DEFINISI
Pneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum pleura. Pada
kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang
terhadap rongga dada. Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh :1
1. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari alveolus akan
memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai closed pneumothorax. Apabila
kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak
akan dapat keluar dari kavum pleura pada saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin lama
2. Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara kavum pleura
dengan dunia luar. Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari 2/3 diameter trakea, maka udara
cenderung lebih melewati lubang tersebut dibanding traktus respiratorius yang seharusnya. Pada
saat inspirasi, tekanan dalam rongga dada menurun sehingga udara dari luar masuk ke kavum
pleura lewat lubang tadi dan menyebabkan kolaps pada paru ipsilateral. Saat ekspirasi, tekanan
rongga dada meningkat, akibatnya udara dari kavum pleura keluar melalui lubang tersebut.
EPIDEMIOLOGI
Pneumothorax spontan merupakan pneumothorax yang terjadi tiba-tiba tanpa atau dengan adanya
penyakit paru yang mendasari. Pneumothorax jenis ini dibagi lagi menjadi pneumothorax primer (tanpa
adanya riwayat penyakit paru yang mendasari) maupun sekunder (terdapat riwayat penyakit paru
sebelumnya).1
Insidensinya sama antara pneumothorax primer dan sekunder, namun pria lebih banyak terkena
dibanding wanita dengan perbandingan 6:1. Pada pria, resiko pneumothorax spontan akan meningkat
pada perokok berat dibanding non perokok. Pneumothorax spontan sering terjadi pada usia muda,
Sementara itu, pneumothorax traumatik dapat disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak
langsung pada dinding dada, dan diklasifikasikan menjadi iatrogenik maupun non-iatrogenik.
Anatomi
Dinding Thorax
Dinding thorax terdiri atas kulit, fascia, saraf, otot, dan tulang. Kerangka dinding thorax
membentuk sangkar dada osteokartilaginous yang melindungi jantung, paru-paru, dan beberapa organ
rongga abdomen. Kerangka thorax terdiri dari vertebra thoracica dan discus intervertebralis, costae dan
cartilago costalis, serta sternum. Beberapa otot pernafasan yang melekat pada dinding dada antara
lain :1
dan M. scalenus1
inferior, M. subcostalis1
Traktus Respiratorius
Traktus respiratorius dibedakan menjadi dua, yaitu traktus respiratorius bagian atas dan bagian
bawah. Traktus respiratorius bagian atas terdiri dari cavum nasi, nasofaring, hingga orofaring.
Sementara itu, traktus respiratorius bagian bawah terdiri atas laring, trachea, bronchus (primarius,
sekundus, dan tertius), bronchiolus, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveolus.1
Paru-paru kanan terdiri atas 3 lobus (superior, anterior, inferior), sementara paru-paru kiri terdiri
atas 2 lobus (superior dan inferior). Masing-masing paru diliputi oleh sebuah kantung pleura yang
terdiri dari dua selaput serosa yang disebut pleura, yaitu pleura parietalis dan visceralis. Pleura
visceralis meliputi paru-paru termasuk permukaannya dalam fisuran sementara pleura parietalis
melekat pada dinding thorax, mediastinum dan diafragma. Kavum pleura merupakan ruang potensial
antara kedua lapis pleura dan berisi sedikit cairan pleura yang berfungsi melumasi permukaan pleura
Fisiologi
Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan paru dapat lebih
kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume paru diakibatkan oleh pembesaran rongga dada.
Pembesaran rongga dada terjadi akibat 2 faktor, yaitu faktor thoracal dan abdominal. Faktor thoracal
(gerakan otot-otot pernafasan pada dinding dada) akan memperbesar rongga dada ke arah transversal
dan anterosuperior, sementara faktor abdominal (kontraksi diafragma) akan memperbesar diameter
vertikal rongga dada. Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan negatif pada kavum pleura, paru-
paru menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya membesar, tekanan intrapulmoner pun
menurun. Oleh karena itu, udara yang kaya O2 akan bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. Di
alveolus, O2 akan berdifusi masuk ke kapiler sementara CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.1
Sebaliknya, proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari tekanan
atmosfer. Kerja otot-otot ekspirasi dan relaksasi diafragma akan mengakibatkan rongga dada kembali
ke ukuran semula sehingga tekanan pada kavum pleura menjadi lebih positif dan mendesak paru-paru.
Akibatnya, tekanan intrapulmoner akan meningkat sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari
peru-paru ke atmosfer.1
PATOFISIOLOGI
Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Di antara pleura parietalis dan
visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi sedikit cairan serous jaringan. Tekanan
intrapleura selalu berupa tekanan negatif. Tekanan negatif pada intrapleura membantu dalam proses
respirasi. Proses respirasi terdiri dari 2 tahap : fase inspirasi dan fase eksprasi. Pada fase inspirasi
tekanan intrapleura : -9 s/d -12 cmH2O; sedangkan pada fase ekspirasi tekanan intrapleura: -3 s/d -6
cmH2O.1
Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum pleura
menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga akan mengganggu pada
proses respirasi.1
1. Pneumotorak spontan karena primer (ruptur bleb), sekunder (infeksi, keganasan), neonatal1
Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan hubungan luar menjadi :1
1. Open pneumotorak1
2. Closed pneumotorak1
Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi yang hampir
sama. Pneumotorak spontan terjadi karena lemahnya dinding alveolus dan pleura visceralis. Apabila
dinding alveolus dan pleura visceralis yang lemah ini pecah, maka akan ada fistel yang menyebabkan
udara masuk ke dalam cavum pleura. Mekanismenya pada saat inspirasi rongga dada mengembang,
disertai pengembangan cavum pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang,
Pengembangan paru menyebabkan tekanan intralveolar menjadi negatif sehingga udara luar
masuk. Pada pneumotorak spontan, paru-paru kolaps, udara inspirasi ini bocor masuk ke cavum pleura
sehingga tekanan intrapleura tidak negatif. Pada saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi cavum pleura
akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal kembali lagi ke
posisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal flutter.1
Pneumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi sebaliknya masih
bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan sempurna. Terjadinya hiperekspansi cavum
pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock dikenal dengan simple pneumotorak. Berkumpulnya
udara pada cavum pleura dengan tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed
pneumotorak.1
Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena elastic recoil
dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses ini semakin berlanjut,
hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat
ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup, terjadilah
penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat
timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan
tension pneumotorak.1
Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan lingkungan luar. Open
pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau
komplit (pleura parietalis dan visceralis). Bilamana terjadi open pneumotorak inkomplit pada saat
inspirasi udara luar akan masuk ke dalam cavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat mengembang
karena tekanan intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi hiperekspansi cavum pleura yang
menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat ekspirasi mediastinal bergeser ke mediastinal yang
Bilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum
pleura mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada cavum
pleura dan paru karena luka yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan vena cava,
shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala pre-
shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak.1
Prinsip
3. Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil), adalah : portable
4. Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk menemukan
5. Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan atau setelah
PRIMARY SURVEY
Airway
Assessment
Management
1. Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw thrust, hilangkan
Breathing
Assesment
3. Palpasi toraks1
Management
2. Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open pneumotoraks,
Circulation
Assesment
Management
1. Krikotiroidotomi1
2. Trakheostomi1
3. Tube Torakostomi1
4. Torakotomi1
5. Eksplorasi vaskular1
Tindakan dekompressi yaitu membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar, ada beberapa
cara :1
1. Menusukkan jarum melalui diding dada sampai masuk ke rongga pleura, sehingga tekanan
2. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil, yaitu dengan :1
a. Jarum infus set ditusukkan ke dinding dada sampai masuk ke rongga pleura.1
b. Abbocath : jarum Abbocath no. 14 ditusukkan ke rongga pleura dan setelah mandrin dicabut,
Pneumotoraks Simpel
Pneumotoraks Simpel adalah pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan tekanan intra toraks yang
progresif.1
Ciri :1
1. Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total)1
menurun1
Pneumotoraks Tension
Pneumotoraks tension adalah pneumotoraks yang disertai peningkatan tekanan intra toraks yang
semakin lama semakin bertambah (progresif). Pada pneumotoraks tension ditemukan mekanisme ventil
Ciri :1
1. Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga terjadi : kolaps total paru, mediastinal
shift (pendorongan mediastinum ke kontralateral), deviasi trakhea , venous return menurun -->
2. Tanda dan gejala klinis : sesak yang bertambah berat dengan cepat, takipneu, hipotensi, JVP
Penatalaksanaan :1
1. Dekompresi segera : large-bore needle insertion (sela iga II, linea mid-klavikula)1
Open Pneumothorax
Open pneumothorax terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada sehingga udara
dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah. Tekanan intra toraks akan sama dengan
tekanan udara luar. Dikenal juga sebagai sucking-wound. Terjadi kolaps total paru.1
Penatalaksanaan :1
3. Singkirkan adanya perlukaan/laserasi pada paru-paru atau organ intra toraks lain1
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : www.klinikindonesia.com