Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS


NY A, 25 TH
DI PMB UMI SALAMAH KOTA PEKALONGAN

OLEH :
DEVI HARDIYANTI (P1337424820220)
FETI HEROWATI (P1337424820207)
HESTI HIDAYAH (P1337424820277)
BAB I
(Pendahuluan)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan


Wiknjosastro,
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum 2016
hamil

Masa nifas merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya dan
diperkirakan 60% kematian ibu termasuk kehamilan terjadi setelah
V. N. L.
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam setelah Dewi &
persalinan, salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah ruptur Sunarsih,
perineum yang terjadi pada hampir semua persalinan primigravida dan 2015
tidak jarang pada persalinan berikutnya yang dapat menyebabkan
perdarahan dan infeksi sehingga mengakibatkan terjadinya morbiditas
dan mortalitas ibu
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada Wiknjosastro,
saat kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak 2016
menggunakan alat

 Rupturperineum adalah salah satu masalah dalam persalinan yang dapat


menimbulkan komplikasi perdarahan dan infeksi. Ruptur perineum dapat
dengan mudah terkontaminasi feses karena dekat dengan anus
Luka perineum dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik dan
psikologis ibu post partum, sekitar 23-24% ibu post partum
Frohlich &
mengalami nyeri dan ketidaknyamanan selama 12 hari post Kettle, 2015
partum. Setiap ibu yang menjalani proses persalinan yang
mengalami luka pada perineum akan merasakan nyeri

dampak perawatan luka perineum yang tidak benar yaitu infeksi, Manuaba,
komplikasi bahkan kematian ibu post partum 2015
Bagaimana Asuhan
RUMUSAN MASALAH Kebidanan Nifas Pada
Ny. A 25 tahun dengan
luka perineum Ny. A
25 tahun
Bagaimana Asuhan
Kebidanan Nifas pada Ny. A 25
tahun dengan luka perineum?
TUJUAN PENULISAN
• Tujuan Khusus
• Mampu melakukan pengkajian berupa
data subyektif yang didapat dari Ny. A
• Mampu melakukan pengkajian berupa
Tujuan Umum data obyektif yang didapat dari dari Ny.
.Dapat melaksanakan A
asuhan kebidanan pada • Mampu menegakkan diagnosis
Ny. A 25tahun dengan berdasarkan data subjektif dan data
luka perineum objektif dalam assesment pada Ny. A
• Mampu melaksanakan tindakan dan
asuhan kebidanan nifas kepada Ny. A
MANFAAT

 Mahasiswa
Menambah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence
based practice pemberian asuhan kebidanan pranikah
 Lahan praktik
Manfaat asuhan ini bagi lahan praktik sebagai bahan untuk memberikan
gambaran dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di lahan praktik dalam
memberikan asuhan kebidanan
 Masyarakat/Ny. A
Ny. A mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan evidence based practice.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan menjelaskan mengenai :

1. • Teori medis mengenai Nifas

2. • Asuhan kebidanan Nifas


BAB II

Teori me TEORI AS
dis UHAN KE
BIDANAN
PRA NIKA
H

1.Pengertian Nifas
2. Tahapan/patofisiologis Klinis
3. Perubahan Fisiologisi
1. Pengertian Asuhan Kebidanan
4. Perubahan Psikologis
5. Kebutuhan pada ibu nifas
2. Tahapan asuhan Kebidanan
6. Proses Laktasi 3. Pendokumentasian Manajemen asuhan
7. Jadwal Kunjungan masa nifas Kebidanan
8. Tanda bahaya masa nifas
9. Kriteria penilaian penyembuhan Luka
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS
PADA Ny. A 25 DENGAN LUKA PERINEUM

