By : ALI SINA
TETAPI :
Muslim tinggal bersama Hindu = Masalah
Muslim tinggal bersama Budha = Masalah
Muslim tinggal bersama Kristen = Masalah
Muslim tinggal bersama Yahudi = Masalah
Muslim tinggal bersama Sikh = Masalah
Muslim tinggal bersama Baha’i = Masalah
Muslim tinggal bersama Shinto = Masalah
Muslim tinggal bersama Atheis = Masalah
Muslim tinggal bersama sesamanya Muslim = MASALAH BESAR
Mereka berbahagia di hampir setiap negara yang bukan negara Islam. Dan
siapa yang mereka persalahkan ? Bukan Islam … Bukan para pemimpin
mereka …. Juga bukan diri mereka sendiri …
2. Para anggota bidah seringkali mengisolasi diri dari sahabat, keluarga dan
masyarakat dan menggunakan teknik-teknik penipuan dan tidak etis untuk
perekrutan.
7. Para anggota dilatih untuk menolak dan tidak memercayai kritik terhadap
bidah, yang adalah dianggap dusta dari Setan.
11. Para anggota dianjurkan untuk menghindari kontak dengan para mantan
anggota atau yang mengkritik, bahkan dengan kerabat mereka.
12. Para anggota ditanamkan rasa takut yang mendalam berkenaan dengan
meninggalkan organisasi itu, dan siapapun yang keluar dari kelompok itu
adalah iblis dan tidak jarang menerima hukuman yang sangat berat dan
dibunuh.
13. Para anggota dikontrol secara emosi dan diingatkan akan ditangkap dan
dihukum jika melawan.
6. Kritik terhadap Muhammad dan Islam benar-benar dilarang dan jika ada
yang berani mempertanyakannya atau keputusannya, Omar akan
mengayunkan pedangnya dan mengancam akan menggorok leher si
penanya dan memaksanya untuk meminta maaf. Pesan ini dikirimkan dengan
nada yang sangat jelas sehingga tidak seorang pun boleh mempertanyakan
Muhammad dan otoritasnya. 1400 tahun kemudian, pesan ini tetap sama
sampai tahu 2020. Jika anda mempertanyakan Islam, anda akan dibunuh.
8. Orang Muslim harus saling memata-matai dan melapor jika ada tanda-
tanda perbedaan. Amr bil Maroof wa Nahi anil Munkir (Memerintahkan
untuk mengikuti/menjalankan agama dan mencegah dari melakukan apa
yang dilarang) adalah ketentuan Islam. Setiap Muslim diharuskan mengintip
kehidupan pribadi sesamanya Muslim, memata-matai mereka dan
mengatakan kepada mereka apa yang harus mereka lakukan dan apa yang
tidak boleh mereka lakukan. Setiap orang Muslim adalah penegak agama dan
polisi moral bagi sesamanya.
11. Orang Muslim diperintahkan untuk menolak orang yang murtad dan yang
mengkritik Islam. Para mualaf seringkali dikelilingi mereka dan diisolasi dari
keluarga dan sahabat yang non Muslim. Mereka dilimpahi kasih dan
mendapatkan banyak dukungan emosi hingga upaya cuci otak
diselesaikan.
12. Orang Muslim ditanamkan rasa takut jika meninggalkan Islam. Rasa takut
ini bentuknya dua. Yang pertama adalah takut akan api neraka dan
hukuman kekal, dan yang kedua adalah takut ditangkap dan dihukum
mati oleh sesama Muslim, termasuk keluarga dan teman dekat mereka.
13. Orang yang meninggalkan Islam harus selalu hidup dalam ancaman
akan ditemukan dan dibunuh. Di bagian komentar Muslim dalam situs ini,
anda dapat melihat bahwa orang Muslim seringkali berbicara mengenai rasa
takut ini dan mengatakan bahwa mereka merasa kasihan kepada saya yang
harus selalu kuatir akan nyawa saya sepanjang waktu karena takut akan
dibunuh. Nilai-nilai mereka sangat rancu sehingga mereka tidak mengasihani
diri mereka sendiri yang menjadi para pembunuh tetapi mengasihani saya
yang harus hidup dalam ketakutan terhadap ancaman Muslim.
17. Kepercayaan akan Hari Penghakiman dan Hari Kiamat adalah salah satu
pilar keyakinan Islam.
Terorisme Islam adalah buah dari Islam. Islam adalah pohon yang harus
dicabut. Selama pohon ini masih berdiri, pohon ini akan terus
menghasilkan buah yang pahit.
Menara kembar World Trade Center – New York City terbakar &
berasap,setelah ditabrak oleh 2 pesawat komersial yang dibajak & dipiloti oleh
gerombolan teroris Islam dari Arab Saudi, pada 11 September 2001.
Sekitar 3000 nyawa orang sipil yang tidak berdosa menjadi korban.
SETAN muncul dalam asap salah satu Menara Kembar yang terbakar, The
World Trade Center, setelah 2 pesawat komersial yang dibajak teroris Islam
dari Arab Saudi menabraknya.
Wajah jelas SETAN terlihat pada zoom foto di atas. Seorang teman di
Medjugorje, menginstruksikan seseorang dari Caritas of Birmingham, untuk
secara pribadi menghubungi Associated Press (AP) di New York City, untuk
memverifikasi bahwa foto tsb tidak diedit.
Karena banyaknya pertanyaan yang masuk ttg hal ini, maka Caritas membuat
surat resmi kepada AP untuk memperoleh konfirmasi resmi. AP menyatakan
bahwa mereka (AP) memiliki kebijakan yang sangat ketat, bahwa dilarang
keras untuk mengedit foto/gambar/video apapun.Bahkan fotografer AP yang
mengambil gambar tsb tidak mengetahuinya, sampai orang2 mulai
menanyakannya kepada dirinya & AP.
Foto tsb jelas tidak memerlukan klarifikasi ulang.
Sebagai tanda kehadiran TUHAN YESUS, dua balok besi membentuk SALIB
setinggi 5.2mtr ditemukan dalam terang cahaya pertama di pagi buta, diantara
reruntuhan Menara Utara World Trade Center oleh Frank Silecchia yang
sedang bekerja mencari korban, dia segera berlutut menangis karena
mengerti, itu tanda bahwa TUHAN YESUS tidak meninggalkan rakyat
Amerika. SALIB tsb dijadikan monument sampai saat ini.
Salah seorang pengkritik Islam paling keras di dunia hari-hari ini adalah
seorang pria asal Iran yang telah ber imigrasi ke Kanada yang bernama
ALI SINA, yang adalah seorang EX.MUSLIM & dokter berpendidikan
Eropa. Ia membuat gerakan Faith Freedom/ Kebebasan Beragama.
Website www.exmuslim.org semakin dibanjiri muslim2 yang telah murtad.
Pandangan Ali Sina tentang Islam sangatlah kontroversial, dan juga
pandangannya mengenai Presiden Amerika Barrack Obama. Beberapa
waktu yang lalu, ia merilis bukunya yang berjudul Understanding
Muhammad, yang secara simultan menjungkir-balikkan opini & sudah
diterjemahkan ke beberapa bahasa di dunia, termasuk Indonesia..
Karena itu, saya mengajukan pertanyaan padanya dalam sebuah sesi
wawancara, agar ia bisa membagikan pemahamannya mengenai, atas dasar
apa Islam dibangun, serta apa yang sedang terjadi dalam dunia kita hari-hari
ini. Komunikasi mengalir sebagai berikut:
Gary Dale Cearley: Bisakah anda memberitahukan sedikit mengenai diri anda
dan latar belakang anda?
Ali Sina: Saya dilahirkan dari sebuah keluarga Muslim. Hari ini, tidak satu pun
dari anggota keluargaku yang masih memeluk Islam dan aku tahu banyak dari
anggota keluarga kami yang lebih luas, sama seperti kebanyakan orang Iran,
telah meninggalkan Islam atau sementara dalam proses untuk meninggalkan
agama ini. Banyak orang Iran yang sudah berhenti mempercayai Islam.
Sejak masa kecil, ketidakadilan merupakan pengalaman yang mengerikan
yang dialami oleh jiwaku. Aku menjadi sangat terganggu dengan kebrutalan
yang aku saksikan. Dan apa yang kulihat itu benar-benar mempengaruhiku.
Mereka masih melakukannya seperti yang dulu pernah mereka lakukan saat
aku masih kecil.
