PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi
Teks anekdot
Makna tersirat teks anekdot
F. Media/Alat
a) Beragam contoh Teks Anekdot dari media cetak dan media elektronik
b) Power point
c) Koneksi Internet
d) Laptop
e) Lembar Kerja
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 ×45 menit)
Nilai Karakter
Alokasi
Tahap Langkah-Langkah Pembelajaran (PPK), Literasi,
Waktu
4C, HOTS
1. Pendahuluan: Peserta didik merespon salam Religius 15 menit
dan mensyukuri anugerahTu-
han dan saling mendoakan.
Pesertadidik merespon apersepsi Rasa ingin tahu
yang disampaikan Pendidikk
dengan pertanyaan : “ pernahkah
Anda mengalami atau melihat
kejadian lucu?”, Apakah
kejadian tersebut termasuk
anekdot?
Peserta didik menerima
informasi tentang materi dan
tujuan yang akan dipelajari serta
kegiatan pembel-ajaran yang
akan dipelajari dalam teks
biografi
2. Inti DISCOVERY: 70 menit
Stimulation (pemberian rangsangan)
Peserta didik membaca
teksanekdot “Cara Keledai Literasi
Membaca Buku” yang disediakan
oleh pendidik
Identifikasi masalah (problem
statement)
Peserta didik menentukan pokok-
pokok isi yang tersirat dalam teks
anekdot Kerja sama
Peserta didik mengevaluasi teks (Collaborative)
anekdot dari aspek makna yang
tersirat dalam teks anekdot
Berpikir kritis
Pengumpulan data (data collection) (Critical
Peserta didik membentuk thinking)
kelompok. Setiap kelompok terdiri
atas.lima (5) peserta didik sesuai
petunjuk pendidik.
Peserta didik bertanya jawab
dalam kelompok tentang isi dan Kerja sama
makna teks teks anekdot dengan Berpikir kritis
judul
Peserta didik berdiskusi dalam
kelompok tentang isi dan
makna teks teks anekdot dengan
judul
Kerja sama
Pembuktian (Verification)
Berpikir kritis
Peserta didik menyampaikan
hasil diskusi tetang pokok-
pokok isi dan penyebab
Komunikatif
kulucuan teks teks
anekdot dengan judul kelompok
(Communicativ
lain menanggapi.
e)
Kreativitas
Menyimpulkan (Generalization)
(Creativity)
Peserta didik atas bimbingan
pendidik membuat
simpulan tentang isi dan kaidah
makna teks teks anekdot
Pendidik memberi pemantapan.
Nilai Karakter
Alokasi
Tahap Langkah-Langkah Pembelajaran (PPK), Literasi,
Waktu
4C, HOTS
1. Pendahul Peserta didik merespon salam Religius 5 menit
uan: danmensyukuri anugerah Tu-
han dan saling mendoakan.
Pesertadidik merespon pertanyaan Rasa ingin tahu
Pendidik tentang materi
pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya, “ Apa yang kalian
ketahui tentang anekdot?”; “
Bagaimana cara membedakan
anekdot dengan humor?”
I. Penilaian
1. Kompetensi keagamaan dan sosial
a. Teknik penilaian : observasi/ pengamatan
b. Bentuk : catatan hasil observasi
c. Instrumen : jurnal (terlampir)
3. Kompetensi keterampilan
a. Teknik penilaian : penugasan.
b. Bentuk : tugas tertulis.
c. Instrumen penilaian : lembar kerja dan penilaian presentasi
4. Remedial
a) Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya
belum tuntas
b) Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui
remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
tes.
c) Tugas remedial, dilakukan sebanyak 3 kali yaitu dengan cara menugaskan
kepada peserta didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga
memenuhi ketentuan yang ditetapkan.
5. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Lampiran Penugasan:
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu
tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas
kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada
juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan
untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot
ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita
tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang
sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan
unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa
dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang
tidak berasal dari kejadian nyata.
Pertanyaan :
4) Menurut pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan tersirat yang
hendak disampaikan pencerita dalam anekdot tersebut?
,
Beta Lestaria
Npm. 176210228
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas/Semester : X/1
A. Kompetensi Inti/KI
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
3.3.6 Menganalisis struktur3.6.1 3.6.1
dan Menyebutkan struktur teks anekdot
kebahasaan teks anekdot.
