Anda di halaman 1dari 3

KONFLIK SEKTERIAN ISLAM VS SYIAH ADALAH PROPAGANDA AS

(Dr. Julhelmi E.M.Hum)

ane akan buka pembahasan kita dengan dua pertanyaan. Apa akibatnya jika kita Gagal melihat gambar besar
dan apa yang menyebabkan kita hanya bisa melihat gambar-gambar kecil? Apa bahayanya jika kita tidak bisa
membaca bahwa isu-isu lokal sebenarnya adalah bagian dari isu-isu internasional? Dua pertanyaan tadi
seharusnya bisa terjawab setelah antum selesai membaca essai ini.
Izinkan ane memulainya dengan menceritakan perjalanan hidupku mengenal syiah. Ane mulai mengenal kata
syiah saat awal popularitas facebook di tahun 2007. Saat itu ana dimintai tolong kawan, keseringannyan sih
cewek-cewek untuk membuatkan akun fesbuk di warnet. Tapi ya ane saat itu masih polos. Belum punya yang
namanya rasa ketertarikan sama lawan jenis. Sehingga setiap pertanyaan yang dilontarkan fesbuk tentang
data pribadi tidak punya rasa khusus di jiwa. Selain ‘jenis kelamin’, ‘tertarik pada pria/ wanita, ada satu
pertanyaan yang sering ana agak bingung adalah, apa agama anda? Tentu pilih islam, ternyata ada pilihan
lagi, sunni dan syiah. Karena tidak mengerti ya ane pilih islam aja. Hahah...
Mulai lah tahun 2010 ane yang pengen lulus di jurusan IT, malah lulusnya di IAIN. Di kampus banyak sekali
buku-buku propaganda anti Shiah, bahkan booklet kecil sampai majalah anti syiah dibagi2kan secara gratis.
Bahkan kakak kelas banyak bicara tentang betapa sesatnya orang-orang syiah, Qurannya beda, syariatnya
beda, kafir dll. Sampai-sampai saat itu ana yang masih semester satu, mulai tidak suka dengan beberapa
dosen yang dikabarkan penganut aliran syiah. Kebencianku terhadap syiah semakin menjadi-jadi ketika ane
mengunjungi sebuah perpustakaan yang ternyata adalah markas syiah di Medan. Sebagai tugas kuliah waktu
itu ane mewancarai tokoh-tokoh di sana. Ada banyak sekali perbedaan antara islam sunni maupun islam
syiah. Ane lihat secara langsung bagaimana mereka berwudhu, adzannya, bahkan ane pernah pegang batu
yang terbuat dari tanah karbala yang mereka pakai saat sholat. Ya begitulah ternyata belakangan ana sadar,
bahwa propaganda anti syiah di nusantara sebenarnya sudah mulai gencar dilakukan tahun 2008.
Sampai menjelang akhir semester akhir 2014, mendapat amanah di bidang media, ane juga sering
mengkampanyekan anti syiah, mulai dari gambar, tagar, sampai video. kami juga sempat mempertontonkan
teatrikal keliling kampus. Teatrikal yang menceritakan kediktatoran pemerintahan Basyar al Asaad di Syiria.
Dengan bodohnya ane berlakon menjadi salah seorang tentara yang kejam. Padahal kami tidak tau apa
sebenarnya yang terjadi dan hanya terjerumus propaganda anti syiah dari media. Demikianlah betapa otakku
berhasil di cuci oleh antek-antek zionis saat itu. Sebuah momen yang sangat ane sesali. Semoga ALLAH SWT
mengampuni dosaku dan teman2 yang terlibat.
Seterusnya, ane merasa ada yang janggal dengan dunia ini. Sebab konflik dan perang itu selalu berpusat di
timur tengah. Mulai lah ane tertarik dengan geopolitik, hubungan internasional, bahkan eskatologi Islam. Tidak
hanya soal palestina, semua negara Islam yang berdekatan dengan Israel mulai dari Irak, Libya Yaman,
Suriah, semua pasti berdarah. Tidak mungkin ini hanya berhenti di soal perebutan sumber daya alam saja,
pasti ada faktor politik bahkan ideologi di sana. Namun, jika kita melihat perang ini hanyalah sekedar perkara
bisnis dan politik, kita tidak akan pernah bisa paham dan memprediksi ujung ceritanya. Ini semua jelas ada
hubungannya dengan agama.
Selain Irak, libya yang sudah berhasil ditaklukkan. Memasang pemimpin boneka yang khidmat kepada Israel.
Suriah adalah salah satu negara yang ditargetkan harus tunduk pada zionis. Namun sayang semua usaha AS
telah digagalkan oleh Rusia dan Cina. Padahal AS telah menggelontorkan banyak biaya untuk menggulingkan
pemerintahan yang sah basyar al asad. Mulai dari kampanye hitam kediktatoran basyar al asad di media,
menciptakan kerusuhan dan demonstrasi, memberi sanksi embargo ekonomi dan bantuan kemanusiaan dari
seluruh dunia, sampai mengirimkan tentara NATO ke Syiria.
Bagaimana dengan Iran? Negara dengan mayoritas Syiah. Ternyata setelah revolusi menumbangkan rezim
syah Pasha, Iran telah berhasil keluar dari cengkeraman AS. Berhasil memulihkan ekonomi, menciptakan
stabilitas sistem pemerintahan, membangun kekuatan militer yang memiliki nukilir. Menjadikan Iran bahkan
satu-satunya negeri muslim yang paling membenci AS. Dibanding negara muslim lain yang menormalisasi
