Rongga dada mempunyai dua struktur yang penting dan digunakan untuk melakukan
proses ventilasi dan oksigenasi, yaitu pertama tulang, tulang-tulang yang menyususn
struktur pernapasan seprti tulang clavicula, sternum, scapula. Kemudian yang kedua adalah
otot-otot pernapasan yang sangat berperan pada proses inspirasi dan ekspirasi (Punarwaba
Jika salah satu dari dua struktur tersebut mengalami kerusakan, akan berpengaruh
pada proses ventilasi dan oksigenasi. Contoh kasusnya, adanya fraktur pada tulang iga atau
tulang rangka akibat kecelakaan, sehingga bisa terjadi keadaan flail chets atau kerusakan
pada otot pernapasan akibat trauma tumpul, serta adanya kerusakan pada organ visceral
pernapasan seperti, paru-paru, jantung, pembuluh darah dan organ lainnya di abdominal
bagian atas, baik itu disebabkan oleh trauma tumpul maupun tajam, akibat senapan
(Punarwaba
Tekanan intrapleura adalah negatif, pada proses respirasi, udara tidak akan dapat
masuk kedalam rongga pleura. Jumlah dari keseluruhan tekanan parsial dari udara pada
kapiler pembuluh darah ke rongga pleura, memerlukan tekanan pleura lebih rendah dari -54
mmHg (-36 cmH2O) yang sulit terjadi pada keadaan normal. Jadi yang menyebabkan
masuknya udara pada rongga pleura adalah akibat trauma yang mengenai dinding dada dan
merobek pleura parietal atau visceral, atau disebabkan kelainan kongenital adanya bula
pada sub pleura yang akan pecah jika terjadi peningkatan tekanan pleura (Punarwaba dan
Suarjaya, 2013).
Pneumothorax adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum
pleura menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga akan
A. Penyebabnya
keganasan), neonatal
B. Gejala klinis:
1. Open pneumothorax
2. Closed pneumothorax
Secara garis besar ke semua jenis pneumothorax mempunyai dasar patofisiologi yang
hampir sama. Pneumothorax spontan terjadi karena lemahnya dinding alveolus dan pleura
visceralis. Apabila dinding alveolus dan pleura visceralis yang lemah ini pecah, maka akan
ada fistel yang menyebabkan udara masuk ke dalam cavum pleura. Mekanismenya pada
saat inspirasi rongga dada mengembang, disertai pengembangan cavum pleura yang
kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang, seperti balon yang dihisap.
luar masuk. Pada pneumothorax spontan, paru-paru kolaps, udara inspirasi ini bocor masuk
ke cavum pleura sehingga tekanan intrapleura tidak negatif. Pada saat inspirasi akan terjadi
hiperekspansi cavum pleura akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat
ekspirasi mediastinal kembali lagi keposisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan
mediastinal flutter. Pneumothorax ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru
sisi sebaliknya masih bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan sempurna.
Terjadinya hiperekspansi rongga pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock dikenal
dengan simple pneumotorak. Berkumpulnya udara pada cavum pleura dengan tidak adanya
hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed pneumothorax (Punarwaba dan
Suarjaya, 2013).
Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena
elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bila proses ini semakin
berlanjut, hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang
sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka yang
bersifat katup tertutup, terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat,
dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala pre-shock atau shock oleh
karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension pneumothorax
Pada open pneumothorax terdapat hubungan antara cavum pleura dengan lingkungan
luar. Open pneumothorax dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan dapat inkomplit (sebatas
pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan visceralis). Bila kondisi inkomplit pada
saat inspirasi udara luar akan masuk ke dalam cavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat
mengembang karena tekanan intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi hiperekspansi
cavum pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat ekspirasi mediastinal
bergeser ke mediastinal yang sehat dan terjadilah mediastinal flutter. Bila open
pneumothorax komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum pleura
mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada
cavum pleura dan paru karena luka yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah
penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas yang
Prognosis Pneumothorax
Pasien dengan pneumothorax spontan hampir separuhnya akan mengalami
cepat berhubungan dengan curah jantung yang tidak adekuat atau insufisiensi oksigen
darah (hipoksemia), dan harus ditangani sebagai kedaruratan medis (Hisyam dan Budiono,
2009).
Daftar Pustaka
Punarwarba, I.W.A. dan Suarjaya, P. 2013. Identifikasi Awal dan Bantuan Hidup Dasar Pada
Hisyam, B. dan Budiono, Eko. 2009. Pneumotoraks Spontan. In Sudoyo A. W., Setiyohadi B,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi ke-4. Jakarta: Internal publising FK UI. Hal.
2339-2346