Banyak orang muda yang bereaksi terhadap ketidakadilan dengan menjadi
para revolusioner. Mereka memilih melakukan yang jahat dengan tujuan untuk
memerangi ketidakadilan dan karenanya menciptakan lebih banyak lagi
ketidakdilan dan kekerasan ke dalam dunia. Aku berdoa supaya aku bisa
menjadi instrumen perdamaian. Membawa cinta kasih dimana ada kebencian;
pengertian saat ada kebingungan, damai saat terjadi perselisihan. Tentu saja
semuanya itu hanya ada dalam pikiranku, yaitu ketika aku sendiri tengah
kebingungan, terjebak dalam belenggu kebohongan.
Aku mempertanyakan ketidakadilan dan meyakini bahwa hal itu disebabkan
oleh keserakahan. Di kemudian hari aku bisa memahami banyak kejahatan
yang dilakukan oleh seseorang, disebabkan oleh keyakinan mereka pada
doktrin-doktrin yang jahat.
Mengutip Blaise Pascal,
“Orang tak pernah melakukan kejahatan yang paling sempurna dan
melakukannya dengan senang hati, kecuali saat mereka melakukannya
melalui keyakinan keagamaan.”
Ketika aku membaca Quran, coba memahami apa yang sesungguhnya
dimaksudkan oleh Pascal, maka di kemudian hari kata-katanya itu menjadi
jelas bagiku.
Itulah saat ketika aku memutuskan bahwa waktunya untuk berdoa sudah
selesai dan waktunya untuk bertindak telah dimulai. Tentu saja pencerahan ini
tidak terjadi dalam satu malam. Itu membutuhkan waktu 2 tahun belajar,
peperangan dalam batin dan pencarian jati diri. Aku dibawa dari penyangkalan
kepada keterkejutan, kemudian pada perasaan bersalah dan kemudian
kebingungan.
Aku mulai menulis penemuan-penemuanku di internet dan kemudian semakin
banyak EX.MUSLIM yang telah mendapat pencerahan bergabung denganku.
Riak kecil kami menjadi sebuah gelombang tsunami dan kini kami adalah
sebuah gerakan, yang membawa revolusi yang tenang, tanpa kekerasan,
melainkan melalui pemahaman, dengan menjelaskan yang tidak dijelaskan
dan menyebarkan pengetahuan.
Kami telah menolong ribuan orang Muslim untuk menemukan kesalahan Islam
dan bergabung dengan seluruh umat manusia. Doa yang kuucapkan pada
masa kanak-kanak kini telah menjadi kenyataan. Aku telah menjadi alat
perdamaian dan aku tidak sendirian. Kini kami adalah suatu pasukan yang
telah bangkit untuk menyingkirkan kegelapan oleh karena ketidaktahuan,
melalui terang pengetahuan.
Gary Dale Cearley: Anda telah menulis sebuah buku berjudul : Memahami
Muhammad: Sebuah Psikobiografi . Sudah diterjemahkan dlm bahasa
Indonesia & bbrp bahasa di seluruh dunia. Ceritakanlah buku itu kepada
kami.
Ali Sina: Buku tersebut, seperti judulnya, menyingkapkan motivasi-motivasi di
balik semua tindakan Muhammad. Muhammad adalah sebuah enigma (teka-
teki). Ia melakukan banyak hal yang membuat orang percaya bahwa ia tulus.
Ia memberi kesan bahwa ia yakin akan kenabiannya, sedangkan pada saat
yang sama ia kejam, licik dan jahat. Jadi bagaimana anda dapat menjelaskan
hal yang bertentangan ini? Apakah ia seorang pembohong? Jika demikian,
bagaimana ia dapat begitu meyakinkan?
Buku tersebut telah dibaca oleh banyak orang Muslim & berbagai agama di
seluruh dunia. Seorang Muslim yang pertama-tama menulis padaku untuk
membuktikan bahwa aku keliru. Aku menantang mereka untuk membaca buku
itu dan kini banyak diantara mereka yang telah menjadi sekutu-sekutu saya
yang kuat untuk membantu menyadarkan Muslim2 yang lain di seluruh dunia.
Aku yakin, jika pencerahan yang diberikan oleh buku ini telah menyebar,
maka Islam akan tinggal menjadi sejarah dan dengan demikian
TERORISME tidak akan ada lagi.
Gary Dale Cearley: Mengingat anda telah menjadi seorang yang murtad di
mata orang Muslim, saya tertarik dengan macam-macam ancaman yang anda
terima dari komunitas Muslim dan dari mana ancaman-ancaman itu datang?
Ali Sina: Apabila anda meninggalkan Islam, ancaman akan datang dari
segala arah. Murtadnya anda menghina semua orang Muslim, dan masing-
masing mereka akan menyerang anda dengan cara mereka sendiri. Ada
orang-orang Muslim yang berniat untuk membunuhmu, namun tidak semua
orang Muslim adalah pembunuh.
Mereka yang tidak mengeluarkan ancaman mati terhadap anda akan
mengacuhkan anda, mengasihani anda dan menjelek-jelekkan anda dengan
perkataan atau tulisan sehingga orang lain pun terpengaruh. Aku mendapat
informasi, ada dua fatwa untuk membunuh saya yang dikeluarkan oleh dua
orang mullah di India.
Juga ada harga untuk kepalaku, yaitu: satu juta Rupee. Jumlah ini hanya
sekitar 20.000 dollar Amerika. Aku agak sedikit kecewa hehe... Menurutku,
aku bernilai lebih dari itu, tapi aku sadar, jumlah itu lebih dari 30 keping uang
perak untuk menghargai Yesus Kristus yang dijual oleh Yudas Iskariot.
Gary Dale Cearley: Perubahan-perubahan apa yang telah anda alami dalam
keluarga anda sendiri sejak anda meninggalkan Islam?
Ali Sina: Tidak terlalu banyak. Keluargaku tidak fanatik. Kami termasuk
orang-orang beriman yang tertipu, yang sebelumnya berpikir bahwa
Islam berarti damai & indah dan kami pikir para teroris sangat keliru
memahami Islam. Aku sangat terkejut membaca Quran dan mendapati
bahwa kami lah yang sangat keliru dan para teroris itu hanya melakukan apa
yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim yang baik.
Mayoritas orang Muslim berada dalam kategori ini. Mereka tertipu dan berpikir
bahwa Islam adalah agama damai & indah. Mereka mengutuk kaum ekstrimis.
Namun demikian, kebenarannya adalah kaum ekstrimis itulah yang
merupakan orang-orang yang paling memahami Islam, sementara kaum
moderat tidak. Kaum moderat percaya pada sebentuk Islam yang lembut
yang di-karang2 oleh mereka sendiri, dan tidak bersangkut-paut dengan
Islam yang diajarkan Muhammad.
Gary Dale Cearley: Apakah anda masih mempunyai hubungan dengan orang
Muslim setelah anda meninggalkan agama Islam?
Ali Sina: Aku sama sekali tidak lagi mempunyai kontak dengan mereka.
Gary Dale Cearley: Seandainya anda bertemu dengan Osama Bin Laden
[sudah tewas], dan Ayman Al Zawahiri (sudah hampir mati karena penyakit),
apa yang akan anda katakan kepada mereka?
Ali Sina: Satu-satunya pesan yang akan kusampaikan kepada binatang-
binatang itu adalah peluru di kepala mereka.
Pesanku kepada semua orang Muslim adalah: “Islam adalah sebuah
kebohongan dan mereka tidak boleh membunuh orang atau
mengorbankan hidup mereka sendiri, demi sebuah kebohongan.”
Tidak semua orang Muslim adalah teroris, namun mereka semua tidak
percaya, bahkan benci kepada non Muslim, hingga dipraktekkan pada
kehidupan Muslim sehari-hari.
Orang Muslim akan dipersatukan selama ada orang non Muslim untuk dibenci.
Tapi diantara mereka sendiri mereka saling bertikai mengenai siapakah yang
disebut orang beriman yang sejati, dan kebencian mereka akan ditujukan
kepada orang-orang yang mempunyai penafsiran yang berbeda mengenai
Islam.
Selama Islam diyakini sebagai agama dari Awloh, kebencian itu akan
berlanjut dan pembunuhan serta peperangan tidak akan berakhir. Jadi,
memang tidak ada pilihan lain selain mengekspos kesalahan Islam dan
memisahkan orang Muslim dari ajaran Islam.
Pesan ini tidak didengar oleh para teroris yang keras hati. Pesan ini adalah
bagi orang-orang Muslim yang tidak mengetahui kebenaran mengenai
Islam, yang akan sangat terkejut jika mempelajarinya.
Kelompok orang Muslim yang moderat ini adalah tulang punggung jihad
Islam. Para Jihadis berasal dari kaum awam Muslim dan mereka didukung
secara moral dan finansial.
Jika kita dapat membuat mereka melihat kebenaran, maka terorisme
Islam akan berakhir.
Terorisme Islam adalah buah dari Islam. Islam adalah pohon yang harus
dicabut. Selama pohon ini masih berdiri, pohon ini akan terus
menghasilkan buah yang pahit.
