Pengalaman Kerja :
-Direktur di CV. Enviro Teknika Nusantara Group
-Konsultan Lingkungan dan Sipil di PT. Sanji Wanatirta Indonesia, CV. Cantigi Gemilang Persada, PT. Mekar Persada
Utama, CV. Putra Waluya Karya, dll.
-Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Muhammadiyah Madiun
-Dosen Teknik Sipil Universitas Maarif Nahdlatul Ulama Kebumen
-Dosen Bisnis Digital Institut Bisnis dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Purworejo
-Trainer dan Pelatih (Lingkungan, Sipil, Ekonomi, Migas, Sosial dan kebijakan, Kebumian, Geografi dan Geosains)
-Trainer Software SPSS, ArcGIS, EPANET, SmartPLS, AMOS, ETABS, SAP2000, SketchUp, Excell for Civil Engineering
-Direktur & Kontraktor di Civilleum E&C Indonesia
Definisi AMDAL
(Pasal 1 UU no.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup)
Definisi UKL-UPL
(Pasal 1 UU no.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup)
Pengertian SPPL
PP No. 24/2018 yg
perkenalkan OSS dan Izin
Lingkungan dg Komitmen
KLHK sikapi dgn set
Per. Men LH Per.Men. LH
Tata Laksana Penilaian dan
PermenLHK:
No.5 / 2012 Per.Men LH PemeriksaanDokumen LH
No 17/2012 No 16 /2012
serta Penerbitan Izin 1.P.22/2018 ttg Norma,
Lingkungan Standar, Prosedur, Kriteria
2 3 Pr.Men LH No 15 / 2010
P2TSE KLHK;
1 PerMen LH Tata cara LisensiKomisi 2.P.23/2018 ttg Kriteria
Pnilai AMDAL Perubahan Usaha dan Tara
4 No. 08/2013 Perubahan Izin Ling;
3.P.24/2018 ttg Pengecualian
Pelaksanaan Audit AMDAL utk RDTR;
Per Men LH Lingkungan 4.P.25/2018 ttg Pedoman
5 No.03 /2013 Penetapan Jenis Rencana U/K
PP 27 /2012 wajib UKL-UPL dan SPPL;
Izin Lingk 5.P.26/2018 ttg Pedoman
Daerah Penyusunan-Penilaian-
Pergub/Perbup/Perwali ttg Pemeriksaan Dok LH dlm
Kegiatan Wajib UKL-UPL P2TSE
UU 32/2009
PPLH
TATA CARA PENAPISAN UKL-UPL DAN SPPL
Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan penapisan jenis usaha dan/atau kegiatan apakah kategori UKL-UPL atau SPPL. Penapisan oleh
Gubernur dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Penapisan oleh Bupati/Walikota dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota. Beberapa Provinsi,
Kabupaten dan Kota ada yang sudah memiliki peraturan (Perda, Pergub, Perbub, Perwal) tentang cara penapisan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL dan SPPL. Namun,
secara umum proses penapisan minimal 5 langkah berikut ini, yaitu :
memastikan berbagai sektor jenis usaha dan/atau kegiatan tidak wajib Amdal;
memastikan potensi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan telah tersedia teknologi untuk menanggulangi dampak lingkungan hidup yang akan terjadi;
memeriksa seluruh peraturan menteri atau non kementerian yang menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL;
tidak termasuk jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal yang ditetapkan oleh Menteri (KLHK);
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tidak berlokasi di dalam, berbatasan langsung atau kawasan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan (kawasan lindung).
Catatan Penting :
bila saat penapisan tidak tersedia teknologi dalam upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, maka jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut menjadi wajib
AMDAL;
apabila Kementerian (KLHK) dan Non Kementerian sudah menetapkan suatu rencana jenis usaha dan/atau kegiatan dikategorikan UKL-UPL dan SPPL, tetapi tidak dilengkapi
dengan skala/besaran, atau ditetapkan skala/besaran namun tidak ada batas bawahnya, proses penapisan dapat melibatkan kementerian terkait, lembaga non kementerian dan
pakar terkait di bidangnya.
Proses Penapisan
dan
Grading Amdal
1999 2010 2012 2018
Perbaikan
(PP Nomor 27 tahun 1999) revitalisasi PP 27 / 2012
PP 24/2018
1993
Pengembangan
(PP Nomor 51 tahun 1993
1986
tonggak awal
(PP Nomor 29 tahun
1986) Peraturan
Pemerintah
tentang AMDAL
UU Lingkungan
Hidup 2009
1997
1982
Implikasi PP No. 24 Tahun 2018 terhadap Sistem Perizinanan Lingkungan
Pasal 85 dan
Lampiran PP No. Usaha dan/atau Kegiatan
24/2018 Pelayanan PEMERINTAH
Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara
Elektronik (PPBTSE)
Surat Sekretaris Kemenko Ekonomi No. 2 Pelaksanaan PERIZINAN
S-290/SES.M.EKON/07/2018 tanggal BERUSAHA DILUAR SEKTOR yang
18 Juli hal Pelaksanaan Pelayanan Sistem Eksisting
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara diatur dalam PP No. 24 Tahun sesuai PUU
Elektronik (Sistem OSS):
Sekretaris Daerah Provinsi serta
2018
Sekretaris daerah Kabupaten/Kota (DILUAR SISTEM OSS) i.e.