Tanggal 5 April 2021


BIODATA Data Subyektif Data Objektif Planning
Ibu mengatakan KU : BAIK 1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan informasi keadaan umum dalam batas normal
sudah melahirkan Pemeriksaan Fisik : Baik 2. Memberikan penjelasankepada ibu bahwa keluhan nyeri perut yang dialami merupakan hal yang wajar
Nama : NY. A anak ke 2 tgl 4 April Keadaan umum : baik terjadi pada ibu nifas dikarenakan adanya kontraksi pada myometrium yg disebabkan krn proses hormonal
2021 jam 21.30wib Kesadaran : composmentis yang terjadi setelah placenta lahir. Juga bertujuan proses pengecilan Rahim. Nyeri perut ini biasanya terjadi
TD : 110/70 mmHg 2-4 hari setelah melahirkan
Ibu mengeluh nyeri Nadi : 88 x/menit 3. Mengajarkan pada ibu latihan pernafasan untuk mengurangi rasa nyeri, dilakukan dengan cara menarik
perut bag bawah, Respirasi : 20x/menit nafas panjang, pelahan dan dalam melalui hidung , rasakan udara mengalir kedalam paru paru kemudian
nyeri dirasakan Suhu : 36,7°C menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
seperti tertekan, Status Present : DBN 4. Memberikan pendidikan tentang nutrisi untuk ibu nifas
berselang (NRS) 3 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan perineum secara bersih dan kering
Umur :25 Th
Status Obstetri 6. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
Ibu mengeluh jahitan Mamae: Simetris, tidak ada benjolan, areola 7. Menganjurka ibu untuk cukup istirahat
sedikit terasa nyeri hiperpigmentasi, kolustrum+ 8. Memberikan informasi pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas
(NRS) 5 Abdomen ; 2 jr bawah pusat

Genetalia : Lukaa perineum masih basah, luka sekitar 9 . Mengingatkan ibu untuk minum obat yang diresepkan oleh bidan
Sukubangsa : Jawa 4cm dijahit jelujur, Lochea rubra, perdarahan 50cc 10. Menganjurkan ibu untuk control hari ke 5 PP yaitu tgl 9 April 2021
: -
Skor REEDA 4. berarti kondisi luka perineum dalam 11. Mengnjurkan ibu untuk menghubungi petugas kesehatan jika ibu memiliki keluhan ataupun mengalami
Agama : Islam keadaan sedang salah satu tanda bahaya pada masa nifas
ANALISA Ny. A 25 th P2A0 postpartum 21 jam 12. Melakukan pendokumentasian
Pendidikan : SMA dengan nifas fisiologis

Pekerjaan: Masalah: Luka perineum dan nyeri pada perut bagian


bawah
Wiraswasta
Alamat : Jl. Veteran Kebutuhan :
KIE penyebab keluhan nyeri perut
PKL Cara perawatan luka perineum
Kunjungan II : 9 April 2021)

SUBJEKTIF OBJEKTIF ANALISA PLANING

Ibu ingin Keadaan umum : baik Ny A 25th P2A0 1. Menjelaskan pada ibu bahwa hasi pemeriksaan DBN, luka
memeriksakan Kesadaran : composmentis postpartum 5 hr dengan perineum msh ada sedikit yg belm kering ( <3mm)
kondisinya, krn TD : 110/70 mmHg nifas normal 2. Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri pada daerah luka perineum
disarankan control Nadi : 80 x/menit yang dialami oleh ibu adalah normal, karena sedang dalam
tgl 9 april 21 Respirasi : 20x/menit proses penyembuhan luka.
Ibu mengatakan perut Suhu : 36,7°C 3. Menginatkan kembali tentang cara perawatan luka perineum
sudah tidak terasa Status present : DBN dengan kering dan bersih
nyeri, jahitan Status Obstetri 4. Mengingatkan ibu untuk cukup istirahat
perineum sedikit Mamae: Simetris, tidak ada 5. Mengingatkan ibu unyuk mengkonsumsi makan bergizi
nyeri benjolan, areola seimbang
hiperpigmentasi, ASI + 6. Mengingatkan ibu untuk untuk memberikan ASI saja kepada
Abdomen ; 3 jr atas sympisis, bayinya sampai 6 bulan
kontraksi baik 7. Memberikan tablet FE diminum1x1
Genitalia : Luka perineum 8. Menganjurkan ibu untuk menghubungi petugas kesehatan jika
sedikit basah( terdapat luka yg ibu memiliki keluhan ataupun mengalami salah satu tanda
belum tertutup sedikit) bahaya pada masa nifas
Lochea : Sangueolenta 9. Memberitahukan ibu bahwa akan dikunjungi oleh bidan ada
Perdarahan : 30cc tanggal 12 April untuk pemeriksaan selanjutnya
10. Melakukan pendokumentasia
Skor REEDA 1. berarti kondisi
luka perineum dalam keadaan
baik
Kunjungan III : 12 April 2021
(rumah Pasien)

