Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI FITOPLANKTON

PADA SAMPEL AIR LAUT

Disusun oleh:

Annisa Novri Yanti 1914221003

Indah Teresia Br Tarigan 1914221021

Dewi Alfya Rahmadita 1914221035

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman tinggi, dimana biota


yang ditemukan pada ekosistem laut bervariasi, seperti alga, kerang, kepiting, ikan,
dan berbagai biota mikroskopis (Nontji, 2008). Perairan laut terbagi atas beberapa
zona, salah satunya adalah daerah air dangkal seperti pesisir pantai. Secara vertikal
pantai masuk dalam zona neritik dan secara horizontal masuk dalam zona eufotik.
Komponen biotik yang ditemukan pada ekosistem pantai ada dua macam yaitu
autotrofik atau produsen dan heterotrofik atau konsumen. Produsen utama pada
perairan pantai adalah fitoplankton (Odum, 1996).

Plankton merupakan biota terkecil yang ditemukan pada perairan laut maupun
tawar. Plankton dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton adalah plankton yang terasuk dalam kelompok tumbuhan dan
merupakan produsen primer terbanyak di perairan. Selain itu, fitoplankton juga
merupakan penghasil oksigen pada wilayah perairan karena fitoplankton memiliki
klorofil untuk melakukan fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa bahan organik yang
dimanfaatkan oleh zooplankton, larva ikan, maupun organisme perairan lainnya
sebagai sumber makanan. Sehingga fitoplankton juga merupakan salah satu
parameter tingkat kesuburan suatu perairan (Sunarto, 2008; Yuliana dkk., 2012).
Dengan demikian kelimpahan fitoplankton penting bagi potensi makanan ikan di
perairan. Namun, keberadaan beberapa jenis fitoplankton juga dapat menimbulkan
dampak yang merugikan. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi fitoplankton untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian adanya fitoplankton disuatu perairan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini untuk mengamati jenis spesies fitoplankton yang
ditemukan.
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fitoplankton

Fitoplankton merupakan organisme perairan yang menempati posisi sebagai


produsen primer pada rantai makanan dan dasar dari jaring-jaring makanan.
Fitoplankton dapat melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil sehingga
mampu menyerap cahaya matahari. Hasil fotosintesis fitoplankton berupa bahan
organik, bahan organik inilah yang dimanfaatkan oleh zooplankton, larva ikan,
maupun organisme lainnya sebagai sumber makanan alami (Andriani et al., 2017).
Selain itu, fitoplankton juga merupakan organisme yang dapat dijadikan indikator
biologi dalam menentukan kualitas perairan melalui pendekatan indikator spesies
atau keragaman jenis. Hal tersebut karena fitoplankton memiliki siklus hidup
pendek dan memiliki respon yang sangat cepat terhadap perubahan lingkungan
(Ramadhania et al., 2015).

Fitoplankton di perairan laut memiliki kelompok takson yang sangat beragam dan
tiap takson memiliki persyaratan fisiologis yang berbeda terhadap sifat fisika serta
kimia perairan, seperti intensitas cahaya, toleransi yang luas terhadap kondisi
lingkungan Ukuran fitoplankton paling paling kecil disebut picoplankton, yakni
0,2-2,0 µm. selanjutnya yang berukuran 2,0-20 µm disebut ultraplankton, serta
fitoplankton yang memiliki ukuran lebih besar disebut microplankton, berkisar 20-
200 µm (Wetzel, 2001). Fitoplankton dengan kelimpahan yang tinggi umumnya
terdapat di perairan sekitar muara sungai atau di perairan lepas pantai dimana terjadi
air naik (upwelling). Pada lokasi yang mengalami upwelling akan terjadi proses
penyuburan karena masuknya zat-zat hara ke dalam lingkungan tersebut (Sediadi
et al., 1999). Hal ini terjadi karena masuknya zat hara dari daratan yang masuk ke
sungai dan dialirkan ke laut. Kelimpahan fitoplankton yang besar dari jenis tertentu
dapat menyebabkan blooming dan kemungkinan dapat terjadi red tide yang dapat
mengakibatkan kematian pada ikan dan hewan lain.
2.2 Jenis-Jenis Fitoplankton yang Ditemukan

Adapun jenis-jenis fitoplankton yang ditemukan saat pengamatan pada sampel air
laut dan air tawar adalah sebagai berikut:

