Anda di halaman 1dari 18

RENCANA BIMBINGAN KLINIK

A. Identitas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
Kode Mata Kuliah : Bd.889
Pokok Pembahasan : Konsep dasar asuhan persalinan normal
Sub Pokok Pembahasan : Kebutuhan dasar ibu bersalin pada persalinan
Beban Studi : 1 SKS
Waktu : 50 menit
Pertemuan ke :1
Hari, tanggal : Kamis, 10 November 2021
Ruang : KIA
Koordinator : Aticeh, S.ST, M.Keb
Pembimbing : Widya Ningrum
Mahasiswa Bimbingan :

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran klinik ini peserta didik mampu mengidentifikasikebutuhan dasar
ibu bersalin dalam persalinan

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik peserta didik mampu :

a. Memahami dukungan terhadap emosional ibu bersalin


b. Memahami kebutuhan eliminasi pada ibu bersalin
c. Memahami kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Memahami penerapan cara mengurangi nyeri pada ibu bersalin
C. Metode dan Teknik Bimbingan
1. Metode bimbingn klinik yang akan dugunakan adalah perseptorship
2. Tehnik bimbingan yang digunakan adalah preconference, bedside teaching, post
conference.
D. Deskripsi Kasus

Mahasiswa D4 program profesi tingkat III semester V jurusan Kebidanan yang

sedang menjalankan Praktek Klinik Kebidanan di Bidan Praktek Mandiri X Kota

Jakarta Timur dan mempunyai target memeberikan asuhan persalinan dengan

penerapan Kebutuhan dasar ibu bersalin . Mahasiswa tersebut belum pernah melakukan

tindakan tersebut. Untuk mencapai target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa
tersebut. Untuk mencapai target asuhan yang di butuhkan oleh mahasiswa tersebut,

bimbingan diberikan menggunakan metode preseptorsip dengan tehnik preconference,

bedside teaching dan post conference.

E. Rincian Kegiatan

No Kompetensi Jenis Kegiatan Waktu Metode Hasil yang

diharapkan

1. Peserta didik Pembimbing 1 mnt Preconf Peserta didik


memahami
mengetahui klinik eren ce
kebutuhan
pengertian menjelaskan
terhadap
Kebutuhan tentang emosional ibu
bersalin yaitu
dasar ibu kebutuhan
berupa
bersalin dukungan
dukungan dari
terhadap suami,
keluarga, dan
emosional ibu
bidan
bersalin

b. Pembimbing 1 mnt Preconf


1.Peserta didik
klinik erence memahami
menjelaskan Kebutuhan
eliminasi ibu
keebutuhan
bersalin pada
eliminasi pada persalinan yaitu
ibu bersalin Menganjurkan
ibu untuk ke
toilet

2.Jika tidak
memungkinkan,
bantu ibu
menggunakan
wadah
penampung urin

3.Hindari
penggunaan
kateterisasi,
kecuali terjadi
retensi urin.

c.Pembimbing 5 mnt Preconf Peserta didik


klinik
erence dapat
menjelaskan
menerapkan
kebutuhan
nutrisi dan Kebutuhan
cairan ibu
nutrisi dan
bersalin
cairan pada ibu

bersalin yaitu

KALA I

Anjurkan ibu

cukup makan

dan minum,

untuk

mendukung

kemajuan
persalinan

KALA II

ibu bersalin

mudah sekali

mengalami

dehidrasi,

karena terjadi

peningkatan

suhu tubuh dan

terjadinya

kelelahan

karena proses

mengejan.