Gary Dale Cearley: Nasehat apa yang akan anda berikan kepada Barack
Obama dan para pemimpin Barat lainnya dalam menangani terorisme &
radikalisme Islam ?
Ali Sina: Nasehatku kepada Barack Obama adalah agar ia berkemas dan
mencari suaka perlindungan di Kenya negara ayahnya, sebelum orang-
orang Amerika mendapati bahwa ia adalah seorang penipu dan seorang
pengkhianat.
Orang ini mempunyai misi untuk menghancurkan Amerika. Jajak Pendapat
menunjukkan bahwa orang-orang Amerika mulai terbangun dan menyadari
kesalahan besar yang telah mereka lakukan.
Obama menjadi Presiden bukan karena kebijakan-kebijakannya, tapi karena
rasa bersalah yang dimiliki orang kulit putih. Seumur hidupnya ia membenci
Amerika. Katakanlah padaku siapa sahabat-sahabatmu dan aku akan
mengatakan padamu siapakah dirimu yang sebenarnya. Siapakah sahabat-
sahabat Obama?(Who were the friends of Obama?) Jeremiah Write, Bill Ayer,
Louis Farrakhan, Rashid Khalidi, Tony Rezko, dan sekelompok orang tolol
lainnya !
Siapakah mentor-mentornya ketika ia bertumbuh dewasa? Si pedofil Frank
Marshal Davis dan tokoh supremasi hitam Malcolm X ! Aku tidak memberi
nasehat kepada musuh-musuh Amerika.
Namun demikian, jika Amerika mempunyai Presiden lain yang sah,
nasehatku adalah : Larang Islam dan Syariah !
Selama Perang Dingin, Amerika melarang komunisme karena
komunisme merupakan ancaman bagi Konstitusi Amerika. Presiden
Truman memperkenalkan Federal Employee Loyalty Program (FELP) pada
tahun 1947 yang bertujuan untuk menangani resiko-resiko keamanan
terhadap Pemerintahan Federal. Setiap orang yang mengambil pekerjaan
baru dalam pelayanan sipil atau pemerintahan harus diinvestigasi.
Kongres Amerika mendirikan House Committee on Un-American
Activities (HUAC) yang menginvestigasi keterlibatan komunis dalam industri
film, pendidikan, serikat-serikat dan pemerintahan. Pasangan Julius dan Ethel
Rosenberg didakwa sebagai mata-mata dan menjual rahasia-rahasia nuklir
kepada Uni Soviet selama Perang Dunia II dan langsung dieksekusi. Benar,
ekses-ekses juga terjadi. Namun adalah sebuah kesalahan jika mengutuk
keputusan Amerika untuk memerangi musuh-musuh internalnya oleh karena
adanya ekses-ekses tersebut.
Boleh jadi oleh karena adanya ekses-ekses tersebut, orang Amerika dipenuhi
dengan rasa bersalah hingga pada tingkat dimana mereka kehilangan
kemauan untuk membela negara mereka di hadapan ancaman yang
sebenarnya.
Ingatkah anda bagaimana Pakistan mendapatkan bom nuklirnya? Itu
dikarenakan Abdul Qadeer Khan, seorang Muslim, diijinkan untuk bergabung
dengan staf Physical Dynamics Research Laboratory (FDO) di Belanda dan
dari sana ia mencuri teknologinya dan kembali ke Pakistan untuk membuat
“Bom Islam”.
Kesetiaan orang Muslim hanyalah kepada Islam. Anda tidak dapat
mempercayai mereka berkenaan dengan pekerjaan-pekerjaan yang
sensitif.
Pada bulan Juli tahun lalu (2010), organisasi ekstrimis Hizb-ut-Tahrir, (Partai
Pembebasan) melaksanakan konperensi pertama yang dipersiapkan di
Amerika Serikat, dengan tema “Fall of Capitalism and Rise of Islam.”
Konperensi itu dihadiri oleh 700 orang, dilaksanakan di Hotel Hilton di
Chicago.
Hal yang mencengangkan bahwa kemudian pihak Hotel Hilton menolak
sebuah acara yang menampilkan Geert Wilders, anggota parlemen
Belanda yang tengah melakukan pertempuran melawan ekspansi Islam
di Eropa.
Tujuan Hizb-ut-Tahrir adalah untuk menumbangkan pemerintahan-
pemerintahan sah di seluruh dunia dan mendirikan kekalifahan, yang menurut
dugaan orang dilakukan tanpa aksi kekerasan. Kelompok ini kemudian
dilarang di kebanyakan negara-negara Islam & Eropa, tetapi diijinkan
beroperasi di Amerika Serikat dan untuk secara terbuka mempromosikan
penghapusan Konstitusi Amerika… Inilah ketololan Obama !!!
Akhirnya, beberapa Negara Islam di Timteng, Asia, Amerika Serikat &
Eropa memasukkan Hizb-ut-Tahrir dalam daftar organisasi TERORIS &
dilarang beroperasi.
Indonesia membubarkannya pd 2017.
Orang-orang radikal ini ada di sini, di Amerika dan diberikan kekebalan penuh
untuk merencanakan penghancuran Amerika. Jika masih ada seorang
presiden patriotik yang menjalankan pemerintahan, maka aku akan
memberitahukan dia untuk melarang semua kelompok-kelompok Islam yang
bekerja untuk menentang Amerika dan konstitusinya.
Sayangnya kita tidak memiliki presiden yang patriotik.
Sebaliknya kita punya Obama seorang pria rasis yang membenci
Amerika di sepanjang hidupnya dan melakukan semua yang bisa ia
lakukan untuk melemahkan dasar Yudeo-Kristennya, dan membuka
pintu gerbang bagi masuknya orang-orang Muslim.
Melalui sikapnya yang menundukkan kepala dan membungkukkan badan saat
bertemu dengan raja Saudi, kepala dari sekolah Wahhabi Islam – dengan
jelas memberitahukan pada kita semua hal mengenai, terhadap siapa
sebenarnya loyalitas Obama tertuju.
Setiap orang yang mempunyai akal sehat tahu bahwa Islam sedang
berperang dengan Amerika. Apa yang dilakukan oleh Obama? Ia
mengangkat dua orang Muslim yang saleh untuk menduduki Pos-Pos
yang berkaitan dengan Masalah Keamanan.
Arif Alikhan, Asisten Sekretaris untuk Kebijakan di Departemen Keamanan
Dalam Negeri, adalah seorang Muslim Suni yang saleh. Sebagai asisten
sekretaris untuk Kantor Urusan Kebijakan Departemen Keamanan Dalam
Negeri. Alikhan adalah tokoh di balik dibatalkannya rencana Departemen
Kepolisian Los Angeles (LA) untuk memonitor komunitas Muslimnya.
Ia berafiliasi dengan MPAC (Dewan Urusan-Urusan Publik Muslim/“Muslim
Public Affairs Council”). Ini seperti menaruh serigala yang licik untuk
mengurusi soal kandang ayam.
Orang-orang Amerika harus mempersiapkan diri mereka terhadap
serangan-serangan teroris yang lebih banyak dan tanggungjawab ada
pada Obama dan tentu saja pada setiap orang yang memilih seorang
pengkhianat idiot seperti ini.
Sekarang, saya tidak lagi menyalahkan Obama. Ia melakukan apa yang ia
telah impikan sejak masa mudanya yaitu untuk menghancurkan Amerika.
Yang mengherankanku adalah, bagaimana bisa sampai orang-orang Amerika
menyerahkan negeri mereka kepada seorang musuh yang berperilaku seperti
serigala.
Obama bukanlah seorang intelektual. Ia orang yang tolol. Obama berbohong
dan ia menyesatkan orang-orang yang mudah ditipu. Itulah keunggulan
seorang narsistik seperti Obama. Mereka mempesona dan yakin percaya diri
terhadap kebohongan-kebohongannya.
Kita semua melakukan kesalahan. Tetapi mengapa sekarang, saat kebenaran
muncul dan sudah jelas bahwa kelompok Islam penipu liar ini sedang bekerja
menentang Amerika, Obama tidak bereaksi? Obama bukanlah seorang
presiden yang punya legitimasi. Jangan biarkan arus media yang pincang dan
bias membodohi anda. Fakta-fakta ada di luar sana, yaitu bagi mereka yang
mau dengan sungguh-sungguh mempelajarinya.
Obama harus diadili, dipertanyakan atas tindakan-tindakannya yang
menunjukkan sikap pengkhianatan.
Baiklah, kembali pada pertanyaan anda:
Amerika harus mengkonfrontasikan Islam, mengakuinya sebagai sebuah
ideologi permusuhan/kebencian dan harus mendidik publik untuk tahu
bagaimana menghadapi ancaman dari ideologi fasis & radikal ini.
