TEKNIK
Pertemuan 1
1. Kontrak belajar
2. Pendahuluan
TEKNIK MESIN
STT SINAR HUSNI
Pertemuan 2
1. Dinamika Teknik
2. Dimensi & Satuan
3. Persamaan Gaya, Massa &
percepatan
2
TEKNIK MESIN
STT SINAR HUSNI
SOAL PRE TEST
Apa yang dimaksud dengan dinamika teknik? Sebutkan
aplikasi nya dalam teknik mesin.
Tuliskan dimensi & satuan dari massa (mass. m), bobot
(weight. w), gaya (force. f), Energi (energy. E), Daya
(power. P).
Keterangan:
1 . Tulis nama, no. mhs dan jawaban pada selembar kertas.
2. Waktu 10 menit
3
APA YANG ANDA LIHAT…?
4
DINAMIKA TEKNIK
Konsep
Aplikasi
5
DIMENSI & SATUAN
6
1. Massa (mass), (m) = kg
2. Bobot (Weight), (W)
m . g = kg . m/det2
= N (newton)
pengaruh gravitasi (g)
3. Gaya (force), (F)
m . a = kg . m/det2
= N (newton)
pengaruh akselerasi / percepatan (a)
7
4. Energi (energy), (E)
f.l =N.m
= Joule
Gaya x Jarak
5. Daya (power), (F)
Energi Joule
= = watt
time det ik
8
GAYA, MASSA & PERCEPATAN
Konsep : gaya
gaya diperlukan untuk mengubah keadaan gerak
suatu benda
keadaan gerak : diam (tidak bergerak), bergerak
dengan kecepatan konstan, bergerak dengan percepatan
konstan
9
PERUBAHAN KEADAAN (STATE)
diam menjadi bergerak
bergerak menjadi diam
10
kategori gaya
2. gaya non-kontak
(field):
- gaya gravitasi,
- gaya listrik (gaya
coulomb),
- gaya magnet, dsb
11
BEBERAPA GAYA BEKERJA PADA
SEBUAH BENDA
resultan R F F1 F2 F3 F4
13
DUA KEMUNGKINAN HASIL
F = 0
benda tetap pada keadaan geraknya
F ≠ 0
benda berubah keadaan geraknya
14
SETIMBANG TRANSLASI
jika jumlah semua gaya luar = 0, maka benda berada
dalam kesetimbangan translasi
F x 0
F y 0
F2 cos 2 F1 cos 1 0
F1 sin 1 F2 sin 2 0
15
MASSA
massa adalah sifat yang dimiliki oleh benda, menentukan
seberapa sulitnya/sukarnya untuk mengubah
kecepatannya
a1
F m1
m1 a2
a2 m 2 a1
F m2
16
dengan gaya yang sama, jika massa benda lebih besar,
percepatan semakin kecil
percepatan berbanding terbalik dengan massa
17
MASSA DAN BOBOT (BERAT)
massa tidak dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar objek
massa adalah besaran skalar
18
PERCEPATAN DAN GAYA
a
F m
2a
2F m
3a
3F m
19
PERCEPATAN DAN GAYA ...
untuk massa yang sama, semakin besar gaya yang
diberikan, percepatan benda semakin besar
percepatan berbanding lurus dengan gaya
20
CONTOH SOAL:
21
LATIHAN SOAL
Contoh Soal:
Percepatan gravitasi di bulan adalah seperenam kali percepatan gravitasi di bumi. Percepatan gravitasi di
bumi 10 N/kg, seorang altet angkat besi mampu mengangkat beban yang massanya 180 kg. Berapa massa
beban yang mampu diangkat jika dilakukan di bulan ?
Penyelesaian:
Diketahui : g = 10 N/kg
g’ = 1/6 x 10 N/kg
m = 180 kg
Ditanyakan : m’ = …… ?
Jawab : Berat beban di bumi
w = m . g
w = 180 kg . 10 N/kg
w = 1800 N
Berat beban yang mampu diangkat di bulan sama dengan di bumi yaitu 1800 N
w’ = w
m’.g’ = 1800 N
m’.10/6 N/kg’ = 1800 N
m’ = 1800 N x 6/10 kg/N
m’ = 1080 kg
Jadi beban yang mampu diangkat di bulan adalah 1080 kg.
22
Latihan Soal (pre test & post test)
Apakah yang dimaksud dengan dinamika teknik?
Sebutkan aplikasi nya dalam teknik mesin.
Tuliskan dimensi & satuan dari massa (mass. m),
bobot (weight. w), gaya (force. f), Energi (energy. E),
Daya (power. P).
Rangkumlah tentang materi persamaan yang telah di
uraikan?
Tugas Paper
1. Hukum newton
24
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
Newton’s Laws of Motion
First Law - A body remains in its state of motion unless acted
upon by an outside force
Partikel akan tetap diam atau terus bergerak lurus beraturan dengan
kecapatan tetap bila bila resultan gaya yang bekerja pada partikel
adalah nol ( ΣF = 0 )
Third Law - Forces always occur in pairs, i.e. for every action
there is an equal and opposite reaction
Gaya aksi dan reaksi antara benda-benda yang saling mempengaruhi adalah
sama besar, berlawanan arah dan segaris (Faksi = Freaksi) 25
1ST LAW OF MOTION
(LAW OF INERTIA)
26
2ND LAW
27
KESETIMBANGAN GAYA PADA
PARTIKEL
Ditinjau sebuah benda bermassa m yang dikenai gaya sebesar
F. Dengan menganggap gaya-gaya luar yang lain tidak ada,
maka benda tersebut akan bergerak dengan percepatan yang
tertentu. Dari hukum II Newton akan di dapatkan hukum
kesetimbangan gaya.
F = m.a
Formula di atas, m.a dapat diterjemahkan sebagai gaya reaksi
dari gaya-gaya yang mempengaruhi. Formula di atas dapat
juga dituliskan sebagai:
F – m.a = 0
Dengan kata lain jumlah gaya-gaya yang bekerja pada suatu
benda adalah nol.
28
Contoh 1.
Sebuah benda diluncurkan pada sebuah papan yang dimiringkan dengan sudut 30°. Jika
gesekan diabaikan, tentukan besar percepatan benda tersebut.
30
Latihan Soal (pre test & post test)
Jelas kan tentang Hukum Newton yang anda ketahui? Dan
uraikan aplikasi nya dalam teknik mesin.