Habitat Spesies Genus Kelas


Air Laut Rhizosolenia hebetata Rhizosolenia Bacillariophyceae
Rhizosolenia imbricata
Rhizosolenia setigera
Neocalyptrella robusta
Chaetoceros decipiens Chaetoceros
Chaetoceros scintillans
Chaetoceros lauderi
Chaetoceros cf compressus
Chaetoceros diadema
Coscinodiscus concinnus Coscinodiscus
Leptocylindrus danicus Leptocylindrus
Lithodesmium undulatum Lithodesmium
Pseudo-nitzschia Pseudo-nitzschia
delicatissima
Guinardia delicatula Guinardia
Cylindrotheca closterium Cylindrotheca
Odontella rhombus Odontella
Peridinium danica Peridinium Dinophyceae
Phyrophacus horologium Phyrophacus
Protoperidinium pellucidum Protoperidinium
Noctiluca scintillans Noctiluca
Dinophysis acuta Dinophysis
Air tawar Chlorococcum infusionum Chlorococcum Chlorophyceae
Pediastrum sp. Pediastrum

2.3 Taksonomi
2.3.1 Rhizosolenia hebetata

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Rhizosoleniales
Famili : Rhizosoleniaceae
Genus : Rhizosolenia
Spesies : Rhizosolenia hebetate

2.3.2 Rhizosolenia imbricata

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Rhizosoleniales
Famili : Rhizosoleniaceae
Genus : Rhizosolenia
Spesies : Rhizosolenia imbricata

2.3.3 Rhizosolenia setigera

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Rhizosoleniales
Famili : Rhizosoleniaceae
Genus : Rhizosolenia
Spesies : Rhizosolenia setigera

2.3.4 Neocalyptrella robusta atau Rhizosolenia robusta

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Rhizosoleniales
Famili : Rhizosoleniaceae
Genus : Rhizosolenia
Spesies : Rhizosolenia robusta

2.3.5 Chaetoceros decipiens

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chaetocerotales
Famili : Chaetocerotaceae
Genus : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros decipiens

2.3.6 Chaetoceros scintillans

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chaetocerotales
Famili : Chaetocerotaceae
Genus : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros scintillans

2.3.7 Chaetoceros lauderi

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chaetocerotales
Famili : Chaetocerotaceae
Genus : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros lauderi

2.3.8 Chaetoceros cf compressus

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chaetocerotales
Famili : Chaetocerotaceae
Genus : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros cf compressus

2.3.9 Chaetoceros diadema

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chaetocerotales
Famili : Chaetocerotaceae
Genus : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros diadema

2.3.10 Coscinodiscus concinnus

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Coscinodiscales
Famili : Coscinodiscaceae
Genus : Coscinodiscus
Spesies : Coscinodiscus concinnus

2.3.11 Leptocylindrus danicus

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chaetocerotales
Famili : Leptocylindraceae
Genus : Leptocylindrus
Spesies : Leptocylindrus danicus

2.3.12 Lithodesmium undulatum

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Lithodesmiales
Famili : Lithodesmiaceae
Genus : Lithodesmium
Spesies : Lithodesmium undulatum
2.3.13 Pseudo-nitzschia delicatissima

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Bacillariales
Famili : Bacillariaceae
Genus : Pseudo-nitzschia
Spesies : Pseudo-nitzschia delicatissima

2.3.14 Guinardia delicatula

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Rhizosolenialaes
Famili : Rhizosoleniaceae
Genus : Guinardia
Spesies : Guinardia delicatula

2.3.15 Cylindrotheca closterium

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Bacillariales
Famili : Bacillariaceae
Genus : Cylindrotheca
Spesies : Cylindrotheca closterium

2.3.16 Odontella rhombus

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Triceratiales
Famili : Triceratiaceae
Genus : Odontella
Spesies : Odontella rhombus
2.3.17 Peridium danica

Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridiniales
Famili : Peridiniaceae
Genus : Peridinium
Spesies : Peridinium danica

2.3.18 Phyrophacus horologium

Kingdom : Chromista
Divisi : Myzozoa
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Gonyaulacales
Famili : Pyrophacaceae
Genus : Pyrophacus
Spesies : Pyrophacus horologium

2.3.19 Protoperidinium pellucidum

Kingdom : Chromista
Divisi : Myzozoa
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridiniales
Famili : Protoperidiniaceae
Genus : Protoperidinium
Spesies : Protoperidinium pellucidum

