Ada dua kelas respon imun adaptif: imunitas yang dimediasi antibodi yang melibatkan
produksi antibodi oleh sel plasma yaitu turunan limfosit B dan imunitas yang dimediasi sel,
yang melibatkan produksi limfosit T teraktivasi, yang secara langsung menyerang sel yang
tidak diinginkan. Limfosit secara khusus dapat mengenali dan secara selektif menanggapi
berbagai macam agen asing yang hampir tak terbatas, bahkan sel kanker.
Proses pengenalan dan respon berbeda antara sel B dan sel T.
- Sel B mengenali penyerbu asing yang ada secara bebas seperti bakteri dan toksinnya serta
beberapa virus, yang akan dilawan dengan mensekresi antibodi spesifik untuk penyerbu.
- Sel T berspesialisasi dalam mengenali dan menghancurkan sel-sel tubuh yang rusak,
termasuk sel yang terinfeksi virus dan sel kanker.
Sel darah merah umumnya memiliki usia 120 hari, bila 120 hari sel darah merah akan menuju
spleen/limpa dimana banyak makrofag untuk di metabolisme. Di limpa, hemoglobin akan dipecah
menjadi heme dan globin. Globin akan dirubah menjadi amino acid. Heme berperan penting dalam
pembentukan bilirubin. Heme dengan bantuan enzim heme oksigenasi akan berubah menjadi
biliverdin. Biliverdin dengan bantuan biliverdin reductase akan berubah menjadi unconjugated
bilirubin (indirect). Unconjugated bilirubin tidak larut dalam air dan tidak bisa berpindah sendiri. Ia
akan berikatan dengan albumin dan kemudian melalui pembuluh darah menuju hati. Di hati
bilirubin akan diubah dengan bantuan glucuronic acid menjadi conjugated bilirubin yang kemudian
akan menuju kantung empedu. Dari kantung empedu akan disekresikan ke duodenum.
Diagnosis
Perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler yang diperlukanuntuk pengiriman oksigen
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d nafsu makanmenurun, mual
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antarasuplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan ditandai dengan klienmengeluh tubuh lemah, lebih banyak
memerlukan istirahat.
Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanansekunder (penurunan
hemoglobin leucopenia, atau penurunangranulosit (respons inflamasi tertekan).
Resiko jatuh berhubungan dengan kelemahan atau intoleransi aktifitas
Defisit perawatan diri berhubungan dengan tirah baring
NOC, NIC
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d nafsu makanmenurun, mual
Tujuan kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan criteriahasil : keadaan umum
membaik. Dapat menghabiskan porsi makananyang di berikan. Mengalami peningkatan BB
Tatalaksana Medis
Obat-obatan adalah salah satu pilihan pengobatan utama untuk gangguan kekebalan. Kategori
umum obat-obatan ini termasuk epinefrin, kortikosteroid, antihistamin, histamin (H2) blocker,
dekongestan, stabilisator sel mast, antivirus, antibiotik, imunosupresan, interferon, leuk otriene
antagonis, dan terapi hormon.
Dalam beberapa kasus, splenektomi diperlukan untuk mengontrol gejala suatu gangguan kekebalan.
Biasanya dilakukan ketika jalur lain pengobatan tidak efektif. Efek samping yang signifikan dari ini
operasi adalah berkurangnya kemampuan sistem kekebalan untuk melawan infeksi.
Daftar Pustaka
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C.. (2019). Nursing care plans: Guidlines for
individualing client care across the life span. 8th Edition. Philadelpia : F.A. Davis
Company.
Price, Sylvia. 2010. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2012). Brunner & Saddarth’s
Textbook of Medical-Surgical Nursing. In Wolter Kluwer Health/ Lippincott Williams &
Wilkins.
Williams, L.S. & Hopper, P.D. (2015). Understanding medical surgical nursing. 3rd
ed.Philadelphia: F.A. Davis.