Sap Pre SC
Sap Pre SC
Disusun Oleh :
TINGKAT 2B
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan, ibu hamil diharapkan
mampu memahami persiapan apa saja yang dilakukan sebelum melakukan oprasi
caesar
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil, ibu hamil
diharapkan mampu :
1) Menjelaskan pengertian Sectio Caesarea
2) Menyebutkan 5 dari 9 indikasi Sectio Caesarea
3) Menyebutkan 4 dari 7 persiapan fisik pre operasi Sectio Caesarea
4) Menyebutkan 4 dari 6 persiapan penunjang pre operasi Sectio Caesarea
5) Menyebutkan persiapan mental atau psikis pre operasi Sectio Caesarea
B. Materi Bahasan
1) Pengertian Sectio Caesarea
2) Indikasi Sectio Caesarea
3) Persiapan fisik pre operasi Sectio Caesarea
4) Persiapan penunjang pre operasi Sectio Caesarea
5) Persiapan mental atau psikis pre operasi Sectio Caesarea
C. Proses Belajar Mengajar
Sectio Caesarea adalan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Moctar. R, 1998).
Fase Praoperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan
berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi.
B. Indikasi
b. Letak bokong
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara
lain :
secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit, seperti kesehatan masa lalu,
riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, status kardiovaskuler, status
pernapasan, fungsi ginjal dan hepatic, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-
lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup karena dengan istirahat dan tidur
yang cukup pasien tidak akan mengalami stress fisik, tubuh lebih rileks, sehingga
bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil.
b. Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan,
lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan
pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di Rumah Sakit.
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi
(terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan
luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa
mengakibatkan kematian.
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output
cairan.Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana
ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obat
anestesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun
jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri/anuria, nefritis akut maka operasi
harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus – kasus yang
mengancam jiwa.
yang bisa diberikan adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan
lambung dan kolon dengan tindakan enema. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai
8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan
pembedahan. Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan
daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin ( pubis ) dilakukan
pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha.
f. Personal Hygiene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh
yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada
lain.
Di bawah ini adalah berbagai jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan
pada pasien sebelum operasi (tidak semua jenis pemeriksaan dilakukan pada pasien,
namun tergantung pada jenis penyakit dan operasi yang dijalani oleh pasien).
a. Pemeriksaan Radiologi dan Diagnostik, seperti : foto thoraks, abdomen, foto tulang,
( daerah fraktur ), USG ( Ultra Sono Grafi ), CT scan ( computerized Tomography Scan
Limfosit, LED ( laju endap darah ), jumlah Trombosit, protein total, elektrolit , CT (
clooting time ) BT ( blooding time ), Ureum kreatinin, dll. Bisa juga dilakukan
pemeriksaan pada sumsum tulang jika penyakit terkait dengan kelainan darah.
c. Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan jaringan tubuh
untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya dilakukan untuk
memastikan apakah ada tumor ganas / jinak atau hanya berupa infeksi kronis saja.
mengetahui apakah kadar gula darah pasien dalam batas normal atau tidak. Uji KGD
biasanya dilakukan dengan puasa 10 jam dan juga dilakukan pemeriksaan KGD 2 jam
PP ( Post Prandial ).
e. Inform consent
Selain dilakukannya pemeriksaan penunjang terhadap pasien, hal lain yang sangat
penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu
Inform Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan
medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh karena itu setiap pasien yang
Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat
penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi. Latihan
Latihan napas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri
setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama yang
pemasangan alat bantu napas selama dalam kondisi teranestesi, sehingga ketika
sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan, kareana
banyak lendir. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setelah operasi
pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan
persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh
maupun aktual pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi strees
selalu ada rasa cemas, takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, anestesi, bahkan terhadap
kemungkinan cacat atau mati. Dalam hal ini hubungan baik antara penderita,
keluarga,perawat dan dokter sangat menentukan. Atas dasar pengertian, penderita dan
terhadap anestesi, diagnosis yang belum pasti, keganasan, nyeri, cerita yang mengerikan
dari orang lain dan sebagainya. Itu adalah gambaran atau fakta tentang kecemasan pre
operasi. Pasien yang akan menjalani pembedahan sangat membutuhkan informasi yang
berhubungan dengan prosedur tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya. (Depkes
RI,1989).