Anda di halaman 1dari 28

1

BAB III

LAPORAN KASUS

Autoanamnesis (+), Heteroanamnesis (+)

Identitas: Tn. J/ 65 tahun/ Dampit, Malang

Keluhan Utama: Sesak

RPS:

 Pasien mengatakan sesak sejak 2 bulan terakhir dan memberat 2 hari yang lalu

 Sesak dirasakan sejak 2 bulan dan hanya timbul setelah melakukan aktivitas berat

 Selama 2 hari terakhir semakin memberat, sesak akan timbul hanya dengan berjalan

2-3 m atau menaiki 3 anak tangga, napas ngongsrong

 Sesak membaik dengan istirahat atau dengan posisi duduk.

 Sesak dirasakan memberat dengan posisi tidur lurus terlentang sehingga biasa tidur

dengan bantal ditinggikan atau duduk. Sejak 3 hari ini pasien tidak bisa tidur di

malam hari karena sesak dan butuh disangga bantal tinggi untuk mengurangi sesak,

sering terbangun saat malam hari karena sesak napas (Paroxysmal Nocturnal

Dyspneu +, Ortopneu +)

 Sesak pada 2 hari terakhir disertai nyeri dada kanan kiri, dirasakan hilang timbul dan

terasa cenat-cenut, lama nyeri < 1 menit, nyeri tidak menjalar, tidak tembus ke

punggung, dan nyeri berkurang dengan istirahat.

 Pasien mengeluhkan bengkak pada kedua kaki sejak 2 minggu yang lalu, bengkak

sedikit berkurang dengan posisi tungkai ditinggikan

 Batuk (+) kering jarang-jarang sejak 2 minggu yang lalu

 Nyeri pada perut terasa begah terutama saat makan dan minum sedikit

 BAK (+), BAB (+)  jumlah sedikit

2
 Minum (+), makan (+)  jumlah sedikit

RPD:

 Hipertensi (+) pasien mengaku terkontrol (tidak kontrol ke dokter tetapi mengaku

rutin minum obat antihipertensi)

 DM (-) disangkal

 Kolesterol (-) disangkal

 Riwayat asma atau penyakit paru (-) disangkal

 Riwayat jantung (-)

 Riwayat ginjal (-)

Riwayat keluarga: -

Faktor Risiko: merokok (-)

RPO:

 Amlodipin 5 mg

Riwayat Alergi: -

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: Lemas

Tanda-tanda Vital

GCS : 456 (Composmentis)

SaO2 : 94% on room air  monitoring 15 menit SaO2 : 99% on NRBM 10 lpm

RR : 52 x/menit  monitoring 15 menit RR : 25 x/menit

HR : 110 x/menit  monitoring 15 menit HR : 108 x/menit

TD : 166/110 mmHg  monitoring 15 menit TD : 168/98 mmHg


T : 36,6 oC  monitoring 15 menit T : 36,2 oC

Kepala/Leher

Anemia (-), Ikterus (-), Sianosis (-), Dyspneu (+), PBI ±3/±3 mm, JVP R+3 cmH 2O

Cor

Inspeksi: iktus kordis invisible

Palpasi: iktus kordis teraba di ICS V anterior axilla line sinistra, Thrill (-)

Perkusi: timpani

Batas Jantung kanan ICS IV parasternal line dextra

Pinggang jantung ICS III midclavicular line sinistra

Batas jantung kiri ICS V anterior axilla line sinistra

Auskultasi: S1, S2 single reguler, Gallop (-), Murmur (-)

Pulmonal

Inspeksi: Bentuk dinding dada normal

Palpasi: Pergerakan dinding dada simetris

Perkusi: Sonor diseluruh lapang paru

Auskultasi:

Vesikular Ronkhi Wheezing

+ + - - - -

+ + - - - -

+ + + + - -
Abdomen

Inspeksi: Flat

Palpasi: Soefl, Nyeri tekan (+) regio epigastrik

Perkusi: Shifting Dullnes (-)

Asukultasi: Bising usus (+) 11 x/menit

Ekstremitas

Akral hangat kering merah + +

CRT < 2 s + +

Edema pitting (+) - -

+ +
Pemeriksaan Tambahan

EKG I

Irama : Sinus rhythm

Heart rate : 1500/14 = 107 x/menit


Axis : LAD (+ di lead I dan – di lead aVF)

Transitional zone: V4-V5  clockwise rotation

Gelombang P :0,06 s

PR Interval :0,16 s

QRS kompleks : Lebar 2 kotak= 0,08 di lead V1-V4

- LAHB (Left Anterior Hemi Block) : rS lead III, aVF; qR lead aVL

- LVH : 37 mm (+)

- RVH : 0,09 (-)

- Q patologis : (-)

- LBBB : (-)

- RBBB : (-)

ST segmen : ST depresi pada lead V6

QT interval : 0,32 s

Gelombang T : T inversi (+) lead I, aVL, V6; T tall (-)

Kesimpulan: Sinus takikardi, dengan HR 100 x/menit; LAD; Clockwise rotation; LVH; dan

ST depresi pada lead V6 (iskemik lateral); T inversi lead I, aVL, V6 (iskemik lateral); LAHB

Laboratorium:

LAB Hasil

HGB 14.9 (124.0-17.5)

RBC 5.89 x 10^6 (4.5-5.9)

WBC 7.98 x 10^3 (4,4-11,3)

Eosinofil 0,6 (2-4) ↓

Neutrofil 65.8 (50-70)


Limfosit 25.1 (25-40)

Monosit 8.3 (2-8) ↑

Trombosit 209.000 (150.000-450.000)

Ureum 70.7 (20-40) ↑

Creatinine 1.00 (<1,3)

GDA

SGPT 153 (<33) ↑

SGOT 154 (<31) ↑

Albumin 3,20 (3,2-5,5)

Troponin I 0.00 (<0.8)

Na+ 140.4 (135-145)

K+ 4.13 (3,5-5,5)

Cl- 111.6 (98-106) ↑

Cholesterol 218 ↑

LDL-c 152,6 ↑

GDP 136 ↑

Asam Urat 12,0 ↑


Analisa Gas Darah

pH 7.534 (7.350-7.450) ↑

PCO2 27.0 (35.0-45.0) ↓

PO2 173.0 (80.0-100.0) ↑

TCO2 23 (23-27) ↓

HCO3 22.8 (22.0-26.0)

BE ecf 0.0 (-2 - +2)

SO2 100 (90-100)

Kesimpulan : Alkalosis Respiratorik Tidak Terkompensasi

Catatan:

- Merah: tinggi

- Biru: rendah

Rapid Tes Antigen COVID negative

Foto Toraks
- Identitas pasien sesuai

- Foto thorax PA

- Terdapat marker R/L

- Costa posterior tampak sampai costa 10, costa anterior tampak sampai costa 7, costa

6 anterior memotong dome diafragma: Inspirasi cukup

- Foto thorax tidak terpotong


- Jantung: ukuran membesar (CTR > 50%), Apex tertanam, batas jantung S menyentuh

dinding dada S

- Aorta: tampak dilatasi aorta (jarak aorta asenden dengan arcus aorta > 4 cm),

elongasi aorta (jarak aorta dengan ujung proksimal kalvikula < 1,5 cm), kalsifikasi

dinding aorta (+)

- Trakea : ditengah

- Hemidiafragma D/S: dome shaped/ tidak tampak

- Sinus costophrenicus D/S: tajam/ tidak tampak

- Paru: tampak infiltrat di perivaskuler, corak vaskuler baik, hilus D berselubung,

tampak dilatasi arteri pulmonalis D

- Skeletal: baik

- Soft tissue: baik

Kesimpulan:

Cardiomegali dengan apex tertanam, dilatasi dan elongasi aorta, aortasclerosis,

dilatasi arteri pulmonalis dextra (pulmonal hipertensi)

Penatalaksanaan:

Dari IGD

O2 NRBM 10 lpm

IVFD NS life line

Inj. Furosemide 40 mg

Inj. OMZ 1x40 mg

Pasang Kateter

Advis dr. Putra, Sp. EM

Po. ASA 160 mg


Po. CPG 150 mg

Nebul combivent 5 mg

ISDN 5 mg SL

Advis dr. Indra, Sp.JP

Drip Furosemid 10 mg/ jam

Inj. Furosemid 3x40 mg SC

Po. Atorvastatin 0-0-40 mg

Po. Spironolacton 25 mg -0-0

Po. Ramipril 0-0- 5 mg

Loading ASA 4 tab (besok lanjut 0-0- 80 mg)

