Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAHPROVINSI JAWABARAT

RANCANGAN

PERATURAN GUBERNUR

NO TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA


ARSADAPROVINSI JAWA BARAT YANG MENERAPKAN POLA
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian dan Istilah
Pasal 1

Dalam peraturan gubernur ini, yang dimaksud dengan :


1. Provinsi adalah Provinsi Jawa barat
2. Pemerintah Daerah Adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat
4. ARSADA Provinsi Jawa Barat adalah Organisasi Perangka Daerah (OPD) DI lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
5. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.
6. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek – praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan, kepuasan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan khidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan Negara pada umumnya
yang terdiri dari perencanaan dan penganggaran, dokumen pelaksanaan anggaran,
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang, investasi,
pengelolaan barang, akuntansi dan pelaporan serta pertanggungjawaban, akuntabilitas
kinerja, surplus, dan devisit.
7. Badan Layanan Umum Daerah ARSADA Provinsi Jawa Barat yang selanjutnya disebut
BLUD-RSJ Provinsi Jawa Baat adalah instansi di lingkungan Pemerintah Provins Jawa
Barat yang dibentuk untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk
menutupi biaya operasional dan pemeliharaan jasa, yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktifitas.
8. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD yang disingkat RBA, adalah dokumen anggaran
perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan
anggaran suatu BLUD.
9. Unit Layanan Pengadaan Barang/ jasa (Procurent Unit) adalah unit yang terdiri dari
pegawai-pegawai yang secara bertahap memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa
pemerintah yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran dan atau PPK-BLUD ARSADA
Provinsi Jawa Barat, yang mempunyai tugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan
penyedia barang/jasa PPK-BLUD Rumah Sakit Umum Daerah.
10. Pengadaan barang/ jasa PPK-BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Provins Jawa Barat adalah
kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
yang sumber dananya berasal dari Jasa Layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama dengan
pihak lain dan lain- lain pendapatan BLUD ARSADA Provinsi Jawa Barat yang sah, baik
yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/ jasa.
11. Direktur PPK-BLUD ARSADA Provinsi Jawa Barat adalah pejabat yang bertanggungjawab
atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari Jasa ayanan, hibah tidak terikat,
hasil kerjasama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan BLUD ARSADA Provinsi Jawa
barat yang sah.
12. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya
menyediakan barang/layanan jasa.
13. Pelaksanaan PengadaaN adalah Panitia atau unit yang dibentuk oleh Direktur PPK-BLUD
ARSADA Provisi Jawa Barat yang ditugaskan secara khusus melaksanakan pengadaan
barang dan/atau jasa guna keperluan PPK-BLUD ARSADA Provinsi Jawa Barat.
14. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk
langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa, yang diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai
yang diatur dalam Peraturan Gubernur ini.
15. Pengadaan langsung atau Pembelian langsung adalah pengadaan barang/ jasa langsung
kepada penyedia barang/ jasa, tanpa melalui pelelangan/ seleksi/penunjukan langsung.
16. Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya untuk pekerjaan dengan nilai yang diatur dalam Peraturan Gubernur ini
17. Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang / pekerjaan konstruksi / jasa
lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan
konstruksi / jasa lainnya yang memenuhi syarat.
18. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk
pekerjaan dengan nilai yang diatur dalam peraturan Gubernur ini.
19. Seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultasi untuk pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua penyedia jasa konsultasi yang memenuhi syarat.
20. Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultasi untuk jasa konsultasi
dengan nilai yang diatur dalam peraturan Gubernur ini.
21. Sayembara adaah metode pemilihan penyedia jasa yang memperlombakan gagasan oriinal,
kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga /biayanya tidak dapat ditetapkan dalam harga
satuan.
22. Kontes adalah metode pemilihan penyedia barang yang memperlombakan barang/benda
tertentu yang tidak mempunyai harga dasar dan yang harga /biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan harga satuan.
23. Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri.
24. Sertifikat keahlian pengadaan barang/ jasa adalah tanda bukti pengakuan dari pemerintah
atas kompetensi dan kemampuan profesi dibidang pengadaan barang/jasa.
25. Dokumen pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh pejabat pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan
barang dan jasa.
26. Kontrak pengadaan barang/jasa adalah perjanjian tertulis antara Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dengan penyedia barang /jasa atau pelaksana swakelola.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud berlakunya Pedoman Pengadaan Barang dan/atau Jasa PPK-BLUD ini adalah
untuk mengatur pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa yang dibiayai dengan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang sumber dananya berasal dari Jasa Layanan,
hibah tidak terikat, hasil kerjasama dengan pihak lain; dan lain – lain pendapatan BLUD
ARSADA Provinsi Jawa Barat yang sah
(2) Tujuan diberlakukannya Pedoman pengadaan Barang/Jasa PPK-BLUD ini adalah agar
pelaksanaan pengadaan barang/ Jasa yang dibiayai dengan sumber anggaran yang
bersumber dari Jasa Layana, hibah tidak terikat, hasil kerjasama dengan pihak lain; dan
lain-lain pendapatan BLUD ARSADA Provinsi Jawa Barat yang sah dilakukan secara
efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.
Bagian ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup berlakunya Pedoman Pengadaan Barang dan /jasa PPK-BLUD ARSADA
Provinsi Jawa Barat ini adalah untuk pengadaan barang/ jasa yang pembiayaannya
seluruh dibebankan pada pendapatan BLUD ARSADA Provinsi Jawa Barat yang
bersumber dari Jasa Layanan, hibah tida terikat, hasil kerjasama dengan pihak lain dan
lain-lain pendapatan BLUD ARSADA Provins Jawa Barat yang sah;

BAB II
TATANILAI PENGADAAN
Bagian Pertama
Prinsip- Prinsip Pengadaan
Pasal 6
Pengadaan barang/jasa paa ARSADA Provinsi Jawa Barat wajib menerapkan prinsip-
prinsip :
a. Efisien , berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
b. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnyasesuai dengan
sasaran yang ditetapkan;
c. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaa barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang
sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
d. Transparan, berartisemua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa,
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tatacara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia
barang /jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya.
e. Adil/Tidak Diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua
calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada
pihak tertentu, dengancara dan atau alas an apapun;
f. Akuntabl, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai
dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
g. Fleksibilitas adalah keleluasaan pengelolaan keuangan/ barang BLUD pada batas-
batas tertentu yang dapat dikecualikan dari keentuan yang belum berlaku.
h. Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD merupakan pengeluaran biaya yang
disesuaikan dan signifikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA
yang telah ditetapkan secara definitif
i. Fleksibilitas yang dimaksud seperti (pada point g dan h) dapat berupa pengeluaran
biaya BLUD yang merubah rincian objek dengan pertimbangan mendukung praktek
bisnis yang sehat.

Bagian Kedua
Kebiajakan Umum
Pasal 8
Kebijakan umum BLUD ARSADA Provinsi Jawa Barat dalam pengadaan
barang/jasa adalah;
a. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan
perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluaslapangan kerja dan
mengembangkan industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing
barang/jasa produksi dalam negeri pada perdagangan internasional; dan
b. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan kelompok
BAB III
PARA PIHAK DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
Bagian Pertama
Organisasi Pengadaan
Pasal 9
(1) Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas:
a. PA/KPA;
b. PPK;
c. ULP/Pejabat Pengadaan/Tim Pengadaan; dan
(2) Organisasi pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Penyedia Barang /Jasa
terdiri atas :
a. PA/KPA;
b. PPK;
c. ULP/ Pejabat Pengadaan; dan
d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
(3) Tugas, fungsi dan mekanisme pengangkatan organisasi pengadaan diatur dengan
keputusan Direktur ARSADA Provisi Jawa Barat.

BAB IV
PELAKSANAAN PENGADAAN
Bagian Pertama
Tatalaksana Pengadaan
Pasal 9
Pelaksanaan Pengadaan dilakukan dengan cara :
a. Swakelola
b. Melalui Penyediaan Barang/Jasa
Bagian Ketiga
Swakelola
Pasal 10
(1) Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi
sendiri.
(2) Swakelola dapat dilaksanakan oleh :
a. Pengguna barang dan /atau jasa;
b. Instansi pemerintah lain;
(3) Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola :
a. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya
manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan tugas
pokok pengguna barang/jasa;dan/atau
b. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak
diminati oleh penyedia barang/jasa; dan /atau.
c. Pekerjaan yang secara rinci/ detail tidak dapat dihitung/ ditentukan terlebih dahulu,
sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menanggung resiko
yang besar; dan/atau.
d. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan;
dan /atau
e. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/ metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa; dan/atau
f. Pekerjaan khusus yang bersisfat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemmerintah,
pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan penelitian oleh
perguruan tinggi/Lembaga ilmiah pemerintah;
g. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang/jasa yang bersangkutan
(4) Prosedur swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dilapangan,
dan pelaporan.
(5) Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan swakelola ditetapkan dengan Keputusan Direktur
ARSADA Provinsi Jawa Barat.
Bagian Keempat
Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
Paragraf Pertama
Metoda Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Pasal 11
(1) Pemilihan Penyediaan Barang dilakukan dengan :
a. Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana ;
b. Penunjukan Langsung;
c. Pengadaan Langsung; atau
d. Kontes/Sayenbara.
(2) Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan:
a. Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan pelelangan Sederhana;
b. Penunjukan Langsung;
c. Pengadaan Langsung; atau
d. Kontes/ Sayembara.
(3) Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya dilakukan dengan;
a. Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana
b. Penunjukan Langsung;
c. Pengadaan Langsung; atau
d. Kontes / Sayembara
Paraf Kedua
Jenjang Nilai Pengadaan
Pasal 12
(1) Pengadaan barang/jasa yang dananya berasal dari hibah terikat dapat dilakukan dengan
mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberian hibah, atau ketentuan pengadaan barang
dan/atau jasa yang berlaku bagi ARSADA sepanjang disetujui pemberi hibah.
(2) Pengadaan barang/jasa yang dananya bersumber dari jasa layanan, hibah tidak terikat,
hasil Kerjasama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan BLUD ARSADA Provinsi
Jawa Barat yang sah dapat dilakukan berdasarkan ketentuan:
a. Pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp. 350.000.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh
Juta Rupiah) dilakukan dengan pengadaan langsung atau pembelian langsung.
b. Untuk pengadaan nilai lebih dari Rp. 350.000.000,-(Tiga Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) dilakukan
dengan penunjukan langsung.
c. Pengadaan dengan nilai lebih dari Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah)
sampai dengan Rp. 1.000.000.000 (Satu Milyar Rupiah) dilakukan dengan pelelangan
sederhana.
d. Pengadaan dengan nilai lebih dari Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) di
lakukan dengan cara pelelangan umum.
e. ARSADA sebagai BLUD dapat melakukan penunjukan langung untuk pengadaan
barang/jasa yang nilainya di atas 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) apabila
memenuhi kriteria.
f. Jenis pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan
Direktur ARSADA Provinsi Jawa Barat.
BAB V
KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA DAN PENATA USAHAAN
BAGIAN PERTAMA
KINTRAK
PASAL 13
(1) Bukti pembelian digunakan untuk pengadaan langsung Barang/Jasa lainnya yang nilainya
samapai dengan Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah).
(2) Kwitansi digunakan untuk Pengadaan Langsung Barang/Jasa sampai dengan Rp.
200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah).
(3) Surat Perintah Kerja atau Surat Pesanan digunakan untuk Pengadaan Langsung
Barang/Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya antara Rp. 200.000.000,00 (Dua Ratus Juta
Rupiah) sampai Rp. 1.000.000.000,00 dan untuk Jasa Konsultasi sampai dengan Rp.
75.000.000,00 (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah).
(4) Surat Perjanjian digunakan untuk Pengadaaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya diatas Rp. 1.000.000.000,00 (Satu Milyar Rupiah) dan untuk Jasa Konsultasi
diatas 75.000.000,00 (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah).

Bagian Kedua
Jenis Kontrak
Pasal 14
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran terdiri atas:
a. Kontrak Lump Sum;
b. Kontrak Harga Satuan;
c. Kontrak Gabungan Lum Sum dan Harga Satuan;
d. Kontrak Presentase; dan
e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).
f. Kontrak Payung (Frame Contract)
Bagian Ketiga
Penatausahaan Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 15
Penatausahaan Pembayaran Kepada Penyedia Barang/Jasa Dapat Terdiri :

a. Bukti Pengeluaran Kas,


b. Surat Pesanan
c. Surat Pesanan Barang
d. Kontrak / SPK
e. Faktur
f. Kwitansi
g. Berita Acara Serah Terima Barang
h. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
i. Berita Penerimaan Barang

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan gubernur ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan keputusan direktur ARSADA Provinsi Jawa
Barat

Anda mungkin juga menyukai