org/10.1046/j.1365-
Health Popul Nutr 2019; 38 2036.2002.01280.x
(1): 47. XXIII. Hammer J, Fuhre M, Pipal L, Matiasek J, dkk.
DOI: https://doi.org/10.1186/s41043-019-0199-8 Hipersensitivitas terhadap Capsaicin pada Pasien
XIII. Otero RW, Zuleta MG, Otero PL. Pembaruan dengan Dispepsia Fungsional. Neurogastroenterol
Pendekatan untuk Pasien dengan Dispepsia dan Motil 2008 ; 20 (2):125-33. DOI:
Dispepsia Fungsional. Rev Col Gastroenterol 2014; https://doi.org/10.1111/j.1365-2982.2007.00997.
29 (2):129-34. XXIV. Akhondi-Meybodi M, Aghaei M, Hashemian Z
DOI: https://doi.org/10.1002/9781119600206.ch31 dkk. Peran Diet dalam Pengelolaan Dispepsia Non-
XIV. Irfan W. Hubungan Pola Makan dan Jenis Makanan Maag. Middle East J Dig Dis 2015; 7(1)
dengan Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa : 19-24.
Preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif XXV. Talley NJ. Dispepsia Fungsional: Kemajuan dalam
Hidayatullah Jakarta Tahun 2019. Skripsi. Fakultas Diagnosis dan Terapi. Usus dan Hati 2017; 11 (3)
Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta, : 349-357. DOI : https://doi.org/10.5009/gnl16055
Indonesia, 2019. XXVI. Madisch, A, Andresen V, Enck P, Labenz J,
XV. Li M dkk. Prevalensi dan karakteristik dispepsia di Frieling T, Schemann M, dkk. Diagnosis dan
kalangan mahasiswa di Provinsi Zhejiang. World J Pengobatan Dispepsia Fungsional. Dtsch Arztbl Int
Gastroenterol 2014; 20: 3649- 2018; 115
3654. (13) : 222-232.
DOI: https://doi.org/10.3748%2Fwjg.v20.i13.3649 DOI: https://doi.org/10.3238%2Farztebl.2018.0222
XVI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. PMK XXVII. Oustamanolakis P, Tack J, dkk. Dispepsia: Organik
No. 41 Pedoman Gizi Seimbang - Kementerian Versus Fungsional. J Clin Gastroenterol 2021;46
Kesehatan. http://hukor.k e m k e s . g o . i d (3) :175-90.
(2013, DOI:
diakses pada 26 Oktober 2021]. https://doi.org/10.1097/mcg.0b013e318241b335

1253 Volume 03 Edisi 07 Juli 2023 Penulis Korespondensi: Femmy Nurul Akbar

Anda mungkin juga menyukai