Gary Dale Cearley: Banyak orang, mulai orang-orang yang ada di jalanan,
para sosiolog hingga para politisi, sudah mengekspresikan kepedulian
mengenai pertumbuhan imigran Muslim ke Barat. Haruskah mereka peduli
dan jika ya, kepedulian yang bagaimana yang seharusnya mereka miliki?
Ali Sina: Ya, mereka harus bersikap peduli. Orang-orang Muslim tidak seperti
para imigran lainnya. Mereka tidak mau berintegrasi dengan budaya anda,
sebaliknya mereka bermaksud untuk menaklukkan negara anda melalui
kelahiran dan penjarahan.
Mari kita dengarkan apa yang dikatakan oleh Omar Ahmad, Wakil Pendiri
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang mengatakan:
“Islam ada di Amerika tidak dimaksudkan untuk menjadi setara dengan iman-
kepercayaan lainnya, tetapi untuk menjadi dominan. Quran, kitab suci
Muslim, harus menjadi otoritas tertinggi di Amerika, dan Islam menjadi
satu-satunya agama di bumi…”
“Berperang melawan kebebasan, berperang demi Islam, bukanlah aksi bunuh
diri…Mereka membunuh diri mereka sendiri demi Islam.”
Kisah di atas mengenai Abdul-Ashhal jelas sekali palsu & ini hanya 1 dari
ribuan dongeng2 palsu dalam literatur kitab2 Islam. Orang Yahudi mula-mula
tidak mengenal konsep neraka. Neraka yang digambarkan dalam kisah di atas
merupakan ajaran Islam.
Konsep hidup sesudah mati bagi Yudaisme diperkenalkan kemudian,
kemungkinan besar dari Zoroastrianisme. Gahanna ( Jahannam ) bukanlah
neraka, tetapi faktanya adalah nama daerah pembuangan sampah di
Yerusalem dan kemudian dijiplak namanya oleh Islam menjadi semacam
purgatori (api penyucian dalam ajaran Kristen) dimana orang dimurnikan dan
menurut Islam, durasi maksimum bagi seorang pendosa disana adalah 12
bulan.
Dan sudah tentu dalam Perjanjian Lama tidak ada petunjuk sama sekali
mengenai munculnya seorang nabi dari Arab atau Mekkah.
Namun demikian, juga tidak ada sama sekali referensi mengenai
Muhammad di dalam Alkitab.
Orang Muslim lalu berpendapat bahwa Alkitab itu telah dipalsukan.
Tetapi Muslim membuat dongeng lain bahwa ada dua rabbi Yahudi yang telah
menemukan deskripsi mengenai Muhammad dalam kitab suci mereka, maka
semestinya kitab itu tidak dipalsukan setidaknya hingga jaman Muhammad.
Sampai pada jaman itu, ada ribuan salinan Alkitab yang telah tersebar di
seluruh Eropa, Afrika dan Timur Tengah, kebanyakan diterjemahkan oleh para
misionaris Kristen ke dalam beberapa bahasa.
Mungkinkah semua orang Yahudi dan semua sekte Kristen, yang saling tidak
menyukai satu sama lain dan tidak berbicara terhadap satu sama lain, dari
seluruh dunia, berkumpul bersama dan sepakat untuk memalsukan kitab suci
mereka untuk menghapus nama Muhammad? Kalau iya, mengapa mereka
mau melakukan hal semacam itu?
Jika orang-orang ini percaya pada kitab suci mereka, bukankah lebih logis jika
berasumsi bahwa mereka mau memeluk Islam? Menurut orang Muslim,
semua orang tahu bahwa Islam itu benar. Alasan Yahudi & Kristen
menolaknya adalah karena sakit dalam hati mereka. Inilah yang dikatakan
Muhammad mengenai para penolaknya dan orang Muslim tidak mempunyai
pilihan lain selain memercayainya.
Tidaklah cocok bagi orang yang rasional untuk menyakini kepercayaan aneh
ini. Keseluruhan pengakuan iman Islam didasari atas kepalsuan2 seperti ini.
Ada manuskrip-manuskrip Ibrani termasuk Gulungan Laut Mati yang
bertanggal abad ke-2 Sebelum Masehi. Catatan tertua teks selengkapnya
dalam terjemahan Yunani disebut Septuagint, bertanggal abad 4 M. Para
arkeolog telah menemukan sekitar 5.500 manuskrip Perjanjian Baru,
dalam bagian-bagian maupun kitab yang lengkap.
Tidak satupun manuskrip itu yang mengandung referensi mengenai
Muhammad. Bagi orang Muslim berdusta bagi agama mereka adalah
praktik yang suci. Agama ini sepenuhnya didasarkan atas dusta /
taqiyya.
Mengapa orang waras harus memercayai omong kosong ini? Itu karena
Muhammad adalah seorang yang narsistik dan orang yang demikian percaya
bahwa siapapun yang menentangnya melakukan hal itu karena ia jahat.
Orang yang narsistik tidak dapat menerima bahwa mungkin alasan
ketidaksetujuan orang lain dengannya adalah karena cerita-ceritanya
tidak waras & tidak masuk akal sehat sesuai logika. Cara berpikir
narsistik dapat ditemukan di seluruh Quran.
• “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Awloh penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
(Sura 2:10)
Kebencian terhadap orang Yahudi sangat tertanam dalam diri orang Muslim
sehingga persahabatan dengan mereka dianggap sebagai murtad dan
pengkhianatan.
Ibn Ishaq mengatakan seorang bernama al-Dahhak ibn Thabit dicurigai
sebagai munafik dan mengasihi orang Yahudi. Hassan ibn Thabit, seorang
penyair Muslim dari Medinah bercerita mengenai dia.
Siapakah yang akan mengatakan pada al-Dahhak bahwa urat-uratnya tidak
dapat dimuliakan dalam Islam?
Apakah kamu mengasihi orang Yahudi dari al-Hijaz dan agama mereka?
Agama mereka tidak akan menyamai agama kita, selama orang mengembara
di gurun terbuka.
Beberapa orang Yahudi bertemu orang Muslim dalam kegiatan-kegiatan antar
agama karena mereka berpikir mereka dapat mengadakan persahabatan
dengan mereka, untuk menjembatani jurang ketidakpercayaan dan membuat
ikatan persahabatan yang baru. Orang Muslim mengambil kesempatan dari
ketidaktahuan ini dan mengenakan topeng keramahan.
Ini hanyalah taqiyyah / kebohongan. Seorang Muslim sejati tidak dapat
mengasihi orang Yahudi.
Muhammad dengan tegas melarang orang Muslim berteman dengan
orang Yahudi dan Kristen :
• Ia berkata mereka adalah teman bagi satu sama lain dan orang yang
berteman dengan mereka tidak lagi Muslim, melainkan salah satu dari
mereka, seorang pendosa yang tidak ingin Awloh tuntun, dan mereka
adalah pecundang (Sura 5: 51,53)
• Ia mengutuki orang Yahudi karena ketidakpercayaan mereka (Sura
4:46),dan
• mengatakan bahwa mereka adalah pelaku kejahatan (Sura 4:160),
• menuduh mereka mengubah kitab suci mereka dan mendengarkan
kepalsuan (Sura 4:46).
• Ia mengatakan bahwa Awloh telah menghukum mereka karena dosa
mereka dan bahwa dalam dunia ini mereka akan mengalami kehinaan,
dan di akhirat siksa yang berat (Sura 5:41).
• Dalam keadaan paranoid dan sambil mengobarkan ketidakpercayaan
ia mengatakan orang Yahudi adalah orang yang paling kejam
terhadap orang Muslim (Sura 5:82).
• Dan dengan keliru menuduh mereka mengatakan bahwa tangan
Awloh tertahan dan menyebarkan kepalsuan. Ia mengatakan Awloh
telah menyebarkan permusuhan dan kebencian di antara para
pengikutnya dengan orang Yahudi hingga hari Kebangkitan (Sura
5:64).
Ibn Ishaq menulis,
“Beberapa orang Muslim tetap bersahabat dengan orang Yahudi karena
ikatan saling melindungi dan sekutu yang telah ada di antara mereka, maka
Awloh segera menurunkan wahyu mengenai mereka dan melarang mereka
untuk menjadi sahabat akrab :
• “Wahai kamu yang beriman, janganlah memilih orang di luar
komunitasmu untuk menjadi teman akrab. Mereka akan merusak
kamu dan merindukan reruntuhanmu. Dari mulut mereka kebencian
sudah menunjukkan dirinya dan apa yang disembunyikan dada
mereka lebih besar lagi ... Kamu mengasihi mereka tapi mereka tidak
mengasihimu dan kamu percaya pada kitab mereka ... sedangkan
mereka menyangkali kitabmu, agar kamu lebih berhak membenci
mereka daripada mereka membenci kamu ”.[6]
Inilah alasan tidak pernah akan ada damai diantara orang Muslim dengan
orang Yahudi.
• Kebencian terhadap orang Yahudi adalah bagian yang tidak
terpisahkan dalam Islam.
• Faktanya adalah tidak akan pernah ada damai antara orang Muslim
dengan siapapun !
• Apa yang berlaku terhadap orang Yahudi berlaku juga dengan orang
beragama lain dan orang yang tidak beragama.
• Anda dapat mengorbankan hidup anda bagi seorang Muslim tetapi
kebenciannya kepada anda tidak akan hilang. Ia tidak punya pilihan
lain.
• Selama orang Muslim percaya kepada Quran maka hatinya akan
dipenuhi dengan kebencian kepada non Muslim.
Ada doktrin dalam Islam yang disebut Wala wal Bara.
• Menurut doktrin ini orang Muslim wajib membenci orang non Muslim
dan segala sesuatu yang tidak islami, dan mengasihi orang Muslim
dan segala sesuatu yang islami, demi Awloh. Sebuah pencaharian di
internet mengenai topik ini akan menjelaskan natur sejati Islam.
[1] Ibn Ishaq. 259
[2]Ibn Ishaq. 257
[3] Ibn Hisham 81
[4]Mein Kamph 76
[5] Ibn Ishaq 240
[6] Ibn Ishaq. 262
Jika Sahih Bukhari, sebuah koleksi hadis setebal 9 volume yang disusun di
abad ke-9 dan yang dianggap oleh Muslim Suni sebagai kitab kedua
terpenting setelah Quran, dilarang, karena dianggap menyebarkan
permusuhan, lalu bagaimana dengan Quran?
Bukhari adalah ahli tafsir Quran yang paling sahih & paling diakui Islam.
Disamping itu, jika Sahih Bukhari berisi pernyataan-pernyataan yang
mendukung terorisme yang diperuntukkan bagi kebesaran Muhammad,
serta seruan untuk membunuh orang-orang Muslim yang meninggalkan Islam,
maka Quran, kitab Islam yang paling penting, juga penuh dengan ayat-
ayat intoleransi dan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap orang-
orang non-Muslim.
Sebuah contoh kecil seruan Awloh dalam Quran untuk memerangi kafir
seperti yang ada di bawah ini:
Tentu saja ayat-ayat di atas telah menista agama Kristen dan ajaran intinya –
belum lagi jika menyebut permusuhan yang ditujukan bagi orang-orang yang
mempraktekkannya.
Singkatnya, argumentasi yang dipakai sehingga kitab-kitab Islam harus
dilarang didasarkan pada alasan bahwa kitab-kitab Islam itu telah
menyebabkan perpecahan, dan kekerasan sebab kitab-kitab Islam itu telah
menimbulkan permusuhan terhadap non-Muslim.
Kitab suci Perjanjian Lama memang ada menyebut mengenai kekerasan
maupun pembunuhan yang dilakukan oleh umat Israel terhadap (sebagai
contoh) bangsa Kanaan. Namun yang patut diperhatikan adalah bahwa kisah-
kisah mengenai kekerasan yang terjadi di masa lampau dalam sejarah Israel,
hanya berlaku pada masa itu – dan tidak dapat diaplikasikan sebagai
perintah untuk melakukan kekerasan pada masa kini.
Namun hal ini sangat berbeda jika kita kaitkan dengan Quran maupun Hadis,
sebab perintah untuk melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap non-
Muslim, tidak hanya berlaku pada masa lampau tetapi diperintahkan pada
masa kini & kekal sampai hari penghakiman, oleh karena teks-teks kitab-kitab
Islam itu umumnya tidak memiliki konteks.
Jadi perintah Tuhan dalam Perjanjian Lama kepada orang Ibrani untuk
memerangi dan membunuh orang-orang Het, Amori, Kanaan, Yebus dsb. –
semuanya adalah bangsa-bangsa spesifik untuk sebuah waktu dan tempat
yang spesifik juga.
Seringkali orang Muslim berargumen bahwa ayat-ayat Quran juga terikat
dengan musuh-musuh yang bersifat temporal dan historis, termasuk para
penyembah berhala di Mekah, dan juga kekaisaran Bizantium dan Sassanian.
• Namun demikian, masalahnya adalah bahwa Awloh dalam Quran
memerintahkan Muslim untuk memerangi “Ahli Kitab” (yaitu orang-
orang Yahudi dan Kristen yang masih eksis hingga saat ini), hingga
mereka membayar pajak dengan patuh dan dalam keadaan tunduk
(Quran Sura 9:29), dan
• Awloh juga memerintahkan Muslim untuk “memenggal pada
penyembah berhala kapanpun Muslim menemukan mereka” (Quran
9:5).
Bukankah ayat-ayat ini yang telah meng-inspirasi Boko Haram, ISIS, Al
Qaeda, Al Shabaab, FPI dan kelompok-kelompok Islam radikal lainnya, yang
hingga saat ini masih dengan sangat aktif memerangi orang-orang yang
mereka anggap kafir?
Dua bentuk ‘kata penghubung” yaitu kata “hingga” (hata) dan “kapanpun”
(haythu), mendemonstrasikan natur perintah ini yang bersifat ‘berulang-ulang’
dan ‘dapat dilakukan dimana pun’.
Masih ada “Ahli Kitab” yang masih belum “merasa diri mereka sebagai orang-
orang yang telah ditundukkan sepenuhnya” (khususnya mereka yang ada di
seluruh Amerika, Eropa dan Israel), serta “para penyembah berhala” yang
belum dipenggal lehernya “kapan pun” orang Muslim menemukan mereka
(khususnya yang ada di Asia dan sub Sahara Afrika).
Faktanya adalah, semua perintah untuk melakukan kekerasan yang terdapat
dalam kitab-kitab suci Islam adalah sifatnya yang terbuka dan generik yaitu:
• “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama
itu semata-mata untuk Awloh. (Quran sura al Anfaal 8:39)
Hal ini memastikan bahwa, sepanjang Quran dipandang sebagai firman Awloh
yang bersifat literal, maka para pembacanya akan terus-menerus eksis dalam
sebuah dunia yang dikotomis, yaitu Muslim versus non-Muslim.
Ketika orang melihat kuda yang kuat dan kuda yang lemah, secara natural
mereka akan lebih tertarik pada kuda yang kuat
Pemahaman orang-orang Muslim mengenai moralitas belum lah
berevolusi sejak masa Muhammad sampai sekarang selama 1400 tahun.
Cara berpikir primitive & terbelakang orang-orang Arab ini yang diyakini
sebagai kebenaran, telah tersebar ke seluruh negara-negara Muslim,
termasuk ke Iran, Indonesia dan pada orang-orang Muslim yang tinggal di
sub-kontinen India yang sebenarnya telah lebih jauh berevolusi dibandingkan
dengan orang Arab.
Sekarang kita telah menjadi sama seperti mereka – segerombolan orang-
orang tidak beradab. Pemahaman kita mengenai keadilan telah hilang dan
pemikiran kita menjadi seprimitif orang-orang Arab itu, yang tidak pernah
keluar dari perilaku biadab mereka.
Sejarawan besar Persia Mohammad ibn Jarir Tabari, mengisahkan kejahatan-
kejahatan Muhammad secara detil, menggambarkan pengkhianatan,
perampokan, penjarahan, pemerkosaan, pembantaian, pembunuhan
berencana dan pembunuhan-pembunuhan lainnya yang ia lakukan sehingga
para pembacanya merasa bergidik ngeri & ingin muntah membaca
kebengisannya.
Tetapi orang yang sedemikian ‘terdidik’ seperti ini tetap tidak sanggup
melihat bahwa pendiri dari banyak hal-hal yang jahat ini mustahil adalah
seorang utusan Awloh.
Salah satu orang terdidik yang pernah hidup adalah Jalaleddin Rumi. Kendati
ia memiliki talenta yang luar biasa, namun ia pun tidak dapat melihat bahwa
orang yang ia sebut sebagai nabinya, sesungguhnya adalah seorang kriminal.
Ia bahkan mempercayai ajaran-ajaran Muhammad yang tak masuk akal, yang
mengatakan bahwa Awloh telah merubah orang-orang Yahudi menjadi
babi-babi dan monyet-monyet, ketika mereka melanggar hukum Sabat.
