Anda di halaman 1dari 12

www.klinikindonesia.

com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 1

Pneumothorax (Edisi 0.1)


Oleh : Muhammad al-Fatih II

DEFINISI

Pneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum pleura. Pada

kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang

terhadap rongga dada. Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh :1

1. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari alveolus akan

memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai closed pneumothorax. Apabila

kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak

akan dapat keluar dari kavum pleura pada saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin lama

semakin banyak sehingga mendorong mediastinum kearah kontralateral dan menyebabkan

terjadinya tension pneumothorax.1

2. Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara kavum pleura

dengan dunia luar. Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari 2/3 diameter trakea, maka udara

cenderung lebih melewati lubang tersebut dibanding traktus respiratorius yang seharusnya. Pada

saat inspirasi, tekanan dalam rongga dada menurun sehingga udara dari luar masuk ke kavum

pleura lewat lubang tadi dan menyebabkan kolaps pada paru ipsilateral. Saat ekspirasi, tekanan

rongga dada meningkat, akibatnya udara dari kavum pleura keluar melalui lubang tersebut.

Kondisi ini disebut sebagai open pneumothorax.1

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 2

EPIDEMIOLOGI

Pneumothorax dapat diklasifikasikan menjadi pneumothorax spontan dan traumatik.

Pneumothorax spontan merupakan pneumothorax yang terjadi tiba-tiba tanpa atau dengan adanya

penyakit paru yang mendasari. Pneumothorax jenis ini dibagi lagi menjadi pneumothorax primer (tanpa

adanya riwayat penyakit paru yang mendasari) maupun sekunder (terdapat riwayat penyakit paru

sebelumnya).1

Insidensinya sama antara pneumothorax primer dan sekunder, namun pria lebih banyak terkena

dibanding wanita dengan perbandingan 6:1. Pada pria, resiko pneumothorax spontan akan meningkat

pada perokok berat dibanding non perokok. Pneumothorax spontan sering terjadi pada usia muda,

dengan insidensi puncak pada dekade ketiga kehidupan (20-40 tahun).1

Sementara itu, pneumothorax traumatik dapat disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak

langsung pada dinding dada, dan diklasifikasikan menjadi iatrogenik maupun non-iatrogenik.

Pneumothorax iatrogenik merupakan tipe pneumothorax yang sangat sering terjadi.1

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRATORIUS

Anatomi

Dinding Thorax

Dinding thorax terdiri atas kulit, fascia, saraf, otot, dan tulang. Kerangka dinding thorax

membentuk sangkar dada osteokartilaginous yang melindungi jantung, paru-paru, dan beberapa organ

rongga abdomen. Kerangka thorax terdiri dari vertebra thoracica dan discus intervertebralis, costae dan

cartilago costalis, serta sternum. Beberapa otot pernafasan yang melekat pada dinding dada antara

lain :1

 Otot-otot inspirasi : M. intercostalis externus, M. levator costae, M. serratus posterior superior,

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 3

dan M. scalenus1

 Otot-otot ekspirasi : M. intercostalis internus, M. transversus thoracis, M. serratus posterior

inferior, M. subcostalis1

Traktus Respiratorius

Traktus respiratorius dibedakan menjadi dua, yaitu traktus respiratorius bagian atas dan bagian

bawah. Traktus respiratorius bagian atas terdiri dari cavum nasi, nasofaring, hingga orofaring.

Sementara itu, traktus respiratorius bagian bawah terdiri atas laring, trachea, bronchus (primarius,

sekundus, dan tertius), bronchiolus, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveolus.1

Paru-paru kanan terdiri atas 3 lobus (superior, anterior, inferior), sementara paru-paru kiri terdiri

atas 2 lobus (superior dan inferior). Masing-masing paru diliputi oleh sebuah kantung pleura yang

terdiri dari dua selaput serosa yang disebut pleura, yaitu pleura parietalis dan visceralis. Pleura

visceralis meliputi paru-paru termasuk permukaannya dalam fisuran sementara pleura parietalis

melekat pada dinding thorax, mediastinum dan diafragma. Kavum pleura merupakan ruang potensial

antara kedua lapis pleura dan berisi sedikit cairan pleura yang berfungsi melumasi permukaan pleura

sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan tersebut pada saat pernafasan.1

Fisiologi

Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan paru dapat lebih

kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume paru diakibatkan oleh pembesaran rongga dada.

Pembesaran rongga dada terjadi akibat 2 faktor, yaitu faktor thoracal dan abdominal. Faktor thoracal

(gerakan otot-otot pernafasan pada dinding dada) akan memperbesar rongga dada ke arah transversal

dan anterosuperior, sementara faktor abdominal (kontraksi diafragma) akan memperbesar diameter

vertikal rongga dada. Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan negatif pada kavum pleura, paru-

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 4

paru menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya membesar, tekanan intrapulmoner pun

menurun. Oleh karena itu, udara yang kaya O2 akan bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. Di

alveolus, O2 akan berdifusi masuk ke kapiler sementara CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.1

Sebaliknya, proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari tekanan

atmosfer. Kerja otot-otot ekspirasi dan relaksasi diafragma akan mengakibatkan rongga dada kembali

ke ukuran semula sehingga tekanan pada kavum pleura menjadi lebih positif dan mendesak paru-paru.

Akibatnya, tekanan intrapulmoner akan meningkat sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari

peru-paru ke atmosfer.1

PATOFISIOLOGI

Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Di antara pleura parietalis dan

visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi sedikit cairan serous jaringan. Tekanan

intrapleura selalu berupa tekanan negatif. Tekanan negatif pada intrapleura membantu dalam proses

respirasi. Proses respirasi terdiri dari 2 tahap : fase inspirasi dan fase eksprasi. Pada fase inspirasi

tekanan intrapleura : -9 s/d -12 cmH2O; sedangkan pada fase ekspirasi tekanan intrapleura: -3 s/d -6

cmH2O.1

Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum pleura

menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga akan mengganggu pada

proses respirasi.1

Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya :1

1. Pneumotorak spontan karena primer (ruptur bleb), sekunder (infeksi, keganasan), neonatal1

2. Pneumotorak yang didapat karena iatrogenik, barotrauma, trauma1

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 5

Pneumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis :1

1. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-shock1

2. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock1

Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan hubungan luar menjadi :1

1. Open pneumotorak1

2. Closed pneumotorak1

Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi yang hampir

sama. Pneumotorak spontan terjadi karena lemahnya dinding alveolus dan pleura visceralis. Apabila

dinding alveolus dan pleura visceralis yang lemah ini pecah, maka akan ada fistel yang menyebabkan

udara masuk ke dalam cavum pleura. Mekanismenya pada saat inspirasi rongga dada mengembang,

disertai pengembangan cavum pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang,

seperti balon yang dihisap.1

Pengembangan paru menyebabkan tekanan intralveolar menjadi negatif sehingga udara luar

masuk. Pada pneumotorak spontan, paru-paru kolaps, udara inspirasi ini bocor masuk ke cavum pleura

sehingga tekanan intrapleura tidak negatif. Pada saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi cavum pleura

akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal kembali lagi ke

posisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal flutter.1

Pneumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi sebaliknya masih

bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan sempurna. Terjadinya hiperekspansi cavum

pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock dikenal dengan simple pneumotorak. Berkumpulnya

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 6

udara pada cavum pleura dengan tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed

pneumotorak.1

Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena elastic recoil

dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses ini semakin berlanjut,

hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat

ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup, terjadilah

penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat

timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan

tension pneumotorak.1

Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan lingkungan luar. Open

pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau

komplit (pleura parietalis dan visceralis). Bilamana terjadi open pneumotorak inkomplit pada saat

inspirasi udara luar akan masuk ke dalam cavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat mengembang

karena tekanan intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi hiperekspansi cavum pleura yang

menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat ekspirasi mediastinal bergeser ke mediastinal yang

sehat. Terjadilah mediastinal flutter.1

Bilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum

pleura mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada cavum

pleura dan paru karena luka yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan vena cava,

shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala pre-

shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak.1

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 7

PENATALAKSANAAN TRAUMA TORAKS

Prinsip

1. Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma secara umum (primary

survey - secondary survey).1

2. Tidak dibenarkan melakukan langkah-langkah : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

diagnostik, penegakan diagnosis dan terapi secara konsekutif (berturutan).1

3. Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil), adalah : portable

x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak dibenarkan melakukan

pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang emergency.1

4. Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk menemukan

masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan penyelamatan nyawa.1

5. Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan atau setelah

melakukan prosedur penanganan trauma.1

PRIMARY SURVEY

Airway

Assessment

1. Perhatikan patensi airway1

2. Dengar suara napas1

3. Perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada1

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 8

Management

1. Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw thrust, hilangkan

benda yang menghalangi jalan napas1

2. Reposisi kepala, pasang collar-neck1

3. Lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral/nasal)1

Breathing

Assesment

1. Periksa frekwensi napas1

2. Perhatikan gerakan respirasi1

3. Palpasi toraks1

4. Auskultasi dan dengarkan bunyi napas1

Management

1. Lakukan bantuan ventilasi bila perlu1

2. Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open pneumotoraks,

hemotoraks, flail chest1

Circulation

Assesment

1. Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi1

2. Periksa tekanan darah1

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 9

3. Pemeriksaan pulse oxymetri1

4. Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)1

Management

1. Resusitasi cairan dengan memasang 2 IV lines1

2. Torakotomi emergency bila diperlukan1

3. Operasi Eksplorasi vaskular emergency1

Tindakan Bedah Emergency

1. Krikotiroidotomi1

2. Trakheostomi1

3. Tube Torakostomi1

4. Torakotomi1

5. Eksplorasi vaskular1

PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS (UMUM)

Tindakan dekompressi yaitu membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar, ada beberapa

cara :1

1. Menusukkan jarum melalui diding dada sampai masuk ke rongga pleura, sehingga tekanan

udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.1

2. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil, yaitu dengan :1

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 10

a. Jarum infus set ditusukkan ke dinding dada sampai masuk ke rongga pleura.1

b. Abbocath : jarum Abbocath no. 14 ditusukkan ke rongga pleura dan setelah mandrin dicabut,

dihubungkan dengan infus set.1

c. WSD : pipa khusus yang steril dimasukkan ke rongga pleura.1

PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS (SPESIFIK)

Pneumotoraks Simpel

Pneumotoraks Simpel adalah pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan tekanan intra toraks yang

progresif.1

Ciri :1

1. Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total)1

2. Tidak ada mediastinal shift1

3. Pemeriksaan Fisis : bunyi napas menurun, hyperresonance (perkusi), pengembangan dada

menurun1

Penatalaksanaan : Water Sealed Drainage (WSD)1

Pneumotoraks Tension

Pneumotoraks tension adalah pneumotoraks yang disertai peningkatan tekanan intra toraks yang

semakin lama semakin bertambah (progresif). Pada pneumotoraks tension ditemukan mekanisme ventil

(udara dapat masuk dengan mudah, tetapi tidak dapat keluar).1

Ciri :1

1. Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga terjadi : kolaps total paru, mediastinal

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 11

shift (pendorongan mediastinum ke kontralateral), deviasi trakhea , venous return menurun -->

hipotensi & respiratory distress berat.1

2. Tanda dan gejala klinis : sesak yang bertambah berat dengan cepat, takipneu, hipotensi, JVP

meningkat, asimetris statis & dinamis.1

3. Merupakan keadaan life-threatening tdk perlu foto Rontgen.1

Penatalaksanaan :1

1. Dekompresi segera : large-bore needle insertion (sela iga II, linea mid-klavikula)1

2. Water Sealed Drainage (WSD)1

Open Pneumothorax

Open pneumothorax terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada sehingga udara

dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah. Tekanan intra toraks akan sama dengan

tekanan udara luar. Dikenal juga sebagai sucking-wound. Terjadi kolaps total paru.1

Penatalaksanaan :1

1. Luka tidak boleh ditutup rapat (dapat menciptakan mekanisme ventil)1

2. Pasang WSD dahulu baru tutup luka1

3. Singkirkan adanya perlukaan/laserasi pada paru-paru atau organ intra toraks lain1

Umumnya disertai dengan perdarahan (hematotoraks)1

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online


www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online 12

DAFTAR PUSTAKA

1. dr. Fajrin. 2008. Pneumothorax.


http://dokterkharisma.blogspot.com/2008/08/pneumothorax.html. Akses 29 Desember 2008

Update : Makassar, 1 Januari 2009

Sumber : www.klinikindonesia.com

www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

Anda mungkin juga menyukai