3.6.2 3.6.2 Menyebutkan kebahasaan teks anekdot
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
a) Beragam contoh Teks Anekdot dari media cetak dan media elektronik
b) Power point
c) Koneksi Internet
d) Laptop
e) Lembar Kerja
F. Sumber Belajar
Pertemuan Pertama
Memverifikasi (Verification)
Siswa bergantian mempresentasikan hasil
analisisnya di depan kelas secara berkelompok
dan membandingkannya dengan hasil
kelompok lain
Siswa lainnya memberikan respon berupa
pertanyaan, kritik, dan saran yang membangun
serta mengecek keabsahan/kebenaran hipotesis
yang telah ditentukan
Menyimpulkan (Generalization)
Siswa dibimbing oleh guru membuat simpulan
terkait struktur dan kebahasaan teks anekdot
Guru memberi penilaian kepada siswa untuk
Kegiatan Penutup 15 menit
mengetahui tingkat ketercapaian indikator
Guru memberikan apresiasi kepada kelompok
yang menunjukkan sikap disiplin dan
kerjasama
Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran
berikutnya dan menugaskan siswa membawa
sebuah koran
Guru memberi salam dan menutup pelajaran
Pertemuan Kedua
a. Teknik Penilaian :
1. Sikap : Observasi
b. Bentuk Penilaian :
c. Remedial
3. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
d. Pengayaan
,
Beta Lestaria
Npm. 176210228
Lampiran Materi
Teks Anekdot
Secara singkat, teks anekdot dapat diartikan sebagai cerita pendek yang bersifat lucu
yang ditulis sebagai bentuk kritikan terhadap suatu fenomena di masyarakat. Sedangkan
menurut KBBI, anekdot didefinisikan sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya.
Teks anekdot merupakan suatu karangan atau cerita berdasarkan kejadian yang benar-
benar terjadi di kehidupan nyata yang ditulis secara singkat dan mengandung unsur humor
atau kelucuan di dalamnya. Meskipun mengandung unsur humor atau kelucuan yang
bertujuan membangkitkan tawa pembaca, namun tujuan utama penulisan teks anekdot adalah
untuk mengkritisi, menyindir, maupun mengungkapkan kebenaran dibalik suatu kejadian
yang tengah terjadi di masyarakat. Teks anekdot tidak memiliki batasan topik. Penulis
dibebaskan dalam memilih topik seperti politik, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Biasanya, teks anekdot menampilkan tokoh penting atau terkenal didalamnya agar lebih
menarik perhatian pembacanya.
Di dalam isi teks anekdot, tidak hanya memuat kisah-kisah humor saja, akan tetapi
didalamnya juga berisikan hal hal seperti pesan moral, amanat bahkan ungkapan mengenai
sesuatu yang sifatnya umum dan benar.
Ciri-ciri Teks Anekdot
6. Teks anekdot hampir memiliki kemiripan dengan cerita dongeng dalam penyajiannya.
7. Teks anekdot sering menghubungkan antara karakter hewan dengan karakter manusia
yang secara umum serta kebenarannya (realistis).
Supaya kamu dapat membedakannya dan lebih mengerti tentang pengertian teks anekdot
seperti apa, coba pahami juga ciri-ciri teks anekdot di bawah ini:
Perumpaan pada sebuah teks dengan struktur anekdot mendekati bentuk sebuah
dongeng. Layaknya karangan cerita berdasarkan imajinasi dan ditambah dengan
segala hal yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi di masayarakat.
2. Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau
juga orang penting
Biasanya pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh atau figure yang ada dalam dunia
nyata dan mudah kita temui dalam keseharian. Contohnya seperti orang-orang
pemerintahan, anggota keluar, dan lainnya.
3. Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi menyindir
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, teks yang berupa anekdot memang dibuat
untuk memberi kritik dengan cara yang berbeda. Semacam guyonan yang sengaja
dibuat dengan tujuan tertentu seperti menyindir. Biasanya menyindiri di sini berkaitan
dengan isu sosial dalam negeri yang sudah menjadi rahasia umum.
Di dalam teks anekdot terdapat struktur yang membangun teks tersebut. Adapun teks
anekdot adalah abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi, koda dan re-orientasi. Berikut
penjelasan lengkap mengenai struktur teks anekdot.
1. Abstraksi
Abstraksi adalah gambaran awal mengenai isi dari sebuah teks anekdot yang biasanya
terletak di bagian awal paragraf teks.
2. Event
Event adalah rangkaian-rangkaian peristiwa atau kejadian yang terjadi didalam teks
anekdot.
3. Koda
Koda adalah muncul dan terjadinya perubahan pada tokoh didalam teks anekdot.
4. Krisis
5. Orientasi
Orientasi adalah latar belakang terjadinya suatu kejadian atau peristiwa (awal mula
kejadian) didalam teks anekdot.
6. Reaksi
7. Re-Orientasi
Re-Orientasi adalah tahap akhir dari teks anekdot yang mana bagian ini juga sebagai
penutup teks didalam teks anekdot.
Pada teks anekdot pastinya memiliki tujuan-tujuan yang disasar oleh penulis untuk
pembaca. Tujuan tersebut adalah yang melatar belakangi pengarang dalam membuat dan
menulis teks anekdot. Berikut ini adalah tujuan teks anekdot yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Teks anekdot bertujuan untuk membangkitkan dan membangun tawa untuk para
pembaca.
Berikut ini adalah kaidah kebahasaan dari teks anekdot yang dapat membedakan dengan
teks lainnya dan ini menjadi ciri khas sendiri didalam teks nya. Adapun kaidah kebahasaan
teks anekdot adalah antara lain yakni sebagai berikut :
5. Teks anekdot memakai jenis pertanyaan retorik (retorik adalah suatu kalimat
pertanyaan yang tidak mengharuskan pertanyaan tersebut untuk dijawab.
Contoh Teks Anekdot
Di sebuah sekolah, terlihat seorang guru tengah mengajar di sebuah ruang kelas. Sofa
merupakan salah satu murid di kelas tersebut.
“Sebelum mengakhiri pelajaran, ibu guru akan memberikan sedikit pengumuman.”, sontak
terdengar riuh tanda protes dari murid-murid.
“Tenang-tenang!”, sang guru kembali mengambil alih keadaan. “Ada kabar gembira, mulai
pelajaran tahun depan, sekolah kita akan menjadi SBI.”. Kelas pun kembali riuh setelah
mendengar pengumuman dari sang guru.
“Berarti sekolah kita bakal jadi sekolah bertaraf internasional, Bu?”, tanya seorang murid.
“Benar sekali. Seiring meningkatnya taraf sekolah kita, kita juga harus mempersiapkan hal-
hal untuk meningkatkan kapabilitas kita, baik itu dari staf pengajar maupun dari siswa-
siswinya. Kira-kira menurut kalian apa saja yang harus kita persiapkan?”, sang guru
melemparkan pertanyaan ke murid-muridnya.
“Kemampuan bahasa Inggris, Bu. Karena kalau sekolah kita menjadi SBI, maka bahasa
pengantar sehari-harinya menjadi bahasa Inggris, Bu.”, sahut salah seorang murid.
“Harus nyiapin uang lebih banyak, Bu.”, celetuk Sofa dari baris belakang.
“Apa maksud kamu, Sofa?”, sang guru heran dengan jawaban muridnya.
“Ya iya, Bu. Kita harus mempersiapkan uang bayaran lebih banyak. Karena kalau sekolah
kita jadi SBI bukan cuma tarafnya yang internasional, tapi ‘tarifnya’ juga internasional.”
Tawa pun pecah di seluruh ruang kelas, sang guru pun hanya bisa menggelengkan kepala
menanggapi jawaban salah satu muridnya.
Contoh Teks Bukan Anekdot
Beo Nakal
Sassi, Shafira dan Citra bertetangga dan selalu bersama-sama pergi ke kantor. Sebelum
mencapai jalan raya untuk naik kendaraan umum, mereka harus melewati sebuah gang yang
salah satu rumahnya memelihara burung beo.
Setiap kali ketiga perempuan ini melewati depan rumah orang yang memelihara beo, si
burung beo selalu menyebutkan tiga warna. Sassi curiga bahwa beo tersebut mengetahui
warna celana dalam mereka bertiga.
Untuk membuktikan itu benar atau engga mereka janjian untuk menggunakan warna celana
dalam yang sama.
Keesokan harinya mereka lewat gang tersebut, si beo berkata “Hitam, hitam, hitam.” Ketiga
perempuan tersebut terpana dan kagum. Hari berikutnya dengan tepat si beo menebak warna
celana dalam mereka dengan berkata, “Pink, pink, pink.”
Citra mempunyai ide yang sedikit konyol. “Bagaimana kalau besok kita tidak menggunakan
celana dalam ? Mau bilang apa coba si beo usil itu ?” Keesokan harinya ketika mereka lewat,
si beo mondar-mandir di dalam sangkarnya seperti kebingungan.
Citra dan kawan-kawannya mulai tertawa karena bisa ngerjain burung beo yang usil itu. Tapi
tertawa mereka tidak berlangsung lama, karena si beo berkata, “lurus, lurus, keriting.”
Lampiran Instrumen Penilaian Pengetahuan
Kelas/Semester : X/Ganjil
SOAL 1
Teks Anekdot
Budaya Menyerobot
Beberapa hari setelah hari raya idul fitri di sore hari. Yugi sedang mengobrol kesana
kemari dengan sang kakak ipar dan saudara yang berkunjung ke rumahnya. Suadara
Yugi menetap di Purwokerto, karena kebetulan sengaja berkunjung ke Jakarta untuk
menikmati sisa libur lebaran yang ia punya.
Kemudian obrolan mereka bertiga sampai pada pembahasan mengenai riak dan pernik
mudik saat lebaran. Ia bercerita mengenai betapa banyak pengemudi jalan raya tidak
mematuhi aturan lalu lintas yang ada. Contoh saja mengenai seringnya mengabaikan
keselamatan, missal satu sepeda dinaiki 5 orang. Juga aksi kebut-kebutan yang
membahayakan banyak orang.
Ia juga bercerita bahwa di Purwokerto kalai ada orang yang main serobot aja di lampu
merah di suasana lebaran, pasti ada yang mengatakan “Itu pasti pemudik dari Jakarta!”
Aksi serobot lampu merah ini memang seperti budaya sendiri di Jakara. Banyak
pengguna jalan yang kurang peduli pada rambu-rambu lalu lintas yang seharusnya
ditaati. Ada peluang sedikit saja, langsung main serobot, melanggar lalu lintas.
Tingginya angka kecelakaan di kala musim mudik ini memang disebabkan karena
budaya melanggar lalu lintas
SOAL 2
1. Buatlah sebuah peta pikiran berdasarkan topik berita yang dipilih dan kembangkan peta
pikiran tersebut menjadi sebuah teks anekdot yang utuh dengan memperhatikan struktur
dan kebahasaan teks!
"Kami ikuti proses hukum yang ada. Kemenkumham saat ini akan menunjuk pelaksana
tugas, untuk mengisi posisi Kalapas Tebo sementara," ujar Bambang Palasara saat
dihubungi Kamis, 14 September 2017.
Selain Rizal, ia mengatakan dua bawahannya juga ikut ditahan jaksa. Mereka adalah
Yunaidi dan Deni Adri. Bambang mengaku sudah menerima surat resmi dari Kejari
Pasbar atas penahanan tiga pegawai Kemenkumham tersebut.
"Agar kegiatan di Lapas Muaratebo berjalan dengan baik dan tidak terganggu, maka
akan segera ditunjuk pelaksana tugas Kalapas," ucap Bambang.
Lapas Muaratebo di Kabupaten Tebo berjarak kurang lebih empat jam perjalanan darat
dari Kota Jambi sebagai ibu kota provinsi. Lapas ini berlokasi di jalur lintas Sumatera
Jambi arah Padang, Sumatera Barat.
,
Beta Lestaria
Npm. 176210228
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Kelas/Semester : X/2
A. Kompetensi Inti
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pengetahuan Keterampilan
biografi
Menyimpulkan pokok-
pokok biografi
3.15.1
Menemukan isi/struktur biografi
4.15.2
Menyusun teks biografi
3.15.2
Mengidentifikasi makna dengan memerhatikan isi
dan kebahasaan dalam teks (perjalanan, karir dan
biografi perjuangan) dan kebahasaan
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu:
Menjelaskan pengertian biografi
Merumuskan unsur-unsur biografi
Menilai hal-hal yang dapat diteladani dari teks biografi
Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari teks biografi
Menentukan peristiwa (perjalanan, pendidikan, karir dan perjuangan) dalam
biografi tokoh
Menemukan isi/struktur biografi
Menganalisis kebahasaan dalam teks biografi
Menyusun teks biografi dengan memerhatikan isi (perjalanan, karir dan
perjuangan)
D. MATERI PEMBELAJARAN
Definisi biografi
Ciri-ciri teks biografi
Unsur-unsur biografi
Hal yang dapat diteladani dari teks biografi
Isi/struktur biografi
Kebahasaan dalam teks negosiasi
Langkah-langkah penceritaan kembali biografi
Penyuntingan teks biografi
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Based Learning
2. Alat pembelajaran : a. Papan tulis
b. Spidol
c. Proyektor
d. Laptop
G. SUMBER BELAJAR
c. Internet.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
No. Langkah-langkah Kegiatan
waktu
Siswa bersama kelompoknya
3. Data Processing
mengidentifikasi hal-hal yang perlu
(pengolahan data)
diteladani dari teks biografi yang telah
dibaca
Setiap kelompok menyusun hasil
temuannya, yakni menemukan hal-hal
yang perlu diteladani dari teks
negosiasi yang telah dibaca
Setiap kelompok menyempurnakan
5. Generalisation
hasil presentasinya berdasarkan
(penarikan
masukan-masukan dari kelompok lain.
kesimpulan)
3. Kegiatan Penutup 15 menit
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan umpan balik positif
terhadap siswa
Guru bersama siswa melakukan
refleksi terkait dengan materi
pembelajaran.
informasi dan Siswa
menyimakpenjelasan kegiatan pada
pertemuan berikutnya dari guru.
Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 2 (2×45 Menit)
Alokasi
No. Langkah-langkah Kegitan
waktu
Siswa mengidentifikasi unsur
3. Data Processing
penokohan, latar dan alur serta hal-hal
(pengolahan data)
yang perlu diteladani dari teks biografi
yang telah diberikan bersama
kelompoknya
Setiap kelompok menyusun hasil
temuannya.
Setiap kelompok mempresentasikan
4. Verification
hasil diskusinya
(Pemeriksaan data)
Kelompok lain memberi komentar
terhadap hasil diskusi yang
dipresentasikan.
Setiap kelompok yang presentasi
mencatat masukan-masukan dari
kelompok lain
Siswa berdialog interaktif tentang
presentasi yang dilakukan oleh
kelompok dengan penguatan dari guru.
Setiap kelompok menyempurnakan
5. Generalisation
hasil presentasinya berdasarkan
(penarikan
masukan-masukan dari kelompok lain.
kesimpulan)
3. Kegiatan Penutup 15 menit
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan umpan balik positif
terhadap siswa
Guru bersama siswa melakukan
refleksi terkait dengan materi
pembelajaran.
Siswa menyimak penjelasan kegiatan
pada pertemuan berikutnya dari guru.
Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 3 (2×45 Menit)
No Alokasi
Langkah-langkah Kegitan
. waktu
Siswa bersama kelompoknya
3. Data Processing
mengidentifikasi isi/struktur dan
(pengolahan data)
kebahasaan pada teks biografi yang
telah diberikan oleh guru.
Setiap kelompok menyusun hasil
temuannya, yakni menentukan
struktur/isi dan kebahasaan teks
biografi yang telah diberikan
Setiap kelompok mempresentasikan
4. Verification
hasil diskusinya
(Pemeriksaan data)
Kelompok lain memberi komentar
terhadap hasil diskusi yang
dipresentasikan.
Setiap kelompok yang presentasi
mencatat masukan-masukan dari
kelompok lain
Siswa berdialog interaktif tentang
presentasi yang dilakukan oleh
kelompok dengan penguatan dari guru.
Setiap kelompok menyempurnakan
5. Generalisation
hasil presentasinya berdasarkan
(penarikan
masukan-masukan dari kelompok lain.
kesimpulan)
4. Kegiatan Penutup 15 menit
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan umpan balik positif
terhadap siswa
Guru bersama siswa melakukan
refleksi terkait dengan materi
pembelajaran.
Siswa menyimak penjelasan kegiatan
pada pertemuan berikutnya dari guru.
Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan 4 (2×45 Menit)
Alokasi
No. Langkah-langkah Kegitan
waktu
1. Kegiatan Awal 10 menit
Guru membuka dengan salam dan
siswa meresponnya.
Siswa bersama guru berdoa sebelum
pelajaran dimulai
Guru mengkondisikan siswa dengan
suasana menyenangkan agar siswa siap
mengikuti pembelajaran, dilanjutkan
dengan mengecek kehadiran siswa
Guru menyampaikan kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh siswa dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa menerima informasi dan
menyimak penjelasan pembelajaran
yang akan dilalui.
rangsangan) biografi
Siswa mempresentasikan
4. Verification
hasil kerjanya, yaitu membuat teks
(Pemeriksaan data)
biografi
Siswa lain memberi komentar terhadap
hasil diskusi yang dipresentasikan.
Siswa menerima informasi dan
menyimak penjelasan pembelajaran
yang akan dilalui.
Siswa yang presentasi mencatat
masukan-masukan dari kelompok lain
Siswa berdialog interaktif tentang
presentasi yang dilakukan oleh
kelompok dengan penguatan dari guru.
Setiap kelompok menyempurnakan
1. Generalisation
hasil presentasinya berdasarkan
(penarikan
masukan-masukan dari kelompok lain.
kesimpulan)
3. Kegiatan Penutup 15 menit
Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan umpan balik positif
terhadap siswa
Guru bersama siswa melakukan
refleksi terkait dengan materi
pembelajaran.
Siswa menyimak penjelasan kegiatan
pada pertemuan berikutnya dari guru.
Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
H. Penilaian
1. Religius
2. Tanggung jawab
3. Kerjasama
4. Resposif
5. Santun
6. Komunikatif
*) Keterangan
B : Baik
1.
2.
3.
4.
Menjelaskan : 10
Menyebutkan : 10
Menemukan : 20
Mengidentifikasi : 30
Menyimpulkan : 30
c. Penilaian keterampilan
No Aspek yang
Kriteria Jawaban Skor
. Dinilai
Isi persis sama dengan aslinya,
27 - 30
singkat, padat, dan mudah dipahami.
Tata Bahasa
Menggunakan bahasa kurang baku, kalimat
ambigu.
mengaburkan makna.
3
melakukan kesalahan ejaan, dan mengaburkan
makna.
Nilai = X 100
Konversi Nilai
Nilai Klasifikasi
83 – 90 Baik
75 – 82 Cukup
67 – 74 Kurang
0 – 66 Kurang Sekali
Pembelajaran Remedial
,
Beta Lestaria
Npm. 176210228
LAMPIRAN 1
A. Definisi Biografi
Biografi merupakan salah satu jenis cerita ulang (recount), yakni teks yang
menceritakan kembali kejadian atau pengalaman masa lampau. Cerita ulang dapat
disampaikan berdasarkan pengalaman langsung penutur atau penulisnya. Tetapi bisa juga
berdasarkan imnajinasi atau diluar penyampaiannya itu.
Menurut KBBI edisi kelima, biografi adalah perjalanan hidup atau riwayat hidup
seseorang yang ditulis oleh orang lain.
B. Unsur-unsur Biografi
Yakni teks yang mengisahkan kembali kejadian masa lalu yang disaksikan sendiri
ataupun dialami orang lain, misalnya biografi atau peristiwa-peristiwa masa lalu.
Yakni teks yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang bersifat khayalan, tetapi sering
kali peristiwa itu dianggap ada atau benar-benar terjadi.
Yakni teks yang menceritakan latar belakang atau asal-usul terjadinya suatu kejadian
masa lalu. Teks semacam itu biasanya dipakai dalam pengadilan dalam rangka
memperjelas kasus ataupun bukti perkara.
E. Struktur Biografi
Adapan terkait dengan alur ataupun struktur penyajiannya, teks biografi dibentuk oleh
bagian-bagian berikut :
1. Orientasi, berisi informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa yang akan
diceritakan selanjutnya untuk membantu pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan
dengan latar belakang kehidupan tokoh, yakni kisah ketika kecil dan keadaan keluarga.
2. Kejadian penting, berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut
urutan waktu, yang meliputi rangkaian perjalanan atau peristiwa-peristiwa utama yang
dialami tokoh.
1. Menggunakan kata ganti orang pertama tunggal atau jamak. Penulis bertindak sebagai
juru cerita yang bertindak objektif, yaitu apa adanya. Kata ganti yang digunakan adalah
ia, dia, mereka, atau dengan menyebut nama tokohnya langsung.
4. Banyak menggunakan kata kerja pasif dalam rangka menjelaskan peristiwa yang
dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Contoh : dicintai, diberi, dikenang,
dihormati.
5. Banyak menggunakan kata kerja mental dalam rangka penggambaran peran tokoh.
Contoh : menguasai, menyukai, menuding.
6. Banyak menggunakan kata sambung, kata depan, ataupun nomina yang berkenaan
dengan urutan waktu. Contoh : sebelum, sesudah, pada saat, kemudian, selanjutnya,
sampai, hingga, pada tanggal, nantinya, selama ini, selama itu. Hal ini terkait dengan
pola pengembangan teks cerita ulang yang pada umumnya bersifat kronologis.
3. Apabila dengan lisan, sampaikanlah dengan suara, lafal, dan intonasi yang jelas.
Ciptakanlah penggalan-penggalan cerita yang membuat penasaran pendengar,
ekspresikan dengan mimic atau raut muka yang sesuai.
5. Perhatikan pula penggunaan ejaan dan tanda bacanya kalau teks itu disampaikan
secara tertulis
1. Apakah biografi yang Anda tuliskan itu sesuai dengan sumbernya atau ada
faktanya?
2. Apakah struktur teks biografi yang Anda tuliskan itu seudah lengkap, adakah yang
tidak penting atau berlebih-lebihan?
3. Apakah bahasa yang digunakan dalam cerita yang Anda tuliskan itu ada yang salah,
baik itu dalam hal susunan kalimat, pilihan kata, atau ejaan/tanda bacanya?
Lampiran Contoh Teks Biografi
W.S. Rendra
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika duduk dibangku SMP. Saat itu, ia sudah
mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek, dan drama untuk
berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan anya menulis, ternyata ia juga piawai diatas panggung.
Ia mementaskan beberapa dramanya dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat
berbakat.
Ia pertama kali memublikasikan puisinya dimedia massa pada tahun 1952 melalui
majalah siasat, setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah
pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru,, hal itu terus berlanjut
seperti terlihat dalam majalan-majalah pada decade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-
an dan tahun 70-an.
“Kaki Palsu” adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia SMP. Penghargaan itu
membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A.Teeuw didalam bukunya Sastra
Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesustraan Indonesia
moderm, Rendra tidak termasuk salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan ’45,
angkatan ’60, atau Angkatan ’70. Dari karya-karya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian
dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal didalam negeri, tetapi juga diluar negeri,
banyak karyanya sudah diterjemahkan kedlalam bahasa asing, diantaranya bahasa Ingrris,
Belanda, Jerman, Jepang, dan India.
Pada tahun 1961, sepulang dri Amerika Serikat, Rendra mendirikan grup teater di
Yogyakarta. Akan tetapi, ngrup itu terhenti karena ia pergi lagi ke Amerika Serikat. Ketika
kembali lagi ke Indonesia (1968), ia membentuk kembali grup teater yang bernama bengkel
teater. Bengkel teater ini sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam
kehidupan teater di tanah ari. Sampai sekarang, bengkel teater masih berdiri dan menjadi
basis bagi kegiatan keseniannya.
Untuk kegiatan seninya, Rendra telah menerima banyak penghargaan, antara lain,
Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Yogyakarta (1954), Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956), Anugerah Seni
dari Pemerintah Republik Indonesia (1970), Hadiah Akademi Jakarta (1975), Hadiah
Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976), Penghargaan Adam
Malik (1989), The S.E.A. Writa Award (1996) dan Penghargaan Achmad Bakhri (2006).
TUGAS 1
1. Jelaskan Pengertian biografi!
5. Sikap apa saja yang layak diteladani dari tokoh yang ada pada teks biografi tersebut!
Jelaskan menurut pendapat Anda!
TUGAS 2
2. Identifikasilah dan jelaskan lebih terperinci unsur penokohan, latar, dan alur dari biografi
tersebut.
Dewi Sartika
Dewi Sartika dilahirkan dari keluarga priayi Sunda, yaitu pasangan Nyi Raden
Rajapermas dengan Raden Somanegara. Meskipun bertentangan dengan adat waktu itu, ayah-
ibunya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika di sekolah Belanda. Setelah ayahnya wafat,
Dewi Sartika di sekolah Belanda. Setelah ayahnya wafat, Dewi Sartika diasuh oleh pamannya
(kakak ibunya) yang menjadi patih di Cicalengka, oleh pamannya itu, ia mendapatkan
pengetetahuan menenai kebudayaan Sunda, sementara wawasan kebudayaan Barat
didapatkannya dari seorang nyonya Asisten Residen berkebangsaan Belanda.
Sejak kecil, Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihan untuk
meraih kemajuan. Sambil bermain di belakang gedung kepatihan, ia sering mempergakan
praktik di sekolah, belajar baca-tulis, dan bahasa Belanda kepada anak-anak pembantu di
kepatihan. Papan bilik kandan kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu
belajar.
Saat Dewi Sartika baru berumur sekitar sepuluh tahun, Cicalnegka digemparkan oleh
kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan
anak-anak pembantu kepatihan. Gempar karena waktu itu belum ada anak (apalagi anak
rakyat jelata) yang memiliki kemampuan seperti itu dan diajarkan oleh seorang anak
perempuan.
Setelah remaja, Dewi Sartika kembali lagi kepada ibunya di Bandung, jiwanya yang
telah dewasa semakin menggiringnya untuk mewujudkan cita-citanya. Hal ini didorong pula
oleh pamannya, Bupati Martanagara, yang memang memiliki keinginan yang sama, namun,
meski keinginan yang sama oleh dimiliki oleh pamannya, tidak menjadikannya serta merta
dapat mewujudkan cita-citanya. Adat yang mengekang kaum wanita pada waktu itu,
membuat pamannya mengalami kesulitan dan khawatir. Namun karena kegigihan dan
semangatnya yang tak pernah surut, akhirnya Dewi Sartika bisa meyakinkan pamannya dan
diizinkan mendirikan sekolah untuk perempuan/
Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata. Dari
pernikahannya itu, ia memiliki putra bernama bernama R.Atot, yang merupakan ketua umum
BIVB, sebuah klub sepak bola yang merupakan cikal bakal dari persib Bandung. Suami dari
Dewi Sartika memiliiki visi dan cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Suaminya itu guru
di sekolah Karang Pamulang yang saat itu merupakan sekolah latihan guru.
Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di
sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar
dihadapan ruangan kecil, dibelakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajr
dihadapan anggota keluarganya yang peremupan, Merenda, memasak, jahit-menjahit,
membaca, menulis, dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu.
Usai berkonsultasi dengan Bupati R.A.A Martanegara, pada 16 januari 1904, Dewi
Sartika membuka Sakola istri (sekolah perempuan) pertama se-Hindia-Belanda. Tenaga
pengajarnya tiga orang: Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny.Poerwa dan Nyi.
Oewid. Murid-murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang, menggunakan ruangan
pendopo kabupaten Bandung.
Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan, bermunculan beberapa
salola istri (sekolah perempuan) terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda
yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912, sudah berdiri
Sembilan Sakola Istri di kabupaten (Sakolah Kautamaan Perempuan). Kota-kota kabupaten
wilayah Pasundan yang belum memiliki Sakola kautamaan istri tinggal tiga/empat, semangat
ini menyeberang ke Bukittinggi, Sakola Kautamaan Istri didirikan oleh Encik Rama Saleh.
Seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola keutamaan Istri ditiap kota kabupatennya
pada tahun 1920, ditambah beberapa yang berdiri di kota Kewedanan.
TUGAS 3
Soal/Instrumen 1
Soal/Instrumen 2