Jelas kan tentang kaidah d’ Alembert yang anda ketahui? Dan
uraikan aplikasi nya dalam teknik mesin.
Latihan soal.
Tugas Paper
Buatlah paper tentang Gaya satis & dinamis (di kumpul
hari rabu, via email: sutrisna.sttnas@gmail.com )
31
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
Pertemuan 4
32
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
Latihan Soal (pre test & post test)
Jelas kan tentang Gaya statis & Gaya dinamis ? Dan
uraikan aplikasi nya dalam teknik mesin.
Latihan soal.
Tugas Paper
Buatlah paper tentang kinetika partikel (di kumpul hari
rabu, via email: sutrisna.sttnas@gmail.com )
33
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
Pertemuan 5
Kinetika Partikel
34
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
Force & Acceleration
Work & Energy
35
Latihan Soal (pre test & post test)
Jelas kan tentang Kinetika Partikel? Dan uraikan aplikasi
nya dalam teknik mesin.
Latihan soal.
Tugas Paper
Buatlah paper tentang kinetika partikel (di kumpul hari
rabu, via email: sutrisna.sttnas@gmail.com )
36
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
Pertemuan 6
37
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
PENGERTIAN ENERGI
38
SIFAT – SIFAT ENERGI
39
40
41
MACAM & JENIS ENERGI
42
43
HUKUM KEKEKALAN ENERGI
44
45
DAYA
46
47
Latihan Soal (pre test & post test)
Jelas kan tentang Kerja & energi? Dan uraikan aplikasi
nya dalam teknik mesin.
Latihan soal.
Tugas Paper
Buatlah paper tentang Impuls & momentum (di kumpul
hari rabu, via email: sutrisna.sttnas@gmail.com )
48
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
Pertemuan 7
49
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
PERUBAHAN
IMPULS
MOMENTUM
Berlaku Hukum:
1. Kekekalan Momentum
TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN
(ada energi yang dibebaskan setelah
tumbukan)
F(t)
52
t1 t2 t
t
Sebuah partikel bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki
momentum linear p yang merupakan perkalian antara kecepatan partikel itu
.
dengan massanya
v
m p = mv.
Menurut hukum Newton II resultan gaya yang bekerja pada sebuah
benda berbanding lurus dengan percepatan
F = ma.
d (mv) dp
F
dt dt
dp=Fdt
53
p1 p 2 dp F .dt
p1 t1
Jika gaya eksternal resultan yang bekerja pada sistem sama dengan nol,
maka vektor momentum total sistem tetap konstan
dp
0
dt
Untuk sistem partikel
p1 p 2 ........ p n p
54
BEBERAPA PENGGUNAN PRINSIP MOMENTUM
A
B
x 55
O
Balok yang satu bermomentum positif ( A bergerak dalam arah +x) dan balok yang lain
bemomentum negative (B bergerak dalam arah –x) dari hokum kekekalan momentum
kita peroleh:
0 mB v B m A v A
mB v B m A v A
Atau mB
vA vB
mA
56
TUMBUKAN
JENIS-JENIS TUMBUKAN
v’1
v’2
sebelum sesudah
v'2 v'1
v1 + v’1 = v’2 + v2 atau 1
v2 v1
v'2 v'1
Secara umum perbandingan e
v2 v1
59
2. Tumbukan Lenting sebagian
Setelah tumbukan ada sebagian energi mekanik yang berubah menjadi energi panas,
bunyi atau energi yang lain. Sehingga setelah tumbukan ada energi yang dibebaskan.
Hukum kelestarian energi mekanik tidak berlaku. Pada tumbukan ini dicirikan harga
elastisitasnya adalah 0<e<1
60
BANDUL-BALISTIK
h
V’
v
61
Gambar 6.5 Bandul-Balistik untuk menentukan kecepatan peluru
Jika massa peluru adalah m dan massa bandul adalah M, dengan
kelestarian momentum diperoleh
mv (m M )v'
energi sistem akan berubah menjadi energi potensial peluru bersama
bandul hingga sampai pada puncak ayunan peluru-bandul
1
2
2
(m M )v' (m M ) gh Atau v' 2 gh
mM
v 2 gh
m 62
TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI
y y
m1
vo
q
x x
m1 m2 j
63
m2
Klesterian momentum untuk masing-masing arah
Arah sumbu x : mm v o m1v1 cos . m2 v 2 cos .
2 2 2
Bola billiard dengan kecepatan 30 m/s menumbuk bola biliard II yang diam dan
bermassa sama. Setelah tumbukan, bola I bergerak menyimpang 30 o dari arah semula.
Carilah kecepatan masing-masing bola dan arah gerak bola II. (tumbukan dianggap
elastis)
64
Sebuah balok bermassa m1 = 2,0 kg bergerak sepanjang permukaan meja yang sangat licin
dengan laju 10 m/dt. Di depan balok pertama itu ada sebuah balok bermassa m2 = 5,0 kg
bergerak dengan laju 3,0 m/dt searah dengan balok pertama. Sebuah pegas dengan tetapan
k = 1120 N/m ditempelkan pada balok kedua sebagaimana diperlihatkan pada gambar
Berapa jauhkah pegas itu termampatkan pada saat terjadi tumbukan?
3,0 m/dt
10 m/dt
m1 m2
Kunci = 0,25 m 65
TENAGA PENDORONG ROKET
Momentum awal roket P1=mv
Pada saat t+dt kecepatan roket bertambah v+dv.Misal
massa yang menyembur per satuan waktu. Massa
roket tinggal m- dt, massa bahan bakar yang
dilepaskan dt.
Jika vr kecepatan roket relatif terhadap bahan bakar
yang menyembur.
v’=v-vr
Momentum akhirnya adalah (m- dt)(v+dv)
Momentum bahan bakar yang tersembu adalah v’ dt 66
Maka berlaku :
dm
dv vr gdt
m
Dengan mengintegrasikan diperoleh:
v=-vrlnm-gt+C
Jika modan vo massa dan kec saat t=0 maka
vo=-vrlnmo+C 67
Dan v=vo-gt+vrln(mo/m)
KASUS NEUTRINO
Jika dua benda terbang terpisah dg kecepatan v1 dan v2 maka
energi kinetiknya juga terpisah :
Q=K1 + K2 =1/2 m12 +1/2 m22
Momentum kedua partikel harus sama dengan nol sehingga:
m1v1 = -m2v2
Jika kedua persamaan dikuadratkan dan di bagi dua maka
diperoleh:
68
1/2M12V12=1/2M22V22
M1K1=M2K2
JIKA PERSAMAAN INI DIKOMBINASIKAN
DENGAN PERSAMAAN DI ATAS DIPEROLEH:
m1
K1 m2
m1 m2 Q K2 m1 m2 Q 69
Latihan Soal (pre test & post test)
Jelas kan Impuls & momentum? Dan uraikan aplikasi nya
dalam teknik mesin.
