NIM : 11755200017
FORMAT UNTUK SIMULASI
2. Cara kerja plant adalah Proses pengendalian tegangan kertas terjadi ketika load cell
yang berperan sebagai transducer melakukan pengukuran ketegangan kertas
berdasarkan beban atau gaya yang dihasilkan dari tegangan dalam proses
penggulungan. Nilai tegangan yang didapat pada load cell inilah yang nantinya akan
mengontrol torsi motor pada sistem rewinder roll agar didapatkan permukaan kertas
yang rata dan hasil gulungan kertas menjadi padat.
Web tension terdiri dari kata web yang artinya bahan yang ada pada suatu proses
pembuatan dengan cara ditarik secara terus-menerus dari gulungan, sedangkan tension
merupakan kekuatan ketegangan terukur yang ada pada bahan. web tension
merupakan suatu metode pengontrolan ketegangan kertas agar permukaan kertas rata
dan hasil penggulungan menjadi padat.
Roll winder machine merupakan sebuah mesin yang ditempatkan setelah proses di
dryer untuk memotong gulungan kertas berdiameter besar (jumbo roll) menjadi
gulungan yang berdiameter lebih kecil. Hasil akhir dari winder machine ini disebut
rewinder roll.
load cell yang berperan sebagai transducer melakukan pengukuran ketegangan kertas
berdasarkan beban atau gaya yang dihasilkan dari tegangan dalam proses
penggulungan.
Sumber: PERANCANGAN LQR-PID UNTUK MENGOPTIMALKAN KINERJA WEB
TENSION DALAM MEMINIMALISIR OVERSHOOT PADA SISTEM REWINDER ROOL
Dimana:
𝜌 = Resistivitas
A = Luas Permukaan pada Lembaran Kertas
L = Panjang Kertas
V = Kecepatan
Persamaan 2.2 merupakan neraca massa untuk lebar kertas antara lead roll dan
d
rewinder roll. (ρAL) menyatakan sebuah perubahan keseluruhan lembar kertas antara lead
dt
roll dan rewinder roll sedangkan ρ1 A 1 V 1 −ρAV menunjukkan neraca material yang masuk ke
lead roll dan material yang digulung pada rewinder roll.
Hukum elastisitas dan persamaan untuk menentukan ketegangan pada plant sebagai
berikut :
dε T
σ =Eε +C ,σ= (2.3)
dt A
L−Lu
ε= , ρAL=ρu A u Lu (2.4)
Lu
Dimana :
𝜎 = Tegangan pada Web Tension
𝜀 = Regangan pada Web Tension
L = Panjang Antara Lead Roll dan Rewinder Roll
E = Modulus Elastisitas Young pada Kertas
A = Luas Melintang Kertas
V = Kecepatan Kertas pada Rewinder Roll
V1 = Kecepatan Kertas pada Lead Roll
C = Modulus Redaman Kertas
Dengan penurunan rumus sebagai berikut :
dT d
L =EA ( V −V 1 )−T V 1+CA (V −V 1)
dt dt
d
EA ( V −V 1 )−T V 1+CA (V −V 1)
dT dt
=
dt L
d
EA ( V −V 1 ) +CA (V −V 1)−T V 1
dT dt
=
dt L
d
EA+CA
dT dt TV
dt
=
L
( V −V 1 ) − L 1
d
EA +CA
dT T V 1 dt
dt
+
L
=
L
( V −V 1)
d
EA +CA
( dtd + VL )T =
1
L
dt
( V −V 1 )
d
EA +CA
( dtd + VL )T =
1
L
dt
( V −V 1 )
d
EA+CA
dt
L T
=
d V1 ( V −V 1 )
+
dt L
d
CA
EA dt
+
L L T
=
d V1 ( V −V 1)
+
dt L
(2.6)
Maka dari persamaan 2.6 didapatkan persamaan laplace sebagai berikut :
EA CA
+ s
L L T
=
V1 ( V −V 1)
s+
L
(2.7)
Persamaan 2.7 diatas mencerminkan dinamika yang domain dari daerah rewinder untuk
disimulasikan serta dianalisa.
