2 Tahun 2022
Online: https://jurnal.fk.uisu.ac.id/index.php/ibnusina
Artikel Penelitian
HUBUNGAN POLA MAKAN, ASUPAN SERAT DAN CAIRAN TERHADAP POLA DEFEKASI
PADA MAHASISWA FK UISU STAMBUK 2018
sebagai serat yang dapat difermentasi, Berdasarkan survey awal yang dilakukan
sedangkan serat tidak larut adalah serat yang pada Mahasiswa FK UISU Stambuk 2018
terfermentasi sebagian. Serat memiliki berbagai didapatkan bahwa pola makan asupan serat dan
mekanisme dalam meningkatkan volume feses, cairan pada Mahasiswa FK UISU Stambuk
salah satu kemampuan serat adalah serat 2018 kurang, sehingga peneliti merasa perlu
mampu menyerap air dalam kolon dan untuk melakukan penelitian yang menganalisis
menyebabkan peningkatan volume feses yang pola makan asupan serat dan air lalu
akan meningkatkan gerakan peristaltic kolon menghubungkannya dengan pola defekasinya.
dan memperpendek waktu transit feses di Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kolon.7 hubungan antara pola makan asupan serat dan
Kebutuhan air merupakan hal yang cairan dengan pola defekasi pada Mahasiswa
sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia, FK UISU stambuk 2018.
sehingga mengupayakan penyediaan sumber air
METODE
baik dari segi kuantitas maupun kualitas harus
Penelitian ini merupakan penelitian
dilakukan secara maksimal. Pada remaja,
analitik observasional dengan pendekatan cross
anjuran kebutuhan air berdasarkan Angka
sectional. Penelitian ini dilakukan di Fakultas
Kecukupan Gizi (AKG) yaitu sekitar 2000 ml.
Kedokteran UISU Jl. STM, Suka Maju,
Air memiliki banyak fungsi dalam tubuh
Kec.Medan Johor, Kota Medan, Sumatera
manusia, diantaranya adalah pelarut,
Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah
distributor, katalisator, berperan dalam
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU
8
pengaturan suhu dan masih banyak lainnya.
angkatan tahun 2018 yang berjumlah 156 orang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang
mahasiswa Fakultas Kedokteran USU pada
yang diambil dengan metode simple random
tahun 2016 didapatkan rata-rata asupan cairan
sampling. Kirteria inklusi dalam penelitian ini
pada total 50 orang subjek adalah 2030
adalah bersedia menjadi sampel penelitian
mL/orang/hari. Data asupan cairan ini termasuk
dengan menandatangani lembar persetujuan
kategori tidak mengkonsumsi air dalam jumlah
setelah penjelasan, sedangkan kriteria eksklusi
yang cukup, yakni 2.300 mL/hari untuk wanita
dalam penelitian ini adalah terdapat kendala
dan 2.500 mL/hari untuk pria. Pada saat
sewaktu melakukan pengisian kuisioner pada
melakukan survei awal, peneliti sempat
waktu melakukan penelitian.
mengajukan wawancara singkat acak terkait
Alat ukur yang digunakan untuk menilai
pola defekasi pada 3 mahasiswa FK UISU
pola makan adalah kuisioner, menilai asupan
Stambuk 2018, dan ketiga responden
serat dan cairan menggunakan kuisioner dan
memberikan jawaban mengenai pola defekasi
dietary record, serta untuk pola defekasi dinilai
yang abnormal, baik itu menyangkut frekuensi
menggunakan kuisioner dan Bristol Stool
defekasi maupun konsistensinya.
Chart. Kuisioner yang digunakan sudah
(p>0.05). Dengan nilai koefisien adalah (r = UISU angkatan 2018, dengan nilai p = 0.008
0.069). (p<0.05). Dengan nilai koefisien adalah (r = -
Dari tabel 5, didapatkan terdapat 0.279) dengan arah negatif. Artinya apabila
hubungan yang signifikan antara asupan cairan asupan cairan rendah maka konsistensi BAB
terhadap konsistensi BAB pada mahasiswa FK tinggi.
