Anda di halaman 1dari 5

1

1
MAKNA TOLERANSI NABAWIYAH
Oleh : Dr. H. Abd. Gaffar, MA.2
Hasan Pinang, S.Ag, M.Fil.I

‫السالم عليمك ورمحة هللا وبراكته‬


‫ َو ِبفَضْ هِل ِ تَ َتزَن َّ ُل الْ َخرْي َ ُات َوالْرَب َ اَك ُت‬،‫ات‬ ُ ‫الصا ِل َح‬ َّ ُّ ‫الْ َح ْمدُ هلِل ِ اذَّل ِ ْي ِب ِن ْع َم ِت ِه تَمِت‬
‫هللا َو ْحدَ ُه اَل رَش ِ يْ َك هَل ُ َوَأ ْشهَدُ َأ ْن ُم َح َّمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْوهُل ُ اَل نَيِب َّ ب َ ْعدَ ُه‬ ُ ‫َأ ْشهَدُ َأ ْن اَل هَل َ اَّل‬.
‫ِإ ِإ‬
ِ
‫الطاه ِر ْي َن‬ ِ ِ ُ ِ ‫حَص‬ ِ
َّ َ‫اللُّه َُّم َص ِ ّل َو َس ْ َواَب ِركْ عَ َس ِ ّيداَن ُم َح َّمد َوعَ آهِل َو ْ ِبه امل َجاهد ْين‬.
‫ىَل‬ ٍ ِ ‫ىَل‬ ‫مِّل‬
‫هللا َو َطا َع ِت ِه لَ َعلَّمُك ْ تُ ْف ِل ُح ْو َن‬
ِ ‫ فَ َيا آهُّي َا احلَارِض ُ ْونَ ُأ ْو ِص ْيمُك ْ َو اَّي َي ِب َت ْق َوى‬، ُ‫َأ َّما ب َ ْعد‬
. ‫ون‬ َ ‫هللا َح َّق ِإتُ َقا ِت ِه َواَل تَ ُموتُ َّن اَّل َوَأنْمُت ْ ُم ْس ِل ُم‬ َ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا ات َّ ُقوا‬،
‫َ رْي ِ ْ ِإ‬
‫وتَ َز َّودُوا ف َّن َخ َ َّالزاد التَّق َوى‬.َ
‫ِإ‬
ِ ‫هللا َّالرمْح َ ِن َّالر ِحمْي‬ ِ ‫ ب ِْس ِم‬، ِ ‫الش ْي َط ِان َّالر ِجمْي‬ َّ ‫هللا تَ َعاىَل يِف ِك َتا ِب ِه ْال َك ِرمْي ِ َأع ُْو ُذ اِب ِهلل ِم َن‬ ُ ‫فَ َقدْ قَا َل‬:
‫هللا َع ِن اذَّل ِ َين ل َ ْم يُ َقا ِتلُومُك ْ يِف ّ ِادل ِين َول َ ْم خُي ْ ِر ُجومُك ْ ِم ْن ِداَي ِرمُك ْ َأ ْن تَرَب ُّ ومُه ْ َوتُ ْق ِس ُطوا لَهْي ِ ْم‬ ُ ُ ‫اَل يَهْن َامُك‬
‫ِإ‬
‫هللا حُي ِ ُّب الْ ُم ْق ِس ِط َني‬
َ ‫ َّن‬.
‫ِإ‬
Kaum Muslimin sidang jamaah Jum’at yang berbahagia
Seperti yang sudah mafhum bersama bahwa salah satu ajaran inti dalam
Islam adalah sikap tawassut = moderat, Tawazun=toleransi, tolong-
menolong, harmonis dan dinamis di antara sesama umat manusia tanpa
memandang perbedaan agama, suku, bahasa, dan ras mereka. Hal ini
merupakan agenda prioritas bangsa Indonesia, yang harus dirawat secara
bersama-sama seluruh anak bangsa, demi terciptanya kualitas hidup di
masa depan.
Allah sang Maha pencipta, yang menjadikan bangsa Indonesia sebagai
negara yang majemuk, hal ini sungguh merupkan potensi besar yang bisa
menjadi modal membangun kualitas bangsa yang lebih baik lagi, dengan
menjunjung tinggi nilai moderasi dan toleransi. Sebagainama terdapat
dalam firman Allah SWT:

ؕ‌ۡ‫ اِلَ ۡي ِهم‬4‫ُم َو تُ ۡق ِسطُ ۡۤوا‬4ۡ‫م اَ ۡن تَبَرُّ ۡوه‬4ۡ‫ار ُك‬ ‫هّٰللا‬


ِ َ‫اَل يَ ۡن ٰهٮ ُك ُم ُ ع َِن الَّ ِذ ۡينَ لَمۡ يُقَاتِلُ ۡو ُكمۡ فِى الد ِّۡي ِن َولَمۡ ي ُۡخ ِرج ُۡو ُكمۡ ِّم ۡن ِدي‬
َ‫اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحبُّ ۡال ُم ۡق ِس ِط ۡين‬