Latihan soal.
Tugas Paper
Buatlah paper tentang Rankuman materi dari perteuan 1 - 7 (di
kumpul hari rabu, via email: sutrisna.sttnas@gmail.com)
70
MOMENTUM
LINEAR
DAN
TUMBUKAN
71
MOMENTUM LINEAR :
p x mv x
(9-1) p mv p y mv y (9-2)
p z mv z
Laju perubahan momentum
Hukum Newton II :
dp
F (9-3)
dt
Bagaimanakah momentum benda yang terisolasi, yaitu tidak ada
gaya yang bekerja pada benda tersebut ?
(9-4) dp Fdt
Impuls
tf
(9-5) p p f p i Fdt
ti
72
IMPULS :
tf Impuls suatu gaya F sama dengan
(9-6) I Fdt p perubahan momentum benda.
ti
Teorema Impuls-Momentum
F
Gaya rata-rata :
1 t
F Fdt
f
(9-7)
t t
t
i
ti tf
I p Ft (9-8)
Untuk F konstan :
I p Ft (9-9)
73
KEKEKALAN MOMENTUM LINIER
UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL
p1 = m1v1 Hukum Newton III
dp dp
F12 1 F21 2 F12 F21
dt dt
F12 F21 0
m1
dp1 dp 2 d
F12 0 ( p1 p 2 ) 0
dt dt dt
F21
P p1 p 2 konstan (9-10)
p1i p 2i p1 f p 2 f (9-12) 74
TUMBUKAN
Interaksi antar partikel yang berlangsung
dalam selang waktu yang sangat singkat
Gaya impulsiv
Tumbukan Tak Lenting sama sekali Setelah tumbukan kedua partikel menyatu
v2i v1i vf
m2 m1
m1 + m2
v1i
m1
m2 v2f cos
m2
PM x
79
Y
m
2 m1 y1 m2 y2
y2 yc
m1 m2
m1
yc
y1
X
n n
m1 y1 m2 y2 mn yn mi yi mi yi
yc i 1n i 1
m1 m2 mn M
mi
i 1
Bagaimana jika massanya tersebar di dalam ruang ?
80
n
mi yi
yc i 1
M
n
mi xi
xc i 1 rc xc ˆi yc ˆj zc kˆ
M
n mi xi ˆi mi yi ˆj mi zi kˆ
mi zi rc
M
zc i 1
M
mi ( xi ˆi yi ˆj zi kˆ )
rc
M
mi ri ri xi ˆi yi ˆj zi kˆ
rc
M
81
Z
rc
ri mi
M
m ri mi
PM rc lim
i mi 0 M
ri
rc 1
rc rdm
X M
1
Y xc xdm
M
1
yc ydm
M
1
zc zdm
M
82
GERAK SISTEM PARTIKEL
drc 1 dr
mi i i i
mv
Kecepatan : v c
dt M dt M
Momentum : Mv c mi vi p = P
dv c 1 dv 1
Percepatan : ac mi i miai
dt M dt M
dP
Mac mi ai Fi
dt
dP P Mv c konstan
Fi 0 0
dt
83
84
v v+v
( M m) v M ( v v ) m( v v e )
Mv v e m
Impact
(tumbukan)
86
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
Impact = a collision between two bodies which occurs in a
verry small interval of time, and during which the two
bodies exert on each other relatively large force
87
88
PADA BENDA BERGERAK, DIDESKRIPSIKAN
DENGAN BESARAN-BESARAN YANG TELAH
DIPELAJARI ANTARA LAIN
Posisi
Jarak
89
Kecepatan
Ada yang merupakan
Percepatan
besaran vektor ada yang
Waktu tempuh
Energi kinetik
merupakan besaran skalar
Perpindahan
Laju
Gaya total
BESARAN YANG MERUPAKAN UKURAN MUDAH
ATAU SUKARNYA SUATU BENDA MENGUBAH
KEADAAN GERAKNYA (MENGUBAH KECEPATANNYA,
DIPERLAMBAT ATAU DIPERCEPAT) MOMENTUM
Definisi momentum :
90
Hasil kali massa dan kecepatan
p=m v
Momentum besaran vektor , satuannya kg.m/s
CONTOH SOAL :
Berapa besar momentum burung 22 g yang terbang
dengan laju 8,1 m/s?
Gerbong kereta api 12.500 kg berjalan sendiri di atas
91
rel yang tidak mempunyai gesekan dengan laju
konstan 18,0 m/s. Berapa momentumnya?
Jika suatu peluru memiliki massa 21,0 g ditembakkan
dan memiliki laju 210 m/s, berapa momentumnya?
LAJU PERUBAHAN MOMENTUM SEBUAH
BENDA SAMA DENGAN GAYA TOTAL YANG
DIBERIKAN PADANYA
p
F
t
92
mv mv m v v0
F 0
t t
v
m ma Hk. Newton II
t
CONTOH
Mencuci mobil: perubahan momentum dan gaya.
93
PENYELESAIAN
Kita ambil arah x positif ke kanan. Pada setiap sekon, air dengan
momentum px = mvx = (1,5 kg)(20 m/s) = 30 kg.m/s berhenti pada
saat mengenai mobil.
Besar gaya (dianggap konstan) yang harus diberikan mobil untuk
merubah momentum air sejumlah ini adalah
95
Sistem sekumpulan benda yang
berinteraksi satu sama lain
Lenting
(tenaga kinetik kekal)
96
Tidak Lenting
(energi kinetik total setelah tumbukan selalu lebih kecil dari
tenaga kinetik total sebelum tumbukan)
97
Tumbukan Lenting :
•Momentum kekal
•Energi kinetik kekal
1 2 1 1 2 1
m1v1 m2v 2 m1v '1 m2v '22
2
2 2 2 2
98
CONTOH
Bola bilyar dengan massa m yang bergerak dengan laju v
bertumbukan dari depan dengan bola kedua yang
massanya sama dan sedang dalam keadaan diam (v2 = 0).