TAMBANG, MIGAS & Panas Bumi
Penapisan Kegiatan Wajib OSS (2)
PP 24 2018 pasal 85 halaman 46
Pelaksanaan Reformasi Peraturan dan Perizinan Berusaha pada:
1 2 3 4 5 6 7
Proses Proses
Amdal dan Proses
UKL-UPL dan Izin
Izin Lingkungan Lingkungan SPPL
Jenis RU d/a K yg
IZIN Wajib memiliki Pedoman Keterlibatan Masy
LINGKUNGAN AMDAL P38/MENLHK/ dlm Proses AMDAL &
IZIN LINGK.
2019
23 02 2012 PP 24/2018 31072019
Peraturan PPBTSE 100412
100412
05092019 05 10 2012
UU 32/2009 5
Tata Laksana Penilaian
PPLH Per. Men. LH 01 10 2013 dan Pemeriksaan DLH
05102009
No 8/2013 28 10 2013 serta Penerbitan
Izin Lingkungan
Untuk RU d/a K
P26/MENLHK/2018
wajib OSS
Esensi Dasar Proses Penapisan dan Penentuan Kewenangan
2 4 (empat) Lampiran
Ketentuan
2.
Multisektor
Pertahanan
5
3. Pertanian 3
6. Perhubungan 5
9. Pekerjaan Umum 14
13. Ketenaganukliran 5
1
lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun
Amdal adalah rencana usaha dan/atau kegiatan:
Batas proyek 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan panas bumi;
terluar yang Kawasan Lindung 2. Penelitian dan pengembangan di bidang ilmu
bersinggungan Yang tercantum dalam Lampiran pengetahuan;
dengan batas Permen LH & telah ditetapkan 3. Yang menunjang pelestarian kawasan lindung;
terluar dari sesuai dengan PUU
4. Yang terkait dengan kepentingan pertahanan dan
kawasan lindung
2
keamanan negara yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan;
Dampak 5. Budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting
potensial bagi lingkungan hidup;
Dampak potensial dari rencana 6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan
usaha dan/atau kegiatan yang
akan dilaksanakan tersebut
secara nyata mempengaruhi
3 luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan dan di bawah pengawasan ketat.
kawasan lindung terdekat
Keterangan:
= Rencana Usaha dan/atau
kegiatan
Pendekatan Studi Amdal
1. Pendekatan AMDAL Kegiatan Tunggal, yakni penyusunan atau pembuatan studi AMDAL diperuntukkan bagi
satu jenis usaha dimana kewenangan pembinaannya dibawah satu instansi yang membidangi jenis usaha
dan/atau kegiatan tersebut.
2. Pendekatan AMDAL Kegiatan Terpadu/Multisektor, yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha
dan/atau kegiatan terpadu baik dalam perencanaan produksinya maupun pengelolaannya dan melibatkan
lebih dari satu instansi yang membidangi kegiatan tersebut serta berada dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem.
3. Pendekatan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan, yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang telah ditetapkan atau berada dalam kawasan/zona
pengembangan wilayah yang telah ditetapkan pada kesatuan hamparan ekosistem.
Penilaian Amdal Terpadu atau Kawasan oleh Komisi Penilai Amdal
Komisi Penilai Amdal Pusat Komisi Penilai Amdal Provinsi
1 + 2 + 3 2 + 3
atau Studi AMDAL dengan Pendekatan
TERPADU atau KAWASAN
1 + 2 Komisi penilai Amdal provinsi menilai dokumen
atau Amdal yang disusun dengan menggunakan
pendekatan terpadu atau kawasan apabila terdapat
1 + 3 usaha dan/atau kegiatan (2) dan (3)
1. Apakah suatu rencana usaha dan/atau PUU PPLH dan SDA i.e. UU
kegiatan dapat dilakukan di suatu lokasi 41/1999, PP 24/2010, PP
yang telah direncanakan 10/2010, PP 26/2008
Tools
Penapisan dan
2. Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan Peraturan MENLH No. 5 Tahun
tersebut termasuk wajib memiliki Amdal 2012: Bagan Alir Penapisan di
Penentuan atau UKL-UPL atau bahkan cukup SPPL Lampiran II, Lampiran I dan
Lampiran III
Kewenangan 3. Pendekatan studi Amdal yang akan Pasal 8 PP No. 27 Tahun 2012
dilakukan:
a. Tungal;
b. Terpadu; atau
c. Kawasan.
4. KPA yang berwenang untuk melakukan Peraturan MENLH No. 8 Tahun
penilaian Amdal 2013
Pasal 10 dan Pasal 11
Lampiran II-Lampiran IV
Studi kasus # 1 : Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat
dilakukan di suatu lokasi yang telah direncanakan.
Seorang pemrakarsa berencanaan akan
melakukan : Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka
• usaha dan/atau kegiatan perkebunan pemrakarsa, konsultan penyusun dokumen Amdal atau
kelapa sawit dengan luasan 4000 pihak instansi lingkungan hidup harus menguasai PUU
hektar. PPLH dan PSDA terkait dengan rencana usaha dan/atau
• Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
kegiatan tersebut sebagian besar
berada di dalam kawasan hutan
Kata Kunci:
produksi dan sebagian berada di dalam
• Perkebunan Cari PUU terkait perkebunan
kawasan budidaya perkebunan.
i.e. UU 18/2004
• Areal lahan yang berada di dalam
• Kawasan Hutan Produksi Cari PUU terkait
budidaya perkebunan tersebut
dengan Penggunaan Kawasan Hutan;
merupakan kawasan gambut.
• Kawasan Gambut Cari PUU terkait dengan
kawasan gambut
Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut dapat dilakukan dan apa
alasannya
Jawaban Studi Kasus # 1
Untuk kasus pertama, PUU PSDA yang digunakan adalah:
• PP 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan,
• PP No. 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan,
• PP No. 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosisitem Gambut
• Peraturan Menteri Kehutanan No. 33 Tahun 2010 tentang Tata Cara Kawasan Produksi yang dapat
dikonversi dan
• Inpres No. 6 Tahun 2013 tentang PIBIB.
Pemanfaatan sistem informasi geografis yang didukung dengan data layer yang memadai juga sangat
penting untuk menentukan apakah suatu rencana uaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan;
Studi kasus # 2: Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat
dilakukan di suatu lokasi yang telah direncanakan.
Potensi panas bumi di Indonesia sebagai besar berada di Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut,
dalam kawasan lindung berupa hutan lindung dan maka pemrakarsa, konsultan penyusun dokumen
kawasan konservasi seperti kawasan pelestarian alam Amdal atau pihak instansi lingkungan hidup harus
dan kawasan suaka alam. Untuk memanfaatan panas menguasai PUU PPLH dan PSDA terkait dengan
bumi tersebut, seorang pemrakarsa akan melakukan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
rencana usaha dan/atau kegiatan panas bumi
(geothermal).
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan berlokasi di dalam Kata Kunci:
kawasan hutan lindung dan • Panas Bumi Cari PUU terkait Panas
2. rencana usaha dan/atau kegiatan panas bumi lainnya Bumi i.e. UU 27/2003
berada di dalam kawasan taman nasiona. • Kawasan Hutan Lindung Cari PUU
terkait dengan Penggunaan Kawasan
Apakah kedua rencana usaha dan/atau kegiatan panas Hutan i.e. PP 24/2010
bumi tersebut dapat dilakukan • Kawasan Taman Nasional Cari PUU
terkait kawasan konservasi i.e. PP 28/2011
• Kawasan Gambut Cari PUU terkait
dengan kawasan gambut
Jawaban Studi Kasus # 2
Untuk kasus kedua PUU PSDA yang digunakan adalah:
• UU No. 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi dan
• UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
• PP No. 24 Tahun 2010 serta
• PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA.
Inti dari ketentuan tersebut adalah rencana kegiatan panas bumi tidak dapat dilakukan di
dalam kawasan konservasi selama regim panas bumi masih termasuk kegiatan
pertambangan. Kegiatan pertambangan hanya dapat dilakukan dalam kawasan hutan
produksi dan hutan lindung.
Sekali lagi pemanfaatan sistem informasi geografis yang didukung dengan data layer yang
memadai juga sangat penting untuk menentukan apakah suatu rencana uaha dan/atau
kegiatan dapat dilakukan;
Studi Kasus Penapisan & Penentuan Kewenangan Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Pertambangan Mineral
• Apakah rencana
Kawasan Hutan usaha dan/atau
Lindung Tambang kegiatan tersebut
dapat dilakukan?
Mineral • Jika Ya, Apa
Wilayah Dalam Satu 1 Dokumen LH?
Kabupaten/Kota
3 • Pendekatan studi
apa yang akan
Smelter
2 Jalan dilakukan?
• KPA yang
berwenang?
4 Pelabuhan (Terminal Untuk
Kepentingan
Sendiri/Terminal Khusus)
Dasar Penetapan
Rencana Usaha
1) Pertimbangan Ilmiah: Daya dukung dan Daya MENLH dan/atau Kegiatan
Tampung Lingkungan; Wajib Memiliki Amdal
2) Tipologi ekosistem setempat diperkiran
berdampak penting terhadap lingkungan hidup
Usulan
Tidak Wajib Amdal Tertulis
Dasar Penetapan
Usulan
Tertulis
1) Dampak dari rencana usaha
dan/atau kegiatan dapat
ditanggulangi berdasarkan Rencana Usaha
MENLH
perkembangan iptek;
dan/atau Kegiatan
2) Berdasarkan pertimbangan
ilmiah, tidak menimbulkan
Wajib Memiliki UKL-
dampak penting terhadap UPL atau SPPL
lingkungan hidup