Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ekspor, impor,

penanaman modal asing, utang luar negeri terhadap cadangan devisa

indonesia.data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari

mengakses situs resmi Bank Indonesia (https://www.bi.go.id). Objek dalam

penelitian ini adalah Bank Indonesia periode 2009 sampai 2018.

4.2 Deskriptif Variabel

Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian yaitu

ekspor, impor, penanaman modal asing, utang luar negeri dan cadangan devisa

maka perlu dilakukan analisis deskriptif statistik. Berdasarkan output analisis

deskriptif dengan bantuan SPSS Statistics V.23 pada lampiran 2, hasil statistik

deskriptif dari data penelitian ini ditunjukan pada tabel 4.1.

36
Tabel 4.1

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EKSPOR 40 8615,00 18832,00 14317,1500 2323,59856
IMPOR 40 6554,00 16728,00 13230,9000 2518,58314
PMA 40 540,00 8768,00 4323,0750 1679,11548
ULN 40 150955,00 377598,00 269195,5000 64011,65710
CD 40 54840,00 130196,00 103396,6250 19862,28889
Valid N
40
(listwise)
Sumber : data sekunder yang diolah (lampiran 2), 2019

Dari tabel 4.1 tersebut dapat dijelaskan beberapa informasi mengenai nilai

minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel

penelitian akan dijelaskan sebagai berikut :

4.2.1. Ekspor

Data variabel ekspor dalam penelitian ini mempunyai rata-rata

(mean) 14.317,15Juta USD, nilai data tertinggi (maximum) variabel ini

sebesar 18.832Juta USD pada triwulan IV tahun 2016. Sedangkan nilai

terendahnya (minimum) sebesar 8.615Juta USD pada triwulan I tahun

2009. Dan standar deviasinya sebesar 2.323,59856Juta USD.

Data ekspor menunjukan bahwa nilai rata-rata lebih besar dari

standar deviasi. Hal ini menunjukan bahwa indonesia telah melakukan

kegiatan ekspor dengan baik.

37
4.2.2. Impor

Data variabel impor dalam penelitian ini mempunyai rata-rata (mean)

13.230,9Juta USD, nilai data tertinggi (maximum) variabel ini sebesar

16.728Juta USD pada triwulan II tahun 2012. Sedangkan nilai terendahnya

(minimum) sebesar 6.554Juta USD pada triwulan I tahun 2009. Dan standar

deviasinya sebesar 2.518,58314Juta USD.

Data impor menunjukan bahwa nilai rata-rata lebih besar dari standar

deviasi. hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah melakukan impor

barang dari luar negeri dengan tepat.

4.2.3. Penanaman Modal Asing

Data variabel Penanaman Modal Asing dalam penelitian ini

mempunyai rata-rata (mean) 4.323,075Juta USD, nilai data tertinggi

(maximum) variabel ini sebesar 8.768Juta USD pada triwulan III tahun

2017. Sedangkan nilai terendahnya (minimum) sebesar 540Juta USD pada

triwulan IV tahun 2009. Dan standar deviasinya sebesar 1.679,11548Juta

USD.

Data impor menunjukkan bahwa nilai rata-rata lebih besar dari nilai

standar deviasi. Berarti Indonesia telah mengalokasikan modal dengan

semestinya.

4.2.4. Utang Luar Negeri

Data variabel utang luar negeri dalam penelitian ini mempunyai rata-

rata (mean) 269.195,5Juta USD, nilai data tertinggi (maximum) variabel ini

38
sebesar 377.598Juta USD pada triwulan IV tahun 2018. Sedangkan nilai

terendahnya (minimum) sebesar 150.955Juta USD pada triwulan I tahun

2009. Dan standar deviasinya sebesar 64.011,6571Juta USD.

Berdasarkan ketentuan diatas bahwa nilai rata-rata lebih besar dari

nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa utang luar negeri

Indonesia belum mencapai kategori yang bisa menghawatirkan untuk

perekonomian Indonesia.

4.2.5. Cadangan Devisa

Data variabel cadangan devisa dalam penelitian ini mempunyai rata-

rata (mean) 103.396,625Juta USD, nilai data tertinggi (maximum) variabel

ini sebesar 130.196Juta USD pada triwulan IV tahun 2017. Sedangkan nilai

terendahnya (minimum) sebesar 54.840Juta USD pada triwulan I tahun

2009. Dan standar deviasinya sebesar 19.862,28889Juta USD.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa nilai rata-rata cadangan devisa

lebih besar dari pada standar deviasi. Hal ini berarti cadangan devisa

Indonesia masih mampu membiayai kebutuhan untuk menunjang

pertumbuhan Indonesia.

39
4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut :

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
6668,40048285
Deviation
Most Extreme Differences Absolute ,089
Positive ,077
Negative -,089
Test Statistic ,089
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber : data sekunder yang diolah (lampiran 3), 2019

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan normalitas

dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test memiliki

probabilitas tingkat singnifikan diatas α = 0,05 yaitu sebesar 0,200. Hal ini

berarti dalam model regresi terdapat variabel residual yang terdistribusi secara

normal.

40
4.3.2 Uji Multikolonieritas

Hasil uji multikolonieritas disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
EKSPOR ,293 3,410
IMPOR ,266 3,760
PMA ,553 1,808
ULN ,699 1,431
a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber : data sekunder yang diolah (lampiran 2), 2019

Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa semua variabel bebas (independen)

yaitu ekspor, impor, penanaman modal asing dan utang luar negeri memiliki nilai

tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

41
4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

a. Dependent Variable: ABS_RES1


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -4857,605 4403,379 -1,103 ,277
EKSPOR ,733 ,477 ,440 1,535 ,134
IMPOR -,123 ,462 -,080 -,266 ,792
PMA -,005 ,481 -,002 -,010 ,992
ULN ,005 ,011 ,085 ,457 ,651

Sumber : data sekunder yang diolah (lampiran 2), 2019

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat hasil uji heterokedastisitas yang

diujimenggunakan uji glejser terdapat variabel ekspor, impor, penanaman modal

asing dan utang luar negeri memiliki nilai signifikan diatas 0,05 artinya variabel-

variabel tersebut tidak mengalami heterokedastisitas atau pengamatan satu ke

pengamatan lain tidak sama.

42
4.3.4 Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi run test disajikan pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized
Residual
Test Valuea 411,19646
Cases < Test Value 20
Cases >= Test Value 20
Total Cases 40
Number of Runs 15
Z -1,762
Asymp. Sig. (2-tailed) ,078
a. Median
Sumber : data sekunder yang diolah (lampiran 3), 2019

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa penelitian ini tidak ada

masalah autokorelasi dalam model regresi. Hal ini karena nilai probabilitasnya

0,078 lebih besar dari nilai α = 0,05.

43
4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1. Pengujian Koefisien Determinasi

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Determinasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 ,942a ,887 ,874 7039,14572
a. Predictors: (Constant), ULN, EKSPOR, PMA, IMPOR
b. Dependent Variable: CD
Sumber : data sekunder yang diolah (lampiran 4), 2019

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi

(Adjusted R Square) sebesar 87,4%. Hal ini menunjukkan bahwa 87,4%

cadangan devisa dipengaruhi oleh ekspor, impor, penanaman modal asing dan

utang luar negeri. Sedangkan 12,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

4.4.2. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji T)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda. Adapun hasil pengolahan data menggunakan program SPSS V.23 yang

dirangkum melalui tabel berikut :

44
Tabel 4.7

Uji Hipotesis

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8556,628 8263,512 -1,035 ,308
EKSPOR 2,968 ,896 ,347 3,313 ,002
IMPOR ,526 ,868 ,067 ,606 ,549
PMA 1,667 ,903 ,141 1,847 ,073
ULN ,205 ,021 ,662 9,753 ,000
a. Dependent Variable: CD

Sumber : data sekunder yang diolah (lampiran 4), 2019

Berdasarkan tabel 4.7, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -8556,628 + 2,968EKSPOR + 0,526IMPOR + 1,667PMA + 0,205ULN

Mengacu pada tabel 4.7, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar -8556,628 (bernilai negatif) menunjukkan bahwa

variabel independen (ekspor, impor, penanaman modal asing dan utang

luar negeri) konstan. Pada penelitian ini variabel independen sudah

menghasilkan cadangan devisa yang maksimal atau meningkat.

2. Nilai koefisien regresi dari variabel ekspor sebesar 2,968 dengan nilai

signifikan sebesar 0.002, nilai ini lebih besar dari nilai signifikan 5%

(0,05). Dengan demikian, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

45
ekspor berpengaruh positif terhadap cadangan devisa diterima. Artinya jika

nilai ekspor ditingkatkan maka cadangan devisa mengalami kenaikan.

3. Nilai koefisien regresi dari variabel impor sebesar 0,526 dengan nilai

signifikan sebesar 0,549, nilai ini lebih besar dari nilai signifikan 5%

(0,05). Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa impor

berpengaruh negatif terhadap cadangan devisa ditolak. Artinya impor tidak

berpengaruh terhadap cadangan devisa.

4. Nilai koefisien regresi dari variabel penanaman modal asing sebesar 1,667

dengan nilai signifikan sebesar 0.073, nilai ini lebih besar dari nilai

signifikan 5% (0,05). Dengan demikian, hipotesis ketiga yang menyatakan

bahwa penanaman modal asing berpengaruh positif terhadap cadangan

devisa ditolak. Artinya penanaman modal asing tidak mempengaruhi

cadangan devisa.

5. Nilai koefisien regresi dari variabel utang luar negeri sebesar 0,205 dengan

nilai signifikan sebesar 0.000, nilai ini lebih besar dari nilai signifikan 5%

(0,05). Dengan demikian, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa utang

luar negeri berpengaruh positif terhadap cadangan devisa diterima. Artinya

jika negara menambah utang luar negeri maka cadangan devisa akan

meningkat.

4.5 Pembahasan

46
4.5.1. Pengaruh Ekspor Terhadap Cadangan Devisa

Ekspor merupakan melakukan penjualan barang dan jasa, baik barang

komoditi maupun jasa ahli ke luar negeri (Togatorop dan Setiawina, 2017).

Hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4.7 membuktikan bahwa

ekspor berpengaruh positif terhadap cadangan devisa. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian Ega Wiguna (2016) yang membuktikan bahwa ekspor

berpengaruh positif terhadap cadangan devisa. Penelitian ini bertentangan

dengan penelitian Lusia Bunga Uli (2016) yang membuktikan bahwa

ekspor berpengaruh negatif terhadap cadangan devisa.

Penelitian ini membuktikan bahwa naikya ekspor akan menambah

cadangan devisa. Jika negara meningkatkan kegiatan ekspor dengan cara

menjual produk ke luar negeri maka pendapatan negara akan meningkat

pendapatan yang diperoleh. Dan pendapatan yang diperoleh tersebut dapat

meningkatkan cadangan devisa Indonesia. Sebagai contoh pada triwulan IV

tahun 2016 nilai ekspor tertinggi sebesar 18.832Juta USD dengan diikuti

nilai cadangan devisa sebesar 116.890Juta USD. Dan nilai terendah ekspor

sebesar 8.615Juta USD pada triwulan I tahun 2009 dengan diikuti nilai

cadangan devisa 54.840Juta USD.

4.5.2. Pengaruh Impor Terhadap Cadangan Devisa

Impor merupakan kegiatan memasukan barang dari luar negeri ke

dalam negeri. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan baik

yang belum dapat dihasilkan oleh negara maupun yang sudah dapat

47
dihasilkan oleh negara tetapi belum mencukupi kebutuhan (Rarnasari,

2012). Hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4.7 membuktikan

bahwa impor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian Agustina dan Rany (2014) yang membuktikan

bahwa impor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa. Penelitian ini

bertentangan dengan penelitian Jimmy Benny (2013) yang membuktikan

bahwa impor berpengaruh positif terhadap cadangan devisa.

Penelitian ini membuktikan bahwa naik turunnya impor tidak

mempengaruhi cadangan devisa. Karena bahan baku dan tenaga kerja di

Indonesia yang murah, banyak investor yang tertarik menanamkan modal

pada Indonesia dan mendirikan pabrik yang dapat memproduksi barang

yang sering di impor dari negara lain. Sehingga hal tersebut mengurangi

kegiatan impor yang dilakukan Indonesia. Sebagai contoh pada triwulan II

tahun 2012 nilai impor tertinggi sebesar 16.728Juta USD dengan diikuti

nilai cadangan devisa sebesar 106.502Juta USD. Dan nilai terendah impor

sebesar 6.554Juta USD pada triwulan I tahun 2009 dengan diikuti nilai

cadangan devisa 54.840Juta USD.

4.5.3. Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap Cadangan Devisa

Modal asing adalah model yang diperoleh dari luar negeri. Modal

asing yang dikelola dengan baik dapat memberikan dampak positif

terhadap ekonomi Indonesia dan akan meningkatkan cadangan devisa

(Golam, 2010). Hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4.7

48
membuktikan bahwa penanaman modal asing tidak berpengaruh terhadap

cadangan devisa. Penelitian ini membuktikan bahwa penanaman modal

asing tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa. Penelitian ini

bertentangan dengan penelitian Lestari dan Yogi Swara (2016) yang

membuktikan bahwa penanaman modal asing berpengaruh positif terhadap

cadangan devisa.

Penelitian ini membuktikan bahwa naik turunnya penanaman modal

asing tidak memberi pengaruh terhadap cadangan devisa. Adanya

pengiriman pendapatan yang diperoleh dari modal tersebut ke negara

asalnya membuat modal yang diberikan oleh investor belum memberikan

dampak yang begitu terlihat bagi Indonesia, dan banyaknya barang impor

yang bersaing dengan barang yang dihasilkan dari perusahaan yang

mendapat modal dari investor dapat mempengaruhi keuntungan yang

diperoleh untuk Indonesia. Sebagai contoh pada triwulan III tahun 2017

nilai penanaman modal asing tertinggi sebesar 8.768Juta USD dengan

diikuti nilai cadangan devisa sebesar 129.402Juta USD. Dengan nilai

terendah penanaman modal asing sebesar 540Juta USD pada triwulan IV

tahun 2009 dengan diikuti nilai cadangan devisa 66.105Juta USD.

4.5.4. Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Cadangan Devisa

Utang luar negeri merupakan bantuan atau pinjaman yang diperoleh

dari pemerintah negera lain, Bank Dunia maupun IMF yang harus

dikembalikan pada saat yang telah ditentukan. Hasil pengujian hipotesis

49
pertama pada tabel 4.7 membuktikan bahwa utang luar negeri berpengaruh

positif terhadap cadangan devisa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Muhammad Ridho (2015) yang membuktikan bahwa utang luar negeri

berpengaruh positif terhadap cadangan devisa.

Penelitian ini membuktikan meningkatnya utang luar negeri dapat

menambah cadangan devisa untuk membiayai kebutuhan operasional

perekonomian Indonesia. Utang luar negeri telah memberikan dampak

positif dan digunakan dengan baik sehingga tidak terjadi defisit. Sebagai

contoh pada triwulan IV tahun 2018 nilai utang luar negeri tertinggi

sebesar 377.598Juta USD dengan diikuti nilai cadangan devisa sebesar

120. 654Juta USD. Dengan nilai terendah utang luar negeri sebesar

150.955Juta USD pada triwulan I tahun 2009 dengan diikuti nilai cadangan

devisa 54.840Juta USD.

50

Anda mungkin juga menyukai