PENDAHULUAN
1.2.2 Percepatan
a = dv
dt
Hubungan kecepatan dengan percepatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar
1.1 adalah
ds
d
dt d s
2
dv
a= = = 2
dt dt dt
Perpindahan, s (m)
Kecepatan, v (m/dt)
ds
dt
Waktu, t (dt)
Gambar 1.1 kecepatan
dengan = d
dt
Percepatan sudut sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1.2 didefinisikan
sebagai laju perubahan kecepatan sudut, dinyatakan dengan
= d dt
A’
B
Garis acuan
VK=20 m/s
VM=15 m/s
Kecepatan Kereta Api (VK) adalah kecepatan mobil (VM) ditambah kecepatan
relativ kereta api terhadap mobil (VKM)
Secara Vektor dapat dituliskan
VK = VM + VKM
Perhatikan sebuah garis A-B, seperti terlihat pada gambar 1.4a, yang
mempunyai gerak kombinasi translasi dan rotasi. Untuk menempatkan titik B, ambil
koordinat titik A sebagai XA dan YA, ambil R sebagai jarak antara A dan B, dan ambil
yang merupakan sudut yang dibuat garis dengan sumbu x.
VB = V A + R cos
y y
Vektor-vektor ini ditunjukkan posisinya pada gambar 1.4b. Vektor-vektor pada ruas
kanan kedua persamaan harus dijumlahkan secara vektor untuk memberikan
kecepatan total titik B. Urutan dalam menjumlahkan vektor boleh sembarang.
Marilah kita kelompokkan besaran-besarannya:
(
VB = V A + V A
x y
) + (R sin + R cos )
(
Karena V A + V A
x y
) adalah keceatan total titik A, V , dan (R sin + R cos ) = R ,
A
gambar 1.5 Gerak yang dipandang sebagai kombinasi translasi dan rotasi
Selanjutnya anggaplah titik A sebagai suatu titik yang diam, dan batang AB berputar
mengelilingi titik A. Kecepatan titik B adalah R yang merupakan kecepatan relatif
terhaddap A, yang didefinisikan sebagai VBA. Konsekuensinya, kecepatan relatif titik
B terhadap titik A adala
VBA = R
Sehingga untuk dua buah titik pada satu penghubung kaku berlaku persamaan
VB = V A + R
VB = V A + VBA
Pembahasan
T=s/V
= 80.000 m : 20 m/s = 4.000 s
Perpindahan, s (m)
80.000
Kecepatan, v (m/dt)
40
ds
20
dt
1 2 ?
Waktu, t (dt)
Dari gambar diatas kecepatan v dapat dinyatakan dengan ds/dt, yang juga adalah
kemiringan garis.
Soal 2
A
R