Berapa laju kedua bola setelah tumbukan, dengan
menganggap tumbukan tersebut lenting?
Penyelesaian
Hk Kekekalan Momentum :
mv 0 mv '1 mv '2
v v '1 v '2
(1)
v v '1 v '2
Hk Kekekalan Energi Kinetik:
1 2 1 2 1 2 2 2 2
mv 0 mv '1 mv '2 v v '1 v '2
2 2 2
v 2 v '12 v '22 (2)
99
PERSAMAAN (2) DAPAT
2
DITULIS : v v '1
v v '1 v ' 2
101
CONTOH
Sebuah gerbong kereta 10.000 kg yang berjalan
dengan laju 24,0 m/s menabrak gerbong lain
yang sejenis yang sedang dalam keadaan diam.
Jika kedua gerbong tersebut tersambung sebagai
102
akibat dari tumbukan, berapa kecepatan bersama
mereka?
Sesudah tumbukan
103
PENYELESAIA
N
Momentum total sistem sebelum tumbukan
p1 m1v1 m2v 2
(10.000 kg)(24,0 m/s)+(10.000 kg)(0 m/s)
2,40 105 kg m/s
Kedua gerbong menyatu dan bergerak dengan
kecepatan yang sama, misal v.
Momentum total sistem setelah tumbukan
p2 (m1 m2 ) v p1 2,40 105 kg m/s
Selesaikan untuk v, ketemu V = 12 m/s
104
ENERGI KINETIK AWAL :
1 2 1 2
EK1 m1v1 0 (10.000 kg) 24,0 m/s
2 2
2,88 106 J
105
Energi kinetik setelah tumbukan :
1 2 1 2
EK 2 m1 m2 v 20.000 kg 12,0 m/s
2 2
1,44 106 J
Energi yang diubah menjadi bentuk lain :
Gaya, F
sangat besar dalam waktu yang
sangat singkat, dan kemudian
dengan drastis kembali ke nol lagi.
Grafik besar gaya yang diberikan
satu benda pada yang lainnya pada 0
Waktu, t
saat tumbukan, sebagai fungsi
waktu, kira-kira sama dengan yang
ditunjukkan oleh kurva pada
gambar. Selang waktu Δt biasanya
cukup nyata dan sangat singkat.
109
p kedua ruas dikalikan dengan Δt
F
t
F t p
Impuls perubahan momentum
110
TUMBUKAN PADA DUA ATAU TIGA
DIMENSI
Kekekalan momentum dan energi juga bisa diterapkan pada
tumbukan dua atau tiga dimensi, dan sifat vektor momentum
sangat penting. Satu tipe umum dari tumbukan yang tidak
berhadapan adalah di mana sebuah partikel yang bergerak
(disebut proyektil) menabrak partikel kedua yang diam (partikel
"target"). Ini merupakan situasi umum pada permainan seperti
bilyar, dan untuk eksperimen pada fisika atom dan nuklir
(proyektil, dari pancaran radioaktif atau akselerator energi-
tinggi, menabrak inti target yang stasioner).
y m1
p’1
m1
’1
’2 x
p1 m2 p’2
m2
111
KEKEKALAN MOMENTUM PADA TUMBUKAN 2
DIMENSI
Pada arah sumbu-x:
p1x p2 x p '1x p '2 x
m1v1 m1v '1 cos '1 m2v ' 2cos '2
112
Karena pada awalnya tidak ada gerak pada arah sumbu-
y, komponen-y dari momentum adalah nol
y m1
p’1
m1
’1
’2 x
p1 m2 p’2
m2
113
PENYELESAI
AN
Sumbu-x :
mv1 mv '1 cos 45 mv '2 cos 45
Sumbu-y : 0 mv '1 sin 45 mv '2 sin 45
m saling menghilangkan.
Dari persamaan untuk sumbu-y :
v '2 v '1
sin 45
v '1
sin 45
v'
sin 45
sin 45
1
v1 v '1 cos 45 v '2 cos 45 2v '1 cos 45
v1 3,0 m/s
v '1 v '2 2,1 m/s
2cos 45 2 0,707
115
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
Pertemuan 10
116
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
BENDA TEGAR
117
APA BEDA PARTIKEL DENGAN BENDA
TEGAR ?
119
Benda Tegar Biasanya Memiliki Tumpuan
120
Macam-macam Tumpuan dan Reaksinya
121
Contoh Menggambar FBD nya
122
123
Mencari Gaya Resultan pada Beban Terdistribusi
124
Kalo beban terdistribusinya berbentuk segitiga ?
100 N/m FR
12 m x
1. FR = ____________ 2. x = __________.
A) 12 N B) 100 N A) 3 m B) 4 m
C) 600 N D) 1200 N C) 6 m D) 8 m
125
Prosedur Menyelesaikan Soal
Fx = 0 Fy = 0 Mo = 0
titik O itu titik apa? Yang mana?
126
Contoh Soal 1
Given: Weight of the boom =
125 lb, the center of
mass is at G, and the
load = 600 lb.
Find: Support reactions at A
and B.
Plan:
1. Put the x and y axes in the horizontal and vertical directions,
respectively.
2. Draw a complete FBD of the boom.
3. Apply the EofE to solve for the unknowns. 127
Contoh Soal 1 (Jawaban)
Fy 0 : Ay 9.81 kN 23.5 kN 0
Ay 33.3 kN
130
• Check the values obtained.
Contoh Soal 3
Ay 18.75 N
Contoh Soal 4
132
Contoh Soal 4 (jawaban)
SOLUTION:
• Taking entire beam as a free-body,
determine reactions at supports. F y 0 :
MA 0: Ay 90 kN 54 kN 117 kN 54 kN 0
D7.2 m 90 kN1.8 m 54 kN4.2 m Ay 81 kN
54 kN8.4 m 0
133
D 117 kN
Contoh Soal 5
134
Soal Tantangan
137
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
ACCELERATION-DECCELERATION
138
WHAT IS SPEED?
A way of describing “how fast” something is moving.
More technically, speed is the rate of change of an
objects position with respect to time.
139
CALCULATION OF SPEED
There are a couple of different ways to calculate
speed
Average speed, S, is simply the change in
position, x, divided by the time, t, taken to travel
that distance…
x xF xI
S
t t F t I
141
APPLICATIONS OF SPEED: SUPERSONIC FLIGHT
MAX SPEED = 1650 MPH (MACH 2.2)
142
APPLICATIONS OF SPEED: SKY DIVER
TERMINAL VELOCITY = 200 MPH
143
SAMPLE PROBLEM: SPEED
A runnerruns a 400
meter race in a time
of 50 seconds.
