Anda di halaman 1dari 78

UKL-UPL (Pengantar, Regulasi,

Metode, & Teknik Penyusunan)


ZAINAL IMRON HIDAYAT, S.E, S.I.P, S.T, M.LING, M.M, M.T (MSC CAND)

+6287748206799 / +62856-4329-6747 (WA, Phone, SMS)


Facebook : Zainal Imron Hidayat
Instagram : @zainal_sesipstmlingmm
LinkedIn : Zainal Imron Hidayat

Disampaikan Dalam Pelatihan Metode & Teknik Penyusunan UKL-UPL


Envirosains Training & Konsultan Indonesia
Zainal Imron Hidayat
Pendidikan :
-S2 Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada
-S2 Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta
-S2 Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
-S2 Teknik Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta
-S1 Teknik Perminyakan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
-S1 Manajemen Universitas Mercu Buana Yogyakarta
-S1 Politik Dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada
-s1 Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (tidak selesai)

Pengalaman Kerja :
-Direktur di CV. Enviro Teknika Nusantara Group
-Konsultan Lingkungan dan Sipil di PT. Sanji Wanatirta Indonesia, CV. Cantigi Gemilang Persada, PT. Mekar Persada
Utama, CV. Putra Waluya Karya, dll.
-Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Muhammadiyah Madiun
-Dosen Teknik Sipil Universitas Maarif Nahdlatul Ulama Kebumen
-Dosen Bisnis Digital Institut Bisnis dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Purworejo
-Trainer dan Pelatih (Lingkungan, Sipil, Ekonomi, Migas, Sosial dan kebijakan, Kebumian, Geografi dan Geosains)
-Trainer Software SPSS, ArcGIS, EPANET, SmartPLS, AMOS, ETABS, SAP2000, SketchUp, Excell for Civil Engineering
-Direktur & Kontraktor di Civilleum E&C Indonesia
Definisi AMDAL

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian


mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.

(Pasal 1 UU no.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup)
Definisi UKL-UPL

Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan


lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

(Pasal 1 UU no.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup)
Pengertian SPPL

 Surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan


lingkungan hidup (SPPL) adalah dokumen lingkungan hidup (DLH)
berupa surat yang menyatakan kesanggupan pelaku usaha untuk
mengelola dan memantau dampak lingkungan hidup dari kegiatan
usahanya.

 SPPL ini merupakan jenis dokumen LH yang paling sederhana dan


paling sesuai bagi pelaku ukm pada umumnya, khususnya jika kegiatan
usaha yang dikerjakan termasuk yang tidak wajib memiliki ukl-upl atau
amdal.
PP 22 2021
PP 22 2021
PP 22 2021
PP 22
2021
PP 22
2021
PP 22
2021
PP 22 2021
PP 22 2021
PP 22 2021
PP 22 2021
PP 22 2021
PP 22 2021
Pembagian Jenis
Usaha dan/atau
Kegiatan
Berdasarkan
Dokumen LH
Amdal VS UKL & UPL

Dampak Penting Dampak Tidak Penting

AMDAL Adanya faktor Dampak pasti – cara UKL - UPL


ketidak pastian penanggulangan pasti

Khas untuk suatu Berlaku umum untuk


lokasi-kegiatan kegiatan sejenis

Proses Penilaian Komisi Tidak ada proses Penilaian Komisi


Peraturan Terkait dalam Proses AMDAL
Dftr RK Wajib AMDAL Keterlibatan Masy dlm AMDAL & IZIN LINGK. Pedoman Penyusunan AMDAL

