Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIK PENGELOLAAN ZISWAF

METODE PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BMH GERAI JOMBANG


PADA MASA PANDEMI COVID-19

Oleh:

Rany Dwi Untari

931405718

Dosen Pembimbing Lapangan:

Sri Hariyanti, M.M.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN KEDIRI

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan akhir Praktik Pengelolaan Ziswaf (PPZ) Program Studi Perbankan


Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri ini telah disetujui dan
disahkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 1 Maret 2021
Di : Kediri
Judul Laporan Akhir : Metode Pendistribusian Zakat Di BMH Gerai Jombang
Pada Masa Pandemi Covid-19

Kediri, 1 Maret 2021


Dosen Pembimbing Lapangan,

Sri Hariyanti, M.M.


NIP.198510032019032006

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “METODE PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI
BMH GERAI JOMBANG PADA MASA PANDEMI COVID-19”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Pengelolaan


Ziswaf Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Kediri. Dalam penyusunan laporan PPZ ini, penulis telah banyak
mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah
menyumbang pikiran, waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pembimbing Lapangan, Sri Hariyanti,
M.M. beserta segenap jajaran anggota Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
Gerai Jombang dan teman-teman dari PPZ 2021.

Penulis tidak dapat membalas apapun atas kebaikan beliau semua,


penulis hanya mampu mendoakan semoga amal beliau semua menjadi
amal yang baik dan diridhoi Allah SWT. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Madiun, 23 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN ....................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ................................................................................ 1
B. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................................... 3

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK


A. Profil Lembaga .................................................................................. 4
B. Pelaksanaan Praktik .......................................................................... 6
C. Permasalahan di Lapangan ................................................................ 6

BAB III PEMBAHASAN


A. Definisi Zakat .................................................................................... 8
B. Pendistribusian Zakat ........................................................................ 9
C. Metode Pendistribusian Zakat di BMH Gerai Jombang Pada Masa
Pandemi Covid-19............................................................................. 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17

LAMPIRAN
A. Surat Permohonan PPZ ..................................................................... 18
B. Surat Balasan Permohonan PPZ dari Lembaga ................................ 22
C. Form Laporan Mingguan .................................................................. 23
D. Foto-Foto Kegiatan PPZ ................................................................... 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Zakat adalah suatu hal yang wajib dikeluarkan oleh seluruh umat
muslim, bahkan kewajiban berzakat juga tercantum dalam Al-Qur‟an
surah Al-Baqarah ayat 110, Al-Muzzammil ayat 20, dan Az-Zariyat ayat
19. Dalam pendistribusian zakat sendiri juga telah diatur dengan rinci
dalam Al-Qur‟an dan Hadist.
Pada saat ini dunia berada dalam kondisi tatanan negara yang tidak
teratur dan kacau dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya yaitu
ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan dan sosial budaya. Kondisi
ini terjadi karena adanya pandemi Covid-19 yang berawal dari laporan
oleh Komisi Kesehatan Republik Wuhan pada bulan Desember 2019.
Merebaknya virus corona menyebabkan kematian kepada penderita
dengan proses virus yang inkubasi dalam tubuh manusia selama 14 hari.1
Adapun MUI menetapkan fatwa Nomer 23 Tahun 2020 tentang
pemanfaatan harta zakat, infak, dan sedekah guna penanggulangan wabah
Covid-19 dan dampak yang ditimbulkan. Penyusunan fatwa ini sebagai
solusi menanggulangi Covid-19 yang saat ini tengah dihadapi oleh umat
dan bangsa.
Oleh karena itu dengan kondisi apapun zakat tetap wajib
dibayarkan dan wajib untuk didistribusikan kepada yang berhak. Namun,
dengan kondisi pandemi covid 19 seperti sekarang ini, untuk
mendistribusikan zakat mengalami hambatan.
Dari masalah ini timbullah ide yang mendasari pemikiran untuk
melakukan penelitian mengenai Metode Pendistribusian Zakat di BMH
Gerai Jombang Pada Masa Pandemi Covid 19.