Loading CPG 4 tab (besok lanjut 75 mg -0-0)

Po. ISDN 3x5 mg

Inj. Arixtra 1x2,5 mg SC (jam 21.00)


12

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR)

Cue and Clue Problem List Initial Diagnosa Planning Planning Therapy P. Mo
Diagnosa
Tn. J/ laki-laki/ 65 tahun/ Dampit, - DOE (+) 1.1 ADHF precipiting Ekokardiografi  O2 NRBM 10 lpm  TTV
Malang - PND (+) factor ACS  Posisi semifowler  Keluhan
- Orthopneu (+) 1.2 ADHF precipiting  Drip Furosemid 10 mg/ Pasien
Keluhan Utama: Sesak - Klasifikasi factor Hipertensi  Urine output
jam
RPS: NYHA kelas 1.3 ADHF ec  EKG Serial
III Coronary Artery  Inj. Furosemid 3x40 mg
 Pasien mengatakan sesak sejak SC
- Angina tipikal Disease
2 bulan terakhir dan memberat  Po. Ramipril 0-0- 5 mg
pectoris 1.4 ADHF ec
2 hari yang lalu - Klasifikasi Hypertensive Heart  Po. Spironolacton 25 mg
 Sesak dirasakan sejak 2 bulan CCS kelas III Disease -0-0
dan hanya timbul setelah - Takipneu  Po. ISDN 3x5 mg
melakukan aktivitas berat - Takikardi
 Po. Digoksin 0,25 mg -0-
 Selama 2 hari terakhir semakin - Hipertensi
- Rhonki basah 0
memberat, sesak akan timbul  Po. Amlodipin 10 mg-0-0
halus basal
hanya dengan berjalan sedikit paru  Loading ASA 4 tab
dan menaiki 3 anak tangga, - Edema pitting (besok lanjut 1x1)
napas ngongsrong ekstremitas  Loading CPG 4 tab
 Sesak membaik dengan inferior D/S (besok lanjut 1x1)
istirahat atau dengan posisi  Inj. Arixtra 1x2,5 mg SC
duduk.  Po. Atorvastatin 0-0-40
 Sesak dirasakan memberat mg
dengan posisi tidur lurus
terlentang sehingga biasa tidur
dengan bantal ditinggikan atau
duduk. Sejak 3 hari ini pasien
tidak bisa tidur di malam hari
karena sesak dan butuh

12
disangga bantal tinggi untuk
mengurangi sesak, sering
terbangun saat malam hari
karena sesak napas
(Paroxysmal Nocturnal
Dyspneu +, Ortopneu +)
 Sesak pada 2 hari terakhir
disertai nyeri dada kanan kiri,
dirasakan hilang timbul dan
terasa cenat-cenut, lama nyeri
< 1 menit, nyeri tidak
menjalar, tidak tembus ke
punggung, dan nyeri
berkurang dengan istirahat.
 Pasien mengeluhkan bengkak
pada kedua kaki sejak 2
minggu yang lalu, bengkak
sedikit berkurang dengan
posisi tungkai ditinggikan
 Batuk (+) kering jarang-jarang
sejak 2 minggu yang lalu
 Nyeri pada perut terasa begah
terutama saat makan dan
minum sedikit
 BAK (+), BAB (+)  jumlah
sedikit
 Minum (+), makan (+) 
jumlah sedikit
RPD:
 Hipertensi (+) pasien mengaku
terkontrol
 DM (-) disangkal
 Kolesterol (-) disangkal
 Riwayat asma dan penyakit paru (-)
 Riwayat penyakit jantung (-),
penyakit ginjal (-)
Riwayat keluarga: -
Faktor Risiko: merokok (-)
RPO:
 Amlodipin 5 mg
Riwayat Alergi: -
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Lemas
Tanda-tanda Vital
- GCS: 456 (Composmentis)
- SaO2: 94% on room air
- RR: 52 x/menit
- HR: 110 x/menit
- TD: 166/110 mmHg
- T : 36,6 oC