What is her average
speed?
S
xF xI
S
400 0 m
tF tI 50 0s
S 8 m
s
144
WHAT IS ACCELERATION?
A way of describing how fast something is speeding up
or slowing down.
More technically, acceleration is the rate of change of an
objects speed with respect to time.
145
CALCULATION OF ACCELERATION
As with speed, there are a couple of different
ways to calculate acceleration
Average acceleration, a, is simply the time rate of
change of speed, S,…
S S F S I
a
t tF tI
146
APPLICATIONS OF ACCELERATION:
LAMBORGHINI
ACCEL. = 15.38 MPH/SEC = 22.56 FT/SEC^2
Engine: 6 liter, V12
Horsepower: 550 @ 7100 RPM
Maximum Speed: 210 MPH
0-60: 3.9 sec
0-100: 8.8 sec
Price: $275,000
147
APPLICATIONS OF ACCELERATION: SPACE
SHUTTLE ACCEL. = 64.87 MPH/SEC = 95.14
FT/SEC^2
Speed Attained: > 17,500 MPH
Time to Low Orbit: 11 min.
Time to Space: 45 min.
148
SAMPLE PROBLEM:
ACCELERATION
A motorcycle turns the corner
of a race track at 85 MPH and
then speeds up to 150 MPH on
the straightaway. Knowing that
it took 5 seconds to change
speed, what is the average
acceleration?
a
SF SI
a
150 85MPH
tF tI 5 0s
a 13 MPH
s
149
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
Pertemuan 13
150
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
KECEPATAN SUDUT
DAN PERCEPATAN SUDUT
lintasan titik P
Panjang busur lintasan : s r (10.1a)
P Posisi sudut : s r (10.1b)
r
Kecepatan sudut rata-rata :
(10.2)
2 1
t2 t1 t
Kecepatan sudut sesaat :
d (10.3)
lim
t 0 t dt
Percepatan sudut rata-rata :
Q,t2
1 (10.4)
P,t1 2
r t2 t1 t
r
Percepatan sudut sesaat :
d 151
lim (10.5)
t 0 t dt
GERAK ROTASI UNTUK PERCEPATAN SUDUT TETAP
konstan
d (t ) t
o d 0 dt
dt
(t ) o t
(t ) o t (10.6)
d (t ) t
dt
o d 0 dt
(t ) t
o d 0 (o t )dt
(t ) o o t 12 t 2 (10.7)
2 o2 2 ( o ) (10.8)
GLBB
v (t ) vo at
s ( t ) so vo t 12 at 2 Adakah relasi antara besaran sudut dan besaran linier ?
152
2
v vo2 2a ( s so )
RELASI BESARAN SUDUT DAN LINIER
Kecepatan linier :
ds
v d
v dt vr
P s r dt
r v r (10.9)
panjang lintasan
Percepatan tangensial :
dv d
at r
dt dt
a t r (10.10)
at
Percepatan radial :
a P v2
ar r 2 (10.11)
ar r
K 12 I 2 (10.15)
m dm
lim dm dV I r 2 dV
V 0 V dV 154
TEOREMA SUMBU SEJAJAR
Jika Ic adalah momen kelembaman benda terhadap sumbu putar yang
melalui pusat massanya, maka momen kelembaman benda terhadap
sembarang sumbu putar yang sejajar dan berjarak d dari sumbu tersebut
adalah : I I Md 2 (10.17)
c
C
d
O 155
MOMEN
F GAYA 3
F1
rF sin
Fd (10.18)
r sin d
r3 d1 r1 net 1 2 F1d1 F2 d 2
r
m
156
USAHA DAN ENERGI
Usaha :
F dW F ds ( F sin )rd
F sin
dW d
d d d d
ds I I I I
dt d dt d
d P
dW I d
t
W I d
o
12 I t2 12 I o2
Usaha yang dilakukan oleh gaya luar untuk memutar benda tegar terhadap
sumbu tetap sama dengan perubahan energi kenetik rotasi benda tersebut !
157
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
Pertemuan 14
158
TEKNIK MESIN
STTNAS YOGYAKARTA
1.1 PENDAHULUAN
Fisika :
Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda dialam, gejala-
gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda
dialam .
159
1.2
Fisika
Klasik Kuantum
(sebelum 1920) (setelah 1920)
Posisi dan Momentum Ketidak pastian Posisi
partikel dapat ditetapkan dan Momentum
secara tepat partikel
ruang dan waktu ruang dan waktu
merupakan dua hal yang merupakan satu
terpisah kesatuan
Besaran :
Sesuatu yang dapat diukur dinyatakan dengan angka (kuantitatif) Contoh :
panjang, massa, waktu, suhu, dll.
Mengukur :
Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan.
Besaran Fisika baru terdefenisi jika : ada nilainya (besarnya)
ada satuannya
contoh : panjang jalan 10 km
satuan
161
nilai
1.4
Satuan :
Ukuran dari suatu besaran ditetapkan sebagai satuan.
Contoh : meter, kilometer satuan panjang
detik, menit, jam satuan waktu
gram, kilogram satuan massa
dll.
1.5
7 Besaran Pokok dalam Sistem internasional (SI)
1.6
Dimensi
Cara besaran itu tersusun oleh besaran pokok.
- Guna Dimensi :
1. Untuk menurunkan satuan dari suatu besaran
2. Untuk meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan
Besaran Turunan
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
164
1.7
Contoh :
a. Tidak menggunakan nama khusus
NO Besaran Satuan
1 Kecepatan meter/detik
2 Luas meter 2
165
1.8
Besaran Turunan dan Dimensi
166
1.9
Faktor Penggali dalam SI
167 1.10
Contoh Soal
1. Tentukan dimensi dan satuannya dalam SI untuk besaran turunan berikut :
a. Gaya
b. Berat Jenis
c. Tekanan
d. Usaha
e. Daya
Jawab :
berat Gaya MLT -2
a. Gaya = massa x percepatan b. Berat Jenis = = =
volume Volume L3
=M x LT -2
= MLT -2 satuan = MLT-2 (L-3)
kgms-2 = ML-2T-2 satuan kgm-2
gaya MLT -2
c. Tekanan = luas = L2= MLT satuan kgm s
-2 -1 -1
waktu T
168
1.11
2. Buktikan besaran-besaran berikut adalah identik :
a. Energi Potensial dan Energi Kinetik
b. Usaha/Energi dan Kalor
Jawab :
Keduanya (Ep dan Ek) mempunyai dimensi yang sama keduanya identik
b. Usaha = ML2T-2
Energi = ML2T-2
Kalor = 0.24 x energi = ML2T-2
169
Ketiganya memiliki dimensi yang sama identik
1.12
LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu :
Menghitung momen inersia arah x dan y dari
penampang majemuk dengan koordinat
Cartesian & Polar
TIK - 3
170
CONTOH SOAL
Momen inersia suatu bentuk bidang terhadap
sumbu x dan y di bidangnya masing - masing
didefinisikan dengan integral-integral (KOORDINAT
CARTESIAN)
Ix y 2dA
Iy x 2dA
a
2
dA bdy,Ix 2 by 2 dy ba 3 / 12....(a)
0
171
y
dy
x dA a/2
y
r y
x x
0 c
a/2
x1
172
Melalui cara yang sama, dengan mengambil
momen inersia terhadap sumbu y diperoleh:
Iy ab 3 / 12....(b)
Rumus (a) dapat digunakan pula untuk
menghitung momen inersia Ix jajaran genjang
atau belah ketupat (gambar a)
173
Belah ketupat ini dapat dipandang sebagai
bentuk empat persegi panjang, lihat garis putus-
putus, dengan suatu pergeseran tertentu untuk
setiap elemen tertentu (berarsir) yang sejajar
dengan sumbu x.
dy
a/2
y x1
dy
x h
c y
x
a/2
x1
175
Dalam menghitung momen inersia sebuah
segitiga terhadap alasnya (gambar b), maka
untuk suatu elemen pada jarak y dari alas,
b(h y )dy
dA
h
Dan diperoleh:
h
Ix b / h y 2 (h y )dy bh3 / 12
0
176
MOMEN INERSIA POLAR
Momen inersia luas relatif terhadap garis atau
sumbu tegak lurus bidang luas disebut momen
inersia polar simbul J.
177
I 2 dA
Jz r 2 dA
( x 2 y 2 )dA
x 2 dA y 2 dA
Ix Iy
178
KULIAH
DINAMIKA TEKNIK
180
Ada 2 macam mesin yang mendapatkan keuntungan dari
penggunaan sebuah roda gila yaitu :
1. generator listrik yang digerakkan oleh sebuah motor bakar
2. mesin press pembuat lubang
181
Momen puntir yang diberikan ke generator berubah-ubah
karena adanya langkah tenaga hanya terdapat sekali dalam
setiap dua kali putaran mesin.
Voltase keluaran dari suatu generator adalah fungsi dari
kecepatan, suatu perubahan dalam voltase akan
mengakibatkan suatu kedipan dalam cahaya lampu.
Sebuah roda gila digunakan dalam hal seperti ini untuk
menjamin kecepatan dan momen puntir yang cukup
merata dari generator.
182
Proses pembuatan lubang membutuhkan sejumlah tenaga
yang besar dalam keadaan mesin berjalan cepat dan tiba-
tiba, dan jika roda gila tidak digunakan semua teraga ini
harus dilakukan oleh sebuah motor, yang akan
memerlukan tenaga yang besar.
Dengan menggunakan sebuah roda gila, motor yang jauh
lehih kecil dapat digunakan.
Hal ini karena tenaga dari motor disimpan dalam sebuah
roda gila selama selang waktu antara proses pembuatan
lubang dan tersedia untuk digunakan pada waktu proses
pembuatan lubang terjadi.
183
Adalah variasi dari kecepatan yang diperlukan dan
didefinisikan sebagai :
184
185
misalkanlah bahwa kecepatan sudutnya bervariasi, di mana V1
adalah kecepatan maksimum dari pelek, V2 adalah kecepatan
minimum dari pelek, dan V adalah kecepatan rata-rata pelek,
maka: 186
atau 2V = V1 + V2 ……pers1
Mengingat koefisien fluktuasi dalam kecepatan
Maka ……pers2
Umpamakan bahwa seluruh massa M dari roda gila berpusat pada jari
rata-rata R. Maka tenaga kinetis(KE) pada kecepatan V1 dan V2
adalah:
187
188
Dalam sebuah roda gila aktual tidak semua massanya dipusatkan
pada peleknya seperti telah kita asumsikan, tetapi sebuah roda gila
biasanya dirancang sedemikian hingga hampir semua massanya ada
dalam peleknya, sehingga tenaga kinetisnya akan menjadi lebih besar
pada suatu kecepatan sudut yang tertentu. Dalam persamaan-
persamaan di atas, M adalah massa efektif dari roda gila pada
peleknya dan sama dengan massa dari pelek ditambah efek dari
semua lengan dan porosnya.
Mengingat tegangan-tegangan dalam pelek dan lengan adalah
dischabkan oleh gaya-gaya sentrifugal yang merupakan fungsi dart
kecepatan, kecepatan pelek V biasanya dibatasi sampai 30 m/detik
untuk besi tuang dan 40 m/detik untuk baja. Berat jenis dari besi
tuang adalah 7090 kg/m3 dan baja adalah 7830 kg/m2
189
Sebagai suatu contoh dari analisa sebuah roda gila kita akan menentukan
ukuran dari roda gila yang perlu untuk digunakan dalain sebuah mesin
press pembuat lubang. Suatu diagram dari sebuah mesin press ditunjukkan
dalam Gambar, di mana sebuah peluncur dari mekanisme engkol-peluncur
bekerja sebagai penembus (punch) untuk memaksa segumpal metal dari
pelat melalui lubang dari cetakan. Mesin press tersebut dapat membuat
lubang sebanyak 30 lubang per menit dan berarti waktu yang diperlukan
untuk pembuatan 1 lubang adalah 2 detik.
190
Jawab
:
191
Gambar dibawah menunjukkran sebuah tipa kurva yang menggambarkan hubungan antara
gaya vs perpindahan untuk suatu langkah pembuatan lubang dalam sebuah material yang kenyal
seperti baja. Luasan di bawah kurva gaya vs perpindahan gerak dalam Gambar dibawah, kira-kira
dapat dianggap merupakan sebuah segitiga,
192
maka lzerja yang dilakukan untuk pembuatan suatu lubang
adalah:
Jadi
ANALISA TANPA RODA GILA Tenaga rata-rata yang diperlukan selama kerja pembuatan
lubang, dengan mengasumsikan kurva gaya lintasan dalam Gambar (b) adalah siku-siku, adalah:
193
Akan tetapi, mengingat P dalam Gambar (a) adalah dua kali yang ada dalam
Gambar (b), tenaga sesaat maksimum nyatanva kira-kira adalah 9840 W.
ANALISA DENGAN RODA GILA Jika sebuah roda gila digunakan, tenaga motor
dapat dikurangi cukup banyak. Gambar (c) menunjukkan bahwa waktu pembuatan
lubang adalah 2 detik dan waktu pembuatar lubang yang nyata adalah 1/3 detik.
Jika sebuah roda gila digunakan jumlah tenaga yang sama untuk tiap periode harus
diberikan dan dinyatakan oleh luasan FGIE. Jadi dengan sebuah roda gila tenaga
sehesar 1640 J diberikar. dalam 2 detik, ini menunjukkan bahwa diperlukan tenaga
motor = 1640/2 = 840 W. Selama 1/3 detik interval pembuatan lubang, motor
memberikan tenaga yang dinyatakan oleh luasan AHIE, yang besar = 273 J, tetapi
tenaga yang diperlukan untuk pembuatan lubang dinyatakan oleh luasan ABODE.
yang besarnya 1640 J. Jadi tenaga yang harus diambil oleh roda gila adalah 1640 –
273 = 1367 J. Jadi kita lihat bahwa tenaga yang diberikan oleh motor selama kerja
pembuatan lubang adalah 273/1640 = 1/6 dari jumlah total tenaga yang diperlukan
selama seluruh periode.
194
Untuk menentukan massa dan ukuran dari roda gila, kita umpamakan diameter
pelek rata-rata = 900 mm, maka kecepatan pelek rata-rata akan sama dengan:
195
196
Sebagai contoh lain dari penggunaan sebuah roda gila, marilah kita
perhatikan suatu roda gila yang diperlukan dalarn sebuah mesin
empat langkah satu silinder. Dalam Gambar momen puntir keluaran
digambarkan terhadap posisi dari engkol. Empat langkah dari torak
terjadi selama sebuah periode dan hanya ada satu kali langkah tenaga
untuk 2 putaran. Momen puntir keluaran kombinasi adalah jumlah
momen punter yang disebabkan oleh tekanan gas dan momen puntir
kelembaman. Tekanan gas pada torak dapat diperoleh dari suatu
diagram indikator. yang memberikan gambaran tentang tekanan gas
sebagai funesi dari posisi torak. Momen puntir keluaran yang
disebabkan karena tekanan gas dapat diperoleh dari analisa gaya
statis dan digambarkan terhadap (versus) posisi menyudut dari
engkol. Momen puntir kelembaman keluarannya diperoleh dari
analisa tentang gaya kelembaman.
197
Luasan yang terletak di atas garis momen puntir nol menyatakan kerja positif
yang dilakukan oleh mesin. dan luasan di bawahnva menyatakan kerja
negatif. Momen puntir rata-ratanya diperoleh dengan menjumlahkan secara
ilmu hitung luasan-luasan ini dan membaginya dengan lintasan engkol pada
720°. Jika ada sebuah mesin yang digerakkan oleh mesin motor (engine)
memberikan momen puntir penahan yang sama dengan momen puntir rata-
rata, sesuatu peralatan harus ditambahkan untuk meratakan kurva momen
puntir kombinasi. Tujuan dari suatu roda gila adalah memberikan momen
puntir keluaran yang merata (uniform). Luasan yang ditandai dengan garis-
garis miring di atas garis momen puntir rata-rata menyatakan adanya
kelebihan tenaga yang disebabkan karena kecepatan yang bertambah dan
kelebihan tenaga ini tersimpan dalam roda gila, dan luasan yang ditandai
dengan garis-garis miring di bawah garis momen puntir rata-rata me
nyatakan adanya kekurangan tenaga yang disebabkan karena berkurangnya
kecepatan dan kekurangan tenaga ini diambil dari roda gila. Besar relatif
dari luasan yang ditandat dengan garis-garis miring dalam gambar
diberikan oleh jumlah luasan seperti ditunjukkan dalam gambar.
198
Untuk menentukan tenaga yang harus disimpan dalam roda gila kita hams
menentukan posisi di mana kecepatan engkolnya maksimum dan minimum.
Pertama-tama kita seakan-akan percaya bahwa kecepatan akan minimum
pada awal dari lanakah tenaga dan maksimum pada akhir dari langkah
tenaga. Bagaimanapun juga dari penyelidikan Gambar kita akan melihat
bahwa ini bukaniah posisi-posisi yang benar. Jika kita mulai pada titik A
dan pergi ke titik B, kita melihat bahwa luasan di bawah kurva momen
puntir kombinasi adalah negatif, menunjukkan adanya pengurangan pada
tenaga, jadi kecepatannya berkurang. Maka sewaktu kita pergi dari B ke C,
kita akan melihat bahwa luasannya positif, menunjukkan adanya kelebihan
tenaga, jadi kecepatannya bertambah. Oleh karena itu kecepatan maksimum
dan minimum terjadi pada suatu posisi di mana kurva momen puntir
kombinasinya memotong kurva momen puntir rata-rata.
199
Untuk menentukan titik-titik di mana kecepatannya maksimum dan minimum,
secara kasar kita akan memulainya di titik D, suatu titik awal di mana kurva
momen puntir kombinasinya memotong kurva rata-rata dan kita sebut
kecepatan di sini = ωl . Pada titik ini energi kinetiknya adalah E1, dan pada
waktu kita meneruskannya ke titik A, karena kelebihan tenaga = 100, tenaga
pada A adalah E1 + 100. Maka sewaktu kita meneruskan ke titik B, ada
kekurangan tenaga 75 unit. dan jadi pada waktu di B. tenaga telah
berkurang menjadi E1 + 25. Pada puncak dari gambar, tingkat tenaga
relatifnya dinyatakan untuk tiap perpotongan, dan kita melihat bahwa
kecepatan maksimum terjadi di titik A, di mana merupakan suatu titik yang
tenaganya adalah maksimum, dan kecepatan minimum terjadi pada titik E,
di mana tenaganya adalah minimum. Kemudian perubahan tenaga
maksimum diberikan oleh jumlah secara ilmu hitting dari luasan yang
diarsir di antara titik-titik ini, ini adalah tenaga yang digunakan dalam
persamaan 5.
200
Roda Gila pada Kopling
Roda gila sering disebut juga roda gaya, roda penerus, adalah sebuah komponen berupa sebuah
piringan yang dipasangkan pada flensa di ujung roda poros engkol. Bagian tepi roda gila
biasanya memiliki cincin bergerigi untuk pertautan dengan roda gigi motor starter pada saat
motor dihidupkan. Karena itu tanpa roda gila hampir tidak mungkin menghidupkan mesin.
Kalaupun hidup, putaran mesin menjadi tidak teratur. Bobot yang dimiliki roda gila inilah yang
menyebabkan putaran poros engkol mantap dan halus. Bobot roda gila pada mesin mobil
penumpang berkisar 7.5-50 KG.
Sirip pengimbang pada poros engkol sering dimanfaatkan untuk membuat putaran mesin
menjadi lebih merata. Beberapa merek mobil juga memakai mesin yang dilengkapi alat
peredam getaran sehingga putaran mesin menjadi sangat halus. Bentuk peranti ini mirip roda
gila, tetapi ukurannya lebih kecil dan dipasang diujung poros engkol bagian depan.
Roda gila dipasang kokoh pada ujung poros engkol sehingga tidak mudah bergeser dari
dudukannya. Ini untuk menjamin agar roda gila, mesin , dan kode penyalaan tetap pada posisi
yang benar. Selain itu, tepat ditengah roda gila ada lubang kecil. Bantalan peluru ini bertugas
menahan ujung bagian depan poros kopling.
Fungsi lain dari roda gila adalah sebagai tempat pemasangan kopling. Kopling terpasang pada
roda gila berikut tempurung yang seputar sisi sekrupnya pada roda gila. Permukaan salah satu
201
roda gila dibubut sangat halus. Jadi disamping sebagai alat untuk meneruskan atau
menyalurkan tenaga dari mesin ke poros gardan melalui kopling.
202
HUBBLE’S LAW
Hubble interpreted redshift-distance relationship as a linear
increase of the recession velocity of external galaxies with their
distance
Mathematically, the Hubble law is
v=Hd
where v=velocity and d=distance
Modern measurement gives the Hubble constant as H=72
km/s/Mpc
In fact, Hubble’s interpretation is only “sort of” correct
What really increases linearly with distance is simply
wavelength of light observed, and this redshift is due to the
cosmological expansion of space over the time since the light
left the distant galaxy and arrived at the Milky Way!
203
SPACE TIME STRUCTURE – THE METRIC EQUATION
205
COSMOLOGICAL PRINCIPLE
206
OBSERVATIONAL EVIDENCE FOR
HOMOGENEITY AND ISOTROPY
Let’s look into space…
see how matter is
distributed on large
scales.
“Redshift surveys”…
Make 3-d map of galaxy
positions
Use redshift & Hubble’s
law to determine distance
207
Each point
is a bright
galaxy
CfA redshift
survey 208
Las Campanas
Redshift survey
209
FRIEDMANN-ROBERTSON-WALKER
METRIC
A “metric” describes how the space-time intervals relate to local
changes in the coordinates
We are already familiar with the formula for the space-time interval in
flat space (generalized for arbitrary space coordinate scale factor R):
s 2
(ct) 2
R 2
x 2
In terms of radius and angles instead of x,y,z, this is written: y 2
z 2
s2 (ct) 2 R 2 r 2 2 sin 2 ( ) 2
General solution for isotropic, homogeneous curved space is:
2 2 2
r 2
2 2 2
s (ct) R sin ( )
1 kr
2
And in fact, in general the scale factor may be a function of time, i.e.
R(t)
210
CURVATURE IN THE FRW METRIC
This introduces the curvature constant, k
Three possible cases…
211
Flat spaces (open; k=0)
212
MEANING OF THE SCALE
FACTOR, R.
Scale factor, R, is a central concept!
R tells you how “big” the space is…
Allows you to talk about changing the size of the space (expansion
and contraction of the Universe - even if the Universe is infinite).
Simplest example is k=+1 case (sphere)
Scale factor is just the radius of the sphere
213
R=0.5 R=1 R=2
What about k=-1 (hyperbolic) universe?
Scale factor gives “radius of curvature”
R=1 R=2
215
Ifa galaxy remains at rest relative to the overall
space (i.e. with respect to the average positions of
everything else in space) then it has fixed co-
moving coordinates.
Consider two galaxies that have fixed co-moving
coordinates.
Let’sdefine a “co-moving” distance D
Then, the real (proper) distance between the galaxies is
d=R(t) D
216
Galaxies and galaxy clusters gravitationally bound. Their meter
length does not change with expansion
R (t ) D
R(t t ) D
217
218
219
220
221
HUBBLE LAW
222
EXPANSION RATE
223
224
225
HUBBLE TIME
Hubble
sphere
DH
226
SCALE FACTOR –ROBERTSON WALKER
METRIC
According to GR, the possible space-time intervals in a homogeneous, isotropic
Universe are the FRW metric forms with k=0 (flat), k=1 (spherical), k=-
1(hyperbolic):
2 2 2
r 2
2 2 2
s (ct) R(t) 2
sin ( )
1 kr
The scale factor R(t) describes the relative expansion of space as a function of
time.
Both physical distances between galaxies and wavelengths of radiation vary
proportional to R(t).
d(t) =Dcomoving R(t)
(t)=emitted R(t)/R(emitted)
Observed redshift of radiation from distant source is related to scale factor at
emission time (t) and present time (t0) by 1+z=R(t0)/R(t)
Hubble observed that Universe is currently expanding; expansion can be
characterized by H=(Rt)/R
For nearby galaxies, v=dH0 ,where the present value of the Hubble parameter is
227
approximately H0 =70 km/s/Mpc
INTERPRETATION OF HUBBLE LAW
IN TERMS OF RELATIVITY
New way to look at redshifts observed by Hubble
Redshift is not due to velocity of galaxies
Galaxies are (approximately) stationary in space…
Galaxies get further apart because the space between them is
physically expanding!
The expansion of space, as R(t) in the metric equation, also affects the
wavelength of light… as space expands, the wavelength expands and
so there is a redshift.
So, cosmological redshift is due to cosmological expansion
of wavelength of light, not the regular Doppler shift from
local motions.
228