Anda di halaman 1dari 91

ISLAM ITU BIDAH ATAU AGAMA ?

By : ALI SINA

Berhentilah Sejenak dan Renungkan Fakta Ini ...

Pelaku bom sepatu adalah Muslim


Para penembak jitu Beltway adalah Muslim
Pelaku penembakan Forth Hood adalah Muslim
Pengebom celana dalam adalah Muslim
Pelaku pengeboman The U-S.S. Cole adalah Muslim
Pengebom kereta api di Madrid adalah Muslim
Pengebom Bali Nightclub adalah Muslim
Pengebom Subway London adalah Muslim
Penyerang teater di Moscow adalah Muslim
Pengebom Boston Maraton adalah Muslim
Pengebom penerbangan Pan Am #93 adalah Muslim
Pembajak pesawat Air France di Entebbe adalah Muslim
Yang merebut kedutaan besar Iran adalah Muslim
Pengebom kedutaan besar Amerika di Beirut adalah Muslim
Penyerang kedutaan besar Amerika di Libya adalah Muslim
Pelaku bom bunuh diri di Buenos Aires adalah Muslim
Penyerang Tim Olimpiade Israel adalah Muslim
Pengebom kedutaan besar Amerika di Kenya adalah Muslim
Pengebom Menara Khobar di Saudi adalah Muslim
Pengebom barak marinir di Beirut adalah Muslim
Pengebom pertama Gedung WTC New York adalah Muslim
Penyerang Bombay dan Mumbai India adalah Muslim
Pembajak kapal pesiar Achille Lauro adalah Muslim
Pembajak pesawat dalam peristiwa 11 September 2001 adalah Muslim
Dst dst dst …. daftar panjang silakan Anda tambahkan sendiri
PIKIRKANLAH FAKTA INI :
Orang Budha yang tinggal di tengah komunitas Hindu = Tak ada masalah
Orang Hindu yang tinggal di tengah komunitas Kristen = Tak ada masalah
Orang Hindu yang tinggal di tengah komunitas Budha = Tak ada masalah
Orang Hindu yang tinggal di tengah komunitas Kristen = Tak ada masalah
Orang Hindu yang tinggal di tengah komunitas Yahudi = Tak ada masalah
Orang Kristen yang tinggal di tengah komunitas Shinto = Tak ada masalah
Orang Shinto yang tinggal di tengah komunitas Konghucu = Tak ada masalah
Orang Konghucu tinggal di tengah komunitas Baha’i = Tak ada masalah
Orang Baha’i tinggal di tengah komunitas Yahudi = Tak ada masalah
Orang Yahudi tinggal di tengah komunitas Atheis = Tak ada masalah
Orang Atheis tinggal di tengah komunitas Budha = Tak ada masalah
Orang Budha tinggal di tengah komunitas Sikh = Tak ada masalah
Orang Sikh tinggal bersama dengan Hindu = Tak ada masalah
Orang Hindu tinggal bersama dengan Baha’i = Tak ada masalah
Orang Baha’i tinggal bersama dengan Kristen = Tak ada masalah
Orang Kristen tinggal bersama Yahudi = Tak ada masalah
Orang Yahudi tinggal bersama dengan Budha = Tak ada masalah
Orang Budha tinggal bersama Shinto = Tak ada masalah
Penganut Atheis tinggal bersama Konghucu = Tak ada masalah
Orang Konghucu tinggal bersama Hindu = Tak ada masalah

TETAPI :
Muslim tinggal bersama Hindu = Masalah
Muslim tinggal bersama Budha = Masalah
Muslim tinggal bersama Kristen = Masalah
Muslim tinggal bersama Yahudi = Masalah
Muslim tinggal bersama Sikh = Masalah
Muslim tinggal bersama Baha’i = Masalah
Muslim tinggal bersama Shinto = Masalah
Muslim tinggal bersama Atheis = Masalah
Muslim tinggal bersama sesamanya Muslim = MASALAH BESAR

FAKTA INI MENYEBABKAN :


Muslim tidak bahagia di Gaza
Muslim tidak bahagia di Mesir
Muslim tidak bahagia di Libya
Muslim tidak bahagia di Marokko
Muslim tidak bahagia di Iran
Muslim tidak bahagia di Irak
Muslim tidak bahagia di Yaman
Muslim tidak bahagia di Afghanistan
Muslim tidak bahagia di Pakistan
Muslim tidak bahagia di Suriah
Muslim tidak bahagia di Lebanon
Muslim tidak bahagia di Nigeria
Muslim tidak bahagia di Kenya
Muslim tidak bahagia di Sudan
Muslim tidak bahagia di Somalia

JIKA DEMIKIAN, DIMANA MEREKA BAHAGIA ?


Mereka bahagia di Australia
Mereka bahagia di Inggris
Mereka bahagia di Belgia
Mereka bahagia di Perancis
Mereka bahagia di Italia
Mereka bahagia di Jerman
Mereka bahagia di Swedia
Mereka bahagia di USA dan Kanada
Mereka bahagia di Norwegia dan Belanda

Mereka berbahagia di hampir setiap negara yang bukan negara Islam. Dan
siapa yang mereka persalahkan ? Bukan Islam … Bukan para pemimpin
mereka …. Juga bukan diri mereka sendiri …

MEREKA (Muslim) SELALU MENYALAHKAN NEGARA-NEGARA DIMANA


MEREKA MERASA BAHAGIA !
Dan mereka ingin merubah negara-negara dimana mereka hidup bahagia,
untuk menjadi negara-negara darimana dulunya mereka berasal, ketika
mereka merasa tidak bahagia, sehingga akhirnya negara-negara yang
membuat mereka merasa bahagia dengan terpaksa harus menekan mereka…

Jihad Islam: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM


ISIS: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Al-Qaeda: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Taliban: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Hamas: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Hezbollah: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Boko Haram: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Al-Nusra: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Abu Sayyaf: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Al-Badr: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Ikhwanul Muslimin - IM (Muslim Brotherhood): SEBUAH ORGANISASI
TEROR ISLAM, ada partai Islam di Indonesia yang mengaku berafiliasi ke IM.
Lashkar-e-Taiba: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Palestine Liberation Front: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM N
Ansaru: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Jemaah Islamiyah: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
Abdullah Azzam Brigades: SEBUAH ORGANISASI TEROR ISLAM
DAN ADA MASIH BANYAK LAGI DALAM DAFTAR PANJAAAAANG .....
Islam itu Bidah atau Agama ???

Kebenaran tidak dapat ditentukan oleh konsensus suara mayoritas.


Faktanya, banyak argumen terbukti salah, walau semua orang di dunia ini
pernah menerimanya sebagai sebuah kebenaran.
Sebagai contoh, beberapa abad yang lalu semua Muslim percaya bahwa bumi
ini datar dan merupakan pusat alam semesta. Walaupun ada keyakinan
umum tersebut, baik keyakinan bumi sebagai pusat alam semesta
(geosentrisitas) dan ide bahwa bumi ini datar , yang ternyata SALAH !
Keyakinan yang salah tidak dapat menjadi benar sekalipun semua orang
menganggapnya benar.
Benarkah bahwa kenyataan 1 milyar orang menyebut diri sebagai orang
Muslim memberikan Islam jubah legitimasi dan mengkonfirmasi bahwa Islam
adalah sebuah agama. Tetapi, benarkah demikian?
Dapatkah 1 milyar orang keliru? Nah, dalam logika kita mengenai apa yang
disebut sebagai “argumentum ad numerum“. Artinya, sesuatu adalah benar
jika banyak orang memercayainya. Tetapi argumentum ad numerum adalah
kesalahan logika. Kebenaran tidak dapat ditentukan oleh konsensus suara
mayoritas.
Seperti yang dikatakan oleh Bertrand Russell:
“Fakta bahwa sebuah opini diterima khalayak ramai, sama sekali tidak dapat
menjadi bukti apapun bahwa opini tsb tidak absurd (bukan khayalan);
sesungguhnya berkenaan dengan kegilaan mayoritas umat manusia, banyak
keyakinan sebenarnya lebih sinting ketimbang masuk akal”.
Setelah memecahkan mitos argumentum ad numerum, marilah kita
memeriksa Islam dengan seksama dan melihat apakah Islam adalah sebuah
agama ataukah bidah.
Berikut ini adalah deskripsi mengenai Bidah :
1. Bidah adalah sebuah kelompok keagamaan yang memiliki keyakinan dan
praktik-praktik yang ekstrem – keyakinan seringkali bertentangan dengan
sains dan logika akal sehat yang waras, tetapi dipercayai sebagai
kebenaran yang “nyata” oleh para anggota bidah.

2. Para anggota bidah seringkali mengisolasi diri dari sahabat, keluarga dan
masyarakat dan menggunakan teknik-teknik penipuan dan tidak etis untuk
perekrutan.

3. Menggunakan metode-metode manipulatif untuk mengontrol pikiran para


pengikut.

4. Menyanjung/meninggikan/menjunjung pemimpin/para pemimpin mereka


yang hanya manusia biasa, secara luar biasa di luar logika akal sehat.
5. Upaya perekrutan dilakukan oleh semua anggota.

6. Orang tidak diijinkan mengkritik pemimpin, doktrin, atau organisasi, atau


membaca informasi yang mengkritisi bidah tersebut.

7. Para anggota dilatih untuk menolak dan tidak memercayai kritik terhadap
bidah, yang adalah dianggap dusta dari Setan.

8. Para anggota saling memata-matai dan melaporkan kegiatan-kegiatan atau


komentar-komentar yang dianggap tidak patut kepada para pemimpin.

9. Para anggota diajarkan untuk menekan apapun yang dapat memberikan


kesan negatif kepada orang luar mengenai bidah tersebut.

10. Doktrinnya bersifat absolut dan ideologi terinternalisasi sebagai


“Kebenaran”.

11. Para anggota dianjurkan untuk menghindari kontak dengan para mantan
anggota atau yang mengkritik, bahkan dengan kerabat mereka.

12. Para anggota ditanamkan rasa takut yang mendalam berkenaan dengan
meninggalkan organisasi itu, dan siapapun yang keluar dari kelompok itu
adalah iblis dan tidak jarang menerima hukuman yang sangat berat dan
dibunuh.

13. Para anggota dikontrol secara emosi dan diingatkan akan ditangkap dan
dihukum jika melawan.

14. Tindakan pendisiplinan dilaksanakan oleh para pemimpin kelompok,


yang dapat mencakup pengasingan oleh karena hal-hal seperti
mempertanyakan kebijakan atau doktrin organisasi.

15. Orang didorong untuk mengorbankan pendidikan, karir dan kepentingan


keluarga untuk melayani / mengutamakan kepentingan bidah.

16. Dianjurkan hanya bersosialisasi dengan para anggota lain dalam


organisasi tersebut dan menghindari orang luar.

Semua ciri-ciri ini ada dalam Islam :


1. Islam mengklaim diri sebagai agama dengan penghormatan kuat kepada
Muhammad dan suatu susunan doktrin yang tidak dapat tergantikan, yang
diajarkan Muhammad. Monoteisme digunakan sebagai dasar untuk
melakukan kontrol absolut terhadap para pemercaya, dan tidak memberi
mereka ruang untuk mempertanyakan atau menginvestigasi jalan-jalan
alternatif.
2. Muhammad memaksa para pengikutnya untuk meninggalkan keluarga
mereka (Qs 8:72) dan mengumpulkan mereka di Yathrib. Ia berkata: “Dan
(terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak
ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka
berhijrah”.
Ia mengingatkan mereka yang tidak mengikutinya, meninggalkan keluarga
mereka, akan dikutuk Awloh dan “Orang-orang itu tempatnya neraka
Jahannam”(4:97). Muhammad bahkan memerintahkan para pengikutnya
untuk membunuh orang-orang Muslim yang menjadi kafir (4:89).
Di Yathrib ia mengusir dan membunuh orang-orang Yahudi yang tidak
percaya kepadanya, dengan demikian menghilangkan kesempatan bagi para
pengikutnya untuk berhubungan dengan orang luar dan dipengaruhi siapapun.
Dengan cara ini ia melaksanakan kontrol absolut atas hidup dan pikiran para
pengikutnya.
Muhammad mengubah nama Yathrib menjadi Madinatul nabi (Kota nabi)

3. Ia menggunakan metode-metode manipulatif untuk mengontrol pikiran para


pengikutnya. Metode-metode ini dimulai dari ancaman api neraka, dan janji-
janji firdaus, hingga ritual-ritual doa dan puasa yang tiada henti, menumpulkan
pikiran, dan ancaman hukuman fisik termasuk eksekusi dan penjarahan/
perang terus menerus, menjaga para pengikutnya untuk senantiasa
berada dalam keadaan bermusuhan.

4. Ia menjadikan dirinya otoritas tunggal di kalangan para pengikutnya dan


satu-satunya sumber tuntunan hingga mereka mengandalkannya untuk
semua detil kehidupan mereka, termasuk bagaimana berpakaian,
bagaimana bercukur semua macam2 rambut, bagaimana memotong
kuku, bagaimana berdoa, dan bahkan bagaimana buang air kecil dan
cara membersihkan diri setelah buang air besar, bagaimana masuk
keluar toilet, bagaimana melakukan hubungan sex dll dll.
Ibadah memang kepada Awloh tetapi secara efektif dialah satu-satunya obyek
pengagungan para pengikutnya dan satu-satunya otoritas. Umumnya Awloh
ditaati tetapi Muhammad adalah “pengganti” Awloh, sehingga “memiliki”
otoritas sama dengan Awloh.

5. Setiap orang beriman diminta untuk mencapai tujuannya melalui jihad,


propaganda atau dengan memberikan kekayaan mereka dengan murah hati.
Sura 4:95, 9:20, 49:15, 61:11

6. Kritik terhadap Muhammad dan Islam benar-benar dilarang dan jika ada
yang berani mempertanyakannya atau keputusannya, Omar akan
mengayunkan pedangnya dan mengancam akan menggorok leher si
penanya dan memaksanya untuk meminta maaf. Pesan ini dikirimkan dengan
nada yang sangat jelas sehingga tidak seorang pun boleh mempertanyakan
Muhammad dan otoritasnya. 1400 tahun kemudian, pesan ini tetap sama
sampai tahu 2020. Jika anda mempertanyakan Islam, anda akan dibunuh.

7. Orang Muslim diperintahkan untuk mengabaikan setiap kritik dan


memandangnya sebagai sesuatu yang berasal dari setan, dan seringkali
mereka menghindari membaca ulasan kritis mengenai keyakinan mereka.
Saya telah mendengar banyak kesaksian dari orang-orang yang murtad yang
mengakui awalnya mereka mendapatkan situs saya, mereka berhenti
membacanya dan mengabaikannya sebagai pekerjaan setan. Lihatlah, saya
sendiri dulu tidak pernah membaca buku apapun yang mengkritik Islam dan
cemberut terhadap seorang teman yang menunjukkan rasa ingin tahunya
mengenai buku Ayat-ayat Setan karya Salman Rushdie, yang sudah
diterjemahkan dlm berbagai bahasa termasuk Indonesia.

8. Orang Muslim harus saling memata-matai dan melapor jika ada tanda-
tanda perbedaan. Amr bil Maroof wa Nahi anil Munkir (Memerintahkan
untuk mengikuti/menjalankan agama dan mencegah dari melakukan apa
yang dilarang) adalah ketentuan Islam. Setiap Muslim diharuskan mengintip
kehidupan pribadi sesamanya Muslim, memata-matai mereka dan
mengatakan kepada mereka apa yang harus mereka lakukan dan apa yang
tidak boleh mereka lakukan. Setiap orang Muslim adalah penegak agama dan
polisi moral bagi sesamanya.

9. Orang Muslim menutupi apapun yang dapat memperburuk citra Islam.


Menjaga citra Islam adalah hal yang terpenting dan orang Muslim terang-
terangan berdusta untuk memberi topeng pada agama mereka agar
terlihat baik.
Sebagai contoh, para wanita dalam Islam diperlakukan seperti binatang,
pabrik bayi dan dipandang bodoh. Setiap orang Muslim mengetahui hal
itu, termasuk para wanitanya, yang malah menyalahkan kaum pria atas
hal tersebut, dan bukannya menyalahkan ajaran Islam.
Tetapi mereka terang-terangan berdusta dan menyombongkan status
wanita yang “ditinggikan” dalam Islam.
Jihad berarti perang agresif untuk menyebarkan Islam. Setiap Muslim
mengetahui hal itu. Namun mereka semua berdusta dan mengatakan
bahwa Jihad berarti “membela diri”. Beberapa tahun yang lalu saya
menerima sebuah email yang berisi kemarahan besar dari seorang Muslim
yang mengutuki saya karena membuka fakta bahwa Muhammad yang
berumur 51 tahun telah meniduri istri ciliknya yang adalah seorang anak kecil
berusia 6 tahun dan di akhir suratnya ia berkata “kerusakan itu telah terjadi”
dan saya pasti akan diazab Awloh atas apa yang telah saya lakukan.
Fakta bahwa Muhammad meniduri seorang anak kecil tidak mengusik
orang Muslim ini, tetapi yang mengusiknya adalah fakta ini diungkapkan.
10. Islam sangat bersifat absolut dan orang Muslim meyakini bahwa inilah
satu-satunya agama yang benar. Bagaimanapun, “kebenaran” ini tidaklah
benar dari dirinya sendiri. Islam “benar” karena Muhammad yang mengatakan
demikian.

11. Orang Muslim diperintahkan untuk menolak orang yang murtad dan yang
mengkritik Islam. Para mualaf seringkali dikelilingi mereka dan diisolasi dari
keluarga dan sahabat yang non Muslim. Mereka dilimpahi kasih dan
mendapatkan banyak dukungan emosi hingga upaya cuci otak
diselesaikan.

12. Orang Muslim ditanamkan rasa takut jika meninggalkan Islam. Rasa takut
ini bentuknya dua. Yang pertama adalah takut akan api neraka dan
hukuman kekal, dan yang kedua adalah takut ditangkap dan dihukum
mati oleh sesama Muslim, termasuk keluarga dan teman dekat mereka.

13. Orang yang meninggalkan Islam harus selalu hidup dalam ancaman
akan ditemukan dan dibunuh. Di bagian komentar Muslim dalam situs ini,
anda dapat melihat bahwa orang Muslim seringkali berbicara mengenai rasa
takut ini dan mengatakan bahwa mereka merasa kasihan kepada saya yang
harus selalu kuatir akan nyawa saya sepanjang waktu karena takut akan
dibunuh. Nilai-nilai mereka sangat rancu sehingga mereka tidak mengasihani
diri mereka sendiri yang menjadi para pembunuh tetapi mengasihani saya
yang harus hidup dalam ketakutan terhadap ancaman Muslim.

14. Dalam Islam tindakan pendisiplinan mencakup pemukulan, melukai hingga


membuat cacat permanen, rajam, dipenggal atau pemenjaraan.
Pengasingan dilakukan untuk menghukum pelanggaran-pelanggaran kecil.
Ka’b sang penyair dan dua orang lainnya diasingkan selama 50 hari dan
selama waktu itu tidak seorangpun yang berbicara pada mereka. Istri Ka’b
dianjurkan untuk meninggalkannya dan kemanapun ia pergi orang
mengacuhkannya seakan-akan ia tidak ada. Semua ini hanya karena ia tidak
menyertai Muhammad dalam serangan penjarahan ke Tabuk.

15. Orang Muslim diperintahkan untuk mengorbankan kenyamanan mereka,


kekayaan juga hidup mereka untuk mempromosikan Islam. Orang-orang
muda diperintahkan untuk meninggalkan studi dan pekerjaan mereka,
mengobarkan jihad dan melakukan bom bunuh diri agar menjadikan
Islam dominan. Keluarga bahkan anak-anak dipandang sebagai “ujian”
bagi orang beriman. Untuk membuktikan kesetiaan mereka kepada Awloh,
mereka harus dapat mengatasi semua “keterikatan duniawi” ini dan bersiap
mengorbankan hidup mereka demi tujuan Islam.
16. Orang Muslim dilarang bersahabat dengan orang yang tidak beriman
sekalipun orang tidak beriman itu adalah kerabat mereka (Sura 3:28).
Mereka diajarkan bahwa orang tidak beriman itu najis / kotor (Sura 9:28)
dan bahwa orang beriman tidak boleh berhubungan dengan mereka.

17. Kepercayaan akan Hari Penghakiman dan Hari Kiamat adalah salah satu
pilar keyakinan Islam.

• Berdasarkan semua hal di atas, Islam adalah bidah.


• Islam adalah bidah yang terbesar dan paling sukses.
• Islam secara praktis menggabungkan semua fitur bidah.
Bidah-bidah lain bisa saja tidak memenuhi beberapa poin di atas.
Tetapi Islam memenuhi semuanya dan adalah kesalahan besar jika
memasukkan Islam ke dalam deretan agama-agama lain hanya karena 1
milyar orang bebal menyebut diri mereka sebagai Muslim.

Terorisme Islam Adalah Buah Dari Islam

Terorisme Islam adalah buah dari Islam. Islam adalah pohon yang harus
dicabut. Selama pohon ini masih berdiri, pohon ini akan terus
menghasilkan buah yang pahit.
Menara kembar World Trade Center – New York City terbakar &
berasap,setelah ditabrak oleh 2 pesawat komersial yang dibajak & dipiloti oleh
gerombolan teroris Islam dari Arab Saudi, pada 11 September 2001.
Sekitar 3000 nyawa orang sipil yang tidak berdosa menjadi korban.

Perhatikan foto di atas : asap di bagian bawah membentuk gambar SETAN .


Zoom foto SETAN ada di halaman bagian bawah.
Hampir 10 tahun sebelumya, BUNDA MARIA dalam penampakan nya di
Medjugorje, sebuah kota di negara Bosnia-Herzegovina (ex.Yugoslavia)
Eropa - yang pada tanggal :
25 September 1991 memberikan pesan bahwa :
”….SETAN ingin menunjukkan kepada dunia, wajahnya yang
mengerikan.....”
www.medjugorje.org/index.html
www.medjugorje.org/messagesall.html
www.medjugorje.com
Penampakan Bunda Maria di Medjugorje dimulai sejak 25 Juni 1981 dan
masih terus berlangsung sampai saat ini di tahun 2020 dan menjadi salah satu
tujuan ziarah umat Katolik sedunia.

SETAN muncul dalam asap salah satu Menara Kembar yang terbakar, The
World Trade Center, setelah 2 pesawat komersial yang dibajak teroris Islam
dari Arab Saudi menabraknya.
Wajah jelas SETAN terlihat pada zoom foto di atas. Seorang teman di
Medjugorje, menginstruksikan seseorang dari Caritas of Birmingham, untuk
secara pribadi menghubungi Associated Press (AP) di New York City, untuk
memverifikasi bahwa foto tsb tidak diedit.
Karena banyaknya pertanyaan yang masuk ttg hal ini, maka Caritas membuat
surat resmi kepada AP untuk memperoleh konfirmasi resmi. AP menyatakan
bahwa mereka (AP) memiliki kebijakan yang sangat ketat, bahwa dilarang
keras untuk mengedit foto/gambar/video apapun.Bahkan fotografer AP yang
mengambil gambar tsb tidak mengetahuinya, sampai orang2 mulai
menanyakannya kepada dirinya & AP.
Foto tsb jelas tidak memerlukan klarifikasi ulang.

Sebagai tanda kehadiran TUHAN YESUS, dua balok besi membentuk SALIB
setinggi 5.2mtr ditemukan dalam terang cahaya pertama di pagi buta, diantara
reruntuhan Menara Utara World Trade Center oleh Frank Silecchia yang
sedang bekerja mencari korban, dia segera berlutut menangis karena
mengerti, itu tanda bahwa TUHAN YESUS tidak meninggalkan rakyat
Amerika. SALIB tsb dijadikan monument sampai saat ini.

Salah seorang pengkritik Islam paling keras di dunia hari-hari ini adalah
seorang pria asal Iran yang telah ber imigrasi ke Kanada yang bernama
ALI SINA, yang adalah seorang EX.MUSLIM & dokter berpendidikan
Eropa. Ia membuat gerakan Faith Freedom/ Kebebasan Beragama.
Website www.exmuslim.org semakin dibanjiri muslim2 yang telah murtad.
Pandangan Ali Sina tentang Islam sangatlah kontroversial, dan juga
pandangannya mengenai Presiden Amerika Barrack Obama. Beberapa
waktu yang lalu, ia merilis bukunya yang berjudul Understanding
Muhammad, yang secara simultan menjungkir-balikkan opini & sudah
diterjemahkan ke beberapa bahasa di dunia, termasuk Indonesia..
Karena itu, saya mengajukan pertanyaan padanya dalam sebuah sesi
wawancara, agar ia bisa membagikan pemahamannya mengenai, atas dasar
apa Islam dibangun, serta apa yang sedang terjadi dalam dunia kita hari-hari
ini. Komunikasi mengalir sebagai berikut:
Gary Dale Cearley: Bisakah anda memberitahukan sedikit mengenai diri anda
dan latar belakang anda?
Ali Sina: Saya dilahirkan dari sebuah keluarga Muslim. Hari ini, tidak satu pun
dari anggota keluargaku yang masih memeluk Islam dan aku tahu banyak dari
anggota keluarga kami yang lebih luas, sama seperti kebanyakan orang Iran,
telah meninggalkan Islam atau sementara dalam proses untuk meninggalkan
agama ini. Banyak orang Iran yang sudah berhenti mempercayai Islam.
Sejak masa kecil, ketidakadilan merupakan pengalaman yang mengerikan
yang dialami oleh jiwaku. Aku menjadi sangat terganggu dengan kebrutalan
yang aku saksikan. Dan apa yang kulihat itu benar-benar mempengaruhiku.
Mereka masih melakukannya seperti yang dulu pernah mereka lakukan saat
aku masih kecil.
Banyak orang muda yang bereaksi terhadap ketidakadilan dengan menjadi
para revolusioner. Mereka memilih melakukan yang jahat dengan tujuan untuk
memerangi ketidakadilan dan karenanya menciptakan lebih banyak lagi
ketidakdilan dan kekerasan ke dalam dunia. Aku berdoa supaya aku bisa
menjadi instrumen perdamaian. Membawa cinta kasih dimana ada kebencian;
pengertian saat ada kebingungan, damai saat terjadi perselisihan. Tentu saja
semuanya itu hanya ada dalam pikiranku, yaitu ketika aku sendiri tengah
kebingungan, terjebak dalam belenggu kebohongan.
Aku mempertanyakan ketidakadilan dan meyakini bahwa hal itu disebabkan
oleh keserakahan. Di kemudian hari aku bisa memahami banyak kejahatan
yang dilakukan oleh seseorang, disebabkan oleh keyakinan mereka pada
doktrin-doktrin yang jahat.
Mengutip Blaise Pascal,
“Orang tak pernah melakukan kejahatan yang paling sempurna dan
melakukannya dengan senang hati, kecuali saat mereka melakukannya
melalui keyakinan keagamaan.”
Ketika aku membaca Quran, coba memahami apa yang sesungguhnya
dimaksudkan oleh Pascal, maka di kemudian hari kata-katanya itu menjadi
jelas bagiku.
Itulah saat ketika aku memutuskan bahwa waktunya untuk berdoa sudah
selesai dan waktunya untuk bertindak telah dimulai. Tentu saja pencerahan ini
tidak terjadi dalam satu malam. Itu membutuhkan waktu 2 tahun belajar,
peperangan dalam batin dan pencarian jati diri. Aku dibawa dari penyangkalan
kepada keterkejutan, kemudian pada perasaan bersalah dan kemudian
kebingungan.
Aku mulai menulis penemuan-penemuanku di internet dan kemudian semakin
banyak EX.MUSLIM yang telah mendapat pencerahan bergabung denganku.
Riak kecil kami menjadi sebuah gelombang tsunami dan kini kami adalah
sebuah gerakan, yang membawa revolusi yang tenang, tanpa kekerasan,
melainkan melalui pemahaman, dengan menjelaskan yang tidak dijelaskan
dan menyebarkan pengetahuan.
Kami telah menolong ribuan orang Muslim untuk menemukan kesalahan Islam
dan bergabung dengan seluruh umat manusia. Doa yang kuucapkan pada
masa kanak-kanak kini telah menjadi kenyataan. Aku telah menjadi alat
perdamaian dan aku tidak sendirian. Kini kami adalah suatu pasukan yang
telah bangkit untuk menyingkirkan kegelapan oleh karena ketidaktahuan,
melalui terang pengetahuan.