hubungannya dengan Israel, justru Iran adalah negara yang mengarahkan militernya untuk menghancurkan
negara Zionis itu. Adakah negeri-negeri arab yang kaya minyak itu memiliki izzah seperti Iran sekarang?
Apakah Turki termasuk?
Sekarang mengapa kita benci terhadap syiah? Tentu itu hanyalah bagian dari adu domba AS agar tidak terjadi
aliansi antara negara Islam lain dengan Iran. AS berusaha membuat umat Islam terpecah belah. Bayangkan
seberapa kuat kekuatan militer Islam ketika bersatu. Bagaimana bila negara muslim seluruhnya bersatu
dengan Rusia, Cina dan Iran untuk menumbangkan zionis? Tidak harus secara militer, beri mereka sanksi
ekonomi. Bahkan Indonesia cukup menyatakan persatuan Islam Sunni dan Syiah di OKI. Pastilah persatuan
Islam sekali lagi akan terwujud atas nama Keadilan dan Kemanusiaan. Lah ini kok kita malah terjebak konflik
Syiah Sunni di daerah. Padahal Konflik Sunni Syiah sebenarnya sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi.
Jika masih membantah, coba saja cari informasi ini sendiri. Perlu kita ketahui bahwa video dan gambar
tentang syiah yang menghina sahabat dan bunda Aisyah tersebut tidak sepenuhnya benar, melainkan itu
hanya dilakukan oleh segelintir aliran syiah tertentu. Dan kelompok ini memang sengaja dibuat oleh para
penjajah untuk mengadu domba umat islam. Memang para penjajah membuat sekte sekte syiah dan pusatnya
di London. Jadi jika kita melihat tayangan setiap kali bersyahadat melaknat tokoh besar Ahlussunnah ini
adalah sekelompok masyarakat syiah saja channel TV. Jadi, misal kita melihat TV Fadar, itu memang
mewakili Syiah yang memang dibuat oleh agen musuh islam untuk memecah belah umat islam.
Padahal ini adalah zaman keterbukaan informasi, tidak bisakah kita melihat ini sebagai gambar besar? Syiah
yang mainstream yang berada di Iraq dan Iran, dipimpin oleh dua ulama besar. Di Iran dipimpin oleh seorang
sayyid Ali Al Khameini, sementara di Iran dipimpin oleh Sayyid ali al djistami. Mereka mengeluarkan fatwa
resmi, jangankan melaknat sahabat sahabat tertentu. Mengusik kehormatan tokoh sunni diharamkan. Bahkan
Sayyid Ali Al Djistami tegas mengatakan bahwa ahlusunnah bukan hanya saudara kita, tapi juga jiwa kita.
Syahadat mereka sama dengan mereka, meski ada tambahan. Mereka menerima kuota haji. Mereka juga
mengikuti MTQ.
Jadi Jangan lagi kita menyebarkan kesesatan syiah, menghina syariat mereka, menjelekkan tradisi mereka.
Dan Janganlah kita masih saja mengikuti langkah para Ulama yang terus saja mengkampanyekan anti syiah
sunni. Adapun para ulama tidak usahlah bahas syiah dari segi syariat karena memang sudah beda. Tidak maju
dan terus saja diulang-ulang. Ini menurut ana adalah bentuk kesengajaan menyulut kembali perpecahan
ummat. Janganlah mengorbankan masa depan islam demi viral dan ketenaran. Justru inilah yang diinginkan
musuh Islam.
Pembahasan ini akan ana tutup dengan satu pertanyaan. Lalu bagaimana kita menyikapi saudara kita yang
syiah itu? inilah jawaban ana untuk antum semua. Bahwa soal keyakinan biarlah mereka dengan keyakinan
mereka. Yang penting kita jaga benteng akidah kita sendiri. Jika mereka mengganggu akidah kita, barulah kita
bereaksi. Kalau kita tidak suka dengan tradisi menjijikkan nikah mut’ah itu, ya sudah jangan lakukan. Jaga
saudari anak perempuan kita dari praktek zina semacam itu. karena sebenarnya tidak ada yang kita dapatkan
dari perpecahan keyakinan ini. Apakah kita senang jika adu domba Sunni syiah seperti ini terjadi di
nusantara? Taukah kalian Mayoritas Syiah yang tidak suka daerahnya dicaplok zionis seperti Iraq, Yaman,
Suriah kini sedang terancam kelaparan? Masih tidak bisakah kita piknik sebentar melihat ini adalah bagian dari
rancangan zionis.? Cobalah buka fikiran untuk mempelajari konflik lokal ini adalah bagian dari konflik
internasional.
Kadang kita memang terjebak oleh pemikiran bodoh akibat kekurangan info. Kita “merasa berjihad dan
membela agama” jika kita membela aliran kita sendiri, dan menghujat aliran lain. Inilah kebodohan yang harus
dibuang. Kerena selain umat makin terpecah belah dan hancurnya persatuan Islam, kita juga sedang terkena
ancaman Dosa Besar.
‫علَي ِْه‬ َ ‫ِ َياِكَاف َرِِفَقَ ْدِِ َبا َءِِب َهاِأ َ َح ُد ُه َماِإ ْنِِكَانَِِ َك َماِقَا َل‬:ِِ‫اِر ُجلِِقَا َلِِِلَخيْه‬
َ ‫ِِوإلا‬
َ ِِْ‫ِِر َج َعت‬ َ ‫أَيُّ َم‬.
“Siapa saja yang berkata kepada saudaranya,” Hai Kafir”. Maka akan terkena salah satunya jika yang
vonisnya itu benar, dan jika tidak maka akan kembali kepada (orang yang mengucapkan)nya.” (HR Bukari dan
Muslim).

Anda mungkin juga menyukai