PP No. 24/2018 yg
perkenalkan OSS dan Izin
Lingkungan dg Komitmen
KLHK sikapi dgn set
Per. Men LH Per.Men. LH
Tata Laksana Penilaian dan
PermenLHK:
No.5 / 2012 Per.Men LH PemeriksaanDokumen LH
No 17/2012 No 16 /2012
serta Penerbitan Izin 1.P.22/2018 ttg Norma,
Lingkungan Standar, Prosedur, Kriteria
2 3 Pr.Men LH No 15 / 2010
P2TSE KLHK;
1 PerMen LH Tata cara LisensiKomisi 2.P.23/2018 ttg Kriteria
Pnilai AMDAL Perubahan Usaha dan Tara
4 No. 08/2013 Perubahan Izin Ling;
3.P.24/2018 ttg Pengecualian
Pelaksanaan Audit AMDAL utk RDTR;
Per Men LH Lingkungan 4.P.25/2018 ttg Pedoman
5 No.03 /2013 Penetapan Jenis Rencana U/K
PP 27 /2012 wajib UKL-UPL dan SPPL;
Izin Lingk 5.P.26/2018 ttg Pedoman
Daerah  Penyusunan-Penilaian-
Pergub/Perbup/Perwali ttg Pemeriksaan Dok LH dlm
Kegiatan Wajib UKL-UPL P2TSE
UU 32/2009
PPLH
TATA CARA PENAPISAN UKL-UPL DAN SPPL
Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan penapisan jenis usaha dan/atau kegiatan apakah kategori UKL-UPL atau SPPL. Penapisan oleh
Gubernur dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Penapisan oleh Bupati/Walikota dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota. Beberapa Provinsi,
Kabupaten dan Kota ada yang sudah memiliki peraturan (Perda, Pergub, Perbub, Perwal) tentang cara penapisan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL dan SPPL. Namun,
secara umum proses penapisan minimal 5 langkah berikut ini, yaitu :
memastikan berbagai sektor jenis usaha dan/atau kegiatan tidak wajib Amdal;
memastikan potensi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan telah tersedia teknologi untuk menanggulangi dampak lingkungan hidup yang akan terjadi;
memeriksa seluruh peraturan menteri atau non kementerian yang menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL;
tidak termasuk jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal yang ditetapkan oleh Menteri (KLHK);
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tidak berlokasi di dalam, berbatasan langsung atau kawasan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan (kawasan lindung).
Catatan Penting :
bila saat penapisan tidak tersedia teknologi dalam upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, maka jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut menjadi wajib
AMDAL;
apabila Kementerian (KLHK) dan Non Kementerian sudah menetapkan suatu rencana jenis usaha dan/atau kegiatan dikategorikan UKL-UPL dan SPPL, tetapi tidak dilengkapi
dengan skala/besaran, atau ditetapkan skala/besaran namun tidak ada batas bawahnya, proses penapisan dapat melibatkan kementerian terkait, lembaga non kementerian dan
pakar terkait di bidangnya.
Proses Penapisan
dan
Grading Amdal
1999 2010 2012 2018
Perbaikan
(PP Nomor 27 tahun 1999) revitalisasi PP 27 / 2012
PP 24/2018

1993
Pengembangan
(PP Nomor 51 tahun 1993

1986
tonggak awal
(PP Nomor 29 tahun
1986) Peraturan
Pemerintah
tentang AMDAL

UU Lingkungan
Hidup 2009
1997

1982
Implikasi PP No. 24 Tahun 2018 terhadap Sistem Perizinanan Lingkungan

Dua Pelaksanaan PERIZINAN BERUSAHA  Dua Sistem PERIZINAN LINGKUNGAN:

Usaha dan/atau Kegiatan wajib PUU YANG AKAN DIGUNAKAN:


1 Amdal atau UKL-UPL yang masuk
1) PP 24 Tahun 2018;
2) PP 27 Tahun 2012; dan
dalam Sistem OSS 3) Peraturan MENLHK tentang Tata Laksana Penyusunan, Penilaian dan
(Tercantum di Lampiran I PP 24/2018)
Pemeriksaan Dokumen LH dalam PPBTSE (Sistem OSS) :
Peraturan Menteri LHK No. P.26/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018

Usaha dan/atau Kegiatan wajib PUU YANG AKAN DIGUNAKAN:


Amdal atau UKL-UPL yang 1) PP 27 Tahun 2012; dan
2 TIDAK/BELUM masuk dalam Sistem 2) Peraturan MENLH/MENLHK eksisting terkait dengan Proses Amdal, UKL-
OSS UPL dan Izin Lingkungan (i.e. Peraturan MENLH No. 16/2012, Peraturan
(Tidak Tercantum di Lampiran I PP 24/2018) MENLH No. 17/2012, Peraturan MENLH No. 8/2013 dan
3) Peraturan Menteri LHK No. P.23/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/7/2018)
Implikasi PP No. 24 Tahun 2018 :
Dua Sistem Perizinan Berusaha
1
Surat Sekretaris KemenkoEkonomi No. Pelaksanaan PERIZINAN BERUSAHA
S- 286/SES.M.EKON/07/2018 tanggal pada Sektor yang tercantum DI DALAM
18 Juli hal Pelaksanaan Pelayanan
Pasal 85 dan Lampiran PP No. 24/2018
Sistem OSS
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
Elektronik (Sistem OSS):
Kepada Sekjen dan Sekretaris Utama
(DI DALAM SISTEM OSS)