Gary Dale Cearley: Anda telah menulis sebuah buku berjudul : Memahami
Muhammad: Sebuah Psikobiografi . Sudah diterjemahkan dlm bahasa
Indonesia & bbrp bahasa di seluruh dunia. Ceritakanlah buku itu kepada
kami.
Ali Sina: Buku tersebut, seperti judulnya, menyingkapkan motivasi-motivasi di
balik semua tindakan Muhammad. Muhammad adalah sebuah enigma (teka-
teki). Ia melakukan banyak hal yang membuat orang percaya bahwa ia tulus.
Ia memberi kesan bahwa ia yakin akan kenabiannya, sedangkan pada saat
yang sama ia kejam, licik dan jahat. Jadi bagaimana anda dapat menjelaskan
hal yang bertentangan ini? Apakah ia seorang pembohong? Jika demikian,
bagaimana ia dapat begitu meyakinkan?

Dalam buku saya, “Memahami Muhammad”, secara singkat saya


menceritakan biografinya. Kisah hidup Muhammad ditulis dalam banyak buku
dan kita dapat mempelajarinya dari sumber-sumber orisinil yang disebut Sura.
Buku saya lebih memperhatikan psikologi Muhammad.

Memahami Muhammad tidak berfokus pada “apa”, melainkan pada


“mengapa”. Daripada mengisahkan apa yang dikatakan atau dilakukan oleh
Muhammad, buku tersebut lebih menjelaskan dorongan-dorongan mental
yang membuat dia melakukan hal-hal yang dilakukannya semasa hidup.

Aku telah menunjukkan bahwa Muhammad menderita serangkaian


morbiditas / ketidak normal an, gangguan-gangguan mental dan
kepribadian yang secara kolektif menjelaskan fenomena yang dikenal
sebagai Islam.
Apabila anda telah mengerti masalah psikologis Muhammad dan cara dia
beroperasi, anda akan dapat melihat bahwa Islam hampir-hampir tidak dapat
mempertahankan diri lagi atau akan segera runtuh.
Buku tersebut benar-benar sesuai dengan klaim yang diucapkannya. Buku itu
membuat pembaca bisa memahami Muhammad dan Islam. Buku itu telah
mendapat ulasan-ulasan yang membangkitkan semangat.
Sam Vaknin, penulis buku Malignant Self-love menulis, buku “Memahami
Muhammad” memberikan sebuah penjelasan. Suatu momen langsung
menuju kepada momen pencerahan berikut hingga pada puncaknya dimana
sebuah rantai kausatif muncul, mulai dari para pendirinya pada abad ke 7
hingga para pengikut dan penganutnya di masa kini”. Jika anda telah
membaca buku ini, anda tidak hanya akan memahami Muhammad, namun
juga memahami orang Muslim.

Buku tersebut telah dibaca oleh banyak orang Muslim & berbagai agama di
seluruh dunia. Seorang Muslim yang pertama-tama menulis padaku untuk
membuktikan bahwa aku keliru. Aku menantang mereka untuk membaca buku
itu dan kini banyak diantara mereka yang telah menjadi sekutu-sekutu saya
yang kuat untuk membantu menyadarkan Muslim2 yang lain di seluruh dunia.
Aku yakin, jika pencerahan yang diberikan oleh buku ini telah menyebar,
maka Islam akan tinggal menjadi sejarah dan dengan demikian
TERORISME tidak akan ada lagi.

Gary Dale Cearley: Mengingat anda telah menjadi seorang yang murtad di
mata orang Muslim, saya tertarik dengan macam-macam ancaman yang anda
terima dari komunitas Muslim dan dari mana ancaman-ancaman itu datang?
Ali Sina: Apabila anda meninggalkan Islam, ancaman akan datang dari
segala arah. Murtadnya anda menghina semua orang Muslim, dan masing-
masing mereka akan menyerang anda dengan cara mereka sendiri. Ada
orang-orang Muslim yang berniat untuk membunuhmu, namun tidak semua
orang Muslim adalah pembunuh.
Mereka yang tidak mengeluarkan ancaman mati terhadap anda akan
mengacuhkan anda, mengasihani anda dan menjelek-jelekkan anda dengan
perkataan atau tulisan sehingga orang lain pun terpengaruh. Aku mendapat
informasi, ada dua fatwa untuk membunuh saya yang dikeluarkan oleh dua
orang mullah di India.
Juga ada harga untuk kepalaku, yaitu: satu juta Rupee. Jumlah ini hanya
sekitar 20.000 dollar Amerika. Aku agak sedikit kecewa hehe... Menurutku,
aku bernilai lebih dari itu, tapi aku sadar, jumlah itu lebih dari 30 keping uang
perak untuk menghargai Yesus Kristus yang dijual oleh Yudas Iskariot.

Gary Dale Cearley: Perubahan-perubahan apa yang telah anda alami dalam
keluarga anda sendiri sejak anda meninggalkan Islam?
Ali Sina: Tidak terlalu banyak. Keluargaku tidak fanatik. Kami termasuk
orang-orang beriman yang tertipu, yang sebelumnya berpikir bahwa
Islam berarti damai & indah dan kami pikir para teroris sangat keliru
memahami Islam. Aku sangat terkejut membaca Quran dan mendapati
bahwa kami lah yang sangat keliru dan para teroris itu hanya melakukan apa
yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim yang baik.
Mayoritas orang Muslim berada dalam kategori ini. Mereka tertipu dan berpikir
bahwa Islam adalah agama damai & indah. Mereka mengutuk kaum ekstrimis.
Namun demikian, kebenarannya adalah kaum ekstrimis itulah yang
merupakan orang-orang yang paling memahami Islam, sementara kaum
moderat tidak. Kaum moderat percaya pada sebentuk Islam yang lembut
yang di-karang2 oleh mereka sendiri, dan tidak bersangkut-paut dengan
Islam yang diajarkan Muhammad.

Gary Dale Cearley: Apakah anda masih mempunyai hubungan dengan orang
Muslim setelah anda meninggalkan agama Islam?
Ali Sina: Aku sama sekali tidak lagi mempunyai kontak dengan mereka.

Gary Dale Cearley: Seandainya anda bertemu dengan Osama Bin Laden
[sudah tewas], dan Ayman Al Zawahiri (sudah hampir mati karena penyakit),
apa yang akan anda katakan kepada mereka?
Ali Sina: Satu-satunya pesan yang akan kusampaikan kepada binatang-
binatang itu adalah peluru di kepala mereka.
Pesanku kepada semua orang Muslim adalah: “Islam adalah sebuah
kebohongan dan mereka tidak boleh membunuh orang atau
mengorbankan hidup mereka sendiri, demi sebuah kebohongan.”
Tidak semua orang Muslim adalah teroris, namun mereka semua tidak
percaya, bahkan benci kepada non Muslim, hingga dipraktekkan pada
kehidupan Muslim sehari-hari.

Islam adalah agama yang dibangun di atas kebencian. Tanpa adanya


musuh yang dibenci, Islam akan kehilangan alasan utama atas
keberadaannya.
Contoh yang tepat mengenai hal ini adalah apa yang baru-baru ini terjadi di
Iran. Ahmadinejad, orang yang mencurangi pemilu, menunjuk Esfandiar
Rahim Mashai, seorang kerabatnya, sebagai wakilnya. Para pemilih Mashai
murka terhadap kelompok garis keras dan Khamenei merasa terhina oleh
penasehat Presiden yang dipilihnya sendiri dan memerintahkannya untuk
melengserkan Mashai. Mengapa? Karena tahun lalu Mashai berkata, “Orang
Iran adalah sahabat semua bangsa di bumi – bahkan orang Israel.” Ketika itu
ia menjabat sebagai Wakil Presiden yang menangani bidang pariwisata dan
peninggalan budaya”.
Dengan membuat pernyataan ini, walaupun ia tidak bersungguh-sungguh
akan hal itu; karena ia adalah bagian dari rejim Islam dan sama seperti orang
sebangsanya yang membenci Israel, Mashai telah meremehkan legitimasi
Republik Islam yang didirikan atas dasar kebencian dan yang membutuhkan
musuh-musuh yang nyata bagi keberlangsungannya.
Bukan hanya itu, ia juga meremehkan legitimasi Islam yang didirikan di atas
kebencian terhadap orang non Muslim dan terutama orang Yahudi & Kristen.
Islam membutuhkan musuh-musuh agar ia bisa tetap hidup/ada.
Kebencian itu harus tetap dipelihara.
Sigmund Freud menulis dalam Civilization and Its Discontents,
“Kita selalu dapat menggabungkan sejumlah besar orang dalam kasih,
asalkan ada orang-orang lain yang tersisa untuk menerima manifestasi-
manifestasi keagresifan mereka”.

Orang Muslim akan dipersatukan selama ada orang non Muslim untuk dibenci.
Tapi diantara mereka sendiri mereka saling bertikai mengenai siapakah yang
disebut orang beriman yang sejati, dan kebencian mereka akan ditujukan
kepada orang-orang yang mempunyai penafsiran yang berbeda mengenai
Islam.
Selama Islam diyakini sebagai agama dari Awloh, kebencian itu akan
berlanjut dan pembunuhan serta peperangan tidak akan berakhir. Jadi,
memang tidak ada pilihan lain selain mengekspos kesalahan Islam dan
memisahkan orang Muslim dari ajaran Islam.

Pesan ini tidak didengar oleh para teroris yang keras hati. Pesan ini adalah
bagi orang-orang Muslim yang tidak mengetahui kebenaran mengenai
Islam, yang akan sangat terkejut jika mempelajarinya.
Kelompok orang Muslim yang moderat ini adalah tulang punggung jihad
Islam. Para Jihadis berasal dari kaum awam Muslim dan mereka didukung
secara moral dan finansial.
Jika kita dapat membuat mereka melihat kebenaran, maka terorisme
Islam akan berakhir.

Terorisme Islam adalah buah dari Islam. Islam adalah pohon yang harus
dicabut. Selama pohon ini masih berdiri, pohon ini akan terus
menghasilkan buah yang pahit.

Gary Dale Cearley: Bagaimana orang non Muslim menerima anda?


Ali Sina: Tidak ada masalah dengan komunitas non Muslim. Non Muslim tidak
mempunyai konsep “kita ‘musuh’ mereka” … di mana sangat jelas terlihat
dalam ideologi Islam. Aku tinggal di Kanada. Kami adalah bangsa imigran.
Kami semua setara dan menanyai orang mengenai agamanya dianggap
sebagai hal yang tidak sopan. Tidak seorang pun peduli apa yang anda yakini.
Di Kanada aku hanyalah seorang Kanada, bukan lagi Iran.
Ada orang-orang Muslim yang merasa terasing di negara-negara Barat. Itu
karena mereka memilih untuk tidak berbaur.
Mereka ingin mengenakan pakaian Muslim, menyelubungi para wanita
mereka dengan kain sprei hitam seperti tenda, makan dengan cara yang
berbeda, bersikap lain, berpikir lain, dan tidak menyatu dengan budaya
dan negara dimana mereka tinggal. Wajarlah jika anda tidak diterima jika
anda aneh.
Di Kanada kami mempunyai komunitas orang Hindu dan Sikh yang besar dan
mereka sangat membaur, dan mereka adalah salah satu tulang punggung
ekonomi Kanada, sementara orang-orang Muslim yang datang dari hutan
yang sama, sama sekali tidak membaur. Salah mereka sendiri jika mereka
tidak membaur. Negara-negara Barat terbuka untuk semua dan mengakui
keberagaman. Disini orang tidak berburuk sangka. Muslim belajar tidak
menyukai non Muslim, lalu siapa yang dapat menyalahkan mereka?

Gary Dale Cearley: Nasehat apa yang akan anda berikan kepada Barack
Obama dan para pemimpin Barat lainnya dalam menangani terorisme &
radikalisme Islam ?
Ali Sina: Nasehatku kepada Barack Obama adalah agar ia berkemas dan
mencari suaka perlindungan di Kenya negara ayahnya, sebelum orang-
orang Amerika mendapati bahwa ia adalah seorang penipu dan seorang
pengkhianat.
Orang ini mempunyai misi untuk menghancurkan Amerika. Jajak Pendapat
menunjukkan bahwa orang-orang Amerika mulai terbangun dan menyadari
kesalahan besar yang telah mereka lakukan.
Obama menjadi Presiden bukan karena kebijakan-kebijakannya, tapi karena
rasa bersalah yang dimiliki orang kulit putih. Seumur hidupnya ia membenci
Amerika. Katakanlah padaku siapa sahabat-sahabatmu dan aku akan
mengatakan padamu siapakah dirimu yang sebenarnya. Siapakah sahabat-
sahabat Obama?(Who were the friends of Obama?) Jeremiah Write, Bill Ayer,
Louis Farrakhan, Rashid Khalidi, Tony Rezko, dan sekelompok orang tolol
lainnya !
Siapakah mentor-mentornya ketika ia bertumbuh dewasa? Si pedofil Frank
Marshal Davis dan tokoh supremasi hitam Malcolm X ! Aku tidak memberi
nasehat kepada musuh-musuh Amerika.
Namun demikian, jika Amerika mempunyai Presiden lain yang sah,
nasehatku adalah : Larang Islam dan Syariah !
Selama Perang Dingin, Amerika melarang komunisme karena
komunisme merupakan ancaman bagi Konstitusi Amerika. Presiden
Truman memperkenalkan Federal Employee Loyalty Program (FELP) pada
tahun 1947 yang bertujuan untuk menangani resiko-resiko keamanan
terhadap Pemerintahan Federal. Setiap orang yang mengambil pekerjaan
baru dalam pelayanan sipil atau pemerintahan harus diinvestigasi.
Kongres Amerika mendirikan House Committee on Un-American
Activities (HUAC) yang menginvestigasi keterlibatan komunis dalam industri
film, pendidikan, serikat-serikat dan pemerintahan. Pasangan Julius dan Ethel
Rosenberg didakwa sebagai mata-mata dan menjual rahasia-rahasia nuklir
kepada Uni Soviet selama Perang Dunia II dan langsung dieksekusi. Benar,
ekses-ekses juga terjadi. Namun adalah sebuah kesalahan jika mengutuk
keputusan Amerika untuk memerangi musuh-musuh internalnya oleh karena
adanya ekses-ekses tersebut.
Boleh jadi oleh karena adanya ekses-ekses tersebut, orang Amerika dipenuhi
dengan rasa bersalah hingga pada tingkat dimana mereka kehilangan
kemauan untuk membela negara mereka di hadapan ancaman yang
sebenarnya.
Ingatkah anda bagaimana Pakistan mendapatkan bom nuklirnya? Itu
dikarenakan Abdul Qadeer Khan, seorang Muslim, diijinkan untuk bergabung
dengan staf Physical Dynamics Research Laboratory (FDO) di Belanda dan
dari sana ia mencuri teknologinya dan kembali ke Pakistan untuk membuat
“Bom Islam”.
Kesetiaan orang Muslim hanyalah kepada Islam. Anda tidak dapat
mempercayai mereka berkenaan dengan pekerjaan-pekerjaan yang
sensitif.

Pada bulan Juli tahun lalu (2010), organisasi ekstrimis Hizb-ut-Tahrir, (Partai
Pembebasan) melaksanakan konperensi pertama yang dipersiapkan di
Amerika Serikat, dengan tema “Fall of Capitalism and Rise of Islam.”
Konperensi itu dihadiri oleh 700 orang, dilaksanakan di Hotel Hilton di
Chicago.
Hal yang mencengangkan bahwa kemudian pihak Hotel Hilton menolak
sebuah acara yang menampilkan Geert Wilders, anggota parlemen
Belanda yang tengah melakukan pertempuran melawan ekspansi Islam
di Eropa.
Tujuan Hizb-ut-Tahrir adalah untuk menumbangkan pemerintahan-
pemerintahan sah di seluruh dunia dan mendirikan kekalifahan, yang menurut
dugaan orang dilakukan tanpa aksi kekerasan. Kelompok ini kemudian
dilarang di kebanyakan negara-negara Islam & Eropa, tetapi diijinkan
beroperasi di Amerika Serikat dan untuk secara terbuka mempromosikan
penghapusan Konstitusi Amerika… Inilah ketololan Obama !!!
Akhirnya, beberapa Negara Islam di Timteng, Asia, Amerika Serikat &
Eropa memasukkan Hizb-ut-Tahrir dalam daftar organisasi TERORIS &
dilarang beroperasi.
Indonesia membubarkannya pd 2017.
Orang-orang radikal ini ada di sini, di Amerika dan diberikan kekebalan penuh
untuk merencanakan penghancuran Amerika. Jika masih ada seorang
presiden patriotik yang menjalankan pemerintahan, maka aku akan
memberitahukan dia untuk melarang semua kelompok-kelompok Islam yang
bekerja untuk menentang Amerika dan konstitusinya.
Sayangnya kita tidak memiliki presiden yang patriotik.
Sebaliknya kita punya Obama seorang pria rasis yang membenci
Amerika di sepanjang hidupnya dan melakukan semua yang bisa ia
lakukan untuk melemahkan dasar Yudeo-Kristennya, dan membuka
pintu gerbang bagi masuknya orang-orang Muslim.
Melalui sikapnya yang menundukkan kepala dan membungkukkan badan saat
bertemu dengan raja Saudi, kepala dari sekolah Wahhabi Islam – dengan
jelas memberitahukan pada kita semua hal mengenai, terhadap siapa
sebenarnya loyalitas Obama tertuju.
Setiap orang yang mempunyai akal sehat tahu bahwa Islam sedang
berperang dengan Amerika. Apa yang dilakukan oleh Obama? Ia
mengangkat dua orang Muslim yang saleh untuk menduduki Pos-Pos
yang berkaitan dengan Masalah Keamanan.
Arif Alikhan, Asisten Sekretaris untuk Kebijakan di Departemen Keamanan
Dalam Negeri, adalah seorang Muslim Suni yang saleh. Sebagai asisten
sekretaris untuk Kantor Urusan Kebijakan Departemen Keamanan Dalam
Negeri. Alikhan adalah tokoh di balik dibatalkannya rencana Departemen
Kepolisian Los Angeles (LA) untuk memonitor komunitas Muslimnya.
Ia berafiliasi dengan MPAC (Dewan Urusan-Urusan Publik Muslim/“Muslim
Public Affairs Council”). Ini seperti menaruh serigala yang licik untuk
mengurusi soal kandang ayam.
Orang-orang Amerika harus mempersiapkan diri mereka terhadap
serangan-serangan teroris yang lebih banyak dan tanggungjawab ada
pada Obama dan tentu saja pada setiap orang yang memilih seorang
pengkhianat idiot seperti ini.
Sekarang, saya tidak lagi menyalahkan Obama. Ia melakukan apa yang ia
telah impikan sejak masa mudanya yaitu untuk menghancurkan Amerika.
Yang mengherankanku adalah, bagaimana bisa sampai orang-orang Amerika
menyerahkan negeri mereka kepada seorang musuh yang berperilaku seperti
serigala.
Obama bukanlah seorang intelektual. Ia orang yang tolol. Obama berbohong
dan ia menyesatkan orang-orang yang mudah ditipu. Itulah keunggulan
seorang narsistik seperti Obama. Mereka mempesona dan yakin percaya diri
terhadap kebohongan-kebohongannya.
Kita semua melakukan kesalahan. Tetapi mengapa sekarang, saat kebenaran
muncul dan sudah jelas bahwa kelompok Islam penipu liar ini sedang bekerja
menentang Amerika, Obama tidak bereaksi? Obama bukanlah seorang
presiden yang punya legitimasi. Jangan biarkan arus media yang pincang dan
bias membodohi anda. Fakta-fakta ada di luar sana, yaitu bagi mereka yang
mau dengan sungguh-sungguh mempelajarinya.
Obama harus diadili, dipertanyakan atas tindakan-tindakannya yang
menunjukkan sikap pengkhianatan.
Baiklah, kembali pada pertanyaan anda:
Amerika harus mengkonfrontasikan Islam, mengakuinya sebagai sebuah
ideologi permusuhan/kebencian dan harus mendidik publik untuk tahu
bagaimana menghadapi ancaman dari ideologi fasis & radikal ini.
Gary Dale Cearley: Banyak orang, mulai orang-orang yang ada di jalanan,
para sosiolog hingga para politisi, sudah mengekspresikan kepedulian
mengenai pertumbuhan imigran Muslim ke Barat. Haruskah mereka peduli
dan jika ya, kepedulian yang bagaimana yang seharusnya mereka miliki?
Ali Sina: Ya, mereka harus bersikap peduli. Orang-orang Muslim tidak seperti
para imigran lainnya. Mereka tidak mau berintegrasi dengan budaya anda,
sebaliknya mereka bermaksud untuk menaklukkan negara anda melalui
kelahiran dan penjarahan.
Mari kita dengarkan apa yang dikatakan oleh Omar Ahmad, Wakil Pendiri
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang mengatakan:
“Islam ada di Amerika tidak dimaksudkan untuk menjadi setara dengan iman-
kepercayaan lainnya, tetapi untuk menjadi dominan. Quran, kitab suci
Muslim, harus menjadi otoritas tertinggi di Amerika, dan Islam menjadi
satu-satunya agama di bumi…”
“Berperang melawan kebebasan, berperang demi Islam, bukanlah aksi bunuh
diri…Mereka membunuh diri mereka sendiri demi Islam.”

Asal Mula Kebencian Muslim Terhadap


Orang Yahudi + Kristen

Orang yang narsistik seperti Muhammad, ahli dalam hal pembunuhan


karakter. Jika anda menentangnya maka ia akan mengabaikan penalaran
anda, alih-alih ia akan menyerang motif anda, kecerdasan anda dan karakter
anda.
Muhammad menyebut para lawannya :
• “munafik” (Sura 3:167; 4:61, 88:138),
• orang yang “mempunyai penyakit dalam hati mereka (Sura 5:52; 8:49;
9:125; 22:53; 24:50; 33:12, 32, 60; 47:20-29; 74:31),
• bisu, tuli dan buta, dan tidak berakal (Sura 2:18; 2:171: 5:71; 6:25-39)
• “lebih buruk daripada se-buruk2nya binatang,” (Sura 8:22-55), dan
• seperti babi, kera dan tikus (Sura 7:166, 2:65, 5:60).
Argumen-argumen ini bukan dari Tuhan, dan hanya menyatakan gangguan
mental Muhammad.
Muhammad memulai agamanya dalam gaya Yudaisme dan mengklaim bahwa
ia datang untuk orang-orang Mekah dan sekitarnya untuk membawa berita
yang sama yang dibawa dan disampaikan oleh para nabi dalam Alkitab
kepada orang Israel. Ia mula2 memilih Yerusalem sebagai kiblatnya. Ketika
ia ditolak oleh orang-orang Mekah, lalu pindah ke Yathrib/Medinah, ia
mengharapkan orang Yahudi untuk bergabung dan memeluk agamanya.
Ibn Ishaq mengatakan,
• “Rasul memerintahkan orang Yahudi untuk memeluk Islam dan
membuatnya menarik bagi mereka”.[1]
Ini tidak membuktikan bahwa Muhammad adalah penulis Quran. Ia
membentuk agamanya bergantung situasi. Tetapi pengharapannya untuk
menarik hati orang Yahudi segera musnah. Mereka mengatakan bahwa
mereka hanya akan mengikuti agama leluhur mereka karena mereka
lebih terpelajar daripada Muhammad.
Ayat berikut dibuat Muhammad sbg tanggapan terhadap orang Yahudi :
• Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata:
"Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul
Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah:
"Kepunyaan Awloh-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".
• Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu
(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa
yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang
yang telah diberi petunjuk oleh Awloh; dan Awloh tidak akan menyia-
nyiakan imanmu. Sesungguhnya Awloh Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia.
• Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu
berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-
orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil)
memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah
benar dari Tuhannya; dan Awloh sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan.
• Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua
ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan
kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian
merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang
ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu – kalau begitu – termasuk
golongan orang-orang yang zalim. (Qs al Baqarah 2:142-145)

Muhammad mengatakan pada orang-orang Yahudi bahwa namanya ada


disebutkan dalam Alkitab dan bahwa ia adalah nabi yang mereka
nantikan.
Tetapi orang Yahudi sangat mengenal Kitab Suci mereka dan menjawab
bahwa Muhammad tidak membawa apapun dan bahwa mereka tahu ia
bukanlah DIA yang dijanjikan bagi mereka.[2]
Ini membuat Muhammad marah dan bersikap kejam terhadap mereka
dan ia mulai menghina mereka. Ia menuduh mereka sebagai para
pembunuh nabi dan menceritakan kisah-kisah jelek mengenai mereka
seperti Awloh mengubah nenek moyang mereka menjadi babi dan
monyet.
Ini menandai permulaan kebencian kekal dan kekerasan Islam terhadap orang
Yahudi.
Para sejarawan Muslim mengklaim, bahwa orang Yahudi mengetahui perihal
kedatangan seorang nabi Arab dan telah menantikan Muhammad karena apa
yang telah mereka baca dalam kitab suci mereka. Namun demikian, ketika
Muhammad membuat klaimnya, mereka menolaknya.
Ibn Hisham mengutip seorang Muslim yang menceritakan kisah dongeng
fiksi / rekayasa / palsu berikut ini:
“Abdul’l-Ashhal, keluar rumahnya dan menemui kami pada suatu hari. (Pada
waktu itu saya adalah orang yang termuda dalam rumah saya). Ia berbicara
mengenai kebangkitan, penghitungan, timbangan, firdaus dan neraka. Ketika
ia berbicara mengenai hal-hal ini, para penyembah berhala berkata, ‘Demi
Tuhan ! Menurutmu adakah hal-hal sedemikian, dimana orang dibangkitkan
dari kematian ke tempat yang ada taman dan api, dan mereka akan
mendapatkan upah dari perbuatan-perbuatan mereka?’ Ia berkata, ‘Ya. Dan
demi dia yang manusia bersumpah demi namanya, dia akan berharap ia akan
berada dalam oven terbesar dalam rumahnya daripada berada dalam api
[neraka] itu: mereka akan memanaskannya dan melemparkannya ke dalam
api itu dan memplesternya agar ia tidak dapat keluar dari situ keesokan hari’.
Ketika mereka meminta tanda akan hal tersebut, ia berkata sambil menunjuk
ke Mekah dan Yaman, ‘Seorang nabi akan diutus dari [arah] negeri ini’. Ketika
mereka bertanya kapan ia akan muncul, ia melihat kepadaku, orang yang
termuda, dan berkata: ‘Anak ini, jika ia menjalani hidupnya, [ia] akan
melihatnya’, dan demi Awloh, sehari semalam tidak akan berlalu sebelum
Awloh mengutus Muhammad rasul-Nya. Kami percaya padanya, tetapi ia
menyangkalinya dalam kejahatan dan kedengkiannya. Ketika kami bertanya,
‘Bukankah engkau yang mengatakan hal-hal ini?’ Ia berkata, ‘Tentu saja,
tetapi bukan dia orangnya’”.[3]
Kisah-kisah dongeng fiksi / palsu / rekayasa seperti ini banyak sekali
terdapat dalam literatur Islam dan masih populer hingga hari ini.
Tujuannya adalah untuk menghina orang Yahudi.
Menurut kisah-kisah ini, orang Yahudi mengenal Muhammad tetapi
menyangkalinya dengan kedengkian dan kejahatan dalam hati mereka. Orang
Muslim memercayai kisah-kisah ini dan oleh karena itu mereka membenci
orang Yahudi.
Inilah teknik yang digunakan Hitler untuk menghina orang Yahudi. Dalam
Mein Kampf ia menulis, “Orang Yahudi adalah wabah spiritual – terinfeksi oleh
penyakit yang lebih buruk daripada Wabah Hitam. Mereka adalah racun moral
dan spiritual, pembawa kuman jenis terburuk, menginfriksi pemikiran dunia”.[4]
Quran dan literatur Islam lainnya dipenuhi oleh hinaan seperti itu tentang
orang Yahudi. Berikut ini beberapa contohnya:

• Yahudi menjadi monyet hina, untuk menjadi contoh bagi orang-orang


sejaman dengan mereka dan generasi mereka yang akan datang.
(Sura 2:65-66)
• Orang Yahudi mengingkari perjanjian mereka dan membuang kitab
Awloh di belakang mereka. (Sura 2:100)
• Sekelompok orang Yahudi mengambil beberapa kata keluar konteks
dan membengkokkan lidah mereka untuk mengolok-olok agama yang
benar. (Sura 4:46)
• Mereka senang mendengar kepalsuan, memakan yang diharamkan;
mereka rakus akan keuntungan haram! (Sura 5:44)
• Mereka (orang Yahudi) berjuang untuk membuat kesesatan/kejahatan
di bumi. (Sura 5:64)
• (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita)
bohong .... Awloh tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka
beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang
besar. (Sura 5:41)
• Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram. (Sura 5:42)
• Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. (Sura 5:51)
• Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Awloh terbelenggu",
sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang
dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Awloh terbuka; Dia menafkahkan
sebagaimana Dia kehendaki. Dan Quran yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan
kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah
timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari
kiamat. (Sura 5:64)
• Orang-orang musyrikin itu ... kebanyakan dari mereka adalah orang-
orang yang fasik. (Sura 5:81)
• Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Awloh" dan orang-
orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Awloh."... Dilaknati Awloh
mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? (Sura 9:30)
• Orang Yahudi adalah bangsa pendusta ... mereka orang-orang yang
licik, pembohong dan jahat.[5]

Kisah di atas mengenai Abdul-Ashhal jelas sekali palsu & ini hanya 1 dari
ribuan dongeng2 palsu dalam literatur kitab2 Islam. Orang Yahudi mula-mula
tidak mengenal konsep neraka. Neraka yang digambarkan dalam kisah di atas
merupakan ajaran Islam.
Konsep hidup sesudah mati bagi Yudaisme diperkenalkan kemudian,
kemungkinan besar dari Zoroastrianisme. Gahanna ( Jahannam ) bukanlah
neraka, tetapi faktanya adalah nama daerah pembuangan sampah di
Yerusalem dan kemudian dijiplak namanya oleh Islam menjadi semacam
purgatori (api penyucian dalam ajaran Kristen) dimana orang dimurnikan dan
menurut Islam, durasi maksimum bagi seorang pendosa disana adalah 12
bulan.
Dan sudah tentu dalam Perjanjian Lama tidak ada petunjuk sama sekali
mengenai munculnya seorang nabi dari Arab atau Mekkah.
Namun demikian, juga tidak ada sama sekali referensi mengenai
Muhammad di dalam Alkitab.
Orang Muslim lalu berpendapat bahwa Alkitab itu telah dipalsukan.
Tetapi Muslim membuat dongeng lain bahwa ada dua rabbi Yahudi yang telah
menemukan deskripsi mengenai Muhammad dalam kitab suci mereka, maka
semestinya kitab itu tidak dipalsukan setidaknya hingga jaman Muhammad.
Sampai pada jaman itu, ada ribuan salinan Alkitab yang telah tersebar di
seluruh Eropa, Afrika dan Timur Tengah, kebanyakan diterjemahkan oleh para
misionaris Kristen ke dalam beberapa bahasa.
Mungkinkah semua orang Yahudi dan semua sekte Kristen, yang saling tidak
menyukai satu sama lain dan tidak berbicara terhadap satu sama lain, dari
seluruh dunia, berkumpul bersama dan sepakat untuk memalsukan kitab suci
mereka untuk menghapus nama Muhammad? Kalau iya, mengapa mereka
mau melakukan hal semacam itu?
Jika orang-orang ini percaya pada kitab suci mereka, bukankah lebih logis jika
berasumsi bahwa mereka mau memeluk Islam? Menurut orang Muslim,
semua orang tahu bahwa Islam itu benar. Alasan Yahudi & Kristen
menolaknya adalah karena sakit dalam hati mereka. Inilah yang dikatakan
Muhammad mengenai para penolaknya dan orang Muslim tidak mempunyai
pilihan lain selain memercayainya.
Tidaklah cocok bagi orang yang rasional untuk menyakini kepercayaan aneh
ini. Keseluruhan pengakuan iman Islam didasari atas kepalsuan2 seperti ini.
Ada manuskrip-manuskrip Ibrani termasuk Gulungan Laut Mati yang
bertanggal abad ke-2 Sebelum Masehi. Catatan tertua teks selengkapnya
dalam terjemahan Yunani disebut Septuagint, bertanggal abad 4 M. Para
arkeolog telah menemukan sekitar 5.500 manuskrip Perjanjian Baru,
dalam bagian-bagian maupun kitab yang lengkap.
Tidak satupun manuskrip itu yang mengandung referensi mengenai
Muhammad. Bagi orang Muslim berdusta bagi agama mereka adalah
praktik yang suci. Agama ini sepenuhnya didasarkan atas dusta /
taqiyya.
Mengapa orang waras harus memercayai omong kosong ini? Itu karena
Muhammad adalah seorang yang narsistik dan orang yang demikian percaya
bahwa siapapun yang menentangnya melakukan hal itu karena ia jahat.
Orang yang narsistik tidak dapat menerima bahwa mungkin alasan
ketidaksetujuan orang lain dengannya adalah karena cerita-ceritanya
tidak waras & tidak masuk akal sehat sesuai logika. Cara berpikir
narsistik dapat ditemukan di seluruh Quran.
• “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Awloh penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
(Sura 2:10)
Kebencian terhadap orang Yahudi sangat tertanam dalam diri orang Muslim
sehingga persahabatan dengan mereka dianggap sebagai murtad dan
pengkhianatan.
Ibn Ishaq mengatakan seorang bernama al-Dahhak ibn Thabit dicurigai
sebagai munafik dan mengasihi orang Yahudi. Hassan ibn Thabit, seorang
penyair Muslim dari Medinah bercerita mengenai dia.
Siapakah yang akan mengatakan pada al-Dahhak bahwa urat-uratnya tidak
dapat dimuliakan dalam Islam?
Apakah kamu mengasihi orang Yahudi dari al-Hijaz dan agama mereka?
Agama mereka tidak akan menyamai agama kita, selama orang mengembara
di gurun terbuka.
Beberapa orang Yahudi bertemu orang Muslim dalam kegiatan-kegiatan antar
agama karena mereka berpikir mereka dapat mengadakan persahabatan
dengan mereka, untuk menjembatani jurang ketidakpercayaan dan membuat
ikatan persahabatan yang baru. Orang Muslim mengambil kesempatan dari
ketidaktahuan ini dan mengenakan topeng keramahan.
Ini hanyalah taqiyyah / kebohongan. Seorang Muslim sejati tidak dapat
mengasihi orang Yahudi.
Muhammad dengan tegas melarang orang Muslim berteman dengan
orang Yahudi dan Kristen :
• Ia berkata mereka adalah teman bagi satu sama lain dan orang yang
berteman dengan mereka tidak lagi Muslim, melainkan salah satu dari
mereka, seorang pendosa yang tidak ingin Awloh tuntun, dan mereka
adalah pecundang (Sura 5: 51,53)
• Ia mengutuki orang Yahudi karena ketidakpercayaan mereka (Sura
4:46),dan
• mengatakan bahwa mereka adalah pelaku kejahatan (Sura 4:160),
• menuduh mereka mengubah kitab suci mereka dan mendengarkan
kepalsuan (Sura 4:46).
• Ia mengatakan bahwa Awloh telah menghukum mereka karena dosa
mereka dan bahwa dalam dunia ini mereka akan mengalami kehinaan,
dan di akhirat siksa yang berat (Sura 5:41).
• Dalam keadaan paranoid dan sambil mengobarkan ketidakpercayaan
ia mengatakan orang Yahudi adalah orang yang paling kejam
terhadap orang Muslim (Sura 5:82).
• Dan dengan keliru menuduh mereka mengatakan bahwa tangan
Awloh tertahan dan menyebarkan kepalsuan. Ia mengatakan Awloh
telah menyebarkan permusuhan dan kebencian di antara para
pengikutnya dengan orang Yahudi hingga hari Kebangkitan (Sura
5:64).
Ibn Ishaq menulis,
“Beberapa orang Muslim tetap bersahabat dengan orang Yahudi karena
ikatan saling melindungi dan sekutu yang telah ada di antara mereka, maka
Awloh segera menurunkan wahyu mengenai mereka dan melarang mereka
untuk menjadi sahabat akrab :
• “Wahai kamu yang beriman, janganlah memilih orang di luar
komunitasmu untuk menjadi teman akrab. Mereka akan merusak
kamu dan merindukan reruntuhanmu. Dari mulut mereka kebencian
sudah menunjukkan dirinya dan apa yang disembunyikan dada
mereka lebih besar lagi ... Kamu mengasihi mereka tapi mereka tidak
mengasihimu dan kamu percaya pada kitab mereka ... sedangkan
mereka menyangkali kitabmu, agar kamu lebih berhak membenci
mereka daripada mereka membenci kamu ”.[6]
Inilah alasan tidak pernah akan ada damai diantara orang Muslim dengan
orang Yahudi.
• Kebencian terhadap orang Yahudi adalah bagian yang tidak
terpisahkan dalam Islam.
• Faktanya adalah tidak akan pernah ada damai antara orang Muslim
dengan siapapun !
• Apa yang berlaku terhadap orang Yahudi berlaku juga dengan orang
beragama lain dan orang yang tidak beragama.
• Anda dapat mengorbankan hidup anda bagi seorang Muslim tetapi
kebenciannya kepada anda tidak akan hilang. Ia tidak punya pilihan
lain.
• Selama orang Muslim percaya kepada Quran maka hatinya akan
dipenuhi dengan kebencian kepada non Muslim.
Ada doktrin dalam Islam yang disebut Wala wal Bara.
• Menurut doktrin ini orang Muslim wajib membenci orang non Muslim
dan segala sesuatu yang tidak islami, dan mengasihi orang Muslim
dan segala sesuatu yang islami, demi Awloh. Sebuah pencaharian di
internet mengenai topik ini akan menjelaskan natur sejati Islam.
[1] Ibn Ishaq. 259
[2]Ibn Ishaq. 257
[3] Ibn Hisham 81
[4]Mein Kamph 76
[5] Ibn Ishaq 240
[6] Ibn Ishaq. 262

Quran dan Peperangan Kekal

RUSIA baru-baru ini telah melarang kitab-kitab utama Islam – termasuk


Tafsir Sahih Bukhari – oleh karena kitab-kitab kaum Muslim itu diyakini telah
mempromosikan “eksklusivitas (supremasisme) dari salah satu agama dunia”
yaitu Islam. Atau menurut kata-kata yang dipakai oleh seorang asisten senior
jaksa agung Rusia, Ruslan Galliev, kitab-kitab Islam itu telah melahirkan
“para militant teroris Islam” yang menimbulkan munculnya permusuhan
etnis dan religious serta terorisme.

Jika Sahih Bukhari, sebuah koleksi hadis setebal 9 volume yang disusun di
abad ke-9 dan yang dianggap oleh Muslim Suni sebagai kitab kedua
terpenting setelah Quran, dilarang, karena dianggap menyebarkan
permusuhan, lalu bagaimana dengan Quran?
Bukhari adalah ahli tafsir Quran yang paling sahih & paling diakui Islam.
Disamping itu, jika Sahih Bukhari berisi pernyataan-pernyataan yang
mendukung terorisme yang diperuntukkan bagi kebesaran Muhammad,
serta seruan untuk membunuh orang-orang Muslim yang meninggalkan Islam,
maka Quran, kitab Islam yang paling penting, juga penuh dengan ayat-
ayat intoleransi dan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap orang-
orang non-Muslim.
Sebuah contoh kecil seruan Awloh dalam Quran untuk memerangi kafir
seperti yang ada di bawah ini:

• “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang


kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung
jari mereka” (Quran Sura al Anfaal 8:12).
• “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Awloh dan tidak
(pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa
yang diharamkan oleh Awloh dan RasulNya dan tidak beragama
dengan agama yang benar (agama Awloh), (yaitu orang-orang) yang
diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah
dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” (Quran Sura at
Taubah 9:29).
• “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-
orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah
mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat
pengintaian!” (Quran Sura at Taubah 9:5).
• “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah
sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Awloh mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui” (Quran Sura al Baqarah 2:216).
Ini baru sebagian kecil teks-teks Quran yang memicu kekerasan dan
intoleransi, seluruhnya ada sekitar 109 ayat2 kekerasan.
Sebagai contoh, sementara saya memberikan argumen yang lebih lengkap
disini, kendati Muslim diseluruh dunia, khususnya ke 57 anggota OKI terus
mendorong pengesahan hukum “penistaan agama” di arena Internasional,
maka ada satu ironi yang sangat besar yang hilang, khususnya pada sisi
orang Muslim sendiri yaitu: Jika hukum-hukum seperti ini melarang film-
film dan kartun-kartun yang menghina Islam, maka mereka pun, secara
logis, perlu melarang agama Islam itu sendiri – satu-satunya agama
dalam dunia ini yang teks-teks intinya secara aktif menghina dan
melecehkan agama-agama yang lain.
Arti kata “penistaan” itu sendiri adalah “menghitamkan reputasi orang lain”
atau “menilai secara salah atau tidak adil akan reputasi orang lain/sesuatu
yang lain, dengan cara menghina atau memberi label”.
Kalau demikian apa kaitan hal ini dengan teks-teks religius inti Islam – bukan
hanya Sahih Bukhari tetapi Quran itu sendiri, yang secara kasat mata telah
menghina, melecehkan dan menghitamkan reputasi dari agama-agama
lainnya?

Berikut sebagian kecil dari hadis-hadis Muhammad dlm Sahih Bukhari


yang penuh dgn kekerasan. Apakah hadis ini merupakan cerminan dari
Islam sebagai agama yang indah & damai?Silakan berpikir dalam-dalam:
Sahih Bukhari - Volume 4, Buku 52, Hadits 196
Diriwayatkan Abu Hurairah: Rasul Awloh berkata, "Saya telah diperintahkan
untuk bertempur dengan orang-orang sampai mereka berkata, 'Tidak ada
yang berhak disembah selain Awloh,' dan siapa pun yang mengatakan, 'Tidak
ada yang berhak disembah selain Awloh,' hidup dan harta miliknya akan
diselamatkan oleh saya kecuali untuk hukum Islam, dan rekeningnya akan
bersama Awloh, (entah untuk menghukumnya atau memaafkannya.) ”

Sahih Bukhari - Volume 9, Book 90, Hadis 333


Diriwayatkan Al-A'raj: Abu Huraira berkata, Rasul Awloh berkata, “Dengan Dia
di Tangan siapa hidupku, aku merasa berbahagia bertempur di alam Awloh
dan kemudian menjadi syuhada dan kemudian dibangkitkan (hidup kembali)
dan kemudian menjadi syuhada dan kemudian dibangkitkan (hidup kembali)
dan kemudian menjadi syuhada, dan kemudian dibangkitkan (hidup kembali)
dan kemudian menjadi syuhada dan kemudian dibangkitkan (hidup kembali).
”Abu Huraira digunakan untuk mengulangi kata-kata itu tiga kali dan saya
bersaksi kepadanya dengan Awloh Sumpah.

Sahih Muslim - Buku 1, Hadis 31 & 33


Telah diriwayatkan dengan kuasa dari Abdullah b. 'Umar bahwa Rasulullah
berkata: Saya telah diperintahkan untuk berperang melawan orang-orang
sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Awloh, bahwa
Muhammad adalah utusan Awloh, dan mereka mendirikan doa, dan
membayar Zakat dan jika mereka melakukannya, darah dan harta benda
mereka dijamin perlindungan atas nama saya kecuali bila dibenarkan oleh
hukum, dan urusan mereka ada di tangan Awloh.

Sahih Bukhari - Volume 52, Buku 4, Hadits 220


Diriwayatkan Abu Hurairah: Rasul Awloh berkata, "Aku menerima wahyu
tersingkat tapi memiliki makna terluas, dan aku telah dibuat menang dengan
teror & ketika aku sedang tidur, kunci-kunci dari harta dunia dibawa ke saya
dan dimasukkan ke dalam tangan saya. ”Abu Huraira menambahkan: Rasul
Awloh telah meninggalkan dunia dan sekarang Anda, orang-orang, membawa
keluar harta itu (yaitu Muhammad tidak mendapat manfaat dari mereka).
Sahih Muslim - Buku 19, Hadis No 4366
Telah dinarasikan oleh ‘Umar b. al-Khattib bahwa ia mendengar Rasulullah
berkata: Aku akan mengusir orang-orang Yahudi dan Kristen dari
Semenanjung Arab dan tidak akan meninggalkan siapapun selain Muslim.

Sahih Muslim - Buku 41, Hadis No 6985


“Abu Huraira melaporkan Rasul Awloh mengatakan: Jam terakhir tidak akan
datang kecuali orang Muslim berperang melawan orang Yahudi, dan Muslim
akan membunuh mereka sampai orang Yahudi akan menyembunyikan diri di
balik batu atau pohon, dan batu dan pohon pun akan berkata: Muslim, atau
hamba Awloh, ada seorang Yahudi di belakangku; datang dan bunuh dia;
tetapi pohon Gharqad tidak akan mengatakan, karena pohon itu adalah pohon
orang Yahudi. ”

Sahih Bukhari - Volume 4, Buku 52, Hadis 177


Rasul Awloh berkata, "Jam tidak akan ditetapkan sampai Anda bertarung
dengan orang Yahudi, dan batu di belakang yang akan disembunyikan orang
Yahudi akan berkata. “Wahai Muslim ! Ada seorang Yahudi bersembunyi di
belakangku, jadi bunuh dia. ”

Sahih Bukhari - Buku 9, Hadis 17


“Diriwayatkan Abdullah: Rasul Awloh berkata,“ Darah seorang Muslim yang
mengaku bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Awloh dan bahwa
Aku Utusan-Nya, tidak dapat dicampakkan kecuali dalam tiga kasus: dalam
Qisas (kesetaraan dalam hukuman) untuk pembunuhan , orang yang sudah
menikah yang melakukan hubungan seksual ilegal dan orang yang beralih dari
Islam (murtad) dan meninggalkan Muslim. "

Sahih Bukhari - Buku 9, Hadis 57


Ikrima, “Beberapa atheis dibawa ke Ali dan dia membakar mereka hidup-
hidup. Berita tentang peristiwa ini, sampai kepada Ibn Abbas yang berkata,
“Jika aku berada di tempatnya, aku tidak akan membakar mereka,
sebagaimana utusan Awloh melarangnya, mengatakan,“ Jangan menghukum
siapapun dengan hukuman Awloh (api). ” akan membunuh mereka sesuai
dengan pernyataan Rasulloullah, "Siapa pun yang mengubah agama
Islamnya, lalu bunuh dia."
Sahih Bukhari - Volume 4, Buku 52, Hadis 256
Diriwayatkan oleh As-Sab bin Jaththama: Nabi melewati saya di sebuah
tempat bernama Al-Abwa atau Waddan, dan saya tanya apakah
diperbolehkan untuk menyerang para prajurit kafir di malam hari dengan
kemungkinan menempatkan wanita dan anak-anak mereka pada kedudukan
yang berbahaya. Nabi menjawab, "Mereka (yaitu wanita dan anak-anak)
berasal dari mereka (yaitu orang-orang kafir)." Saya juga mendengar Nabi
berkata, "Lembaga Hima tidak sah kecuali Awloh dan Rasul-Nya."

Sahih Bukhari - Volume 1, Buku 3, Hadits 111


Diriwayatkan Ash-Sha'bi: Abu Juhaifa berkata, "Aku bertanya kepada Ali,
'Apakah kamu memiliki buku (yang telah diungkapkan kepada Muhammad
selain dari Quran)?" Ali menjawab,' Tidak, kecuali Buku Awloh atau kekuatan
pemahaman yang telah dianugerahkan (oleh Awloh) kepada seorang Muslim
atas apa yang (tertulis) di selembar kertas ini (dengan saya). 'Abu Juhaifa
berkata, “Saya bertanya,' Apa yang tertulis dalam lembaran ini? kertas?
"Ali menjawab, ini berhubungan dengan Diyya, kompensasi (uang darah)
yang dibayarkan oleh pembunuh ke keluarga korban, tebusan untuk
melepaskan tawanan dari tangan musuh, dan bahwasanya tidak ada seorang
Muslim harus dibunuh dalam Qisas (kesetaraan dalam hukuman) untuk
pembunuhan terhadap (orang yang tidak percaya Islam).

Sejarah Al-Tabari - Volume 9, Halaman 121


“Rasullullah memanggil saya dan berkata, 'Saya mendengar bahwa Khalid b.
Sufyan b. Nubayh al-Hudhali telah berencana dan mengumpulkan kekuatan
untuk menyerang saya. Dia ada di Nakhlah atau 'Uranah, jadi pergi ke dia dan
bunuh dia.

Alfred Guillaume, penulis buku2 tentang sejarah Islam :


Seorang pria Muslim bernama Amr Umayya, yang dikirim oleh Muhammad
UNTUK MEMBUNUH MUSUHNYA MUHAMMAD YAITU ABU SUFYAN,
Namun, usaha pembunuhan mereka gagal. Ketika dia kembali ke rumah, dia
bertemu dengan seorang gembala bermata satu. Gembala dan pria Muslim itu
mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota klan Arab yang sama. Sebelum
pergi tidur, gembala tersebut berkata bahwa dia tidak akan pernah mau
menjadi muslim sama sekali. Umayya menunggu gembala itu tertidur, dan
kemudian: “segera setelah budak itu tertidur dan mendengkur, aku bangkit
dan membunuhnya DALAM CARA YANG LEBIH SADIS daripada siapa pun
yang terbunuh. AKU TANCAPKAN PANAHKU KE MATANYA SAMPAI
TEMBUS KE LEHERNYA. ”
Umayya kembali dan berbicara dengan Muhammad. ....... "Dia [Muhammad]
menanyakan kabar saya dan ketika saya mengatakan kepadanya apa yang
telah terjadi DIAPUN MENGHORMATI SAYA".
Quran Sura 5:73 mengatakan:
• “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
"Bahwasanya Awloh salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
Ayat Quran ini telah melakukan penistaan terhadap doktrin Trinitas dalam
Kekristenan.
Bahkan dalam ayat Quran lainnya, Quran mengatakan bahwa orang Kristen
akan pergi ke neraka karena berpegang pada doktrin Trinitas itu,
• “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Awloh ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al
Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Awloh Tuhanku
dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Awloh, maka pasti Awloh mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Quran sura 5:72)
Dan mengutuki mereka,
• “Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Awloh" dan orang-orang
Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Awloh." Demikianlah itu ucapan
mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir
yang terdahulu. Dilaknati Awloh mereka , bagaimana mereka sampai
berpaling?”

