Kelas : XI IPA 4
A. Tujuan Percobaan
1. Untuk dapat melakukan pemeriksaan visus dan buta warna.
2. Untuk dapat mengetahui adanya reseptor dingin dan panas pada kulit.
3. Mampu memahami fisiologi indera pendengeran, perasa, dan pembau.
B. Teori
Alat indera terdiri dari bagian-bagian bentuk saraf yang berguna untuk menerima
rangsang dari lingkungan sekitarnya. Bagian-bagian yang bertugas menerima rangsang
dari sistem saraf itu disebut reseptor. Reseptor merupakan sel saraf sensorik (penerima
rangsang) yang tersebar di seluruh permukaan tubuh dan menjadi satu membentuk alat
indera. Alat indera yang kita kenal, yaitu mata, telinga, lidah, dan hidung. Setiap reseptor
yang membentuk alat indera hanya menerima salah satu jenis perubahan yang terdeteksi
dari lingkungannya. Itulah sebabnya, kumpulan reseptor yang membentuk alat indera,
diberi nama berdasarkan jenis stimulus yang diterimanya. Beberapa reseptor yang
membentuk alat indera itu, antara lain berikut ini.
1) Fotoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang cahaya.
2) Kemoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang zat kimia.
3) Thermoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang suhu.
4) Mekanoreseptor, penerima rangsang fisik berupa tekanan, sentuhan, dan getaran.
D. Langkah Kerja
a) Indera Penglihatan – Visus Mata
1. Praktikan berdiri pada jarak 6 meter dari kartu Snellen (Digantung sejajar tinggi
dari mata praktikan).
2. Dimulai dari pemeriksaan mata kanan terlebih dahulu, ditutup mata kiri.
3. Diminta praktikan membaca huruf Snellen dari barisan paling atas ke bawah.
4. Ganti pemeriksaan mata kiri, dengan menutup mata kanan.
5. Catat hasil pemeriksaan visus sesuai dengan baris terkecil yang dapat dibaca oleh
praktikan.
c) Indera Pendengaran
1. Praktikan berdiri berjarak 3 meter, mata ditutup.
2. Dua sumber suara dibunyikan dalam waktu yang berbeda
3. Praktikan menunjuk arah sumber suara.
4. Catat apakah arah sumber suara yang disebut benar.
5. Praktikan berdiri di tempat semula.
6. Dua sumber suara maju/mundur 2 meter. Dibunyikan dalam waktu yang berbeda.
7. Praktikan menunjuk arah sumber suara.
8. Catat apakah arah sumber suara yang disebut benar.
9. Catat lebih keras yang mana suara dibanding sebelumnya.
d) Indera Pembau
1. Tuang minyak kayu putih ke selembar tisu dan tandai sebagai sampel A.
2. Semprot parfum ke selembar tisu yang lain dan tandai sebagai sampel B.
3. Praktikan dipersilahkan menutup mata.
4. Praktikan menebak aroma pada sampel A dan B.
5. Catat hasil.
e) Indera Perasa
1. Tuang kopi bubuk, garam, dan gula dengan takaran yang sama ke dalam satu
piring.
2. Praktikan menutup mata dan mencicipi satu-satu bahan praktikum yang ada di
piring
3. Catat hasil.
f) Indera Peraba
1. Sediakan air dingin dan hangat, lalu celupkan telunjuk kiri ke dalam air hangat
dan telunjuk kanan ke dalam air dingin. Tunggu selama 10 detik.
2. Lalu, celupkan jari telunjuk kanan dan kiri ke dalam air biasa, dan tunggu lagi
selama 10 detik.
3. Oles balsam otot pada jari telunjuk kiri dan alcohol 70% pada jari telunjuk kanan.
4. Catat yang dirasakan praktikan.
Visus
Nama Praktikan
Mata Kanan Mata Kiri
Amanda Dekha S. 20/20 20/20
Andrea Gianina S. 20/160 20/120
Aulia Ratna P.M 20/60 20/50
Fitra Nurhasanah 20/80 20/80
c) Indera Pendengaran
d) Indera Pembau
e) Indera Perasa
f) Indera Peraba
F. Pembahasan
a) Indera Penglihatan – Visus Mata
Amanda memiliki visus 20/20 pada mata kanan dan kiri setelah dilakukan tes
visus mata pada kartu Snellen. Hal ini menandakan bahwa mata Amanda normal.
Amanda dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki (6 meter), dimana huruf tersebut
didesain untuk dapat dilihat pada jarak 20 kaki (6 meter) oleh mata normal.
Andrea yang memiliki kelainan mata rabun jauh (miopi) pada mata kanan dan
kirinya memiliki visus 20/160 pada mata kanan. Hal ini menjelaskan bahwa Andrea
dapat melihat huruf dari jarak 20 kaki, dimana huruf tersebut didesain untuk dapat
dilihat pada jarak 160 kaki. Sedangkan pada mata kiri Andrea mempunyai visus
20/150 yang artinya Andrea dapat melihat huruf dari jarak 20 kaki, dimana huruf
tersebut didesain untuk dapat dilihat pada jarak 150 kaki.
Aulia yang memiliki kelainan mata miopi pada kedua matanya memiliki visus
20/60 pada mata kanan. Hal ini menjelaskan bahwa Aulia dapat melihat huruf dari
jarak 20 kaki, dimana huruf tersebut didesain untuk dapat dilihat pada jarak 60 kaki.
Sedangkan pada mata kiri, Aulia mempunyai visus 20/50 yang artinya Aulia dapat
melihat huruf dari jarak 20 kaki, dimana huruf tersebut didesain untuk dapat dilihat
pada jarak 50 kaki.
Fitra yang memiliki kelainan mata miopi pada kedua matanya memiliki visus
20/80 pada kedua matanya. Hal ini menandakan bahwa, minus mata yang dimiliki
oleh Fitra lebih kecil dari minus mata yang dimiliki Andrea dan Aulia.
b) Indera Penglihatan – Buta Warna
Hasil percobaan didapatkan tes buta warna pada semua anggota
kelompok normal. Semua anggota kelompok dapat menentukan 6 angka yang
diberikan dari Buku Ishihara dengan benar. Metode Ishihara adalah metode yang
digunakan untuk mendeteksi gangguan persepsi warna, berupa tabel warna khusus
yang disusun oleh titik-titik dengan kepadatan warna berbeda yang dapat dilihat
dengan mata normal, tapi tidak bisa dilihat oleh mata yang mengalami defisiensi
sebagian warna.
c) Indera Pendengaran
Dua sumber suara yang digunakan pada praktikum ini ialah tepukan tangan. Saat
kedua sumber suara berjarak 3 meter dari praktikan dan berada di posisi kanan dan
kiri, praktikan dapat menebak arah kedua sumber suara dengan benar pada keadaan
matanya tertutup. Pada situasi ke- 2, dimana kedua sumber suara mundur sebanyak 2
meter dan dibunyikan secara bergantian, praktikan dapat menentukan arah suara
dengan benar, juga ia menyatakan bahwa kedua sumber suara pada situasi ke-2
terdengar lebih jauh dari pada yang sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan membran
basilaris yang berfungsi menerima dan merespon getaran yang berfrekuensi tinggi.
Membran basilaris di tengah berfungsi menerima serta merespon getaran yang
berfrekuensi sedang. Membran basilaris paling ujung berfungsi menerima dan
merespon getaran dan suara berfrekuensi rendah. Perlakuan yang di berikan
mengakibatkan membran ketiga membran basilaris bekerja, semakin jauh jarak asal
suara dari telinga maka semakin rendah frekuensinya.
d) Indera Pembau
Semua anggota kelompok dapat menebak aroma dari kedua sampel yang
diberikan dengan mata tertutup. Yang pertama, disodorkan sampel A yang beraroma
minyak kayu putih, lalu disodorkan sampel B yang beraroma parfum. Manusia dapat
membedakan berbagai macam bau karena kemampuan tersebut ditentukan oleh
prinsip-prinsip komposisi, organ pembauannya memiliki tujuh reseptor namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau biasa juga disebut
dengan organon olfaktus, yang dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga
reseptornya disebut pula kemoreseptor.
e) Indera Perasa
Semua anggota kelompok dapat menebak 3 bahan praktikum, yaitu kopi bubuk,
garam, dan gula dengan mata tertutup. Dari percobaan dapat diketahui bahwa
sebenarnya semua bagian lidah dapat merasakan semua rasa. Namun, ada beberapa
bagian lidah yang peka terhadap suatu rasa. Pada bahan kopi bubuk yang berasa
pahit, bagian lidah yang paling peka adalah bagian belakang. Pada bahan gula yang
manis, bagian lidah yang paling peka adalah bagian depan. Pada bahan garam yang
merasa asin, bagian lidah yang paling peka adalah bagian samping depan.
f) Indera Peraba
Telunjuk kanan setelah dicelupkan ke air biasa dari air dingin menjadi panas
kemudian netral, setelah itu dioleskan alcohol 70% yang dirasakan adalah dingin.
Telunjuk kiri setelah dicelupkan ke air biasa dari air hangat menjadi dingin kemudian
netral, setelah itu dioleskan balsem otot yang dirasakan adalah biasa saja kemudian
panas. Hal ini menandakan bahwa kulit berfungsi sebagai thermoreseptor untuk
mendeteksi rasa panas yang disebut Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin yang
disebut End Krause.
G. Kesimpulan
1. Pemeriksaan visus mata dilakukan dengan pembacaan kartu Snellen dengan
menyebutkan huruf yang terdapat pada kartu snellen pada jarak yang telah ditentukan.
Pemeriksaan buta warna dilakukan dengan menyebutkan angka pada Buku Ishihara
dengan mengetahui buta warna terhadap defisiensi sebagian warna.
2. Kulit dapat merasakan panas dan dingin karena adanya reseptor panas yang disebut
Ruffini’s dan reseptor dingin yang disebut End Krause pada kulit.
3. Pada indera pendengaran, frekuensi suara dapat diketahui dari fisiologis telinga yaitu
membran basilaris. Pada indera perasa, terdapat reseptor rasa pada seluruh bagian
lidah yang dapat merasakan pahit, manis, masam, dan asin. Pada indera pembau,
terdapat alat pembau yaitu organon olfaktus, yang dapat menerima stimulus benda-
benda kimia sehingga reseptornya disebut pula kemoreseptor.
H. Daftar Pustaka
https://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/jsii/article/view/778#:~:text=Metode
%20Ishihara%20adalah%20metode%20yang,oleh%20mata%20yang%20mengalami
%20defisiensi
https://hellosehat.com/gigi-mulut/cara-lidah-mengenal-rasa-makanan/
Bakhtiar, Suaha. 2011. BIOLOGI untuk SMA dan MA. Jakarta :Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/mata/pemeriksaan-visus/teknik
https://www.youtube.com/watch?v=chfv2STMJE
I. Lampiran