KALA III dan

IV

bidan juga

harus

memastikan

bahwa ibu

mencukupi

kebutuhan

nutrisi dan

cairannya,
untuk

mencegah

hilangnya

energi setelah

mengeluarkan

banyak tenaga

selama

kelahiran bayi

d. Pembimbing 5 mnt Preconf Peserta didik


klinik
menjelaskan cara erence dapat
mengurangi nyeri
persalinan pada menjelaskan
ibu bersalin
teknik

pernafasan,

penggunaan

bitrh ball, dan

teknik

akupresur

untuk

menguirangi

nyeri

persalinan
2. Mahasiswa Pembimbing 5 mnt Bedside Peserta didik
mampu mempersiapkan theaching
memahami
mempersiap lembar format
kan bahan, pengkajian persiapan
peralatan, dan
untuk
perlengkapan
pengkajian
kala 1:
1.Persiapan
pasien
a.menjelask an
tujuan dan
prosedur
pengkajian
kala 1
b. memberikan
posisi yang
nyaman pada
pasien
2. peralatan
a.Format
pengkajian
b.Pensil
c.Pemghapus
d.bolpoin
3.
Perlengkapan

a.Tempat tidur

b.tensimeter,
c.stetoskop.
d.Termometer,
e.dopler/linek

f.pita ukur
g.selimut

Mahasiswa Pembimbing 15 mnt Peserta didik


mampu klinik melakukan
memahami
melakukan pengkajian kala 1
pengkajian langkah-
kala 1 dengan
langkah
mandiri,
runtut, dan pengkajian
tepat
kala 1
Pelaksanaan :
1.menyapa dan
beritau tentang
pemeriksaan
fisik
2.mencatat
identitas ibu
dan lakukan
anamnesa
3. lakukan
pemeriksaan
fisik
4. Lakukan
pemeriksaan
abdomen
5. Lakukan
pemeriksaan
auskultasi
6. Lakukan
pemeriksaan
genetalian
eksterna

3. Bedside Mahasiswa
Mahasiswa Pembimbing Teaching memahami
mampu mampu 6 mnt penjelasan
meriview melakukan tentang prosedur
tindakan yang review tindakan pengkajian kala 1
telah dilakukan yang telah
dilakukan

F. Evaluasi
1. Prosedur : preconference, bedsite teaching, postconfernce
2. Jenis test : skill, attitude, cognitive
3. Bentuk : observasi
4. Alat test : SPO, checklist
G. Referensi
1. Anggraeni, D. S., & Agustina, E. E. (2014). Pengaruh Dukungan Suami dalam Proses
Persalinan dengan Nyeri Persalinan di RSIA Bunda Arif Purwokerto. Bidan Prada: Jurnal
Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto, 5(1).
2. Calik KY dan Komurcu N. 2014. Effect of SP6 accupuntur and acupressure on labor pain
and duration of labor
3. Cochrane. 2018. Relaxation techniques for pain management in labour (Review).
4. Dabiri and Shahih. 2014. The Effect of LI4 Acupressure on Labor Pain Intensity and
Duration of Labor: A Randomized Controlled Trial
5. DAVIM ET AL. 2008. Effectiveness of non-pharmacological strategies in relieving labor
pain. Erin, A. (2014). Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Turi Sleman (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS ALMA ATA).
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir
7. Kurniarum, A., SiT, S., & Kes, M. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan
8. Lothian JA. 2011. Lamaze Breathing: What Every Pregnant Woman Needs to Know
9. Makvandi et al. 2015. Effect of birth ball on labor pain relief: A systematic review and
metaanalysis
10. Varney, H., Burst, H. V., Kriebs, J. M., & Gegor, C. L. (2004). Varney's midwifery, 4th
ed. Jones & Bartlett Learning. Yulizawati, SST, M.Keb et all. 2019. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Persalinan
11. Sarwono , 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka.
Jakarta
12. DepkesRI, 2008. Asuhan Persalianan Normal. JNPK-KR. Jakarta.
13. WHO, 2001. Buku III Asuhan Kebidanan pada Ibu Impartum,
Pusdiknakes, JHPIEOGO

H. Lampiran
1. Materi tentang Adaptasi fisiologis kala I pada persalinan
2. Kontrak Belajar mahasiswa bimbingan
3. Lembar check list tentang pengkajian kala 1

Lampiran

Materi

(Adaptasi fisiologis kala I)

KEBUTUHAN IBU BERSALIN

a) Dukungan Terhadap Emosional


Ibu Dalam Bersalin Pada masa akhir kehamilan, ibu harus menentukan siapa yang
akan menjadi pendamping pada saat akan melakukan persalinan, biasnya suami adalah
calon terkuat. Tetapi tidak semua suami menjadi pendamping persalinan istrinya, bisa
juga dari ibu mertuam ibu kandung, saudara, sahabat, dll.
Persalinan bagi ibu adalah suatu yang menegangkan dan bisa menjadi
menakutkan dan menyakitkan. persalinan yang menakutkan dan menegangkan dapat
memberikan kondisi buruk bagi ibu, seperti ibu akan merasa takut, panic, cemas,
khawatir.
Menurut Aprianawati (2007), kehamilan pada trimester 3, kehidupan psikologi
dan emosionalnya dikuasai oleh pikiran dan perasaan mengenai persalinan yang akan
datang dan tanggung jawab sebagai ibu. Bagi ibu primipara akan merasakan gelisah, was-
was, takut menghadapi rasa sakit saat persalinan dan kecemasan.
Pada saat proses persalinan ini pendamping sangat dibutuhkan bagi ibu bersalin
untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu ketika bersalin. Kecemasan adalah
kondisi psikologis yang menyebabkan ketidak nyamanan dalam diri, bingung,tegang dan
tidak aman, mengakibatkan rasa nyeri saat persalinan, mempengaruhi his, pembukaan
menjadi lama dan persalinan menjadi lebih lama.
Strategi untuk meningkatkan kekuatan dan ketenangan untuk mencegah adanya
kecemasan pada saat hamil, salah satunya dengan adanya keterlibatan keluarga,
lingkungan sosial

Dukungan Suami

Dukungan suami atau disebut dengan dukungan simpatidan empati. merupakan


bukti kasih sayang, perhatian dan keinginan untuk mendengarkan keluh kesah istri.
Merupakan bantuan yang diberikan oleh keluarga berupa informasi dan nasehat, yang
mana membuat penerima dukunggan tersebut merasa disayang dan dihargai. (Erin,2014)
Dukungan suami adalah respon yang diberikan oleh suami terhadap istrinya yang
akan bersalin. Dukungan yang diberikan berupa dukungan fisik dan dukungan emosional.
Dukungan dari suami dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti memberikan
ketenangan pada istri, memberikan sentuhan dan mengungkapkan kata-kata yang dapat
memacu motivasi istri (Anggraeni dan Agustina, 2014)
Dengan adanya hubungan yang erat dan nyata antara dukungan suami dengan
nyeri saat persalinan, seorang suami diwajibkan untuk menghargai keinginan ibu untuk
menghadirkan teman atau saudara untuk menemaninya sehingga memberi efek pada ibu
yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan mengakibatkan sel-sel sarafnya
mengeluarkan hormon oksitosin sehingga menyebabkan kontraksi pada akhir kehamilan
untuk melahirkan.
Jenis dukungan Suami :
a. Dukungan Emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian,
cinta, kepercayaan dan penghargaan kepada pasangan. Dengan demikian suami akan
membuat istri menjadi merasakan bahwa masalah yang ditanggung beban nya tidak
sendiri, melainkan ada yang mau membantu memecahkan masalahnya.
b. Dukungan penghargaan, suami memberikan ungkapan hormat atau
penghargaan positif kepada istri. Seperti misalnya mengucapkan terimakasih kepada istri,
maka akan membuat dirinya menjadi seorang yang merasa dibutuhkan sehingga istri akan
merasa bahagia.
c. Dukungan Instrumental, mencakup dukungan langsung seperti meminta
pertolongan atau dimintai pertolongan. Seperti istri meminta tolong kepada suami
kemudian suami membantu, hal kecil yang dilakukan suami dapat membuat hati istri
senang dan merasa dilindungi.
d. Dukungan Spiritual, berhubungan dengan yang maha kuasa. Setiap individu
dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide
tentang kehidupan. Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan perasaan.
kacau yang dapat membuat seseorang membutuhkan ketenangan pada dirinya dan
ketenangan yang paling besar adalah bersama tuhan. (Erin,2014)
❖ Dukungan Keluarga
Hasil penelitian menunjukan bahwa 52,5 % subjek ibu hamil menghadapi
kelahiran anak pertama berada pada kategori kecemasan rendah, 60% subjek menilai
bahwa dukungan yang diperoleh dari keluarganya sangat tinggi.
Faktor yang dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan
melahirkan adalah adanya dukungan keluarga yang dapat berupa dari suami, keluarga
atau saudara lainnya, orang tua, dan mertua
Dukungan keluarga yang didapatkan dari ibu bersalin akan menimbulkan
perasaan tenang, sikap positif terhadap dirinya sendiri dan kehamilannya dan juga
memberikan ketenangan batin dan perasaan senang dalam dirinya.
Keluarga dari ibu hamil sebaiknya mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
proses atau perubahan yang dialami oleh ibu hamil yang dapat menghindari atau
mengatasi kemungkinan terjadinya konflik dan akan mempermudah ibu hamil tersebut
menyesuaikan diri dalam menghadapi kehamilannya serta mengurangi kecemasan selama
menanti persalinan. (Aprianawati, dan Sulistyorini, 2007).

❖ Dukungan Bidan / Tenaga kesehatan

Dalam memberikan dukungan emosional, bidan bisa memberikan dukungan


psikologi untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dengan membuat ibu merasa nyaman,
berpartisipasi dalam proses persalinan, melakukan komunikasi, memenuhi harapan ibu,
mengendalikan rasa nyeri dan memperhatikan privasi ibu. Dukungan psikologi yang bisa
bidan berikan pada ibu bersalin seperti memberikan sugesti, mengalihkan perhatian
terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan selama proses persalinan dan membangun
kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.

a) Pemberian Sugesti atau Afirmasi

Positif Sugesti yang diberikan ibu bertujuan untuk tindakan motivasi ibu untuk
melalui proses persalinan yang lancar. Sugesti yang diberikan bidan seperti dengan
mengatakan bahwa proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal,
ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa
segalanya baikbaik saja.

Contohnya seperti saat ibu terjadi his/kontraksi, bidan membimbing ibu untuk
melakukan teknik relaksasi dan memberikan sugesti bahwa dengan menarik napas dan
menghembuskan nafas, rasa sakit ibu akan berkurang.

b) Mengalihkan Perhatian

Dengan mengalihkan perhatian, ibu dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan.
Upaya yang harus dilakukan adalah seperti mengajak berbicara, bersenda gurau,
mendengarkan music kesukaannya atau menonton film. Saat kontraksi berlangsung dan
ibu masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya dalam
mengurangi rasa nyeri seperti teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan atau dengan
pijatan harus tetap dilakukan.

c) Membangun Kepercayaan

Kepercayaan sangat penting dalam membangun sugesti positif bagi ibu dan bidan.
Jika ibu percaya pada apa yang dilakukan bidan, maka akan mempercepat proses
persalinannya. Bahwa bidan mampu membrikan pertolongan pesalinan dengan baik
sesuai standar, didasari pengetahuan yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut, maka
dengan sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman saat proses persalinan
berlangsung.

2.4. Kebutuhan eliminasi


Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi oleh bidan,
agar dapat membantu kemajuan persalinan dan peningkatan kenyamanan pasien.
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal. Pada ibu bersalin dengan posisi
celentang polyuria menjadi kurang jelas karena posisi ini membuat aliran urine
berkurang selama kehamilan. Oleh karena itu, kandung kemih harus sering dievaluasi
setiap dua jam untuk mengetahui adanya distensi serta kandung kemih harus
dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih hal ini akan
mencegah terjadinya penurunan presentasi janin, pengosongan kandung kemih juga
mencegah terjadinya trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama
sehingga akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selama
periode pascapartum awal (Varney, 2004).
Kandung kemih yang penuh, dapat mengakibatkan :
1. Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga panggul,
terutama apabila berada di atas spina isciadika
2. Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his
3. Meningkatkan rasa tidak nyaman
4. Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
5. Memperlambat kelahiran plasenta
6. Mencetuskan perdarahan pasca persalinan dikarenakan kandung kemih yang penuh
menghambat kontraksi uterus.
Apabila memungkinkan maka anjurkan ibu ke kamar mandi untuk berkemih
namun jika sudah tidak memungkinkan maka bidan dapat membantu ibu untuk
berkemih dengan wadah penampung urin. Bidan tidak dianjurkan untuk melakukan
kateterisasi kandung kemih secara rutin sebelum ataupun setelah kelahiran bayi dan
plasenta. Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan apabila terjadi retensi urin.
Kateterisasi akan meningkatkan risiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada
saluran kemih ibu.

2.4 Pemberian Cairan dan Nutrisi

Selama Persalinan Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama proses persalinan.
Pastikan bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu
mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. Asupan makanan yang cukup
(makanan utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari glukosa darah,
yang merupakan sumber energi utama untuk selsel tubuh. Kadar gula darah yang
rendah akan mengakibatkan hipoglikemia. Sedangkan asupan cairan yang kurang,
akan mengakibatkan dehidrasi pada ibu bersalin (Kemenkes RI, 2016).
Pada ibu bersalin, hipoglikemia (keadaan dimana kadar gula di dalam darah
berada di bawah kadar normal) dapat mengakibatkan komplikasi persalinan baik ibu
maupun janin. Pada ibu, akan mempengaruhi kontraksi/his, sehingga akan
menghambat kemajuan persalinan dan meningkatkan insiden persalinan dengan
tindakan, serta dapat meningkatkan risiko perdarahan postpartum. Pada janin, akan
mempengaruhi kesejahteraan janin, sehingga dapat mengakibatkan komplikasi
persalinan seperti asfiksia. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat mengakibatkan
melambatnya kontraksi/his, dan mengakibatkan kontraksi menjadi tidak teratur. Ibu
yang mengalami dehidrasi dapat diamati dari bibir yang kering, peningkatan suhu
tubuh, dan eliminasi yang sedikit (Kemenkes RI, 2016).
Dalam memberikan asuhan, bidan dapat dibantu oleh anggota keluarga yang
mendampingi ibu. Selama kala I, anjurkan ibu untuk cukup makan dan minum, untuk
mendukung kemajuan persalinan. Pada kala II, ibu bersalin mudah sekali mengalami
dehidrasi, karena terjadi peningkatan suhu tubuh dan terjadinya kelelahan karena
proses mengejan. Untuk itu disela-sela kontraksi, pastikan ibu mencukupi kebutuhan
cairannya (minum). Pada kala III dan IV, setelah ibu berjuang melahirkan bayi, maka
bidan juga harus memastikan bahwa ibu mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairannya,
untuk mencegah hilangnya energi setelah mengeluarkan banyak tenaga selama
kelahiran bayi (pada kala II) (Kemenkes RI, 2016).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa dikarenakan
kebutuhan energi yang begitu besar pada ibu melahirkan dan untuk memastikan
kesejahteraan ibu dan anak, tenaga kesehatan tidak boleh menghalangi keinginan ibu
yang melahirkan untuk makan atau minum selama persalinan (WHO, 1997 dalam
William L, and Wilkins, 2010).
Makanan yang disarankan untuk dikonsumsi oleh ibu yang ingin bersalin adalah
roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt rendah lemak, sup, minuman isotonik
dan jus buah-buahan. Nutrisi dan hidrasi sangat penting selama proses persalinan
untuk memastikan kecukupan energi dan mempertahankan kesimbangan normal
cairan dan elektrolit bagi Ibu dan bayi. Cairan isotonik dan makanan ringan yang
mempermudah pengosongan lambung cocok untuk awal persalinan (Yulizawati et
all, 2019).
Menurut Yulizawati et all (2019), Jenis makanan dan cairan yang dianjurkan
dikonsumsi pada ibu bersalin adalah sebagai berikut:
a. Makan dalam porsi kecil atau mengemil setiap jam sekali saat ibu masih dalam
tahap awal persalinan (Kala 1). Ibu disarankan makan beberapa kali dalam porsi kecil
karena lebih mudah dicerna daripada hanya makan satu kali tapi porsi besar.
b. Pilih makanan yang mudah dicerna, seperti crackers, agar-agar, atau sup. Saat
persalinan proses pencernaan jadi lebih lambat sehingga ibu perlu menghindari
makanan yang butuh waktu lama untuk dicerna.
c. Selain mudah dicerna, pilih makanan yang berenergi. Buah, sup dan madu
memberikan energi cepat. Untuk menyimpan cadangan energy, ibu bisa pilih gandum
atau pasta.
d. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, goreng-gorengan atau
makanan yang menimbulkan gas

2.5 Teknik Mengurangi Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin (Non Farmakologis)

1. Teknik pernafasan

pernapasan dalam konteks berbagai strategi yang membantu wanita mengelola sakitnya kontraksi
dalam persalinan dan memberikan tinjauan umum serta beberapa pedoman sederhana untuk
menggunakan pernapasan dalam persalinan (Lothian JA. 2011):

• Pernapasan mudah dikendalikan secara sadar. Karena itu, pernapasan yang terkontrol mudah
dipelajari.

• Napas yang dalam dan lambat sangat efektif. Cara bernapas yang "benar" adalah apa pun yang
terasa benar. Tidak ada aturan yang terkait dengan berapa banyak napas per menit, apakah
bernafas melalui mulut atau hidung, atau apakah akan mengeluarkan suara. Kuncinya di sini
adalah pernapasannya sadar, bukan otomatis.

• Ketika kontraksi persalinan semakin kuat dan kerja persalinan semakin keras, diperbolehkan
bernafas lebih cepat dan dangkal, tetapi tidak selalu, ini akan lebih efektif.

• Berfokus pada sesuatu, baik dengan mata tertutup atau terbuka, dapat membantu menjaga ritme
pernapasan.

2.Birth ball

Ada beberapa mekanisme potensial untuk menjelaskan mengapa menggunakan bola


kelahiran dapat mengurangi nyeri persalinan. Mekanisme endogen adalah teori kontrol gerbang,
yang terdiri dari menerapkan pijatan gentle ke daerah yang menyakitkan. Mekanisme ini
bertindak terutama pada komponen sensoris dari nyeri, dengan memblokir bagian dari pesan
nosiseptif di tulang belakang. Berdasarkan teori ini, bola kelahiran dapat memberikan dukungan
untuk perineum tanpa memberikan tekanan yang signifikan. Selain itu, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kebebasan bergerak dan posisi tegak, termasuk duduk di kursi goyang, di
atas bola kelahiran selama persalinan membantu kekuatan gravitasi alami untuk memfasilitasi
dan meningkatkan keturunan janin, meningkatkan kualitas dan efektivitas kontraksi persalinan
dan penurunan nyeri persalinan (Makvandi et al. 2015).

Penurunan nyeri lumbar yang terjadi pada posisi duduk dapat dikaitkan dengan
penurunan tekanan pada filamen saraf yang terletak di atas sendi iliosakral dan daerah sekitarnya
langsung. Selain itu, penurunan nyeri persalinan yang terjadi dengan latihan bola kelahiran
mungkin dikaitkan dengan pengalihan dari rasa sakit. Gangguan termasuk menyediakan bagi
wanita bersalin dengan kegiatan spesifik sehingga pikiran sadar dan kecemasan berkurang.
Selama kontraksi, bola kelahiran membantu wanita aktif untuk menghilangkan rangsangan yang
menyakitkan dengan mengalihkan perhatian dari nyeri persalinan. Tampaknya juga latihan bola
kelahiran selama persalinan meningkatkan kenyamanan dan relaksasi, yang dapat membangun
kepercayaan diri wanita untuk mengatasi rasa sakit, dengan demikian, mempertahankan
kepuasan dan kesejahteraan, alihalih berperan pasif (Makvandi et al. 2015).

3. Akupresur

Akupresur didasarkan pada teori yang sama dengan akupunktur, tetapi alih-alih
menggunakan jarum, akupresur disampaikan dengan cara non-invasif menggunakan jari, ibu jari,
buku jari, atau alat lain untuk memberikan tekanan kuat pada area tubuh yang berbeda.
Terkadang, hanya beberapa area yang membutuhkan tekanan kuat untuk menimbulkan rasa
rileks atau pereda nyeri. Tidak seperti akupunktur, yang harus diberikan oleh penyedia berlisensi,
akupresur dapat digunakan oleh siapa saja, seperti bidan. Belum ada penelitian pasti bagaimana
akupunktur dan akupresur dapat bekerja untuk menghilangkan rasa sakit. Mungkin berhasil
dengan mengubah cara merasakan sakit. Sebagian besar titik akupuntur dan akupresur berada di
dekat jalur sistem saraf, sehingga mungkin mereka merangsang sistem saraf (Calik dan
Komurcu. 2014).

Teori lain adalah bahwa akupunktur dan akupresur bekerja dengan memimpin tubuh
untuk menghasilkan endorfin, yang merupakan hormon alami yang menghilangkan rasa sakit.
Akupresur yang digunakan pada situs BL60, BL67, GB21, LI4, SP9, dan SP6 memengaruhi
kontraksi uterus atau lamanya persalinan dengan merangsang sekresi oksitosin dari hipofisis.
Titik SP6 adalah titik persimpangan meridian hati, limpa, dan ginjal. Berdasarkan prinsip
pengobatan Tiongkok tradisional, titik akupunktur ini digunakan untuk memperkuat limpa
mengembalikan keseimbangan ke Yin dan ke darah, hati dan ginjal. Titik SP6 ini juga biasa
digunakan dalam pengobatan kondisi reproduksi pada wanita, seperti induksi persalinan dan
penghilang rasa sakit selama persalinan (Calik dan Komurcu. 2014).
KONTRAK BELAJAR
Nama: Widya Ningrum
Tempat : Ruang Bersalin
Topik : Kebutuhab dasar ibu bersalin
Sub Topik : Pengkajian kala I
Tujuan umum Tujuan Khusus Sumber Strategi Kriteria naan
Pencapaian
Setelah Setelah 1. Nadia dan a. Melakukan a. Penilaia n
mengikuti mengikuti Endarti, Ajeng studi pustaka penampil an
pembelaja ran proses Tias . 2016. sebelum terjun dengan
klinik ini pembelajaran Pengaruh ke lahan checklist b.
peserta didik klinik peserta Massage praktek Laporan
mampu didik mampu : Counter- b. Diskusi Pendoku
memaham i a. Memahami Pressure dengan dosen mentasian
tentang tentang terhadap pembimbing
penerapan pengertian adaptasi nyeri dan
Kebutuhan Adaptasi persalinan kala I pembimbing
dasar ibu fisiologis kala I dan kecepatan klinik
bersalin pada b. Memahami pembukaan c. Bed side
pengkajian kala Kebutuhan pada ibu theaching
I dasar ibu bersalin.
bersalin 2. Sulistyawati
c. Memahami A, Nugraheny E
persiapan untuk . 2010 . Asuhan
pengkajian kala Kebidanan Pada
I Ibu Bersalin.
d. Memahami Jakarta :
langkah – Salemba
langkah Medika.
pengkajian kala 3. Kementerian
I Kesehatan.
(2016). Buku
Ajar: Asuhan
Kebidanan
Persalinan dan
Bayi Baru lahir.
4.Kurniarum, A.
(2016). Asuhan
Kebidanan
Persalinan dan
Bayi Baru Lahir
CHECKLIST PRE CONFERENCE
Nama : Widya Ningrum
NIM : P3.73.24.1.18.040
Metode: Preseptorsip
Kasus : Pengkajian kala I
NO Kegiatan YA TIDAK
1. Pembimbing menjelaskan kepada peserta
didik tentang dukungan terhadap emosional
pada ibu bersalin
Pembimbing menjelaskan kepada peserta
didik tentang dukungan kebutuhan eliminasi
Pembimbing menjelaskan kepada peserta
didik tentang dukungan kebutuhan nutrisi dan
cairan
Pembimbing menjelaskan kepada peserta
didik tentang cara mengurangi nyeri
persalinan
Nilai = Jumlah item yang di lakukan x 100

Total item

Keterangan :

Isilah dengan tanda ( v ) bila di lakukan

Isilah dengan tanda (x) bila tidak dilakukan

Ya = dilakukan dengan benar

Tidak = tidak dilakuan

Anda mungkin juga menyukai