2.3.20 Noctiluca scintillans

Kingdom : Chromista
Divisi : Pyrrophycophyta
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Noctilucales
Famili : Noctilucaceae
Genus : Noctiluca
Spesies : Noctiluca scintillans
2.3.21 Dinophysis acuta

Kingdom : Chromista
Filum : Pyrrophycophyta
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Dinophysiales
Famili : Dinophysiaceae
Genus : Dinophysis
Spesies : Dinophysis acuta

2.3.22 Chlorococcum infusionum

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlamydomonadales
Famili : Chlorococcaceae
Genus : Chlorococcum
Spesies : Chlorococcum infusionum

2.3.23 Pediastrum sp.

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Sphaeropleales
Famili : Hydrodictyaceae
Genus : Pediastrum
Spesies : Pediastrum sp.

2.4 Ciri-Ciri Setiap Kelas Fitoplankton yang Ditemukan


2.4.1 Bacillariophyceae

Adapun ciri-ciri umum fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae adalah sebagai


berikut:

- Uni seluler atau berkoloni.


- Dinding sel tersusun oleh zat pektin dan silikat.
- Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid.
- Susunan sel terdapat dinding sel (frustula) yang tersusun dari hipoteka dan
epiteka.
- Bertipe sel eukariotik karena sudah memiliki selaput inti.
- Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk minyak.
- Memiliki pigmen fotosintesis, yaitu klorofil a dan klorofil c, serta santofil,
seperti fukosantin, diatosantin, dan diadinosantin.
- Reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri dan secara gametik dengan
auxospora.

2.4.2 Dinophyceae

Adapun ciri-ciri umum fitoplankton dari kelas Dinophyceae adalah sebagai berikut:

- Bersel tunggal.
- Memiliki nukleus yang besar.
- Memiliki kloroplas yang kecil.
- Memiliki pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xanthophylls, peridinin,
neoperidinin, dinoxanthin, neodinoxanthin, dan diatoxanthin.
- Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung dan minyak.
- Ukuran selnya berkisar 25-1000 µm.
- Dinoflagellata berenang dengan menggunakan dua flagela, protein bergerak,
dan untaian mikrotubulus yang mendorong sel melalui air.
- Kromosomnya selalu terpadatkan.
- Biasanya bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel.

2.4.3 Chlorophyceae

Adapun ciri-ciri umum fitoplankton dari kelas Chlorophyceae adalah sebagai


berikut:
- Sel-sel bersifat eukarion atau memiliki dinding nucleus.
- Ada yang bersel tunggal, berkoloni, dan bersel banyak membentuk benang.
- Berwarna hijau karena memiliki pigmen klorofil dalam jumlah yang banyak.
- Bereproduksi secara aseksual (membelah diri) atau secara seksual dengan
isogami dan heterogami.
- Sebagian besar nonmotil, tetapi beberapa sel reproduktif dapat berflagel.
- Memiliki bahan makanan berupa minyak dan pati.
- Struktur tubuh bervariasi.
- Habitatnya di air tawar, tempat lembab dan sebagian hidup di laut (makroalga).
- Habitat di air tawar memiliki sifat kosmopolit (dapat ditemukan di berbagai
tempat).
- Pada umumnya melekat pada batuan dan sering muncul kepermukaan apabila
air surut. Sebagian biasanya hidup melekat pada tumbuhan dan hewan.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Setiap Genus Fitoplankton yang ditemukan


2.5.1 Rhizosolenia

Keuntungan dari adanya Rhizosolenia yaitu sebagai berikut:


- Sebagai produsen primer dalam rantai makanan di perairan, sebagai pakan
yang sangat disukai oleh larva ikan dan krustasea/dapat menjadi pakan alami
utama.
- Sebagai bioindicator kualitas lingkungan, sebagai penyumbang oksigen di
perairan.
- Sebagai isolasi dinamit, dimanfaatkan sebagai campuran semen, dan sebagai
penyerap nitrogliserin pada bahan peledak.
- Rhizosolenia dalam kelas Bacillariphyceae juga dimanfaatkan dalam terapan
ilmu paleolimnologi. Paleolimnologi merupakan ilmu yang mempelajari
geologi dan perkembangan di perairan tawar. Melalui pendekatan
paleolimnologi, informasi fisik, kimia dan biologi yang tersimpan di dalam inti
sedimen dapat dimanfaatkan, sehingga diharapkan dapat mengatasi
permasalahan kualitas air. Dengan mengetahui kualitas perairan di masa
lampau dapat diprediksi kualitas perairan di masa mendatang.