Tentu saja ayat-ayat di atas telah menista agama Kristen dan ajaran intinya –
belum lagi jika menyebut permusuhan yang ditujukan bagi orang-orang yang
mempraktekkannya.
Singkatnya, argumentasi yang dipakai sehingga kitab-kitab Islam harus
dilarang didasarkan pada alasan bahwa kitab-kitab Islam itu telah
menyebabkan perpecahan, dan kekerasan sebab kitab-kitab Islam itu telah
menimbulkan permusuhan terhadap non-Muslim.
Kitab suci Perjanjian Lama memang ada menyebut mengenai kekerasan
maupun pembunuhan yang dilakukan oleh umat Israel terhadap (sebagai
contoh) bangsa Kanaan. Namun yang patut diperhatikan adalah bahwa kisah-
kisah mengenai kekerasan yang terjadi di masa lampau dalam sejarah Israel,
hanya berlaku pada masa itu – dan tidak dapat diaplikasikan sebagai
perintah untuk melakukan kekerasan pada masa kini.
Namun hal ini sangat berbeda jika kita kaitkan dengan Quran maupun Hadis,
sebab perintah untuk melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap non-
Muslim, tidak hanya berlaku pada masa lampau tetapi diperintahkan pada
masa kini & kekal sampai hari penghakiman, oleh karena teks-teks kitab-kitab
Islam itu umumnya tidak memiliki konteks.
Jadi perintah Tuhan dalam Perjanjian Lama kepada orang Ibrani untuk
memerangi dan membunuh orang-orang Het, Amori, Kanaan, Yebus dsb. –
semuanya adalah bangsa-bangsa spesifik untuk sebuah waktu dan tempat
yang spesifik juga.
Seringkali orang Muslim berargumen bahwa ayat-ayat Quran juga terikat
dengan musuh-musuh yang bersifat temporal dan historis, termasuk para
penyembah berhala di Mekah, dan juga kekaisaran Bizantium dan Sassanian.
• Namun demikian, masalahnya adalah bahwa Awloh dalam Quran
memerintahkan Muslim untuk memerangi “Ahli Kitab” (yaitu orang-
orang Yahudi dan Kristen yang masih eksis hingga saat ini), hingga
mereka membayar pajak dengan patuh dan dalam keadaan tunduk
(Quran Sura 9:29), dan
• Awloh juga memerintahkan Muslim untuk “memenggal pada
penyembah berhala kapanpun Muslim menemukan mereka” (Quran
9:5).
Bukankah ayat-ayat ini yang telah meng-inspirasi Boko Haram, ISIS, Al
Qaeda, Al Shabaab, FPI dan kelompok-kelompok Islam radikal lainnya, yang
hingga saat ini masih dengan sangat aktif memerangi orang-orang yang
mereka anggap kafir?
Dua bentuk ‘kata penghubung” yaitu kata “hingga” (hata) dan “kapanpun”
(haythu), mendemonstrasikan natur perintah ini yang bersifat ‘berulang-ulang’
dan ‘dapat dilakukan dimana pun’.
Masih ada “Ahli Kitab” yang masih belum “merasa diri mereka sebagai orang-
orang yang telah ditundukkan sepenuhnya” (khususnya mereka yang ada di
seluruh Amerika, Eropa dan Israel), serta “para penyembah berhala” yang
belum dipenggal lehernya “kapan pun” orang Muslim menemukan mereka
(khususnya yang ada di Asia dan sub Sahara Afrika).
Faktanya adalah, semua perintah untuk melakukan kekerasan yang terdapat
dalam kitab-kitab suci Islam adalah sifatnya yang terbuka dan generik yaitu:
• “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama
itu semata-mata untuk Awloh. (Quran sura al Anfaal 8:39)
Hal ini memastikan bahwa, sepanjang Quran dipandang sebagai firman Awloh
yang bersifat literal, maka para pembacanya akan terus-menerus eksis dalam
sebuah dunia yang dikotomis, yaitu Muslim versus non-Muslim.

Muhammad Memutarbalikkan Taurat dari


Hormati Kafir menjadi Penggal kepala Kafir!
Pengikut Muhammad mengatakan, bahwa Muhammad sebagai nabi terakhir
menyempurnakan Taurat dan Injil. Ketika diminta penjelasannya atas
pernyataan tersebut, Mereka bilang dari logika saja sudah jelas, Awloh Swt
menurunkan Taurat kepada Musa dan Injil kepada Yesus, lalu menurunkan
Quran kepada Muhammad, sudah pasti kitab yang terahir adalah yang
sempurna. Ditanya lagi apa sudah dibandingkan isi Turat dan al-Quran.
Mereka jawab tidak bisa dibandingkan lagi karena Taurat yang ada
sekarang sudah tidak asli / palsu.
Kitab Taurat dan Injil yang ada sekarang sama isinya seperti ketika disusun
oleh orang Yahudi, bahwa bahasa yang digunakan berbeda sehingga ada
beberapa versi, sama sekali tidak mengubah pesan yang ada di kitab itu sejak
dahulu.
Tapi karena Muhammad mengatakan Taurat dan Injil yang sekarang palsu,
adanya beberapa versi itu diamini oleh pengikut Muhammad sebagai bukti
bahwa Taurat dan Injil memang sudah diubah.
Taurat disusun sekitar 2750 tahun yang lalu, jika disampaikan kepada
orang sekarang dalam bahasa asli pasti tidak mudah dibaca, karena
pemahaman bahasa manusia berubah dan agar kitab itu dapat dibaca,
bahasa yang digunakan disesuaikan dengan pemahaman manusia sekarang
tanpa mengubah isi pesan yang disampakan.
Penyesatan dan provokasi yang dilakukan Muhammad memang luar biasa,
merusak budi pekerti umatnya dan membuat hubungan antara pengikutnya
yang setia, dengan umat lainnya menjadi rusak.
Ajaran kafir berasal dari budaya Yahudi.
• Kafir artinya bukan orang Yahudi dan karena orang Yahudi bersunat
sebagai bukti menjadi umat Tuhan Israel, kafir juga berarti orang yang tidak
bersunat. Tidak ada 1 pun ayat / kata2 dlm Quran yang menyebut ttg sunat
& mewajibkan Muslim harus bersunat, apalagi Muhammad juga tidak
bersunat !
• Bagi orang Yahudi, orang asing berarti kafir karena orang asing bukan
Yahudi dan tidak bersunat.
• Tetapi orang Yahudi diajarkan oleh Yahweh, Tuhan Israel untuk
menghormati orang asing. Artinya orang Yahudi diajarkan oleh Tuhan
untuk menghormati orang kafir.
Perhatikan kutipan berikut ini :
TAURAT :
• Ulangan 24:14 Janganlah engkau memeras pekerja harian yang
miskin dan menderita, baik ia saudaramu maupun seorang asing yang
ada di negerimu, di dalam tempatmu.
• Imamat 19:10 Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik
untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu
janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi
orang miskin dan bagi orang asing; Akulah YAHWEH, Elohimmu.
• Ulangan 10:17-19 Sebab YAHWEH, Elohimmulah Elohim segala ilah
dan Tuhan segala Tuhan, Elohim yang besar, kuat dan dahsyat, yang
tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak
anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang
asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian. Sebab
itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab
kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
• Keluaran 23:9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu
sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamu pun
dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
Elohim Israel mengajarkan kepada bangsa Yahudi untuk menghormati bahkan
membantu orang asing atau orang kafir yang ada di antara mereka. Ajaran
itu sesuai dengan budaya kita, sesuai dengan ajaran kemanusiaan.
Bayangkan apa yang anda lakukan jika menjumpai orang asing kesulitan di
negeri anda, pasti anda mau membantu bukan ?
Sekarang bandingkan apa yang harus dilakukan Muslim kepada orang kafir,
orang kafir menurut Muhammad adalah orang yang tidak mau menjadi
pengikut Awloh Swt dan Muhammad.
QURAN :
• (At-Tawbah :123). Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-
orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui
kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Awloh bersama
orang-orang yang bertaqwa.
• (Al-Anfal:12) (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan
(pendirian) orang-orang yang telah beriman." Kelak akan Aku
jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka
Penggallah kepala mereka dan Pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
Maksudnya: ujung jari disini ialah anggota tangan dan kaki.
• (At-Tawbah:68) Awloh mengancam orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka
kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Awloh
melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
Ada sekitar 109 ayat-ayat di dalam al-Quran yang hampir sama, perintah
memerangi & membunuh kafir, ancaman dari Awloh Swt yang melaknat
kafir dan sebagainya.
Bahwa di dalam Perjanjian Lama Tuhan Israel juga memerintahkan orang
Israel memerangi penduduk tanah Kanaan, perang itu bukan memerangi kafir
tetapi perang dalam merebut tanah untuk negara, artinya perang dalam
mendirikan negara, bukan memusuhi kafir dan Elohim Israel mengajarkan
kepada orang Yahudi untuk menghormati serta membantu orang kafir.
Perintah perang dari Tuhan Israel untuk mendapatkan tanah Kanaan hanya
diberikan kepada orang Israel pada jaman itu, tidak berlaku untuk orang di luar
orang Israel dan juga tidak berlaku untuk masa sekarang.
Ajaran Muhammad yang telah memutarbalikan Taurat dengan mengubahnya
menjadi ayat-ayat KEBENCIAN, sudah saatnya tidak diajarkan lagi.
Ajaran KEBENCIAN itu mengubah budi pekerti orang Indonesia yang
baik menjadi orang yang membenci orang lain, hanya karena Muhammad
mengajarkan membenci Kafir.

''Jadi TUHAN (YAHWEH) dalam ALKITAB


bukan / berbeda dengan
Tuhan (AWLOH Swt ) dalam Quran''
SURA ANFAL DALAM QURAN

Anfal artinya penjarahan, Sura Anfal yang memberi tuntunan bagaimana


seharusnya properti hasil perampokan / penjarahan itu dibagi. Sura Anfal
dibuat setelah perang Badr.
Selama ribuan tahun, suku-suku primitif, saling menyerang dan merampasi
harta benda satu sama lain. Semakin kejam sebuah masyarakat, maka bukan
hanya harta benda, mereka pun menjarah isteri-isteri dan anak-anak dari
kelompok yang kalah. Kemudian wanita-wanita diperkosa dan anak-anak
diperbudak atau dijual.
Orang-orang Arab adalah gerombolan masyarakat biadab. Menyerang dan
menjarah adalah cara hidup mereka. Empat bulan dalam setahun mereka
berhenti menjarah, yaitu ketika menyerang dianggap sebagai sebuah
pelanggaran terhadap hal yang suci. Inilah yang disebut bulan-bulan suci,
Anda bisa menemukan tentang ini di Quran 9:5.
• Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang
musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka
bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah
kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Awloh Maha
Pengampun lagi maha Penyayang (QS 9:5).
Ketika Muhammad bermigrasi ke Medina, para pengikutnya yang bermigrasi
dengannya kebanyakan adalah para budak dan orang-orang muda miskin
yang belum terpengaruh.
Mereka adalah orang-orang yang sangat miskin. Muhammad meneruskan
tradisi orang-orang Arab dan memerintahkan mereka untuk mencuri agar
mereka bisa bertahan hidup.
Moralitas orang-orang Arab ini sedemikian rendahnya sehingga tak seorang
pun yang menentang perintah Muhammad untuk merampok dan membunuh.
Sebaliknya, mereka bahkan menyebut keberhasilan mereka dalam hal
membunuh dan merampok terjadi karena Awloh menolong mereka.
Orang-orang primitif mungkin berpikir bahwa hal itu bisa dibenarkan. Anda
pun bisa menemukan pemikiran primitif seperti ini pada diri anak-anak. Pada
waktu aku berusia sekitar 10 tahun, guru kami di sebuah kota kecil di Iran
mengatakan bahwa ia akan membawa kami berenang di kolam renang. Kami
sangat senang dan menantikan hal itu. Ketika hari yang dijanjikan tiba, kami
membawa celana renang dan handuk dan bersiap-siap untuk menikmati hari
yang penuh dengan keceriaan. Ada 2 orang pelajar di kelas kami yang adalah
penganut Baha’i dan Yahudi.
Guru kami mengatakan bahwa mereka tidak boleh ikut. Ia katakan bahwa
mereka itu najis & kotor dan karena itu mereka tidak boleh berada di kolam
renang yang sama dengan orang-orang Muslim. Aku tak bisa melupakan
kekecewaan dan kesedihan di wajah kedua anak kecil itu. Jelas bahwa guru
kami telah bertindak sangat tidak adil, tetapi sebagai seorang anak usia
sepuluh tahun, aku tak mampu melihat hal ini dengan perspektif yang benar.
Aku merasa sedih tetapi aku berpikir bahwa ini adalah kesalahan dan anak-
anak kecil itu karena mereka bukan orang Muslim. Pemahamanku mengenai
moralitas masih belum cukup berkembang untuk melihat hal-hal secara jelas.
Aku menyalahkan si korban.
Dalam sebuah masyarakat dimana setiap orang berpikir seperti anda, anda
mendapatkan validasi dari orang lain dan pemikiranmu yang terdistorsi
mendapatkan peneguhan. Pemikiran kita harus ditantang agar bisa
berkembang. Inilah cara bagaimana evolusi bisa terjadi. Yang lemah mati dan
yang paling kuat, bertahan. Ketika organisme-organisme tidak menghadapi
tantangan maka ia tidak akan berevolusi. Ada spesies-spesies di muka bumi
ini yang belum pernah berevolusi selama ratusan juta tahun. Ini terjadi karena
mereka belum pernah menghadapi tantangan. Tak ada kebutuhan bagi
mereka untuk berevolusi. Ketika sebuah ide tidak ditantang, maka ia pun tidak
akan berkembang. Inilah cerita panjang yang bisa kita temukan dalam Islam.
Ketika Muhammad menyerang karavan-karavan dan desa-desa orang Arab,
membantai populasi yang bekerja keras dan tidak bersenjata lalu menjarah
harta benda mereka, memperbudak & memperkosa para wanita dan anak-
anak mereka, bukan hanya para pengikutnya, tetapi orang-orang Arab
pun tidak melihat hal itu sebagai perbuatan yang sangat jahat.
Semakin berhasil Muhammad dalam penyerangan-penjarahan (atau ghazwa
= serangan dadakan) yang ia lakukan, maka ia pun semakin dikenal. Orang-
orang yang sebelumnya mencemoohkannya kini bergabung dengannya sebab
ia menjadi sangat kuat.
Tabari mengatakan, Khalid ibn Walid dan Amro ibn Aas adalah musuh-musuh
Islam dan berperang melawan orang-orang Muslim. Mereka berpaling menjadi
pemeluk Islam ketika mereka melihat Muhammad meraih kemenangan dalam
penjarahan. Orang-orang Arab melihat bahwa mereka yang berpaling kepada
Islam menjadi kaya. Semua yang mereka peroleh berasal dari perampokan &
pembantaian. Tetapi ini adalah jenis perampokan yang diridhoi Awloh.
Dalam cara berpikir orang-orang Arab yang masih primitif, ini adalah sebuah
indikasi bahwa Awloh ada di belakang Muhammad.

Ketika orang melihat kuda yang kuat dan kuda yang lemah, secara natural
mereka akan lebih tertarik pada kuda yang kuat
Pemahaman orang-orang Muslim mengenai moralitas belum lah
berevolusi sejak masa Muhammad sampai sekarang selama 1400 tahun.
Cara berpikir primitive & terbelakang orang-orang Arab ini yang diyakini
sebagai kebenaran, telah tersebar ke seluruh negara-negara Muslim,
termasuk ke Iran, Indonesia dan pada orang-orang Muslim yang tinggal di
sub-kontinen India yang sebenarnya telah lebih jauh berevolusi dibandingkan
dengan orang Arab.
Sekarang kita telah menjadi sama seperti mereka – segerombolan orang-
orang tidak beradab. Pemahaman kita mengenai keadilan telah hilang dan
pemikiran kita menjadi seprimitif orang-orang Arab itu, yang tidak pernah
keluar dari perilaku biadab mereka.
Sejarawan besar Persia Mohammad ibn Jarir Tabari, mengisahkan kejahatan-
kejahatan Muhammad secara detil, menggambarkan pengkhianatan,
perampokan, penjarahan, pemerkosaan, pembantaian, pembunuhan
berencana dan pembunuhan-pembunuhan lainnya yang ia lakukan sehingga
para pembacanya merasa bergidik ngeri & ingin muntah membaca
kebengisannya.
Tetapi orang yang sedemikian ‘terdidik’ seperti ini tetap tidak sanggup
melihat bahwa pendiri dari banyak hal-hal yang jahat ini mustahil adalah
seorang utusan Awloh.
Salah satu orang terdidik yang pernah hidup adalah Jalaleddin Rumi. Kendati
ia memiliki talenta yang luar biasa, namun ia pun tidak dapat melihat bahwa
orang yang ia sebut sebagai nabinya, sesungguhnya adalah seorang kriminal.
Ia bahkan mempercayai ajaran-ajaran Muhammad yang tak masuk akal, yang
mengatakan bahwa Awloh telah merubah orang-orang Yahudi menjadi
babi-babi dan monyet-monyet, ketika mereka melanggar hukum Sabat.
Inilah yang diperbuat agama terhadap manusia. Orang-orang yang cerdas
mengabaikan inteligensia mereka saat mereka beriman. Dan sebagaimana
yang dikatakan oleh Voltaire, ketika orang mempercayai absurditas/khayalan,
maka mereka dapat melakukan kejahatan yang ekstrim.
Siapapun yang waras bisa memahami bahwa menyerang rumah seseorang,
membunuhnya dan merampok, menjarah harta bendanya adalah tindakan
yang salah. Tidak membutuhkan kecerdasan tinggi untuk memahami hal
ini.
Tetapi alangkah mengagumkan bagaimana orang-orang Muslim, dan
diantara mereka ada banyak orang-orang yang terdidik, tidak sanggup
melihat hal itu.
Bahkan Muhammad membuat sebuah sura dalam Quran yang
menggambarkan bagaimana seharusnya properti hasil perampokan /
penjarahan itu dibagi. Sura Anfal ini ditulis setelah perang Badr :
”Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan
perang. Katakanlah: “Harta rampasan perang kepunyaan Awloh dan
Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Awloh dan perbaikilah
perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Awloh dan Rasul-
Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.”(Qs Al Anfal 8:1)
Di sini Muhammad menjadikan Awloh pencipta jagat raya ini sebagai partner
dalam kejahatan yang ia lakukan, dimana seseorang dengan otak yang
ukurannya hanya sebesar otak kucing pastilah mengetahui bahwa Awloh tidak
memerlukan harta benda hasil jarahan sekelompok bandit penyamun Arab.
Seluruh harta jarahan itu akan menjadi milik Muhammad. Jika demikian,
mengapa menajiskan nama Awloh?
Terjemahan sebenarnya dari ayat ini adalah, barang hasil curian adalah
untukku dan menjadi kepunyaanku. Muhammad sama sekali tidak
mempercayai Awloh. Ia memanfaatkan Awloh sebagai alat untuk membodohi
orang lain. Jika ia benar-benar mempercayai Awloh, maka ia tidak akan
pernah berani mengkaitkan kebohongan-kebohongan yang sedemikian
banyak kepadaNya.
Sebuah artikel berjudul “Jihad: The Forgotten Obligation” (Jihad: Kewajiban
Yang Dilupakan), yang bisa dicari lewat Google di sejumlah situs-situs Islam
mengatakan: “Penyediaan,Dibawah Bayangan Ujung Tombak : Dikisahkan
oleh Ibn Umar (ra) bahwa Muhammad (saw) berkata,
• ”Hidupku ada di bawah bayangan ujung tombakku, dan mereka yang
tidak mentaati perintah-perintahku akan mengalami kehinaan”
(Bukhari, p.408, vol.1).
Hal mengenai ujung tombak telah disebutkan dalam hadis ini dan kepada kita
telah diinformasikan bahwa kehidupan dan suplai untuk Muhammad terletak
pada ujung tombak (Jihad). Inilah alasan mengapa para Muhaditen (para
pengumpul hadis) menyatakan bahwa penghasilan terbaik adalah rampasan
penjarahan dan itu dengan jelas dibuktikan melalui hadis ini, bahwa rampasan
penjarahan adalah sesuatu yang diperbolehkan untuk Ummah.
Catatan:
istilah “penghinaan terhadap orang-orang kafir” dalam hadis, artinya adalah
membayar jizya, yaitu sebuah pajak tinggi yang diwajibkan pada warga
negara non-Muslim – kaum dhimmis – yang hidup di negara jajahan Islam,
meskipun itu negerinya sendiri. (Fath ul Bari, p.116, vol.2)”
Hadis di atas memberikan rangkuman mengenai moralitas orang-orang
Muslim.
• Hadis-hadis ini mengatakan bahwa Muhammad memperoleh
penghasilan untuk mensupport hidupnya melalui
perampokan/penjarahan.
• Sebagai hasilnya, para sarjana Muslim dan Muhaditen (para pengumpul
hadis) telah menyimpulkan bahwa rampasan penjarahan diijinkan dan
penghasilan terbaik adalah yang diperoleh melalui perampokan.
• Hari ini, orang-orang Muslim meratapi bagaimana kewajiban untuk berjihad
telah dilupakan dan bahwa yang benar adalah, mereka seharusnya
memperoleh penghasilan untuk mensupport kehidupan mereka melalui
penjarahan dan memaksa non-Muslim untuk membayar jizyah.
• Seperti inilah cara beroperasinya negara jajahan kalifah. Mendapatkan
uang, sebagai bayaran atas ‘perlindungan’, adalah hal yang pernah
dipraktekkan oleh kalifah2 Islam. Dengan memahami hubungan ini, kita
pun dapat memahami bagaimana para kalifah dapat merekonsiliasikan
kejahatan mereka dengan religiusitas mereka.
• Ironinya adalah bahwa dalam Islam mencuri itu dilarang dan hukuman bagi
pencuri adalah dipotong tangannya atas pencurian pertama yang dilakukan
dan kemudian mengamputasi bagian tubuh yang lain (misalnya lengan
atau kaki) jika masih melakukan pencurian.
• Tetapi hukuman ini hanya berlaku jika si pencuri mencuri dari seorang
Muslim. Jika korbannya adalah seorang non-Muslim, tidak ada
hukuman. Pencurian seperti ini diatur dan bahkan dianjurkan.
Dalam penyerangan & perampokan di Wadi al Qura, yang dilakukan setelah
penyerangan & perampokan di Khaibar, sebuah anak panah membunuh salah
seorang dari budak Muhammad. Orang-orang Muslim berkumpul di
sekelilingnya dan mengucapkan selamat padanya oleh karena sekarang ia
telah masuk ke Firdaus. Muhammad berkata, “Tentu saja tidak ! Jubahnya
bahkan saat ini sedang membakarnya di neraka. Ia telah mencuri jubah yang
ia kenakan dari barang jarahan yang dilakukan oleh gerombolannya sendiri
yaitu orang-orang Muslim yang dipimpin Muhammad.”
Seorang Muslim yang lain ketika mendengar hal ini datang mendekat dan
berkata: “aku tak punya sandal dan karena itu mengambil sepasang sandal ini
dari orang yang telah aku bunuh.” Muhammad berkata padanya “dua potong
sandal dari api akan dipotong untukmu seperti itu.”
Kemudian ia menjelaskan bahwa apapun yang diambil sebagai hasil jarahan,
harus lebih dulu diletakkan di sebuah wadah yang luas, dan dibagi
sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Awloh. Seperlima menjadi milik
Awloh dan utusannya (untukku dan menjadi kepunyaanku), dan sisanya akan
dibagi diantara para penyerang. Orang yang berkuda mendapatkan tiga
bagian dan orang yang berjalan kaki mendapatkan satu bagian.
Bisakah anda melihat ironi ini?
Kedua orang Muslim ini akan pergi ke neraka sebab mereka mencuri sebuah
jubah dan sepasang sandal yang diambil dari hasil jarahan, tetapi jarahan itu
sendiri dibenarkan dan merupakan penghasilan yang terbaik.
Sura Anfal yang sama berkata,
• “Maka makanlah dari sebagian rampasan penyerangan yang telah
kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan
bertakwalah kepada Awloh; sesungguhnya Awloh Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (Q. 8:69).
Ayat ini mengindikasikan bahwa barangkali beberapa dari orang Muslim yang
mengikuti Muhammad mempunyai masalah dan hati nurani mereka
mengganggu diri mereka. Muhammad lalu membuat ayat ini sehingga mereka
bisa mengatasi pergolakan di hati nurani mereka. Bagaimana seseorang
dapat berargumen dengan apa yang telah Awloh putuskan? Jika Awloh
mengatakan bahwa membunuh dan mencuri dari non-Muslim itu adalah
hal yang dibenarkan, siapa yang boleh mempertanyakannya?
Seperti inilah caranya bagaimana orang-orang Muslim mengabaikan hati
nurani mereka. Sekali satu hal telah diputuskan oleh Awloh, maka orang
beriman tidak akan lagi memakai hati nurani mereka sebagai pertimbangan. Ia
akan mengabaikan hati nuraninya. Awloh tahu yang terbaik dan bukanlah
urusan manusia untuk mempertanyakan hikmat Awloh. Untung saja, cuma
Islam yang memiliki banyak ajaran-ajaran yang jahat dalam kaitan dengan
orang-orang yang menurut mereka “tidak beriman” karea tidak seukuwah.
Tetapi Islam punya banyak ajaran jahat dan sebagai konsekuensinya,
orang-orang Muslim melalui ajaran-ajaran itu dijadikan perampok dan
kriminal seperti yang dilakukan oleh teroris untuk mendapatkan dana
jihad yang disebut fai-i.
Mereka adalah orang-orang yang paling tidak bermoral dan orang-orang
yang paling licik di dunia. Saat melakukan kejahatan, tak ada yang bisa
menandingi seorang Muslim. Tak ada yang bisa melakukan kejahatan
sebanyak yang dilakukan oleh seorang Muslim tanpa mengalami sakit pada
hati nuraninya. Semua orang melakukan yang jahat, tetapi seringkali mereka
merasa terganggu dengan hal itu dan memohon pengampunan dari Awloh
mereka.
Orang-orang Muslim melakukan kejahatan dan kemudian melaksanakan
sholat untuk berterimakasih pada Awloh mereka karena memampukan
mereka melakukan kejahatan itu. Mereka bahkan berharap bahwa mereka
akan menerima upah/pahala setelah melakukan kejahatan.
Para kriminal Basij di Iran yang memperkosa gadis-gadis muda sebelum
membunuh mereka, diyakinkan bahwa mereka akan menerima upah dari
Awloh atas kejahatan yang mereka perbuat. Islam benar-benar merubah
manusia menjadi para monster.
Islam adalah agama para perampok penjarah. Bukan hanya pencuri, tetapi
juga para pedofil, pemerkosa, pembunuh, diktator…yang dalam Islam, bisa
menemukan pembenaran atas kejahatan-kejahatan yang mereka
lakukan. Satu-satunya larangan adalah bahwa anda sama sekali tidak
diperkenankan mencuri, yaitu dari geng sesama muslim.
Setiap organisasi bandit juga mempunyai aturan yang sama. Jika anda
adalah seorang anggota bandit dan mencuri dari pimpinan anda, maka anda
akan berurusan dengan hukuman yang lebih keras dari hukum manapun yang
pernah ada. Tetapi tak berarti bahwa para kriminal menentang pencurian.
Mereka melakukannya untuk dapat bertahan hidup. Tetapi jika anda adalah
seorang anggota dari organisasi kriminal, maka anda sama sekali tidak
diijinkan mencuri dari geng anda.
Meskipun Muhammad melarang orang-orang Muslim mencuri dari jarahan
penyerangan sebelum dirinya memperoleh bagiannya sebagai pemimpin,
namun ia secara terbuka mencuri dari para pengikutnya.
Tepat setelah Khaibar ditaklukkan, Muhammad memberikan perhatiannya
kepada Fadak, yang pada waktu itu merupakan tanah paling subur di Arabia.
Penduduk Fadak yang orang Yahudi, setelah memerhatikan bahwa mereka
tidak akan mampu bertahan dari serangan gerombolan Muhammad, akhirnya
memutuskan untuk menyerah. Mereka mengirim sebuah delegasi kepada
Muhammad selagi dia masih ada di Khaibar, memberitahukannya bahwa
mereka akan menyerahkan kota mereka sebagai harga untuk nyawa
mereka. Muhammad pun setuju. Kemudian ia menawarkan pada mereka
untuk tetap tinggal di kota itu sebagai budaknya, dan memberikan kepada
Muhammad 50 persen dari apa yang mereka hasilkan. Ia mendeklarasikan
Fadak sebagai properti pribadinya karena orang-orang Muslim tidak
berperang di situ.
Alasan mengapa orang-orang Yahudi ini menyerah jelas karena pasukannya
Muhammad. Tanpa pasukan itu, apakah mereka akan menyerah kepada satu
orang? Muhammad mengambil sebesar 20 % dari setiap jarahan, tanpa
berperang secara personal atau menempatkan hidupnya dalam bahaya.
Tetapi ia mengambil seluruh kekayaan Fadak dan Bani Nadir untuk dirinya
sendiri, karena penduduk kota itu menyerah tanpa melakukan peperangan.
Sebenarnya para pengikut Muhammad tidaklah sebodoh seperti yang kita
pikirkan, tetapi mereka takut untuk mempertanyakannya. Ia melakukan
sebagaimana yang ia kehendaki dan tak ada yang berani berdebat
dengannya, sebab berdebat dengannya berarti berdebat dengan Awloh.
Inilah yang pada masa kini menghalangi Muslim dari mempertanyakan
Islam.
Setiap orang Iran harus belajar mengenai Fadak. Kota kecil ini memainkan
sebuah peran penting atas nasib negara Iran. Setelah kematian Muhammad,
Fatimah, satu-satunya puteri Muhammad yang selamat, mengklaim bahwa
Fadak harus menjadi warisannya karena itu adalah properti pribadi
ayahnya.
Abu Bakr, yang menjadi kalifah yang dipilih oleh setiap orang, termasuk Ali,
suami Fatimah, mengatakan bahwa Muhammad tidak memiliki properti
pribadi; dan apapun yang ia miliki harus menjadi milik baitul-mal (harta benda
publik). Muhammad juga mempunyai beberapa orang isteri, termasuk Aisyah
dan Hafsa, puteri-puteri Abu Bakr dan Omar, dan seorang cucu dari puterinya
yang lain yaitu Zainab, yang harus juga dimasukkan sebagai pewaris, apabila
properti itu akan diberikan pada anggota keluarganya.
Disinilah, bahkan meskipun Fadak adalah harta pribadi Muhammad, klaim dari
Fatimah itu tidak diterima. Inilah alasan sehingga terjadi peperangan antara Ali
dan kalifah-kalifah lainnya. Ini juga yang menjadi asal muasal terbaginya
Islam menjadi kelompok Sunni dan Syiah. Dan kami orang-orang Iran,
masih tetap berperang untuk mendapatkannya hingga hari ini.

