Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

- Bayu Adji Prasetyo


- Cahya Alya Fath
- Dini Mirathul Khotimah
- Nur Himeldah Devtriana
- Tri Astuti Anuhgrah Putri

Penggunaan Art Therapy dalam

Menurunkan Agresi
AGRESI

Perilaku fisik atau lisan yang

disengaja dengan maksud untuk

menyakiti orang lain


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AGRESI
- Faktor yang pertama adalah faktor biologis, genetik, dan temperamen.

- Faktor kedua adalah cara didik keluarga

- Faktor yang ketiga adalah kesulitan belajar. Anak yang mengalami


kesulitan belajar cenderung memiliki kesulitan sosial, kesepian dan
kesulitan dalam memproses informasi yang ada dan dalam mengontrol
perilaku. Hal ini membuat adanya kecenderungan yang lebih tinggi untuk
anak menjadi lebih agresif
- Faktor keempat adalah pengaruh sosial, termasuk sistem
sosial secara mikro dan makro. Pada level makro terdapat
aturan-aturan dan norma budaya dari lingkungan sekitar.
Misalkan pada budaya yang menuntut anak untuk laki-laki
untuk lebih agresif. Sedangkan level mikro meliputi teman-
teman dan lingkungan misalnya di sekolah. Anak belajar
norma yang terdapat di dalam lingkungannya sehingga anak
bertindak sama agar dirinya dapat diterima oleh teman-
temannya. Ketika norma yang ada mendukung perilaku
agresi, maka anak yang tadinya kurang agresif cenderung
menjadi lebih agresif.
Agresivitas yang tinggi dapat menjadi salah satu masalah
psikologis yang membutuhkan penanganan melalui proses
terapi, salah satunya adalah art therapy. Art therapy
adalah bentuk psikoterapi yang menggunakan media seni,
material seni dengan pembuatan karya seni untuk
berkomunikasi. Media seni yang digunakan dapat berupa
pensil, kapur berwarna, pensil warna, cat, potongan kertas,
krayon, dan clay
Bentuk-bentuk kegiatan dalam art therapy dapat
bervariasi, antara lain menggambar, melukis, kolase,
mengkonstruksi, printmaking dan sebagainya tugas
menggambar yang spesifik dapat membantu anak
untuk menggambarkan pengalaman emosi anak
dengan tujuan untuk melakukan reframing emosi
negatif dan pikiran anak.
Art therapy dapat membantu anak untuk mengelola emosi,
khususnya kemarahan. Pada anak-anak, art therapy juga dapat
menjadi sarana untuk mengekspresikan harapan-harapan
secara simbolik, mengendalikan impuls, mengekspresikan
perasaan dan kebutuhan, dan menciptakan kembali proses
interpersonal dan hubungan tanpa mengalami konsekuensi
yang menakutkan atau pembalasan dari lingkungan.
Art therapy adalah bentuk terapi yang dilakukan dengan
menggunakan potensi manusia agar dapat menjadi lebih kreatif
melalui proses menghasilkan suatu karya seni. Pengertian dan ruang
lingkup art therapy dipengaruhi oleh berbagai aturan yang ada
dalam kesehatan mental dimana art therapy digunakan sebagai
bentuk intervensi Art therapy bila dilihat berdasar pada historisnya
digunakan sebagai fasilitas perawatan kejiwaan.
Art therapy dapat menjadi cara yang tepat untuk
mengungkapkan emosi, seperti: perasaan marah, takut
ditolak, cemas, dan rendah diri. Kegiatan yang diperoleh
dalam art therapy itu sendiri salah satunya melalui
menggambar. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan
yang menyenangkan dan dapat dilakukan oleh siapapun
sekalipun individu tersebut tidak dapat menggambar.
penelitian yang dilakukan oleh witjaksono dan tirta pada
tahun 2017 menunjukkan hasil dari intervensi partisipan
yang mengalami penuruan skor perilaku agresif setelah
melakukan art therapy. dari hasil penelitian ini maka art
therapy berhasil menurunkan perilaku agresi terhadap
individu.

Anda mungkin juga menyukai