Sedangkan kerugian dari adanya Rhizosolenia ini di perairan yaitu dapat


menyebabkan blooming.

2.5.2 Chaetoceros

Keuntungan dari adanya Chaetoceros yaitu sebagai berikut:


- Dapat dijadikan sebagai pakan alami pada pembenihan ikan dan udang karena
memiliki kandungan protein yg cukup.
- Memiliki potensi yang sangat besar untuk memproduksi biofuel (bahan bakar
hayati).
- Sebagai kontributor karbon utama ke lingkungan bentik.
- Memiliki komponen aktif yang berpotensi untuk pengembangan bidang
farmasi.
- Dapat menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi dan Staphylococcus
aureus.
- Mampu mengendalikan kualitas air dan meminimalkan kontaminasi dari
siliata.
Sedangkan kerugian dari adanya Chaetoceros ini di perairan yaitu dapat merusak
sistem pernapasan makhluk air ketika kondisi blooming.

2.5.3 Coscinodiscophyceae

Keuntungan dari adanya Coscinodiscophyceae yaitu sebagai bahan makanan dasar


utama dalam siklus makanan di dalam perairan dan sebagai penyedia oksigen
terlarut di perairan. Sedangkan kerugian dari adanya Coscinodiscophyceae ini di
perairan yaitu berpotensi sebagai penyebab blooming algae.

2.5.4 Mediophyceae

Keuntungan dari adanya Mediophyceae yaitu sebagai bahan makanan dasar utama
dalam siklus makanan di dalam perairan, penyedia oksigen terlarut di perairan,
penghasil bahan organic dari hasil fotosintesis. Sedangkan kerugian dari adanya
Mediophyceae ini di perairan yaitu berpotensi sebagai penyebab blooming algae.

2.5.5 Lithodesmium

Keuntungan dari adanya Lithodesmium yaitu sebagai bahan makanan dasar utama
dalam siklus makanan di dalam perairan, penyedia oksigen terlarut di perairan.
Sedangkan kerugian dari adanya Lithodesmium ini di perairan yaitu berpotensi
sebagai penyebab blooming algae.

2.5.6 Pseudo-nitzschia

Keuntungan dari adanya Pseudo-nitzschia yaitu sebagai produsen primer pada


rantai makanan dan penyumbang oksigen di perairan. Sedangkan kerugian dari
adanya Pseudo-nitzschia yaitu Pseudo-nitzschia mampu menghasilkan asam
domoat (domoic acid), sejenis neurotoksin penyebab penyakit Amnesic Shellfish
Poisoning (ASP) yang fatal bagi manusia.

2.5.7 Guinardia

Keuntungan dari adanya Guinardia yaitu sebagai produsen primer pada rantai
makanan dan penyumbang oksigen di perairan.
2.5.8 Cylindrotheca

Keuntungan dari adanya Cylindrotheca yaitu sebagai produsen primer pada rantai
makanan, penyumbang oksigen di perairan, dan berpotensial menghasilkan minyak
sebagai sumber biofuel (bahan bakar hayati).

2.5.9 Odontella

Keuntungan dari adanya Odontella yaitu Sebagai produsen primer pada rantai
makanan, penyumbang oksigen di perairan, dan memiliki kandungan fucoxanthin
yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti menjaga kesehatan hati, melawan kanker,
serta menyembuhkan diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi, sindrom metabolik, dan obesitas.

2.5.10 Peridinium

Keuntungan dari adanya Peridinium yaitu sebagai produsen primer pada rantai
makanan dan penyedia oksigen di perairan. Sedangkan kerugian dari adanya
Peridinium ini di perairan yaitu dapat menyebabkan Red tide yang dapat
menyebabkan kematian massal pada ikan-ikan dan biota laut lainnya, toksik pada
biota, serta reduksi kualitas air, Peridinium memiliki kemampuan mencegah
fitoplankton lainnya untuk tumbuh dengan biomassa yang tinggi, sehingga
mengurangi persaingan nutrisi, serta dapat secara langsung membahayakan udang
karena menimbulkan penyakit yang disebut Blunted Head Syndrom yaitu
terjadinya pengikisan di kepala bagian anterior (rostrum dan antennula).

