- Manajemen triase
Terdapat beberapa jenis triase yang digunakan di beberapa negara, seperti Emergency
Severity Index (ESI), Canadian Triage Acuity Scale (CTAS), Manchester Triage Scale
(MTS) dan Australian Triage Scale (ATS). Sedangkan, Emergency Nursing Association
(ENA) (2011) menetapkan pedoman triase sistem lima tingkat (Tscheschlog & Jauch,
2015). :
Level 1: Resusitasi, tingkat ini mencakup pasien yang membutuhkan perawatan dan
perhatian medis segera, seperti mereka yang henti jantung, trauma besar, gangguan
pernapasan berat, dan kejang.
Level II: Emergent, pasien ini membutuhkan perawatan segera penilaian dan
pengobatan yang cepat. Pasien yang dapat dinilai sebagai tingkat II termasuk mereka
dengan cedera kepala, nyeri dada, stroke, asma, dan cedera kekerasan seksual.
Level III: Mendesak (urgent), pasien-pasien ini membutuhkan perhatian cepat tetapi
dapat menunggu selama 30 menit untuk penilaian dan pengobatan. Pasien tersebut
mungkin melapor ke UGD dengan tanda-tanda infeksi, ringan, gangguan pernapasan,
atau nyeri sedang.
Level IV: Kurang mendesak (less urgent), pasien dalam kategori triase ini dapat
menunggu hingga 1 jam untuk penilaian dan perawatan; mereka mungkin termasuk
mereka yang menderita sakit telinga, sakit punggung kronis, saluran pernapasan atas
gejala, dan sakit kepala ringan.
Level V: Tidak Mendesak (non urgent), pasien ini dapat menunggu hingga 2 jam
(mungkin lebih lama) untuk penilaian dan pengobatan; mereka dengan sakit
tenggorokan, kram menstruasi, dan gejala ringan lainnya adalah biasanya ditugaskan
ke level V.
- Primary Survey
Ringkasan dan intervensi yang dapat dilakukan melalui penilaian FGHI (The
Committee on Trauma, 2018):
F (full set of vital sign/ five interventions) Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital secara
lengkap pada awalnya, termasuk pernapasan,
denyut nadi, tekanan darah, dan suhu.
Selanjutnya, lakukan lima intervensi berikut:
Monitor jantung.
Oksimeter nadi (SpO2), namun waspada
bahwa hasil mungkin tidak akurat jika
pasien kedinginan atau syok.
Kateter urin jika tidak
dikontraindikasikan untuk memantau
asupan dan keluaran yang akurat. Jangan
memasukkan kateter urin jika ada darah
di meatus urinarius.
Gastric tube (oral atau naso) untuk
dekompresi lambung. Cedera seperti
fraktur wajah merupakan kontraindikasi
penggunaan tabung NG, jika dicurigai
fraktur wajah, masukkan tabung secara
oral sebagai gantinya.
Studi laboratorium seperti hitung darah
lengkap atau hematokrit dan kadar
hemoglobin, skrining toksikologi dan
alkohol, jika diindikasikan, tes
kehamilan, jika perlu, dan kadar
elektrolit serum.
Tidak lupa untuk memfasilitasi kehadiran
keluarga (Tscheschlog & Jauch, 2015).
G (give comfort measures) Dengan memberikan tindakan atau sentuhan
untuk membantu mengurangi kecemasan dan
ketakutan, maupun dengan verbal seperti
mengucapkan kata-kata yang membuat pasien
tenang, serta lakukan pengkajian terhadap
nyeri dan kelola nyeri (Tscheschlog & Jauch,
2015).
H (history)
Informasi yang bisa didapatkan dari
keluarga, yang mencakup komponen
AMPLE yang berfungsi untuk
memastikan semua informasi penting
yang terkait dengan pasien dapat
diperoleh diantaranya alergi, obat yang
saat ini digunakan, penyakit masa lalu/
kehamilan, makanan terakhir, peristiwa
yang mengarah pada kecelakaan (The
Committee on Trauma, 2018).
H (head-to-toe assessment)
Referensi
Curtis, K., & Ramsden, C. (2016). Emergency And Trauma Care 2e For Nurses And Paramedics (1st
ed.). Australia: Elsevier.
Emergency Nurses Association. (2010). Sheehy’s Emergency Nursing: Principles and Practice, 6th
Ed. Missouri, USA: Elsevier Mosby.
Howard, P. K., Steinmann, R. A. (2010). Sheehy’s emergency nursing principles and
practice (6th edition). USA: Mosby.
Tscheschlog, B. A., & Jauch, A. (2015). Emergency Nursing made Incredibly Easy, Second Edition.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health.