SUBJEKTIF OBJEKTIF ANALISA PLANING


Dilakukan kunjungan Keadaan umum : baik Ny. A 25 th P2A0 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
ke rumah Kesadaran composmentis postpartum 8 hari Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
Ny A TD : 110/80mmHg dengan nifas 2. Memastikan ibu cukup makan dan cairan
umur 25 th Nadi : 79 x/menit fisiologis Hasil : ibu mengatakan nafsu makan baik dan banyak minum air putih
Tidak ada keluhan Rr : 24x/menit 3. Menganjurkan ibutetap memberikan ASI ekslusif selama 6 bln
Suhu : 36,7°C Hasil : ibu mengerti dan aka menyusui banyinya selama 6 bulan
4. Mengingatkan ibutentang tanda bahaya masa nifas
Status presen : DBN Hasil : ibu mengerti tanda bahaya masa nifas
5 Mengingatkan ibu tentang alat kontrasepsi pascapersalinan, meliputi jenis,
Status Obstetrik efek samping, kontraindikasi, indikasi dan waktu pemasangan dari
Payudara : putting susu alat kontrasepsi
menonjol, ASI sudah 6 Hasil : Ibu mengerti dan akan berdiskusi dengan suami. Ibu tertarik
keluar, putting tidak lecet, menggunakan alat kontasepsi IUD
tidak ada bendungan, tidak 6. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke fasilitas kesehatan untuk
ada kemerahan pemeriksaan tumbuh kembang serta imunisasi sesuai jadwal imunisasi
Abdomen : TFU 2 jari Hasil : Ibu bersedia membawa bayinya ke fasilitas kesehatan untuk
diatas Sympisis, kontraksi melakukan pemeriksaan tumbuh kembang serta imunisasi sesuaijadwal
baik, tidak terdapat massa 7. Melakukan dokumentasi
abnormal, kandung kemih
kosong
Genetalia : Luka perineum
sudah kering, Lochea
serosa
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Ny. M berusia 29 tahun. Sesuai peraturan menteri
kesehatan nomor 97 tahun 2014, pelayanan kesehatan masa sebelum hamil ditujukan pada 3 kelompok sasaran
yaitu remaja, catin, dan PUS.

Pada riwayat menstruasi diperoleh bahwa Ny. M memiliki siklus haid 20 hari teratur tiap bulan, lama sekitar
10 hari, tidak ada nyeri haid. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi
selama 2-7 hari (E, 2012). Gangguan siklus menstruasi ada tiga yaitu polimenore dimana siklus menstruasi
lebih pendek dari normal atau kurang dari 21 hari, oligomenore yaitu siklus menstruasi lebih panjang dari
normal atau lebih dari 35 hari, dan amenore yaitu tidak terjadinya siklus menstruasi lebih dari tiga bulan.
Dengan demikian ditemukan adanya gangguan siklus menstruasi pada Ny M yang tergolong pendek
(polimenorea), Polimenorea merupakan salah satu yang menyebabkan gangguan ovulasi dimana fase luteal
memendek ( Prawirohardjo,2018)

Pada data objektif, Ny. M memiliki LILA 32 cm dan IMT 30,4 sehingga termasuk dalam kategori Obesitas. Seseorang dikatakan dalam
status gizi Obesitas jika memiliki berat badan dengan kategori kelebihan berat badan tingkat berat dengan indek masa tubuh (IMT) >
27. (Kemenkes, 2015). Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu ukuran untuk memprediksi presentase lemak di dalam tubuh
manusia yang diperoleh dari perbandingan berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter persegi. Lemak merupakan
salah satu senyawa di dalam tubuh yang mempengaruhi proses pembentukan hormon estrogen, dan salah satu faktor dominan
penyebab gangguan menstruasi adalah hormon estrogen. Memiliki IMT yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan gangguan
mentruasi diantaranya tidak adanya menstruasi atau amenore, menstruasi tidak teratur dan nyeri saat menstruasi. (Harahap, 2013)
 Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data subyektif Ny. A mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan
seperti tertekan, berselang, terasa saat menyusui, skala nyeri (NRS) : 3. Ibu juga mengeluh jahitan sedikit terasa nyeri
dengan skala (NRS) : 5. Ditemukan data objektif berupa luka perineum masih basah, dengan kondisi baik dan bersih.
Luka kurang lebih 4 cm dijahit Jelujur jahitan menggunakan cromic cat gut. Skor REEDA 4, merujuk pada Mahishale et
al., (2013) skor 4 termasuk kondisi sedang.

penulis merumuskan diagnosa Ny. A 25 tahun P2A0 postpartum 21 jam nifas


fisiologis dengan masalah luka perineum nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri
perineum. Penulis menentukan kebutuhan pada ibu yaitu KIE tentang penyebab
keluhan nyeri perut dan cara perawatan luka perineum.

Sebuah penelitian menyebutkan semua ibu post partum mengalami nyeri dengan intensitas nyeri ringan sampai
nyeri tidak terkontrol. Pada saat hamil, rahim seorang ibu akan membesar sesuai ukuran janin yang
dikandung. Begitu bayi lahir maka perlahan-lahan rahim akan menyusut dan mengecil hingga sebesar buah pir
kecil. Proses kembalinya ke bentuk semula dari rahim ini disertai dengan rasa seperti kram pada perut.
(Amalia & Mafticha, 2012
Penulis mengajarkan latihan pernapasan pada ibu untuk mengurangi rasa nyeri, .
Penelitian Suhartiningsih (2019) dan Amita et al., (2018) membuktikan ada pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri. Relaksasi nafas
dalam dapat mengendalikan dan mengembalikan emosi yang akan membuat tubuh
menjadi rileks


.Dengan adanya relaksasi, maka impuls nyeri dari nervus trigemius akan dihambat dan mengakibatkan
tertutupnya “pintu gerbang” di thalamus. Tertutupnya “pintu gerbang” di thalamus mengakibatkan
stimulasi yang menuju korteks serebri terhambat sehingga intensitas nyeri berkurang untuk kedua kalinya
(Potter et al., 2013).

Penatalaksanaan selanjutnya adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi. Ibu nifas membutuhkan
nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat
dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya (Kusparlina, 2020)
Pendidikan kesehatan tentang perawatan perineum dilakukan dengan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan
luka perineum Penelitian menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara perawatan luka perineum dengan proses
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Semakin baik perawatan luka yang diberikan maka penyembuhan luka juga
akan semakin cepat. Perawatan luka perineum pada ibu nifas juga tidak lepas dari peran petugas kesehatan untuk
memberikan cara dan perawatan mengenai perawatan luka perineum yang benar. Ibu nifas yang sudah diberikan edukasi
tentang perawatan luka perineum akan menjalankan sesuai dengan anjuran yang diberikan sehingga penyembuhan luka
akan lebih cepat dan akan terhindar dari infeksi (Azlina, 2019)

Tindakan selanjutnya adalah mengajarkan ibu cara menyusui yang benar Teknik menyusui yang benar akan
mendorong keluarnya ASI secara maksimal sehingga keberhasilan menyusui bisa tercapai (Hutabarat, 2018).
Sedangkan menyusui dengan teknik yang kurang baik menimbulkan masalah seperti puting susu menjadi lecet dan ASI
tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya enggan menyusu. Hal ini menyebabkan
kebutuhan ASI bayi tidak tercukupi (Rinata et al., 2016)
Penulis menganjurkan ibu untuk cukup istirahat, jika bayi tidur sebaiknya ibu juga tidur; tidur malam diusahakan 7–
8 jam; tidur atau istirahat siang 1–2 jam. Jika kurang istirahat, ibu akan lelah dan menyebabkan produksi ASI
berkurang. Penelitian (Ajrina, 2020) membuktikan ada hubungan pola istirahat dengan produksi ASI. Kondisi
psikologis yang memburuk akan berpengaruh terhadap kerja hormon-hormon menyusui sehingga terjadi masalah
pada kelancaran produksi ASI (A. D. C. Dewi, 2019).

Penatalaksanaan selanjutnya adalah memberikan informasi pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas.
Menurut (Wiknjosastro, 2016) penjelasan pada wanita atau ibu nifas mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas
sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas
belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas

Pada akhir asuhan kebidanan penulis melakukan dokumentasi asuhan kebidanan. Dokumentasi dalam asuhan
kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan). Dokumentasi kebidanan juga diartikan sebagai bukti
pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan
dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan obyektif maka dirumuskan diagnosa kebidanan Ny. A umur 25
tahun 21 jam postpartum.
 Tindakan yang diberikan adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang perawatan perineum.
 Asuhan kebidanan nifas yang dilakukan kepada Ny. A sesuai evidance based yang ada dan sudah terintegrasi dengan
kebijakan pemerintah.
B. Saran
 Bidan atau tenaga kesehatan lainnya sebaiknya tidak hanya melakukan pelayanan kuratif dalam pelayanan kebidanan
kepada ibu nifas, tetapi juga melakukan upaya promotif dan preventif seperti memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan perineum kepada ibu post partum untuk mempercepat penyembuhan luka perineum..
 Bagi masyarakat sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan diri, salah satunya
dengan berperilaku bersih dan sehat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai