Anda di halaman 1dari 123

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 1

PENYUSUN MODUL

May Sari
(06111181823055)

Suci Mellinia Ivanka


(06111181823008)

Kelas : Indralaya
Mata Kuliah : Listrik Magnet
Dosen Pengampu : Sudirman,S.pd.,M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas modul listrik magnet ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan modul ini adalah untuk memenuhi
tugas dari bapak Sudirman,S.pd.,M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah listrik
magnet. Selain itu, modul ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
memberikan referensi belajar mengenai materi listik magnet bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih Sudirman,S.pd.,M.Si. selaku dosen pengampu


mata kuliah listrik magnet yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
modul yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan modul ini.

Palembang, 4 Desember 2020

Penyusun

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 3


Kompetensi Dasar :

3.2 Menganalisis muatan listrik, gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial
listrik, energi potensial listrik serta penerapanya pada berbagai kasus.
4.2 Melakukan percobaan berikut presentasi hasil percobaan kelistrikan
(misalnya pengisian dan pengosongan kapasitor) dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.

Indikator Pembelajaran :

1. Mahasiswa dapat menganalisis muatan listrik, gaya listrik, kuat medan


listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya
pada berbagai kasus
2. Mahasiswa dapat melakukan percobaan yang berkaitan dengan
kelistrikan dalam kehidupan sehari-hari

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari uraian dari materi siswa diharapkan dapat :


1. Menganalisis muatan listrik, gaya listrik, kuat medan listrik, fluks,
potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada berbagai
kasus
2. Melakukan percobaan yang berkaitan dengan kelistrikan dalam
kehidupan sehari-hari

Petunjuk Penggunaan Modul :

Agar anda berhasil menguasai dan memahami materi pada modul ini, serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, bacalah dengan cermat dan
ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain :
1. Berdoa terlebih dahulu agar diberikan kemudahan dalam mempelajari
materi dalam modul ini
2. Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini dapat
dipahami dengan baik
3. Buat dan isilah rencana pembelajaran yang terdapat dalam modul agar
dapat mengkonsultasikannya apabila mendapat kesulitan
4. Kerjakan lembar kegiatan ataupun soal-soal yang disediakan dengan baik

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 4


DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................. 1
Data diri penyusun modul.................................................................................. 2
Kata pengantar ................................................................................................... 3
Petunjuk penggunaan modul ............................................................................. 4
Daftar isi ............................................................................................................ 5
Analisis vektor ................................................................................................... 6
Gaya elektrostatika ............................................................................................ 14
Medan listrik elektrostatika ............................................................................... 22
Fluks Listrik dan hukum Gauss ......................................................................... 33
Potensial listrik .................................................................................................. 42
Usaha energi elektrostatik ................................................................................. 51
Arus listrik searah .............................................................................................. 60
Arus listrik bolak-balik ...................................................................................... 78
Bahan dielektrik ................................................................................................. 95
Hukum Biot-Savart ............................................................................................ 98
Hukum ampere .................................................................................................. 102
Gaya lorentz ....................................................................................................... 109
Medan magnet ................................................................................................... 114
Latihan Soal ........................................................................................................121
Daftar Pustaka......................................................................................................123

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 5


ANALISIS VEKTOR

Besaran fisis dalam Fisika diungkapkan dalam besara skalar dan vektor.
 Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai.
 Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.

A. ALJABAR VEKTOR
Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah

Penjumlahan dan Pengurangan Vektor :

Perkalian Vektor:

k = sembarang skalar

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 6


B. GRADIEN

Gradien suatu fungsi skalar adalah suatu vektor yang turunan arahnya maksimum
di titik yangditinjau dan arah vektornya adalah arah dari turunan maksimum di titik
tersebut.
Dalam koordinat Kartesian (x, y, z):

Dalam koordinat Bola (r, :

C. INTEGRAL VEKTOR

Jika F adalah suatu vektor, maka integral garis dari vektor F:


 b
d
b
  N  
 F (r )  d   lim Fi   i
a (C ) N  i 1

Jika C merupakan lintasan tertutup:


 
  nda
S
F

Jika F adalah suatu vektor, maka integral permukaan dari vektor F:

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 7



Batas n

 
  nda
S
F

Jika S merupakan permukaan tertutup:


 
 F  nda
S

Jika F adalah vektor dan  adalah skalar,


maka integral volumenya:
J   dv skalar
V
 
K   Fdv vektor
V

D. DIVERGENSI

Divergensi suatu vektor adlah limit dari integral permukaan vektor tsb persatuan
volume, jika volume yang dilingkupi oleh permukaan S mendekati nol.
 1  
divF  lim  F  nda
v 0 V S

Dalam koordinat Kertesian (x,y,z):


  F F F
divF  x  y  z
 x x x

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 8


Dalam koordinat Bola (r , ,  ) :
 1  1  1 F
divF  2 (r 2 Fr )  (sin F ) 
r r r sin   r sin  
Teorema Divergensi
Integral dari divergensi suatu vektor diseluruh volume V sama dengan integral
permukaan dari komponen normal vektor di seluruh permukaan yang meliputi
volume V.
  

V
divF dv    nda
F
S

E. CURL
Curl suatu vektor adalah limit perbandingan integral dari perkalian silang vektor
tersebut dengan vektor nominalnya di seluruh permukaan tertup, jika volume
yang dilingkupi permukaan mendekati nol.

 1  
curlF  lim  n  Fda
v 0 V S

Komponen curl F dalam arah vekor satun a adalah limit dari suatu integral garis
persatuan luas, bila luas tertutup tersebut mendekati nol. Luas tersebut tegak
lurus terhadap vektor a

  1  
a  curlF  lim  F  d 
S 0 S C

1   
lim V  a  n  Fda
v 0 S

Dimana kurva C adalah bidang normal vektor a

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 9


Karena a paralel dengan normal seluruh permukaan maka :

  
a  nda  d 
Karena V  S maka :

  1  
a  curlF  lim  F  d 
V 0 S C

Teorema Stokes

Integral garis dari suatu vektor diseluruh lintasan tertutup C sama dengan integral
komponen normal dari curl vektor tersebut di semua permukaan S yang dilingkupi
lintasan tadi. Integral garis dari suatu vektor diseluruh lintasan tertutup C sama
dengan integral komponen normal dari curl vektor tersebut di semua permukaan S
yang dilingkupi lintasan tadi.

   
 F  d 
C
 curl F  nda
S

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 10


F. OPERATOR DIFERENSIAL VEKTOR
Operator diferensial vektor disebut del atau nabla.
Dalam koordinat kartesian :

Grad :

Divergensi :

Curl :

Operator del adalah operator linier :

Jika a dan b adalah konstanta-konstanta skalar.

Teorema integral lain yang penting.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 11


E. OPERATOR LAPLACE
Operator Laplace sebenarnya adalah divergen dari gradien dari suatu fungsi. Operator
ini dilambangkan dengan atau kadang ditulis juga
   2
1. Operator Laplace dalam koordinat kartesian (x,y,z)

 2  2  2
 2  2 2
2

x y z
x  0
  (xF )  0
x  0
x(xF )  (  F )   2 F
( )  ( )  
( F  G )  ( F  )G  Fx(xG )  (G  ) F  Gx(xF )
x( FxG)  (  G ) F  (  F )G  (G  ) F  ( F  )G
  (F )  ( )  F    F
  ( FxG)  (xF )  G  (xG )  F
x(G )  ( ) xF  xF
r  3
xr  0
(G  )r  G

2r  0

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 12


2. Operator Laplace dalam koordinat bola

1   2   1     1  2
  2
2
r   sin  
r r  r  r 2 sin      r 2 sin 2   2
3. Operator Laplace dalam koordinat silinder

1     1  2  2
  2
2
r  
r r  r  r 2  2 z 2
Persamaan Laplace
Dalam kasus persoalan listrik yang melibatkan konduktor, dimana seluruh
muatan-muatannya berada pada permukaan konduktor atau muatan-muatannya
merupakan muatan-muatan titik yang tetap, maka adalah nol dititik dalam
ruang. Maka persamaan laplace adalah :

 2  0

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 13


GAYA ELEKTROSTATIS (LISTRIK STATIS)

Pengertian Gaya Elektrostatis

Gaya elektrostatis adalah gaya yang timbul pada dua benda yang memiliki muatan
listrik statik. Jika muatannya sama atau sejenis maka akan saling menolak sementara
jika muatannya berlawanan jenis maka akan saling menarik.

Gaya tolak menolak atau gaya tarik menarik antara dua buah benda bermuatan
listrik ini biasa kita sebut dengan gaya Coulomb. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum
coloumb ”Gaya listrik (tarik-menarik atau tolak-menolak) antara dua muatan listrik
sebanding dengan besar muatan listrik masing-masing dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak pisah antara kedua muatan listrik.” (Hk. Coulomb).

Hukum coloumb dapat ditulis :

q1.q 2
F
r2
“Hukum Coulomb”

Keterangan :

F = Gaya …………………….. Newton (N)

q = Muatan Listrik …………….Coulomb (C)

r = Jarak……………………….Meter (m)

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 14


Gaya Coulomb

Di sekitar suatu muatan listrik akan membentuk medan listrik. Dalam membahas
medan listrik, digunakan pengertiankuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat m
edan listrik adalah vektor gaya Coulombyang bekerja pada satu satuan muatan
yang kita letakkan pada suatu titik dalam medan gaya ini, dan dinyatakan dengan :

E (r )

Berdasarkan distribusi muatannya, gaya elektrostatis dibedakan menjadi dua yaitu


:

1. Distribusi Muatan Diskrit

1 dq
E (r )  rˆ
4 0 r 2

Muatan yang menghasilkan medan listrik disebut muatan sumber. Misalkan muatan
sumber berupa muatan titik q. Kuat medan listrik yang dinyatakan dengan pada suatu
vektor posisi terhadap muatan sumber tsb, adalah medan pada satu satuan muatan uji.
Bila kita gunakan muatan uji sebesar q’ 0 pada vektor posisi relatif terhadap
muatan sumber, kuat medan harus sama dengan vektor satuan arah radial keluar
Muatan sumber q berupa muatan titik seharga q dan terletak pada posisi.

Titik P berada pada posisi, sehingga posisi relatif P terhadap muatan sumber adalah .
Vektor satuan arah SP haruslah sama dengan. Jadi kuat medan listrikpada titik oleh
muatan titik q pada , harus sama dengan

2. Distribusi muatan kontinyu

Jika distribusi muatan tersebut adalah kontinu, maka medan yang


ditimbulkannya di setiap titik P dapat dihitung dengan membagi elemen2 yang

sangat kecil dq. Medan yang ditimbulkan oleh setiap elemen akan dihitung,

dengan memperlakukan elemen2 tsb sebagai muatan titik .diberikan oleh

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 15


1dq
dE (r )  rˆ
4 0 r 2
Dimana r adalah jarak dari elemen muatan dq ke titik P. medan resultan
kemudian dicari dari prinsip superposisi dengan menjumlahkan kontribusi2
medan yang ditimbulkan oleh semua elemen muatan, atau

E (r )   dE (rˆ)

MEDAN LISTRIK

Medan Listrik merupakan daerah disekitar benda bermuatan Listrik. Apabila suatu
benda bermuatan listrik berada di daerah tersebut,maka akan mendapatkan gaya
Listrik. Medan listrik sendiri merupakan efek yang ditimbulkan oleh adanya muatan
listrik (elektron,ion,atau proton) pada ruangan yang ada di sekitarnya.

qQ  q  
Fˆ  eˆ  Q eˆ 
2  
 QE
4   4  
Arah :
F//E jika Q Positif
F><E jika Q Negatif

Medan Listrik dari satu muatan sumber q di titik sejauh π


   q
F  QE; E  eˆ
4  2

Untuk banyak muatan sumber :


q1Q q2Q q3Q
Fˆ  eˆ1  eˆ 2  eˆ 3  ..........
4  1 4  2 4  3
2 2 2

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 16


 q1 q2 q3 
 Q eˆ 
2 1
eˆ 
2 2
eˆ  ....
2 3
 4  1 4  2 4  3 

 QE

Contoh Soal

Contoh 1:
Tentukan kuat medan titik P (a) jika kedua muatan sejenis, (b) jika berbeda jenis.
Periksa jika .

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 17


a) Misalkan muatan-muatan itu positif

r
r

Jika
r

b)

𝑞
2 2
𝑜 𝑠
4𝜋 𝜀 0 r

2 2
𝑜 𝑠 r 2
r 2

𝑞 2
2 2
2 3 2
4𝜋 𝜀 0
2

𝑞
Jika z>>d/2 3
4𝜋 𝜀 0

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 18


Jika sumber merupakan muatan kontinu :
1. Garis

2. Permukaan

da’

3. Volume

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 19


P

HUKUM COULOMB
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Charles Augustin de Coulomb,
yang mengatakan bahwa:

“Besarnya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak oleh dua benda yang mempunyai
muatan listrik sejenis akan berbanding lurus pada muatan masing-masing benda dan
berbanding terbalik pada kuadrat jarak pada dua benda tersebut”.

Pada saat dua muatan sejenis didekatkan satu sama lain, maka akan terdapat gaya
yang saling tolak menolak yang mencegah kedua muatan tersebut bersatu. Namun
berbeda dengan dua buah muatan yang berbeda muatan ketika didekatkan akan
muncul gaya saling tarik-menarik. Gaya tarik-menarik dan tolak-menolak ini sering
disebut dengan gaya elektrostatis.

Rumus Hukum Coulomb

Pertanyaan Charles Augustin de Coulomb saat ini telah dikenal dengan Hukum
Coulomb.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 20


MEDAN LISTRIK PADA MUATAN KONTINU

Dalam bab satu kita telah dapat menghitung medan listrik di sekitar suatu muatan titik
menggunakan persamaan yang diperoleh dari hukum Coulomb. Namun bagaimana
jika sumber muatan bukan muatan titik ? misalnya muatan berupa bongkahan
bermuatan yang memiliki volume tertentu.

Untuk muatan yang memiliki volume, dikenal rapat muatan atau ρ yang
didefinisikan sebagai :

Atau dalam bentuk duferensial :

atau jika muatan dianggap tidak bervolume dan hanya memiliki panjang, maka
muatan persatuan panjang didefinsikan sebagai :

jika diungkapkan dalam pernyataan integral muatan dalam sumber muatan listrik

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 21


dengan volume V :

sehingga persamaan (3) dalam bab I untuk muatan kontinu menjadi :

Mari kita hitung beberapa sumber muatan kontinu menggunakan persamaan (5)
atau (6).

1.1 Garis Bermuatan


a. Medan Listrik Sepanjang Garis
Kita hitung medan listrik pada titik P sejauh x dari garis bermuatan sepanjang L
berikut :

Dengan menggunakan persamaan (5) :

Kita tempatkan pada ujung garis pada pusat koordinat :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 22


Sehingga jarak elemen muatan dQ ke titik P adalah (x-b) dan dQ sebagaimana
persamaan (3) adalah ρdx :

persaaaan ini harus diintegrasi dengan teknik substitusi variabel, ini


permasalahan Kalkulus.
Variabel (b-x) kita ganti dengan u sehingga : b − x = u dan dx = −du ,
maka integrasi menjadi :

karena ρL = Q, maka besarnya medan magnet sejauh b dari garis sepanjang garis :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 23


Contoh :
Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan
rapat muatan 5 µC/m pada jarak 50 cm pada arah sepanjang garis seperti pada
gambar :

Jawab :
Dengan Menggunakan persamaan (6) di mana :

1.2 Medan Listrik Tegak Lurus Pusat Garis


Sekarang kita hitung medan listrik di titik p pada jarak b tegak lurus garis. Dengan
menempatkan pertengahan garis pada pusat koordinat kartesius :

Dari persamaan (5) :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 24


Jarak dari elemen muatan dQ dengan panjang dx pada titik P adalah :
dan , sehingga :

Sekarang kita perhatikan gambar berikut :

Tampak bahwa komponen x dari E ( E sinθ) saling menghilangkan satu sama lain
sehingga tidak perlu kita hitung dan kita perhatikan komponen y nya saja :

sampai di sini permasalahannya adalah pengetahuan kalkulus :

Karena 𝑠 :

Kita ganti :
𝑠
Sehingga :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 25


𝑠
𝑠

sehingga medan magnet sajauh d tegak lurus garis :

Atau

Contoh :
Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan
rapat muatan 5 µC/m pada jarak 50 cm tegak lurus garis seperti pada gambar :

Jawab :
Dengan menggunakan persamaan (9) di mana :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 26


Jika garis sangat panjang sehingga L/2 >> b, maka persamaan (9) dapat
diaproksimasi menjadi :

Atau

1.2 Cinsin Bermuatan


Kasus kedua misalnya sebuah cincin bemuatan sebagai berikut :

Kita akan menghitung medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat cincin
menggunakan persamaan (5) :

Sama dengan alasan sebelumnya bahwa medan lsitrik pada komponen y akan saling
menghilangkan satu sama lain, sehingga medan listrik yang kita perhatikan hanya
komponen x saja :

Karena jarak elemen muatan dQ pada titik P :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 27


Sehingga kuat medan magnet pada titik P sejauh x dari pusat cincin :

Contoh :
Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 10 cm dengan
muatan 15 µC pada jarak 50 cm tegak lurus dari pusat cincin

Jawab :
Dengan menggunakan persamaan (11) di mana :

1.3 Medan Pada Pelat Cakram


Sekarang kita hitung kasus lain, yaitu medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat
benda berbentuk cakram dengan jari-jari b seperti pada gambar :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 28


Kasus ini dapat dipandang sebagai penjumlahan dari muatan-muatan berbentuk cincin
sebagaimana telah kita hitng sebelumnya. Cincin-cincin ini jari-jarinya membesar
mulai dari r = 0 hingga r = b sehingga akhirnya membentuk cakram. Untuk itu kita
tuliskan persamaan (10) dengan cincin berjari-jari r bermuatan dQ sebagai berikut :

dengan dQ = rapat muatan x luas cincin = ρ(2πr⋅dr)


Medan akibat cincin ini kita integralkan dari r=0 hingga r=b, sehingga :

𝜋
𝜋

sekali lagi, ini tinggal persoalan kalkulus. Kita lakukan teknik substitusi variabel, di
mana :
dan

𝜋 𝜋

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 29


𝜋

1.4 Medan Pada Pelat Tak Hingga


Untuk pelat tak hingga, kita bisa menggunakan persamaan (12) dengan
menganggap b = ∞ sehingga persamaan (13) menjadi:

𝜋 𝜋

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 30


FLUKS LISTRIK DAN HUKUM GAUSS

Garis medan dari suatu muatan positif

1 q
r
Rumusnya :
4 0 r 2

Garis medan dari dua buah muatan yang sama besar tapi berbeda jenis; dipol

Garis medan dari dua buah muatan yang sama besar sama jenis; l

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 31


Fluks listrik= jumlah garis gaya melalui suatu permukaan

r
E   E.da
s

da : vektor elemen luas tegak lurus pada permukaan S



da  n .da

n =vektor satuan normal pada S

Perkalian dot : proyeksi E pada garis normal

E   E.da   E. cosda

Fluks melalui permukaan tertutup

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 32


0
1 q  2
   E.nda  er . nr sin d
s
4 0 r 2

da  r 2 sin dd
  
n er  n

0    180 0 ;0    360 0
0
q
E   E.nda  NM 2 C 1
s
0

Dalam kenyataannya, bentuk permukaan tertutup tak harus bola, bisa berbentuk apa
saja asal tertutup akan memenuhi persamaan di atas.
q tak harus muatan tunggal, tapi bisa jumlah muatan asal berada dalam permukaan
tertutup

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 33


Hukum Gauss :

Fluks listrik melalui permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan di dalam
permukaan itu
0
q
E   E.nda 
s
0

 Hukum Gauss dalam bentuk integral


 S disebut permukaan Gauss

Teori Divergensi :
0

 E.da   (.E )dv


S   ix  jy  kz
0
E   E.da   (.E ).dv
S

v = volume yang ditutupi permukaan S


S
Q    .dv
V  =rapat muatan

.E   0
Hukum Gauss dalam bentuk diferensial

Contoh 3:
Andaikan medan listrik E = kr3eˆr , di dalam koordinat bola, k adalah konstanta.
a. Tentukan rapat muatan ρ,
b. Tentukan total muatan dalam bola berjari-jari R
Jawab :
.E   0
.E  r 2 r (r 2 E r )  r sin  sin E  RSINE
1  2 3 1
.E  (r xkr )  2 5kr 4  5kr 2
r r
2
r
 (r )  5k 0 r 2

R  
Q    (r )dv; dv  r dr sin dd  5k 0  r dr  sin d 2 d  4k 0 R5
2 4

0 0 0

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 34


Contoh 4:

Sebuah silinder panjang memiliki rapat muatan sebanding dengan jarak dari
sumbunya: ρ=ks, k konstanta. Tentukan medan listrik di dalam silinder.

Gambarkan permukaan Gauss berbentuk silinder sepusat dengan silinder asli.


0
Q
E   E.da 
S
0
S s  l
2
Q    .dv  k  rrdrddz  k  r dr 2 2
 d  dz  3 kls
3

V 0 0 0
0

 E.da  E 2sl
s

2 1ks 2
E 2sl  kls 3  E 
3 0 3 0

Contoh 5:

Suatu bidang datar luas sekali, memiliki muatan himogen dengan kerapatan σ.
Tentukan medan listrik yang ditimbulkannya.
Gambarkan permukaan Gauss berbentuk kotak yang memotong bidang datar.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 35


0
1
 E.da  
s 0
Q; Q  A

A = Luas permukaan sisi kotak


Medan E tegak lurus permukaan kotak arah ke atas dan ke bawah.
Jadi :

 E.da  2EA
A 
2 EA  E
0 2 0

Arah ke atas atau ke bawah

Contoh 6:
Dua plat sejajar masing-masing dengan rapat muatan +σ dan -σ.

Plat positif menghasilkan medan arah keluar plat


Medan di daerah (i) dan (iii): E = 0

Medan di daerah (ii) atau di antara kedua plat: E 
0

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 36


POTENSIAL LISTRIK

A. Pengertian Potensial Listrik

Potensial Listrik merupakan besarnya energi potensial listrik pada setiap satu
satuan muatan. Potensial listrik juga merupakan besaran skalar yang berkaitan dengan
kerja dan energi potensial pada medan listrik. Potensial Listrik dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Karena potensial listrik adalah energi potensial elektrostatik per satuan muatan,
maka satuan SI untuk beda potensial adalah joule per coulomb atau volt (V).

Karena diukur dalam volt maka beda potensial terkadang disebut voltase atau
tegangan. Jika diperhatikan dari persamaan beda potensial yang merupakan integral
dari medan listrik E terhadap perubahan jarak dl, maka dimensi E dapat juga disebut:

Oleh karenanya maka Beda Potensial (V) = Medan Listrik (E) x Jarak (L) Satuan V =
(V/m).(m)
1. Potensial Listrik Akibat satu muatan titik

Sebuah titik yang terletak di dalam medan listrik akan memiliki potensial listrik.
Potensial listrik yang dimiliki titik tersebut besarnya ditentukan oleh:

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 37


, karena , maka V= E x r.

Dari rumus di atas terlihat bahwa titik-titik di permukaan bola berjari-jari r (lihat
gambar), potensialnya sama. Dari sini dapat disimpulkan bahwa bidang ekuipotensial
(bidang dimana titik-titik di dalamnya mempunyai potensial sama) suatu muatan titik
terletak permukaan-permukaan bola konsentris dengan mutan titik sebagai pusat bola.

Gambar di atas melukiskan bidang ekuipotensial akibat sebuah muatan dan sebuah
konduktor netral yang diletakkan di dekatnya. Perhatikan bahwa muatan konduktor
hanya tersebar di permukaan saja. Di dalam konduktor muatannya nol.

2. Potensial Listrik Akibat beberapa muatan


Apabila terdapat beberapa muatan listrik maka potensial listrik pada suatu titik
merupakan jumlah aljabar potensialnya terhadap tiap-tiap muatan. Misalnya
jika kita mempunyai tiga buah muatan yaitu q1, q2, q3, maka potensial listrik di
titik yang berjarak r1, r2, r3 dari ketiga muatan tersebut adalah :
………..Potensial listrik akibat beberapa muatan.

3. Potensial Listrik Pada Dua Keping Sejajar

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 38


++ ----
++ --
++

q
F’ F
+

B d A
r=d r=0

Gambar: Dua keping sejajar yang terpisah pada jarak d diberi muatan
yang sama dan berlawanan tanda oleh baterai dengan beda potensial V

Konduktor dua keping sejajar adalah dua keping logam sejajar yang dihubungkan
dengan sebuah baterai sehingga kedua keping mendapatkan muatan yang sama tetapi
berlawanan tanda. Bentuk keping sejajar seperti ini disebut kapasitor. Di antara dua
keping akan dihasilkan medan listrik yang serba sama dengan arah dari keping positif
ke keping negatif. Medan listrik yang serba sama seperti ini disebut medan listrik
homogen.
Pada muatan positif q bekerja gaya listrik F = qE yang arahnya ke kanan. Untuk
memindahkan muatan positif q dari A ke B (ke kiri) kita harus melakukan gaya F’
yang melawan gaya F, tetapi besar gaya F’ sama dengan besar F (F’=F). Usaha luar
yang dilakukan untuk memindahkan muatan q dari A ke B adalah:
𝑞

Usaha luar WAB haruslah sama dengan


𝑞 𝑞 (Tegangan Baterai)
𝑞
Karena 𝑞 𝑞

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 39


4. Formulasi Energi Potensial Listrik

Gambar disamping menunjukkan muatan uji qo yang mula-mula berada di titik 1,


dengan jarak r1 dari muatan sumber q, berpindah ke titik 2, dengan jarak r2 dari
muatan sumber q. Gaya Coulomb yang bekerja pada muatan uji qo dirumuskan oleh:
𝑞 𝑞

Jika muatan qo dan q dipindahkan searah dengan arah gaya F yang bekerja pada qo
dan searah dengan arah perpindahan dr. Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh
gaya Coulomb F untuk perpindahan dr searah dari titik 1 ke titik 2 dapat dihitung
dengan menggunakan integral.

Karena k, q0, dan q tak bergantung pada variable integral r, maka dapat
dikeluarkan dari tanda integral; sedangkan , sehingga

Sebagaimana halnya medan gaya gravitasi, medan gaya Coulomb juga merupakan
medan gaya konseravtif. Gerak partikel bermuatan q dalam ruang bermedan listrik
dapat dianalogikan dengan gerak partikel bermassa m dalam medan gravitasi dekat

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 40


permukaan bumi. Karena gaya Coulomb termasuk gaya konservatif, sehingga
memenuhi persamaan:

Jika W12 pada ruas kanan kita substitusikan ke dalam persamaan ini, maka kita
peroleh:

Persamaan di atas tidak mendefinisikan energi potensial listrik. Untuk


mendapatkan definisi potensial listrik, kita anggap r1 tak berhingga, dan kita
definisikan EP1 =0. Dengan menggunakan persamaan di atas kita peroleh definisi
energi potensial sistem dua muatan ini.

Atau rumus energi potensial secara umum yaitu:

Rumus energi potensial di atas mendefinisikan energi potensial dari sistem dua
muatan q dan q0 yang berjarak r sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan
muatan penguji q0 dari titik tak berhingga ke titik yang berjarak r dari muatan q.
Dalam bentuk integral rumus energi potensial dapat ditulis,

𝑞 𝑠 𝑠

Contoh Soal:
1. Dua buah muatan q1=6µC dan q2=8µC berada pada titik A dan B yang berjarak
6 cm. Jika jaraknya dibuat menjadi 12 cm, hitunglah energi potensialnya
terhadap kedudukan awal…?

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 41


Solusi:
Dik: q1=6µC dan q2=8µC
r1=6cm dan r2=12cm
Dit: Hitung perubahan energi potensial terhadap kedudukan awal….?

Awal Akhir

q1=6µC q2=8µC q2=8µC

rawal= 6 cm

Rakhir= 12 cm

Tanda negatif menyatakan bahwa energi potensialnya berkurang.


5. Energi Potensial Dari Beberapa Muatan

Anggap ada tiga muatan yang diletakkan seperti pada gambar. Energi potensial
merupakan besaran scalar, sehingga energi potensial dari sistem 3 muatan merupakan
penjumlahan skalar dari energi potensial tiap dua muatan dalam sistem ini.

B q2
r12 r23

q1 r13 q3
A C

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 42


Rumus di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
𝑞 𝑞 𝑞 𝑞 𝑞 𝑞

Untuk mudahnya anggap semua muatan positif. Anggap mula-mula diruang


tempat titik A, B dan C tidak ada muatan. Bawa muatan q1 dari titik tak terhingga
ke titik A. Disini tidak diperlukan usaha, karena tidak ada gaya yang bekerja.
Bawa muatan q2 dari titik tak terhingga ke titik B. Selama perjalanan, muatan q1
akan menolak muatan q2 sehingga harus melakukan usaha untuk memindahkan
muatan q2 ini agar tiba di titik B. Usaha yang dilakukan ini diterima oleh sistem
dan diubah menjadi energi potensial sistem sehingga energi potensial sistem naik
menjadi . Selanjutnya bawa muatan q3 dari titik tak berhingga ke titik C.