Pasal 85 dan
Lampiran PP No. Usaha dan/atau Kegiatan
24/2018 Pelayanan PEMERINTAH
Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara
Elektronik (PPBTSE)
Surat Sekretaris Kemenko Ekonomi No. 2 Pelaksanaan PERIZINAN
S-290/SES.M.EKON/07/2018 tanggal BERUSAHA DILUAR SEKTOR yang
18 Juli hal Pelaksanaan Pelayanan Sistem Eksisting
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara diatur dalam PP No. 24 Tahun sesuai PUU
Elektronik (Sistem OSS):
Sekretaris Daerah Provinsi serta
2018
Sekretaris daerah Kabupaten/Kota (DILUAR SISTEM OSS) i.e.
TAMBANG, MIGAS & Panas Bumi
Penapisan Kegiatan Wajib OSS (2)
PP 24 2018 pasal 85 halaman 46
Pelaksanaan Reformasi Peraturan dan Perizinan Berusaha pada:

1 2 3 4 5 6 7

Ketenagalis Pertanian Lingkungan Hidup Pekerjaan Umum


Kelautan Obat dan
trikan Dan Perumahan Dan Kesehatan
Dan Kehutanan
Rakyat
Makanan
Perikanan
8 9 10 11 12 13
14

Komunikasi & Keuangan Pariwisata Pendidikan


Perindustria Perdagangan Perhubungan
n Informatika dan
Kebudayaan
15 16 17 18 19 20

Pendidikan Agama Dan Koperasi dan


Tenaga kerja Kepolisian Nuklir
Tinggi Keagamaan UMKM

Secara detail lihat lampiran PP 24 2018


Perizinan Berusaha Yang Belum masuk PP 24 2018 pasal 85 halaman 46
Sistem OSS:
1. Bidang/Sektor Pertahanan;
2. Bidang/Sektor Teknologi Satelit;
3. Bidang/Sektor Pertambangan
Minerba;
4. Bidang/Sektor MIGAS
5. Pengembangan Panas Bumi Beberapa Contoh Jenis-jenis Kegiatan Tertentu Di Dalam Sektor Yang Tercantum Di Dalam
Lampiran PP 24/2018 Yang Tidak/Belum Masuklihat
Secara detail Ke Dalam Sistem
lampiran PPOSS
24 2018
6. Jenis-Jenis Kegiatan tertentu di
dalam Sektor yang tercantum di
1. Sektor PU dan Perumahan Rakyat (Lampiran Halaman 24-26): Jenis-jenis kegiatan
dalam Lampiran PP 24/2018 (Tidak
wajib Amdal atau UKL-UPL dibawah ini tidak/belum tercantum di dalam Lampiran
semua kegiatan wajib Amdal/UKL-
PP24/2018 untuk sektor PU dan Perumahan Rakyat (di luar sistem OSS):
UPL di setiap sektor tersebut
a. Pembangunan bendungan/waduk atau jenis tampungan air lainnya;
tercatum dalam Lampiran
b. Daerah Irigasi (pembangunan baru, peningkatan luas, cetak sawah);
PP24/2018) – Next Slide
c. Pengembangan rawa;
d. Pembangunan pengaman pantai dan perbaikan muara;
e. Normalisasi sungai;
f. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan tol
g. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan;
h. Pembangunan subway/underpass. Terowongan fly over, jembatan
i. Pembangunan TPA dan persampahan lainnya;
j. Pembangunan saluran drainase;
k. Pembangunan jaringan air bersih
Penapisan Kegiatan Wajib OSS (3)

Untuk melihat Perizinan yang masuk OSS maka:

Lihat ke Peraturan Menteri/ Kepala Badan sektor terkait seperti pasal 85 PP 24


2018, Contoh:
 Permen LH 22 2018 (Sektor KLHK)
 Permen ESDM 39 2018 (Sektor Ketenagalistrikan)
 Permen PUPR 19 2018 (Sektor PUPR)
 dll
kesimpul a n
Jika tidak masuk (1), (2) dan (3) maka
Izin Lingkungan
Penyusunan Amdal/UKL-UPL/SPPL
Penilaian Amdal/Pemeriksaan UKL-UPL
Perubahan izin lingkungan
Izin PPLH

Tidak melalui sistem OSS, namun mengikuti sistem


sesuai PP 27 2012 dan peraturan turunannya
Penting!
Kewajiban memiliki data dan Informasi yang
lengkap sebelum masuk ke sistem OSS
dimaksudkan untuk menghindari kegagalan pemenuhan komitmen.