Tabel 2. Uji Korelasi Antara Pola Makan Terhadap Frekuensi Defekasi Pada Mahasiswa FK UISU
Angkatan 2018
Frekuensi BAB
Total P R
Cukup Kurang
Pola Makan Teratur 6 0 6
Pola Makan 0.008 0.463
Pola Makan Tidak Teratur 29 25 54
Total 35 25 60
Tabel 3. Uji Korelasi Antara Asupan Serat Terhadap Konsistensi Feses Pada Mahas iswa FK UISU
Angkatan 2018
Konsistensi BAB
Total P r
Keras Normal Cair
Cukup 3 16 2 21
Asupan serat 0.047 -0.231
Kurang 12 27 0 39
Total 15 43 2 60
Tabel 4. Uji Korelasi Antara Asupan Cairan Terhadap Frekuensi BAB pada Mahasiswa FK UISU
angkatan 2018
Frekuensi BAB
Total P R
Cukup Kurang
Cukup 15 9 24
Asupan Cairan 0.590 0.069
Kurang 20 16 36
Total 35 25 60
Tabel 5. Uji Korelasi Antara Asupan Cairan Terhadap Konsistensi Feses pada Mahasiswa FK UISU
angkatan 2018
Konsistensi BAB
Total P R
Keras Normal Cair
Cukup 2 21 1 24
Asupan Cairan 0.008 -0.279
Kurang 13 22 1 36
Total 15 43 2 60
value 0.008 (p = <0.05), yang artinya terdapat antara asupan serat dengan konsistensi BAB
hubungan yang bermakna antara pola makan pada mahasiswa FK UISU angkatan 2018,
terhadap frekuensi defekasi pada mahasiswa FK dengan nilai p = 0.047(p<0.05). Kuat korelasi
UISU angkatan 2018. Kuat korelasi tergolong tergolong rendah atau lemah dengan arah
cukup berarti atau sedang (r = 0.463) dengan negatif, nilai koefisien adalah (r = -0.231).
arah positif. Artinya semakin teratur pola makan, Artinya semakin rendah konsumsi serat maka
maka semakin teratur juga frekuensi BAB, semakin tinggi konsistensi BAB. Hasil ini
begitu juga sebaliknya. Hal ini didukung oleh didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Nurfitria Intan Claudina pada tahun 2018, dengan hasil
pada tahun 2018, menggunakan uji korelasi penelitian terdapat hubungan asupan serat
spearman dengan hasil terdapat hubungan pola dengan kejadian konstipasi pada remaja, dengan
makan terhadap pola buang air besar dengan nilai p = 0.000 (p = < 0.05), berdasarkan hasil
nilai p value p = 0.001 dapat dikatakan bahwa koefisien kontingensi didapatkan hasil 0,696
terdapat hubungan yang bermakna antara pola artinya terdapat korelasi atau hubungan yang
makan terhadap pola buang air besar.13 sangat erat antara asupan serat makanan dengan
Pola konsumsi makanan adalah susunan kejadian konstipasi. Hal ini terjadi hubungan
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi yang negatif dimana semakin rendah asupan
16
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu. serat makanan, semakin tinggi terjadinya
Pola makan sehat sebaiknya memperhatikan konstipasi.19
angka kecukupan gizi, baik dari segi Menurut Uliyah dkk, makanan yang
karbohidrat, protein, lemak maupun mineral.17 memiliki kandungan serat tinggi dapat
Pola makan merupakan faktor utama yang membantu proses percepatan defekasi namun
mempengaruhi pola defekasi, terutama jumlah serat dan jenis juga sangat berperan.
konsumsi serat. Loening-Baucke juga Serat dapat mencegah dan mengurangi
mengemukakan terdapat hubungan yang konstipasi karena dapat menyerap air ketika
signifikan antara pola makan seperti kurang melewati saluran pencernaan sehingga
makanan berserat dan kurang asupan cairan meningkatkan ukuran feses, namun jika asupan
terhadap terhadap frekuensi defekasi. Selain air kurang, serat akan menyebabkan konstipasi
pola makan, faktor penyebab lain yang dan menyebabkan gangguan pada usus besar.20
berkontribusi terhadap frekuensi defekasi Asupan serat yang cukup sesuai dengan
diantaranya, jarang melakukan olahraga, kebutuhan, maka konsistensi feses pun akan
mengabaikan keinginan untuk buang air besar, menjadi lembut, bervolume dan dapat
kelebihan berat badan, gangguan mental, faktor dikeluarkan dengan lancar sehingga tidak terjadi
18
penyakit serta efek samping dari obat-obatan. konstipasi. Hal ini di karenakan serat makanan
Pada tabel 3. uji korelasi asupan serat memliki kemampuan mengikat air di dalam
terhadap konsistensi feses pada mahasiswa FK kolon yang membuat volume feses menjadi lebih
UISU angkatan 2018, didapatkan hubungan besar dan akan merangsang saraf pada rektum
yang kemudian menimbulkan keinginan untuk sehingga akan lebih cepat untuk dikeluarkan.
defekasi sehingga feses lebih mudah Durasi olahraga juga berpengaruh pada
21
dieliminasi. frekuensi BAB hal ini disebabkan oleh semakin
Pada tabel 4. uji korelasi asupan cairan lama durasi olahraga berarti semakin banyak
terhadap frekuensi BAB pada mahasiswa FK juga aktivitas fisiknya,dimana persen lemak
UISU angkatan 2018, didapatkan tidak ada tubuh akan menghalangi gerak dan aktivitas
hubungan antara asupan cairan terhadap tubuh.22
frekuensi BAB pada mahasiswa FK UISU Pada tabel 5. uji korelasi asupan cairan
angkatan 2018, dengan nilai p = 0.590 (p<0.05). terhadap konsisten BAB pada mahasiswa FK
Dengan nilai koefisien adalah (r = 0.069) arah UISU angkatan 2018, hasil uji statistik,
positif. Hal ini di dukung oleh penelitian yang didapatkan terdapat hubungan antara asupan
dilakukan oleh Ulfah pada tahun 2018, dengan cairan terhadap konsistensi BAB pada
menggunakan uji Spearman, antara asupan mahasiswa FK UISU angkatan 2018, dengan
cairan dengan frekuensi BAB diperoleh nilai nilai p = 0.008 (p<0.05). Dengan nilai koefisien
p=0,967 dan nilai r=-0,006 sehingga dapat adalah (r = -0.279) dengan arah negatif. Hal ini
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan asupan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
cairan dengan frekuensi BAB.13 Intan Claudina pada tahun 2018, menggunakan
Salah satu faktor yang mempengaruhi uji chi-square, dengan hasil terdapat hubungan
frekuensi BAB adalah asupan air. Air memiliki antara asupan cairan terhadap kejadian kostipasi
berbagai fungsi antara lain sebagai media dengan nilai p = 0.001 (p =< 0.05), Berdasarkan
eliminasi sisa metabolisme. Sisa metabolisme hasil koefisien kontingensi didapatkan hasil
tubuh akan dikeluarkan melalui saluran kemih, 0,696 artinya terdapat korelasi atau hubungan
saluran nafas, kulit dan saluran cerna dengan yang sangat erat antara asupan cairan dengan
13
media air. Secara teori, konsumsi air yang kejadian konstipasi fungsional. Hal ini terjadi
cukup akan membantu organ-organ pencernaan hubungan yang negatif dimana semakin rendah
seperti usus besar agar berfungsi mencegah asupan cairan, semakin tinggi terjadinya
terjadinya konstipasi karena gerakan-gerakan konstipasi fungsional.19
usus menjadi lebih lancar. Metabolisme di dalam Hal ini dapat terjadi karena di dalam
tubuh akan berjalan dengan sempurna dengan tubuh, salah satu fungsi yang dimiliki oleh air
16
konsumsi air yang cukup. Tetapi pada hasil yaitu membantu kerja organ-organ pencernaan
penelitian ini, tidak didapatkan hubungan antara seperti usus besar yang berfungsi untuk
asupan cairan dengan frekuensi BAB, hal ini mencegah sembelit (konstipasi) dengan
kemungkinan disebabkan oleh karena adanya pergerakan-pergerakan di dalam usus yang akan
beberapa faktor lain yang mempengaruhi menjadikan feses yang keluar menjadi lebih
perubahan frekuensi BAB seperti aktivitas fisik lancar. Salah satu peran air adalah memperlancar
yang dapat melancarkan gerak peristaltik fungsi pencernaan. Peran air di dalam tubuh
sehingga waktu tunggu fases menjadi lebih cepat sangat besar karena air membantu kerja organ-
organ pencernaan di seperti usus besar. Asupan Terdapat hubungan antara asupan cairan
cairan dapat mempengaruhi terjadinya terhadap konsistensi BAB pada Mahasiswa FK
konstipasi. Cairan terdiri dari air yang diminum UISU angkatan 2018. Kuat korelasi tergolong
dan diperoleh dari makanan dan air yang rendah atau lemah dengan arah negative, yang
diperoleh sebagai hasil metabolisme atau air berarti semakin rendah asupan cairan, semakin
metabolik. Air membawa hasil sisa metabolisme tinggi (keras) konsistensi BAB.
akan berperan sebagai pelumas untuk membantu
DAFTAR REFERENSI
pergerakkan sisa metabolisme bergerak di
1. Sanjoquain MA, Appleby PN, Spencer
sepanjang kolon. Semakin tubuh membutuhkan EA, Key TJ. Nutrition and Lifestyle in
Relation to Bowel Movement Frequency:
air maka semakin besar usahanya untuk
A Cross-Sectional Study of 20630 Men
menyerap kembali air yang tersedia di dalam and Women in EPIC-Oxford. Public
Health Nutrition. 2019;7(1):77-83.
usus. Ketika tubuh kekurangan air, maka gerak
doi:10.1079/phn2003522
kolon akan semakin lambat dan mengakibatkan
2. Eswaran S, Muir J, Chey WD. Fiber and
feses menjadi lebih kering dan menghasilkan Functional Gastrointestinal Disorders.
feses yang keras sehingga menyebabkan The American Journal of
Gastroenterology. 2018;108(5):718-727.
pengeluaran feses menjadi sulit.23 doi:10.1038/ajg.2013.63
KESIMPULAN 3. Sari IP, Murni AW, Masrul. Hubungan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari Konsumsi Serat dengan Pola Defekasi
pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
penelitian ini, maka dapat diperoleh kesimpulan Unand Angkatan 2012. Jurnal Kesehatan
penelitian sebagai berikut : Andalas. 2016;5(2):425-430.
doi:10.25077/jka.v5i2.534
Terdapat hubungan yang bermakna antara
pola makan terhadap frekuensi defekasi pada 4. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.
Gramedia Pustaka; 2017.
mahasiswa FK UISU angkatan 2018. Kuat
korelasi tergolong cukup berarti atau sedang 5. Hermina, Susi P. Gambaran Konsumsi
Sayur Dan Buah Penduduk Indonesia
dengan arah positif, yang berarti semakin teratur Dalam Konteks Gizi Seimbang: Analisis
pola makan, maka semakin teratur juga frekuensi Lanjut Survei Konsumsi Makanan
Individu (SKMI) 2014. Indonesian
BAB, begitu juga sebaliknya. Bulletin of Health Research.
Terdapat hubungan antara asupan serat 2016;44(3):205-218.
rendah atau lemah dengan arah negatif, yang 7. Fairudz A, Nisa K. Pengaruh Serat Pangan
Terhadap Kadar Kolesterol Penderita
berarti semakin rendah konsumsi serat makan
Overweight. Jurnal Majority.
semakin tinggi (keras) konsistensi BAB. 2015;4(8):121-126.
Tidak terdapat hubungan antara asupan
8. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
cairan terhadap frekuensi BAB pada Mahasiswa Untuk Masyarakat Indonesia (Menteri
Kesehatan RI) 1-13 (2019).
FK UISU angkatan 2018.