Muhammad dan Hasil Jarahan


• Maka makanlah dari sebagian rampasan penyerangan yang telah
kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan
bertakwalah kepada Awloh; sesungguhnya Awloh Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (Quran 8:69)

Berdasarkan tradisi cerita Islam, Islam berkembang sangat cepat dalam masa
hidup Muhammad. Setidaknya sebagian dari ekspansi ini berdasarkan
penyerangan secara militer. Ini memunculkan pertanyaan besar:
Bagaimanakah gerakan-gerakan militer yang mahal tersebut yang di
dalamnya ia selalu terlibat didanai?
Sebagian besar jawabannya dapat ditemukan dalam fakta bahwa Muhammad
mengijinkan para pengikutnya untuk menjarah karavan-karavan para
pedagang. Saat kekuatan militer orang Muslim bertumbuh, semakin jelas
bahwa pengumpulan jarahan adalah sasaran yang penting. Bahkan ada Sura
khusus dalam Quran (Sura 8 Al Anfal) yang berjudul “Jarahan”.
Berikut adalah beberapa jaminan Muhammad bagi para pengikutnya yang
memperkaya diri mereka sendiri, demi tujuan Muslim melalui pengumpulan
jarahan sebagai sesuatu yang benar-benar dapat diterima:
• Awloh menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang
dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu
dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar
kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-
orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang
lurus. (Quran 48:20)
• Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Awloh kepada
RasulNya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu
kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor
untapun, tetapi Awloh yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya
terhadap apa saja yang dikehendakiNya. Dan Awloh Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (Quran 59:6)
• Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu
ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah
kepada Awloh; sesungguhnya Awloh Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Quran 8:69)

Beberapa apologis Muslim berusaha membenarkan hasutan-hasutan ini,


hingga hanya menjadi semacam pencurian terbuka, dengan menyatakan
bahwa ada kebutuhan strategis untuk merampok karavan-karavan orang
Mekah.
Namun demikian anda harus bertanya, apakah orang ditodong dengan
pedang untuk menyerahkan harta milik mereka, akan memandang
perampasan properti mereka tidak lain dari ekspresi ketamakan belaka.
Pertanyaan lain yang juga harus diajukan: Apakah yang menjadi “kebutuhan
strategis” di balik fakta sebanyak 20% dari jarahan ini langsung mengalir ke
pangkuan Muhammad?
Di dalam Quran, Awloh berupaya keras untuk menjamin bahwa Muhammad
mendapatkan keuntungan finansial pribadi yang cukup banyak dari semua
perampokan dan pencurian yang ia perintahkan untuk dilakukan oleh para
pengikutnya. Ini dilakukan dengan perintah Awloh bahwa seperlima dari
rampasan penyerangan dan perampokan harus dibayarkan kepadanya
(Quran 8:41).
Setidaknya tentu ada keprihatinan serius di kalangan segelintir pengikut
Muhammad sehingga keputusan ini secara signifikan dipisahkan dari tradisi
para nabi terdahulu yang menjalankan hidup dalam kesederhanaan dan
yang menolak kemewahan.
Muhammad menyelesaikan masalah ini dengan meloloskan diri dari tradisi
kenabian yang tidak pantas ini ke dalam mulut Awloh (jadi klaim bahwa ia
adalah penutup dari para nabi yang terdahulu hanyalah omong kosong):
• “Rampasan telah dijadikan Halal (sah) bagiku walau tidak sah bagi
siapapun sebelum aku” (Sahih Bukhari 1:7:331, pernyataan serupa
juga dapat ditemukan dalam Sahih Muslim 1058[2]).
Jelas bahwa perampokan dan penjarahan properti orang lain telah ditetapkan
sebagai sumber pemasukan yang sah bagi orang Muslim (selama
Muhammad mendapatkan bagiannya).
Banyak pengikutnya yang merespon undangan terbuka ini untuk memperkaya
diri mereka sendiri dengan sangat bersemangat dalam menggunakan
kekerasan. Berikut ini hanya sebuah contoh:
• Nabi berkata lagi, “Barangsiapa telah membunuh seorang musuh dan
memiliki buktinya, akan menguasai jarahannya”. Aku (kembali) berdiri
dan berkata, “Siapakah yang akan menjadi saksi bagiku?” lalu aku
duduk. Kemudian nabi mengatakan hal yang sama untuk ketiga
kalinya. Kembali aku berdiri, dan Rasul Awloh berkata, “Wahai Abu
Qatada! Apakah kisahmu?” Kemudian aku menceritakan seluruh
kisah kepadanya. Seseorang (bangkit berdiri dan) berkata: “Wahai
Rasul Awloh! Ia mengatakan yang sebenarnya, dan jarahan dari orang
yang terbunuh itu ada padaku. Jadi, bayarkanlah dia demi aku”.
• Mendengar itu Abu Bakr As-Siddiq berkata, “Tidak, demi Awloh, ia
(yaitu Rasul Awloh) tidak akan setuju memberimu jarahan yang
dikumpulkan oleh singa-singa Awloh yang berjuang demi Awloh dan
Rasul-Nya”. nabi berkata, “Abu Bakr telah mengatakan kebenaran”.
• Maka, Rasul Awloh memberikan jarahan itu kepadaku. Aku menjual
perisai itu (yaitu hasil jarahan) dan dengan uang hasil penjualannya
aku membeli sebuah taman di Bani Salima, dan inilah propertiku yang
pertama, yang aku dapatkan setelah aku memeluk Islam” (Sahih
Bukhari 4:53:370).

Implikasi dari aspek teladan dan pengajaran Muhammad ini sangat


menyusahkan. Ini menginstruksikan siapapun yang percaya bahwa ia sedang
berjuang “di jalan Awloh” untuk memandang pencurian harta milik orang lain
yang sedang ia perangi sebagai sesuatu yang sah. Untuk membenarkannya ia
dapat menunjuk kepada teks Quran (sebuah kitab yang memiliki satu bab
khusus mengenai jarahan, yaitu Qs Sura Anfal dan teladan Muhammad. Ini
juga membuka kemungkinan perang akan dikobarkan dengan “tujuan
strategis” tidak lebih dari keinginan untuk merampas dan menjarah. Inikah
“teladan sempurna” yang dapat membuat dunia kita menjadi tempat yang
lebih baik?
[1] Quran sura Al Anfal 8:41
• “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh
sebagai rampasan penyerangan, maka sesungguhnya seperlima
untuk Awloh, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Awloh dan kepada
apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari
Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Awloh Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
[2] Sahih Muslim 1058

Jihad dalam Islam

• Berdasarkan Quran, berperang dalam nama Awloh adalah perintah


yang diberikan kepada orang Muslim (Sura 4:74; 4:95-96). Orang-
orang yang berperang dalam nama Awloh akan menerima pahala yang
lebih tinggi di surga daripada mereka yang tidak melakukannya.
• “Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia
dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Awloh. Barangsiapa
yang berperang di jalan Awloh, lalu gugur atau memperoleh
kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang
besar” (Sura 4:74).
Sebagai tambahan untuk lima kewajiban dalam Islam, jihad kadangkala
didaftarkan sebagai kewajiban yang ke-6. Kata ini biasanya diterjemahkan
dengan “Perang Suci”[1] oleh media Barat. Istilah Arab (kata kerja: jahada)
berarti “berupaya di jalan Awloh”, atau “berjuang dalam iman”.
Beberapa orang Muslim membuat pembedaan arti Jihad berikut ini:
1). Jihad yang lebih besar: Perjuangan batiniah seseorang untuk mencapai
kesempurnaan pribadi sebagaimana yang dianjurkan oleh Quran dan hadith.
2). Jihad yang lebih kecil: Upaya untuk mempropagandakan Islam di seluruh
dunia dan memperkenalkan Syariah di semua negara.
Bagi kebanyakan orang Muslim, melakukan “Jihad yang lebih besar” pada
dasarnya berarti bertujuan untuk melakukan “Lima Kewajiban Islam” secara
praktis dan juga percaya kepada “Enam Artikel Iman”. Tetapi hal itu juga
berarti mengetahui pengajaran Quran dan hadith dan untuk melaksanakan
perintah-perintahnya, yang dimuat dalam Syariah.
Konsep “Jihad yang lebih kecil” mencakup teritorial penyebaran Islam. Penting
untuk memahami perbedaan fundamental antara Islam dan iman Kristen.
Konsep Muslim mengenai kerajaan Awloh di bumi adalah Ia harus menguasai
dunia.
Islam sejatinya tidak membawa orang untuk percaya dan beriman kepada
Awloh. Awloh menginginkan penyerahan/sikap tunduk, yang hanya
dapat terjadi jika orang hidup di bawah pengaturan Syariah. Itu hanya
dapat terjadi jika sebuah negara diperintah oleh orang Muslim.
Oleh karena itu penting bagi orang Muslim untuk mendapatkan kontrol atas
setiap negara di bumi, sebagaimana yang diajarkan Quran:
• “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama
itu semata-mata untuk Awloh... Dan perangilah mereka itu, sehingga
tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata
untuk Awloh” (Sura 8:39; 2:193).
Fitnah di atas dr bhs Arab “fitna” artinya tidak percaya kepada Awloh &
merupakan dosa yang lebih buruk daripada membunuh.
Teks ini dipahami sebagai perintah Awloh untuk mempromosikan Islam. Di
mata orang Muslim, kekacauan dan penindasan, tidak beriman dan
ketidakadilan terjadi di setiap negara yang tidak berada di bawah kontrol
Islam. Orang-orang Muslim radikal menggunakan setiap sarana yang ada
untuk menyebarkan Islam termasuk melalui kekuatan fisik.
Dunia mereka dibagi menjadi dua bagian[2]:
1. Dar al-Harb (rumah perang): Bagian-bagian dunia yang belum diislamisasi
harus “ditaklukkan” bagi Islam dengan segala cara termasuk kekerasan /
teror.
2. Dar al-Islam (rumah Islam): Ini adalah bagian-bagian dunia dimana Islam
memerintah.
Keadaan penyerangan akan terus berlanjut hingga seluruh dunia menjadi milik
“Rumah Islam”[3]. Dari sudut pandang Muslim radikal, adalah mustahil
agama-agama lain hidup berdampingan dengan Islam secara setara[4].
Kedamaian dalam Islam hanya dapat dicapai ketika semua wilayah di bumi
telah ditaklukkan bagi Islam[5].
Berdasarkan Quran, berperang dalam nama Awloh adalah perintah yang
diberikan kepada orang Muslim (Sura 4:74; 4:95-96). Orang-orang yang
berperang dalam nama Awloh akan menerima pahala yang lebih tinggi di
surga daripada mereka yang tidak melakukannya.
• “Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia
dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Awloh. Barangsiapa
yang berperang di jalan Awloh, lalu gugur atau memperoleh
kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang
besar” (Sura 4:74).
Penyerangan terhadap orang-orang yang tidak menerima pemerintahan politis
Islam dapat diinterupsi dengan gencatan senjata untuk jangka waktu tertentu,
sebagai contoh, ketika kekuatan musuh dirasakan sangat besar sehingga
tidak ada kemungkinan untuk menang.

Seruan brutal untuk membunuh orang kafir, yaitu non Muslim, dapat
ditemukan dalam Sura 9:5 sebagai berikut:
• “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-
orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah
mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika
mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka
berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya
Awloh Maha Pengampun lagi maha Penyayang”.
Ekspansi Islam juga dapat dicapai melalui sarana damai. Namun demikian,
ada perbedaan opini di kalangan orang Muslim berkenaan dengan bagaimana
perang ini harus dilakukan[6]. Sejarah menunjukkan bahwa selain dari
komunitas-komunitas Muslim di Asia Tenggara dan Afrika Timur, kekuatan
militer adalah bagian esensial dari ekspansi Islam[7].
[1] Di era Medinah (622-632 M), yang ditandai dengan banyak konflik dan
perang, istilah “jihad” disamakan dengan “berjuang/perang” (bdk. Sura
9:41; 49:15; 66:9).
[2] Pembedaan ini dipelopori para teolog Muslim; tidak ditemukan di dalam
Quran maupun hadith, melainkan dalam Syariah. Beberapa cendekiawan
Muslim yang lebih muda mempertanyakan pandangan geopolitik ini dan lebih
memilih untuk berbicara mengenai “Dakwah” alih-alih / daripada “Dar al-Harb”.
[3] Quran berjanji orang-orang yang kehilangan nyawa mereka dalam
penyerangan suci akan langsung masuk ke firdaus (Sura 61:11-13).
[4] Agama-agama monoteistik yang tunduk kepada Islam biasanya
mendapatkan otonomi terbatas dan dalam banyak kasus tidak mengalami
penganiayaan. Namun demikian, mereka tidak boleh menyampaikan iman
mereka pada orang Muslim. Oleh karena itu Yudaisme dan kekristenan
termasuk dalam kategori yang spesial.
[5] Ini kontras dengan Kekristenan, dimana damai ditegakkan ketika
seseorang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
(Kolose 1:19-20).
[6] Perbedaan opini-opini terutama berkenaan dengan apakah dan seberapa
banyak kekerasan dapat digunakan. Interpretasi seringkali bergantung pada
kekuatan militer orang Muslim.
Hughes (1982:243) menulis:
“Jika suatu negara kafir ditaklukkan oleh seorang penguasa Muslim,
penduduknya diberi tiga pilihan:
1) Menerima Islam/mualaf, dimana pihak yang ditaklukkan dijadikan
warga negara dari negara Muslim,
2) Membayar pajak Jizyah yang tinggi (uang perlindungan), sehingga
orang yang tidak beriman kepada Islam mendapatkan perlindungan, dan
berstatus dhimmi, dengan syarat mereka bukanlah penyembah berhala
dari Arab,
3) Mati oleh pedang, bagi mereka yang menolak membayar pajak”.

[7] Sebuah studi yang dilakukan oleh Marshall (1999) yang menyelidiki ayat-
ayat Quran berkaitan dengan perkembangan “orang-orang yang tidak
beriman” menunjukkan bahwa :
• ayat-ayat dari periode Mekah mengatakan bahwa penghakiman akan
menimpa mereka melalui intervensi Awloh secara langsung.
• Namun, ayat-ayat dari periode Medinah menunjukkan peningkatan
keyakinan bahwa penghakiman ilahi akan menggunakan pengantara yakni
komunitas orang beriman yaitu orang Muslim.
Ayat-ayat ternyata bisa di-ubah2 semau2nya Awloh.

Islam dan “Pembengkokkan Kebenaran”

Bila berkenaan dengan etika dan moralitas, umumnya orang akan


meninggikan kebenaran diantara nilai-nilai lainnya yang mereka junjung.
Hubungan Islam dengan kebenaran dan ketidakbenaran agak sedikit rumit
namun setidaknya kita dapat mengatakan bahwa orang Muslim tidak
diwajibkan untuk mengatakan kebenaran dalam semua keadaan dan bahwa
tipu daya seringkali sangat dianjurkan.
Ini karena Muhammad menganjurkan sistem etik dengan pertanyaan
penuntunnya adalah: “Apakah yang akan mendatangkan kebaikan bagi Islam
dalam keadaan ini?” Oleh karena itu, pertanyaan penuntunnya bukanlah
“Apakah yang benar?” Oleh karena itu berdusta / taqiyya dan kebenaran
yang separuh2 sangat diijinkan, terutama jika hal itu dikatakan kepada
non Muslim, jika dapat melayani kepentingan Islam.
Prinsip menggunakan tipu daya / taqiyya untuk mendahulukan kepentingan
Islam sangat ditekankan di dalam Quran.
Teks-teks berikut ini membentuk dasar bagi doktrin taqiyya (tipu daya)
sebagai bagian yang dapat diterima dalam moralitas Islam :
• “Barangsiapa yang kafir kepada Awloh sesudah dia beriman (dia
mendapat kemurkaan Awloh), kecuali orang yang dipaksa kafir
padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan
tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka
kemurkaan Awloh menimpanya dan baginya azab yang besar” (Quran
16:106).
Ayat ini menetapkan prinsip bahwa seorang Muslim dapat berdusta / taqiyya
bahwa ia seorang Muslim, jika ia percaya bahwa ia akan dicelakakan bila
ketahuan dia seorang Muslim. Dalam Quran 40:28[1]terdapat teladan
seseorang yang menyembunyikan keyakinannya dengan cara demikian
Seperti yang akan kita lihat, prinsip ini diperluas dalam hadith hingga apa yang
disebut sebagai tipu daya ofensif, mendapatkan kepercayaan orang dengan
berpura-pura sebagai non Muslim dan kemudian menyakiti mereka.
• “Dan (inilah) suatu permakluman daripada Awloh dan Rasul-Nya
kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya
Awloh dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin” (Quran
9:3).
Ayat ini sangat sinis. Sumpah yang dilakukan dalam nama Awloh dapat
dengan mudah dibatalkan dengan menyatakan bahwa Awloh dan Muhammad
dibebaskan dari kewajiban terhadap orang-orang tidak beriman.
Ini menetapkan prinsip bahwa perjanjian, sumpah dan janji hanya perlu
dipenuhi jika menguntungkan orang Muslim. Jika keuntungan dapat diraih
dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban semacam itu, kesempatan harus
diambil untuk melakukannya demi Islam. Lebih jauh lagi, orang Muslim dijamin
bahwa Awloh tidak akan “menghukum” mereka (Quran 2:225).
• “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang
siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Awloh,
kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka” (Quran 3:28).
Inilah ayat terkenal dimana orang Muslim diperintahkan untuk tidak
bersahabat dengan non Muslim. Namun demikian ada satu pengecualian
penting. Mereka dapat bersahabat dengan non Muslim “kecuali karena
siasat” sebagai saran untuk “memelihara diri” terhadap mereka.
Teks ini ditafsirkan sebagai pengajaran bahwa orang Muslim diijinkan
untuk berpura-pura bersahabat dengan non Muslim sebagai sarana
untuk menyelamatkan posisi mereka sendiri dalam masyarakat.
Kesamaan semua ayat yang dikutip di atas adalah semua ayat tersebut
mengajarkan orang Muslim bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang sudah
bulat, namun kebohongan dan tipu daya / taqiyya kadangkala dapat
digunakan demi keuntungan Islam.
Kesimpulan ini dikonfirmasi kuat dalam hadith dimana banyak contoh orang
Muslim dipuji karena tindakan-tindakan tipu daya / taqiyya mereka
memperkuat tujuan Muslim. Beberapa diantaranya adalah:
• Sahih Bukhari (52:269) mengutip Muhammad berkata “Perang adalah
tipu daya”. Hadith berikut ini kemudian menunjukkan bagaimana
prinsip menggunakan tipu daya dalam perang dapat diberlakukan.
• Sahih Bukhari (52:271) menjelaskan: “Nabi berkata, ‘Siapakah yang
siap membunuh Ka’b bin Ashraf (yang adalah seorang Yahudi)?’
Muhammad bin Maslama menjawab, ‘Inginkah engkau agar aku
membunuhnya?’ Nabi mengiyakan. Muhammad bin Maslama berkata,
‘Maka ijinkan aku mengatakan apa yang aku kehendaki’. Nabi
mengiyakan”.
Perhatikan baik-baik apa yang terjadi disini: Salah seorang pengikut
Muhammad meminta ijin untuk berdusta, dan ijin itu langsung diberikan.
Apa yang terjadi selanjutnya diceritakan dalam Sahih Bukhari (53:369). Bin
Maslama menemui orang yang diinginkan kematiannya oleh Muhammad dan
berpura-pura seakan ia sangat tertipu oleh sang “nabi”. Dengan cara ini, ia
mendapatkan kepercayaan orang itu dan diperbolehkan untuk memasuki
lingkaran dalamnya. Setelah “persahabatan” tersebut terjalin erat, Maslama
bertanya pada Ka’b apakah ia dapat mencium bau parfum di kepalanya, ini
adalah sebuah tindakan yang hanya dapat dilakukan di antara dua sahabat
karib. Dengan memercayai “sahabatnya”, Ka’b mengijinkannya dan
seketika itu juga ia dibunuh !
Sesungguhnya “perang adalah tipu daya”.
Muhammad mengijinkan para pengikutnya untuk membuat perjanjian damai
berdasarkan informasi palsu.
Prinsip ini dinyatakan dalam Sahih Bukhari 49:857
• “Diriwayatkan Um Kulthum bint Uqba: Bahwa ia mendengar rasul
Awloh berkata, ‘Siapa yang berdamai dengan orang lain dengan
menciptakan informasi yang baik atau mengatakan hal-hal yang baik,
bukanlah seorang pendusta”.
• Gagasan diperbolehkannya berdusta dalam keadaan tertentu tidak hanya
diberlakukan dalam hubungan dengan non Muslim.
• Suami dan istri juga diperbolehkan untuk saling membohongi demi
(keharmonisan) hubungan mereka.
Tidak dijelaskan bagaimana tipu daya semacam ini dapat mendatangkan hasil
yang baik: “Ibn Sihab berkata ia tidak mendengar bahwa pengecualian
diberikan untuk dusta apapun yang diucapkan orang selain dari tiga kasus
(keadaan): dalam perang, untuk membawa rekonsiliasi dan dalam perkataan
suami kepada istrinya, dan perkataan istri kepada suaminya (berdusta agar
terjadi rekonsiliasi di antara mereka)” (Sahih Muslim 33:3603).
Kutipan-kutipan dari teks-teks Islam yang diberikan di atas tentunya
meninggalkan kesan bahwa relasi antara pengajaran Islam dan konsep
kebenaran setidaknya dapat dikatakan rumit. Apa yang harus kita lakukan
dengan agama yang mengklaim diri sebagai jalan kebajikan namun para
pengikutnya dianjurkan untuk berdusta dan menipu untuk melayani
kepentingan agama tersebut ?
[1] QS Al Mumin 40:28 “Dan seorang laki-laki yang beriman di antara
pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah
kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku
ialah Awloh padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka
dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar
niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan
menimpamu." Sesungguhnya Awloh tidak menunjuki orang-orang yang
melampaui batas lagi pendusta.”
Petikan dari ALKITAB :
“ IBLIS lah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-
keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak
hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia
berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta
dan bapa segala dusta .
( Yohanes 8 : 44 )

ISLAM & ORANG TIDAK BERIMAN

Sekalipun banyak berbicara mengenai toleransi, Islam sangat memandang


rendah orang-orang yang tidak memeluk Islam. Ini jelas terlihat dalam
kronologi bab-bab terakhir Quran juga dalam banyak hadith. Malangnya bagi
orang-orang non Muslim di dunia ini, bagian-bagian terakhir Quran lebih
mempunyai bobot teologis daripada wahyu-wahyu sebelumnya oleh karena
“hukum abrogasi” (naskh) yang mengajarkan bahwa wahyu-wahyu yang
datang belakangan akan membatalkan wahyu-wahyu yang terdahulu.
Berikut hanyalah beberapa contoh penghinaan yang diberikan Quran kepada
orang-orang yang tidak memeluk Islam.
Menurut Quran, orang non Muslim adalah:
• Penyakitan:”Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Awloh
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta” (Quran 2:10).