2.5.11 Phyrophacus

Keuntungan dari adanya Phyrophacus yaitu sebagai bahan makanan dasar utama
dalam siklus makanan di dalam perairan, penyedia oksigen terlarut di perairan.
Sedangkan kerugian dari adanya Phyrophacus ini di perairan yaitu berpotensi
sebagai penyebab blooming algae.

2.5.12 Protoperidinium

Keuntungan dari adanya Protoperidinium yaitu sebagai produsen primer pada rantai
makanan dan penyumbang oksigen di perairan. Sedangkan kerugian dari adanya
Protoperidinium ini di perairan yaitu Protoperidinium merupakan dinoflagelata
yang mendominasi perairan tropis karena memiliki toleransi yang luas terhadap
kondisi nutrient, sehingga berpotensi menyebabkan ledakan populasi
(HAB/Harmful Algal Bloom). Selain itu, Protoperidinium tidak memproduksi
toksin, tetapi dapat mengandung toksin karena mengkonsumsi spesies dinoflagelata
beracun yang lain, yang disebut Azadinium.

2.5.13 Noctiluca

Keuntungan dari adanya Noctiluca yaitu sebagai produsen primer pada rantai
makanan, sebagai indikator kelimpahan nutrien di suatu perairan, penyumbang
oksigen di perairan, serta dapat dijadikan sebagai pakan alami bagi udang.
Sedangkan kerugian dari adanya Noctiluca ini di perairan yaitu Noctiluca dalam
jumlah besar dapat menyebabkan HAB. Noctiluca tidak beracun, namun dapat
mengakumulasi dan menghasilkan amonia dalam jumlah besar ke dalam air.

2.5.14 Dinophsis

Keuntungan dari adanya Dinophsis yaitu sebagai produsen primer pada rantai
makanan dan penyumbang oksigen di perairan. Sedangkan kerugian dari adanya
Dinophsis ini di perairan yaitu Dinophysis dalam jumlah besar dapat menyebabkan
HAB (red tide) di suatu perairan. Selain itu, Dinophsis bersifat toksik karena
menghasilkan dinophysistoxin, dan PTX-2 (pectenotoxin) atau asam okadaic.

2.5.15 Chlorococcum

Chlorococcum menguntungkan bagi manusia, yaitu untuk kecantikan kulit wajah


karena kaya akan protein dan mineral, serta asam lemak esensial dan beragam
vitamin yang baik untuk merawat kecantikan kulit. Sebagai plankton,
Chlorococcum merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai
makanan di perairan tawar.

2.5.16 Pediastrum

Keuntungan dari adanya Pediastrum yaitu sebagai penyedia bahan organik dan
oksigen bagi biota, seperti ikan, udang, dan serangga. Sedangkan kerugian dari
adanya Pediastrum yaitu dapat membuat air berubah warna dan menjadi bau, serta
dapat menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.
III. SIMPULAN

Pembuatan dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa sampel air laut yang diteliti
mengandung banyak jenis spesies fitoplankton, yaitu Rhizosolenia hebetata,
Rhizosolenia imbricata, Rhizosolenia setigera, Neocalyptrella robusta,
Chaetoceros decipiens, Chaecoros lauderi, Chaetoceros cf compressus,
Chaetoceros diadema, Coscinodiscus concinnus, Leptocylindrus danicus,
Lithodesmium undulatum, Pseudo-nitzschia delicatissima, Guinardia delicatula,
Cylindrotheca closterium, Odontella rhombus, Peridium danica, Phyrophacus
horologium, Protoperidinium pellucidum, Noctiluca scintillans, Dinophysis acuta,
Chlorococcum infusionum, dan Pediastrum sp.
DAFTAR PUSTAKA

Nontji Anugrah. 2008. Plankton Laut. Jakata: Lembaga Ilmu Pengetahuan


Indonesia.
Odum, E. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sunarto. 2008. Karakteristik Biologi dan Penaranan Plankton bagi Ekosistem Laut.
Jatinangor: FPIP, Universitas Padjadjaran.

Yuliana, M. Enan, H. Enang, dan T. Niken. 2012. Hubungan Antara Kelimpahan


Fitoplankton dengan Parameter Fisik Kimiawi Perairan Teluk Jakarta.
Jurnal Akuatik. 2 (3) : 169-179.

Wetzel, R. G. 2001. Limnology: Lake and River Ecosystem. London: Academic


Press.

Anda mungkin juga menyukai