Selama perjalanan muatan q3 ini akan mengalami gaya tolak dari muatan q1 dan q2
sehingga harus memberikan gaya yang lebih besar (usaha lebih besar) untuk
membawa muatan ini ke titik C. Usaha yang dilakukan ini kembali akan diubah
menjadi energi potensial sistem, dalam hal ini sistem menerima tambahan energi
potensial sebesar: dan . Sehingga total energi potensial sistem adalah

seperti pada persamaan di atas.

6. Beda Potensial Listrik

Perbedaan potensial (beda potensial - tegangan listrik) adalah perbedaan


jumlah elektron yang berada dalam suatu materi. Di satu sisi materi
terdapat elektron yang bertumpuk sedangkan di sisi yang lain terdapat jumlah elektron
yang sedikit. Hal ini terjadi karena adanya gaya magnet yang memengaruhi materi
tersebut. Dengan kata lain, materi tersebut menjadi bertegangan listrik.

Jika materi tersebut disentuh oleh materi yang dapat


menghantarkan listrik maka aliran elektron tersebut akan mengalir melalui materi
yang menyentuhnya. Jika manusia menyentuh materi yang memiliki beda potensial
tersebut maka manusia tersebut akan teraliri listrik pada tubuhnya (tersetrum).

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 43


Besarnya efek dari aliran listrik tersebut tergantung dari besarnya perbedaan elektron
yang terkumpul di suatu materi (beda potensial).

 Beda Potensial Listrik Dalam Medan Uniform

rB
rA

ds

A d B

Acuan

Pada gambar diatas menunjukkan titik A dan B dipengaruhi oleh medan listrik
homogen. Dalam keadaan ini kita dapat menentukan berapa beda potensial kedua titik
tersebut dengan menggunakan rumus

Catatan : Disini beda potensial ∆V didefinisikan sebagai selisih potensial akhir


dengan potensial awal.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 44


Agar terjadi aliran muatan (arus listrik) dalam suatu rangkaian tertutup, maka
haruslah ada beda potensial/beda tegangan di kedua ujung rangkaian. Beda potensial
listrik adalah energi tiap satu satuan muatan. Dua buah benda bermuatan listrik yang
terletak berdekatan akan mengalami gaya listrik di antara keduanya. Suatu usaha
diperlukan untuk memindahkan (atau menggeser) salah satu muatan dari posisinya
semula. Karena usaha merupakan perubahan energi, maka besar usaha yang
diperlukan sama dengan besar energi yang dikeluarkan. energi dari muatan listrik
disebut energi potensial listrik. Beda potensial dari suatu muatan listrik di suatu titik di
sekitar muatan tersebut dinyatakan sebagai potensial mutlak atau biasa disebut
potensial listrik saja.

7. Prinsip kerja Potensial Listrik


Suatu muatan uji hanya dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain yang
memiliki perbedaan potensial listrik sebagaimana benda jatuh dari tempat yang
memiliki perbedaan ketinggian. Besaran yang menyatakan perbedaan potensial listrik
adalah beda potensial. Beda potensial dari sebuah muatan uji q’ yang dipindahkan ke
jarak tak berhingga dengan usaha W adalah dimana V adalah potensial listrik dengan
satuan volt (V). Beda potensial dari suatu muatan listrik di suatu titik di sekitar
muatan tersebut dinyatakan sebagai potensial mutlak atau biasa disebut potensial
listrik saja. Potensial listrik dari suatu muatan listrik q di suatu titik berjarak r dari
muatan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
V=Er
Dari persamaan di atas tampak bahwa potensial listrik dapat dinyatakan dalam
bentuk kuat medan listrik, yaitu berbeda dengan gaya listrik dan kuat medan listrik,
potensial listrik merupakan besaran skalar yang tidak memiliki arah. Potensial listrik
yang ditimbulkan oleh beberapa muatan sumber dihitung menggunakan penjumlahan
aljabar. Untuk n muatan, potensial listriknya dituliskan sebagai berikut.
Catatan: tanda (+) dan (–) dari muatan perlu diperhitungkan dalam perhitungan
potensial listrik.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 45


USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA

Usaha untuk Memindahkan Muatan


Usaha adalah kerja yang dilakukan oleh gaya F untuk memindahkan muatan dari satu
tempat ke tempat lainnya.

W= 𝑠 (1)

Jika kita hendak memindahkan muatan dalam suatu medan listrik maka kerja
yang dilakukan adalah melawan medan listrik di tempat itu. Usaha yang dilakukan
untuk memindahkan muatan titik dari jauh tak hingga ke posisi r`
adalah:

z dl`

. . Q
F`

x
y
q

W=

d adalah elemen garis. Untuk koordinat bola,

d =

sedangkan adalah gaya yang dialami oleh muatan Q, dengan

sehingga ungkapan W menjadi

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 46


.

(2)

Usaha yang dilakukan ini berubah menjadi energi potensial yang dimiliki oleh muatan
Q yang berada pada jarak r terhadap muatan q. Jadi energi elektrostatika adalah kerja
yang dilakukan untuk melawan medan listrik yang ditimbulkan oleh suatu muatan q di
titik tersebut.

1. Energi Potensial untuk Muatan Titik


Hubungan antara energi potensial dengan potensial diperoleh dengan menuliskan
kembali bahwa potensial di titik yang ditimbulkan oleh muatan q adalah:
(3)

Maka energi potensial muatan Q pada titik dapat dinyatakan sebagai :

𝑞 (4)
Jika terdapat N muatan titik, 𝑞 𝑞 𝑞 𝑞 masing-masing dengan posisi
maka bagaimana ungkapan energi potensialnya? Energi potensialnya
sama dengan usaha total yang diperlukan untuk membawa muatan-muatan tersebut
satu persatu dari posisi jauh tak hingga ke posisi
z

. . .
q1 q2
q3

q4
y

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 47


x
Usaha yang diperlukan untuk membawa muatan 𝑞 ke titik adalah , yaitu
𝑞 (5)
Dengan adalah pontesial listrik di titik . Oleh karena belum ada muatan
yang lain dalam system koordinat, maka sehingga
(6)
Usaha yang diperlukan untuk membawa muatan 𝑞 ke titik adalah , yaitu
𝑞 (7)
Dengan adalah potensial listrik di titik . Oleh karena telah ada muatan 𝑞
dalam system koordinat, maka potensial listrik di titik yang ditimbulkan oleh
muatan 𝑞 adalah
8)

Sehingga menjadi
(9)

Usaha yang diperlukan untuk membawa muatan 𝑞 ke titik adalah , yaitu


𝑞 (10)
Dengan adalah potensial listik di titik . Pada system koordinat telah ada
muatan 𝑞 dan 𝑞 , yaitu
(11)

Sehingga menjadi
𝑞 𝑞 𝑞 𝑞
𝜋𝜀 𝜋𝜀

(12)

Usaha yang diperlukan untuk membawa muatan 𝑞 ke titik adalah , yaitu


𝑞 (13)
Dengan adalah potensial listrik di titik . Kini telah ada muatan 𝑞 𝑞 dan
𝑞 sehingga potensial listrik di titik ditimbulkan oleh muatan 𝑞 𝑞 dan 𝑞 yang
besarnya
(14)

Sehingga menjadi
Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 48
(15)

Adapun usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan ke – N adalah

(16)

Usaha total untuk memindahkan N muatan adalah penjumlahan dari

(17)

Setelah disusun ulang didapatkan

𝑞 (18)

Oleh karena

Maka

(19)

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 49


Dengan mensubstitusikan persamaan (19) ke persamaan (18), diperoleh

𝑞 𝑞

𝑞 (20)

Perhatikan suku dalam kurung kurawal pada persamaan (20)! Suku tersebut adalah
potensial listrik di yang ditimbulkan oleh (N-1) muatan, 𝑞 ,
𝑞 , 𝑞 ,..., 𝑞 ,𝑞 ,𝑞 ,𝑞 ,..., 𝑞
(21)

Dengan demikian, persamaan (20) menjadi


𝑞 (22)

Ini adalah usaha total yang diperlukan untuk menyusun N muatan titik secara
bersama-sama. Usaha total ini merepresentasikan besarnya energi potensial yang
tersimpan dalam susunan muatan tersebut.

2. Energi pada Distribusi Muatan Kontinue


Pada distribusi muatan volume dengan rapat muatan , maka ungkapan energi
potensial pada persamaan (22) berubah menjadi
(23)

Ungkapan energi ini dapat juga dinyatakan dalam medan listrik yaitu dengan
memanfaatkan persamaan pada Hukum Gauss.

𝜀
𝜀 (24)
Dengan mensubstitusikan persamaan (24) ke persamaan (23) diperoleh
𝜀 (25)

Salah satu sifat perkalian operator adalah


(26)

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 50


Dengan mensubstitusikan selanjutnya didapatkan

(27)
Slanjutnya mensubstitusikan persamaan (27) ke persamaan (25), hasilnya
𝜀

(28)

Ingat kembali teorema divergensi, bahwa


  
 v . fd   A f .da

Sehingga
o   
2
v .(E.da
(29)
Maka persamaan (28) dapat ditulis menjadi
o   
2
W A E.da  o E 2 d (30)
2
o
2
W E 2 d
allspace (31)

Ini adalah ungkapan energi potensial dalam E dimana pengintegralan dilakukan
untuk seluruh ruang.

Contoh
Hitung energi potensial dari kulit bola bermuatan seragam dengan rapat muatan 
dan total muatan q jika jari jari R !
Solusi 1 . mengggunakan ungkapan dalam potensial
1
2
W da

Potensial pada permukaan bola adalah konstan, besarnya


1 q

4 o R

Sehingga

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 51


1 q
8 o R 
W da

1 q2
W
8 o R

Solusi 2. Menggunakan ungkapan dalam medan listrik


o 2
W
2  allspace d
E

Integral dilakukan pada seluruh ruang , di dalam dan di luar bola . E di dalam bola

adalah 0 sehingga integralnya bernilai 0 untuk ruang di dalam bola. Sementara E di
luar bola adalah
 1 q 
E r
4 o r 2

 1 q2
E2 
(4 o ) 2 r 4

Dengan demikian energinya menjadi


o 
2
W allspace E 2 d

o 1 q2 2
= r     r (r sin drdd )  Koordinatbola
2 (4 o ) 2 r4

o q 1
=
2 (4 o ) 2  r
r2
sin drdd

o q2 1
  
2 
= 
dr sin drdd
2 (4 o ) 2 0 0 0
r2

 o q2 1 
 
2 
= | |R dr sin drdd
2 (4 o ) 2
0 0
r

o q21 2 
2 (4 o ) R  
= 0 20 sin drd

o q21
= 4
2 (4 o ) R 2

q2  o q
2
1 1
= 4
8 o R 2 (4 o ) R
2

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 52


ARUS LISTRIK SEARAH

Arus listrik didefinisikan aliran muatan listrik


Arus listrik mengukur berapa banyak muatan listrik yang jika dalam selang waktu
jumlah muatan listrik yang besarnya arus listrik didefinisikan sebagai

Dengan :
Q : muatan listrik (Coulomn/C)
I : arus listrik (Ampere/A)
T : waktu (detik)
Maka 1 Ampere : 1 coulomb/detik

Hambatan
semua material memiliki hambatan listrik. Besi,kayu, batu, karet, air, udara dan lain-
lain memiliki hambatan listrik. Namun, hambatan listrik yang dimiliki batu, karet,
kayu sangat besar sehingga ketika diberi beda potensial antar dua ujungnya, hampir
tidak ada arus yang mengalir
 Benda yang tidak dapat dialiri arus litrik dinamakan isolator
 Material yang mudah dialiri arus litrik dinamakan konduktor
Logam memiliki hambatan yang sangat kecil. Dengan memberi beda potensial yang
kecil saja antar dua ujung, arus yang mengalir cukup besar.
Hambatan listrik yang dimiliki bahan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1) Makin besar jika bahan makin panjang (R α L )
2) Makin kecil jika ukuran penampang bahan makin besar ( R α 1/A)
Hubungan antara hambatan listrik yang dimiliki bahan dengan ukuran bahan
memenuhi

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 53


Dengan :
R : hambatan yang dimiliki bahan (
L : panjang bahan (m)
A : luas penampang bahan (m2)
: hanbatan jenis bahan (

Gambar Parameter kawat yang menentukan hambatan listrik yang dimiliki kawat
tersebut
Tabel hambatan jenis beberapa bahan pada suhu 200C

Contoh Soal
Tape stereo dihubungkan dengan speaker. a) jika masing-masing kawat panjangnya 20
meter dan kawat tersebut terbuat dari tembaga, berapakah luas penampang kawat agar
hambatannya 0,1 ? b) jika besar arus yang mengalir ke masing-masing speaker 2A,
berapakah penurunan tegangan listrik sepanjang kawat?

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 54


Penyelesaian :
(a) Luas penampang kawat yang diperlukan
Hambatan jenis tembaga adalah

(b) Berdasarkan hukum ohm, penurunan tegangan listrik sepanjang kawat

Tabel angka yang berkaitan dengan kode-kode warna hambatan

Nilai hambatan ditentukan oleh tiga kode warna pertama. Kode warna keempat
disebut toleransi yang menentukan ketelitian nilai hambatan.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 55


Gambar cara menentukan nilai hambatan berdasarkan kode warna
Hambatan = (nilai gelang pertama)(nilai gelang kedua) x 10(nilai gelang ketiga)

Contoh Soal
Sebuah hambatan memiliki tiga gelang. Gelang pertama berwarna orange, gelang
kedua hijau, dan gelang ketiga merah. Berapa nilai hambatannya? Berapakah
toleransinya?
Penyelesaian :
Berdasarkan Tabel angka-angka yang berkaitan dengan gelang warna adalah
Gelang pertama: orange = 3
Gelang kedua: hijau = 5
Gelang ketiga: merah = 2

Dengan demikian nilai hambatan adalah


R = 35 x 102 Ω = 3500 Ω = 3,5 k Ω.

Karena hambatan tidak memiliki gelang keempat, atau gelang keempat tidak
berwarna, maka toleransi hambatan tersebut adalah 20%. Dengan demikian, nilai
hambatan sebenarnya berada dalam rentang 3,5 kΩ - 20% sampai 3,5kΩ + 20% atau
2,8 kΩ sampai 4,2 kΩ.

HUKUM OHM
Muatan listrik dapat mengalir karena adanya beda potensial. Tempat yang memiliki
potensial tinggi melepaskan muatan ke tempat yang memiliki potensial rendah.
Besarnya arus yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial, V atau I ∝ V .

R : hambatan listrik antara dua titik (Ohm/ Ω)

Gambar Simbol hambatan listrik

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 56


Contoh soal

Titik A memiliki potential lebih tinggi dari titik B. Hambatan tersebut dihubungkan
dengan baterei yang memiliki potensial 1,5 V. Jika hambatan listrik antara titik A dan
B adalah 100 Ω. Tentukanlah
(a) berapa arus yang mengalir melalui hambatan dan ke mana arahnya?
(b) berapa besar muatan yang berpindah selama 5 s?

Penyelesaian :
(a) Arus yang mengalir

Karena titik A memiliki potensial lebih tinggi dari titik B maka arus
listrik dalam hambatan mengalir dari A ke B. Ini berarti pula bahwa
elektron mengalir dari titik B ke titik A.
(b) Muatan yang berpindah selama selang waktu tersebut adalah

RANGKAIAN HAMBATAN LISTRIK SERI


Tinjau hambatan 1, 2, dan 3 yang disusun secara seri. Hambatan tersebut diberi
beda potensial sehingga mengalir arus I. Jika hambatan total adalah R maka

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 57


Gambar Menentukan hambatan pengganti untuk sejumlah hambatan yang disusun
secara seri.

Jika beda potensial antar ujung masing-masing hambatan adalah Vab, Vbc, dan Vcd
maka

Karena arus yang mengalir pada semua hambatan sama maka

Substitusi masing-masing potensial hambatan ke dalam persamaan di bawah ini

RANGKAIAN HAMBATAN LISTRIK PARALEL

Gambar Hambatan pengganti untuk sejumlah hambatan yang disusun secara parallel.
Arus total yang mengalir adalah I. Ketika memasuki hambatan-hambatan, arus
tersebut terbagi atas tiga jalur sehingga berdasarkan hokum Kirchoff I terpenuhi

Beda potensial antar ujung-ujung hambatan semuanya sama, yaitu . Jika hambatan
total adalah R maka

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 58


Karena beda potensial antar ujung hambatan 1, 2, dan 3 juga ab maka

Substitusi semua ungkapan arus ke dalam persamaan

Hambatan total memenuhi

HAMBATAN DALAM SUMBER TEGANGAN


Hambatan yang dimiliki sumber tegangan disebut hambatan internal. Sumber
tegangan yang ideal adalah sumber tegangan yang hambatan dalamnya nol. Tetapi
tidak ada sumber tegangan yang ideal. Sumber tegangan yang baik adalah sumber
tegangan yang memiliki hambatan dalam sangat kecil. Untuk menentukan arus yang
mengalir dalam rangkaian ketika dipasang sumber tegangan, maka sumber tegangan
tersebut dapat digantikan dengan sebuah sumber tegangan ideal yang diseri dengan
sebuah hambatan r

HUKUM KIRCHOFF

 Loop
 Multiloop
 Ammeters, Voltmeters, dan Ohmmeters
Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 59
Arus 1, 2 dan 3 menuju titik cabang A, sedangkan arus 4 dan 5 meninggalkan
titik cabang A. Maka pada titik cabang A tersebut berlaku persamaan :
menuju titik cabang = meninggalkan titik cabang
1+ 2+ 3= 4+ 5

Gambar Arus-arus pada titik cabang


Loop
Langkah-langkah yang perlu dilakukan
1. menentukan berapa jumlah loop
2. menentukan arah loop
3. Menentukan arah arus
4. Masukkan hukum Kirchoff Arus
5. jika bertemu dengan kutub positif, diberi tanda positif dan berlaku sebaliknya
6. Dalam menentukan arah arus, jika sesuai dengan arah loop diberi tanda positif
dan sebaliknya
7. Menyelesaikan persamaan yang ada

Hambatan dalam sumber tegangan masing-masing 0,5 Ω. Besar kuat arus yang
melalui rangkaian adalah

6I = 9
Arus yang mengalir pada rangkaian adalah 1,5 A

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 60


Multiloop
Prinsip yang digunakan sama dengan saat memecahkan persoalan satu loop. Hanya di
sini akan muncul dua persamaan, karena ada dua arus yang harus dicari, yaitu arus
yang mengalir pada masing-masing loop.

Besar kuat arus I1, I2 dan I3

Gambar Contoh rangkaian dua loop

KEBERGANTUNGAN HAMBATAN PADA SUHU


Hambatan suatu material berubah dengan terjadinya perubahan suhu. Makin tinggi
suhu maka makin besar hambatan benda

Dengan
T = suhu (0C)
𝑜 = suhu acuan (0C)
R = nilai hambatan pada suhu T (Ω)
𝑜= hambatan pada suhu acuan 𝑜(Ω)
= koefisien suhu dari hambatan

Pada kebanyakan zat cair seperti elektrolit, kebergantungan hambatan pada suhu
memenuhi persamaan Arrhenius

Dengan

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 61


= konstanta
∞ = nilai hambatan pada suhu menuju tak berhingga.

KEBERGANTUNGAN HAMBATAN PADA TEGANGAN


Hambatan tidak hanya bergantung pada dimensi bahan maupun suhu, tetapi juga
bergantung pada potensial listrik yang ada dalam bahan

Pada potensial yang sangat besar, hambatan mendekati nol. Pada potensial yang
sangat kecil hambatan mendekati ∝

Gambar Kebergantungan hambatan terhadap potensial

KONDUKTIVITAS LISTRIK
Medan listrik menarik elektron-elektron bergerak dalam arah yang berlawanan dengan
arah medan. Akibatnya elektron memiliki percepatan dalam arah yang berlawanan
dengan arah medan. Mekanisme ini menyebabkan elektron hanya sanggup mecapai
kecepatan maksimum tertentu yang disebut kecepatan terminal.

Gambar Ilustrasi kabel konduktor yang dialiri arus listrik

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 62


Kecepatan terminal elektron dalam konduktor berbanding lurus dengan kuat medan di
dalam bahan, atau

Dengan µ adalah mobilitas elektron.


Misalkan luas penampang kawat adalah A. Kerapatan elektron (jumlah elektron per
satuan volum) adalah n . Volum elemen kawat sepanjang dx adalah dV = Adx. Jumlah
elektron dalam elemen volum tersebut adalah

Gambar Elemen kecil kawat yang dialiri arus listrik.


Karena satu elektron memiliki muatan e maka jumlah muatan elektron dalam elemen
volum tersebut adalah

Arus yang mengalir dalam kawat adalah

Kerapatan arus dalam kawat (arus per satuan luas penampang), J, adalah

= konduktivitas listrik (siemens per meter (S/m)


Konduktivitas listrik mengukur kemampuan bahan mengantarkan arus listrik. Makin
besar konduktivitas maka makin mudah bahan tersebut mengantarkan listrik.
Konduktor memiliki konduktivitas tinggi sedangkan islator memiliki konduktivitas
rendah.
Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 63
DAYA LISTRIK
Jumlah muatan yang mengalir selama waktu adalah ∆𝑞 = ∆ . Arus mengalir dari satu
ujung hambatan ke ujung lain yang memiliki beda potensial V. Ketika muatan
bergerak dari satu ujung hambatan ke ujung lainnya, muatan tersebut mendapat
tambahan energi sebesar ∆ = ∆𝑞

Daya yang dibuang pada hambatan

Dengan menggunakan hukum Ohm V = IR

ARUS SEARAH DALAM TINJAU MIKROSKOPIS


Pengertian arus adalah jumlah muatan yang mengalir per satuan waktu. Secara umum,
arus rerata adalah perbandingan antara jumlah muatan
yang mengalir terhadap waktu .

Hal ini berarti bahwa arus sesaat merupakan tinjauan dalam yaitu sejumlah
kecil muatan yang mengalir secara tegak lurus terhadap penampang kawat yang
luasnya A dalam waktu yang sangat singkat.Karena besar dan arah arus sesaat
tersebut tidak berubah terhadap waktu, maka untuk selanjutnya istilah arus sesaat
dinyatakan dengan arus searah (biasa disebut arus DC) , yang disimbolkan dengan I
ditulis dengan huruf besar.
Satuan arus listrik adalah Coulomb/sekon atau Ampere. Arah arus adalah sama
dengan arah gerak muatan positif yaitu kebalikan arah gerak muatan negatif.
Perhatikan Gambar 14.2 (a) yang menyatakan kondisi muatan dalam bahan tanpa
pengaruh batere luar, sehingga tidak ada muatan di dalam konduktor, semua

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 64


terdistribusi di bagian luar permukaan bahan. Gerakan muatan listrik di dalam bahan
adalah gerakan akibat temperatur bahan (efek termal), namun secara rerata posisi
partikel pembawa muatan tidak berubah. Kecepatan gerak elektron pada bahan dengan
temperatur sekitar 300K adalah 105 m/s. Berikutnya tinjau kondisi lain, yaitu pada
bahan dikenakan batere luar seperti Gambar 14.2 (b) ternyata muatan akan terkena
gaya dorong akibat medan listrik dari batere. Pada prinsipnya, batere luar akan
memberikan medan listrik di dalam bahan. Apabila medan listrik tersebut mengenai
muatan maka akan memberikan gaya pada muatan tersebut sehingga mengakibatkan
muatan positif bergerak searah dengan arah medan listrik, sebaliknya muatan negatif
akan bergerak berlawanan dengan arah medan listrik.
Gabungan antara gaya dorong dari batere dan kemampuan gerak akibat
temperatur bahan menghasilkan kecepatan derip vd yaitu kecepatan rerata muatan
bergerak di dalam bahan. Arah arus listrik diperjanjikan mengikuti arah gerakan
muatan positif, atau kebalikan dari arah gerak muatan negatif.

Gambar (a) Kondisi muatan dalam bahan tanpa pengaruh batere luar. (b) Kondisi
muatan dalam bahan dengan diberikan pengaruh batere luar.

Untuk memahami arus listrik dengan mudah, gunakan n untuk menyatakan


jumlah partikel pembawa muatan per satuan volume, q untuk muatan tiap partikel, v
menyatakan kecepatan derip muatan, A adalah luas penampang lintang kawat yang
dilalui muatan.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 65


Gambar (a) Gerak muatan di dalam bahan luas penampang lintang A, kecepatan derip
vd (b) Arah gerak muatan di dalam bahan secara acak dikenai medan listrik E.

Gambar (a) menunjukkan gerak muatan di dalam bahan dengan luas


penampang lintang A dengan kecepatan derip (laju aliran) vd yang merupakan
resultan kecepatan gerak muatan sehingga dalam waktu mampu menempuh jarak
. Sedangkan Gambar (b) memperlihatkan arah gerak muatan di dalam
bahan secara acak dan dipengaruhi medan listrik E. Bagi elektron yang bermuatan
negatif arah gerak berlawanan dengan arah medan listriknya.
Tinjaulah perpindahan partikel pembawa muatan dalam waktu . Bila dalam
waktu terdapat n partikel per satuan volume dan tiap partikel bermuatan q maka
jumlah muatan per satuan volume yang berpindah dalam waktu adalah nq. Karena
selama muatan menempuh jarak v dengan luas penampang lintang A, maka
jumlah muatan yang berpindah dalam waktu adalah nq( Av ). Volume kawat
yang memberikan andil muatan yang bergerak dalam waktu adalah Av . Jadi
jumlah muatan yang berpindah posisi per satuan waktu ∆t adalah nqvA. Jadi besar
arus listrik pada kawat dengan luas penampang lintang A dapat dinyatakan dengan
nqvA.
Satuan arus listrik adalah
𝑜 𝑜
𝑠
Besaran rapat arus J yang didefinisikan sebagai arus per satuan luas. Untuk adalah
vektor normal bidang luasan dA

Gambar (a) Arah gerak muatan positif (b) Arah gerak muatan negatif.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 66


Satuan rapat arus adalah Coulomb/m2 dan arah rapat arus sama dengan arah arus.
Bila panjang kawat L dilalui elektron dengan kecepatan derip v dalam waktu t
detik maka berlaku:

Dari rumusan arus listrik searah


𝑞
𝑞

Sehingga rapat arus dapat ditulis

Dan kesepatan derip adalah

𝑞 𝑞
Dari berbagai eksperimen dapat ditunjukkan bahwa resistivitas suatu bahan pada
umumnya bergantung pada temperatur, seperti ditunjukkan pada Gambar 14.5 yang
menyatakan hubungan antara resistansi dengan temperatur.

Gambar Hubungan antara resistansi dengan temperatur.


(a) Pada Logam. (b) Pada Semikonduktor dan (c) Pada Superkonduktor.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 67


Contoh soal :
Suatu kawat aluminum memiliki luas penampang lintang 4×106 m2 mengalirkan arus
sebesar 5 A. Tentukan kecepatan derip (laju aliran) elektron dalam kawat. Rapat
massa aluminum adalah 2,7 g/cm3. Anggap setiap atom aluminum menyumbang satu
elektron bebas.
Penyelesaian
Melalui kecepatan derip (laju aliran) elektron vd, maka arus dalam konduktor logam
adalah
𝑞

untuk n adalah jumlah elektron bebas per satuan volume dan A adalah luas
penampang lintang kawat konduktor. Karena anggapan tiap atom memberikan andil
satu elektron maka jumlah atom per satuan volume dalam bahan aluminum juga sama
dengan n.
𝑠𝑠 𝑠 𝑜 𝑠𝑠
𝑠𝑠 𝑜 𝑠𝑠 𝑜
𝑠𝑠 𝑜 𝑜
𝑜 𝑜 𝑜 𝑜

Rapat massa elektron bebas adalah

Kecepatan derip (laju aliran) vd elektron dalam kawat aluminum adalah

𝑠 𝑠

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 68


ARUS BOLAK BALIK (AC)

A. Arus Dan Tegangan Listrik Bolak-Balik


Arus bolak-balik adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-
ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah di mana arah arus yang
mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus
bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida. Secara umum, listrik bolak-
balik diterapkan pada penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-
kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal
radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus
bolak-balik.
1. Bentuk Arus Dan Tegangan Listrik Bolak-Balik
Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik. Prinsip dasar
generator arus bolak-balik adalah sebuah kumparan berputar dengan kecepatan sudut
yang berada di dalam medan magnet. Generator ini menghasilkan gaya gerak
listrik induksi (tegangan) dan arus listrik induksi (tegangan) dan arus listrik induksi
yang berbentuk sinusoida, seperti ditunjukkan gambar 7.1 sebagai berikut :

Gambar 7.1 grafik arus dan tegangan listrik bolak-balik

Tegangan dan arus bolak-balik seperti pada gambar di atas dapat dinyatakan
secara matematis sebagai berikut.

...................................... …(7.1)

.......................................…(7.2)
Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 69
Keterangan:
= Tegangan sesaat (V)
= Arus sesaat (A)
= Tegangan maksimum (V)
= Arus maksimum (A)
= frekuensi (Hz)
= Waktu (s)
= Sudut fase (radian atau derajat)

2. Kuat Arus dan Tegangan Pada Fasor


Hubungan amplitudo tegangan atau arus bolak-balik dengan sudut fase dapat
dinyatakan secara grafik dalam diagram fasor. Fasor berasal dari bahasa inggris
phasor (phase vector). Jadi, fasor adalah suatu vektor yang berputar berlawanan arah
putaran jarum jam terhadap titik asal dengan kecepatan sudut .

“Fasor suatu besaran dilukiskan sebagai suatu vektor yang besar sudut putarnya
terhadap sumbu horizontal (sumbu x) sama dengan sudut fasenya”
 Nilai maksimum besaran tersebut adalah panjang fasor
 Nilai sesaatnyaadalah proyeksi fasor pada sumbu vertikal (sumbu y). gambar 7.2
(b) adalah diagram fasor untuk arus dan tegangan yang sudut fasenya sama
(sefase). Fungsi waktu dari arus dan tegangan tersebut tampak pada gambar 7.2
(a).

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 70


Dalam diagram fasor, penggambaran arus dan tegangan sebagai vektor adalah
untuk mempermudah analisis rangkaian arus bolak-balik yang lebih rumit.
Perlu diingat bahwa sesungguhnya arus dan tegangan adalah skalar, bukan
vektor.

3. Nilai rata-rata dan nilai efektif


Berdasarkan gambar 7.1, dalam suatu siklus untuk arus bolak-balik, luas bagian
positif sama dengan luas bagian negatif. Akibatnya, nilai rata-rata yang diambil untuk
satu siklus adalah nol. Oleh karena itu, nilai rata-rata diambil hanya untuk setengah
siklus.

Gambar 7.3 (a) grafik arus dalam sebuah resistor sebagai fungsi waktu dari
waktu. (b)grafik arus yang dikuadratkan dalam sebuah resistor sebagai fungsi dari
waktu. Perhatikan bahwa bagian yang berwarna abu-abu di bawah kurva dan di atas

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 71


2
garis putus-putus untuk 𝑠 /2 memiliki luas yang sama dengan bagian yang
2
berwarna abu-abu diatas kurva dan dibawah garis putus-putus untuk 𝑠 /2 . jadi
2 2
nilai rata-rata dari adalah 𝑠 /2. (Diadaptasi dari Serway Jewett).
Untuk menghitung nilai rata-rata, tinjau grafik sinusoidal arus listrik dalam waktu

(setengah periode) luas daerah di bawah kurva = sin 2𝜋 sama dengan luas
daerah di bawah garis lurus = , sehingga

persamaan (7.3)

Dengan adalah arus rata- adalah arus maksikum (A).

Karena luas daerah di bawah kurva untuk grafik arus terhadap waku sama dengan
jumlah muatan listrik yang mengalir, maka dapat dinyatakan bahwa

nilai rata-rata arus bolak-balik adalah kuat arus bolak-balik yang nilainya
setara dengan kuat arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik
yang sama dalam waktu yang sama.

Dengan penalaran yang sama dengan penurunan rumus untuk arus rata-rata,
untuk tegangan ratarata diperoleh hubungan sebagai berikut.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 72


persamaan (7.4)

Dengan t adalah tegangan rata-rata dan m adalah tegangan maksimum.


Dalam perhitungan daya disipasi pada resistor untuk arus bolak-balik digunakan
hubungan
P = I2 R
Disini, arus yang digunakan bukan merupakan nilai rata-rata dari , melainkan nilai
2 2 2
rata-rata dari yang merupakan nilai efektif, ditulis ef atau rms

Untuk menghitung nilai efektif dari arus bolak-balik secara matematis, kita perlu
2
mengetahui nilai rata-rata dari ef seperti pada gambar 7.4.

2 2
Luas daerah di bawah kurva sama dengan luas daerah di bawah garis lurus ef,

sehingga

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 73


Dengan penalaran yang sama, hubungan tegangan efektif dan tegangan maksimum
dapat ditulis sebagai berikut.

Secara fisik dapat dinyatakan bahwa ‘’Nilai efektif dari arus dan tegangan bolak-balik
adalah kuat arus dan tegangan bolak-balik yang setara dengan arus dan tegangan
searah untuk menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu resistor
dalam waktu yang sama’’.

4. Alat ukur arus dan tegangan listrik bolak-balik


Jika kita menggunakan amperemeter AC atau voltmeter AC untuk mengukur
kuat arus atau tegangan bolak-balik, alat ukur tersebut menunjukkan nilai efektif dari
arus atau tegangan bolak- balik, alat ukur tersebut menunjukkan nilai efektif dari arus
dan tegangan. Ada kalanya suatu alat ukur merupakan gabungan dari pengukur
beberapa besaran seperti suatu kuat arus, tegangan, dan hambatan. Alt ukur ini dikenal
dengan nama AVO-meter, singkatan dari ampere, volt, dan ohmmeter. Nama lainnya
adalah multimeter atau multitester.
Nilai sesaat dan nilai maksimum arus dan tegangan bolak-balik tidak dapat
ditentukan secara langsung dengan menggunakan amperemeter dan voltmeter. Untuk
mengukur nilai sesaat dan nilai maksimum dapat digunakan osiloskop.
Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan bentuk dari sinyal listrik
yang diukur yaitu dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada
layar televisi. Osiloskop terdiri dari tabung vakum dengan sebuah katoda (electrode
negative) pada satu sisi yang menghasilkan pancaran elektron dan sebuah anoda
(electrode positive) untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 74


tabung. Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan
oleh katoda dan ini menyebabkan oscilloscope disebut secara lengkap dengan cathode
ray oscilloscope atau CRO. Sama dengan multimeter alat ukur ini juga mempunyai
dua kategori yaitu oscilloscope digital, untuk yang baru dan lebih akurat hasil
pengukurannya, dan oscilloscope analog. Masing-masing kategori dapat mengukur
arus listrik AC maupun DC.

Gambar 7.5 a). osiloskop analog b). osiloskop digital

B. Rangkaian Arus Listrik Bolak-Balik


1. Resistor pada rangkaian arus listrik bolak-balik
Perhatikan sebuah rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari sebuah resistor dan
generator AC (simbol: ) seperti pada gambar 7.6 (a). Tegangan pada resistor
sama dengan tegangan generator sehingga untuk rangkaian resistif dapat ditulis

Dengan demikian akan berlaku juga hubungan

Sesuai dengan persamaan (7.7), grafik arus dan tegangan pada resisitor berbentuk
sinusoidal, dan keduanyan sefase seperti pada gambar 7.6 (b).

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 75


Gambar 7.6. (a) rangkaian seri resistor dengan generator AC, (b) grafik arus dan
tegangan pada sebuah resistor sebagai fungsi waktu berupa gelombang sinusoida, arus
tegangan mempunyai fase yang sama, (c) diagram fasor untuk rangkaian resistif juga
menunjukkan bahwa arus sefase dengan tegangan.

Diagram fasor arus dan tegangan pada resistor adalah segaris karena keduanya sefase
(gambar 7.6(c) ) dengan panjang anak panah menyatakan m dan m, sedangkan
proyeksinya pada sumbu vertikal menyatakan R dan R

2. Induktor pada rangkaian arus listrik bolak-baliK

Gambar 7.7. (a) Rangkaian seri induktor dengan sumber tegangan AC, (b) grafik
arus dan tegangan sebagai fungsi waktu, arus terlambat 𝜋⁄2 ,(c) diagram fasor
rangkaian induktif murni.
Pada gambar 7.7 (a) ditunjukkan rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari sebuah
induktor dan sumber tegangan AC. Tegangan pada induktor L sama dengan tegangan
sumber , sehingga

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 76


(a) (b) (c)
Gambar 7.6. (a) rangkaian seri resistor dengan generator AC, (b) grafik arus dan
tegangan pada sebuah resistor sebagai fungsi waktu berupa gelombang sinusoida,
arus tegangan mempunyai fase yang sama, (c) diagram fasor untuk rangkaian
resistif juga menunjukkan bahwa arus sefase dengan tegangan.
Diagram fasor arus dan tegangan pada resistor adalah segaris karena keduanya sefase
(gambar 7.6 (c))dengan panjang anak panah menyatakan dan , sedangkan proyeksinya
pada sumbu vertikal menyatakan.

3. Kapasitor pada rangkaian arus listrik bolak-balik

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 77


Gambar 7.8. (a) rangkaian seri kapasitor C dengan sumber AC, (b) grafik arus dan
tegangan sebagai fungsi waktu, arus mendahului tegangan  / 2 rad, (c) diagram fasor
rangkaian kapasitif murni.
Pada gambar 7.8(a) ditunjukkan rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari
sebuah kapasitor dan sumber tegangan AC. Rangkaian arus bolak-balik yang hanya
mengandung kapasitor murni disebut sebagai rangkaian kapasitor murni. Tegangan
pada kapasitor sama dengan tegangan sumber , sehingga:
VC  V atau VC  Vm sin t

Muatan yang tersimpan dalam kapasitor adalah:


Q  CVC  CVm sin t

Kuat arus yang mengalir melalui kapasitor dapat ditentukan sebagai berikut:

 CVm sin t   CVm cost


dQ d
IC 
dt dt
   
I C  CVm sin  t    I m sin  t  
 2  2
(7.12)
Bila didefinisikan reaktansi kapasitif ( X C) sebagai:
1 1
XC  
C 2fC
(7.13)
Maka berlaku hubungan:
Vm V
Im  atau X C  m
XL Im

Vef Vef
I ef  atau X C  (7.14)
XL I ef

Dengan
C= kapasitas kapasitor (F) dan
X C =reaktansi kapasitif (Ω).

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 78


Dari persamaan (7.12) tampak bahwa arus berbeda sudut fase sebesar  / 2 rad
dengan tegangan. Jika digambar grafik tegangan V  Vm sin t dan arus
I L  I m sin(t   / 2) pada suatu sumbu koordinat, grafik arus diperoleh dengan

menggeser ke kanan grafik tegangan V sejauh  / 2 rad atau 90  (gambar 7.7(b)).


Karena sudut fase arus sama dengan sudut fase tegangan dikurangi 90  , dikatakan
arus pada induktor murni tertinggal 90  dari tegangannya.
Jika kita tetapkan sudut fase terletak pada sumbu x, diagram fasor untuk arus dan
tegangan adalah sebesar pada gambar 7.8 (c). dari diagram fasor tersebut tampak
bahwa untuk rangkaian induktif murni, arus I dengan tegangan V berbeda sudut fase
sebesar 90 

C. Rangkaian Seri RLC


Dalam subbab sebelumnya kita telah melihat bagaimana pengaruh resistor,
induktor, dan kapasitor yang dihubungkan secara terpisah dengan sebuah sumber arus
bolak-balik I  I m (sin t   / 2) . Sekarang akan kita tinjau apa yang terjadi jika ketiga
elemen tersebut dihubungkan secara seri, yang sering disebut rangkaian seri RLC,
seperti pada gambar 7.9.

Gambar 7.9. Rangkaian seri RLC.


1. Hubungan VR ,VL ,VC , dan V pada rangkaian seri RLC

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 79


Gambar 7.10 diagram fasor arus dan tegangan pada rangkaian RLC

D. Daya Pada Rangkaian Arus Bolak Balik


Daya yang disalurkan pada rangkaian DC sama dengan hasil kali arus dengan ggl
baterai. Demikian juga, daya sesaat yang disalurkan oleh sumber AC ke rangkaian
adalah hasil kali arus sumber dengan tegangan yang diberikan. Untuk rangkaian RLC
seperti pada gambar 7.9 daya sesaat dinyatakan sebagai
P= Sin ( ) Sin
P= Sin Sin ( ) ……(7,25)
Hasilnya adalah fungsi waktu yang cukup rumit dan oleh karena itu tidak memiliki
manfaat praktis. Hal yang umumnya menarik perhatian adalah daya rata-rata dalam satu
siklus atau lebih. Nilai rata- rata ini dapat dihitung dengan pertama-tama menggunakan
identitas trigonometrI
Sin ( ) = Sin Cos -Cos sin
Dengan menyubstitusikannya ke dalam persamaan 7.20, diperoleh

Kini kita cari nilai rata-rata waktu dari P dalam satu siklus atau lebih dengan
mengingat bahwa
, dan adalah konstanta. Akan lebih mudah jika kita
nyatakan daya rata-rata dalam arus dan tegangan rms sebagai berikut
= Cos

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 80


Dimana nilai cos disebut faktor daya. Dengan melihat gambar 7.10 dimana
tegangan maksimum yanng melewati resistor . Setelah melakukan substitusi =
di dapatkan =

Secara tertulis, daya rata-rata yang disalurkan oleh sumber diubah menjadi
energi dalam di dalam resistor, sama seperti pada kasus rangkaian DC. Kita
temukan bahwa tidak ada rugi daya yang timbul dalam kapasitor dan induktor murni di
dalam rangkaian AC. Untuk melihat mengapa demikian, mari pertama-tama kita
menganalisis daya di dalam sebuah rangkaian AC yang hanya terdiri atas satu sumber
dan satu kapasitor. Ketika arus mulai bertambah dalam satu arah pada rangkaian AC,
muatan mulai terakumulasi dalam kapasitor dan muncul tegangan. Ketika tegangan
mencapai nilai maksimumnya, energi yang tersimpan di dalam kapasitor. Akan tetapi,
penyimpanan energi ini hanyalah bersifat sementara. Kapasitor diisi dan dikosongkan
sebanyak dua kali dalam setiap siklus dan dikembalikan ke sumber tegangan selama
dua kali seperempat siklus sisanya. Oleh karena itu, daya rata-rata yang dibrikan oleh
sumber adalah nol. Dengan kata lain, tidak ada daya yang hilang (rugi daya) dalam
kapasitor pada rangkaian AC. Persamaan 7.28 menunjukkan bahwa daya yang
disalurkan oleh sumber AC ke rangkaian bergantung rangkaian apa pun bergantung
pada fasenya, hasil ini membawa beberapa penerapan yang menarik. Sebagai contoh,
sebuah pabrik yang menggunakan motor-motor besar dalam mesin- mesin, generator,
atau trafonya memiliki beban induktif yang besar (karena semua lilitannya). Untuk
menyuplai daya yang lebih besar ke peralatan semacam itu di pabrik tanpa
menggunakan tegangan tinggi yang berlebihan, para teknisi menggunakan kapasitansi
dalam rangakian untuk menggeser fasenya.

E. Penerapan Rangkaian Arus Bolak-Balik dalam kehidupan sehari-hari


1. Tuning frekuensi pada Radio
Rangkaian RLC akan beresonansi dengan suatu cara yang sama yaitu sebagai
Rangkaian LC, bersamaan dengan terbentuknya osilator harmonik. Pada tiap-tiap osilasi
akan menyebabkan sirkuit menjadi mati dari waktu ke waktu apabila tidak seterusnya
dijalani dengan sumber. Hal inilah yang menjadi perbedaan dan terlihat pada resistor.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 81


Reaksi ini yang disebut sebagai redaman. Pada penggunaan arus AC untuk sebuah
rangkaian RLC yang seri, akan menyebabkan arus listrik dapat hambatan dari R, L, dan
C. impedansi (Z) adalah nama dari hambatan yang terjadi tersebut. Bila ditelaah lebih
lanjut, penggabungan dengan cara vektor antara R, XL, dan XC itu yang disebut dengan
impedansi dan besarannya dengan satuan Z tersebut. Untuk sirkuit pada rangkaian
dengan kapasitor murni terdapat berbagai macam jenis dari RLC. Ini menyebabkan
rangkaian RLC adalah jenis yang paling banyak dipakai diantara banyaknya jenis
rangkaian osilator. Pada televisi ataupun radio, terdapat alat penerima yang disebut
tuning. Rangkaian tuning ini sangat penting, karena penggunaannya untuk meraih
rentang dari frekuensi sempit pada gelombang radio.

2. Alat penghemat listrik PLN


Rangkaian penghemat listrik adalah suatu rangakian yang dibuat atau dirancang
dengan tujuan untuk menghemat penggunaan daya pada alat elektronik. Rangkaian in
sering digunakan dalam pembuatan stabilizer. Produk-produk tersebut memiliki
rancangan yang akan memanipulasi dan mengatur pemakaian listrik untuk
menjalankan perangkat elektronik. Rangkaian yang diaplikasikan dengan metode yang
sedemikian rupa ini juga bersifat fleksibel karena dapat pula diterapkan dalam
perancangan rangkaian listrik di perumahan. Tidak ada rangkaian khusus di dalam alat
ini. Hanya sebuah kapasitor dengan kapasitas 10 saja dengan kemampuan tegangan
kerja hingga 400 V. Pada saat setiap perangkat elektronik dinyalakan selalu terdapat
lonjakan tegangan sementara cosinus pada arus listrik AC meningkat besarannya dan
in bisa terbaca di alat ukur Voltmeter. Lonjakan inilah yang bisa direduksi atau
diturunkan maka akan cukup berpengaruh terhadap pemakaian listrik dan komponen
yang bisa mengurangi terjadinya peak pada cosinus arus listrik ini adalah kapasitor
yaitu dengan cara memfilternya terlebih dahulu. Rangkaian penghemat listrik akan
bekerja secara optimal jika komponen yang digunakan terutama kapasitor dapat
berfungsi secara efektif dan efisien.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 82


BAHAN DIELEKTRIK

A. Pengertian Bahan Dielektrik

Bahan dielektrik yaitu bahan yang apabila diberikan medan potensial


(tegangan) dapat mempertahankan perbedaan potensial yang timbul
diantara permukaan yang diberikan potensial tersebut. Fungsi dari bahan
listrik dielektrik diantaranya:
 Menyimpan energi listrik (dalam bentuk muatan) misalnya pada
kapasitor.
 Memisahkan bagian bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan (isolator), misal : plastik, celah udara transformator,
mika, gelas, porselin, kayu, karet, dll.

B. Sifat Dielektrik

Sifat dielektrik muncul pada isolator listrik yang tidak dapat


menghantarkan muatan listrik, akan tetapi ia peka terhadap suatu medan

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 83


listrik. Hal ini dapat dibuktikan dengan memisahkan dua pelat elektroda
sejarak d dan memberikan tegangan E diantara kedua pelat tersebut. Sifat
Dielektrik Pada Bahan :
a. Keramik

Keramik merupakan bahan dielektrik yang tersusun dari komposisi


MgO – Al2O3 –SiO2. Bahan ini adalah isolator yang baik karena
elektron valensi dari atom logam pindah secara tetap ke atom oksigen,
membentuk ion O2-. Meskipun demikian, bahan isolator keramik dapat
juga rusak di bawah pengaruh tegangan tinggi. Biasanya kerusakan
merupakan gejala permukaan. Sebagai contoh, busi kendaraan bermotor
dapat tidak berfungsi oleh karena terdapat uap lembab pada permukaan
isolator keramik sehingga terjadi suatu hubungan singkat. Oleh karena
itu isolator didisain sedemikian rupa sehingga jarak permukaan besar
dan dengan demikian kemungkinan terjadinya hubungan singkat pada
permukaan dapat diperkecil.

b. Kaca

Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat (SiO2 )dan beberapa
senyawa antara lain, borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan
beberapa senyawa silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain
(kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat dari kaca tergantung dari
komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut.
Bahan dielektrik padat digunakan pada hampir seluruh rangkaian listrik
dan peralatan listrik untuk mengisolir bagian-bagian pembawa arus dari
bagian lainnya. Bahan dielektrik padat yang baik harus mempunyai rugi-
rugi dielektrikum yang rendah, kekuatan mekanis yang tinggi, bebas dari
kemungkinan pembentukan gas dan debu, dan tahan terhadap perubahan
temperatur dan pengaruh kimia.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 84


C. Kekuatan Dielektrik

Kekuatan dielektrik adalah gradien tegangan yang menghasilkan


tegangan tembus listrik melalui isolator. Umumnya konstanta dielektrik
nilainya lebih tinggi sedikit pada bahan keramik, karena ion, dan bukan
dwikutub molekuler yang dipengaruhi oleh medan listrik. Konstanta
dielektrik seperti juga isolator dan polimer peka terhadap frekuensi. Akan
tetapi, dalam daerah suhu biasanya hanya ada sedikit variasi pada isolator
keramik.
Salah satu tujuan dari pengujian tegangan tinggi adalah untuk meneliti
sifat-sifat elektris dielektrik bahan yang telah dipakai sebagai bahan isolasi
peralatan listrik maupun yang masih dalam tahap penelitian. Adapun sifat-
sifat elektrik bahan dielektrik adalah :
 Kekuatan Dielektrik
 Konduktansi
 Rugi-rugi Dielektrik
 Tahanan Isolasi, dan
 Peluahan Parsial

D. Kapasitor

Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat/perangkat untuk


menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Sebuah
kapasitor/kondensator sederhana tersusun dari dua buah lempeng logam
paralel yang disekat satu sama lain oleh bahan isolator yang disebut
dielektrikum. Jenis kondensator diberi nama sesuai dengan
dielektrikumnya, yaitu : kertas, mika, keramik dan sebagainya.
Jika lempeng kondensator/kapasitor dihubungkan pada sumber tegangan
DC, terjadi perpindahan elektron dari kutub ( – ) lempeng B dan ke kutub
(+) lempeng A. Hal ini berlangsung sampai beda potensial antara lempeng
A dan lempeng B dengan GGL sumber tegangan DC. Jika hal ini terjadi

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 85


artinya kondensator sudah bermuatan penuh.

E. Kapasitas Kapasitor

Kapasitas kapasitor yaitu besarnya muatan listrik yang dapat disimpan


tiap satuan beda potensial antara bidang-bidangnya. Untuk kondensator plat
sejajar, kapasitasnya tergantung pada luas dan jarak antara plat serta jenis /
macam zat yang berada diantara dua plat tersebut.

F. Konstanta Dielektrik Relatif Beberapa Jenis Bahan

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 86


HUKUM BIOT-SAVART

Medan magnetik akan timbul pada penghantar yang dialiri arus listrik.
Konsep ini telah diteliti oleh ilmuwan asal Denmark, yaitu Hans Christian
Oersted (1777-1851). Dari hasil penelitiannya, Oersted mengemukakan
bahwa jika sebuah magnet didekatkan pada suatu penghantar yang dialiri
arus listrik, maka magnet tersebut akan menyimpang (terjadi simpangan).
Penyimpangan ini dibuktikan dengan bergeraknya jarum kompas saat
didekatkan pada sebuah kawat yang berarus.
Medan magnetik merupakan besaran vektor, sehingga memilki besar
dan arah. Vektor medan magnetik diberi simbol B, sedangkan besar medan
magnetik diberi simbol B. Arah medan magnetik dapat ditentukan dengan
kaidah tangan kanan, yaitu ibu jari menunjukkan arah arus listrik dan
keempat jari lainnya menunjukkan arah medan magnetik. Satuan medan
magnetik adalah Tesla (T), dengan 1 T = 1 N.s/C.m.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 87


Lalu, bagaimana kalian menghitung besar medan magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik tersebut? Penelitian Oersted tentang medan
magnetik dilanjutkan oleh ilmuwan lain yang bernama Jean Baptiste
Biot dan Felix Savart. Keduanya dapat menentukan besarnya medan
magnetik yang ditimbulkan oleh kawat berarus pada suatu jarak tertentu.
Temuan ini dikenal sebagai hukum Biot-Savart. Hukum Biot-Savat
merupakan persamaan yang digunakan untuk menghitung medan magnetik
yang dihasilkan oleh kawat berarus listrik. Berikut ini merupakan beberapa
penggunaan hukum Biot-Savart.

A. Hukum Biot-Savart untuk medan magnetik yang ditimbulkan


oleh elemen arus
Hukum ini digunakan untuk menentukan medan magnetik B di sembarang
titik P pada sebuah kawat. Biot dan Savart menyatakan bahwa besar medan
magnetik:
 berbanding lurus dengan arus listrik (I);
 berbanding lurus dengan panjang elemen kawat penghantar (dl);
 berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik itu ke elemen
kawat penghantar (r2);
 berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis
penghubung titik itu ke elemen kawat penghantar.
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 88


Dalam bentuk vektor, persamaan tersebut dapat ditulis menjadi:

Keterangan:
dB = perubahan medan magnet dalam tesla ( T );
μo = permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 Wb/A.m);
I = kuat arus listrik (A);
dl = perubahan elemen panjang (m);
θ = sudut antara elemen berarus dan jarak ke titik yang ditentukan besar
medan magnetiknya; dan
r = jarak titik P ke elemen panjang (m).
Untuk menghitung medan magnetik total di sembarang titik yang
ditimbulkan oleh kawat berarus listrik, kalian dapat mengintegralkan
persamaan di atas yang mencangkup semua elemen kawat dl, sehingga:

B. Hukum Biot-Savart untuk medan magnetik yang ditimbulkan


oleh kawat lurus panjang berarus listrik
Besarnya medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik,
dipengaruhi oleh besarnya kuat arus listrik dan jarak titik tinjauan terhadap
kawat. Semakin besar kuat arus, semakin besar kuat medan magnetiknya.
Sebaliknya, semakin jauh jaraknya terhadap kawat, semakin kecil kuat

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 89


medan magnetiknya. Berdasarkan hukum Biot-Savart, besarnya medan
magnetik di sekitar kawat lurus yang panjang dan berarus listrik
dirumuskan sebagai berikut.

Jika terdiri dari N lilitan kawat, maka medan magnetiknya adalah

Keterangan:
B = medan magnetik dalam tesla (T);
μ0 = permeabilitas ruang hampa;
I = kuat arus listrik (A); dan
a = jarak titik P dari kawat (m)

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 90


HUKUM AMPERE

A. Pengertian dan sejarah

Hukum Ampere ditemukan tidak dengan sendirinya. Hukum ini dipicu


dari beberapa faktor antara lain Percobaan Oersted. Awalnya fenomena
iniditemukan atas ketidaksengajaan. Saat Oersted sedang mengajar di
depan para muridnya dia tidak sengaja meletakkan kompas didekat
penghantar yang dialiri arus listrik. Awalnya dia hanya diam dan
mengamatinya,setelah itu dia memulai percobaannya.Percobaan yang
dilakukan adalah dengan melilitkan sebuah paku besi dengan kawat
tembaga. Setelah itu dialirkan arus listrik pada kawattersebut. Ternyata
paku tersebut menjadi bersifat magnet. Magnet yang dibuat dengan
mengalirkan arus listrik melalui lilitan kawat disebut sebagai magnet listrik
atau elektromagnet. Elektromagnet bersifat sementara atau tidak tetap, bila
aliran listrik dimatikan, maka sifat kemagnetannnya akan hilang. Dari hasil
percobaannya, Oersted mengambil suatu kesimpulan bahwadi sekitar arus
listrik terdapat medan magnet yang dapat memengaruhi kedudukan magnet
jarum. Dari hasil pengamatannya, Oersted mendapatkan bahwa arah
penyimpangan kutub utara magnet jarum sesuaidengan arah ibu jari tangan
kanan dan arah arus listrik pada kawat sesuai dengan arah jari-jari lainnya.
Pada tahun 1820 Oersted ahli fisika Denmark menemukan bahwa jarum
kompas beranjak bila ditaruh di dekat kawat (penghantar,konduktor) yang
berarus listrik. Ampere sadar betapa penting penemuan Oersted itu. Ia
segera mengadakan eksperimen. Dari eksperimennya, ia menemukan bahwa
kumparan bersifat sebagai magnet batang, bahwa besilunak dalam
kumparan berubah jadi magnet dan kumparan yang berisi batang besi lunak
menjadi magnet yang kuat, bahwa dua penghantar yang berdekatan yang
berairan arus listrik saling mengeluarkan gaya. Akhirnya, Ampere
menemukan hukum matematika untuk menghitunggaya tersebut. Hukum ini

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 91


kemudian terkenal dengan nama hukum Ampere.Yang menjadi dasar teori
elektromagnet ciptaan Maxwell (1865). Ampere merupakan ilmuwan
pertama yang mengembangkan alat untuk mengamati bahwa dua batang
konduktor yang diletakkan berdampingan dan keduanyamegalirkan listrik
searah akan saling tarik menarik dan jika berlawananarah akan saling tolak
menolak.Bunyi Hukum Ampere itu sendiri yaitu “Integral garis
induksimagnetik B melalui lintasan tertutup sama dengan kali jumlah yang
terlingkupi oleh lintasan tersebut”. Misalkan disuatu ruang terdapat medan
magnet B Di dalam ruang tersebut kita buat sebuah lintasan tertutup S yang
sembarang sepertigambar :

Rumus :

Dengan, ∑ I adalah jumlah total arus yang di lingkupi S. Tanda ∮


menyatakan bahwa integral harus di kerjakan pada lintasan tertutup.

B. Aplikasi hukum ampere


1. Kawat Lurus Panjang

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 92


Adapun langkah standar yang harus dilakukan adalah:
 Pilih lintasan tertutup sedemikian rupa sehingga Kuat medan magnet
d berbagai titik lintasan konstan
 Vektor medan magnet dan vektor elemen lintasan selalumembentuk
sudut yang konstan untuk semua elemen lintasan
 Cari, ∑ I yaitu jumlah total arus yang di lingkupi lintasan ampere.

Berlaku rumus :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 93


2. Solenoida

Ketika kumparan dilalui arus maka medan magnet timbul dalam


kumparan yang arahnya hampir sama dengan arah medan magnet pada
magnet batang. Kekuatan medan magnet dalam solenoida dapat diperkuat
melalui penambahan logam besi kedalam solenioda. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kuat induksi magnetik solenoida meliputi arus listrik,
panjang solenoida, jumlah lilitan dan bahan yang disisipkan kedalam bagian
dalam solenoida. Medan magnet yang dihasilkan oleh solenoida dipusatnya
dapat dihitung dengan hukum Ampere. Persamaan jadinya untuk pusat dan
ujung solenoida adalah sebagai berikut.

N menyatakan jumlah lilitan, L menunjukkan panjang solenoida (m), i arus


listrik (A), dan miu nol menunjukkan permeabilitas magnetik.
3. Toroida

Toroida mempunyai kesamaan dengan solenoida. Sebuah kawat dipintal


menjadi sebuah kumparan, hanya saja kumparan tersebut tidak berada
dalam keadaan lurus tetapi dibuat melingkar menyerupai sebuah donat yang
dililiti kawat. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah gambar toroida di bawah
ini.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 94


Faktor yang mempengaruhi kuat medan magnetik dalam Toroida
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah lilitan, kuat arus, jejari
efektif toroida, dan bahan yang disisipkan kedalam toroida. Secara
matematis medan magnetik dipusat toroida dapat dituliskan.

Jari-jari satu adalah jari-jari lingkaran dalam dan jari-jari dua adalah jari-jari
lingkaran luar (m), N menunjukkan jumlah lilitan, dan i menunjukkan arus
listrik (A).

C. Hukum ampere dalam kehidupan

Banyak alat-alat listrik yang bekerjanya atas dasar kemagnetan


listrik.Misalnya bel listrik, telepon, telegraf, alat penyambung atau relai,
kunci pintu listrik, detektor logam dan loudspeaker dll. Alat-
alat ukur sepertiamperemeter, voltmeter dan galvanometer dapat dijelaskan
dengan prinsipkemagnetan listrik. Berikut akan dicontoh kan beberapa
diantaranya :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 95


1. Bel listrik

Bel listrik terdiri atas dua elektromagnet dengan setiap


solenoidadililitkan pada arah yang berlawanan. Apabila sakelar di tekan,
aruslistrik akan mengalir melalui solenoid. besi akan menjadi magnet
danmenarik kepingan besi lentur dan pengetuk akan memukul bel.Tarikan
kepingan besi lentur oleh electromagnet akan memisahkantitik sentuh dan
sekrup pengatur yang berfungsi sebagai interuptor.Arus listrik akan putus
dan teras besi hilang kemagnetannya.Kepinganbesi lentur akan kembali ke
posisi semula. Proses ini akan terjadi secara berulang ulang dengan sangat
cepat.

2. Relai

Relai berfungsi sebagai saklar untuk menghubungkan atau memutuskan


arus listrik yang besar pada rangkaian lain dengan menggunakan arus listrik
yang kecil. Ketika sakelar S ditutup, arus listrik kecil mengalir pada
kumparan. Teras besi akan menjadi magnetdan menarik kepingan besi
lentur. Titik sentuh C akan tertutup, menyebabkan rangkaian lain membawa
arus besar yang akantersambung. Apabila sakelar S di buka, teras besi akan
hilang kemagnetannya. Keping besi lentur kembali ke kedudukan
semula.Titik sentuh C terbuka dan rangkaian listrik lainnya terputus.
Bagian- bagian Relai diantaranya Magnet listrik, Sauh, Kontak dan Pegas.

3. Speaker

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 96


Proses speaker coil bergerak dan kembali keposisi semula.
Elektromagnet diposisikan pada suatu bidang magnet yang konstan yang
diciptakan oleh sebuah magnet permanen. Kedua magnet tersebut, yaitu
elektromagnet dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti
dua magnet yang berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada
elektromagnet tertarik dengan kutub negatif magnet permanen dan kutub
negatif pada elektromagnet ditolak oleh kutub negative magnet permanen.
Ketika orientasi kutub electromagnet bertukar, bertukar pula arah gaya tarik
menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak balik secara konstan
membalikakkan dorongan magnet antara voice coil dengan
magnet permanen.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 97


GAYA LORENTZ

Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) merupakan ilmuwan Belanda


yang memiliki kontribusi besar pada bidang fisika dan fisika kuantum.
Berdasarkan hasil kerja ilmuwan-ilmuwan sebelumnya, Lorentz mengoreksi
dan merampungkan hukum gaya elektromagnetik yang sekarang
menyandang namanya. Gaya lorentz merupakan gabungan antara gaya
elektrik dan gaya magnetik pada suatu medan elektromagnetik. Gaya
Lorentz ditimbulkan karena adanya muatan listrik yang bergerak atau
karena adanya arus listrik dalam suatu medan magnet. Arah dari gaya
Lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (I) dan induksi
magnetik yang ada (B).
A. Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik

Ketika sebuah kawat dengan panjang dialiri arus listrik sebesar l dan
diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar I, maka akan timbul gaya
Lorentz pada kawat tersebut. Dengan mengombinasikan gaya Lorentz dan
definisi arus listrik, maka dapat dihitung besarnya gaya Lorentz pada kawat
yang lurus dan stasioner yaitu:

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 98


Ket :
l = merupakan panjang kawat (m)
I = merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat (Ampere)
B = merupakan kuat medan magnet (Tesla)
α = merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan I

Jika arah arus listrik tegak lurus dengan arah medan magnet, maka
gaya Lorentz yang terjadi akan maksimal ( ). Inilah keadaan yang
biasanya selalu dikondisikan secara nyata yakni agar gaya Lorentz yang
didapat selalu maksimal, medan magnet dikondisikan selalu tegak lurus
dengan arus listrik yang mengalir.

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan


kanan pada gambar dibawah ini:

Kaidah tangan kanan pertama menggunakan tiga jari tangan kanan dimana:
Ibu jari = arah arus listrik (I)
Jari telunjuk = arah medan magnet (B)
Jari tengah = arah gaya Lorentz (F)

Kaidah tangan kanan kedua menggunakan telapak tangan kanan yang


terbuka dan lebih mudah gunakan terlebih lagi jika sudut dimana:

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 99


Ibu jari = arah arus listrik (I)
Keempat jari lain = arah medan magnet (B)
Telapak tangan = arah gaya Lorentz (F)

Besarnya sudut α tidak mempengaruhi arah gaya Lorentz karena arah gaya
Lorentz selalu tegak lurus dengan arah arus listrik dan medan magnetik.

B. Gaya Lorentz pada Kawat Sejajar yang Berarus Listrik

Ketika terdapat dua buah kawat dengan panjang l dialiri arus listrik
sebesar I yang tiap kawat diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar B,
maka akan timbul gaya Lorentz berupa gaya tarik menarik ataupun tolak
menolak tergantung dari arah arus listrik pada tiap kawat. Jika kedua kawat
memiliki arah arus yang searah, maka akan mengalami gaya tarik menarik;
apabila arah arus pada kedua kawat saling bertolak belakang/berlawanan,
maka akan mengalami gaya tolak-menolak.

Besarnya gaya tarik-menarik ataupun tolak-menolak pada kawat sejajar


berarus listrik dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Ket:
F1 = merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 1

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 100


(Newton)
F2 = merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 2
(Newton)
I1 = merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat 1 (Ampere)
I2 = merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat 2 (Ampere)
µ0 = merupakan permeabilitas vakum ( )
l = merupakan panjang kawat (m)
α = merupakan jarak antar kedua kawat (m)

C. Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet

Ketika terdapat muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v pada


suatu medan magnetik sebesar B, maka muatan listrik tersebut akan
mengalami gaya Lorentz yang besarnya dapat dihitung dengan rumus:

Ket:
q = merupakan muatan listrik (Coloumb)
v = merupakan kecepatan gerak muatan listrik (m/s)
B = merupakan kuat medan magnet (Tesla)
α = merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan v
Arah gaya Lorentz pada kasus ini adalah tegak lurus dengan arah
kuat medan magnet dan arah kecepatan benda. Arah gaya Lorentz akan
berbeda tergantung muatan partikelnya. Perhatikan gambar dibawah, sesuai
dengan kaidah tangan kanan, bila muatan q positif maka arah v searah
dengan I; bila muatan q negatif maka arah v berlawanan dengan arah I.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 101


Jika arah medan magnet tegak lurus dengan arah kecepatan partikel
bermuatan listrik, maka lintasannya akan berbentuk lingkaran sehingga
partikel akan mengalami gaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya
Lorentz.

Sehingga, besarnya jari-jari lintasan melingkar partikel tersebut dapat dicari


dengan:

D. Penerapan prinsip gaya lorentz


Beberapa contoh penerapan konsep ini antara lain sebagai berikut.

1) Galvanometer

Galvanometer berperan sebagai komponen dasar pada beberapa alat ukur,


antara lain amperemeter, voltmeter, serta ohmmeter. Peralatan ini
digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik lemah.
Galvanometer berupa kumparan bergerak, terdiri atas sebuah kumparan
terbuat dari kawat tembaga isolasi halus dan dapat berputar pada sumbunya
yang mengelilingi sebuah inti besi lunak tetap yang berada di antara kutub-

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 102


kutub suatu magnet permanen. Interaksi antara medan magnetik B
permanen dengan sisi-sisi kumparan akan dihasilkan bila arus I mengalir
melaluinya, sehingga akan mengakibatkan torka pada kumparan. Kumparan
bergerak memiliki tongkat penunjuk atau cermin yang membelokkan berkas
cahaya ketika bergerak, dimana tingkat pembelokan tersebut merupakan
ukuran kekuatan arus.

2) Motor Listrik

Sebuah motor listrik merupakan alat untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Mesin ini tidak bising, bersih, dan memiliki efisiensi
tinggi. Alat ini bekerja dengan prinsip bahwa arus yang mengalir melalui
kumparan di dalam medan magnet akan mengalami gaya yang digunakan
untuk memutar kumparan. Pada motor induksi, arus bolak-balik diberikan
pada kumparan tetap (stator), yang menimbulkan medan magnetik sekaligus
menghasilkan arus di dalam kumparan berputar (rotor) yang
mengelilinginya. Keuntungan motor jenis ini adalah arus tidak harus
diumpankan melalui komutator ke bagian mesin yang bergerak. Pada motor
serempak (synchronous motor), arus bolak-balik yang hanya diumpankan
pada stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar dan terkunci
dengan medan rotor. Dalam hal ini magnet bebas, sehingga menyebabkan

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 103


rotor berputar dengan kelajuan yang sama dengan putaran medan stator.
Rotor dapat berupa magnet permanen atau magnet listrik yang diumpani
arus searah melalui cincin geser

3) Relai

Relai merupakan suatu alat dengan sebuah sakelar, untuk menutup relai
digunakan magnet listrik. Arus yang relatif kecil dalam kumparan magnet
listrik dapat digunakan untuk menghidupkan arus yang besar tanpa terjadi
hubungan listrik antara kedua rangkaian.

4) Kereta Maglev

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 104


Maglev merupakan kereta api yang menerapkan konsep magnet listrik
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Kata “Maglev”
berasal dari magnetic levitation. Kereta api ini dipasangi magnet listrik di
bawahnya yang bergerak pada jalur bermagnet listrik. Magnet tolak-
menolak sehingga kereta api melayang tepat di atas jalur lintasan. Gesekan
kereta api dengan jalur lintasan berkurang sehingga kereta api bergerak
lebih cepat.

5) Video Recorder

Pada video recorder, sinyal disimpan di dalam pita magnetik. Video


recorder sangat tergantung pada magnetisme dan listrik. Ia menggunakan
dorongan magnetik dari kawat yang membawa arus dalam motor listrik
untuk memutar drum pada kecepatan tinggi dan menggerakkan pita yang
melaluinya dengan lembut. Untuk merekam suatu program, arus yang
mengalir melalui kumparan kawat di dalam drum digunakan untuk
menciptakan pola magnetik pada pipa. Jika pita tersebut diputar ulang, alat
perekam menggunakan pola magnetik ini untuk menghasilkan arus yang
dapat diubah ke dalam gambar.

E. Manfaat dan Aplikasi Gaya Lorentz

Manfaat dan aplikasi terbesar dari penerapan gaya Lorentz adalah motor
listrik. Dengan mengalirkan arus listrik pada kumparan di dalam medan
magnet, dapat dihasilkan gaya Lorentz berupa rotasi pada motor listrik

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 105


untuk menggerakkan batang shaft yang kemudian dapat dipakai untuk
segala kebutuhan. Selain motor listrik, aplikasi gaya Lorentz diterapkan
pada railguns, linear motor, loud speaker, generator listrik, linear alternator,
dan lain sebagainya.

CONTOH SOAL
3. Jika terdapat Sebuah Kawat dengan Panjang sebesar 4 meter yang telah
dialiri oleh Arus Listrik sebesar 25 Ampere. Maka Kawat tersebut akan
berada didalam pengaruh Medan Magnet sebesar 0.06 Telsa yg akan
membentuk Sudut 30 Derajat terhadap Kawat. Maka hitunglah
Besarnya Gaya Lorentz yg bekerja di Kawat tersebut ?.
Diketahui :
I = 25 Ampere
L = 4 meter
B = 0.06 Telsa
a = 30 derajat
Ditanya:
F= ?
Jawabannya :
F = B I L Sin a
F = 0.06 x 25 x 4 sin 30º
F= 3 N.

4. Dua buah kawat dengan konfigurasi seperti gambar di bawah!

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 106


Tentukan besar dan arah gaya magnetik yang bekerja pada kawat II untuk
panjang kawat 0,5 meter!
Pembahasan
Besar gaya magnetik jika dua buah kawat berarus didekatkan adalah :

Arah gaya pada kawat II adalah ke kiri (ditarik mendekat ke kawat I)

5. Tiga buah kawat tersusun seperti gambar !

Tentukan besar dan arah gaya magnetik pada kawat II untuk panjang kawat
1meter

Pembahasan
a) Kawat II dipengaruhi oleh dua kawat yang lain kawat I dan III
Gaya yang timbul pada kawat II akibat pengaruh kawat I namakan F21
sebesar:

Arah ke kiri
Gaya yang timbul pada kawat II akibat pengaruh kawat III namakan F23
sebesar :

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 107


Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 108
MEDAN MAGNET

1. Pengertian Medan Magnet

Medan magnet adalah sebuah ilustrasi yang bertujuan untuk


menggambarkan dan memvisualkan bagaimana gaya magnet
terdistribusi di antara suatu benda bermagnet atau disekitar benda
bermagnet itu sendiri.Seperti yang kita sudah ketahui bahwa magnet
memiliki dua kutub yang disebut kutub utara dan kutub selatan.

Jika suatu magnet didekatkan dengan magnet yang lain yang mana
kutubnya berjenis sama maka kedua magnet tersebut akan
mengalami tolak menolak.

Berbeda jika kedua magnet tersebut didekatkan dengan jenis kutub


yang berbeda maka hasilnya akan mengalami saling tarik menarik.

2. Visualisasi Medan Magnet

Medan magnet dapat divisualisasikan dengan dua cara, yaitu:

 Dideskripsikan secara matematik sebagai vektor. Setiap vektor


pada setiap titik yang berbentuk panah tersebut memiliki arah dan
besaran tergantung dari besar gaya magnetik pada titik tersebut.

Vektor medan magnet pada sebuah magnet persegi panjang

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 109


 Mengilustrasikan menggunakan garis. Setiap vektor
disambungkan dengan sebuah garis yang tidak terputus dan
banyaknya garis dapat dibuat sebanyak mungkin. Cara inilah yang
paling sering dipakai untuk menggambarkan suatu medan magnet.

Garis-garis medan magnet pada sebuah magnet persegi panjang

3. Sifat-sifat medan magnet

Berikut, dibawah ini ada beberapa sifat – sifat medan magnet,


diantaranya yaitu:
1. Magnet sebagai petunjuk kompas.
2. Magnet mampu menarik benda seperti logam, besi dan sejenisnya.
3. Magnet bisa menembus benda buat tarikan, semakin kuat gaya
magnetnya maka semakin kuat juga gaya tarikannya.
4. Magnet memiliki dua kutup yaitu kutup utara dan selatan.
5. Kalo kutup utara bertemu dengan kutup utara maka akan saling
tolak menolak begitu juga sebaliknya.

Penggolongan Benda Berdasarkan Sifat Magnetnya, yaitu:


Berdasarkan sifat magnetnya, benda dibagi jadi 2 macam yaitu
ferromagnetik (benda yang bisa ditarik kuat oleh magnet),
parramagnetik (benda yang bisa ditarik magnet dengan lemah) dan
diamagnetik (benda yang gak bisa ditarik oleh magnet).

1. Contohnya: Ferromagnetik yaitu berupa besi, baja, nikel dan


kobalt.
2. Contohnya: Parramagnetik yaitu berupa platina dan aluminium.
3. Contohnya: Diamagnetik yaitu berupa seng, dan bismut.

Nah, Magnet sendiri bisa menarik benda logam tertentu karena


susunan magnet elementer didalam magnet itu tersusun teratur.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 110


4. Karakteristik Garis Medan Magnet

Garis-garis medan magnet adalah memiliki karakteristik yang


berguna untuk analisa, yaitu:

 Setiap garis tidak pernah berpotongan satu sama lain


 Garis akan makin semakin rapat pada wilayah dimana medan
magnet semakin besar. Hal ini menandakan bahwa semakin rapat
garis-garis medan magnet, maka semakin besar gaya magnetnya
pada wilayah tersebut.
 Garis-garis ini tidak bermulai atau berhenti dari manapun, akan
tetapi garis-garis tersebut membentuk suatu lingkaran tertutup dan
tetap menyambung di dalam material magnet.
 Arah medan magnet direpresentasikan dengan panah pada garis-
garisnya. Terkadang, tanda panah tidak digambar pada garis-garis
medan magnet, akan tetapi medan magnet akan selalu memiliki
arah dari kutub Utara (North) ke Selatan (South).
 Garis-garis ini dapat divisualisasikan secara nyata. Cara yang
paling sederhana adalah dengan menyebarkan bubuk pasir besi di
sekitar magnet dan akan menghasilkan karakteristik yang sama
seperti pada garis-garis medan magnet.

Visualisasi secara nyata menggunakan bubuk pasir besi

5. Pengukuran dan Rumus Medan Magnet

Medan magnet adalah besaran vektor, sehingga terdapat dua aspek


untuk mengukur medan magnet yaitu besarnya dan arahnya. Untuk
mengukur arahnya, kita dapat menggunakan kompas magnet. Jika
kompas magnet diletakkan di sekitar medan magnet, maka arah
jarum kompas akan mengikuti arah medan magnet di titik tersebut
juga.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 111


Pada rumus medan magnet, besarnya medan magnet dituliskan
dengan simbol B. Sesuai dengan sistem Internasional, besarnnya
memiliki satuan dalam tesla (T) yang diambil dari nama Nikola
Tesla.

Tesla didefinisikan sebagai seberapa besar gaya medan magnet.


Contohnya, sebuah kulkas kecil memproduksi medan magnet sebesar
0,001 T.

Ada satu cara untuk membuat medan magnet tanpa menggunakan


magnet, yaitu dengan mengalirkan arus listrik.

Ketika kita alirkan arus listrik melalui kabel (contohnya dengan


menyambungkannya ke baterai), maka kita akan mendapat dua
fenomena. Semakin besar arus yang mengalir pada kabel, maka akan
semakin besar pula medan magnet yang dihasilkan. Demikian juga
sebalilknya.

Sesuai dengan hukum Ampere, medan magnet banyak diterapkan


dibanyak hal sehingga beberapa persamaannya sebagai berikut:

Rumus Besar Medan Magnet

B=μI/2πr

Keterangan:

 B = besar medan magnet (T)


-7
 μ = konstanta permeabilitas (4π 10 Tm/A)
 I = arus listrik (A)
 r = jarak dari kabel (m)
Rumus Besar Arus Listrik

I = B 2πr/ μ

Keterangan:

 B = besar medan magnet (T)


 μ = konstanta permeabilitas (4π 10-7 Tm/A)
 I = arus listrik (A)
 r = jarak dari kabel (m)

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 112


6. Prinsip Kemagnetan

Pada sebuah magnet sebenarnya kumpulan jutaan magnet ukuran


mikroskopik yang teratur satu dan lainnya. Kutub utara dan kutub
selatan magnet posisinya teratur, kamu bisa lihat gambar dibawah
ini.

Secara keseluruhan kekuatan magnetnya jadi besar. Logam besi bisa


jadi magnet secara permanen (tetap) atau bersifat megnet, sedangkan
dengan cara induksi elektromagnetik. Tapi, ada beberapa logam yang
gak bisa jadi magnet, contohnya yaitu tembaga, aluminium, dan
logam tersebut dinamakan diamagnetik.

Bumi adalah magnet alam raksasa, bisa kamu buktikan dengan alat
yang dinamakan kompas, dimana jarum penunjuk pada kompas akan
menunjukkan arah utara dan selatan bumi, seperti pada gambar
berikut ini.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 113


Karena, sekeliling bumi sebenarnya dilingkupi garis gaya magnet
yang gak tampak oleh mata kamu, tapi bisa diamati dengan kompas
keberadaannya. Batang magnet memancarkan garis gaya magnet
yang melingkupi dengan arah dari utara ke selatan.

Bukti ini dilakukan dengan menempatkan batang magnet diatas


selembar kertas, dan diatas kertas tersebut ditaburkan serbuk halus
besi secara merata, yang terjadi yaitu bentuk garis – garis dengan
pola melengkung oval diujung – ujung kutub.

Ujung kutub utara – selatan muncul pola garis gaya yang kuat.
Daerah netral pola garis gaya magnetnya lemah. Bagian netral
magnet artinya gak punya kekuatan magnet.

Buat membuktikan, kalo daerah netral gak punya kekuatan magnet.


Ambil beberapa sekrup besi, coba amati tampak sekrup besi akan
menempel baik diujung kutub utara atau ujung kutub selatan.

Daerah netral dibagian tengah sekrup gak akan menempel sama


sekali, dan sekrup akan terjatuh. Mengapa besi biasa berbeda logam
magnet?

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 114


Pada besi biasa ada kumpulan magnet – magnet dalam ukuran
mikroskopik, tapi posisi masing – masing magnet gak beraturan satu
dengan lainnya, jadi saling menghilangkan sifat kemagnetannya.
Arah garis gaya magnet dengan pola garis melengkung mengalir dari
arah kutub utara ke kutub selatan.

Didalam batang magnet sendiri garis gaya mengalir sebaliknya, yaitu


dari kutub selatan ke kutub utara. Didaerah netral gak ada garis gaya
diluar batang magnet. Bukti ini, secara visual garis gaya magnet buat
sifat tarik menarik pada kutub beda dan sifat tolak – menolak pada
kutub sama pakai magnet dan serbuk halus besi, seperti gambar ini.

Tampak jelas kutub sejenis utara – utara garis gaya saling menolak
satu dan lainnya. Pada kutub yang beda utara – selatan, garis gaya
magnet punya pola tarik menarik. Sifat saling tarik – menarik dan
tolak – menolak magnet jadi dasar bekerjanya motor listrik.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 115


Pola garis medan magnet tolak – menolak dan 4b. pola garis medan
magnet tarik – menarik.

Buat dapat garis gaya magnet yang merata disetiap titik permukaan
maka ada 2 bentuk yang mendasari rancangan mesin listrik.

Bentuk datar (flat) akan menghasilkan garis gaya merata setiap titik
permukaannya. Bentuk melingkar (radial), juga menghasilkan garis
gaya yang rata setiap titik permukaannya.

Gambar Kutub Magnet

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 116


Perhatikan gambar di atas, gambar di atas ada 4 aturannya yaitu:

1. Kalo kutub selatan bertemu dengan kutub selatan, maka akan


saling tolak – menolak.
2. Kalo kutub selatan bertemu dengan kutub utara, maka akan
saling tarik – menarik
3. Kalo kutub utara bertemu dangan kutub utara, maka akan saling
tolak – menolak
4. Kalo kutub selatan bertemu dengan kutub utara, maka akan
saling tarik – menarik.

7. Menentukan Kutub Magnet dengan Tangan Kanan

Untuk mengetahui arahnya, kita dapat menggunakan prinsip tangan


kanan. Ibu jari merupakan arah aliran listrik dan jari-jari lainnya
menunjukkan arah medan magnet disekitar kabel.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 117


Arah ibu jari mengarah ke atas menyatakan arah alur listrik dengan
simbol i. Sedangkan arah empat jari-jari lainnya menyatakan arah
medan megnet dengan simbol B. gambar di atas pada posisi
horizontal dan vertical.

8. Contoh Soal Medan Magnet dan Penjelasannya

Soal 1

Seutas kawat dialiri arus listrik i = 4 A seperti gambar berikut !

Tentukan :

a. Kuat medan magnet di titik A


b. Kuat medan magnet di titik B
c. Arah medan magnet di titik A
d. Arah medan magnet di titik B

Pembahasan:

Diketahui

I=4A
rA = 2m
rB = 1m

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 118


Penyelesaian:

a. B = μ I / 2 π rA

= 4 π 10-7 4 / 2 π 2

= 4 10-7 T

Jadi medan magnet pada titik A adalah 4 10-7 T

b. B = μ I / 2 π rB
B = 4 π 10-7 4 / 2 π 1
B = 8 10-7 T

Jadi medan magnet pada titik B adalah 8 10-7 T

c. Pada soal yang menanyakan arah kita dapat menggunakan aturan


tanga kanan, dimana ibu jari diasumsikan sebagai arus dan empat
jari lainnya sebagai medan magnet dengan posisi menggenggam
kawat di titik A.

Sehingga arah medan magnet pada titik A ialah ke luar atau


mendekati pembaca.

d. Pada soal yang menanyakan arah kita dapat menggunakan aturan


tanga kanan, dimana ibu jari diasumsikan sebagai arus dan empat
jari lainnya sebagai medan magnet dengan posisi menggenggam
kawat di titik B.

Sehingga arah medan magnet pada titik B ialah ke dalam


atau menjauhi pembaca

Soal 2

Perhatikan gambar berikut ini!

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 119


Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik P !

Pembahasan

Arus A akan menghasilkan medan magnet di titik P dengan arah


masuk bidang, sementara arus B menghasilkan medan magnet
dengan arah keluar bidang .

Arah sesuai Ba yaitu masuk bidang.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 120


LATIHAN SOAL

1. Dua buah titik A dan B berjarak 3 meter, masing-masing bermuatan listrik


+4x10-4 C dan -1x10-4 C. Titik C berada di antara A dan B berjarak 2 meter
dari A dan bermuatan listrik +3x10-5 C. Hitunglah besar gaya elektrostatis
dari C!

2. Tentukan besar dan arah kuat medan listrik pada titik P yang berjarak 30 cm
dari muatan Q(−3×10−6C)

3. Dua muatan listrik terpisah sejauh 10 cm. Masing-masing memiliki muatan


sebesar q1=−25 μC dan q2=+50 μC. Jika di antara kedua muatan tersebut
(titik P) diletakkan sebuah elektron, dengan jarak 2 cm dari muatan q1, maka
tentukan:

a. kuat medan listrik di titik P


b. percepatan awal elektron sesaat setelah ditempatkan dititik
P(me=9×10−31 kg ; qe=−1,6×10−19C)
c. posisi titik dengan kuat medan listrik total nol

4. Jika terdapat persegi dengan panjang sisi 20 cm, lalu bila sebuah medan listrik
homogen sebesar 200 N/C ditembakkan ke arahnya dengan arah yang tegak
lurus bidang persegi tersebut, berapa jumlah garis medan listrik yang
menembus bidang persegi tersebut (fluks listrik)?

5. Sobat punya sebuah bidang lingkaran dengan jari-jari 7 cm. Jika ada kuat
medan listrik sebesar 200 N/C mengarah pada bidang tersebut dengan
membentuk sudut 300 terhadap bidang. Tentukan berapa fluks listrik
tersebut?
6.

Kawat A dan B terpisah sejauh 1 m dan dialiri arus listrik berturut-

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 121


turut 1 A dan 2 A dengan arah seperti ditunjukkan gambar di bawah.

Tentukan letak titik C dimana kuat medan magnetnya adalah NOL!

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 122


DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Budiman dan A. R. Hakim, Desain Generator Magnet Permanen untuk Sepeda

Listrik, vol. 12, no. 1, pp. 59–67,ISSN 1411-8890, 2005.

[2] A. Dhanar Yuwono, Desain Generator Axial Kecepatan Rendah Menggunakan 8

Buah Magnet Permanen dengan Dimensi 10 X 10 X 1 Cm, Tugas Akhir, Teknik

Elektro FT Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013.

[3] D. Notosudjono, Perancangan Pembangkit Listrik Menggunakan Generator Magnet

Permanen dengan Motor Dc Dc sebagai Prime Mover, pp. 1–10, 2012.

[4] E. Sunitra, I. Isranuri, B. Syam dan B. Wrjosentono, Kajian Eksperimental

Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kebisingan pada Knalpot Mobil Toyota Kijang

Bensin. vol.5, no. 1, ISSN 1829-8958, 1987.

[5] G. Annasa Musaffa, Pengaruh Kuat Medan Magnet dan Kecepatan Rotor terhadap

Tegangan yang Dihasilkan Generator Arus Bolak-Balik Leybold Tips 2.5, Tugas

Akhir, Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebelas Maret Surakarta, 2010.

[6] Hartono, Sugito dan Wihantoro, Prototype Generator Magnet Permanen

Menggunakan Kumparan Stator Ganda, vol. 17, no. 4, pp. 115–120, ISSN : 1410-

9662, 2014.

Universitas Sriwijaya | Modul Listrik Magnet 123

Anda mungkin juga menyukai