Anda di halaman 1dari 7

1.

Etiologi

Hingga saat ini penyebab pasti dari mioma uteri masih belum diketahui dan diduga

merupakan penyakit multifaktorial. Mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang

dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal yang berada di antara otot

polos miometrium. Tumbuh mulai dari benih multiple yang sangat kecil dan tersebar pada

miometrium sangat lambat tetapi progresif. Terdapat korelasi antara pertumbuhan tumor

dengan peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri, serta adanya

faktor predisposisi yang bersifat herediter, faktor hormon pertumbuhan, dan Human Placental

Lactogen. Awal mulanya pembentukan tumor adalah terjadinya mutasi somatik dari sel-sel

miometrium. Mutasi ini mencakup rentetan perubahan kromosom baik secara parsial maupun

keseluruhan. Aberasi kromosom ditemukan pada 23%-50% dari mioma uteri yang diperiksa

dan yang terbanyak (36,6%) ditemukan pada kromosom 7 Pengaruh hormon dalam

pertumbuhan dan perkembangan mioma antara lain:

a. Estrogen

Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo mengajukan teori

Cell nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri

harus terdapat dua komponen penting yaitu sel nest (sel muda yang terangsang) dan

estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus). Percobaan Lipschutz yang

memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa

baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Hormon estrogen dapat

diperoleh melalui penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal.

Mioma uteri dijumpai setelah menarche. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor

yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil

pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan

bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Selama fase

sekretorik, siklus menstruasi dan kehamilan, jumlah reseptor estrogen di miometrium

normal berkurang. Pada mioma reseptor estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus

menstruasi, tetapi ekskresi reseptor tersebut tertekan selama kehamilan.


b. Progesteron

Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus

menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen.

Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu mengaktifkan 17 -

Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

2. Faktor Risiko

a. Umur

Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi terjadi antara usia 35-50 tahun yaitu

mendekati angka 40%, sangat jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun, sedangkan

pada usia menopause hampir tidak pernah ditemukan. Pada usia sebelum menarche kadar

estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi, serta akan turun pada usia

menopause, pada wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar 10%. Proporsi

mioma meningkat pada usia 35- 45 tahun. Penelitian Chao-Ru Chen di New York

menemukan wanita kulit putih umur 40-44 tahun beresiko 6,3 kali menderita mioma uteri

dibandingkan umur < 30 tahun. Sedangkan pada wanita kulit hitam umur 40-44 tahun

beresiko 27,5 kali untuk menderita mioma uteri jika dibandingkan umur < 30 tahun.

b. Riwayat Keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri

mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita

tanpa garis keturunan penderita mioma uteri. Pada wanita tertentu, khususnya wanita

berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri lebih tinggi.

c. Obesitas

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin berhubungan

dengan konversi hormon androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan

lemak. Hasilnya terjadi peningkatan jumlah estrogen tubuh, dimana hal ini dapat
menerangkan hubungannya dengan peningkatan prevalensi dan pertumbuhan mioma

uteri.

d. Paritas

Wanita yang sering melahirkan lebih sedikit kemungkinannya untuk terjadinya

perkembangan mioma ini dibandingkan wanita yang tidak pernah hamil atau satu kali

hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tidak

pernah hamil atau hanya hamil satu kali.

e. Kehamilan

Angka kejadian mioma uteri bervariasi dari hasil penelitian yang pernah dilakukan

ditemukan sebesar 0,3% – 7,2% selama kehamilan. Kehamilan dapat mempengaruhi

mioma uteri karena tingginya kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya

vaskularisasi ke uterus. Kedua keadaan ini ada kemungkinan dapat mempercepat

pembesaran mioma uteri. Kehamilan dapat juga mengurangi resiko mioma karena pada

kehamilan hormon progesteron lebih dominan.

Sumber:

Nadyatara, Kirana. 2019. Laporan Kasus: Mioma Uteri. Jember: Universitas Jember
Data Umum Pasien

1. Nama Ny. N

2. Usia 43 tahun

3. Jenis Kelamin Perempuan

4. Pekerjaan Guru

5. Cara datang Diantar Suami

(S-Subjective)

Keluhan Utama Nyeri Perut

Riwayat Penyakit Sekarang - Pasien mengeluhkan nyeri perut hilang timbul sejak 3

bulan SMRS di area bawah kiri

- Keluar flek pada jalan lahir (-).

- Riwayat demam (-), Pusing (-) Mual (-) Muntah (-).

- Pasien merupakan pasien rujukan dari klinik Sp.OG

pro Histerektomi 22 juli 2022 jam 09.00

- Riwayat alergi (-)

- HT (+), DM (-), Asma (-), Penyakit Jantung (-)

- Mefinal (k/p nyeri)

Riwayat Penyakit Dahulu - Jamu herbal

(-)

Riwayat Pengobatan

- HT ayah pasien
Riwayat Operasi/Perwatan - Usia Menarche : 13 tahun

- Jumlah darah haid : 2-3x ganti pembalut/hari

Riwayat Penyakit Keluarga - Lamanya haid : 3-4 hari

- Keluhan saat haid : Dismenorrhea

Riwayat Haid - HPHT : 30-06-2021

1 kali menikah di usia 23 tahun, lama menikah 20 tahun.

(-)

- 2003/Bidan/Aterm/Pervaginam/Penyulit (-)/2600

Riwayat Pernikahan gr/Perempuan/ hidup/19 tahun

- Konsumsi Kopi (-), teh (-), jamu (+), alkohol (-),

Riwayat KB merokok (-), terpapar asap rokok (-)

- Makan : 3x/hari

Riwayat Persalinan - Minum : 5x/hari

- BAK : 3-4x/hari, warna kuning jernih

- BAB : 1 hari sekali, konsistensi lunak

Riwayat Kebiasaan - Tidur : 7-8 jam per hari

(O-Objective)

Status Present

K/U : Baik , Kes. Composmentis, GCS: 456

TD 148/80 mmHg

Nadi 100 x/menit

RR 20 x/menit
Temp 36,0oC

SpO2 98% on Room Air

BBS 47 kg

TB 143 cm

BMI 23,03 kg/m2 (normoweight)

Status Generalis

Kepala/Leher: Edema palpebra (-) Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik

(-), pembesaran KGB (-)

Thorax: - Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

- Pulmo: VES +/+, rh -/-, wh -/-

Abdomen: - Inspeksi: bekas operasi (-), linea nigra (-), striae (-),

striae gravidarum (-)

- Auskultasi: BU (+) normal

- Palpasi: soefl, teraba benjolan di perut bawah D

Akral hangat merah kering

Ekstremitas: edema

- -

- -

CRT < 2 detik

Pemeriksaan Lab
Assesment Myoma Uteri

Planning - Infus RL 30 tpm

- Cefazolin 2 g 30 menit preop

- Pro TAH BSO bilateral jam 09.00

- Fleet Enema

- Tampon rectal jam 07.00

- Persiapan BSC pesan bank darah

- MRS kaber

- Hasil pengambilan post SC dikirimkan ke Patologi

Anatomi

Anda mungkin juga menyukai