Kepala/Leher
a/i/c/d -/-/-/+
JVP R+3 cmH2O
Cor
- Inspeksi: iktus kordis invisible
- Palpasi: iktus kordis teraba di ICS V
anterior axilla line sinistra, Thrill (-)
- Auskultasi: S1 S2 single reguler,
Gallop (-), Murmur (-)
- Perkusi:
- Batas Jantung kanan ICS IV
parasternal line dextra
- Pinggang jantung ICS III
midclavicular line sinistra
- Batas jantung kiri ICS V anterior
axilla line sinistra
Pulmonal
Auskultasi:
Vesikuler ronkhi
wheezing
- -
+ + - -
- -
+ + - -
- -
+ + + +

Abdomen
- Inspeksi: flat
- Palpasi: soefl, nyeri tekan (+)
regio epigastric
Ekstremitas
Akral hangat kering merah, CRT < 2
Edema (+)
- -
+ +

EKG : sinus rhythm HR 100 x/menit,


LVH, iskemik lateral, LAHB
Foto X-Ray thorak : Cardiomegali
dengan apex tertanam, dilatasi dan
elongasi aorta, aortasclerosis, dilatasi
arteri pulmonalis dextra (pulmonal
hipertensi)
Tn. J/ laki-laki/ 65 tahun/ Dampit, NSTE-ACS 2.1 UAP EKG serial - Oksigen TTV
Malang - Tirah baring
Cardiac Keluhan Pasien
Keluhan Utama: Sesak enzyme serial - Po. ASA 4x80 mg
loading dose
RPS: Ecocardiograp - Po. CPG 4x75 mg
 Sesak disertai nyeri dada kanan kiri hy
loading dose
hilang timbul terasa cenat-cenut, - Po. ISDN 2x5 mg
lama nyeri < 1 menit, nyeri tidak - Po. Atorvastatin 1x40 mg
menjalar, tidak tembus ke
punggung, dan nyeri berkurang
dengan istirahat.
RPD:
 Hipertensi (+) pasien mengaku
terkontrol
 DM (-) disangkal
 Kolesterol (-) disangkal
Riwayat keluarga: -
Faktor Risiko: -
RPO:
 Amlodipin 5 mg
Riwayat Alergi: -
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Lemas
Tanda-tanda Vital
- GCS: 456 (Composmentis)
- SaO2: 94% on room air
- RR: 52 x/menit
- HR: 110 x/menit
- TD: 166/110 mmHg
- T : 36,6 oC

Kepala/Leher
a/i/c/d -/-/-/+
JVP R+3 cmH2O
Cor
- Inspeksi: iktus kordis invisible
- Palpasi: iktus kordis teraba di ICS V
anterior axilla line sinistra, Thrill (-)
- Auskultasi: S1 S2 single reguler,
Gallop (-), Murmur (-)
- Perkusi:
- Batas Jantung kanan ICS IV
parasternal line dextra
- Pinggang jantung ICS III
midclavicular line sinistra
- Batas jantung kiri ICS V anterior
axilla line sinistra
Pulmonal
Auskultasi:

Vesikuler ronkhi
wheezing
- -
+ + - -
- -
+ + - -
- -
+ + + +
Abdomen
- Inspeksi: flat
- Palpasi: soefl, nyeri tekan (+)
regio epigastric
Ekstremitas
Akral hangat kering merah, CRT < 2
Edema pitting (+)
- -
+ +

EKG : sinus rhythm HR 100 x/menit,


LVH, iskemik lateral, LAHB
Foto X-Ray thorak : Cardiomegali
dengan apex tertanam, dilatasi dan
elongasi aorta, aortasclerosis, dilatasi
arteri pulmonalis dextra (pulmonal
hipertensi)
Lab: Troponin I 0,00 (<0,8)
Tn. J/ laki-laki/ 65 tahun/ Dampit, Hipertensi 3.1 Hipertensi Grade II Cek tekanan - Po.Ramipril 0-0- 5 mg TTV
Malang 3.2 Hypertensive Heart darah serial - Po. Amlodipin 10 mg-0-0
Disease - Po. Spironolacton 25 mg
RPD:
-0-0
 Hipertensi (+) pasien mengaku
terkontrol
 DM (-) disangkal
 Kolesterol (-) disangkal
Riwayat keluarga: -
Faktor Risiko: -
RPO:
 Amlodipin 5 mg
Riwayat Alergi: -
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Lemas
Tanda-tanda Vital
- GCS: 456 (Composmentis)
- SaO2: 94% on room air
- RR: 52 x/menit
- HR: 110 x/menit
- TD: 166/110 mmHg
- T : 36,6 oC

Kepala/Leher
a/i/c/d -/-/-/+
JVP R+3 cmH2O
Cor
- Inspeksi: iktus kordis invisible
- Palpasi: iktus kordis teraba di ICS V
anterior axilla line sinistra, Thrill (-)
- Auskultasi: S1 S2 single reguler,
Gallop (-), Murmur (-)
- Perkusi:
- Batas Jantung kanan ICS IV
parasternal line dextra
- Pinggang jantung ICS III
midclavicular line sinistra
- Batas jantung kiri ICS V anterior
axilla line sinistra
- -
Pulmonal
Auskultasi: - -

Vesikuler ronkhi - -
wheezing
+ + - -
+ + - -
Abdomen
+ + + +
- Inspeksi: flat
- Palpasi:
soefl, nyeri tekan (+) regio
epigastric

Ekstremitas
Akral hangat kering merah, CRT < 2
Edema (+)
- -
+ +

EKG : sinus rhythm HR 100 x/menit,


LVH, iskemik lateral, LAHB
Foto X-Ray thorak : Cardiomegali
dengan apex tertanam, dilatasi dan
elongasi aorta, aortasclerosis, dilatasi
arteri pulmonalis dextra (pulmonal
hipertensi)
Tn. J/ 65 tahun/ Dampit, Malang Dislipidemia Dislipidemia  Po. Atorvastatin 0-0-40
mg
Lab :
Cholesterol 218 (H)
LDL-c 152,6 (H)
Tn. J/ 65 tahun/ Dampit, Malang Increase 5.1 Fatty liver USG TTV
Transaminase Abdomen
Lab : 5.2 Acute viral infection Keluhan pasien
SGPT 153,0 (<41) ↑
SGOT 154.0 (<37) ↑
Tn. J/ 65 tahun/ Dampit, Malang Hiperurisemia Hiperurisemia - Allopurinol 1x300 mg
Lab : Asam Urat 12,0 ↑
Tn. J/ 65 tahun/ Dampit, Malang Hiperclorida Hiperclorida
Lab : Cl- 111,6 (98-108) ↑
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI (CPPT)
Tanggal 12 Januari 2022
S O A P
Pukul 21.00 - GCS 456 - ADHF - Drip Furosemid 10 mg/ jam
- TD 146/66 mmHg - NSTE-ACS - Inj. Furosemid 3x40 mg SC
Sesak napas disertai - HR 78x/menit
nyeri dada, nyeri perut - Po. Atorvastatin 0-0-40 mg
- RR 25 x/menit
seperti clekit-clekit, - Po. Spironolacton 25 mg -0-
- S 36,5 C
perut begah, bengkak - SpO2 98% on NRBM 9 lpm 0
di kaki (+) - GDA 136 - Po. Ramipril 0-0- 5 mg
- Rh (+/+), Whe (-/-) - Loading ASA 4 tab (besok
- Edema superior (-/-), inferior (+/+) lanjut 0-0- 80 mg)
- Akral hangat - Loading CPG 4 tab (besok
- UO 800 cc/ 4 jam lanjut 75 mg -0-0)
- Po. ISDN 3x5 mg
- Inj. Arixtra 1x2,5 mg SC
(jam 21.00)

Tanggal 13 Januari 2022


S O A P
Pukul 05.00 - GCS 456 - ADHF - ASA 0-0- 80 mg
- TD 145/79 mmHg - NSTE-ACS - CPG 75 mg -0-0
Sesak napas dan nyeri - HR 67 x/menit - Allopurinol 1x300 mg
dada berkurang, nyeri - RR 22 x/menit - ISDN 3x5 mg
perut sudah tidak ada, - S 36,2 C - Atorvastatin 0-0- 40 mg
kembung (-), bengkak - SpO2 98% on NRBM 8 lpm - Spironolacton 0- 25 mg -0
di kaki (+) - GDA 136 - Ramipril 0-0- 5 mg
- Rh (+/+), Whe (-/-) - Inj. Arixtra 1,25 mg
- Edema superior (-/-), inferior (+/+)
- Akral hangat
Lab :
- Cholesterol 218 (H)
- LDL-c 152,6 (H)
- Asam Urat 12,0 (H)
Pukul 08.00 - GCS 456 - ADHF - ASA 0-0- 80 mg
- TD 168/92 mmHg - NSTE-ACS - CPG 75 mg -0-0
Sesak napas dan nyeri - HR 102x/menit - Allopurinol 1x300 mg
dada berkurang, nyeri - RR 22 x/menit - ISDN 3x5 mg
perut sudah tidak ada, - S 36,2 C - Atorvastatin 0-0- 40 mg
kembung (-), bengkak - SpO2 98% on NRBM 8 lpm - Spironolacton 0- 25 mg -0
di kaki (+) - GDA 136 - Ramipril 0-0- 5 mg
- Rh (+/+), Whe (-/-) - Inj. Arixtra 1,25 mg
- Edema superior (-/-), inferior (+/+)
- Akral hangat
- UO 1200 cc/ 12 jam
Pukul 12.00 - GCS 456 - ADHF - ASA 0-0- 80 mg
- TD 158/90 mmHg - NSTE-ACS - CPG 75 mg -0-0
Sesak napas dan nyeri - HR 98 x/menit - Allopurinol 1x300 mg
dada berkurang, nyeri - RR 22 x/menit - ISDN 3x5 mg
perut sudah tidak ada, - S 36,5 C - Atorvastatin 0-0- 40 mg
kembung (-), bengkak - SpO2 98% on NRBM 8 lpm - Spironolacton 0- 25 mg -0
di kaki (+) - Rh (+/+), Wh (-/-) - Ramipril 0-0- 5 mg
- Edema superior (-/-), inferior (+/+) - Inj. Arixtra 1,25 mg
- Akral hangat
18.00 - GCS 456 - ADHF - ASA 0-0- 80 mg
- TD 119/77 mmHg - NSTE-ACS - CPG 75 mg -0-0
Sesak napas dan nyeri - HR 96 x/menit - Allopurinol 1x300 mg
dada berkurang, nyeri - RR 23 x/menit - ISDN 3x5 mg
perut sudah tidak ada, - S 36 C - Atorvastatin 0-0- 40 mg
kembung (-), bengkak - Spironolacton 0- 25 mg -0
di kaki (+) - SpO2 96% on NC 3 lpm - Ramipril 0-0- 5 mg
- Rh (+/+), Wh (-/-) - Inj. Arixtra 1,25 mg
- Edema superior (-/-), inferior (+/+)
- Akral hangat
- UO 1500 cc/ 12 jam

Tanggal 14 Januari 2022

S O A P

Pukul 06.00 - GCS 456 - ADHF - ASA 0-0- 80 mg


- TD 125/75 mmHg - NSTE-ACS - CPG 75 mg -0-0
Sesak napas dan nyeri - HR 67x/menit - Allopurinol 1x300 mg
dada berkurang, nyeri - RR 18 x/menit - ISDN 3x5 mg
perut sudah tidak ada, - S 36 C - Atorvastatin 0-0- 40 mg
kembung (-), bengkak di - SpO2 96% on NC 2 lpm - Spironolacton 0- 25 mg -0
kaki (-) - Rh (+/+), Whe (-/-) - Ramipril 0-0- 5 mg
- Edema superior (-/-), inferior (-/-) - Inj. Arixtra 1,25 mg
- Akral hangat

Pukul 12.00 - GCS 456 - ADHF - ASA 0-0- 80 mg


- TD 117/74 mmHg - NSTE-ACS - CPG 75 mg -0-0
Sesak napas dan nyeri - HR 88x/menit - Allopurinol 1x300 mg
dada berkurang, nyeri - RR 20x/menit - ISDN 3x5 mg
perut sudah tidak ada, - SpO2 97% on RA - Atorvastatin 0-0- 40 mg
kembung (-), bengkak di - S 36 °C - Spironolacton 0- 25 mg -0
kaki (-) - Rh (+/+), Whe (-/-) - Ramipril 0-0- 5 mg
- Edema superior (-/-), inferior (-/-) - Inj. Arixtra 1,25 mg
25

BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien didiagnosis dengan Acute Decompensated Hearth Failure (ADHF) dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa EKG dan X-Ray Thorax.
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa, pasien sudah memiliki riwayat hipertensi tidak rutin
kontrol hanya rutin meminum amlodipine 5 mg. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 166/110 mmHg, heart rate 110x/menit, dan respiratory rate 52x/menit. Dari
pemeriksaan toraks didapatkan pergeseran batas jantung kiri yang menunjukkan bahwa
terdapat pembesaran jantung kiri, dari pemeriksaan auskultasi didapatkan ronkhi halus
minimal pada lapang bawah paru dextra sinistra.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan abdomen regio epigastrik disertai
keluhan perut begah. Pada ekstremitas didapatkan edema ekstremitas inferior dengan akral
hangat yang menunjukkan bahwa terdapat kongesti tanpa disertai hipoperfusi. Berdasarkan
klasifikasi NYHA, pasien ini masuk dalam kategori NYHA kelas II, karena pasien terdapat
batasan aktivitas ringan, pasien tidak terdapat keluhan saat kondisi istirahat tetapi aktivitas
fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, berdebar, sesak napas. Pemeriksaan EKG dan Foto
X-Ray thorax dapat membantu menegakkan diagnosis dari Acute Decompensated Hearth
Failure (ADHF). Abnormalitas pada gambaran EKG dapat membantu dalam penegakan
diagnosis Acute Decompensated Hearth Failure (ADHF).
Pada pasien ini, gambaran EKG pada sadapan kiri menunjukkan sinus takikardi
dengan HR 107 x/menit, LAD, Clockwise rotation, LVH, dan terdapat iskemik pada
regio lateral, LAHB. Gambaran abnormalitas foto X-Ray pada pasien Acute
Decompensated Hearth Failure (ADHF) dapat berupa kardiomegali, hipertrofi ventrikel,
kongestif vena paru, edema interstisial, efusi pleura, garis Kerley B, Area paru hiperlusen,
infeksi paru, dan infiltrate paru. Pada pasien ini ditemukan gambaran kardiomegali dengan
apex tertanam yang kemungkinan terjadi karena dilatasi maupun hipertrofi ventrikel kiri.
Pemeriksaan ekokardiografi dapat membantu mengetahui fungsi jantung dan kelainan
anatomis jantung.
Pasien datang dengan kondisi sesak, sehingga diberikan oksigenasi dengan NRBM 10
lpm. Tatalaksana Acute Decompensated Hearth Failure (ADHF) pada pasien ini diberikan
obat diuretik berupa Furosemide 10 mg/jam yang diberikan secara drip. Furosemide

25
diberikan untuk ADHF dengan tanda overload cairan dan kongesti. Pada pasien ini ditandai
dengan adanya edema ekstremitas, dan rhonki. Furosemide bekerja dengan menghambat
reabsorbsi natrium dan clorida di lengkung henle assenden dan tubulus ginjal proksimal dan
distal sehingga menyebabkan pengeluaran cairan melalui urin. Target balance cairan adalah
negatif 500 cc-1000 cc dalam satu hari.
ACE-I diberikan pada semua pasien gagal jantung simtomatik dan fraksi ejeksi
ventrikel kiri ≤ 40 % maupun Fraksi ejeksi ventrikel kiri > 40 % kecuali ada kontraindikasi.
ACE-I memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi perawatan rumah sakit
karena perburukan gagal jantung, dan meningkatkan angka kelangsungan hidup. Mekanisme
kerja obat golongan ACE inhibitor adalah dengan menghambat perubahan angiotensin 1
menjadi angiotensin 2 sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan penurunan sekresi
aldosterone. Namun, pemberian obat golongan ACE inhibitor sering menyebabkan
perburukan fungsi ginjal, hiperkalemia, hipotensi simtomatik, batuk, dan angioedema
(jarang). Oleh sebab itu, ACE-I hanya diberikan pada pasien dengan fungsi ginjal adekuat
dan kadar kalium normal.
Hasil pemeriksaan tekanan darah pasien ini 166/110 mmhg yang menunjukkan
diagnosis pasien adalah Hipertensi Grade II. Amlodipin dapat menjadi pilihan sebagai
pengontrol laju ventrikel dan mengatasi hipertensi pada pasien ini, karena amlodipine tidak
menimbulkan efek inotropic negatif seperti kebanyakan obat golongan CCB.
Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya gambaran ST Depresi pada lead, yang
menunjukkan adanya iskemik lateral. Untuk menunjang diagnosis Acute coronary syndrome
maka dilakukan pemeriksaan cardiac enzim. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan Troponin
I, dimana kadar Troponin I 0,0 masih dalam batas normal. Troponin I mengalami
peningkatan setelah otot jantung mengalami iskemia selama 4-6 jam dan mencapapi puncak
dalam 24 jam, serta kembali normal setelah 4-7 hari. Sehingga pada pasien ini didiagnosis
dengan NSTE-ACS. Troponin jantung adalah biomarker yang lebih spesifik dan sensitive
untuk mendeteksi Cardiacmyocyte injury. Peningkatan Troponin dapat terjadi karena
nekrosis miosit, iskemia berkepanjangan, gagal jantung berat, miokarditis, sepsis, gagal
ginjal, emboli paru. Tatalaksana NSTE-ACS, ASA 4x80 mg loading dose, CPG 4x75 mg
loading dose, ISDN 2x5 mg, dan Atorvastatin 1x40 mg.
Hasil lab menunjukkan bahwa kadar Cholesterol pasien meningkat 218 mg/dL serta
peningkatan kadar LDL-c sebesar 152,6 mg/dL yang menunjukkan adanya dislipidemia pada
pasien ini. Hal ini merupakan salah satu faktor risiko terjadinya PJK pada pasien ini.
Dislipidemia dapat menimbulkan PJK karena pada dislipidemia terjadi peningkatan
konsentrasi kolesterol LDL, trigliserida, kolesterol total, dan penurunan kolesterol HDL yang
bersifat anti-aterogenik, anti oksidan, dan anti inflamasi, dimana keseluruhan proses tersebut
akan mengurangi cadangan anti oksidan alamiah. Kondisi kekurangan anti oksidan ini akan
membuat pembuluh darah lebih rentan mengalami cedera endotel, yang merupakan cikal
bakal terjadinya aterosklerosis pada PJK. Untuk itu dislipidemia pada pasien ini perlu
dilakukan tatalaksana farmakologi pemberian Atorvastatin 40 mg. Atorvastatin memiliki
mekanisme kerja menginhibisi enzim reduktase HMG-CoA dan inhibisi sintesis
kolesterol dalam hati, meningkatkan sejumlah reseptor LDL hepar pada permukaan
sel untuk mempertinggi pengambilan dan katabolisme LDL, mereduksi LDL yang
terbentuk dan juga produksi LDL.

Hasil pemeriksaan lab menunjukkan adanya peningkatan SGOT dan SGPT, namun
dengan kadar yang tidak bermakna, hal ini bisa terjadi pada pasien dengan fatty liver,
maupun pasien dengan gagal jantung kanan. Peningkatan SGOT dan SGPT yang tidak
bermakna tidak perlu untuk diterapi, namun diatasi penyebabnya. Hasil lab menunjukkan
bahwa kadar Cl- pada pasien ini meningkat 111,6 mmol/L tetapi tidak bermakna sehingga
tidak perlu untuk diterapi.
Pemeriksaan kadar asam urat pada pasien ini menunjukkan hasil yang tinggi yaitu 12,0
sehingga pasien mengalami hiperurisemia. Ginjal merupakan organ yang berperan
megendalikan kadar asam urat di dalam darah agar selalu dalam batas normal. Organ ginjal
mengatur pembuangan asam urat melalui urin. Namun bila produksi asam urat menjadi
sangat berlebihan atau pembuangannya berkurang, kadar asam urat di dalam darah menjadi
tinggi sehingga perlu dilakukan tatalaksana farmakologi yaitu pemberian Allopurinol 1x300
mg.

Anda mungkin juga menyukai