Bagian yang dimanipulasi meliputi motor, gearbox, dan rewinder roll. Dengan
menggunakan hukum Newton kedua persamaan rewinder adalah :
∑ τ (t)=Jα (t)
(2.8)
Dimana :
α = Percepatan Rotasi
J = Konstanta Inersia
τ = Momen Putar atau Torsi
Gaya putar atau torsi masukan τ (t), yang diterapkan pada massa yang dapat diputar
dengan inersia massa J , akan menyebabkan terjadi putaran dengan sudut putar θ(t ), dengan
kecepatan dan percepatan sudut putar sebesar ω (t) dan α (t). Adanya sifat-sifat fisik massa
mekanik berputar, dapat menyebabkan timbulnya gaya-gaya putar (torsi) lawan, yaitu
masing-masing torsi gesek viskos τ b (t), dengan persamaan :
τ b ( t )=Bω ( t ) (2.9)
Dimana :
ω = Kecepatan Rotasi
B = Koefisien Gesek
τb = Momen Putar atau Torsi gesek
Maka persamaan 2.8 dan persamaan 2.9 dapat di jabarkan sebagai berikut :
∑ τ (t)=Jα (t)
τ ( t )−τ b ( t )=Jα (t)
τ ( t )−Bω (t )=Jα (t )
τ ( t )=Jα ( t ) + Bω ( t ) (2.10)
selain itu hubungan antara kecepatan sudut putar ω (t) dan percepatan sudut putar α (t ),
dijabarkan dengan persamaan berikut :
dω ( t )
α ( t )= (2.11)
dt
Maka dari persamaan 2.11 yang di subtitusikan ke persamaan 2.10 maka di dapatkan
persamaan torsi yang dihasilkan motor yang kemudian di transfer untuk memutar beban,
dapat dirumuskan sebagai berikut :
τ ( t )=Jα ( t ) + Bω ( t )
dω ( t )
τ ( t )=J +Bω ( t ) (2.12)
dt
Maka dari persamaan 2.12 didapatkan persamaan laplace sebagai berikut :
τ ( t )=Jsω ( t )+ Bω ( t )
τ ( t )=( Js+ B ) ω ( t )
ω (t ) 1
= (2.13)
τ ( t ) ( Js+ B )
Berdasarkan persamaan 2.6 dan 2.13, blok diagram web tension dapat dilinierisasikan sebagai
berikut :
Berdasarkan blok diagram diatas didapatkan fungsi transfer orde kedua dalam
domain-s mulai dari torsi motor sampai tension lembar kertas adalah sebagai berikut :
T
=
D EA C
(
2 GR JL E
s+1 )
(2.14)
( )
τ B V1
2
2
D CA B V1
2
D EA
s + + + s+ +
J L 4 GR 2 JL J L 4 GR 2 JL
( )
τ 2.25 ×10−3 N m/rad /sec 152 m/sec 1.056 2 5 N sec/m2 ×1.72 ×10−3 m2
s2 + + + × s
144.967 kgm 2 5m 4 (3)
2
144.967 kgm 2 × 5 m
−3 2 6 2 −3 2
+ 2.25× 10 N m/rad / sec 152 m/ sec 1.056 1719 ×10 N /m × 1.72×10 m
2
× + 2
× 2
144.967 kgm 5m 4 (3 ) 144.967 kgm ×5 m
(3.3)
−6
T 2.088 ×10 s+717.922
= 2
τ s +31.9885 s+ 173.535237
4. Nilai dan satuan setpoint, dan sumber/jurnal rujukan
Set poin: 0.5 N
Sumber: PERANCANGAN LQR-PID UNTUK MENGOPTIMALKAN KINERJA
WEB TENSION DALAM MEMINIMALISIR OVERSHOOT PADA SISTEM REWINDER
ROOL
1. Web tension?
2. Bagian rewinder roll ?
3. Fungsi, lead cell. Lead roll, rewimder roll?
4. Penjelasan model matematis?
5.