Anda di halaman 1dari 11

CHONDROSARCOMA KONVENSIONAL GRADE II

T3N1M0 STAGE IVB PADA CALCANEUS


dr. Rudiansyah Harahap, Sp.OT1
Laili Nabila2
1
Departemen Ortopedi RSUD Tugurejo Semarang
2
Program Studi Profesi Dokter Universitas Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK
Latar Belakang: Chondrosarcoma merupakan keganasan cartilago yang dapat muncul pada tulang ekstremitas
atas, ekstremitas bawah, tengkorak, vertebra, thoraks, atau pelvis. Calcaneus merupakan lokasi yang jarang.
Keganasan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan seringnya pada usia tua. Chondrosarcoma konvensional
terjadi pada sekitar 85%-90% kasus chondrosarcoma.
Laporan Kasus: Laki-laki usia 39 tahun datang dengan keluhan muncul benjolan di daerah tumit kaki kiri dan
rasa nyeri yang dirasakan sejak sekitar tiga tahun lalu. Nyeri semakin berat dan benjolan semakin besar. Hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan pembengkakan tumit kiri, kulit hiperemis, nyeri, dan ROM terbatas.
Pemeriksaan penunjang foto rontgen pedis sinistra kesan tumor primer tulang calcaneus kiri yang tampak
mendestruksi habis tulang calcaneus. Foto rontgen thoraks dalam batas normal dan tidak tampak metastasis.
Biopsi calcaneus dan inguinal sinistra menunjukkan malignansi. Pasien menjalani kemoterapi dua kali sebelum
tindakan amputasi bawah lutut.
Kesimpulan: Chondrosarcoma calcaneus merupakan keganasan cartilago yang cukup jarang terjadi. Pasien
pada laporan kasus ini adalah laki-laki usia 39 tahun dengan chondrosarcoma konvensional calcaneus sinistra
grade II T3N1M0 stage IVB. Kontrol dan terapi rutin diperlukan untuk memantau kemajuan perbaikan pasca
operasi serta mendeteksi adanya penyebaran lebih luas.

CONVENTIONAL CHONDROSARCOMA GRADE II


T3N1M0 STAGE IVB OF CALCANEUS
dr. Rudiansyah Harahap, Sp.OT1
Laili Nabila2
1
Departement of Ortopaedic RSUD Tugurejo Semarang
2
Clinical Clerkship Program University of Muhammadiyah Semarang

Abstract
Background: Chondrosarcoma is a cartilage malignancy that can appear in the bones of the upper extremities,
lower extremities, skull, vertebrae, thorax, or pelvis. Calcaneus is a rare location. This malignancy is more
common in men and often in old age. Conventional chondrosarcoma occurs in about 85%-90% of
chondrosarcoma cases.
Case Report: A 39-year-old man came with complaints of a lump in the heel of his left foot and pain that had
been felt for about three years. The pain gets worse and the lump gets bigger. The results of the physical
examination showed swelling of the left heel, hyperemic skin, pain, and limited ROM. Supportive examination
X-ray of the left pedis shows the impression of a primary tumor of the left calcaneus bone which appears to
have completely destroyed the calcaneus. The chest X-ray was within normal limits and did not show any
metastases. Left calcaneus and inguinal biopsies showed malignancy. The patient underwent chemotherapy
twice before the below-knee amputation.
Conclusion: Chondrosarcoma calcaneus is a cartilage malignancy that is quite rare. The patient in this case
report is a 39 year old male with conventional chondrosarcoma of left calcaneus grade II T3N1M0 stage IVB.
Routine control and therapy is needed to monitor the progress of postoperative improvement and detect wider
spread.

