Prinsip tata laksana penyakit ini bersifat individual, yaitu tergantung pada masing-masing
individu. Tujuan terapi ini adalah untuk menormalkan produksi hormon tiroid, mengurangi gejala
dan komplikasi, memberikan terapi individual berdasar tipe dan keparahan penyakit, usia pasien,
jenis kelamin, adanya kondisi non-tiroid, dan respon terhadap terapi sebelumnya.
1. OAT
OAT (obat anti tiroid yang dapat digunakan adalah turunan thiourea yaitu Methimazole/
Carbimazole atau Propylthiouracil (PTU). Kinerja dari obat ini adalah dengan menghambat
sintesis dan sekresi hormone tiroid. Istilah yang lebih tepat untuk Oat ini adalah tirostatika
atau tirostats.
Mekanisme kerja methimazole/ carbimazole dan propylthiouracil hamper sama, yaitu:
- Menghambat penggunaan iodium oleh kelenjar tiroid. Khususnya menghambat
proses organifikasi pengikatan iodium ke residu tirosin dalam tiroglobulin
- Menghambat coupling iodotironin
- Menghambat konversi T4 menjadi T3 (hanya pada PTU)
- Mempunyai efek imunosupresif
a. Cara pemberian OAT dapat dilakukan melalui salah satu cara berikut:
1.) Metode titrasi
- Methimazole/ Carbimazole diberikan dengan dosis awal 20-40 mg/hari sekali
sehari atau
- Propylthiouracil 300-600 mg/hari tiga kali sehari
OAT diberikan sampai keadaan eutiroid tercapai, kemudian dosis diturunkan secara
bertahap dan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan serendah mungkin. Biasanya 2,5
mg methimazole atau 100 mg PTU sehari, tujuannya untuk menjaga pasien agar tetap
dalam kondisi eutiroid.
Makin tinggi dosis iodium radioaktif yang diberikan akan makin cepat terjadi remisi dan
makin tinggi pula risiko hipotiroid. Bila pasien menjadi hipotiroid berikan terapi substitusi
dengan hormone tiroid levotiroksin untuk seumur hidup. Dosis levotiroksin diberikan dengan
sasaran kadar TSHs dalam kisaran normal.
d. Pemberian dosis
1
Dosis Iodium Radioaktif= berat kelenjar (g) x 150-200 uCi/g x hour uptake (%)
24
Berat kelenjar ditentukan berdasarkan hasil sidik tiroid atau ultrasonografi . Rata-rata
diberikan dengan dosis 5-15mCi.
Respons terhadap pengobatan iodium radioaktif biasanya baru tampak 2-4 bulan. Bila
setelah waktu itu eutiroid belum tercapai, pemberian iodium radioaktif dapat diulangi.
3. Pembedahan
Pembedahan yang dilakukan berupa tiroidektomi subtotal dengan menyisakan sedikit
jaringan tiroid atau tiroidektomi total. Setelah tiroidektomi total, risiko kambuh 0% sedangkan
tiroidektomi subtotal risiko kambuhnya 8% persisten atau rekuren dalam 5 tahun.
a. Indikasi
1.) Struma besar
2.) Adenoma toksik atau struma multinodusa toksik
3.) Penyakit hipertiroidisme yang sering kambuh
b. Sebelum pembedahan, pasien harus eutiroid (normalisasi kadar hormone tiroid) terlebih
dahulu. Bila pasien tidak mungkin dijadikan eutiroid sedangkan tiroidektomi perlu segera
dilakukan atau pasien alergi terhadap OAT , pasien harus terlebih dahulu diobati dengan obat
beta blocker, kalium iodide, glukokortikoid, dan cholestyramine sebelum dilakukan tindakan
operasi.