Inilah yang diperbuat agama terhadap manusia. Orang-orang yang cerdas
mengabaikan inteligensia mereka saat mereka beriman. Dan sebagaimana
yang dikatakan oleh Voltaire, ketika orang mempercayai absurditas/khayalan,
maka mereka dapat melakukan kejahatan yang ekstrim.
Siapapun yang waras bisa memahami bahwa menyerang rumah seseorang,
membunuhnya dan merampok, menjarah harta bendanya adalah tindakan
yang salah. Tidak membutuhkan kecerdasan tinggi untuk memahami hal
ini.
Tetapi alangkah mengagumkan bagaimana orang-orang Muslim, dan
diantara mereka ada banyak orang-orang yang terdidik, tidak sanggup
melihat hal itu.
Bahkan Muhammad membuat sebuah sura dalam Quran yang
menggambarkan bagaimana seharusnya properti hasil perampokan /
penjarahan itu dibagi. Sura Anfal ini ditulis setelah perang Badr :
”Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan
perang. Katakanlah: “Harta rampasan perang kepunyaan Awloh dan
Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Awloh dan perbaikilah
perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Awloh dan Rasul-
Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.”(Qs Al Anfal 8:1)
Di sini Muhammad menjadikan Awloh pencipta jagat raya ini sebagai partner
dalam kejahatan yang ia lakukan, dimana seseorang dengan otak yang
ukurannya hanya sebesar otak kucing pastilah mengetahui bahwa Awloh tidak
memerlukan harta benda hasil jarahan sekelompok bandit penyamun Arab.
Seluruh harta jarahan itu akan menjadi milik Muhammad. Jika demikian,
mengapa menajiskan nama Awloh?
Terjemahan sebenarnya dari ayat ini adalah, barang hasil curian adalah
untukku dan menjadi kepunyaanku. Muhammad sama sekali tidak
mempercayai Awloh. Ia memanfaatkan Awloh sebagai alat untuk membodohi
orang lain. Jika ia benar-benar mempercayai Awloh, maka ia tidak akan
pernah berani mengkaitkan kebohongan-kebohongan yang sedemikian
banyak kepadaNya.
Sebuah artikel berjudul “Jihad: The Forgotten Obligation” (Jihad: Kewajiban
Yang Dilupakan), yang bisa dicari lewat Google di sejumlah situs-situs Islam
mengatakan: “Penyediaan,Dibawah Bayangan Ujung Tombak : Dikisahkan
oleh Ibn Umar (ra) bahwa Muhammad (saw) berkata,
• ”Hidupku ada di bawah bayangan ujung tombakku, dan mereka yang
tidak mentaati perintah-perintahku akan mengalami kehinaan”
(Bukhari, p.408, vol.1).
Hal mengenai ujung tombak telah disebutkan dalam hadis ini dan kepada kita
telah diinformasikan bahwa kehidupan dan suplai untuk Muhammad terletak
pada ujung tombak (Jihad). Inilah alasan mengapa para Muhaditen (para
pengumpul hadis) menyatakan bahwa penghasilan terbaik adalah rampasan
penjarahan dan itu dengan jelas dibuktikan melalui hadis ini, bahwa rampasan
penjarahan adalah sesuatu yang diperbolehkan untuk Ummah.
Catatan:
istilah “penghinaan terhadap orang-orang kafir” dalam hadis, artinya adalah
membayar jizya, yaitu sebuah pajak tinggi yang diwajibkan pada warga
negara non-Muslim – kaum dhimmis – yang hidup di negara jajahan Islam,
meskipun itu negerinya sendiri. (Fath ul Bari, p.116, vol.2)”
Hadis di atas memberikan rangkuman mengenai moralitas orang-orang
Muslim.
• Hadis-hadis ini mengatakan bahwa Muhammad memperoleh
penghasilan untuk mensupport hidupnya melalui
perampokan/penjarahan.
• Sebagai hasilnya, para sarjana Muslim dan Muhaditen (para pengumpul
hadis) telah menyimpulkan bahwa rampasan penjarahan diijinkan dan
penghasilan terbaik adalah yang diperoleh melalui perampokan.
• Hari ini, orang-orang Muslim meratapi bagaimana kewajiban untuk berjihad
telah dilupakan dan bahwa yang benar adalah, mereka seharusnya
memperoleh penghasilan untuk mensupport kehidupan mereka melalui
penjarahan dan memaksa non-Muslim untuk membayar jizyah.
• Seperti inilah cara beroperasinya negara jajahan kalifah. Mendapatkan
uang, sebagai bayaran atas ‘perlindungan’, adalah hal yang pernah
dipraktekkan oleh kalifah2 Islam. Dengan memahami hubungan ini, kita
pun dapat memahami bagaimana para kalifah dapat merekonsiliasikan
kejahatan mereka dengan religiusitas mereka.
• Ironinya adalah bahwa dalam Islam mencuri itu dilarang dan hukuman bagi
pencuri adalah dipotong tangannya atas pencurian pertama yang dilakukan
dan kemudian mengamputasi bagian tubuh yang lain (misalnya lengan
atau kaki) jika masih melakukan pencurian.
• Tetapi hukuman ini hanya berlaku jika si pencuri mencuri dari seorang
Muslim. Jika korbannya adalah seorang non-Muslim, tidak ada
hukuman. Pencurian seperti ini diatur dan bahkan dianjurkan.
Dalam penyerangan & perampokan di Wadi al Qura, yang dilakukan setelah
penyerangan & perampokan di Khaibar, sebuah anak panah membunuh salah
seorang dari budak Muhammad. Orang-orang Muslim berkumpul di
sekelilingnya dan mengucapkan selamat padanya oleh karena sekarang ia
telah masuk ke Firdaus. Muhammad berkata, “Tentu saja tidak ! Jubahnya
bahkan saat ini sedang membakarnya di neraka. Ia telah mencuri jubah yang
ia kenakan dari barang jarahan yang dilakukan oleh gerombolannya sendiri
yaitu orang-orang Muslim yang dipimpin Muhammad.”
Seorang Muslim yang lain ketika mendengar hal ini datang mendekat dan
berkata: “aku tak punya sandal dan karena itu mengambil sepasang sandal ini
dari orang yang telah aku bunuh.” Muhammad berkata padanya “dua potong
sandal dari api akan dipotong untukmu seperti itu.”
Kemudian ia menjelaskan bahwa apapun yang diambil sebagai hasil jarahan,
harus lebih dulu diletakkan di sebuah wadah yang luas, dan dibagi
sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Awloh. Seperlima menjadi milik
Awloh dan utusannya (untukku dan menjadi kepunyaanku), dan sisanya akan
dibagi diantara para penyerang. Orang yang berkuda mendapatkan tiga
bagian dan orang yang berjalan kaki mendapatkan satu bagian.
Bisakah anda melihat ironi ini?
Kedua orang Muslim ini akan pergi ke neraka sebab mereka mencuri sebuah
jubah dan sepasang sandal yang diambil dari hasil jarahan, tetapi jarahan itu
sendiri dibenarkan dan merupakan penghasilan yang terbaik.
Sura Anfal yang sama berkata,
• “Maka makanlah dari sebagian rampasan penyerangan yang telah
kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan
bertakwalah kepada Awloh; sesungguhnya Awloh Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (Q. 8:69).
Ayat ini mengindikasikan bahwa barangkali beberapa dari orang Muslim yang
mengikuti Muhammad mempunyai masalah dan hati nurani mereka
mengganggu diri mereka. Muhammad lalu membuat ayat ini sehingga mereka
bisa mengatasi pergolakan di hati nurani mereka. Bagaimana seseorang
dapat berargumen dengan apa yang telah Awloh putuskan? Jika Awloh
mengatakan bahwa membunuh dan mencuri dari non-Muslim itu adalah
hal yang dibenarkan, siapa yang boleh mempertanyakannya?
Seperti inilah caranya bagaimana orang-orang Muslim mengabaikan hati
nurani mereka. Sekali satu hal telah diputuskan oleh Awloh, maka orang
beriman tidak akan lagi memakai hati nurani mereka sebagai pertimbangan. Ia
akan mengabaikan hati nuraninya. Awloh tahu yang terbaik dan bukanlah
urusan manusia untuk mempertanyakan hikmat Awloh. Untung saja, cuma
Islam yang memiliki banyak ajaran-ajaran yang jahat dalam kaitan dengan
orang-orang yang menurut mereka “tidak beriman” karea tidak seukuwah.
Tetapi Islam punya banyak ajaran jahat dan sebagai konsekuensinya,
orang-orang Muslim melalui ajaran-ajaran itu dijadikan perampok dan
kriminal seperti yang dilakukan oleh teroris untuk mendapatkan dana
jihad yang disebut fai-i.