• Fasik: “Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-


ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-
orang yang fasik” (Quran 2:99).

• Bodoh: “Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang


kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang
tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu
dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti”. (Quran
2:171).

• Tidak benar (dan oleh karena itu tidak boleh dipercayai): “Dan
janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti
agamamu” (Quran 3:73).

• Musuh yang nyata: “Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah


musuh yang nyata bagimu” (Quran 4:101), oleh karena hal ini orang
kafir tidak boleh dijadikan sahabat oleh orang Muslim: “Janganlah
orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali
dengan meninggalkan orang-orang mukmin” (Quran 3:28).

• Harus dihindari: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari


Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-
orang musyrik” (Quran 6:106).

• Binatang dalam pandangan Awloh: “Sesungguhnya seburuk-


buruknya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Awloh ialah
orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman”. (Quran
8:55).

• Najis & kotor : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-


orang yang musyrik itu najis & kotor” (Quran 9:28).
• Kera dan babi (terutama ditujukan kepada orang Yahudi):
“Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-
orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu
disisi Awloh, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Awloh, di
antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi” (Quran 5:60).
• Tidak layak mendapat kemurahan: “Muhammad itu adalah utusan
Awloh dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka”. (Quran 48:29).
Harus ditekankan bahwa ini hanyalah contoh kecil ayat-ayat Quran yang
mengekspresikan penghinaan terhadap orang tidak beriman dan berbicara
mengenai mereka dengan cara yang sehina mungkin. Penting diingat bahwa
banyak dari ayat-ayat tersebut berbicara mengenai orang-orang tidak beriman
secara umum dan bukan hanya orang-orang tidak beriman tertentu yang
kebetulan diperangi orang Muslim pada waktu itu. Oleh karena itu ayat-ayat
tersebut terus memengaruhi orang Muslim hingga hari ini.
Sebagai tambahan bagi semua penghinaan terhadap non Muslim, Quran
selalu mengingatkan orang tidak beriman bahwa mereka akan mengalami
siksaan mengerikan yang kekal di neraka.
• “Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang
bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka
orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api
neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut
mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk
dari besi” (Quran 22:19-21).
Tidaklah berlebihan bila menyatakan bahwa ini adalah salah satu tema utama
dalam Quran. Nasib orang-orang tidak beriman dalam neraka didiskusikan
dalam lebih dari 500 ayat dalam 87 bab/Sura (dari 114 Sura yang ada).
Muslim percaya bahwa non Muslim yang memiliki kontak dengan mereka
telah diciptakan untuk menjadi bahan bakar di neraka kemungkinan besar
tidak akan membuat harkat dan martabat mereka terangkat di mata banyak
orang Muslim.
Bagi semua fakta di atas masih dapat ditambahkan banyak hasutan
kekerasan terhadap non Muslim, misalnya:
• “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang
kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung
jari mereka” (Quran 8:12) dan menyerukan agar mereka tunduk:
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Awloh dan tidak
(pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa
yang diharamkan oleh Awloh dan RasulNya dan tidak beragama
dengan agama yang benar (agama Awloh), (yaitu orang-orang) yang
diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah
dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” (Quran 9:29).
Bukankah tidak mengherankan jika banyak orang non Muslim
berkesimpulan bahwa Quran merepresentasikan ujaran kebencian yang
ekstrim yang ditujukan pada mereka yang menolak Islam?
Target utama kebencian Awloh dan Muhammad adalah orang Yahudi. Ini
berkaitan dengan fakta banyak orang Yahudi di Arabia menolak mengakui
klaim kenabian Muhammad. Sebagai responnya, Quran memuat banyak
hinaan dan hasutan kekerasan yang ditujukan kepada orang Yahudi.
Salah-satunya secara kategoris menyatakan bahwa orang Yahudi akan
terus menjadi musuh kekal dan tidak dapat diperdamaikan dengan orang
Muslim:
• “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-
orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Quran 5:82).
Oleh karena itu, kita hendaknya tidak terkejut bila anti semitisme yang
mendalam telah menjadi bagian penting dalam perilaku orang Muslim selama
berabad-abad sampai hari ini.
Beberapa pembaca bisa jadi merespon bukti kebencian Islam terhadap orang-
orang tidak beriman yang dipaparkan di atas, dengan menyatakan bahwa
mereka mempunyai teman-teman Muslim yang memperlakukan mereka
dengan respek dan sopan.
Boleh jadi memang demikian, tetapi alasan dibalik persahabatan orang-orang
Muslim ini kemungkinan besar adalah fakta bahwa mereka memilih untuk
bersikap sesuai insting alamiah manusia dan mengabaikan aspek pengajaran
Islam ini.
Namun demikian, sikap dan tindakan individu Muslim tidak menghilangkan
eksistensi ayat-ayat tersebut di atas. Ayat-ayat itu ada di jantung hati Quran,
siap untuk ditemukan oleh orang Muslim yang bertanya apakah cara ia
memikirkan non Muslim dan berinteraksi dengan mereka menyenangkan
Awloh atau tidak.

Menjarah : Sumber Ekonomi Islam

Margareth Thatcher ex.PM Inggris berkata,


• “Masalah dengan sosialisme adalah, pada akhirnya anda kehabisan
uang orang lain”.
• Masalah dengan ekonomi Islam tidak jauh berbeda. Jika tidak ada lagi
orang untuk dijarah propertinya, orang Muslim akan mulai saling
menghabisi dengan saling melabel kafir, bidah dan tidak islami, untuk
membenarkan penyerangan dan penjarahan terhadap sesamanya
Muslim.
• Islam sangat tidak mementingkan kerja dan lebih menyukai menjarah
sebagai sumber pemasukan untuk mendapatkan kesejahteraan.
• Ia mengklaim perdagangan hanyalah satu-satunya sumber
pemasukan yang normal yang dapat diterima Islam.
• Oleh karena itu konklusinya adalah budaya-budaya yang berdasarkan
Islam sesungguhnya tidak mampu menciptakan perekonomian yang
membawa kemakmuran.
• “Sebuah negara Ghazi klasik harus senantiasa berekspansi”. Ini
merupakan konfirmasi atas penolakan Islam terhadap kerja.
Ekonomi Islam mengalami peningkatan melalui penjarahan. Maka,
sebuah negara Islam harus terus melakukan ekspansi yang berarti
menjarah. Seperti mengendarai sepeda; anda harus terus mengayuh
jika tidak maka anda akan jatuh.
Muhammad tidak memedulikan kerja produktif.
Sebagai contoh, berkenaan dengan perlengkapan / peralatan pertanian ia
berkata,
• “Tidak ada rumah yang akan dimasuki peralatan-peralatan pertanian
ini kecuali Awloh akan membuat penghinaan untuk masuk ke
dalamnya” [Bukhari: 3:39:514]
Alasan mengapa Muhammad sangat melecehkan pertanian adalah karena ia
ingin para pengikutnya menjadi pejuang penjarahan.
Pertanian membutuhkan komitmen kepada lahan. Sebagai seorang petani
anda tidak dapat mengabaikan lahan dan pergi menjarah yang seringkali
memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
• Ia berkata, “Ketika engkau memasuki transaksi inah, memegang ekor
lembu-lembu, dipuaskan dengan pertanian, dan tidak melakukan
jihad. Awloh akan membuat engkau dipermalukan, dan tidak akan
menariknya hingga engkau kembali kepada agama asalmu” [Sunan
Abu Dawud23: 3455]
Walaupun pertanian lebih memerlukan jerih lelah, semua industri memerlukan
komitmen hingga ke tingkat tertentu.
Khabbib, seorang sahabat Muhammad meriwayatkan, “Aku, pada masa
sebelum Islam, biasa bekerja sebagai pandai besi” [Sahih Muslim: 39: 6716].
Jelaslah, setelah bergabung dengan Muhammad ia meninggalkan
pekerjaannya dan mencari nafkah melalui perampokan/pejarahan.
Diriwayatkan suatu hari Muhammad mengisahkan kisah berikut ini,
“Salah seorang penghuni firdaus akan meminta agar Awloh mengijinkannya
bercocok tanam. Awloh bertanya padanya, ‘Bukankah engkau tinggal di
dalam kesenangan yang engkau sukai’. Ia berkata, ‘Ya, tetapi aku ingin
bercocok tanam’”. Lalu Muhammad meneruskan kisahnya dengan
mengatakan orang itu diijinkan menabur benih dan tanaman akan tumbuh
setinggi gunung dalam sekejap mata dengan buah-buah yang siap dipetik dan
kemudian Awloh akan berkata kepadanya, “Wahai anak Adam ! Kumpulkanlah
hasil ladang; tidak ada yang memuaskanmu” [Sahih Bukhari 3:39: 538]

Pengajaran moral kisah ini adalah pertanian hanya untuk orang-orang


yang serakah. Seorang Muslim sejati harus puas dengan apa yang
didapatkannya dari hasil jarahan, yang sudah tentu jauh lebih
menguntungkan dan mudah didapat. Dengan menyerang & menjarah desa-
desa dan kota-kota, para jihadis dapat membunuh orang yang tidak berjaga-
jaga dan tidak bersenjata lalu menjarah harta mereka.
Muhammad benar-benar tidak tertarik kepada produksi dan industri.
Kemakmuran, menurutnya, harus diperoleh melalui penjarahan.
Salah seorang sahabatnya meriwayatkan, “Rasul Awloh melarang kami
melakukan sesuatu yang merupakan sumber pertolongan bagi kami. Ia
memanggilku dan bertanya, ‘Apa yang engkau lakukan dengan ladangmu?’
Aku menjawab, ‘Kami menyerahkan ladang kami [untuk membayar sewa],
atau menyewakannya untuk mendapatkan beberapa wasq (karung) gandum
dan kurma’.
Rasul Allah berkata, ‘Jangan berbuat demikian, tetapi tanamilah (lahan itu)
sendiri atau biarlah lahan itu dikelola orang lain dengan gratis, atau biarkanlah
lahan itu tidak dikelola’. Ia berkata, ‘Kami mendengarkannya dan taat’”
[Sahih Bukhari 3: 39: 532].
• Hadith lainnya mencatat hal yang sama. “Barangsiapa mempunyai
lahan, ia harus mengelolanya sendiri atau memberikannya kepada
saudara Muslim nya dengan gratis; jika tidak demikian ia harus
membiarkan lahan itu tidak ditanami” [Sahih Bukhari 3: 39: 533].
Diriwayatkan bahwa Ibn Umar mempunyai beberapa lahan yang
disewakannya, dan ketika ia mendengar hadith ini, ia berhenti
menyewakannya [Sahih Bukhari 3: 39: 536]
Walau tidak mengindahkan pertanian dan industri, orang Muslim diperkaya,
namun semua itu didapat melalui penjarahan dan mencuri / merampok
properti orang lain dgn cara menyerang.
• Dikisahkan Umar berkata, “Namun mengenai masa depan generasi
Muslim, aku akan membagi-bagikan tanah desa-desa yang telah aku
taklukkan kepada para pejuang seperti nabi membagi-bagikan
Khaibar” [Sahih Bukhari 3: 39: 527].
Namun demikian, sama seperti hal-hal lainnya yang dikatakan dan dilakukan
Muhammad, ia tidak konsisten. Ketika ia menyerang dan menaklukkan
Khaibar, ia menyita semua lahan tetapi mengijinkan para korban
perampokannya untuk mengelolanya dan membagi separuh hasil lahan itu
dengannya.
Putra Umar meriwayatkan,
• “Rasul Awloh berniat untuk mengusir orang Yahudi tetapi mereka
memintanya agar membiarkan mereka tinggal di sana dengan syarat
mereka bekerja dan mendapatkan separuh hasil panen. Rasul Awloh
berkata kepada mereka, “Kami akan mengijinkan kalian tinggal
dengan syarat tersebut, selama kami menghendakinya”. Maka mereka
(orang Yahudi) tetap tinggal disana hingga ‘Umar memaksa mereka
pergi ke arah Taima’ dan Ariha’”. [Sahih Bukhari 3: 39: 531]
Alasan ketidaksepakatan ini kemungkinan karena fakta masyarakat Khaibar
yang telah ditaklukkan adalah orang Yahudi. Secara teknis, mereka tidak
menyewakan lahan mereka yang telah disita, tetapi bekerja secara cuma-
cuma untuk orang Muslim.
Ibn Umar mengatakan, nabi menutup sebuah kontrak dengan orang Khaibar
untuk mengelola lahan dengan syarat separuh dari hasil buah-buahan atau
vegetasi akan menjadi bagian mereka. Nabi selalu memberi para istrinya
masing-masing 100 wasq (karung), itu 80 wasq kurma dan 20 wasq gandum.
(Ketika Umar menjadi Khalifah) ia memberi para istri nabi pilihan memiliki
lahan dan air sebagai bagian mereka, atau melanjutkan praktik sebelumnya.
Beberapa dari mereka memilih tanah dan yang lainnya memilih wasq. Aisha
memilih tanah. [Bukhari 3:39: 521]
Tidak satupun hukum Islam mempunyai tanggal kadaluwarsa. Fakta
kesejahteraan orang Muslim diperoleh dari jarahan diratifikasi oleh orang
Muslim kontemporer.
“Ibnu Umar (ra) meriwayatkan bahwa Muhammad berkata,
• ‘Hidupku berada di bawah bayang-bayang tombakku, dan orang yang
tidak menaati perintah-perintahku akan dipermalukan’” [Sahih
Bukhari, h. 408, vol. 1]
Keunggulan tombak telah disebutkan dalam hadith ini dan kita mendapat
informasi bahwa kehidupan dan pemasukan Muhammad terletak pada tombak
(jihad). Inilah sebabnya mengapa para muhaditen (pengumpul hadis)
menyatakan bahwa pendapatan terbaik adalah dari rampasan /
penjarahan dan hal itu sudah jelas dibuktikan melalui hadith ini, yaitu
rampasan / penjarahan diperbolehkan bagi Ummah.
Dari semua senjata perang, hanya tombak yang disebutkan demikian:
“Penghidupan telah diletakkan di bawah tombak” karena secara umum,
bendera dikibarkan tinggi pada sebuah pedang, maka pedang disebutkan
untuk mengindikasikan bendera, dan penghidupan berarti rampasan perang.
Awloh telah menentukan kesejahteraan yang berasal dari jarahan perang
sebagai harta yang bersih & halal. Demikianlah Awloh berkata:
• “Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah
sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang
(Mekah) akan menculik kamu, maka Awloh memberi kamu tempat
menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-
Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik & halal, agar kamu
bersyukur” (Sura Anfal: 26)
Tafsiran untuk kata “baik-baik” (tayyab) dalam ayat di atas dijelaskan sebagai
rampasan / hasil penjarahan.
Jabir Ibn Abdullah (ra) meriwayatkan nabi (saw) berkata, “Kepadaku telah
diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada siapapun sebelum aku:
1. Awloh membuatku berkemenangan melalui kekaguman (dengan
menakut-nakuti / intimidasi / persekusi musuhku), dengan jarak sejauh
satu bulan perjalanan.
2. Bumi ini telah dijadikan untukku (dan para pengikutku) sebagai tempat
untuk menegakkan sholat dan untuk memurnikan (melaksanakan
tayyamum), oleh karena itu siapapun pengikutku dapat menaikkan sholat
dimanapun ia berada pada waktu sholat
3. Rampasan penjarahan telah dijadikan halal bagiku, namun haram bagi
siapapun sebelum aku.
4. Aku telah diberikan hak untuk bersyafaat.
5. Setiap nabi umumnya diutus kepada bangsanya, namun aku diutus
kepada semua umat manusia. (Sahih Bukhari, h.51, English summarised
edition; Muslim; Bayhaqi, h.4, vol.9)
Mengapa negara2 Islam / mayoritas Muslim rata2 miskin & tidak maju :
• Sejak orang Muslim diusir keluar dari Spanyol sekitar 450 tahun yang lalu,
sumber pemasukan mereka juga mengering dan sejak saat itu mereka
menjadi miskin.
• Ketika Mark Twain mengunjungi Kekaisaran Ottoman di Turki, ia terkejut
melihat absennya kemajuan teknologi dan tingginya tingkat kebodohan
secara umum. Ia menulis, “Bajak yang digunakan orang-orang ini hanyalah
sebuah tongkat tajam, seperti yang digunakan Abraham untuk membajak,
dan mereka masih menapis gandum seperti cara orang pada masa
Abraham – mereka menumpuknya di atap rumah, lalu menguraikannya
dengan sekop ke udara hingga angin meniup semua jerami dan sekam.
Mereka tidak pernah menciptakan apapun, tidak pernah belajar apapun”.
Twain juga sangat tidak terkesan dengan konsep moralitas orang Muslim. Ia
berkata, “Ada banyak sekali mesjid, ada banyak sekali gereja, ada banyak
sekali pemakaman, tetapi moral dan wiski jarang/sedikit. Quran tidak
mengijinkan pengikut Muhammad untuk minum alkohol, tetapi menjanjikan
ada sungai yang mengalirkan anggur alkohol di firdaus untuk bersenang-
senang. Insting alamiah mereka tidak mengijinkan mereka untuk menjadi
orang bermoral. Mereka mengatakan Sultan Turki mempunyai 800 istri.
Jumlah ini dapat disebut bigamy. Ini membuat pipi kita terbakar oleh rasa malu
ketika melihat hal seperti ini diperbolehkan di Turki”.
Orang Muslim memandang diri mereka sebagai orang miskin, sementara
semua orang lain mempunyai hidup yang lebih baik. Dan karena mereka
berpikir Awloh telah menghalalkan mereka untuk merampas dan
menjarah, mereka mengklaim kekayaan anda adalah milik mereka.
Dan sudah tentu konsep etika dan moralitas adalah sesuatu yang asing bagi
orang Muslim, seperti unta bagi kutub utara. Bagi seorang Muslim, benar dan
salah tidak ditentukan oleh standar Aturan Emas / Golden Rule
(=perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan = kalau
tidak mau dicubit, jangan mencubit !), tetapi oleh apa yang diperbolehkan dan
dilarang Muhammad.
Orang Muslim tidak akan menggunakan nurani mereka untuk menilai
moralitas islami. Mereka tidak memilikinya. Untuk memiliki nurani, orang harus
dapat berpikir secara independen. Orang Muslim menyombongkan diri mereka
dalam mendengarkan dan menaati, bukan dalam berpikir, bernalar dengan
akal sehat & logika, apalagi mempertanyakan, ini dilarang oleh Awloh.
Menurut orang Muslim, bukan Aturan Emas yang menentukan apa yang baik
dan apa yang jahat, melainkan Muhammad. Mereka percaya bahwa apa yang
baik untuk Islam adalah kebajikan tertinggi dan apa yang buruk untuk Islam
adalah kejahatan terbesar. Inilah definisi baik dan jahat dalam Islam. Inilah
etos semua sekte bidah.

“Dan sebagaimana kamu menghendaki supaya orang berbuat


kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka “
(YESUS KRISTUS – Lukas 6:31)

Donasi Untuk Awloh Membersihkan Nurani


• Awloh mewajibkan semua orang Muslim yang beriman untuk
memenuhi kewajiban keuangan mereka, yang telah ditetapkan dalam
Quran dan dalam hukum Syariah (Sura 2:254, 264, 267, 271, dll).
Orang yang pernah menentang Muhammad dan kemudian ingin memeluk
Islam dapat membuktikan ketulusannya dengan memberikan donasi. Awloh
akan menerima pertobatannya, jika kontribusi / donasinya itu memadai.

