IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Umur
: 27 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Tolaki
Pekerjaan
No. RM
: 468722
Tanggal perawatan
: 10 Maret 2016
ANAMNESIS
Keluhan utama
: Nyeri Perut
Anamnesis Terpimpin : Pasien dengan G3P2A0 masuk dengan keluhan nyeri perut
dibagian bawah dan menyebar ke seluruh bagian perut sejak 2 hari lalu dan
semakin memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut dirasakan
seperti melilit dan perut terasa tegang. Pasien juga mengeluh keluar sedikit darah
dari jalan lahir sejak 2 hari lalu berwarna merah segar. Pasien Biasanya mengganti
pembalut 2 kali. Mual (+), Muntah 1 kali, Nyeri ulu hati (+)
BAB dan BAK kesan normal.
Riwayat kehamilan
: G3P2A0
HPHT
: Lupa
Riwayat operasi
: -
Riwayat obstetrik
Hamil pertama tahun 2011 berjenis kelamin perempuan BBL 2200 gram,
berwarna kecoklatan
: Edema (-/-), varises (-)
: Fisologis +/+, patologis -/-
Ekstremitas
Refleks
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Plano Tes : (+)
2. Laboratorium
9 Maret 2016
Hb : 6,6 gr/Dl
Ht : 19,5%
Eritrosit : 2,35juta/L
Lekosit : 14,55 /L
Trombosit : 216/L
3. USG:
Uterus kesan normal, endometrial line (+), tampak massa kompleks di
cavum doglasi.
DIAGNOSIS : Kehamilan Ektopik Terganggu + Anemia
PERENCANAAN
1. Rencana Tindakan
- Siapkan Whole Blood 3 kantong
- Cito laparatomi
PERKEMBANGAN PASIEN
Hari / Tgl
10/3/2015
Perjalanan Penyakit
S : ku : sakit sedang
keluhan nyeri pada bekas operasi
Rencana Terapi
- Inj. Cefotaxim 1 gr / 12
jam / IV (skin test)
- Drips Metronidazole 0,5
O : TD : 110//70 mmHg, N : 80 x/ m, P : 20 x /
m, S : 36,8C
Mata : anemis (+)
gr / 12 jam / drips
- Inj. Ketorolac 1 amp/8
jam / IV
Boleh
makan
dan
11/11/2015
Inj. Cefotaxim 1 gr / 12
jam / IV (skin test)
- Drips Metronidazole 0,5
O : TD : 90/60 mmHg, N : 84 x/ m, P : 20 x /
gr / 12 jam / drips
- Inj. Ketorolac 1 amp/8
m, S : 36,5C
12/3/2016
:
:
:
:
:
6,1gr/dl
18,2 %
2,19 juta/L
10,98 /L
141/L
- Inj. Cefotaxim 1 gr / 12
jam / IV (skin test)
- Drips Metronidazole 0,5
O : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/ m, P : 18 x /
m, S : 36,5C
gr / 12 jam / drips
- Inj. Ketorolac 1 amp/8
- Cefadroxil 2 x 500 mg
- Metronidaol 3 x 500
4
keluhan (-)
mg
- Asam mefenamat 3 x1
O : TD : 90/60 mmHg, N : 80 x/ m, P : 16 x / - Sulfas ferous 1x1
- GV
m, S : 36,5C
Fluksus (-), BAK (+), BAB (+),
perban : kering
14/3/2015
- Cefadroxil 2 x 500 mg
- Metronidaol 3 x 500
keluhan (-)
mg
O : TD : 100/70 mmHg, N : 78x/ m, P : 118 x / - Asam mefenamat 3 x1
- Sulfas ferous 1x1
m, S : 36,5C
- Cek Lab
Fluksus (-), BAK (+), BAB (+),
perban : kering
15/3/2015
- Cefadroxil 2 x 500 mg
- Metronidaol 3 x 500
keluhan (-)
mg
O : TD : 110/80 mmHg, N : 76 x/ m, P : 118 x / - Asam mefenamat 3 x1
- Sulfas ferous 1x1
m, S : 36,5C
Fluksus (-), BAK (+), BAB (+),
perban : kering
A : Kehamilan Ektopik Terganggu + Anemia
Lab :
Hb
: 8,6gr/dl
Ht
: 25,9 %
Eritrosit
: 3.07 juta/L
Lekosit
: 7,34 /L
Trombosit
: 307/L
A : Kehamilan Ektopik Terganggu + Anemia
5
16/3/2016
S: ku : baik
- Cefadroxil 2 x 500 mg
- Metronidaol 3 x 500
keluhan (-)
mg
O : TD : 110/80 mmHg, N : 76 x/ m, P : 118 x / - Asam mefenamat 3 x1
m, S : 36,5C
- GV
- Boleh Pulang
perban : kering
A : Kehamilan Ektopik Terganggu + Anemia
TINJAUAN PUSTAKA
Plasenta Previa
Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah besar di bidang
ginekologi di dunia, menimbulkan morbiditas dan mortalitas maternal yang tinggi.
Sejak dekade 1970-an, frekuensinya meningkat hampir 6 kali lipat di Amerika
Serikat, saat ini mencapai 2% dari seluruh kehamilan. Kehamilan ektopik
terganggu yang umumnya merupakan keadaan gawat darurat, bertanggung jawab
terhadap 9-10% kematian maternal akibat penyebab obstetrik. Angka kejadian
kehamilan ektopik dari tahun ke tahun cendrung meningkat. Di Amerika Serikat
pada tahun1983 angka kejadiannya adalah 1,4 untuk setiap 100 kehamilan. Angka
ini 3 kali lipat lebih besar dari pada tahun 1970. Di rumah sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta angka kejadian kehamilan ektopik pada tahun 1987
adalah 153 per 4007 persalinan atau 1 per 26 kehamilan. Angka ini kurang lebih
sama pada tahun 1971-1975. Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba
(90%) terutama di ampula tuba.1
A. Definisi
Kehamilan ektopik adalah kehamilan di mana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus. Termasuk dalam
kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba, kehamilan ovarial, kehamilan
intraligamenter, kehamilan servikal, dan kehamilan abdominal primer atau
sekunder
dan tidak didapatkan kasus pada kelompok umur 46 tahun. Umur 2039 tahun
merupakan usia produktif seorang wanita untuk hamil sehingga KET lebih tinggi.
Pada umur <20 tahun organ reproduksi wanita belum matang sepenuhnya dan
pada usia 40 tahun seorang wanita tidak produktif lagi. Sebagian besar wanita
mengalami kehamilan ektopik berumur antara 2040 tahun dengan rata-rata umur
30 tahun.2
C. Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik sudah banyak disebutkan karena secara
patopisologi mudah dimengerti sesuai proses awal kehamilan sejak pembuahan
sampai nidasi. Bila nidasi terjadi di luar cavum uteri atau diluar endometrium,
maka terjadilah kehamilan ektopik. Dengan demikian, faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya hambatan dalam nidasi embrio ke endometrium
menjadi penyebab kehamilan ektopik ini faktor- faktor yang disebabkan sebagai
berikut :
1. Faktor tuba
Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen tuba
menyempit atau buntu. Keadaan uterus mengalami hipoplasia dan saluran
tuba yang berkelok-kelok panjang dapat menyababkan fungsi silia tuba
tidak berfungsi dengan baik. Juga pada keadaan pasca operasi rekanalisasi
tuba dapat merupakan redisposisi terjadinaya kehamilan ektopik. Faktor
tuba yang lain ialah adanya kelainan endometriosis tuba atau dipertikel
saluran tuba yang bersifat congenital adanya tumor disekitar saluran tuba
10
D. Patofisiologi
Pada proses awal kehamilan apabila embrio tidak bisa mencapai endometrium
untuk proses nidasi, maka emrio dapat tumbuh di saluraan tuba dan kemudian
akan mengalami beberapa proses seperti pada kehamilan pada umumnya.
Karena tuba bukan merupakan suatu media yang baik untuk pertumbuhan
embrio atau mudiqah, maka pertumbuhan dapat mengalami beberapa
perubahan dalam bentuk berikut ini :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorpsi
Pada implantasi secara kolumner, ovum yang dibuahi cepat mati karena
vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorpsi total.Dalam keadaan
ini penderita tidak mengeluh apa-apa dan haidnya terlambat untuk beberapa
hari.
2. Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh-pembuluh darah oleh
villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan
mudigah
dari
dinding
tersebut
bersama-sama
dengan
robeknya
11
Pada ruptur ke rongga perut, seluruh janin dapat keluar dari tuba, tetapi bila
robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi dikeluarkan dari
tuba.Nasib janin bergantung pada tuanya kehamilan dan kerusakan yang
diderita.Bila janin mati dan masih kecil, dapat diresorpsi seluruhnya, dan bila
besar dapat diubah menjadi litopedion.
Janin yang dikeluarkan dari tuba dengan masih diselubungi oleh kantong
amnion dan dengan plasenta masih utuh kemungkinan tumbuh terus dalam
rongga perut, sehingga terjadi kehamilan ektopik lanjut atau kehamilan
abdominal sekunder. Untuk mencukupi kebutuhan makanan bagi janin,
plasenta dari tuba akan meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya
misalnya ke sebagian uterus, ligamentum latum, dasar panggul dan usus.4
12
E.
Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi
b.
Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis,
atau endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen
c.
d.
Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha
untuk memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi
e.
Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada
adneksia
f.
Penggunaan IUD.
2. Faktor Fungsional
13
14
b. Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi
sebab lumen tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis tuba dapat mempermudahkan implantasi telur yang
dibuahi dalam tuba;
b. Divertikel tuba congenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat ini.
3. Factor di luar dinding tuba
a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat
perjalanan telur.
b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
a. migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri
atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke
uterus; pertumbuhan telur yang terlalu cepat dapat menyebabkan
implantasi premature.
b. Fertilisasi in vitro.
F.
15
1. Kehamilan tuba, meliputi > 95% yang terdiri atas: pars ampularisa (55%),
pars ismika 25%, pars fimbrae 17%, dan pars interstisialis 2%.
2. Kehamilan ektopik lain (< 5%) antara lain terjadi di serviks uterus,
ovarium atau abdomen. Untuk kehamilan abdominal lebih sering
merupakan kehamilan abdominal sekunder dimana , semula merupakan
kehamilan tuba yang kemudian abortus yang meluncur keabdomen dari
ostium tuba pars abdominalis yang kemudian embrio atau buah
kehamilannya mengalami reimplantasi di cavum abdomen, misalnya
dimesenterium atau mesoparium atau di omentum.
3. Kehamilan intraligamenter, jumlah sangat sedikit
4. Kehamilan hiterotopik, merupakan kehamilan ganda dimana satu janin
berada di cavum uteri sedangkan yang lain merupakan kehamilan ekttopik.
Kejadian sekitar satu per 15.000-40.000 kehamilan.
5. Kehamilan ektopik bilateral. Kehamilan ini pernah dilaporkan walaupun
G.
16
H.
ditemukan
bahwa
usaha
disamping
uterus
dengan
berbagai
ukuran
dengan
17
Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Sistemik Metotrexate (MTX) adalah pengobatan yang aman dan efektif
untuk ektopik pregnancy. MTX menghindari anestesi dan sederhana, kurang
invasif dan lebih murah daripada operasi. MTX adalah antagonis asam folat
yang menghambat DNA dan RNA sintesis dengan menonaktifkan
dihidrofolat reduktase. Cepat bekerja di jaringan seperti sel trofoblas sangat
sensitif reaksinya. MTX memiliki waktu paruh 8-15 jam. 8
Metotreksat menonaktifkan dihydrofolate reductase, yang mengurangi
tingkat tetrahydrofolate (kofaktor untuk asam deoksiribonukleat dan sintesis
18
19
terbuka.
Yang
menganjurkan
penjahitan
20
PEMBAHASAN
21
22
23