Pendahuluan
Chondrosarcoma merupakan keganasan cartilago yang dapat muncul pada tulang
ekstremitas atas, ekstremitas bawah, tengkorak, vertebra, thoraks, atau pelvis. 1 Sebuah studi
menyatakan chondrosarcoma merupakan sarcoma tulang yang paling banyak ditemukan
(37,6%), disusul oleh osteosarcoma (29,2%), sarcoma Ewing (13,0%), tumor maligna lain
pada tulang (12,7%), chordoma (6,3%), fibrosarcoma, peripheral nerve, and other fibrous
(0,4%), hemangiosarcoma (0,4%), dan undifferentiated chordoma (0,4%).2 Keganasan ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 1,6:1 dan seringnya terjadi pada usia
tua.3 Data penelitian epidemiologi menyatakan 53,8% lokasi chondrosarcoma terjadi pada
ekstremitas bawah (tibia, femur, fibula).3 Chondrosarcoma calcaneus terjadi sebanyak 28%
dari 75 kasus chondrosarcoma pada kaki.4 Persentase chondrosarcoma konvensional sendiri
adalah sekitar 85%-90% dari seluruh chondrosarcoma.5
Faktor-faktor penyebab chondrosarcoma antara lain adalah anomali kromosom yaitu
9p21, 10, 13q14, dan 17p13.6 Isositrat dehidrogenase (IDH) adalah enzim metabolik yang
mengkatalisis dekarboksilasi oksidatif isositrat, menghasilkan α-ketoglutarat (α-KG). Mutasi
IDH1/2 terjadi pada sekitar 65% dari chondrosarcoma konvensional dan hingga 57% dari
dedifferentiated chondrosarcoma, serta tumor kartilaginosa sentral sporadis, chondroma
periosteal, dan enchondroma.7
Secara klinis, chondrosarcoma ditandai dengan keluhan nyeri yang bertahap dan
progresif. Temuan pemeriksaan fisik pada pasien chondrosarcoma antara lain adanya
pembengkakan difus, nyeri tekan, dan peningkatan suhu lokal.4 Gambaran radiografi berupa
area yang mengalami demineralisasi dengan latar belakang matriks kalsifikasi yang padat
atau endosteal scalloping yang melibatkan lebih dari dua pertiga ketebalan kortikal pada CT
scan.8 MRI memberikan gambaran chondrosarcoma yang lebih spesifik (100%).8 Biopsi
jaringan dari bagian yang paling agresif dapat menentukan apakah tumor pada pasien
tergolong jinak atau ganas.5
Chondrosarcoma konvensional terbagi menjadi kelompok-kelompok yaitu sentral,
periosteal, dan perifer sedangkan chondrosarcoma non konvensional terbagi menjadi varian
clear cell chondrosarcoma, mesenchymal, dan dedifferentiated.5 Berdasarkan histopatologi,
chondrosarcoma dibagi menjadi tiga:
a. Grade I: Tumor cartilago atipikal, tingkat rendah, dan agresif lokal. Lesi ini mirip
cartilago normal atau enchondroma jinak. Perbedaan jinak dan ganas ditandai dengan
tumor yang menyusup ke rongga sumsum. Sel chondrosarcoma grade I adalah sel
seluler sedang dengan inti hiperkromatik, nucleusnya besar dan memiliki ukuran yang
bervariasi.
b. Grade II: Tumor grade II memiliki inti lebih besar, hiperkromatik, dan atipik. Ukuran
nucleus lebih seluler. Mitosis dapat ditemukan pada grade ini.
c. Grade III: Tumor grade III bentuknya lebih pleomorfik dan atipik. Mitosis lebih banyak
ditemukan. Sel-sel di tepi lobulus kurang berdiferensiasi dan menjadi bentuk
gelendong.5
American Joint Committee on Cancer (AJCC) membuat penggolongan untuk sarcoma
kerangka apendikular, batang tubuh, tengkorak, dan tulang wajah.

Tabel 1. Staging Sarcoma Tulang Berdasarkan AJCC9


Stage Tumor primer (T) Limfonodi regional (N) Metastasis jauh (M) Grade/stage histologi (G)
IA T1 N0 M0 G1 atau GX
IB T2 atau T3 N0 M0 G1 atau GX
IIA T1 N0 M0 G2 atau G3
IIB T2 N0 M0 G2 atau G3
III T3 N0 M0 G2 atau G3
IVA Any T N0 M1a Any G
IVB Any T N1 Any M Any G
Any T Any N M1b Any G

TX : tumor primer tidak dapat dinilai


T0 : tidak ada bukti tumor primer
T1 : tumor ≤ 8 cm dalam dimensi terbesar
T2 : tumor > 8 cm dalam dimensi terbesar
T3 : tumor terputus-putus pada situs tulang primer
NX : limfonodi regional tidak dapat dinilai
N0 : tidak ada metastasis limfonodi regional
N1 : metastasis limfonodi regional
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : metastasis jauh
M1a : metastasis pada paru
M1b : metastasis pada tulang atau tempai jauh lainnya
GX : grade tidak dapat dinilai
G1 : well differentiated, low grade
G2 : moderate differentiated, high grade
G3 : poorly differentiated, high grade.9

Pembedahan merupakan rekomendasi untuk sebagian jenis chondrosarcoma. Jenis


pembedahan antara lain reseksi, kuretase, bone cement, limb-sparing surgery, bedah
rekonstruktif, dan biopsi.10 5-year survival rate pasien dengan chondrosarcoma adalah 75,2%,
lebih tinggi dari pasien dengan osteosarcoma dan sarcoma Ewing. 11 Pasien dengan metastasis
memiliki prognosis dan 5-year survival rate yang lebih buruk.11

Laporan Kasus
Laki-laki usia 39 tahun datang dengan keluhan muncul benjolan di daerah tumit kiri
dan rasa nyeri yang dirasakan sejak sekitar tiga tahun lalu. Keluhan mulai muncul setelah
pasien jatuh dari truk dan merasa seperti terkilir. Nyeri semakin berat dan benjolan semakin
besar. Daerah tumit dan sekitarnya dirasakan bengkak. Keluhan tersebut mengganggu
aktivitas.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum compos mentis, tekanan darah
118/70 mmHg, nadi 68x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,8℃, dan SpO2 99%. Pemeriksaan
status lokalis regio pedis sinistra ditemukan pembengkakan pada tumit kiri, kulit hiperemis,
nyeri, dan ROM terbatas (Gambar 1). Teraba pembesaran kelenjar getah bening inguinal
ipsilateral. Pemeriksaan penunjang foto rontgen pedis sinistra didapatkan kesan tumor primer
tulang pada calcaneus kiri yang tampak mendestruksi habis tulang calcaneus (Gambar 2).
Rontgen thoraks menunjukkan kesan cor dan pulmo dalam batas normal serta tidak tampak
metastasis (Gambar 3). Hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan rendahnya kadar
eritrosit (4,08x106/µl), Hb (11,90 g/dl), HT (35,50%), eosinophil absolut (0,03x10 3 IU/ml),
eosinophil (0,4%), limfosit (11,40%), serta tingginya kadar neutrophil (82,60%) dan rasio
netrofil limfosit (7,25). Hasil biopsi calcaneus menunjukkan chondrosarcoma konvensional
grade II. Hasil biopsi KGB inguinal ipsilateral menunjukkan metastasis ke KGB inguinal
sinistra sesuai chondrosarcoma.
Gambar 1. Pemeriksaan fisik regio pedis sinistra