Pasal 6 Ayat (4) P 26 Tahun 2018


Penapisan Amdal
Gambaran Umum Proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan di
Indonesia

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan (Project)

Proses Penapisan (Screening)

Wajib Amdal Wajib UKL-UPL SPPL

Proses Proses
Amdal dan Proses
UKL-UPL dan Izin
Izin Lingkungan Lingkungan SPPL
Jenis RU d/a K yg
IZIN Wajib memiliki Pedoman Keterlibatan Masy
LINGKUNGAN AMDAL P38/MENLHK/ dlm Proses AMDAL &
IZIN LINGK.
2019
23 02 2012 PP 24/2018 31072019
Peraturan PPBTSE 100412
100412
05092019 05 10 2012

terkait dalam PP 27 /2012


05 04 2013
Izin Lingk
Proses Per. Men LH Per.Men. LH Pedoman Penyusunan
No.5 / 2012
AMDAL/ 2
No 17/2012 Dok. Lingkungan Hidup
3
UKL-UPL 1
Per.Men LH 10 10 2012
4 No 16 /2012 10 04 2013

UU 32/2009 5
Tata Laksana Penilaian
PPLH Per. Men. LH 01 10 2013 dan Pemeriksaan DLH
05102009
No 8/2013 28 10 2013 serta Penerbitan
Izin Lingkungan
Untuk RU d/a K
P26/MENLHK/2018
wajib OSS
Esensi Dasar Proses Penapisan dan Penentuan Kewenangan

Esensi dasar penapisan (screening) dan penentuan kewenangan adalah untuk


menentukan:
1. Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan di suatu lokasi yang
telah direncanakan;
2. Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut termasuk wajib memiliki Amdal
atau UKL-UPL atau bahkan cukup SPPL;
3. Menentukan Kategori Amdal
4. Pendekatan studi Amdal yang akan dilakukan;
5. KPA yang berwenang untuk melakukan penilaian Amdal.
Proses untuk Menentukan Apakah Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan dapat dilakukan
Rencana Usaha • Proses Amdal dan Izin Lingkungan,
dan/atau Kegiatan atau
• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Tidak
Apakah Lokasinya ya
• Sesuai dengan
Rencana Tata Apakah lokasinya berada
Ruang, dan/atau di dalam ya Apakah termasuk usaha
Sesuai
Kawasan Hutan Primer & dan/atau Kegiatan yang
• Sesuai dengan Lahan Gambut dalam Peta DIKECUALIKAN?
Ketentuan PUU Indikatif Penundaan Izin
PPLH & SDA Baru (PIPIB) ?
Tidak
Tidak Sesuai
Periksa PIPIB Revisi XV Ditolak
Ditolak
Cek PUU:
- Ps 32 ayat (2) dan 33 ayat (1) huruf a PP 24 Tahun 2018
-Ps 23 ayat (3) PermenLHK 26/2018: penilaian Andal dan RKL-RPL secara administratif
-Untuk kesesuaian dgn PUU PPLH dan SDA perlu juga memperhatikan peraturan di daerah
PIPIB Revisi XV 1408
PENGECUALIAN PIPIB

Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 06/2013


• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri
Kehutanan;
• Pelaksanaan pembangunan Nasional yang bersifat vital,
yaitu: geothermal, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, lahan untuk
padi dan tebu;
• Perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau
penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin di bidang
usahanya masih berlaku; dan
• Restorasi ekosistem.
RU d/a K wajib Amdal? Per MENLHK No 38/2019
1 Batang Tubuh:
• 7 Bab
Peraturan MENLHK • Bab 1: Ketentuan Umum;
No. 38Tahun 2019 • Bab 2: Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
tentang Jenis Rencana Usaha • Bab 3: Dikecualikan Wajib Amdal
dan/atau Kegiatan yang Wajib • Bab 4: Proses Penapisan
Memiliki Amdal • Bab 5: Listing dan Delisting wajib Amdal;
• Bab 6: Ketentuan Peralihan
• Bab 7: Ketentuan Penutup

2 4 (empat) Lampiran

Lampiran I: Lampiran II: Lampiran III Lampiran IV:


Daftar Jenis Daftar Ringkasan Penyajian Bagan Alir Tata
Rencana Usaha Kawasan informasi awal atas Cara Penapisan
dan/atau Kegiatan Lindung Rencana Usaha untuk Menentukan
yang Wajib dan/atau Kegiatan Wajib Tidaknya
Memiliki Amdal yang akan dilakukan Suatu Rencana
Penapisan Usaha dan/atau
Kegiatan Memiliki
Amdal
Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Wajib Amdal (Screening)
(Pasal 13 & Lampiran IV Peraturan MENLH No. 38/2019)
Deskripsi jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan utama & pendukung harus
Uji informasi Awal dengan Ringkasan informasi awal diuraikan secara jelas . Periksa dan
daftar jenis rencana usaha Rencana Usaha dan/atau bandingkan seluruh jenis usaha
dan/atau kegiatan dengan Permen
dan/atau kegiatan wajib Kegiatan yang diusulkan 05/2012
Amdal (Lampiran I; Bag (Kegiatan Utama & Pendukung) • Kawasan lindung wajib ditetapkan;
IV) (lampiran III ) • Tidak semua jenis kawasan lindung
dalam PP 26/2008 dan Keppres
32/1990 dimasukan dalam daftar
kawasan lindung
Periksa apakah lokasinya berada • Ada jenis usaha dan/atau kegiatan
yang dikecualikan
Tidak di dalam dan/atau berbatasan
? langsung dengan kawasan
lindung Tidak
(Lampiran II)
Ya
Uji ringkasan awal dengan kriteria
pengecualian
(Pasal 5 s/d 11)

Wajib Memiliki Tidak Ya Wajib UKL-UPL


Amdal
? atau SPPL
Jenis RU d/a K Wajib Amdal

Ketentuan

1. Masuk dalam Lampiran I Wajib Amdal

2. a. batas tapak proyeknya bersinggungan Wajib Amdal


langsung dengan batas kawasan lindung;
dan/atau;

2 .b. berdasarkan pertimbangan ilmiah memiliki Pemrakarsa meminta arahan teknis


potensi dampak yang mempengaruhi fungsi berkaitan dokumen lingkungan
kawasan (melampirkan pertimbangan
lindung tersebut ; ilmiah)
Arahan: mempengaruhi/tidak
mempengaruhi kawasan lindung
Per. Men. LHK No 38 Th 2019, Lamp III: Form isian
a. Nama badan usaha
b. Nama penanggung jawab rencana usaha dan/atau kegiatan
Identitas Pemrakarsa c. Alamat kantor/pabrik/lokasi
d. Nomor telepon/fax
e. Nama rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan untuk ditapis
(contoh: Rencana Pembangunan Industri Semen di Kecamatan X,
Kabupaten Y, Provinsi Z, oleh PT ABCDE)
f. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
(lengkapi dengan peta yang dapat ditampalkan/dioverlaykan dengan peta tata
ruang yang berlaku sesuai ketentuan peraturan perundangan dan Peta Indikatif
Penundaan Izin Baru yang ditetapkan melalui Instruksi Presiden Nomor 10
Tahun 2011)
KETERANGAN/
HAL SKALA/
INFORMASI
No (Rencana kegiatan yang ditapis) INFORMASI BESARAN TAMBAHAN
1 R.U d/a R.K utama
2 R.U d/a R.K pendukung
3 Lokasi R.U d/a R.K
4 Tipe R.U d/a R.K ditinjau dari
tahapan pelaksanaannya
5 Tipe R.U d/a R.K ditinjau dari
telaahan budidaya atau non
budidaya
Jenis Rencana Usaha
dan/atau
Jumlah Jenis
No Bidang
Kegiatan

Kegiatan Wajib Amdal 1.

2.
Multisektor

Pertahanan
5

3. Pertanian 3

Lampiran 1 Peraturan 4. Perikanan dan KELAUTAN 5

MENLH No. 38/2019 5. Kehutanan 1

6. Perhubungan 5

• 14 Bidang 7. Teknologi Satelit 5

• 86 Jenis Kegiatan 8. Perindustrian 8

9. Pekerjaan Umum 14

10. Perumahan dan Kaw. Permukiman 3

11. Energi dan Sumber Daya 23


Mineral
12. Pariwisata 2

13. Ketenaganukliran 5

14. Pengelolaan LB3 4


1. Kawasan Hutan Lindung;
2. Kawasan Bergambut; Dan
3. Kawasan Resapan Air.
4. Sempadan Pantai;
5. Sempadan Sungai;
6. Kawasan Sekitar Danau Atau Waduk;
7. Suaka Margasatwa Dan Suaka Margasatwa Laut;
8. Cagar Alam Dan Cagar Alam Laut;
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau;
10. Taman Nasional Dan Taman Nasional Laut;
Lampiran II: 11. Taman Hutan Raya;
12. Taman Wisata Alam Dan Taman Wisata Alam Laut;
Daftar Kawasan Lindung 13. Kawasan Cagar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan
14. Kawasan Cagar Alam Geologi ;
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah;
16. Sempadan Mata Air;
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah;
18. Kawasan Pengungsian Satwa;
19. Terumbu Karang;
20. Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil;
21. Kawasan Konservasi Maritim;
22. Kawasan Konservasi Perairan; Dan
23. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa Atau Biota Laut Yang Dilindungi.
Jenis RU d/a K Dikecualikan Wajib Amdal
No Jenis RU d/a K Kriteria Dikecualikan
1 Penelitian Dan Pengembangan a. Dilakukan Oleh Lembaga Penelitian Pemerintah;
Teknologi Dan
b. Dilakukan Bukan Untuk Tujuan Komersial.
2 Dalam/Berbatasan Kawasan Lindung
a. Eksplorasi Pertambangan, Minyak Dan Gas Bumi, Dan Panas Bumi Tidak Diikuti Dengan Aktivitas Perubahan Bentang
Alam Yang Menimbulkan Dampak Penting
b. Penelitian Dan Pengembangan Non Komersial Di Bidang Ilmu Tidak Mengganggu
Pengetahuan Fungsi Kawasan Lindung
c. Yang Menunjang/Mendukung Pelestarian Kawasan Lindung
d. Yang Terkait Kepentingan Pertahanan Dan Keamanan Negara Tidak Berdampak Penting Terhadap Lingkungan
Hidup
e. Yang Secara Nyata Tidak Berdampak Penting Terhadap Lingkungan
Hidup; Dan/Atau
f. Budidaya Yang Diizinkan Bagi Penduduk Asli Luasan Tetap Dan Tidak Mempengaruhi Fungsi
Lindung Kawasan Dan Di Bawah Pengawasan Ketat
Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Lindung Wajib
Memiliki AMDAL (Pasal 3 ayat (3) Per MENLH No. 38/2019)
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya berada di
dalam kawasan lindung  jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
yang diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, misal:
tambang di hutan lindung, wisata alam di kawasan lindung
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang berada di
dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan

1
lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun
Amdal adalah rencana usaha dan/atau kegiatan:
Batas proyek 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan panas bumi;
terluar yang Kawasan Lindung 2. Penelitian dan pengembangan di bidang ilmu
bersinggungan Yang tercantum dalam Lampiran pengetahuan;
dengan batas Permen LH & telah ditetapkan 3. Yang menunjang pelestarian kawasan lindung;
terluar dari sesuai dengan PUU
4. Yang terkait dengan kepentingan pertahanan dan
kawasan lindung

2
keamanan negara yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan;
Dampak 5. Budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting
potensial bagi lingkungan hidup;
Dampak potensial dari rencana 6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan
usaha dan/atau kegiatan yang
akan dilaksanakan tersebut
secara nyata mempengaruhi
3 luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan dan di bawah pengawasan ketat.
kawasan lindung terdekat
Keterangan:
= Rencana Usaha dan/atau
kegiatan
Pendekatan Studi Amdal
1. Pendekatan AMDAL Kegiatan Tunggal, yakni penyusunan atau pembuatan studi AMDAL diperuntukkan bagi
satu jenis usaha dimana kewenangan pembinaannya dibawah satu instansi yang membidangi jenis usaha
dan/atau kegiatan tersebut.
2. Pendekatan AMDAL Kegiatan Terpadu/Multisektor, yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha
dan/atau kegiatan terpadu baik dalam perencanaan produksinya maupun pengelolaannya dan melibatkan
lebih dari satu instansi yang membidangi kegiatan tersebut serta berada dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem.
3. Pendekatan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan, yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang telah ditetapkan atau berada dalam kawasan/zona
pengembangan wilayah yang telah ditetapkan pada kesatuan hamparan ekosistem.
Penilaian Amdal Terpadu atau Kawasan oleh Komisi Penilai Amdal
Komisi Penilai Amdal Pusat Komisi Penilai Amdal Provinsi

1 + 2 + 3 2 + 3
atau Studi AMDAL dengan Pendekatan
TERPADU atau KAWASAN
1 + 2 Komisi penilai Amdal provinsi menilai dokumen
atau Amdal yang disusun dengan menggunakan
pendekatan terpadu atau kawasan apabila terdapat
1 + 3 usaha dan/atau kegiatan (2) dan (3)

Studi AMDAL dengan Pendekatan


TERPADU atau KAWASAN Keterangan
1
1. Usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai oleh Komisi
Penilai Amdal Pusat
Komisi penilai Amdal pusat menilai
dokumen Amdal yang disusun dengan 2
2. Usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai oleh Komisi
Penilai Amdal Provinsi
menggunakan pendekatan terpadu atau
kawasan apabila terdapat usaha dan/atau 3
3. Usaha dan/atau Kegiatan yang dinilai oleh Komisi
Penilai Amdal Kabupaten/Kota
kegiatan (1), (2) dan/atau (3)

Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal ini tidak diatur/tidak ada


Sumber: Pasal 55 PP No. 27 Tahun 2012 Izin Lingkungan
No Esensi dasar penapisan (screening) Tools yang digunakan
dan penentuan kewenangan

1. Apakah suatu rencana usaha dan/atau PUU PPLH dan SDA i.e. UU
kegiatan dapat dilakukan di suatu lokasi 41/1999, PP 24/2010, PP
yang telah direncanakan 10/2010, PP 26/2008
Tools
Penapisan dan
2. Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan Peraturan MENLH No. 5 Tahun
tersebut termasuk wajib memiliki Amdal 2012: Bagan Alir Penapisan di

Penentuan atau UKL-UPL atau bahkan cukup SPPL Lampiran II, Lampiran I dan
Lampiran III
Kewenangan 3. Pendekatan studi Amdal yang akan Pasal 8 PP No. 27 Tahun 2012
dilakukan:
a. Tungal;
b. Terpadu; atau
c. Kawasan.
4. KPA yang berwenang untuk melakukan Peraturan MENLH No. 8 Tahun
penilaian Amdal 2013
 Pasal 10 dan Pasal 11
 Lampiran II-Lampiran IV
Studi kasus # 1 : Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat
dilakukan di suatu lokasi yang telah direncanakan.
Seorang pemrakarsa berencanaan akan
melakukan : Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka
• usaha dan/atau kegiatan perkebunan pemrakarsa, konsultan penyusun dokumen Amdal atau
kelapa sawit dengan luasan 4000 pihak instansi lingkungan hidup harus menguasai PUU
hektar. PPLH dan PSDA terkait dengan rencana usaha dan/atau
• Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
kegiatan tersebut sebagian besar
berada di dalam kawasan hutan
Kata Kunci:
produksi dan sebagian berada di dalam
• Perkebunan  Cari PUU terkait perkebunan
kawasan budidaya perkebunan.
i.e. UU 18/2004
• Areal lahan yang berada di dalam
• Kawasan Hutan Produksi  Cari PUU terkait
budidaya perkebunan tersebut
dengan Penggunaan Kawasan Hutan;
merupakan kawasan gambut.
• Kawasan Gambut  Cari PUU terkait dengan
kawasan gambut
Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut dapat dilakukan dan apa
alasannya
Jawaban Studi Kasus # 1
Untuk kasus pertama, PUU PSDA yang digunakan adalah:
• PP 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan,
• PP No. 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan,
• PP No. 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosisitem Gambut
• Peraturan Menteri Kehutanan No. 33 Tahun 2010 tentang Tata Cara Kawasan Produksi yang dapat
dikonversi dan
• Inpres No. 6 Tahun 2013 tentang PIBIB.

Berdasarkan PUU tersebut rencana kegiatan perkebunan:


• tidak dapat dilakukan jika status kawasan hutan produksi tersebut berupa hutan produksi
terbatas dan hutan produksi tetap.
• Rencana kegiatan perkebunan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi yang
dapat dikonversi.
• Rencana kegiatan perkebunan di dalam kawasan gambut, jika kawasan gambut tersebut termasuk
dalam PIPIB sesuai dengan Inpres No. 6 Tahun 2013, maka rencana kegiatan perkebunan tersebut
tidak dapat dilakukan.

Pemanfaatan sistem informasi geografis yang didukung dengan data layer yang memadai juga sangat
penting untuk menentukan apakah suatu rencana uaha dan/atau kegiatan dapat dilakukan;
Studi kasus # 2: Apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat
dilakukan di suatu lokasi yang telah direncanakan.

Potensi panas bumi di Indonesia sebagai besar berada di Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut,
dalam kawasan lindung berupa hutan lindung dan maka pemrakarsa, konsultan penyusun dokumen
kawasan konservasi seperti kawasan pelestarian alam Amdal atau pihak instansi lingkungan hidup harus
dan kawasan suaka alam. Untuk memanfaatan panas menguasai PUU PPLH dan PSDA terkait dengan
bumi tersebut, seorang pemrakarsa akan melakukan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
rencana usaha dan/atau kegiatan panas bumi
(geothermal).
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan berlokasi di dalam Kata Kunci:
kawasan hutan lindung dan • Panas Bumi  Cari PUU terkait Panas
2. rencana usaha dan/atau kegiatan panas bumi lainnya Bumi i.e. UU 27/2003
berada di dalam kawasan taman nasiona. • Kawasan Hutan Lindung  Cari PUU
terkait dengan Penggunaan Kawasan
Apakah kedua rencana usaha dan/atau kegiatan panas Hutan i.e. PP 24/2010
bumi tersebut dapat dilakukan • Kawasan Taman Nasional  Cari PUU
terkait kawasan konservasi i.e. PP 28/2011
• Kawasan Gambut  Cari PUU terkait
dengan kawasan gambut
Jawaban Studi Kasus # 2
Untuk kasus kedua PUU PSDA yang digunakan adalah:
• UU No. 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi dan
• UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
• PP No. 24 Tahun 2010 serta
• PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA.

Inti dari ketentuan tersebut adalah rencana kegiatan panas bumi tidak dapat dilakukan di
dalam kawasan konservasi selama regim panas bumi masih termasuk kegiatan
pertambangan. Kegiatan pertambangan hanya dapat dilakukan dalam kawasan hutan
produksi dan hutan lindung.

Sekali lagi pemanfaatan sistem informasi geografis yang didukung dengan data layer yang
memadai juga sangat penting untuk menentukan apakah suatu rencana uaha dan/atau
kegiatan dapat dilakukan;
Studi Kasus Penapisan & Penentuan Kewenangan Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Pertambangan Mineral
• Apakah rencana
Kawasan Hutan usaha dan/atau
Lindung Tambang kegiatan tersebut
dapat dilakukan?
Mineral • Jika Ya, Apa
Wilayah Dalam Satu 1 Dokumen LH?
Kabupaten/Kota
3 • Pendekatan studi
apa yang akan
Smelter
2 Jalan dilakukan?
• KPA yang
berwenang?
4 Pelabuhan (Terminal Untuk
Kepentingan
Sendiri/Terminal Khusus)

Catatan: Pelabuhan ini berada di


Laut Batas Tapak Proyek dalam wilayah DLKp dan DLKr
Transhipment
Pelabuhan Utama
Jawaban Studi Kasus
No Rencana Usaha dan/atau Skla/Besaran Amdal atau UKL- Kewenangan
Kegiatan UPL (Peraturan (Peraturan
MENLH No. 05 MENLH No. 8
Tahun 2013 Tahun 2013)
1. pertambangan mineral logam 250.000 ton per Amdal, karena Pusat Lampiran II
tahun dan luas arealsebagian areal Huruf E angka 1
pertambangan 175 berada di dalam Peraturan MENLH
hektar hutan lindung 8/2013)
(Skala UKL-UPL)
2. Jalan tambang 3 kilometer dengan UKL-UPL Kabupaten
luas pengadan tanah
seluas 30 hektar
3. Smelter Semua besaran Provinsi
wajib amdal
4. Pelabuhan (TUKS/Telsus) Semua besarn Provinsi
konstruksi masif dan pelabuhan wajib Amdal
terdekatnyanya adalah
Rencana usaha dan/atau kegiatan Kegiatan tersebut:
Pelabuhan Utama (Bagian dari • diizinkan oleh PUU;
DLKp dan DLKr Pelabuhan • Wajib Amdal dengan pendekatan studi Amdal Terpadu
Utama) • Kewenangan KPA Pusat
Pasal 16: Penambahan Daftar Jenis Rencana Usaha
dan/atau kegiatan wajib Amdal

Dasar Penetapan
Rencana Usaha
1) Pertimbangan Ilmiah: Daya dukung dan Daya MENLH dan/atau Kegiatan
Tampung Lingkungan; Wajib Memiliki Amdal
2) Tipologi ekosistem setempat diperkiran
berdampak penting terhadap lingkungan hidup
Usulan
Tidak Wajib Amdal Tertulis

Jenis rencana usaha dan/atau


Rencana Usaha dan/atau Kegiatan: kegiatan diajukan setalah
Skala/besaran < Lampiran 1 • K/L;
dilakukan telaahan sesuai
• Gubernur;
dengan kriteria sebagaimana
• Bupati/ Walikota;
tercantum dalam Lampiran V
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan: tidak dan/atau
tercantum dalam lampiran 1 tetapi • Masyarakat.
mempunyai dampak penting terhadap LH
Pasal 20: “Delisting” Daftar Jenis Rencana Usaha
dan/atau kegiatan wajib Amdal
• K/L;
• Gubernur;
Rencana Usaha dan/atau • Bupati/ Walikota;
Kegiatan Wajib Memiliki Amdal dan/atau
• Masyarakat.

Dasar Penetapan
Usulan
Tertulis
1) Dampak dari rencana usaha
dan/atau kegiatan dapat
ditanggulangi berdasarkan Rencana Usaha
MENLH
perkembangan iptek;
dan/atau Kegiatan
2) Berdasarkan pertimbangan
ilmiah, tidak menimbulkan
Wajib Memiliki UKL-
dampak penting terhadap UPL atau SPPL
lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai