Anda di halaman 1dari 10

GELOMBANG

Terbentuknya gelombang di laut umumnya dibangkitkan oleh angin, gempa, letusan


gunung api dan sebagainya. Yang paling sering terjadi dan dapat dihitung adalah
gelombang yang dibangkitkan oleh angin.
Proses pembentukan ini sebenarnya adalah pemindahan energi yang dikandung oleh angin
dipindahkan ke permukaan air laut. Karena air mempunyai sifat yang tidak menyerap
energi, maka energi ini dirubah ke dalam bentuk gelombang yang dibawa ke pantai
ataupun muara sungai. Di pantai energi ini dilepaskan dengan pecahnya gelombang.
Gelombang yang dibangkitkan oleh angin merupakan sumber yang utama dalam
pemasukkan energi ke daerah pesisir dan merupakan penyebab utama dalam proses
perubahan bentuk pantai, muara dan sebagainya. Gelombang dalam proses
pembentukannya (sea waves) mempunyai sifat yang acak karena belum menemukan
bentuknya. Gelombang ini terdapat di daerah angin bertiup atau daerah pembangkit
gelombang (fetch), karena sifat alamnya yang dispersif (berpisah sesuai dengan
kecepatannya). Gelombang panjang lebih cepat merambat dibanding gelombang pendek.
Daerah yang mempunyai frequensi/panjang gelombang hampir sama disebut <swell>.

Gerakan gelombang adalah pereodik yaitu selalu berulang dalam suatu pereode tertentu.

3.1 Gelombang Amplitudo Kecil

Parameter gelombang seperti terlihat pada Gambar 3.1. berikut :

L = Panjang gelombang
y
Puncak Gelombang +A
C `
A SWL
v
x
H
A -A

d
d +y
Lembah Gelombang dasar
0 ½  1½  2

Keterangan;
L = Panjang Gelombang
H = tinggi Gelombang
d = Kedalaman perairan rata-rata
C = Kecpatan jalar gelombang = L/T
T = Pereode Gelombang
Dalam penyelesaian matematik gelombang amplitudo kecil dengan anggapan ;
1. Efek tegangan permukaan diabaikan
2. Gerakan partikel zat cair Irrotational (tak berputar), memakai pers Laplace dengan

 2  2
 0
potensial kecepatan x 2 y 2

3. Amplitudo kecil dibanding panjang gelombang


4. Gelombang dua dimensi dan bentuknya tetap dalam ruang dan waktu
5. Gelombang menjalar melalui air yang mula-mula diam
6. Dasar laut adalah diam, impermeable dan horisontal.
7. Air dianggap suatu zat yang homogen, tidak termampatkan, tegangan permukaan
(surface tension) diabaikan.

Ingat hukum kekekalan massa !!!!!


Disetiap titik dalam aliran, kecepatan partikel air dan tekanan berubah dengan waktu,
maka aliran itu adalah unsteady.
Untuk aliran Irrotasional (tak berputar  potensial kecepatan  (x,y,z)
Persamaan gerak  F = m.a
DU ∂ρ ∂h
Arah sumbu – X  . x. y. Dt = - x. y. ∂ x - x. y ∂ x
DU ∂ρ ∂h
Arah sumbu – Y  . x. y. Dt = - x. y. ∂ x - x. y ∂ x
DU ∂U ∂U ∂U
= +U +V
Dt ∂t ∂x ∂y
DV ∂V ∂V ∂V
= +U +V
Dt ∂ t ∂x ∂y Jadi
∂U ∂U ∂U ∂P ∂h
ρ (∂t
+U
∂x
+V )
∂y
=− − ρg
∂x ∂x --------------- (1)
∂V ∂V ∂V ∂P ∂h
ρ ( +U
∂y) ∂ y
+V =− − ρg
∂t ∂x ∂y --------------- (2)
Pers (1) dan (2) disebut persamaan Euler
Aliran Irrotasional (aliran potensial)
∂∅ ∂∅
U= V=
∂ x dan ∂y
Persamaan (1) dan (2) menjadi
∂∅ 1
ρ + 2 ρ(U 2 +V 2 )+P+ ρ gy=0
∂t ---------------- (3)
Persamaan (3) adalah persamaan Bernoully
Untuk unsteady flow dan irrotational, potensial kecepatan mengikuti pers Laplace
2 2
∂∅ ∂ ∅
+ =0
∂ x2 ∂ y 2 ----------------------------------- (4)
Untuk menurunkan  (d,A,L,T,x,y,t) digunakan dengan sistem koordinat bergerak
dengan kecepatan C ( C = kecepatan jalar gelombang)
Ini artinya merubah aliran unsteady menjadi aliran steady

Gerak Steady Gerak Unsteady


Y
Y
t=t+¼T t=t

d
C d

X X
Koordinat bergerak dengan kec C Koordinat diam
Kedua koordinat dihubungkan oleh
X = X’ – C.t ------------------------ (5)
Potensial kecepatan
2 πX
∅=F ( y ) Sin
L -----------------------------(6)
Persamaan (6) menyatakan suatu gerak yang pereodik naik turun.
Koordinat yang diam

∅=F ( y) Sin(k . X '−ϖt ) ----------------------------- (7)



k=
L bilangan gelombang

ϖ=
T Frekuensi sudut
Persamaan (7) dan (4) menghasilkan
F(y)= A eky + B e-ky -------------------------------(8)
A & B adalah suatu kontansta
Persamaan (7) dan (8) menghasilkan
=( A eky + B e-ky)sin (k.X’ - t) ----------------------- (9)
Konstanta A dan B dicari dengan menggunakan syarat batas
1. Dasar laut dianggap “impermeable”/kedap air
Vy=-d = 0
Pers (9) menjadi
=D.Cosh{k(y+d)}Sin (k.X’ - t) -------------------------- (10)
D = konstanta
2. Di Permukaan P (tekanan atmosfeer) = 0
Py=d = 0
Pers (3) menjadi
∂∅ 1 2 2
+ (U +V )+gy=0
∂t 2 --------------------------(11)

Untuk penyelesaian persoalan gelombang laut hanya orde pertama, sehingga


diabaikan suku non linear ½ (U 2 + V 2). Pendekatan ini sangat baik bila H/L
(perbandingan tinggi dan panjang gelombang) kecil.

Persamaan (11) menjadi


∂∅
+gη=0
∂t ---------------------------------------(12)
H/L <<<<
∂∅ ∂∅
[ ] [ ]
∂t y=η

∂t y=0 --------------------------------- (13)
Dengan hubungan ini kita mendapatkan

η= Cosh(kd )Cos(kx '−ωt )
g ---------------------- (14)
Hg Cosh {k ( y +d )}
∅= Sin(kx '−ωt )
2 ω Cosh( kd ) --------------- (15)
Persamaan (15) adalah bentuk akhir dari 
Rumusan C(,d), dengan menerapkan syarat batas 3
3. Partikel air dipermukaan bebas (y = ) tetap pada tempatnya atau secara
matematis sbb:
Dη ∂η ∂η
= +U =V
Dt ∂ t ∂x -------------------------- (16)
∂η ∂η
U ≈0
Untuk gelombang amplitudo kecil ∂ x kecil, sehingga ∂x
Persamaan (15) dan (16) dibuat penyederhaan seperti pers (13) akan didapat
2 = g.k.Tanh kd ---------------------------------- (17)
Atau
2
gT 2 πd
L=

Tanh
L ( ) ----------------------------- (18)

Bila d/L > ½ 


Tanh ( 2 πdL )≈1 maka
2
gT
L= =L0
2π  Panjang gelombang dilaut dalam
g g
C0 = T ≈1 ,56
2π 2π
L0 = 1,56 T2
C0 = 1,56 T
2 πd 2 πd
Bila d/L < 1/25 
Tanh ( )L

L maka

L=T √ gd
C=√ gd  kecepatan gelombang perairan dangkal

Bila 1/25 <d/L < ½  perairan antara/menengah

3.2 KECEPATAN PARTIKEL AIR

Potensial kecepatan
Hg Cosh {k ( y +d )}
∅= Sin(kx '−ωt )
2 ω Cosh( kd )
Persamaan ini dapat untuk menghitung kecepatan dan orbit partikel air serta tekanan
di setiap titik didalam air.

∂ ∅ πH Cosh {k ( y +d )}
U= = Cos( kx '−ωt )
∂x T Sinh(kd ) ---------------- (19)

∂ ∅ πH Sinh{k ( y+d )}
V= = Sin(kx '−ωt )
∂y T Sinh(kd ) ----------------(20)
Bila ditinjau suatu titik didalam aliran pada elevasi y = y0 dan x = x0 = konstan, maka
bila
t = 0, T, 2T ------- U adalah maximum posisitif, V = 0
t = T/4, 5T/4, ------- U = 0 , V maximum negatif
t = T/2, 3T/2, ------- U adalah maximum negatif, V = 0

t = 3T/4, 7T/4, ------- U = 0 , V maximum positif

U V

0 T/4 T/2 3T/4 T t

V U

PERPINDAHAN PARTIKEL AIR

S
Partikel air yang ditinjau

X0,Y0

U = dS/dt, V = d/dt
S =∫Udt  =∫Vdt
Pakai pers (19) dan (20)
H Cosh {k ( y0 +d )}
S=− Cos(kx 0 −ωt )
2 Sinh( kd ) ---------------- (21)

H Sinh {k ( y 0 +d )}
ξ= Sin( kx0 −ωt )
2 Sinh (kd ) ----------------(22)
Atau dapat ditulis
S=−ASin (kx 0 −ωt ) ----------------(23)

ξ=BCos(kx 0 −ωt ) ----------------(24)


Persamaan (23) dan (24) dikwadratkan dan dijumlahkan
2 2
S ξ
[ ][]
A
+
B
=1
----------------(25)
Persamaan (25) adalah persamaan Ellips dengan A sumbu panjang dan B sumbu
pendek.
Untuk perairan dangkal  d/L < 1/25

H Cosh {k ( y 0 +d )} H 1 HL HT g
A=
2 Sinh(kd )
= . = =
2 kd 4 πd 4 π d √ ----- (26)

H Sinh {k ( y 0 +d )} H y0
ξ=
2 Sinh ( kd )
=
2
1+
d( ) -------------(27)

y0 = -d  B = 0 dasar perairan

d/L < 1/25

Perairan dalam d/L > ½


ky 0
H e kd . e H ky0
A= = .e
2 e kd 2 ---------- (28)
H ky 0
ξ= e =A
2 -------------(29)

Perairan menengah
Percepatan partikel dalam arah horizontal dan arah vertikal dapat dihitung dari
∂U ∂V
ax= a y=
∂t dan ∂t
2
2 π H Cosh{k ( y +d )}
ax = 2 Sin(kx '−ωt )
T Sinh( kd ) ---------------- (30)
2
2 π H Sinh {k ( y+d )}
a y= 2 Cos(kx '−ωt )
T Sinh(kd) ----------------(31)

TEKANAN DIBAWAH GELOMBANG

Persamaan Bernoully
∂∅
ρ +P+ ρgη=0
∂t
P Cosh{k ( y +d )}
gy
=
[Cosh(kd ) ]
η− y
-------------------------- (32)
H
η= Cos( kx−ωt )
2 -------------------------------(33)
Untuk perairan dalam dan didasar (y = - d)
Cosh {k ( y+ d )} 1
K p(−d )=
[ Cosh(kd )
=
]
Cosh(kd )
Persamaan (31) dapat ditulis
P=−ρ gy+ρ gK p( y ) η
-------------------------------(34)
Dimana:
gy = Tekanan Hidrostatik
gKp( y) = Tekanan Hidrodinamik
Kp( y) = Faktor Respon Tekanan
Tinggi Gelombang
P+ ρ gy
η=
ρ gK p(−d ) -------------------------------(35)

TENAGA/ENERGY GELOMBANG

Energy gelombang persatuan panjang gelombang dan persatuan lebar puncak adalah
jumlah energi kinetik dan energy potensial.

Energy Kinetik
Ek =0∫L-d∫ ½ (U2+ V2)dx.dy
2
ρ gH L
=
16 --------------------------------(36)
Ep =0∫L-d∫ y.dx.dy
2
ρ gH L
=
16 --------------------------------(37)
Energy total E = Ek + Ep
2 2 2
ρ gH L ρ gH L ρ gH L
= + =
E 16 16 8 --------------------------- (38)

Tenaga (power) gelombang adalah perkalian densitas energy dengan kecepatan


transisi gelombang yang merupakan kecepatan group (Cg)

Power = Cg (E/L) -------------------------(39)


2
E ρ gH
=
Densitas energy L 16 ------------------------- (40)
Cg = n.C ----------------------(41)
2 kd
1
n= 2 1+
( Sinh(2 kd ) ) -------------------------(42)
Peraian dalam d/L > ½
Sinh (2kd ) >>> 2kd n=½ Cg = ½ --------(43)
Perairan dangkal d/L < 1/25
Sinh (2kd ) = 2kd n=1 Cg = C -------(44)

Y
Y
t=t+¼T t=t

d
C d

X X

t=t+¼T

t=t
C d

Anda mungkin juga menyukai