Mereka adalah orang-orang yang paling tidak bermoral dan orang-orang
yang paling licik di dunia. Saat melakukan kejahatan, tak ada yang bisa
menandingi seorang Muslim. Tak ada yang bisa melakukan kejahatan
sebanyak yang dilakukan oleh seorang Muslim tanpa mengalami sakit pada
hati nuraninya. Semua orang melakukan yang jahat, tetapi seringkali mereka
merasa terganggu dengan hal itu dan memohon pengampunan dari Awloh
mereka.
Orang-orang Muslim melakukan kejahatan dan kemudian melaksanakan
sholat untuk berterimakasih pada Awloh mereka karena memampukan
mereka melakukan kejahatan itu. Mereka bahkan berharap bahwa mereka
akan menerima upah/pahala setelah melakukan kejahatan.
Para kriminal Basij di Iran yang memperkosa gadis-gadis muda sebelum
membunuh mereka, diyakinkan bahwa mereka akan menerima upah dari
Awloh atas kejahatan yang mereka perbuat. Islam benar-benar merubah
manusia menjadi para monster.
Islam adalah agama para perampok penjarah. Bukan hanya pencuri, tetapi
juga para pedofil, pemerkosa, pembunuh, diktator…yang dalam Islam, bisa
menemukan pembenaran atas kejahatan-kejahatan yang mereka
lakukan. Satu-satunya larangan adalah bahwa anda sama sekali tidak
diperkenankan mencuri, yaitu dari geng sesama muslim.
Setiap organisasi bandit juga mempunyai aturan yang sama. Jika anda
adalah seorang anggota bandit dan mencuri dari pimpinan anda, maka anda
akan berurusan dengan hukuman yang lebih keras dari hukum manapun yang
pernah ada. Tetapi tak berarti bahwa para kriminal menentang pencurian.
Mereka melakukannya untuk dapat bertahan hidup. Tetapi jika anda adalah
seorang anggota dari organisasi kriminal, maka anda sama sekali tidak
diijinkan mencuri dari geng anda.
Meskipun Muhammad melarang orang-orang Muslim mencuri dari jarahan
penyerangan sebelum dirinya memperoleh bagiannya sebagai pemimpin,
namun ia secara terbuka mencuri dari para pengikutnya.
Tepat setelah Khaibar ditaklukkan, Muhammad memberikan perhatiannya
kepada Fadak, yang pada waktu itu merupakan tanah paling subur di Arabia.
Penduduk Fadak yang orang Yahudi, setelah memerhatikan bahwa mereka
tidak akan mampu bertahan dari serangan gerombolan Muhammad, akhirnya
memutuskan untuk menyerah. Mereka mengirim sebuah delegasi kepada
Muhammad selagi dia masih ada di Khaibar, memberitahukannya bahwa
mereka akan menyerahkan kota mereka sebagai harga untuk nyawa
mereka. Muhammad pun setuju. Kemudian ia menawarkan pada mereka
untuk tetap tinggal di kota itu sebagai budaknya, dan memberikan kepada
Muhammad 50 persen dari apa yang mereka hasilkan. Ia mendeklarasikan
Fadak sebagai properti pribadinya karena orang-orang Muslim tidak
berperang di situ.
Alasan mengapa orang-orang Yahudi ini menyerah jelas karena pasukannya
Muhammad. Tanpa pasukan itu, apakah mereka akan menyerah kepada satu
orang? Muhammad mengambil sebesar 20 % dari setiap jarahan, tanpa
berperang secara personal atau menempatkan hidupnya dalam bahaya.
Tetapi ia mengambil seluruh kekayaan Fadak dan Bani Nadir untuk dirinya
sendiri, karena penduduk kota itu menyerah tanpa melakukan peperangan.
Sebenarnya para pengikut Muhammad tidaklah sebodoh seperti yang kita
pikirkan, tetapi mereka takut untuk mempertanyakannya. Ia melakukan
sebagaimana yang ia kehendaki dan tak ada yang berani berdebat
dengannya, sebab berdebat dengannya berarti berdebat dengan Awloh.
Inilah yang pada masa kini menghalangi Muslim dari mempertanyakan
Islam.
Setiap orang Iran harus belajar mengenai Fadak. Kota kecil ini memainkan
sebuah peran penting atas nasib negara Iran. Setelah kematian Muhammad,
Fatimah, satu-satunya puteri Muhammad yang selamat, mengklaim bahwa
Fadak harus menjadi warisannya karena itu adalah properti pribadi
ayahnya.
Abu Bakr, yang menjadi kalifah yang dipilih oleh setiap orang, termasuk Ali,
suami Fatimah, mengatakan bahwa Muhammad tidak memiliki properti
pribadi; dan apapun yang ia miliki harus menjadi milik baitul-mal (harta benda
publik). Muhammad juga mempunyai beberapa orang isteri, termasuk Aisyah
dan Hafsa, puteri-puteri Abu Bakr dan Omar, dan seorang cucu dari puterinya
yang lain yaitu Zainab, yang harus juga dimasukkan sebagai pewaris, apabila
properti itu akan diberikan pada anggota keluarganya.
Disinilah, bahkan meskipun Fadak adalah harta pribadi Muhammad, klaim dari
Fatimah itu tidak diterima. Inilah alasan sehingga terjadi peperangan antara Ali
dan kalifah-kalifah lainnya. Ini juga yang menjadi asal muasal terbaginya
Islam menjadi kelompok Sunni dan Syiah. Dan kami orang-orang Iran,
masih tetap berperang untuk mendapatkannya hingga hari ini.
Berdasarkan tradisi cerita Islam, Islam berkembang sangat cepat dalam masa
hidup Muhammad. Setidaknya sebagian dari ekspansi ini berdasarkan
penyerangan secara militer. Ini memunculkan pertanyaan besar:
Bagaimanakah gerakan-gerakan militer yang mahal tersebut yang di
dalamnya ia selalu terlibat didanai?
Sebagian besar jawabannya dapat ditemukan dalam fakta bahwa Muhammad
mengijinkan para pengikutnya untuk menjarah karavan-karavan para
pedagang. Saat kekuatan militer orang Muslim bertumbuh, semakin jelas
bahwa pengumpulan jarahan adalah sasaran yang penting. Bahkan ada Sura
khusus dalam Quran (Sura 8 Al Anfal) yang berjudul “Jarahan”.
Berikut adalah beberapa jaminan Muhammad bagi para pengikutnya yang
memperkaya diri mereka sendiri, demi tujuan Muslim melalui pengumpulan
jarahan sebagai sesuatu yang benar-benar dapat diterima:
• Awloh menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang
dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu
dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar
kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-
orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang
lurus. (Quran 48:20)
• Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Awloh kepada
RasulNya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu
kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor
untapun, tetapi Awloh yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya
terhadap apa saja yang dikehendakiNya. Dan Awloh Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (Quran 59:6)
• Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu
ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah
kepada Awloh; sesungguhnya Awloh Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Quran 8:69)
Seruan brutal untuk membunuh orang kafir, yaitu non Muslim, dapat
ditemukan dalam Sura 9:5 sebagai berikut:
• “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-
orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah
mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika
mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka
berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya
Awloh Maha Pengampun lagi maha Penyayang”.
Ekspansi Islam juga dapat dicapai melalui sarana damai. Namun demikian,
ada perbedaan opini di kalangan orang Muslim berkenaan dengan bagaimana
perang ini harus dilakukan[6]. Sejarah menunjukkan bahwa selain dari
komunitas-komunitas Muslim di Asia Tenggara dan Afrika Timur, kekuatan
militer adalah bagian esensial dari ekspansi Islam[7].
[1] Di era Medinah (622-632 M), yang ditandai dengan banyak konflik dan
perang, istilah “jihad” disamakan dengan “berjuang/perang” (bdk. Sura
9:41; 49:15; 66:9).
[2] Pembedaan ini dipelopori para teolog Muslim; tidak ditemukan di dalam
Quran maupun hadith, melainkan dalam Syariah. Beberapa cendekiawan
Muslim yang lebih muda mempertanyakan pandangan geopolitik ini dan lebih
memilih untuk berbicara mengenai “Dakwah” alih-alih / daripada “Dar al-Harb”.
[3] Quran berjanji orang-orang yang kehilangan nyawa mereka dalam
penyerangan suci akan langsung masuk ke firdaus (Sura 61:11-13).
[4] Agama-agama monoteistik yang tunduk kepada Islam biasanya
mendapatkan otonomi terbatas dan dalam banyak kasus tidak mengalami
penganiayaan. Namun demikian, mereka tidak boleh menyampaikan iman
mereka pada orang Muslim. Oleh karena itu Yudaisme dan kekristenan
termasuk dalam kategori yang spesial.
[5] Ini kontras dengan Kekristenan, dimana damai ditegakkan ketika
seseorang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
(Kolose 1:19-20).
[6] Perbedaan opini-opini terutama berkenaan dengan apakah dan seberapa
banyak kekerasan dapat digunakan. Interpretasi seringkali bergantung pada
kekuatan militer orang Muslim.
Hughes (1982:243) menulis:
“Jika suatu negara kafir ditaklukkan oleh seorang penguasa Muslim,
penduduknya diberi tiga pilihan:
1) Menerima Islam/mualaf, dimana pihak yang ditaklukkan dijadikan
warga negara dari negara Muslim,
2) Membayar pajak Jizyah yang tinggi (uang perlindungan), sehingga
orang yang tidak beriman kepada Islam mendapatkan perlindungan, dan
berstatus dhimmi, dengan syarat mereka bukanlah penyembah berhala
dari Arab,
3) Mati oleh pedang, bagi mereka yang menolak membayar pajak”.
[7] Sebuah studi yang dilakukan oleh Marshall (1999) yang menyelidiki ayat-
ayat Quran berkaitan dengan perkembangan “orang-orang yang tidak
beriman” menunjukkan bahwa :
• ayat-ayat dari periode Mekah mengatakan bahwa penghakiman akan
menimpa mereka melalui intervensi Awloh secara langsung.
• Namun, ayat-ayat dari periode Medinah menunjukkan peningkatan
keyakinan bahwa penghakiman ilahi akan menggunakan pengantara yakni
komunitas orang beriman yaitu orang Muslim.
Ayat-ayat ternyata bisa di-ubah2 semau2nya Awloh.
• Tidak benar (dan oleh karena itu tidak boleh dipercayai): “Dan
janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti
agamamu” (Quran 3:73).
Foto ilustrasi
• Orang-orang ini telah membangun mesjid dan mengundang Muhammad
untuk sembahyang disana. Ini bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh
orang-orang yang tidak beriman dan oposisi.
• Bukankah lebih baik jika menyelidiki dan menegaskan fakta sebelum
bertindak dengan sembrono seperti itu? Orang yang normal akan masuk ke
dalam mesjid, mengajukan pertanyaan dan menemukan fakta-fakta. Jika
kabar burung itu benar, ia akan menginstruksikan para pendiri mesjid itu
cara yang benar untuk memahami dan mempraktikkan Islam.
• Memerintahkan pembakaran mesjid sekaligus orang-orang yang masih
berada di dalamnya bukanlah tindakan yang akan dilakukan oleh orang
yang waras.
• Perbuatan Muhammad bukanlah tindakan yang waras, tetapi jika ia telah
membuat sesembahannya menyetujui hal itu maka itulah akhir
pembicaraan.
• Awloh selalu menyetujui apa yang dilakukan Muhammad, tidak peduli
betapa menjijikkan dan memalukannya perbuatan itu.
• Ketika Muhammad pergi menuju Tabuk ia berhenti di Dhu Awan, sebuah
kota setengah hari perjalanan dari Medinah. Beberapa orang dari kota itu
menemuinya dan berkata, “kami telah membangun mesjid untuk orang
yang sakit dan miskin dan untuk malam-malam dengan cuaca buruk, dan
kami ingin engkau datang kepada kami dan berdoa untuk kami disana”. Ia
berkata ia akan melakukannya sekembalinya dari Tabuk.
• Ketika ia kembali, beberapa orang dari kota itu yang memiliki kapak yang
sudah diasah untuk melawan para pembangun mesjid, dan menyebarkan
berita bohong/fitnah mengenai mereka dan mengatakan bahwa mereka
menyebarkan versi Islam yang tidak sama dengan Muhammad.
• Muhammad memerintahkan Malik ibn al-Dukhsum, dan seorang lainnya,
kemungkinan orang-orang yang sama yang telah menyebarkan fitnah, dan
berkata kepada mereka, “Pergilah ke mesjid orang-orang yang jahat itu dan
bakarlah mesjid itu”. Mereka pun segera pergi, menyalakan ranting
daun2an dan kemudian kedua orang itu berlari ke dalam mesjid saat
orang-orang sedang berada di dalamnya, membakar dan
menghancurkannya, dan orang-orang berlarian keluar”.[1]
Di dalam Quran Muhammad menyebut mesjid ini sebagai mesjid oposisi .
• “Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang
mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-
orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara
orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang
telah memerangi Awloh dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka
Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan." Dan Awloh menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya).” (Quran Sura 9:107)
Ibn Ishaq menyebut mesjid ini “skismatik”. Tetapi itu tidak logis. Skisma
(pecahan) hanya terjadi setelah kematian pendiri sebuah agama, bukan dalam
masa hidupnya. Tuduhan ini tidak masuk logika/khayalan. Anda tidak dapat
memulai sebuah skisma ketika pendirinya masih hidup, kecuali anda
menentangnya, dan orang-orang itu tidak sedang melakukannya. Mereka
mengundang Muhammad untuk berdoa dalam mesjid mereka yang baru, yang
berarti mereka tidak sedang menentangnya.
“Jika ada orang yang bersengketa denganmu mengenai hal ini (yaitu
mengenai Yesus Kristus) setelah mendapatkan pengetahuan yang telah
datang kepadamu, katakanlah: Marilah kita memanggil anak-anak laki-laki
kami dan anak-anak laki-laki kamu, para wanita kepunyaanmu dan para
wanita kepunyaanmu, diri kami dan diri kamu, kemudian marilah kita
mengucapkan sumpah dan menaruh sumpah itu pada Tuhan mengenai
barangsiapa yang berdusta.” [b][21][23]
Sejarawan Sunni, kecuali Tabari yang tidak menyebutkan siapa saja yang
berpartisipasi dalam Mubahala itu, menyebut Muhammad, Fatimah, Al-Hasan
dan Al-Hussein sebagai orang-orang yang turut berpartisipasi, dan beberapa
orang sejarawan setuju dengan tradisi Syiah bahwa Ali juga ada diantara
mereka. Secara menyeluruh, dalam ayat Mubahala verse of Mubahalah,
dalam perspektif kaum Syiah, kalimat “anak-anak laki-laki kami” merujuk
pada Al-Hasan dan Al-Husein, sementara kalimat “perempuan kami”
merujuk pada Fatimah dan “diri kami” merujuk pada Ali. [21][23]
Muhammad mati pada tanggal 8 Juni 632 M atau sekitar 3 bulan setelah
sumpah Mubahala yang ia ucapkan. Ia mati diracun seorang perempuan
Yahudi setelah seluruh anggota keluarga dalam sukunya telah diserang,
dirampok, disiksa lalu dibantai dengan bengis oleh Muhammad di Khaibar.
Pada tanggal 27 Januari 661 Masehi, saat sholat di Masjid Kufah, Ali bin Abi
Thalib (sepupu dan menantu Muhammad), diserang oleh
seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam. Dia terluka oleh
pedang yang diracuni oleh Abdurrahman bin Muljam saat ia sedang bersujud
ketika sholat subuh.[3] Ali memerintahkan anak-anaknya untuk tidak
menyerang orang Khawarij tersebut, Ali malah berkata bahwa jika dia selamat,
Abdurrahman bin Muljam akan diampuni sedangkan jika dia mati,
Abdurrahman bin Muljam hanya diberi satu pukulan yang sama (terlepas
apakah dia akan mati karena pukulan itu atau tidak).[4] Ali mati dua hari
kemudian pada tanggal 29 Januari 661 M [5][3]
Husain bin ‘Alī bin Abī Thālib 8 Januari 626 - 10 Oktober 680 M adalah cucu
dari Muhammad yang merupakan putra dari Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi
Thalib. Husain merupakan Imam ketiga bagi kebanyakan Mazhab Ahlul Bait
(Syi'ah), dan Imam kedua bagi yang lain. Ia dihormati oleh Sunni karena ia
merupakan Ahlul Bait. Ia juga sangat dihormati kaum Sufi karena
menjadi Waliy Mursyid yang ke 2 setelah ayah dia terutama bagi
kaum Qadiriyyah di seluruh dunia dan kaum Alawiyyah di Hadramaut.
Ia mati sebagai syahid pada Pertempuran Karbala tahun 680 Masehi.
Perayaan kesyahidannya disebut sebagai Hari Asyura.
Mungkinkah kematian Muhammad, anak, menantu serta cucu-cucunya yang
menyebabkan keturunan Muhammad menjadi punah adalah sebagai akibat
sumpah Mubahala yang ia lakukan di hadapan para delegasi Kristen Najran?
Apakah kepunahan garis silsilah Muhammad disebabkan pengajarannya
yang salah mengenai Yesus Kristus, yang mana ajaran yang
menyesatkan itu sampai hari ini masih dipegang oleh Muslim ?
DV/7Nov2020