Setiap negara memberlakukan pajak dan semua komunitas agama


membutuhkan persembahan. Muhammad adalah seorang pedagang yang
pragmatis. Sejak permulaan kegiatan religiusnya ia memberikan penekanan
besar pada pajak, donasi dan pengeluaran-pengeluaran “bagi Awloh”!
Dalam Qu’an ada 85 ayat mengenai hal ini.
Para ahli hukum ke-4 mazhab hukum Islam menggunakan ayat-ayat ini
sebagai dasar legislasi mereka. Mereka menunjukkan seberapa banyak yang
harus diberikan seorang Muslim dan kepada siapa persembahan itu ditujukan.
• Muhammad melangkah lebih jauh lagi dalam menghimbau orang
untuk membayar pajak dan donasi, dengan memberi jaminan kepada
para pendonor bahwa uang sumbangan mereka akan membersihkan
“hati” mereka (Sura 9:102).
• Ia tidak ragu menyebut agama yang diajarkannya itu sebagai “urusan
dagang dengan Awloh” (Sura 35:29-30).
Orang yang ingin memahami Islam harus mempelajari legislasi di dalam
Quran mengenai iuran-iuran religius tersebut. Kemudian ia harus
membandingkan legislasi ini dengan prinsip-prinsip dasar dalam Injil.
Dalam sura-suranya yang terdahulu ketika masih berada di Mekah,
Muhammad menjawab para pengeritiknya dari kalangan Para Ahli Kitab
(=Kristen + Yahudi) dan beberapa orang beriman yang tidak terlalu yakin pada
Quran:
• Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Awloh dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (Sura 98:5).
Pada periode pertengahan kegiatan religiusnya, sebelum ia hijrah ke Medina
pada 622 M, ia membuat ayat setelah mempunyai pengalaman selama 10
tahun:
• Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Awloh dan
mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar
Awloh menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan
menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Awloh
Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (Sura 35:29-30).
Menjelang kematiannya di Medina, Muhammad mengekspresikan pandangan
imannya secara terperinci:
Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Awloh,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila
ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan
dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Sura 2:177).
Orang yang membandingkan ketiga ayat ini akan melihat bahwa pilar-pilar
dasar iman islami adalah sembahyang/sholat, dan berbagai
persembahan dan donasi. Tanpa pajak agama (zakat), tanpa sumbangan
sukarela (sadaqa/sedekah) dan tanpa pengeluaran tambahan untuk Awloh
(nafaqa) , maka hanya akan ada sedikit kegiatan islami.
Namun demikian harga minyak mentah telah naik beberapa kali dari nilainya
yang semula sejak tahun 1973, negara-negara Islam penghasil minyak telah
menjadi sangat kaya, dan membiayai bangkitnya Islam di semua benua
dengan menggunakan alasan menjalankan kewajiban agama !
Pembenaran Quran untuk pajak agama dan donasi
Awloh menciptakan langit dan bumi. Oleh karena itu, segala sesuatu yang
eksis adalah properti-Nya. Dia-lah yang memiliki alam semesta (Sura 13:129,
189; 4:126, 131-132; 5:18; 6:12; 48:14; 63:7; 70:40, dll)! Awloh adalah Tuhan
yang tidak terbatasi dan pemilik Timur dan Barat dan semua yang terbentang
diantaranya (Sura 2:115, 142; 26:28-32; 37:5; 70:4073:9, dll).
Johann Wolfgang Goethe mengadopsi gagasan Semitis ini dan menulis:
Tuhanlah yang empunya Orient, Tuhanlah yang empunya
Occident, Selatan dan Utara terletak di tangan-Nya.
Sang penyair besar ini tidak menyadari bahwa konsep islami mengenai Tuhan
tidaklah idealistik, tidak humanistik, dan juga tidak panteistik. Muhammad,
ketika menyebutkan Timur dan Barat, mengklaim wilayah-wilayah yang
terbentang diantaranya untuk dikuasai oleh Islam.
Menurut Islam, Awloh adalah pemilik Timur dan Barat. Semua benua
yang terletak diantaranya harus ditundukkan kepada Islam (Sura 1:193;
8:39; 48:28; 61:9, dll).
Setelah penciptaan, Awloh menentukan takdir semua ciptaan dengan sangat
terperinci (Sura 25:2; 54:49; 65:3, dll). Ia mengendalikan segala sesuatu (Sura
3:108-109, 127-129, 189; 4:126, dll). Qur’an menyatakan: Kita adalah milik
Awloh dan kepada-Nyalah kita akan kembali (di akhir hidup kita) (Sura
2:156).
Semua malaikat adalah hamba Awloh (Sura 19:30; 43:19). Semua emas dan
perak adalah milik-Nya. Hanya Dia-lah yang kaya (Sura 4:132). Semua yang
kita miliki dipinjamkan oleh Awloh. Awloh akan menghitung semua itu pada
semua orang, jika orang tersebut telah memenuhi kewajiban
keagamaannya secara teratur dan penuh, dan jika orang itu telah
memberikan sumbangan sukarela dengan cukup (Sura 2:284; 4:86; 6:62,
dll). Itu akan menghasilkan penyerahan yang sejati terhadap properti-Nya.
Tidak ada kekafiran dan ketidakadilan yang tidak dihukum (Sura 41:7).
Dengan prinsip-prinsip dasar semacam itu Muhammad menggenggam semua
orang Muslim, dan menjadikan mereka hamba sahaya dan orang-orang yang
berhutang kepada Awloh. Dengan demikian, pembayaran reguler pajak
religius menjadi sebuah kewajiban bagi semua orang Muslim. Sumbangan
sukarela juga diharapkan darinya (Sura 9:60). Awloh menjaga hak-Nya
atas segala hal yang Ia percayakan kepada orang per orang (Sura 6:141;
17:26; 51:19; 59:7; 70:24-25, dll).
Dengan prinsip-prinsip pendanaan ini, Muhammad meletakkan dasar bagi
sebuah tatanan sosial yang komprehensif bagi komunitasnya (Ummah). Ia
menetapkan sebuah asuransi secara tidak langsung bagi orang-orang yang
berkekurangan di dalam klannya. Dengan bantuan hukum-hukum “yang
diwahyukan” ini, ia memungkinkan terjadinya penyebaran Islam.
Sejak itu, Awloh dan Muhammad, para kerabat yang berkekurangan dan
budak-budak Muslim, juga para pejuang dalam perang mempunyai hak
atas uang dan properti semua Muslim. hak ini dispesifikasikan dan
diregulasikan dengan aturan-aturan mengenai pajak religius yang harus
diberlakukan (Sura 2:83, 177, 180, 215; 8:41; 9:60; 24:26; 76:8; 90:16, dll).
Siapakah yang diminta untuk membayar?
• Awloh mewajibkan semua orang Muslim yang beriman untuk
memenuhi kewajiban keuangan mereka, yang telah ditetapkan dalam
Quran dan dalam hukum Syariah (Sura 2:254, 264, 267, 271, dll).
• Orang yang pernah menentang Muhammad dan kemudian ingin
memeluk Islam dapat membuktikan ketulusannya dengan memberikan
donasi. Awloh akan menerima pertobatannya, jika donasi nya
memadai.
• Bahkan orang yang berpura-pura dan orang yang munafik diterima
dengan hangat segera setelah mereka membayar ! Mereka dapat
mengharapkan pengampunan dari Awloh atas dosa-dosa mereka, jika
jumlah donasi mereka cukup besar (Sura 9:103).
• Musuh yang telah dikalahkan akan menjadi teman, segera setelah ia
sholat dan membayar zakat (Sura 9:5, 11).
• Orang yang takut akan penghakiman Awloh dapat mengatasi
ketakutannya itu dengan memberikan donasi (Sura 23:60; 30:38;
32:16).
• Orang yang mendapatkan berkah khusus dalam keluarganya atau
bisnisnya harus memberikan donasi yang lumayan sebagai tanda
ucapan syukurnya (Sura 9:75).
• Orang Israel secara khusus dipanggil untuk menyumbang dengan
ikhlas untuk tujuan Tuhan mereka (Sura 2:83; 5:12; 22:78, dll).
• Semua orang yang mengklaim bahwa ia ada dalam ikatan perjanjian
dengan Awloh harus bersaksi terhadap hak istimewa ini melalui
pembayaran-pembayaran yang lumayan (Sura 9:75).
• Dalam Qur’an kita tidak membaca bahwa budak-budak harus
membayar pajak religius, karena di Mekah dan Medina mereka jarang
mempunyai uang atau harta milik. Pada umumnya mereka berasal dari
kelas masyarakat yang lebih miskin.
• Namun demikian, gereja yang dihormati di Wadi Nadjran (Utara
Yaman) harus membayar pajak minoritas (jizya) tepat waktu. Ini
disertai dengan penghinaan yang merendahkan (Sura 9:28-29).
Berapa banyak yang harus disumbangkan dan dibayar oleh seorang
Muslim?
• Kelebihan dari pendapatan rata-rata harus didistribusikan di antara
orang Muslim yang berkekurangan (Sura 2:2, 219; 65:7).
• Seperlima (1/5) dari rampasan penjarahan adalah miliki Awloh dan
Muhammad, dan kepada barangsiapa Ia akan mengalokasikannya.
“Hukum 20% dari Pendapatan Rata-rata” di beberapa negara
mencakup buah-buahan hasil panen, juga hasil tangkapan ikan (Sura
6:141-144).
• Bahkan seperlima dari para budak yang menjadi tawanan perampokan
harus diserahkan kepada Khalifah setiap tahun.
• Ketetapan “penjarahan” ini dalam Sura Anfal 8:41 menjadi satu dari
sekian banyak ayat penting dalam Quran. Keputusan ini mengatur
pendanaan banyak kegiatan islami. Seperlima dari rata-rata
keuntungan dari produksi minyak, panen mutiara atau dari generasi
kekuatan nuklir mendanai kebangkitan Islam. Sebagai hasil dari
kewajiban membayar pajak dan donasi, mesjid-mesjid dibangun di
semua benua.
• Muhammad ingin membedakan dirinya sendiri dari orang-orang
Yahudi dalam Perjanjian Lama, dan tidak menerima sepersepuluh
(1/10) dari pendapatan kasar, seperti yang diperintahkan dalam
Hukum Musa, tetapi menuntut 20% (seperlima) dari pendapatan rata-
rata atau keuntungan rata-rata dari orang-orang Muslim ! sebagai
tambahan, ia juga mengharapkan senantiasa ada sumbangan sukarela
dari orang per orang (Sura 6:141-144).
• Di Sudan, beberapa pegawai departemen administratif mesjid tidak
menunggu hingga seperlima dari hasil penggilingan atau dari panen
tebu diserahkan kepada mereka. Sebaliknya, mereka naik lori ke
ladang-ladang dan menuntut bagian mereka disana dan kemudian
dengan kekerasan jika diperlukan – bahkan dari orang-orang Kristen
(Sura 6:141) !
• Namun demikian, memberi batasan-batasan pada hukum ini untuk
alasan-alasan pragmatis: Awloh tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan (sekedar) apa yang Awloh berikan
kepadanya (Sura 65:7).
• Namun, orang yang memberi makan orang miskin lebih dari pajak
religius yang telah mereka bayar, akan sangat dihargai oleh Awloh
(Sura 6:141-144; 76:8-9; 90:14-16).
• Jika seorang pengantin perempuan mendermakan sebagian dari
hadiah pernikahannya, itu akan dihitung sebagai donasi kepada
Awloh. Hal yang sama juga berlaku bagi wanita yang diceraikan, jika
ia siap untuk mengurangi haknya dari mahar yang masih ada (Sura
4:4).
Mengapa dan bagaimana pembayaran-pembayaran itu harus dilakukan?
• Orang Muslim ingin memuaskan Awloh pertama-tama dengan donasi-
donasi dan pajak-pajak mereka (Sura 2:265). Melalui persembahan-
persembahan mereka, mereka berharap agar dapat lebih dekat kepada
Awloh mereka, dan menyenangkan-Nya (Sura 2:272; 30:39; 76:9).
• Namun, setiap orang yang menyumbang harus menguji dirinya
sendiri, sehingga ia tidak membawa sesuatu yang bermutu rendah
dari hasil panennya atau ternaknya kepada Awloh, dan menjaga
benda-benda yang baik untuk dirinya sendiri. Awloh sangat
mengetahui dengan baik kualitas dan kuantitas semua pemberian
(Sura 2:267, 270).
• Dengan kata-kata yang sederhana, Muhammad menuntut orang-orang
Muslimnya untuk memenuhi kewajiban mereka untuk memberi:
Belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian...dan Awloh sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu
kematiannya. (Sura 63:10-11).
• “...(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Awloh adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. (Sura
2:261, 274).
• Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), ...(Sura 2:262-264, 271).
• “...menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari...(Sura 2:274).
• “...secara tersembunyi dan terang-terangan..(Sura 2:271, 274; 13:22;
35:29).
• “...di waktu lapang maupun sempit (Sura 3:134).
• Himbauan untuk memberi sumbangan ini sesungguhnya
berarti: Berilah senantiasa dan berilah dengan berkelimpahan !
• Lebih jauh lagi, Awloh menuntut semua orang yang meninggalkan
aset untuk ditulis pada surat wasiat, dalam mana ia harus
menyerahkan aset-asetnya kepada kerabat terdekatnya dan kepada
orang-orang yang berkekurangan di antara mereka, menurut aturan-
aturan Quran. Ia tidak boleh melupakan siapapun, yang mempunyai
hak atas propertinya (Sura 2:180).
• Selanjutnya, Quran mengajarkan: Apabila membelanjakan (harta)
mereka tidak berlebih-lebihan, dan (tidak) pula kikir...(Sura 2:196;
25:67).
• “...memberikan harta yang dicintainya kepada ...(yang memerlukan
pertolongan)..(Sura 2:177).
• Tidak ada kebaikan pada bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah
... (Sura 4:114).
Siapakah yang harus menerima sumbangan-sumbangan ?
• Pertama-tama Awloh dan Muhammad harus menerima seperlima
(20%) dari pajak religius dan dari rampasan penjarahan. Selanjutnya,
Awloh menerima “pinjaman-pinjaman” dari orang-orang yang
beribadah kepada-Nya (Sura 2:245; 8:41, dll).
• Ketika mendistribusikan rampasan penjarahan dan donasi, para
kerabat berada di tempat kedua setelah Awloh dan Muhammad
sebagai pihak penerima. Mereka lebih berhak menerima pertolongan
dan bantuan daripada orang miskin lainnya, bahkan daripada
komunitas Islam.
• Kemudian, jangan memulai dengan orang-orang yang berkekurangan,
orang-orang dari klan asing, tapi pergilah kepada kerabat yang
terdekat dan orang berkekurangan dari klan anda sendiri. Pertama-
tama orang-tua.
• Islam berorientasi pada klan-klan, oleh karena klan bertanggung-
jawab atas semua kewajiban termasuk kesejahteraan sosial atau
pemeliharaan kesehatan orang per orang. Lebih jauh lagi, klan
memperhatikan pendidikan anak-anak dan kesejahteraan para lansia.
Klan merupakan nukleus dan penjaga kelompok masyarakat Islam.
Kekuatan lokal tiap orang Muslim pertama-tama harus dikuatkan dan
dipelihara. Jika tidak demikian, bahkan seorang yang kaya pun tidak
akan mendapatkan perlindungan atau dukungan (Sura 2:83, 177, 180,
215; 4:36; 8:41, 75; 17:26; 24:22; 30:38).
• Seorang istri dari klan yang lain seringkali hanya merupakan sebuah
penghubung dengan klan suaminya. Ia bukanlah rekan setara untuk
suaminya, dan tidak mempunyai hak yang sama dengan suaminya. Ia
hanyalah pabrik bayi untuk suaminya untuk memperkuat klan
suaminya. Suaminya dapat menceraikannya kapan saja sesuka hati.
Kemudian anak-anak akan menjadi milik suaminya dan klan suaminya
itu. Seorang suami tidak bertanggung-jawab atas kerabat istrinya atau
anak-anak mereka.
Pertolongan bagi orang-orang yang telah bermigrasi
• Selain dari seperlima yang diperuntukkan bagi Awloh dan seperlima
bagi klan, dalam masa Muhammad, para imigran Muslim yang
meninggalkan Mekah harus menjadi penerima berikutnya atas donasi
dan bagian dalam pajak religius. Keputusan ini dimaksudkan sebagai
semacam ketetapan menanggung beban dalam komunitas islami
(Sura 24:22; 59:5: dan 8-10).
• Di Medina, Muhammad berhadapan dengan masalah yang semakin
berkembang. Para pengungsi Muslim dari Mekah dengan cepat
menghabiskan aset-aset yang mereka bawa. Mereka jarang
mendapatkan pekerjaan dan tidak mewarisi apapun dari kerabat
mereka yang telah meninggal. Nukleus Islam ini telah meninggalkan
semua harta mereka, properti, kerabat dan kenalan demi Awloh. Di
Medina, mereka mulai mengalami kekurangan.
• Mereka iri kepada orang Muslim Medina yang menerima mereka, yang
semakin hari semakin menjadi kaya. Tuduhan-tuduhan pahit
bermunculan: Berpaling kepada Islam tidak membawa kesuksesan!
Pengorbanan bagi Awloh tidak menghasilkan buah ! Akibatnya adalah
frustrasi, kemiskinan dan penghinaan. Banyak diantara mereka yang
kembali memeluk berhala animisme di Mekah dan mengambil kembali
harta milik mereka dan properti mereka yang telah mereka tinggalkan.
Ketegangan antara orang Muslim lokal Medinah dengan para pencari
suaka Mekah mulai timbul (Sura 8:72; 9:117; 59:8-10).
• Maka Muhammad berulangkali menuntut demi nama Awloh untuk
menghormati para imigran Muslim, mencukupkan kebutuhan mereka
dan menerima mereka sebagai sesama saudara seukuwah dengan
hak-hak yang setara dalam “sebuah kekerabatan dan persaudaraan
yang tidak terpisahkan”. Di atas semua itu, Muhammad menjanjikan
pengampunan dosa, posisi tertinggi di firdaus, tanah yang luas dan
pahala yang besar dalam kekekalan bagi para imigran Muslim dari
Mekah yang setia dan sabar (Sura 2:118; 3:195; 8:74; 9:20; 16:41, dll).
• Situasi para pengungsi dari Mekah semakin memburuk, sehingga
Muhammad tidak melihat pilihan lain kecuali merampok karavan-
karavan pedagang Mekah untuk memuaskan kebutuhan mendesak
dari para pengikutnya dengan barang-barang rampasan dari
penjarahan itu. Lebih jauh lagi, pengepungan wilayah kediaman
Yahudi di Medina dan penghapusan klan mereka membantu
memperkaya para pencari suaka dari Mekah.
• Setelah orang-orang yang mempunyai hak yang sangat istimewa ini
mendapatkan bantuan, Quran menyebutkan bahwa orang-orang yang
miskin dari komunitas Islam, prioritasnya didaftarkan pada tingkatan
yang berbeda.
Dukungan bagi yatim piatu
• Jumlah yatim piatu di kalangan orang Muslim dengan cepat
bertumbuh dan tidak proporsional, karena banyak laki-laki yang mati
dalam perampokan & penjarahan, sebagai representasi Awloh, dan
merekalah yang bertanggung-jawab atas kelangsungan hidup
keluarga (Sura 2:83, 177, 215; 4:36; 8:41; 76:8; 90:15).
Bantuan bagi yang kurang beruntung
• Mereka yang tidak bekerja, kurang mampu, terluka dalam perampokan
dan buta tidak dapat diabaikan di jalanan Medina. Mereka memandang
kepada Muhammad sebagai satu-satunya harapan mereka (Sura 2:5,
83, 177, 215; 4:36; 8:41; 9:60; 17:26; 24:22; 30:38; 76:8; 90:16).
• Diantara mereka ada juga para pengemis, orang-orang buangan,
orang miskin, orang yang dibebaskan dari penjara tanpa punya apa-
apa dan semua orang yang tidak mempunyai tanah, rumah, unta dan
kambing (Sura 2:17, 177, 273; 9:60; 30:38; 51:19).
• Yang paling genting adalah situasi orang-orang Muslim yang
berhutang kepada para penganut berhala animisme dan orang-orang
Yahudi, oleh karena mereka menghina dan mengutuki orang Muslim
ketika mereka tidak membayar hutang mereka pada waktu yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, Awloh memerintahkan Muhammad untuk
menyediakan perlindungan bagi “hutang asing” dari para pengikutnya
(Sura 9:60).
Memerdekakan budak-budak Muslim
• Sebuah tantangan moneter khusus diberikan kepada orang-orang
Muslim untuk membebaskan budak-budak Muslim yang dimiliki oleh
majikan-majikan yang tidak beriman, yang mencurigai para budak
tersebut sebagai mata-mata Muhammad dan kadangkala menyiksa
mereka. Orang-orang Muslim yang ditangkap dalam perampokan,
baru akan dibebaskan setelah ada pembayaran uang tebusan.
Muhammad menyebut “membeli kebebasan seorang budak Muslim”
sebagai perbuatan yang membenarkan, yang melalui hal tsb, maka
dosa-dosa si pendonor akan diampuni di hadapan Awloh (Sura 2:177;
9:60; 24:33; 76:8, dll).
Keramah-tamahan
• Memang cukup aneh, di antara daftar orang-orang yang harus
menerima bantuan, ada juga para tamu orang Muslim (Sura 2:177,
215; 4:36; 8:44; 9:60; 17:26). Keramah-tamahan sangat dijunjung oleh
orang Arab sejak jaman dahulu kala. Para tamu seringkali disebut
dengan “tuan” atau “dewa di rumah itu”.
• Namun demikian, pengeluaran untuk tamu dapat diambil dari pajak
religius. Selanjutnya, menjamu tamu akan memberikan tuan rumah
poin tambahan dalam rekening surgawinya. Ini juga terhitung jika
tamu tersebut tinggal untuk waktu yang lama. Pengeluaran-
pengeluaran seperti itu “pantas” untuk orang Muslim. Namun
demikian, metode pamrih dg pengeluaran untuk para tamu ini banyak
menghilangkan nilai-nilai keramah-tamahan yang banyak dijunjung
oleh orang Arab. Ini kemudian akan diikuti dengan bertambahnya
ketidakjelasan, jika si tuan rumah dan keluarganya di kemudian hari
mengadakan kunjungan balik.
Mendanai Perampokan / Penjarahan
• Selain dari bantuan untuk para kerabat, pengungsi, yatim piatu, orang
miskin, budak-budak Muslim dan para pengembara, dalam Islam
pembayaran-pembayaran harus, di atas segala sesuatu, ditujukan
bagi persenjataan orang Muslim dan bagi tercapainya tujuan-tujuan
mereka. Sejak Muhammad memerintahkan lebih dari 30 perampokan &
penyerangan, penyebaran Islam dengan kekerasan merupakan salah
satu pokok pengeluaran orang Muslim.
• Mereka berharap bahwa mereka dapat menutupi pengeluaran-
pengeluaran ini dengan rampasan hasil penjarahan di kemudian hari.
Namun, pertama-tama mereka harus membeli banyak kuda, unta, baju
zirah, pedang dan senjata-senjata lainnya, yang mereka perlukan dan
juga para budak mereka. Jadi, Muhammad menghimbau orang-orang
Muslim untuk turut dalam Perampokan Suci dan mengorbankan hidup
dan uang mereka (Sura 2:195, 261-262 dan 273; 9:60; 24:22, dll).
• Orang-orang Muslim yang kaya didorong untuk menolong saudara-
saudara seukuwah mereka yang miskin dalam hal keuangan sehingga
mereka dapat membeli senjata untuk berperang (Sura 2:273).
• Mereka juga diperintahkan untuk memberikan uang kepada orang-
orang yang kemungkinan besar tidak dapat mengembalikan pinjaman
mereka (Sura 2:280; 59:9).
Menggunakan uang untuk membeli sahabat
• Musuh2 yang telah dirampok harus ditarik menjadi Islam dengan
memberikan mereka banyak pemberian atau disuap, agar jadi mualaf
(Sura 9:60). Perbuatan ini disebut dalam bahasa Arab populer sebagai
“memotong lidah mereka”. Setelah menerima pemberian-pemberian
itu, si penerima tidak lagi dapat menghina orang-orang yang telah
memberi sumbangan pada mereka dengan murah hati.
• Ungkapan lain dalam Quran mengatakan “untuk membungkus hati
mereka” guna membiasakan mereka dengan Islam dengan cara
memberikan uang. Metode ini membuka jalan bagi semua orang
Muslim di segala benua untuk “membeli” para presiden, jendral,
petugas polisi dan menteri-menteri bagi Islam, tapi juga para siswa
miskin, dengan memberikan beasiswa kepada mereka.
• Banyak humanis yang tidak menyetujui praktek ini, yang pada masa
kini dipraktekkan secara terbuka di banyak negara Asia (termasuk
Indonesia) dan Afrika. Namun demikian, pengalaman membuktikan
bahwa perintah dari Awloh ini masih dilaksanakan terutama oleh
organisasi / partai2 Islam, termasuk di Indonesia.
• Para gubernur Muslim, raja-raja minyak dan kaum Muslim moderat
tidak harus membayar kesejahteraan sosial mereka, pengeluaran-
pengeluaran untuk senjata dan pembayaran untuk pengampunan
dosa dari biaya hidup mereka, tapi dapat mengurangi pengeluaran-
pengeluaran yang diperintahkan Awloh ini dari pajak religius mereka,
atau dapat menghitungnya sebagai donasi untuk Awloh.
• Kita tidak boleh membayangkan bahwa orang Muslim melakukan hal
ini karena kasih. Yang mereka pikirkan adalah urusan bisnis !
Muhammad adalah seorang pedagang Arab setelah awalnya dia
seorang tenaga yang bekerja untuk bisnis istrinya Kadijah yang
seumur ibunya tetapi kaya, dan ia beberapa kali menggandakan
setiap dinar yang ada di tangannya sebelum ia membelanjakannya. Ia
menyebutkan agamanya sebagai urusan perniagaan dengan Awloh.
• Orang yang ingin memahami Islam sebagaimana adanya harus
terlebih dahulu mengubah cara berpikirnya! Dalam ranah kultural
agama ini tidak ada anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma
tanpa pamrih. Satu-satunya hal yang diperhitungkan adalah perbuatan
yang sesuai dengan hukum Islam, dimana Awloh yang adalah
kalkulator yang tercepat dari semuanya akan menghitung dan
mencatat dengan tepat dan memberikan upah yang lumayan untuk itu.
Bank pinjaman Awloh
• Di Medinah, Muhammad seringkali meminta orang-orang Muslim,
Yahudi dan Kristen untuk memberi pinjaman kepada Awloh (Sura
5:12; 57:10-11 dan 18; 64:16-17; 73:20, dll).
Sebaliknya, orang Yahudi bertanya kepada orang-orang munafik:
➢ “Apakah Awloh itu lemah?
➢ Apakah Ia memerlukan pinjaman dari ciptaan-Nya? Sewajarnya, Sang
Pencipta memberkati semua orang yang datang pada-Nya meminta
pertolongan. Bahkan Ia memberkati orang-orang yang tidak memohon
kepada-Nya.
➢ Lalu bagaimana Quran dapat menantang para pendosa dan orang-orang
benar, Yahudi dan Muslim, untuk meminjamkan uang kepada Awloh?”
Masalah ini sangat besar, sehingga kami akan mengutip beberapa teks
yang telah diterjemahkan dengan tepat :
• Dalam Sura 5, kita membaca bahwa Awloh telah membuat ikatan
perjanjian dengan anak-anak Israel dan bahwa Ia telah mengangkat
“12 pemimpin” bagi mereka. Awloh berkata pada
mereka: Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu
mendirikan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-
rasul-Ku (Musa, ‘Isa dan Muhammad) dan kamu bantu mereka dan
kamu pinjamkan kepada Awloh pinjaman yang baik, sesungguhnya
Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan
Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-
sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu,
sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus (Sura 5:12).
Kondisi-kondisi ini disebutkan dalam Quran telah mencapai puncaknya dalam
tuntutan akan adanya pinjaman “yang baik”, yang harus diberikan kepada
Muhammad, wakil Awloh.
Sebagai akibatnya, Awloh akan menghapus dosa-dosa anak-anak Israel !
Perintah ini tidak merepresentasi kebenaran yang tersembunyi melalui
amal/perbuatan, tetapi menunjukkan bahwa Islam memandang dirinya sendiri
sebagai kesepakatan yang dikalkulasi dengan sangat tepat dengan Awloh !
Secara khusus Muhammad mengolok-olok uskup-uskup Kristen dan
para biarawan :
• Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Awloh
(Perampokan Suci orang Muslim). dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Awloh, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih, pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka
jahanam, lalu dibakar dengan dahi mereka, lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang
kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan itu” (Sura 9:34-35)!
Muhammad ingin menguasai harta gereja dan biara dan
menggunakannya untuk menyebarkan Islam.
• Dalam Sura 9 kita membaca, bagaimana dalam Islam, para pendosa
dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosa mereka dengan
memberikan donasi. Dalam cara yang sama Muhammad berkata: Dan
ada pula orang-orang lain (orang Baduy dan penduduk Medinah) yang
mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur-baurkan pekerjaan
yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Awloh
menerima tobat mereka. Sesungguhnya Awloh Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman bagi jiwa mereka. Dan Awloh Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui (Sura 9:102-103).
• Pertobatan dalam Islam berarti menerima Islam, yang harus
dimeteraikan dengan memberikan donasi yang banyak. Menurut
kepercayaan orang Muslim, pajak religius membersihkan jiwa mereka
dari dosa. Sebagai tambahan untuk itu, Awloh selalu siap menerima
pertobatan para pendosa, yang dibuktikan dengan pembayaran
donasi mereka.
• Muhammad menulis, dalam kasus seorang kafir mati dan tidak
mampu memberikan segepok emas sebesar dunia ini sebagai
penebusan untuknya, maka ia tidak akan diterima. Mengapa? Karena
ia harus membayar kepada Muhammad sebelum datang
ajalnya! Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang
mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari
seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia
menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah
siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.
Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebaikan (yang sempurna)
sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan
apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Awloh
mengetahuinya (Sura 3:91-92).
• Dalam segala keadaan, Muhammad ingin menguasai uang orang-
orang Muslim yang saleh dan kaya. Ia ingin kekayaan orang Muslim
dibawa kepadanya, untuk membeli kuda-kuda, unta dan senjata. Ia
bertekad membawa Islam kepada kemenangan dan kemudian untuk
mendapatkan rampasan dalam perampokan / penjarahan.
Keamanan bank surgawi
• Muhammad menjamin para pengikutnya bahwa Awloh akan
mengembalikan semua donasi: Dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan (di jalan Awloh), maka pahalanya itu untuk kamu
sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan
karena mencari keridaan Awloh. Dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup
sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan) (Sura 2:272).
• Muhammad mengkonfirmasi semua pemberian dan harta akan
terjamin pengembaliannya: Sesungguhnya Awloh melapangkan rezeki
bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
menyempitkan bagi (siapa yang kehendaki-Nya). Dan barang apa saja
yang kamu nafkahkan, maka Awloh akan menggantinya dan Dia-lah
Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya (Sura 34:39)!
• Kadangkala, kita membaca dalam Quran bahwa Awloh tidak hanya
menjamin donasi, tetapi juga menambahkan semua itu, dan dari
rekening ini kemudian Ia memberi upah kepada orang-orang Muslim
di firdaus, dalam bentuk dana pensiun (Sura 2:262, 274, 277; 4:114;
57:7, 18; 73:20; 95:6, dll).
• Kepada mereka yang menyumbangkan aset mereka siang dan malam
baik secara tersembunyi maupun terang-terangan, bagi mereka ada
upah yang telah ditetapkan oleh Awloh. Mereka tidak akan disusahkan
oleh ketakutan (pada Hari Penghakiman) dan mereka tidak akan sedih
(Sura 2:274).
• Berimanlah kamu kepada Awloh dan rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Awloh telah menjadikan kamu
menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan
menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang
besar (Sura 57:7).
• Dalam Sura 2 kita membaca bahwa Awloh membenci bunga / riba dan
Ia akan menghancurkan sistem kapitalistik yang memberlakukan
bunga. Pada saat yang sama, Awloh memberikan bunga / riba dan Ia
sendiri juga mengadopsi sistem kapitalis.
• Awloh akan menghapuskan bunga/riba (dari rentenir), tapi Ia akan
memberlakukan bunga/riba pada sumbangan sukarela ! Awloh tidak
mengasihi pendosa-pendosa kafir (yang menarik bunga/riba) (Sura
2:276) !
• Lebih jauh lagi, kita membaca dalam Quran bahwa untuk donasi yang
menyukakan Awloh, Ia bukan saja akan memberikan bunga, namun
akan menggandakan jumlahnya. Orang-orang yang membelanjakan
hartanya karena mencari keridaan Awloh dan untuk keteguhan jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang
disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua
kali lipat...dan Awloh Maha Melihat apa yang kamu perbuat (Sura
2:265).
Penggandaan pinjaman-pinjaman
• Persembahan khusus bank islami di surga menegaskan kenyataan
bahwa setiap pinjaman yang baik bagi Awloh tidak hanya akan
digandakan, tetapi diperbanyak beberapa kali dalam nilainya (Sura
2:245; 5:12; 30:39; 57:10-11 dan 18; 73:20, dll).
• Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Awloh, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Awloh), maka Awloh akan
melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. Dan Awloh menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan
kepada-Nyalah kamu dikembalikan (Sura 2:245).
• Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Awloh.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridaan Awloh, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya) (Sura 30 :39).
• Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan
Awloh, padahal Awloh-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan
bumi? Tidak sama di antara kamu orang menafkahkan (hartanya) dan
berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi
derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan
berperang sesudah itu. Awloh menjanjikan kepada masing-masing
mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Awloh mengetahui apa yang
kamu kerjakan. Siapakah yang mau meminjamkan kepada Awloh
pinjaman yang baik, maka Awloh akan melipatgandakan (balasan)
pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang
banyak (Sura 57:10-11).
• Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Awloh pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan
bagi mereka pahala yang banyak (Sura 57:18).
Muhammad tidak pernah lelah berulangkali berkampanye mengenai hal
ini. Di dalam Islam tidak ada Roh Kudus sebagai kekuatan pendorong
dari dalam diri orang Muslim. maka donasi, pinjaman dan janji-janji
pahala dan aset di firdaus harus dikaitkan dengan tujuan ini:
• Maka bertakwalah kamu kepada Awloh menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk
dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan
kepada Awloh pinjaman yang baik, niscaya Awloh melipatgandakan
(pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Awloh Maha
Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun (Sura 64:16-17).
Sebelum sembahyang malam, Muhammad mengingatkan orang-orang Muslim
bahwa doa saja tidak cukup, namun pada donasi malam hari harus
ditambahkan:
• Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Quran dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada
Awloh pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat
untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Awloh
sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.
Dan mohonlah ampunan kepada Awloh; sesungguhnya Awloh Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (Sura 73:20c).
• Dua hari raya besar (Idul Fitri dan Idul Adha), demikian juga bulan
dengan bulan puasa yaitu Ramadan dipandang sebagai kesempatan
yang paling baik untuk melipatgandakan donasi. Malam penentuan
(Lailatul Qadar) secara khusus disebut sebagai malam yang paling
membawa berkah dari semua malam (Sura 97:3-5).
• Dalam Sura 2:261 Muhammad memberikan kepada para pengikutnya
mahkota dari semua janji dari bank surgawi berkenaan dengan
ketersediaan pinjaman: ...(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Awloh adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir:
seratus biji. Awloh melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Awloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui (Sura 2:261).
Pada jaman Firaun, tumbuh pokok-pokok gandum yang menghasilkan tujuh
ikatan besar gandum. Dalam beberapa penelitian arkeologi dimana gandum
ditemukan di makam para Firaun, terlihat bahwa gandum itu ditanam di tanah
yang subur. Ini mengkonfirmasi Sura tersebut. Boleh jadi pada jaman
Muhammad benih yang baik seperti itu masih digunakan. Muhammad
menjiplak model ini sebagai sebuah ilustrasi untuk orang-orang Muslim guna
membangkitkan ilusi dalam diri mereka bahwa sumbangan-sumbangan
mereka untuk Perampokan Suci akan dilipatgandakan 700 kali !!!
Janji-janji khusus bagi para penyumbang :
Setelah kita mengetahui introduksi untuk latar-belakang Islam yang sangat
diwarnai dengan bisnis dan prinsip-prinsip materialistik, kita dapat memahami
apa yang menjadi kekuatan pendorong dalam iman dan kehidupan orang-
orang Muslim.
Selain dari kutipan-kutipan tersebut, kita juga harus memperhatikan beberapa
janji spiritual yang diberikan oleh Islam kepada semua orang yang
menyumbang bagi Islam:
• Sumbangan-sumbangan diberikan secara rahasia tidak akan
menyakiti harga diri si penerimanya. Hal itu dinilai lebih tinggi
daripada sumbangan-sumbangan yang diberikan secara langsung.
Bantuan apapun yang diberikan secara tersembunyi akan
memberikan kepada si pemberi pengampunan atas dosa-dosanya
(Sura 2:271).
• Orang yang memberi mempunyai hak istimewa untuk meminta
pengampunan atas dosa-dosanya (Sura 73:20).
• Pembersihan nurani dipandang terjadi melalui pembayaran pajak
religius (tuzakki al-zakat al-zaki) (Sura 5:12; 9:103; 87:14).
• Orang yang menyumbang akan mendapatkan sukses dalam hidupnya
dan dalam kekekalan (Sura 23:1-4; 30:38; 64:16; 87:14; dll).
• Orang yang memberi sumbangan, dalam Islam, pada akhirnya
memberikan dirinya sendiri (Sura 2:272; 64:16-17; 73:20, dll).
• Banyak orang Muslim berharap dapat menyenangkan Awloh melalui
sumbangan mereka, percaya bahwa Awloh disukakan dengan
sumbangan-sumbangan mereka itu (Sura 2:265, 272; 5:12; 30:39;
76:9).
• Dalam banyak himbauan untuk memberikan sumbangan, Awloh
tampil sebagai seorang pengusaha yang sangat menantikan
sumbangan-sumbangan orang Muslim yang menerima pinjaman-
pinjaman mereka. Dengan seksama Ia mencatat semua pemberian
(Sura 2:270; 3:92; 9:102-103).
• Dalam analisa terakhir, Islam dapat diumpamakan seperti sebuah
kesepakatan dagang dengan Awloh (Sura 35:29-30; 9:11; 2:272, dll).
Peringatan-peringatan kepada para penyumbang :
• Seorang Muslim yang memberikan sumbangan agar dilihat orang,
maka ia akan disebut sebagai sahabat Setan (Sura 4:36-38). Orang
yang sombong dan memberikan sumbangan “dengan cara yang
merendahkan” dan menggunakan kata-kata kasar terhadap orang
yang berkekurangan sehingga menyakiti mereka, akan kehilangan
nilai kekal dari pemberiannya (Sura 2:264).
• Orang yang kikir tidak memberikan sumbangan. Mereka dianggap
sebagai penentang Islam (Sura 2:38; 3:12; 9:34, 76, 77; 24:22; 30:39;
36:47; 41:7; 47:38; 63:7).
• Orang-orang munafik tidak memberi kontribusi apapun. Mereka
berjanji akan memberi, tetapi mereka berbohong dan tidak menepati
janji mereka (Sura 9:77).
• Muhammad mendesak orang-orang Muslim: “Jangan bersumpah lagi,
tidak memberikan apa-apa!” (Sura 24:22)!
Posisi Muhammad berkenaan dengan uang :
• Muhammad adalah seorang pedagang dan memahami agama yang
diajarkannya sebagai sebuah hubungan dagang dengan Awloh.
Filosofi hidupnya adalah pragmatis. Orang yang bekerja akan
menerima upahnya. Orang yang tidak bekerja tidak menerima apa-
apa. Orang yang ingin membeli harus membayar. Tanpa pembayaran,
maka tidak ada barang. Dengan cara ini Muhammad menuntut adanya
usaha dari orang-orang Muslim dalam bentuk pengakuan mereka,
kewajiban bersembahyang, berpuasa, berbagai macam pembayaran,
melakukan ibadah Haji, dan keterlibatan dalam Perampokan Suci.
Mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan keselamatan mereka!
• Dengan menunaikan kewajiban-kewajiban spiritual dan sekuler orang
dapat masuk ke dalam firdaus Islam – jika Awloh menghendakinya
(Sura 2:261; 24:56). Pada akhirnya, Islam berdasarkan pada
pembenaran melalui perbuatan. Donasi moneter, pinjaman untuk
Awloh dan berulangkali memberikan sumbangan adalah bagian yang
tidak terelakkan dari usaha-usaha orang Muslim. Siapa yang tidak
memberikan sumbangan atau persembahan, tidak akan masuk ke
dalam firdaus (Sura 41:7).
• Muhammad membutuhkan banyak uang untuk para kerabatnya, untuk
para pengungsi dari Mekah, yatim piatu karena bapaknya mati
sewaktu ikut penjarahan, orang-orang miskin, para tamu, untuk
membeli kebebasan bagi para budak Muslim dan Perampokan Suci
(Sura 2:83, 177, 215; 8:41; 17;26; 76:8; 90:16, dll).
• Muhammad mempunyai cara untuk mendapatkan uang dari banyak
pengikutnya, dan bahkan dari orang-orang Yahudi dan Kristen, juga
dari hasil rampasan penjarahan. Ia menggunakan semua sarana yang
ada. Melalui janji-janji dan ancaman-ancaman, melalui jaminan dan
gelombang-gelombang syok mental, ia memaksa mereka yang
menolak untuk memberi, agar menyerahkan Mammon (dewa uang)
yang mereka cintai. Ia bahkan siap untuk memberikan pengampunan
dosa dan jalan masuk ke dalam firdaus untuk sumbangan-sumbangan
yang lebih banyak (Sura 2:271; 5:12; 9:103; 73:20; 87:14, dll).
• Muhammad tidak memasukkan uang ke dalam kantongnya sendiri.
Sebaliknya, di Mekah ia menggunakan semua aset milik Kadijah
istrinya yang kaya raya, untuk menguatkan orang-orang Muslim yang
teraniaya. Tujuan dari pengumpulan dana yang dilakukannya adalah
demi kesejahteraan Umma islami.
• Pada akhirnya, tujuan dari Perampokan Suci tidak hanya untuk
menyebarkan Islam, namun untuk membalas dendam, untuk
mendapatkan kemenangan atas musuh dan untuk mendapatkan
jumlah rampasan penjarahan yang banyak, karena tidak ada banyak
kesempatan untuk mendapatkan kehidupan yang layak di jazirah
Arab. Untuk alasan ini, pada jamannya banyak suku Baduy mengatasi
kekurangan mereka dengan menyerang para pengelana dan karavan-
karavan yang membawa barang2 dagangan.
Sikap TUHAN YESUS terhadap uang :
Tuhan Yesus berbeda. DIA tidak pernah meminta sumbangan atau menarik
pajak ! Inilah salah-satu perbedaan mendasar antara Tuhan Yesus dan Awloh
nya Muhammad.
Benarlah apa yang dikatakan Tuhan Yesus :
“ Orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong
mereka, bilamana kamu menghendakinya (Markus.14:7).
Walau demikian, DIA tidak mulai mengumpulkan uang, DIA juga tidak
mengadakan acara pengumpulan dana untuk orang miskin.
Tuhan Yesus mengubah sikap para pengikut-Nya, sehingga mereka bersedia
menolong orang-orang yang berkekurangan.
TUHAN YESUS bersabda :
“Anak Manusia tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan
menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28).”
Tuhan Yesus tidak hanya memberikan persepuluhan, sebagaimana dalam
Perjanjian Lama atau seperlima dari rata-rata pendapatan, tapi DIA
memberikan diri-Nya seutuhnya !
Melalui pengorbanan diri-Nya, Tuhan Yesus telah membentuk semboyan
hidup bagi para pengikut-Nya: “Berdoa dan Bekerja !” atau “Ora et Labora”
yang merupakan semboyan dalam bahasa Latin, ciptaan Santo Benediktus
seorang biarawan Katolik.
Tuhan Yesus tidak berkata: Berdoa dan merampok, agar kamu dapat
membayar pajak religiusmu ! Bagi Tuhan Yesus, Perampokan Suci sangat
tidak masuk akal. DIA menantang kita untuk mengusahakan misi kasih dan
berkorban. Perang spiritual / religius Kristen adalah melawan upaya-upaya
anti Kristen, bukan perang fisik secara harfiah .
Tuhan Yesus bekerja keras :
➢ DIA membangkitkan orang yang sudah mati selama 4 hari dalam kubur.
➢ DIA menyembuhkan semua orang sakit yang datang kepada-Nya dan tidak
memungut bayaran
➢ DIA mengusir roh-roh jahat & iblis.
➢ DIA memberi makan 5000 orang pendengar-Nya dengan 5 bakul roti dan 2
ekor ikan.
➢ DIA bukan pedagang, DIA mempunyai prinsip-prinsip yang berbeda.
➢ DIA tidak menuntut pembayaran atas pelayanan-Nya.
➢ DIA tidak memohon untuk diberi.
➢ DIA memberikan apa yang dipunyai-Nya sebagai persembahan dan
melimpahi kita dengan karunia-Nya.
➢ DIA mengatakan bahwa pemberian kecil seorang janda miskin, lebih
bernilai daripada semua donasi lainnya, karena janda itu telah memberikan
semua uang yang dimilikinya.
➢ Dst dst dst

Tuhan Yesus mengingatkan para pengikut-Nya:


“Tidak seorangpun sanggup mengabdi kepada dua tuan, karena dia akan
membenci yang satu dan mengasihi yang lain; atau ia akan mematuhi
yang satu dan mengabaikan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi
kepada Elohim dan mamon (Matius 6:24).
Mamon berasal dr bhs Aram “mamona”, yg berarti mencari harta benda
kekayaan atau keuntungan secara tidak benar, serakah, tamak.
Berkat Tuhan Yesus ada pada para pengikutNya siang dan malam
(Matius 6:25-34). Dengan kematian-Nya di salib dan kebangkitan-Nya, Tuhan
Yesus mengalahkan dosa dunia, termasuk maut, yang merupakan alasan bagi
semua penderitaan, kelaparan dan kesengsaraan.
DIA tidak menyelamatkan kita dengan uang, tetapi dengan darah-Nya
yang berharga (1Petrus 1:18-19). Sejak itu kasih Tuhan menyertai semua
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Roh-Nya mentransformasi mereka
menjadi orang-orang yang penuh kasih, pujian, pelayanan dan rela berkorban.
Orang Kristen sejati tidak memberi persembahan agar diselamatkan, tetapi
mereka melayani, karena mereka telah diselamatkan oleh anugerah.
Orang Kristen tidak perlu memberikan bayaran tertentu untuk
keselamatannya, tapi hidup semata-mata dari pengorbanan Yesus Kristus.
Di sisi lain, Muhammad mendirikan sebuah kota negara dengan pajak,
kewajiban sosial dan Perampokan Suci.
Tuhan Yesus mendirikan kerajaan rohani tanpa pajak dan tanpa tentara.
Gereja-Nya tetap hidup di dunia ini, tapi tidak lagi berasal dari dunia ini.
Politik harus tetap terpisah dari gereja. Namun demikian, para politisi harus
menerima tuntunan Roh Yesus dan bertindak sesuai Injil.
Tuhan Yesus tidak menutup mata-Nya terhadap kebutuhan-kebutuhan khusus
dunia yang ada di sekitar-Nya. DIA bersabda: “Barangsiapa menerima
seorang anak (tanpa orang-tua), dalam nama-Ku, ia menerima Aku”
(Matius 18:5; Markus 9:37; Lukas 9:48). Banyak anak laki-laki dan anak-
anak perempuan yang ditelantarkan telah mendapatkan rumah/keluarga yang
menerima mereka oleh karena sabdaNya.
Tuhan Yesus bersabda:
“Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini
yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan
dikaitkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut (Matius
18:6; lihat juga Markus 9:24; Lukas 17:2).
Di jaman yang penuh dengan pornografi anak, homoseksualitas dan aborsi
yang mendunia seperti ini, peringatan dari Tuhan kita ini akan menghakimi
banyak orang yang tidak takut kepada Tuhan.
Penderitaan dunia membangkitkan belas kasihan-Nya dan kasih-Nya
mendorong-Nya untuk melakukan mujizat-mujizat besar.
Ketika para murid-Nya bertanya pada-Nya mengenai upah mereka karena
telah mengikuti-Nya, DIA meyakinkan mereka bahwa mereka akan dipelihara
dalam dunia ini dan di akhirat, bukan oleh karena pengorbanan dan
penderitaan mereka tetapi karena kasih-Nya. Tuhan Yesus tidak memberikan
mereka uang, tetapi DIA memberikan janji yang dapat dipercayai (Matius
19:27-30; Lukas 6:23, 35, dll).
Ketika Tuhan Yesus ditanyai apakah pajak yang diberlakukan oleh
pendudukan pasukan Roma dapat dibenarkan, Ia menjawab: Bayarkanlah
kepada kaisar hal-hal milik kaisar dan kepada Elohim hal-hal milik
Elohim (Matius 22:21).
Dengan pernyataan ini, DIA menghimbau semua orang untuk memberikan
seluruh hidup bagi Bapa-Nya di surga, seutuhnya dan selamanya.
Para pengikut Kristus tidak harus memperoleh keselamatan mereka melalui
usaha mereka sendiri dengan memberi sumbangan, pajak religius dan
persembahan uang dll. Namun mereka memberikan donasi, melayani dan
memberi persembahan, karena mereka telah ditebus dengan cuma-cuma.
Donasi untuk gereja dan pekerjaan misionaris mengubah Mamon yang tidak
benar menjadi berkat.
Orang Kristen tidak “mengharapkan” upah untuk sumbangan-sumbangan
mereka, karena Tuhan mereka sendiri adalah perlindungan mereka dan upah
mereka yang terbesar (Kejadian 15:1).
“Anugerah Tuhan YESUS Kristus dan kasih Elohim dan persekutuan
Roh Kudus” (2 Korintus 13:14) telah memindahkan Kristen ke dalam budaya
yang berbeda dari budaya Islam. Kerajaan Yesus Kristus berkembang dari
Roh Bapa dan Putra. Di sisi lain, dunia Muhammad berpaut dengan dunia ini,
dan mengabaikan Roh Kudus.
Islam tetap menjadi agama yang tunduk kepada hukum dan pada kekuatan
uang.
Namun iman dalam Yesus Kristus memerdekakan Kristen dari tirani hukum
dan menciptakan dalam diri kita kerinduan untuk melayani.
Muhammad Membakar Mesjid

Foto ilustrasi
• Orang-orang ini telah membangun mesjid dan mengundang Muhammad
untuk sembahyang disana. Ini bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh
orang-orang yang tidak beriman dan oposisi.
• Bukankah lebih baik jika menyelidiki dan menegaskan fakta sebelum
bertindak dengan sembrono seperti itu? Orang yang normal akan masuk ke
dalam mesjid, mengajukan pertanyaan dan menemukan fakta-fakta. Jika
kabar burung itu benar, ia akan menginstruksikan para pendiri mesjid itu
cara yang benar untuk memahami dan mempraktikkan Islam.
• Memerintahkan pembakaran mesjid sekaligus orang-orang yang masih
berada di dalamnya bukanlah tindakan yang akan dilakukan oleh orang
yang waras.
• Perbuatan Muhammad bukanlah tindakan yang waras, tetapi jika ia telah
membuat sesembahannya menyetujui hal itu maka itulah akhir
pembicaraan.
• Awloh selalu menyetujui apa yang dilakukan Muhammad, tidak peduli
betapa menjijikkan dan memalukannya perbuatan itu.
• Ketika Muhammad pergi menuju Tabuk ia berhenti di Dhu Awan, sebuah
kota setengah hari perjalanan dari Medinah. Beberapa orang dari kota itu
menemuinya dan berkata, “kami telah membangun mesjid untuk orang
yang sakit dan miskin dan untuk malam-malam dengan cuaca buruk, dan
kami ingin engkau datang kepada kami dan berdoa untuk kami disana”. Ia
berkata ia akan melakukannya sekembalinya dari Tabuk.
• Ketika ia kembali, beberapa orang dari kota itu yang memiliki kapak yang
sudah diasah untuk melawan para pembangun mesjid, dan menyebarkan
berita bohong/fitnah mengenai mereka dan mengatakan bahwa mereka
menyebarkan versi Islam yang tidak sama dengan Muhammad.
• Muhammad memerintahkan Malik ibn al-Dukhsum, dan seorang lainnya,
kemungkinan orang-orang yang sama yang telah menyebarkan fitnah, dan
berkata kepada mereka, “Pergilah ke mesjid orang-orang yang jahat itu dan
bakarlah mesjid itu”. Mereka pun segera pergi, menyalakan ranting
daun2an dan kemudian kedua orang itu berlari ke dalam mesjid saat
orang-orang sedang berada di dalamnya, membakar dan
menghancurkannya, dan orang-orang berlarian keluar”.[1]
Di dalam Quran Muhammad menyebut mesjid ini sebagai mesjid oposisi .
• “Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang
mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-
orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara
orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang
telah memerangi Awloh dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka
Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan." Dan Awloh menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya).” (Quran Sura 9:107)
Ibn Ishaq menyebut mesjid ini “skismatik”. Tetapi itu tidak logis. Skisma
(pecahan) hanya terjadi setelah kematian pendiri sebuah agama, bukan dalam
masa hidupnya. Tuduhan ini tidak masuk logika/khayalan. Anda tidak dapat
memulai sebuah skisma ketika pendirinya masih hidup, kecuali anda
menentangnya, dan orang-orang itu tidak sedang melakukannya. Mereka
mengundang Muhammad untuk berdoa dalam mesjid mereka yang baru, yang
berarti mereka tidak sedang menentangnya.

Sumpah Mubahala Muhammad di Hadapan Delegasi


Kristen Najran - Penyebab Punahnya Garis
Keturunannya

Peristiwa Mubahala adalah sebuah pertemuan antara Muhammad dengan


sebuah delegasi Kristen dari Najran (lokasi saat ini adalah di Yaman), pada
bulan Maret tahun 632 Masehi.
Dalam peristiwa ini, Muhammad mengucapkan sebuah kutukan kepada
pihak mana diantara Muhammad dan delegasi Najran ini yang akan
binasa, jika terbukti mengajarkan ajaran palsu mengenai Yesus Kristus
(orang Muslim menyebutnya Isa Almasih).

Tujuan utama Muhammad mengadakan pertemuan ini adalah untuk


mengundang orang Kristen Najran masuk Islam serta mengakui kenabian
Muhammad. Disepanjang diskusi religius mengenai kemiripan dan perbedaan
kedua agama, topik mengenai Yesus (Isa) muncul.[a][1]
Orang-orang Kristen Najran ini menolak untuk menerima ajaran
Muhammad mengenai Kristus dan menolak untuk menyangkal keyakinan
mereka.
Karena itu Muhammad menyerukan sebuah Mubahala (Doa kutukan)
berkenaan atas penolakan mereka itu, dan memasukkan anak-anak dan isteri-
isterinya dalam doa kutukan tersebut. [b][2] Dalam doa kutukannya itu
(mubahala), Muhammad mengatakan bahwa Awloh akan menghancurkan
pihak yang mengajarkan ajaran yang salah, termasuk menghancurkan seluruh
anggota keluarga mereka. [21][22]

“Jika ada orang yang bersengketa denganmu mengenai hal ini (yaitu
mengenai Yesus Kristus) setelah mendapatkan pengetahuan yang telah
datang kepadamu, katakanlah: Marilah kita memanggil anak-anak laki-laki
kami dan anak-anak laki-laki kamu, para wanita kepunyaanmu dan para
wanita kepunyaanmu, diri kami dan diri kamu, kemudian marilah kita
mengucapkan sumpah dan menaruh sumpah itu pada Tuhan mengenai
barangsiapa yang berdusta.” [b][21][23]
Sejarawan Sunni, kecuali Tabari yang tidak menyebutkan siapa saja yang
berpartisipasi dalam Mubahala itu, menyebut Muhammad, Fatimah, Al-Hasan
dan Al-Hussein sebagai orang-orang yang turut berpartisipasi, dan beberapa
orang sejarawan setuju dengan tradisi Syiah bahwa Ali juga ada diantara
mereka. Secara menyeluruh, dalam ayat Mubahala verse of Mubahalah,
dalam perspektif kaum Syiah, kalimat “anak-anak laki-laki kami” merujuk
pada Al-Hasan dan Al-Husein, sementara kalimat “perempuan kami”
merujuk pada Fatimah dan “diri kami” merujuk pada Ali. [21][23]
Muhammad mati pada tanggal 8 Juni 632 M atau sekitar 3 bulan setelah
sumpah Mubahala yang ia ucapkan. Ia mati diracun seorang perempuan
Yahudi setelah seluruh anggota keluarga dalam sukunya telah diserang,
dirampok, disiksa lalu dibantai dengan bengis oleh Muhammad di Khaibar.
Pada tanggal 27 Januari 661 Masehi, saat sholat di Masjid Kufah, Ali bin Abi
Thalib (sepupu dan menantu Muhammad), diserang oleh
seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam. Dia terluka oleh
pedang yang diracuni oleh Abdurrahman bin Muljam saat ia sedang bersujud
ketika sholat subuh.[3] Ali memerintahkan anak-anaknya untuk tidak
menyerang orang Khawarij tersebut, Ali malah berkata bahwa jika dia selamat,
Abdurrahman bin Muljam akan diampuni sedangkan jika dia mati,
Abdurrahman bin Muljam hanya diberi satu pukulan yang sama (terlepas
apakah dia akan mati karena pukulan itu atau tidak).[4] Ali mati dua hari
kemudian pada tanggal 29 Januari 661 M [5][3]
Husain bin ‘Alī bin Abī Thālib 8 Januari 626 - 10 Oktober 680 M adalah cucu
dari Muhammad yang merupakan putra dari Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi
Thalib. Husain merupakan Imam ketiga bagi kebanyakan Mazhab Ahlul Bait
(Syi'ah), dan Imam kedua bagi yang lain. Ia dihormati oleh Sunni karena ia
merupakan Ahlul Bait. Ia juga sangat dihormati kaum Sufi karena
menjadi Waliy Mursyid yang ke 2 setelah ayah dia terutama bagi
kaum Qadiriyyah di seluruh dunia dan kaum Alawiyyah di Hadramaut.
Ia mati sebagai syahid pada Pertempuran Karbala tahun 680 Masehi.
Perayaan kesyahidannya disebut sebagai Hari Asyura.
Mungkinkah kematian Muhammad, anak, menantu serta cucu-cucunya yang
menyebabkan keturunan Muhammad menjadi punah adalah sebagai akibat
sumpah Mubahala yang ia lakukan di hadapan para delegasi Kristen Najran?
Apakah kepunahan garis silsilah Muhammad disebabkan pengajarannya
yang salah mengenai Yesus Kristus, yang mana ajaran yang
menyesatkan itu sampai hari ini masih dipegang oleh Muslim ?

Karikatur Sindir Penyerangan Charlie Hebdo

Karikatur karya kartunis asal Brasil, Carlos Latuff's : menyindir aksi


penyerangan Charlie Hebdo, juga menembaki masjid yang berada di
belakang gedung.
Karikatur karya Nate Beeler menceritakan upaya ekstremis Islam
membunuh kartunis.

Karikatur karya James Walmesley's menyindir perlawanan pensil


kartunis tak akan mati meski telah dipatahkan.
Karikatur karya kartunis asal Belanda, Joep Bertrams menggambarkan
Charlie Hebdo tetap berbicara meski tidak memiliki kepala.

Karikatur menyindir penyerangan Charlie Hebdo karya kartunis dari The


Independents, Dave Brown.
Karikatur karya kartunis asal India, Satish Acharya menggambarkan
kebingungan kelompok ekstremis Islam dengan pensil dan pena sebagai
senjata utama media.

Karikatur karya Rob Tornoe menceritakan pensil dan pena media /


internet akan membalas penyerangan Charlie Hebdo.
Karikatur menyindir penyerangan Charlie Hebdo karya Banksy.

DV/7Nov2020

Anda mungkin juga menyukai