1
Dwi Hadya Jayanti, Asal Usul Virus Corona Masuk Indonesia, Diakses Di Katadata.co.id Pada
Mei 2020.

1
BMH adalah kepanjangan dari Baitul Maal Hidayatullah dimana
lembaga ini bergerak dalam bidang penghimpunan dana dan pengelolaan
dana zakat, infak, sedekah, wakaf dan hibah. Dalam pengelolaan dana
sosial kemanusiaan dan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
perusahaan. Dana yang dikelola didistribusikan melalui program
pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.2
Namun, dalam pendistribusian zakat pada masa pandemi Covid-19
seperti sekarang ini BMH mengalami hambatan. Hal ini terjadi karena
biasanya BMH mendistribusikan zakat dengan metode mengumpulkan dan
mengundang mustahiq di kantor BMH untuk mengambil zakatnya. Untuk
kali ini hal itu tidak bisa dilakukan karena terhalang aturan pemerintah
yang wajib menerapkan PSBB di berbagai daerah untuk mengurangi
penyebaran virus Covid-19.
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh
penulis sebagai berikut:
a. Untuk lebih mengetahui dan memahami metode pendistribusian
zakat yang digunakan oleh BMH Gerai Jombang pada masa
pandemi Covid-19.
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode
pendistribusian zakat pada masa pandemi Covid-19.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka kegunaan penelitian yang dilakukan
oleh penulis sebagai berikut:
a. Penelitian ini dapat bermanfaat menjadi refrensi sebagai khasanah
keilmuan bagi steakholder khususnya yang berkaitan dengan
distribusi zakat.

2
BNI Syariah, Baitul Maal Hidayatullah, Diakses Di
http://wakafhasanah.bnisyariah.co.id/organization/12 Pada 27 Januari Pukul 11.11 WIB.

2
b. Sebagai sarana memberikan rekomendasi kepada Badan Amil
Zakat Nasional dalam manajemen pengelolaan zakat yang
bertujuan pemerataan distribusi zakat kepada mustahiq guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Pengelolaan Ziswaf (PPZ) di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Kediri dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2021
s/d 28 Februari 2021 yang berlangsung selama 6 (enam) minggu, dengan
jadwal yang disesuaikan lembaga tempat praktik.
Praktik Pengelolaan Ziswaf (PPZ) yang dilaksanakan dan tempat
penelitian ini bertempat pada Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Gerai
Jombang yang beralamatkan di JL. Brigjen Katamso No. 51, Sengon,
Jombang.

3
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Profil Lembaga
BMH atau kepanjangan dari Baitul Maal Hidayatullah adalah
sebuah lembaga amil zakat nasional yang bergerak dalam bidang
penghimpunan dana zakat, infak, sedekah, wakaf dan hibah serta dana
sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR)
perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan,
dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.3
BMH mempunyai 30 kantor layanan pusat dan puluhan gerai BMH
yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk Jawa Timur sendiri terdapat 25
Gerai BMH yang tersebar di seluruh kota di Jawa Timur, salah satunya
BMH Gerai Jombang.
BMH Gerai Jombang beralamat di JL. Brigjen Katamso No. 51,
Sengon, Jombang. BMH Gerai Jombang ini pertama kali berdiri pada
tahun 2007. Pertama kali berkantor di perum Jombang Permai blok Q-1
Kelurahan Kepanjen Kec. Jombang Kab. Jombang. Beberapa kali BMH
Gerai Jombang ini mengalami perubahan status. Dimana pertama kali
berstatus sebagai Kantor KAS BMH Jombang kemudian berubah menjadi
Kantor UPP (Unit Pengelolaan Penghimpunan) BMH Jombang dan yang
terakhir berstatus sebagai Kantor BMH Gerai Jombang yang berlangsung
hingga saat ini.
BMH mempunyai visi dan misi yang sangat baik sehingga bisa
bertahan hingga saat ini. Visi dan misi dari lembaga BMH yaitu:
1. Menjadi Lembaga Amil Zakat yang terdepan dan terpercaya.
2. Menjadi lembaga zakat yang terdepan dalam penghimpunan
dan fokus dalam pendayagunaan.
3. Melaksanakan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah sesuai
dengan manajemen modern yang transparan dan professional.

3
Diakses dari https://www.bmh.or.id/profil-lembaga/ Pada 30 Januari 2021 Pukul 09.44 WIB.

4
4. Melakukan pemberdayaan umat dengan meningkatkan
kuantitas dan kualitas pendidikan dan dakwah.
BMH sendiri menerima izin legal dari pemerintah yaitu :

1. SK Menteri Agama No. 538 Tahun 2001 sebagai LAZNAS.


2. SK Menteri Agama No. 425 Tahun 2015 sesuai perubahan UU
zakat no. 23/2011.
3. Akte Notaris Lilik Kristiawati, SH Tanggal 26 Februari 2001.
4. Keputusan Menkumham AHU-AH.01.08-210 tanggal 15 April
2011.
5. NPWP 2.028.581.3-002.
6. Izin Domisili 018/SRHJ/IV/2011.
7. Surat Izin Oprasional 011.12510.13/1.848 B.
Sedangkan untuk struktur kepengurusan pada BMH Gerai
Jombang sendiri sebagai berikut:

Ketua : Aminur Rohim, S.Pd.

Bendahara : Teguh Aminudin, S.Pd.I.

Sekertaris : David Anggun Felani

Penghimpunan:

1. Kotak Amal : Ahmad Athok


2. Donatur Rutin : David Anggun Felani
Marketing :

1. Widi Wahyu Nurahmatulloh


2. Syarifudin Amrullah
3. Maryolla Sugitra
4. Prandiyono
Prodaya : Aminur Rohim, S.Pd.

Penanggung Jawab : Aminur Rohim, S.Pd.

5
B. Pelaksanaan Praktik
Selama PPZ di BMH Gerai Jombang setiap pagi setelah check in
selalu brifing untuk membahas tugas apa yang harus dilakukan pada hari
itu serta mengevaluasi tugas hari kemarin dan setiap pagi mengaji
sebanyak satu ayat. Pada saat PPZ saya diajarkan banyak hal mulai dari
penghimpunan dana, pengelolaan dana, dan pendistribusian dana. Untuk
penghimpunan dana saya diberi tugas mencari dan menawarkan kepada
masyarakat untuk menjadi donatur dengan cara mendatangi langsung
kerumahnya atau melalui media sosial.
Untuk pengelolaan dana saya diajarkan bahwa dana yang diperolah
bisa didistribusikan kepada mustahiq atau bisa digunakan untuk membuka
usaha yang sifatnya jangka panjang sehingga keuntungan yang didapat
kedepannya bisa terus digunakan dan diserahkan kepada yang berhak
menerima.
Sedangkan untuk pendistribusian dana memang sedikit terhambat
karena adanya pandemi Covid-19 ini sehingga pihak lembaga harus
menggunakan metode pendistribusian yang lain dari biasanya yang mereka
lakukan. Metode yang digunakan lembaga saat ini untuk pendistribusian
zakat yaitu menggunakan metode door to door atau mendatangi satu
persatu kerumah mustahiq dan menyerahkannya sendiri kepada mustahiq.
Sedangkan sebelum terjadi pandemi Covid-19 mereka biasanya
mengundang mustahiq ke kantor ataupun ke salah satu tempat untuk
mengambil sendiri zakatnya.
C. Permasalahan di Lapangan
Pada saat melakukan PPZ saya menemui kendala dalam
pendistribusian zakat. Karena pada masa pandemi Covid-19 seperti
sekarang ini kita tidak diperbolehkan untuk berkerumun, sehingga hal ini
sangat mempengaruhi dalam pendistribusian zakat. Namun zakat adalah
sesuatu yang harus segera kita distribusikan, sehingga pihak lembaga zakat
khususnya BMH Gerai Jombang disini memikirkan metode

6
pendistribusian zakat yang baik untuk digunakan pada masa pandemi
Covid-19 seperti sekarang ini.
Dengan pemikiran yang panjang akhirnya pihak lembaga BMH
Gerai Jombang memutuskan untuk mendistribusikan zakat dengan metode
door to door atau dari rumah ke rumah. Sehingga untuk kali ini metode
pendistribusian zakat yang digunakan yaitu kita menyerahkan langsung
kepada mustahiq ke rumahnya. Tidak seperti biasanya dimana mustahiq
sendiri yang mengambil zakat di kantor BMH Gerai Jombang. Karena kita
harus beradaptasi dengan kondisi seperti ini, tidak mungkin jika kita harus
menunggu pandemi berakhir untuk mendistribusikan zakat.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Zakat
Zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang wajib untuk kita
laksanakan. Zakat juga salah satu ibadah yang memiliki nilai sosial yang
sangat tinggi. Dari mengeluarkan zakat kita bisa belajar ikhlas dan
membantu sesama. Zakat mengajarkan kita untuk selalu menyadari bahwa
semua yang kita miliki tidak sepenuhnya milik kita, sebagian dari harta
kita ada hak orang lain yang harus kita berikan.
Zakat secara etimologi dalam kitab Mu’jam Wasit seperti yang
dikutip oleh Dr. Yusuf Qardawi adalah kata dasar yang berarti berkah,
tumbuh, bersih, dan baik. Mengutip pendapat Sulaiman Rasjid bahwa
zakat secara terminologi adalah kadar harta yang tertentu, yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.4
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan pengertian
menurut istilah sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang
dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan
bertambah, suci dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surah At-
Taubah ayat 103 dan Ar-Rum ayat 39.5
Surah At-Taubah ayat 103 :

َ ‫صهَ َٰىت َ َك‬


‫س َك ٌه‬ َ ‫عهَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬ َ ‫ط ِ ّه ُز ُه ْم َوتُشَ ِ ّكي ِهم ِب َهب َو‬
َ ‫ص ِّم‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْه أ َ ْم َٰ َى ِن ِه ْم‬
َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
‫ع ِهي ٌم‬
َ ‫س ِمي ٌع‬ َّ ‫نَّ ُه ْم ۗ َو‬
َ ُ‫ٱَّلل‬

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk

4
Ali Ridlo, “Zakat Dalam Prespektif Ekonomi Islam”, Jurnal Al-„Adl Vol. 7 No. 1, Januari 2014,
hlm 120.
5
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm 7.

8
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”6

Surah Ar-Rum ayat 39 :

‫ٱَّللِ ۖ َو َمب ٓ َءاتَ ْيتُم ِ ّمه‬ ۟ ‫بص فَ ََل يَ ْزب‬


َّ َ‫ُىا ِعند‬ ِ َّ‫َو َمب ٓ َءاتَ ْيتُم ِ ّمه ِ ّربًب ِنّيَ ْزب َُى ۟ا فِ ٓى أ َ ْم َٰ َى ِل ٱنن‬
ٓ
َ‫ض ِعفُىن‬ْ ‫ٱَّللِ فَأ ُ ۟و َٰنَئِ َك ُه ُم ْٱن ُم‬
َّ َ‫سَ َك َٰىةٍ ت ُ ِزيد ُونَ َو ْجه‬

Artinya : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”7

B. Pendistribusian Zakat
Sasaran distribusi zakat disebutkan dalam Al-Qur`an surah At-
Taubah ayat 60. Dalam ayat tersebut ada delapan kelompok sasaran
pendistribusian zakat yaitu fakir, miskin, amil, mu’allaf, budak (riqab),
orang yang berutang (gharimin), fi sabilillah, dan ibnu sabil.8
1. Fakir
Fakir ialah orang yang tidak berharta dan tidak pula mempunyai
pekerjaan atau usaha tetap, guna mencukupi kebutuhan hidupnya
(nafkah). Sedangkan orang yang menanggungnya (menjamin
hidupnya) tidak ada.
2. Miskin
Miskin adalah orang-orang yang tidak dapat mencukupi hidupnya,
meskipun ia mempunyai pekerjaan atau usaha tetap, tetapi hasil
usahanya belum mencukupi kebutuhannya dan orang yang
menanggungnya tidak ada.

6
QS. At-Taubah ayat 103.
7
QS. Ar-Rum ayat 39.
8
Arif Wibowo, “Distribusi Zakat Dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir Sebagai Accelerator
Kesetaraan Kesejahteraan”, Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 12 No. 2, April 2015, hlm 30.

9
Fakir miskin dapat digolongkan menjadi dua kategori, sebagai
berikut :
a. Fakir miskin yang sanggup bekerja mencari nafkah yang
hasilnya dapat mencukupi dirinya sendiri dan keluarganya, seperti
pedagang, petani, tukang, buruh pabrik dan lain-lain. Akan tetapi,
modal dan sarana prasarana kurang memadai sehingga hasilnya kurang
sesuai dengan kebutuhannya maka mereka wajib diberi bantuan modal
usaha sehingga memungkinkannya mencari nafkah yang hasilnya
dapat mencukupi kebutuhan hidup secara layak untuk selamanya.
b. Fakir miskin yang secara fisik dan mental tidak mampu bekerja
dan mencari nafkah seperti orang sakit, buta, tua, janda, anak-anak
(terlantar), dll. Mereka berhak mendapatkan zakat sampai
berkecukupan, bisa juga dengan memberikan bantuan modal yang
diusahakan oleh orang lain (syirkah mudharabah) dan hasilnya
memungkinkan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya secra layak
untuk selamanya.
3. Amil Zakat (Al-Amilin Alaiham)
Amil zakat atau pengumpul zakat ialah mereka (panitia atau
organisasi) yang diangkat oleh pihak berwenang yang akan
melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, baik mengumpulkan,
membagikan (kepada para mustahik), maupun mengelolanya zakat
secara professional. Orang yang ditunjuk sebagai amil zakat adalah
orang yang benar-benar terpercaya, kejujuran dan keikhlasan sangat
diperlukan bagi para amilin. Selain itu, mereka tidak dibenarkan
mengambil langsung sendiri yang menjadi bagiannya sebelum
disetujui oleh atasannya atau sesame panitia yang bertanggung jawab
dalam tugasnya sesuai dengan Hadis Nabi SAW (HR. Abu Daud dan
Ibnu Majjah), “tidak halal bagi seorang kaya memakan harta shadaqah
(zakat), kecuali karena ada lima sebab yakni orang kaya yang menjadi
amil zakat, orang kaya yang membeli barang shadaqah itu degan uang
sendiri, orang kaya yang mempunyai hutang, orang kaya yang

10
berperang di jalan Allah, dan orang miskin yang diberi shadaqah lalu
ia hadiahkan shadaqah itu kepada orang kaya.”
Allah menyediakan upah bagi mereka (amilin) dari harta sebagai
imbalan dan tidak diambil selain harta zakat melainkan sebagai
imbalan jasa dari tugas pekerjaan mereka walaupun mereka termasuk
dalam kategori orang kaya. Oleh karena itu, bagian untuk amilin
jumlahnya tidak disamakan dengan bagian yang lainnya seperti bagian
fakir miskin, karena amilin ini diberikan bagian bukan karena
kebutuhannya. Berdasarkan surat At-Taubah ayat 60 bagian amil
maksimal adalah 1/8 atau 12,5%. Untuk itu, dilakukan jika dana zakat
yang terhimpun dibagi rata dengan semua ashnaf yang lain. Bagian
amil tidak hanya diperuntukan sebagai gaji tetapi juga untuk biaya
oprasional lembaga atau badan amil zakat tersebut.9
4. Mu’allaf atau Qulubihim (Orang yang Dibujuk Hatinya)
Golongan ini terbagi terbagi dua. Pertama, orang kafir. Kedua,
orang muslim. Orang kafir yang masuk islam mendapatkan zakat
untuk mengukuhkan niatanya memeluk agama Islam. Pemberian zakat
itu juga diharapkan dapat menutupi kesulitan yang ia alami. Sementara
orang muslim yang muallaf mendapatkan zakat untuk memperkuat
imannya. Kaum muallaf diberi zakat jika memang dianggap perlu.
Pada zaman Khalifah Umar, Utsman dan Ali, kaum muallaf tidak
diberi zakat karena belum diangap perlu.10
5. Budak (riqab)
Secara bahasa, riqab adalah jamak dari raqabah yang artinya
adalah tengkuk (leher bagian belakang), seluruh tubuh dinamakan
dengan satu anggota karena nilai anggota ini yang berharga. Kata
raqabah digunakan secara mutlak dengan makna hamba sahaya, jadi
riqab adalah hamba sahaya yang dimiliki oleh seseorang. Riqab dan di

9
Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 37-39.
10
Abdurrahim, Fiqhun Nisa Shyam-Zakat-Haji (Jakarta: Mizan Publika, 2008), hlm 212.

11
sini mencakup mukatab, yaitu hamba sahaya yang berakad dengan
majikannya untuk menebus dirinya atau ghairu mukatab.11
6. Orang Yang Berutang (Gharimin)
Gharimin ialah mereka yang mempunyai utang, tak dapat lagi
membayar utangnya, karena telah jatuh fakir (Shiddieqy, 1997: 185).
Para ulama Rahimullah telah membagi utang menjadi dua bagian yaitu
utang untuk mendamaikan dua hubungan dan utang untuk memenuhi
kebutuhan (Al-Utsaimin, 2008: 213).
Seorang gharimin yang terbelit hutang secara pribadi haruslah
memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dapat diberikan dana zakat.
Qardhawi mengemukakan syarat-syarat bagi seorang gharimin
pribadi, yang pertama dana zakat digunakan untuk membayar sisa
hutangnya karena gharimin memiliki harta yang dapat digunakan
untuk membayar hutangnya. Kedua, gharimin tidak melakukan
pinjaman untuk tujuan maksiat atau keburukan. Ketiga, pembayaran
utang dilakukan secara langsung dan yang keempat hutang bukanlah
akibat kifarat atau zakat melainkan kerena bisnis (Qardhawi, 1996).12
7. Fi Sabilillah
Menurut Menurut mazhab Hanafi adalah pejuang fakir yang terjun
dalam peperangan. Mereka diberi harta zakat agar dapat membantu
keperluan yang dibutuhkan dalam perjuangan. Maka pejuang yang
kaya harta tidak diberikan zakat karena telah dicukupkan dengan
sendiri.
Pengertian fisabilillah dalam mazhab Maliki adalah: "fisabilillah
adalah pejuang yang memiliki ikatan, diberikan untuk menjadi
kebutuhan mereka dalam peperangan baik keadaan mereka kaya atau
miskin." Pengertian fisabilillah yang diberikan Malikiyah
menunjukkan bahwa tidak membedakan kaya dan miskin. Semua

11
Diakses Dari https://zakat.or.id/8-orang-yang-berhak-menerima-zakat/ Pada 6 Februari Pukul
12.50 WIB.
12
Firdaningsih dkk, “Delapan Golongan Penerima Zakat Analisis Teks dan Konteks”, Jurnal
Ekonomi Syariah Vol. 7 No. 2, 2019, hlm 327.

12
pejuang yang terjun dalam peperangan mendapat jatah harta zakat.
Pemberian ini hanya disebabkan karena terlibat dalam peperangan
bukan lainnya.13
Namun, untuk saat ini pendistribusian zakat untuk fisabilillah lebih
diarahkan kepada bidang kebudayaan, pendidikan, dan informasi.
Karena dibidang inilah yang paling tepat untuk berjihad dengan ajaran
Islam yang benar.
8. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil yaitu setiap kaum muslimin yang dalam perjalanan dan
kehabisan perbekalan, tentunya perjalanan ini bukan untuk bermaksiat
kepada Allah.14
C. Metode Pendistribusian Zakat di BMH Gerai Jombang Pada Masa
Pandemi Covid-19
Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini semua kegiatan
terhambat mulai dari pendidikan, ekonomi, dan kegiatan sosial. Salah satu
dari sekian banyak kegiatan sosial yang terhambat adalah kegiatan
pendistribusian zakat. Bagi umat muslim zakat adalah ibadah wajib yang
harus mereka lakukan, zakat juga salah satu dari rukun Islam.
Maka dari itu apapun kondisinya zakat harus tetap dibayarkan dan
didistribusikan kepada yang berhak menerimanya. Hal inilah yang menjadi
tugas lembaga zakat salah satunya yaitu BMH Gerai Jombang untuk
mendistribusikan zakat ditengah pandemi Coovid-19. Lembaga harus
mencari metode baru yang efektif untuk dilakukan di masa pandemi ini.
Setelah melalui beberapa pertimbangan akhirnya pihak lembaga
BMH Gerai Jombang memutuskan untuk menggunakan metode
pendistribusian secara door to door atau dari rumah ke rumah, untuk
mendistribusikan zakat. Ditahun 2020 di masa pandemi seperti sekarang
ini terdapat 203 mustahiq yang terdaftar sebagai penerima zakat. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir kerumunan yang pasti akan terjadi saat
13
Andi Suryadi, “Mustahiq dan Harta Yang Wajib Dizakati Menurut Kajian Para Ulama”, Jurnal
Keislaman, Kemasyarakatan, & Kebudayaan Vol. 19 No. 1, 2018, hlm 7.
14
Shalih Al-Fauzan, Mulakhas Al-Fiqh, Darul Ibnu Haitsam (Kairo: 2003), hlm 221.

13
pendistribusian zakat dengan metode yang biasa mereka lakukan yaitu
mengumpulkan mustahiq di kantor atau suatu tempat.
Pada masa pandemi Covid-19 metode door to door ini adalah
metode yang bisa dilakukan dengan efektif. Walaupun diawal
pelaksanaanya tentunya sedikit mengalami kendala karena masih belum
terbiasa dan butuh adaptasi dengan metode baru ini. Namun, setelah
beberapa kali melakukan metode ini mereka sudah sangat terbiasa dengan
metode door to door hingga bisa mengatsai kendala-kendala yang terjadi
di lapangan saat proses pendistribusian. Bahkan lembaga BMH Gerai
Jombang bisa mendistribusikan zakat kepada 75 mustahiq disetiap
harinya.
Untuk kendala yang dialami dalam metode pendistribusian zakat
secara door to door ini adalah memakan waktu sedikit lama dari biasanya,
karena kita harus mendatangi rumah mustahiq satu persatu. Namun hal ini
juga yang membuat kita bisa lebih mengenal mustahiq secara lebih dekat
lagi.
Bahkan metode ini bisa menjadi pilihan lain untuk pendistribusian
zakat jika saat masa pandemi Covid-19 telah berakhir. Karena dengan
dilakukannya metode ini kita sebagai amil zakat mengalami rasa kepuasan
yang berbeda saat menyampaikan zakat kepada mustahiq. Rasa puas yang
dialami oleh amil zakat yaitu saat mereka bisa mengenal mustahiq secara
lebih dekat lagi. Saat mendistribusikan zakat kepada mustahiq secara
langsung ke rumahnya kita bisa mengetahui bagaimana kondisi
lingkungan rumahnya, kondisi keluarganya, dan kita lebih bisa mengetahui
profil mustahiq tersebut.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Zakat adalah salah satu rukun islam yang wajib untuk kita
kerjakan. Zakat juga salah satu sarana bagi umat muslim untuk
membersihkan hartanya. Kewajiban berzakat juga telah tertulis dalam Al-
Qur‟an surah At-Taubah ayat 103 dan Ar-Rum ayat 39. Selain itu Al-
Qur‟an juga telah menjelaskan mengenai pendistribusian zakat yang diatur
dalam QS. At-Taubah ayat 60. Dalam surah tersebut dijelaskan bahwa
pendistribusian zakat di golongkan kedalam delapan golongan yaitu fakir,
miskin, amil, mu’allaf, budak (riqab), orang yang berutang (gharimin), fi
sabilillah, dan ibnu sabil.
Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini lembaga zakat
BMH Gerai Jombang menggunakan metode door to door untuk
mendistribusikan zakatnya kepada mustahiq. Dengan metode ini tentunya
banyak sekali kekurangan dan kelebihannya. Untuk kekurangannya
tentunya membutuhkan waktu sedikit lama dari biasanya, sedangkan
kelebihan yang dirasakan yaitu kita sebagai amil zakat merasa lebih puas
dan lebih dekat dengan mustahiq karena kita bisa mengetahui dan
mengenal lingkungan sekitar mustahiq dan bagaimana kondisi mustahiq
yang sebenarnya.
B. Saran
Diakhir penulisan laporan Praktik Pengelolaan Ziswaf (PPZ) ini
saya sebagai penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang saya
tujukan untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam selaku pengelola PPZ,
untuk lembaga tempat PPZ, dan untuk mahasiswa peserta PPZ. Adapun
saran-saran yang ingin saya sampaikan yaitu :
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam selaku pengelola PPZ
sebaiknya meninjau secara langsung ke setiap lembaga tempat
mahasiswa melaksanakan PPZ walapun untuk tahun ini

15
pelaksanaannya dilaksanakan secara online. Agar dapat mengetahui
perkembangan mahasiswa selama PPZ berlangsung dan dapat
meningkatkan kerjasama antara lembaga zakat dengan pihak Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
2. Untuk lembaga zakat Baitul Maal Hidayatullah Gerai Jombang tempat
PPZ berlangsung diharapkan bisa mempertahankan manajemen
pendistribusian zakat yang sudah baik ini. Semoga kedepannya target
pendistribusian zakatnya bisa mengalami peningkatan, sebagai upaya
peran serta lembaga zakat dalam membangun Indonesia menjadi lebih
baik dalam berbagai bidang khususnya bidang ekonomi.
3. Untuk mahasiswa sebagai peserta PPZ semoga ilmu yang didapat
selama ini bisa bermanfaat untuk kedepannya, serta laksanakan PPZ
dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Selalu menjaga
nama baik kampus IAIN Kediri khususnya Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim. Fiqhun Nisa Shyam-Zakat-Haji. Jakarta: Mizan Publika, 2008.


Al-Fauzan, Shalih. Mulakhas Al-Fiqh, Darul Ibnu Haitsam. Kairo: 2003.
Ali Ridlo, “Zakat Dalam Prespektif Ekonomi Islam”, Jurnal Al-„Adl Vol. 7 No. 1,
Januari 2014, hlm 120.

Andi Suryadi, “Mustahiq dan Harta Yang Wajib Dizakati Menurut Kajian Para
Ulama”, Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan, & Kebudayaan Vol. 19 No.
1, 2018, hlm 7.

Arif Wibowo, “Distribusi Zakat Dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir


Sebagai Accelerator Kesetaraan Kesejahteraan”, Jurnal Ilmu Manajemen
Vol. 12 No. 2, April 2015, hlm 30.
BNI Syariah, Baitul Maal Hidayatullah, Diakses Di
http://wakafhasanah.bnisyariah.co.id/organization/12 Pada 27 Januari
Pukul 11.11 WIB.
Diakses dari https://www.bmh.or.id/profil-lembaga/ Pada 30 Januari 2021 Pukul
09.44 WIB.
Diakses Dari https://zakat.or.id/8-orang-yang-berhak-menerima-zakat/ Pada 6
Februari Pukul 12.50 WIB.

Dwi Hadya Jayanti, Asal Usul Virus Corona Masuk Indonesia, Diakses Di
Katadata.co.id Pada Mei 2020.
Firdaningsih dkk, “Delapan Golongan Penerima Zakat Analisis Teks dan
Konteks”, Jurnal Ekonomi Syariah Vol. 7 No. 2, 2019, hlm 327.
Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani,
2002.
Kartika, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo, 2007.

QS. Ar-Rum ayat 39.

QS. At-Taubah ayat 103.

17
18
19
20
21
22
FORM LAPORAN MINGGUAN
KEGIATAN PRAKTIK PENGELOLAAN ZISWAF (PPZ)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM – IAIN KEDIRI

No Waktu Kegiatan Uraian Kegiatan Keterangan/Lampiran


1. Pembekalan PPZ Pembekalan dari pihak kampus dilaksanakan pada
12 Januari 2021 melalui Zoom. Pembekalan diisi
materi dari salah satu pimpinan lembaga zakat di
Gresik dan pimpinan lembaga zakat di Kediri.
Untuk pembekalan yang dilakukan DPL
dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2021 via
Google Meet.

23
2. Minggu Konsultasi Judul Pada minggu pertama ini kami diwajibkan untuk
Pertama Laporan Akhir menyerahkan judul Laporan Akhir yang wajib
(18 -24 Januari
2021) dikonsultasikan dengan DPL masing-masing.
Kemudian setelah di acc oleh DPL barulah kami
bisa melanjutkan untuk menyusun Laporan Akhir.

24
3. Minggu Kedua Konsultasi Penyusunan Untuk minggu kedua ini kami ditugaskan
(25-31 Januari Laporan Akhir (Bab I) menyusun Laporan Akhir BAB 1 dan
2021)
dikonsultasikan kepada DPL. Pada penyusunan
BAB 1 ini alhamdulillah tidak ada kendala yang
menghambat pengerjaan, karena pada BAB 1 ini
tersusun dari dasar pemikiran, tujuan dan
kegunaan, serta waktu dan tempat pelaksanaan.

4. Minggu Ketiga Konsultasi Penyusunan Pada minggu ketiga ini kami mulai menyusun
(1-7 Februari Laporan Akhir (Bab II) BAB II kemudian dikonsultasikan kepada DPL.
2021)
Pada BAB II ini juga tidak ada kendala yang
menghambat dalam penyusunannya padkarena
pada BAB II ini berisikan mengenai pelaksanaan
praktik PPZ yang dilakukan oleh mahasiswa.

25
5. Minggu Konsultasi Penyusunan Di minggu ke empat ini kami mulai menyusun
Keempat Laporan Akhir (Bab III) BAB III yang berisikan pembahasan dari judul
(8-14 Februari
2021) Laporan Akhir yang kami pilih. Disini saya selaku
penulis mulai menemukan kesulitan dalam
penyusunannya, karena harus mencari refrensi
yang mendukung laporan saya. Kemudian setelah
menyusun kami mengkonsultasikan kepada DPL.

6. Minggu Kelima Konsultasi Penyusunan Pada minggu ke lima ini kami ditugaskan untuk
(15-21 Februari Laporan Akhir (Bab IV) mulai mengerjakan BAB IV yang berisi
2021)
kesimpulan dan saran. Dimana pada BAB IV ini
merupakan bagian penutup dari Laporan Akhir.
Seperti minggu-minggu sebelumnya setelah
mengerjakan kami harus berkonsultasi kepada
DPL mengenai hasil kerjaka kita.

26
7. Minggu Pengumpulan Laporan Pada minggu terakhir ini kami mengumpulkan
Keenam Akhir Laporan Akhir yang telah disusun selama 6
(22-28 Februari
2021) minggu terakhir ini. Laporan yang dikumpulkan
tentunya laporan yang sudah dikonsultasikan
kepada DPL dan laporan yang sudah direvisi.

Menyetujui: Kediri, 1 Maret 2021


Dosen Pembimbing Lapangan, Peserta PPZ,

Sri Hariyanti, M.M. Rany Dwi Untari


NIP. 198510032019032006 NIM. 931405718

27
Foto-Foto Kegiatan PPZ :

28

Anda mungkin juga menyukai