Gambar 2. Foto rontgen calcaneus sinistra

Gambar 3. Foto rontgen thoraks

Berdasarkan pemeriksaan, pasien didiagnosis chondrosarcoma konvensional grade II


(high grade) T3N1M0 stage IVB calcaneus. Dilakukan amputasi below knee cruris sinistra.
Sebelum tindakan pembedahan, pasien menjalani kemoterapi sebanyak dua kali dengan
regimen doxorubicin dan ifosfamide. Pasca pembedahan, dilakukan pemantauan tanda vital
dan perawatan luka. Rencana tindak lanjut pasien adalah kontrol, rehabilitasi untuk
meningkatkan mobilisasi serta fungsional pasien, dan kemoterapi pasca operasi.
Diskusi
Pasien pada laporan kasus ini adalah laki-laki usia 39 tahun dengan chondrosarcoma
konvensional calcaneus sinistra grade II, T3N1M0 stage IVB. Chondrosarcoma tergolong
salah satu sarcoma, dimana keganasan tersebut ditandai dengan pertumbuhan cartilago yang
abnormal.12 Keganasan ini lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita dan lebih banyak
terjadi pada usia tua.3 Sebuah penelitian retrospektif menunjukkan bahwa penderita
chondrosarcoma pria lebih banyak (69,7%) dengan rasio 23:10.10 Penelitian retrospektif lain
juga menunjukkan rata-rata pasien dengan chondrosarcoma berusia 39,2 tahun. 3 Panelitian
lain menunjukkan lokasi keganasan ini paling banyak terjadi pada ekstremitas bawah (tibia,
femur, fibula), diikuti ekstremitas atas (humerus, radius), dan terakhir pelvis.3
Secara klinis, chondrosarcoma ditandai dengan keluhan nyeri yang bertahap dan
progresif. Temuan pemeriksaan fisik pada pasien dengan chondrosarcoma antara lain adanya
pembengkakan difus, nyeri tekan, dan peningkatan suhu lokal. 4 Pasien dalam kasus ini datang
dengan keluhan muncul benjolan yang semakin membesar dan terasa nyeri pada daerah tumit
kiri. Sebuah penelitian terhadap 25 pasien chondrosarcoma menyatakan keluhan nyeri lokal
dengan atau tanpa adanya massa jaringan lunak dan beberapa pasien mengalami fraktur
patologis.13 Laporan kasus lain juga menyatakan bahwa daerah kaki kanan hingga ankle
tampak bengkak dengan kulit yang kaku dan mengkilap, serta rasa nyeri.14
Kecurigaan adanya tumor pada tulang dapat dibuktikan dengan melakukan pemeriksaan
penunjang radiologi dan histologi. Gambaran chondrosarcoma sentral antara lain ditemukan
adanya daerah bintik-bintik dan terkalsifikasi, kerusakan korteks yang luas, dan terdapat
massa ekstraosseus yang besar. Gambaran chondrosarcoma perifer adalah terdapat massa
padat yang bernoda, biasanya berhubungan dengan garis radioopak tidak teratur yang
memanjang dari bagian utama lesi.12 Laporan kasus chondrosarcoma calcaneus lainnya
menyatakan gambaran tumor dengan batas tidak tegas pada calcaneus, talus, dan malleolus
lateral yang destruktif, agresif, dan osteolitik serta menginvasi jaringan sekitar, serta terdapat
titik kalsifikasi pada bentukan tumor.14 Gambaran tersebut sesuai dengan gambaran radiologi
pasien pada laporan kasus ini. Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan antara
lain CT scan, MRI, bone scan, PET, dan biopsi.15
Gambar 4. Histopatologi chondrosaroma konvensional16

Chondrosarcoma dibagi menjadi dua kategori, primer dan sekunder.12

Tabel 1. Klasifikasi chondrosarcoma12


A. Primary Chondrosarcoma Timbul dari bagian sentral atau perifer tulang, tanpa
didahului tumor jinak sebelumnya
Central primary chondrosarcoma
Conventional chondrosarcoma Subtipe paling umum, terbagi menjadi beberapa
grade (low, intermediet, high grade)
Dedifferentiated chondrosarcoma Terdiri dari pulau-pulau yang berdiferensiasi,
prognosisnya termasuk buruk
Clear cell chondrosarcoma Tergolong low grade, predileksi pada epifisis tulang
panjang, dicirikan sebagai sel bening yang lunak di
samping tulang rawan hialin
Mesenchymal chondrosarcoma Dicirikan oleh pola bimorfik dengan sel bundar kecil
yang tidak berdiferensiasi dan pulau hialin yang
berdiferensiasi baik.
Peripheral chondrosarcoma
B. Secondary chondrosarcoma Timbul dari enchondroma atau tumor jinak tulang
lainnya
Gambar 4. Histopatologi chondrosarcoma12

Tatalaksana pada tumor tulang primer antara lain adalah pembedahan, kemoterapi, dan
radioterapi.15 Jenis pembedahan antara lain reseksi, kuretase, bone cement, limb-sparing
surgery, bedah rekonstruktif.10 Reseksi intralesi memberi komplikasi yang lebih rendah dan
hasil fungsional yang lebih baik tanpa adanya peningkatan risiko kekambuhan dan metastasis
yang signifikan pada chondrosarcoma sentral grade I (low grade). 17 Kuretase intralesi juga
memiliki keuntungan yang baik, waktu operasi lebih singkat, masa rawat inap lebih pendek,
dan tingkat komplikasi lebih rendah pada chondrosarcoma sentral low grade. 18 Pembedahan
dengan mempertahankan kaki dan fungsinya masih bisa dipertimbangkan pada
chondrosarcoma low grade.19 Reseksi luas tumor dengan calcanectomy menyebabkan
gangguan gait dan terlebih, pilihan rekonstruksi pasca calcanectomy total terbatas. 20
Amputasi merupakan metode paling dapat diandalkan untuk mencapai margin bebas tumor
dan memperpanjang kelangsungan hidup pasien.21 Tindakan amputasi below knee pada
pasien ini dilakukan berdasarkan diagnosis dimana ditemukan tumor berukuran besar,
terdapat metastasis KGB inguinal, dan tidak ada metastasis jauh (T3N1M0, stage IVB);
gambaran tumor yang mendestruksi habis tulang calcaneus, dan hasil biopsi yang
menunjukkan grade II (high grade tumor). Pasien menjalani kemoterapi dengan doxorubicin
dan ifosfamide sebanyak dua kali sebelum menjalani amputasi below knee. Kemoterapi
neoadjuvant umumnya diberikan sekitar 8 sampai 10 minggu sebelum pembedahan yang
bertujuan untuk mengobati mikrometastasis lebih awal dan mengurangi risiko metastasis
jauh.22 Regimen kemoterapi yang biasa digunakan adalah doxorubicin, ifosfamide,
methothrexate, cisplatin.23
Komplikasi yang dapat terjadi dari keganasan ini adalah metastasis jauh meskipun
terdapat perbedaan pada tiap grade. Pasien pada kasus ini mulai merasakan keluhan sekitar
tiga tahun lalu, namun pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya metastasis.
Chondrosarcoma adalah keganasan yang tumbuh lambat dan kekambuhan lokal atau
metastasis paru mungkin tidak terdeteksi sampai bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun
setelah prosedur primer.24 Lokasi primer metastasis dari chondrosarcoma adalah pada paru.
Low grade kemungkinan memiliki kemungkinan metastasis kurang dari 10%, intermediet
10% sampai 50%, dan grade tinggi 50% sampai 70%.5 Survival rate pada pasien dengan
chondrosarcoma grade I adalah 89%, grade II dan III adalah 53%.12

Kesimpulan
Chondrosarcoma calcaneus merupakan keganasan cartilago yang cukup jarang terjadi.
Pada pasien ini, laki-laki usia 39 tahun dengan keluhan benjolan pada tumit kiri sejak tiga
tahun lalu, diagnosa chondrosarcoma calcaneus sinistra grade II, T3N1M0 stage IVB dengan
metastasis KGB inguinal sinistra namun belum ada metastasis paru. Hal ini menunjukkan
bahwa chondrosarcoma berkembang lambat. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan foto
rontgen dan biopsi jaringan tumor. Dilakukan amputasi below knee sinistra karena tumor
sudah mendestruksi habis calcaneus. Pada pasien ini dilakukan kemoterapi neoadjuvant.

Daftar Pustaka
1. Brown JM, Rakoczy K, Hart J, Jones KB, Groundland JS. Presenting features and
overall survival of chondrosarcoma of the pelvis. Cancer Treat Res Commun.
2022;30:1–7.
2. Fabiano S, Contiero P, Barigelletti G, D’Agostino A, Tittarelli A, Mangone L, et al.
Epidemiology of soft tissue sarcoma and bone sarcoma in italy: analysis of data from
15 population-based cancer registries. Hindawi. 2020;1–10.
3. Pillay Y, Ferreira N, Marais L. Primary malignant bone tumours: Epidemiological data
from an orthopaedic oncology unit in south africa. SA Orthop J. 2016;15(4):12–6.
4. Yan L, Zong J, Chu J, Wang W, Li M, Wang X, et al. Primary tumours of the
calcaneus (review). Oncol Lett. 2018;15(6):8901–14.
5. Limaiem F, Davis DD, Sticco KL. Chondrosarcoma [Internet]. 2022. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538132/
6. Nazeri E, Gouran Savadkoohi M, Majidzadeh-A K, Esmaeili R. Chondrosarcoma: An
overview of clinical behavior, molecular mechanisms mediated drug resistance and
potential therapeutic targets. Crit Rev Oncol Hematol. 2018;131(April):102–9.
7. Tap WD, Villalobos VM, Cote GM, Burris H, Janku F, Mir O, et al. Phase I study of
the mutant IDH1 inhibitor ivosidenib: Safety and clinical activity in patients with
advanced chondrosarcoma. J Clin Oncol. 2020;38(15):1693–701.
8. Logie C, Walker E, Forsberg J, Potter B, Murphey M. Chondrosarcoma: A diagnostic
imager’s guide to decision making and patient management. Semin Musculoskelet
Radiol. 2013;17(2):101–15.
9. Tanaka K, Ozaki T. New TNM classification (AJCC eighth edition) of bone and soft
tissue sarcomas: JCOG bone and oft tissue tumor study group. Jpn J Clin Oncol.
2019;49(2):103–7.
10. Jami SA, Xi Z, Wenqi Y. Comparison of chondrosarcoma cases : current clinical
situations among institutions. Int J Heal Sci. 2021;15(4):42–9.
11. Wang Z, Chen G, Chen X, Huang X, Liu M, Pan W, et al. Predictors of the survival of
patients with chondrosarcoma of bone and metastatic disease at diagnosis. J Cancer.
2019;10(11):2457–63.
12. Abbas K, Siddiqui AT. Evaluation of different treatment and management options for
chondrosarcoma; the prognostic factors determining the outcome of the disease. Int J
Surg Oncol. 2018;3(3):1–6.
13. Cao L, Wu Y, Han SM, Sun T, Yu BH, Gao F, et al. Dedifferentiated chondrsarcoma:
a clinicopathologic analysis of 25 cases. BMC Musculoskelet Disord. 2021;22(1):1–8.
14. de Moraes FB, Linhares ND, de Souza Domingues PM, Warzocha VNM, Soares JM.
Calcaneal chondrosarcoma: a case report. Rev Bras Ortop. 2014;49(4):409–13.
15. Pullan JE, Lotfollahzadeh S. Primary bone cancer [Internet]. 2022. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560830/
16. Guney AK, Qasem S. Chondrosarcoma (primary, secondary, periosteal) [Internet].
Available from: https://www.pathologyoutlines.com/topic/bonechondrosarcoma.html
17. Chen X, Yu LJ, Peng HM, Jiang C, Ye CH, Zhu SB, et al. Is intralesional resection
suitable for central grade 1 chondrosarcoma: A systematic review and updated meta-
analysis. Eur J Surg Oncol. 2017;43(9):1718–26.
18. Chen YC, Wu PK, Chen CF, Chen WM. Intralesional curettage of central low-grade
chondrosarcoma: A midterm follow-up study. J Chinese Med Assoc. 2017;80(3):178–
82.
19. Newman ET, van Rein EAJ, Theyskens N, Ferrone ML, Ready JE, Raskin KA, et al.
Diagnoses, treatment, and oncologic outcomes in patients with calcaneal malignances:
Case series, systematic literature review, and pooled cohort analysis. J Surg Oncol.
2020;122(8):1731–46.
20. Wagner A, Venbrocks RA, Fuhrmann RA. Chondrosarcoma of the calcaneus:
Amputation or resection with limb preservation: A case report. Foot Ankle Int.
2007;28(10):1090–4.
21. Li J, Wang Z. Surgical treatment of malignant tumors of the calcaneus. J Am Podiatr
Med Assoc. 2014;104(1):71–6.
22. Xu J, Xie L, Guo W. Neoadjuvant chemotherapy followed by delayed surgery: Is it
necessary for all patients with nonmetastatic high-grade pelvic osteosarcoma? Clin
Orthop Relat Res. 2018;476(11):2177–86.
23. Urakawa H, Tsukushi S, Sugiura H, Yamada K, Yamada Y, Kozawa E, et al.
Neoadjuvant and adjuvant chemotherapy with doxorubicin and ifosfamide for bone
sarcomas in adult and older patients. Oncol Lett. 2014;8(6):2485–8.
24. Qiang S, Ma X-N, Wang H-W, Lv S-C. Scapula chondrosarcoma. Medicine
(Baltimore). 2019;98(17):1–4.

Anda mungkin juga menyukai