Khutbah Jum’at Seragam dalam rangka Pekan Merdeka Toleransi,


1

Dibacakan serentak pada hari Jum’at, tanggal 19 Agustus 2022 oleh Khatib,
Muballigh, Penyuluh Agama dan Penghulu.
2
Kepala bidang Penaiszawa Kanwil Kemenag Sulsel.
2

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama
dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil. Allah hanya melarang kamu
menjadikan mereka sebagai kawanmu, (yaitu) orang-orang yang
memerangimu dalam urusan agama dan mengusirmu dari kampung
halamanmu, serta membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim.”

Imam al-Syaukani menjelaskan bahwa ayat tersebut mengandung makna


bahwa Allah tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada
dhimmi yaitu orang non Muslim yang mengadakan perjanjian dengan
umat Islam dalam menghindari peperangan dan tidak membantu non-
Muslim lainnya dalam memerangi umat Islam. Di samping itu, ayat di
atas juga menunjukkan bahwa Allah menganahkan kita untuk bersikap
adil dalam bermuamalah dengan mereka. Dalam Tafsir Qur’anil Azhim
oleh Ibn Katsir, yang lebih dikenal tafsir Ibn Katsir, dijelaskan bahwa
Allah tidak melarang umatnya untuk berbuat baik kepada orang-orang
kafir yang tidak memerangi mereka dalam masalah agama, seperti
berbuat baik dalam persoalan perempuan dan orang lemah.

Kaum Muslimin jama’ah Jum’at yang berbahagia!

Dalam sirah nabawiyah dijelaskan bagaimana santunnya Nabi ketika


bergaul dengan orang-orang Yahudi dan kaum munafik ketika berada di
kota Madinah pasca-hijrah. Rasulullah tetap menerima sikap lahiriah
mereka dan membiarkan para ahli kitab untuk memeluk agamanya
dengan bebas. Bahkan beliau melarang para sahabatnya untuk
memerangi dan menyakiti mereka. Banyak hadis-hadis sahih yang
menjelaskan sikap toleransi yang dipegang teguh oleh Nabi ketika
berinteraksi dengan orang-orang non muslim di sekitarnya.

Satu lagi sample yang bisa ditegaskan yakni kisah masyhur disebutkan
bahwa Nabi pernah menggadaikan baju perangnya kepada Abu Syahm,
seorang Yahudi. Begitu pula dengan sikap beliau dalam bergaul dengan
sebagian tamu-tamu perempuan Yahudi serta keramahan beliau ketika
menyambut orang-orang Nasrani Najran di Masjid Nabawi sebagaimana
tersebut dalam riwayat Ibn Ishak dan Ibn Sa’ad.
3

Jama’ah Jum’at, yang semoga dimuliakan Allah,


Rasulullah saw bukanlah tipe pendendam. Sejarah perlakuan buruk kaum
musyrikin Quraisy, termasuk Abu Sufyan, terhadap dirinya dan umat
Islam tak membuatnya bertindak secara membabi buta. Di hadapan
khalayak waktu itu, Nabi justru berpidato“Barangsiapa masuk ke dalam
Masjidil Haram, dia akan dilindungi. Barangsiapa masuk ke dalam
rumah Abu Sufyan, dia akan dilindungi.”
Ungkapan ini membuat banyak orang terperanjat. Nabi seakan paham
dengan suasana batin Abu Sufyan, dedengkot pasukan musuh itu.
Mendengar pengumuman itu, hati Abu Sufyan yang garang luluh
bercampur bahagia. Meski dalam posisi terpojok, ia merasa sangat
terhormat dan terlindungi. Tak tanggung-tanggung, Rasulullah seolah
menyejajarkan rumahnya dengan Masjidil Haram. Barangkali karena
kemuliaan akhlak Nabi inilah Abu Sufyan tak lagi canggung memeluk
Islam.    Maka benarlah ungkapan sebuah hadits shahih:
ُ‫َأ َحبُّ الدِّي ِن إلى هللا ْال َحنِيفِيَّةُ ال َّس ْم َحة‬
“Agama yang paling dicintai oleh Allah adalah al-hanafiyah as-samhah
(yang lurus lagi toleran),”.
Rasulullah juga memberi isyarat bahwa bukti kualitas keimanan
seseorang tidak terbawa perasaan benci dalam dirinya kepada sesamanya
manusia sebagai makhluk Allah termasuk yang berdeda keyakinan dan
agamanya dengannya, dan itu merupakan manifestasi keimanan.
Sehingga, kita pun menjadi heran saat menyaksikan banyak orang-orang
yang merasa iman meningkat tapi kebenciannya terhadap orang yang tak
seiman dengan dirinya pun ikut meningkat. Sikap semacam ini
kontradiktif dengan dengan sabda Nabi sebagaimana tertulis dalam kitab
Riyadlus Shalhin:
‫َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬
“Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah mereka yang
paling indah akhlaknya”
Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim pernah
dikisahkan, suatu kali Rasulullah berdiri (memberi hormat) ketika sebuah
iring-iringan jenazah yang sedang lewat di hadapannya. Salah seorang
sahabat beliau mengingatkan bahwa jenazah itu adalah jenazah orang
Yahudi, yang tak layak mendapat penghormatan.
Beliau langsung menjawab,   “Bukankah ia juga manusia?”  
ْ ‫َّت بِ ِه َجنَازَ ةٌ فَقَا َم فَقِي َْل لَهُ ِإنَّهَا َجنَازَ ةُ يَهُوْ ِدي فَقَا َل َألَ ْي َس‬
‫ت نَ ْفسًا؟‬ ْ ‫َمر‬
4

Jama’ah Jum’at yang semoga dirahmati Allah,


Perilaku Rasulullah tersebut menyiratkan pesan bahwa keteguhan iman
seseorang ditandai bukan dengan sikap angkuhnya terhadap orang yang
berbeda. Justru sebaliknya, kuatnya keyakinan itu justru memantulkan
sikap-sikap tawadlu’, rasa hormat, tasamuh (toleran) dan terbuka
terhadap yang lain.

Sebagai resume khutbah ini, perlu dicamkan sama-sama adalah:


1. Umat Islam harus menjadi pengayom umat, mencontoh uswah dan
teladan Rasulullah dalam membangun peradaban umat, dengan
akhlaq mulia dan diwujudkan dangan sikap moderat dan tolerans
serta tolong-menolong sesama manusia.
2. Bahwa dalam membangun moderasi dan toleransi, maka modal
utamanya adalah mempelajari dan memahami dengan baik, sirah
nabawiyah dan jejak hidup nabi, dan membuka referensi dan kitab
mu’tabarah seperti yang diajarkan para ulama ahlu-sunnah wal-
jamaah. Hal ini ditegaskan oleh Gus Baha (bernama asli KH Ahmad
Bahauddin Nursalim), yang saat ini sangat viral pengajian-
pengajiannya, beliau juga merupakan Rais Syuriyah PB NU
mengatakan bahwa kunci sikap toleransi adalah memiliki referensi
keilmuan yang cukup, bukan yang parsial.
Demikianlah khotbah Jum’at kesempatan ini. Semoga kita semua
diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk senantiasa berlaku toleran
dan moderat dalam kehidupan sehari-hari.
Kita juga berdo’a agar Allah SWT memberikan hidayah dan taufiq-
Nya kepada sekalian. Aamiin allahumma aamiin
‫‪5‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ي لَوْ اَل َأ ْن هَدَانَا هَّللا ُ‬ ‫ْ‬


‫‪.‬ال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد َ‬
‫ي بَ ْع َدهُ‬ ‫‪َ.‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ اَل نَبِ َّ‬
‫صحْ بِ ِه ال ُم َجا ِه ِد ْينَ الطَّا ِه ِر ْينَ‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬
‫اللهم َ‬
‫َّاي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ نَ ‪.‬‬ ‫اضرُوْ نَ ‪ُ ،‬أوْ ِ‬
‫ص ْي ُك ْم َوِإي َ‬ ‫الح ِ‬ ‫‪َ.‬أ َّما َب ْع ُد‪ ،‬فَيَا آيُّهَا َ‬
‫صلَّيْتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِهي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫‪َ ،‬سيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِهي َم‬
‫ار ْكتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِهي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِهي َم‪ ،‬فِى ْال َعالَ ِمينَ ِإنَّكَ َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬
‫ت‪.‬‬‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ‬
‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫‪،‬اللهم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫َؤاخ ْذنَا ِإ ْن ن َِسينَا َأوْ َأ ْخطَْأنَا‪َ ،‬ربَّنَا َواَل تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا ِإصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن ‪.‬‬ ‫َربَّنَا اَل تُ ِ‬
‫‪،‬قَ ْبلِنَا‬
‫ف َعنَّا َوا ْغفِرْ لَنَا َوارْ َح ْمنَا َأ ْنتَ َموْ اَل نَا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى‬ ‫َربَّنَا َواَل تُ َح ِّم ْلنَا َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِ ِه َوا ْع ُ‬
‫‪.‬القَوْ ِم ْال َكافِ ِرينَ‬
‫ْ‬

‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬
‫ِعبَا َد هللاِ ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذيْ ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر ‪.‬‬
‫َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُونَ َوا ْش ُكرُوْ ا َعلَى نِ َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َوا ْسَألُوْ هُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُع ِ‬
‫ْط ُك ْم‬
‫َولَ ِذ ْك ُرهللاِ َأ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai