Anda di halaman 1dari 39

ACUTE

DECOMPENSATED
HEART FAILURE
dr. Anna Fuji Rahimah, Sp.JP

Sucie Febianty 160070201111017


Darmandaru N. 150070200011107
Avan Guntur S. 150070200011196
BAB 1
PENDAHULUAN
Heart Failure (HF) atau Gagal jantung adalah keadaan di

mana jantung tidak mampu memompa darah untuk

mencukupi kebutuhan jaringan melakukan

metabolisme yang menyebabkan peningkatan tekanan

yang abnormal pada jantung untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme jaringan. (Harrison, 2013).


Gagal jantung menurut masalah dunia, lebih dari 20

juta orang-orang terafeksi dan paling banyak terjadi

pada orang tua usia sekitar 65 tahun serta

terbanyak berjenis kelamin laki-laki (Mann, D.L., dan

Chakinala, M., 2013)


Acute decompensated heart failure atau ADHF dapat

diartikan dengan onset mendadak atau bertahap dari

tanda dan gejala gagal jantung. ADHF biasanya

muncul dengan tanda-tanda atau gejala cairan yang

berlebihan pada sistem vena serta perfusi arteri yang

rendah. (Campbell, P.; Krim, S.R.; dkk, 2016).


Pada SKDI 2012, HF akut memiliki level kompetensi 3B untuk dokter

umum. (SKDI, 2012)

Penulisan responsi dengan tema ADHF ini disusun agar dokter

muda mampu memahami kasus penyakit ADHF, sehingga dapat

mendiagnosis dan menatalaksana awal kasus ADHF dengan efektif.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Acute decompensated heart failure atau ADHF dapat diartikan dengan

onset mendadak atau bertahap dari tanda dan gejala gagal

jantung, yang membutuhkan kunjungan medis yang tak direncanakan,

penanganan emergensi, hingga MRS. Pasien yang datang ke rumah

sakit dengan ADHF pada umumnya memiliki gagal jantung kronis

dengan perburukan, meskipun sebagian yang lain merepresentasikan

diagnosis baru gagal jantung


FAKTOR PRESIPITASI ADHF
 Valvular disease

 Aritmia (Atrial Fibrilasi)

 Noncompliance (medikasi, dan lain-lain)

 Iskemia atau infeksi

 Substance abuse

 Hipertensi

(Cuculich et al, 2014)


(King et al, 2012)
SIGNS AND SYMPTOMS

(ESC, 2016)
FRAMINGHAM CRITERIA

King et al, 2012


KLASIFIKASI ADHF
Klasifikasi AHA Klasifikasi NYHA
KLASIFIKASI ADHF
Kongesti (-) Kongesti (+)

Hipoperfusi (-) Profil A Profil B

Warm & dry Warm & dry


Hipoperfusi (+) Profil L (Low) Profil C
(Complex)
Cold & dry
Cold & Wet

Menurut Stevenson (Joseph et al, 2009)


(ESC, 2016)
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. DS
Tanggal lahir : 05-05-1955
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Pria
Alamat : DSN Jatirenggo, Turen.
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Agama : Islam
No. Register : 11320657
Tempat Perawatan : RSSA
Tanggal MRS : 10-12-2016
ANAMNESA
Keluhan utama : Sesak Nafas

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan utama sesak nafas, tidak membaik meskipun

diistirahatkan. Sesak nafas memberat sejak 5 hari yang lalu. Sebelumnya,

pasien telah mengalami sesak nafas yang muncul ketika aktivitas ringan dan

sedang, sekitar 2 minggu yang lalu. Pasien juga sudah mengalami sesak

nafas saat aktivitas berat sejak 2 bulan yang lalu. Sesak biasa terjadi jika

pasien tidur di tempat datar, sehingga pasien membutuhkan sekitar 2 bantal

ketika tidur. Pasien mengaku lebih nyaman tidur berbaring ke kiri daripada ke

kanan.
Pasien merasa berdebar-debar. Pasien sering mengalami bangun di

malam hari karena sesak dan batuk. Pasien sewaktu-waktu

mengalami kram kaki yang bisa disertai nyeri maupun tidak. Pasien

juga mengalami bengkak pada kedua kaki. Pasien juga

mengeluhkan sering merasa perut kembung dan nyeri disekitar ulu

hati. Rasa nyeri dirasakan sekitar 5 bulan, dan memberat jika

aktifitas berat dan terlambat makan. Mual muntah (-) Pasien

mengalami penurunan berat badan diperkirakan 3 kg selama 3

bulan. Pasien tidak mengalami penurunan maupun kehilangan

kesadaran.
Riwayat Penyakit Dahulu

Sejak merasakan sesak nafas, pernah dirawat di rumah sakit panti nirmala tanggal 20

november 2016 karena nyeri dada menjalar. Pasien dirawat selama 5 hari dan rutin

kontrol setelah keluar dari rumah sakit. Pasien diberi obat ASA 80mg 1x sehari, CPE 1x

75mg sehari, Furosemide 2x40mg sehari, atorvastatin 40mg sehari, Spironolacton

25mg sehari, dan UDCA 2x1mg sehari.. Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi,

alergi, Diabetes Mellitus (DM), kolesterol, dan penyakit kronis lainnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada Keluarga pasien yang menderita hipertensi, Diabetes Mellitus, kolesterol, dan

keluhan serupa dengan pasien.


Riwayat Sosial

Pasien adalah seorang pekerja kantoran. Pasien mempunyai kebiasaan merokok

dimulai usia 16 tahun dan berhenti ketika sesak nafas timbul. Pasien biasa

merokok + 1 pack perhari


PHYSICAL EXAMINATION
BP = 100/60 mmHg PR = 86 bpm RR = 20 tpm Tax : 36,8°C
General appearance : Moderately ill GCS 456 looked underweight

Head Pupil isokor 3mm/3mm Meningeal sign (-)


Pale conjunctiva -/-
Icterus Sclera -/-
Neck JVP R + 4 cm H2O 30 degree, lymphnode enlargement -
Chest Heart: Ictus invisible and palpable at ICS V MCL Sinistra
LHM ≈ ictus, heart waist ( + ) , RHM: SL D
Cardiac Span: normal S1S2 single regular, murmur (+) III/VI apex
gallop (-)
Lung: Symetric, SF D=S vv Rh - - Wh - -
vv -- --
vv +- --

Abdomen Flat, soefl,bowel sound (+) normal, liver span 8 cm.traube space
tympani, shifting dullness (-) , abdominal tenderness(-)

Extremities Warm acral (+)


Edema - | -
+|+
LABORATORY FINDING (14/12/2016)
Lab Value (Normal) Lab Value (Normal)
Leucocyte 6,83.103 4.700 – 11.300 /µL Natrium 133 136-145 mmol/L
Haemoglobine 12,20 11.4 – 15.1 g/dl Kalium 4,41 3,5-5,0 mmol/L
Haematocrite 35,00 38 - 42% Chlorida 107 98-106 mmol/L
Thrombocyte 143.103 142.000 – 424.000 /µL Ur 22,6 16.6-48,5 mg/dL
MCV 86,6 80-93 fl Cr 1,04 < 1.2 mg/dL
MCH 30,20 27-31 pg

Eo/Bas/Neu/limf/Mo 6,9/0,7/44,5 0-4/0-1/51-67/25-33/2-5


n /39,8/8,1
Blood Gas Analysis
(14/12/2016)
TEMP O2 L/M
pH 7,44 7.35-7.45
PCO2 28,9 35 – 45 mmHg
PO2 131,7 80 – 100 mmHg
HCO3 19,7 21 – 28 m mol/L
O2 sat Art 99,5 > 95 %
BE - (-3) - (+3) m mol/L
Hasil EKG (13-12-2016)
Hasil EKG (14-12-2016)
Hasil CXR (21-11-16)
CUE AND CLUE PL IDx PDx PTx PMo
Pria/61 th 1. ADHF 1.1 Monitoring:
- Echo - O2 10-12 lpm
Ax: Precipitated
Pasien datang dengan keluhan factor poor vs, subyektif
full NRBM
utama sesak nafas, tidak membaik compliance -KIE tentang
meskipun diistirahatkan. Sesak
study - Bedrest
nafas memberat sejak 5 hari yang penyakit,
lalu. Sebelumnya, pasien telah
- ECG semiflowler position prognosa,
mengalami sesak nafas yang muncul
ketika aktivitas ringan dan sedang , komplikasi
Serial/2 - Furosemide 40 mg
sekitar 2 minggu yang lalu. Pasien
juga sudah mengalami sesak nafas
4jam IV
saat aktivitas berat sejak 2 bulan
yang lalu. Pasien mempunyai
- Captopril 3x 6,25
kebiasaan merokok dimulai usia 16
tahun dan berhenti ketika sesak
mg
nafas timbul. Pasien biasa merokok
+ 1 pack perhari. Pasien hanya
- Spironolactone
meminum obat saat nyeri dada dan
sesak muncul
1x25 mg
PF :
- ISDN 3X5mg
BP : 100/60, HR : 86, RR : 20 tpm,
Tax : 36,8 C, JVP R+4cm H2O 30
degree
Rh : - -
--
+-
Ekstremitas :
Edema : - -
Pria/61 th 2. Heart 2.1 CAD Monitoring:
- Echo - O2 10-12 lpm
Ax: Failure stage
Pasien datang dengan keluhan C FC IV dt CAD 2.2 DCM vs, subyektif
full NRBM
utama sesak nafas, tidak membaik -KIE tentang
meskipun diistirahatkan. Sesak nafas
study - Bedrest
memberat sejak 5 hari yang lalu. penyakit,
Sebelumnya, pasien telah mengalami
- ECG semiflowler position prognosa,
sesak nafas yang muncul ketika
aktivitas ringan dan sedang , sekitar komplikasi
Serial/ - Furosemide 40
2 minggu yang lalu. Pasien juga
sudah mengalami sesak nafas saat
24jam mg IV
aktivitas berat sejak 2 bulan yang
lalu. Pasien mempunyai kebiasaan
merokok dimulai usia 16 tahun dan
berhenti ketika sesak nafas timbul.
Pasien biasa merokok + 1 pack
perhari

PF :
BP : 100/60, HR : 86, RR : 20 tpm,
Tax : 36,8 C, JVP R+4cm H2O 30
degree
Rh : - -
--
+-
Ekstremitas :
Edema : - -
++
Pemeriksaan penunjang
Chest x-ray : cardiomegaly
EKG : complete RBBB, LAD
CUE AND CLUE PL IDx PDx PTx PMo
Pria/61 th 3. Dyspepsia 3.1 Peptic Ulcer Endoscophy - Lansoprazol 1x 30 Monitoring :
Syndrome
Pasien juga 3.2 Gastritis erosive mg IV VS, subyektif
mengeluhkan sering - Metoclopramid KIE : tentang
merasa perut
kembung dan nyeri 3x10 mg IV penyakit,
disekitar ulu hati.
- Soft diet prognosa,
Rasa nyeri dirasakan
sekitar 5 bulan, dan - Treat underlying komplikasi
memberat jika
disease
aktifitas berat dan
terlambat makan.
Mual muntah (-)
Pasien mengalami
penurunan berat
badan diperkirakan 3
kg selama 3 bulan.
Pasien tidak
mengalami penurunan
maupun kehilangan
kesadaran.
CUE AND CLUE PL IDx PDx PTx PMo
Pria/61 tahun 4. Hyponatremia 4.1 Low intake USG abdomen Infus NS 1500cc Monitoring:
dalam 24 jam. 20 tpm
Pemeriksaan Lab 4.2 Dehidrasi vs,
Natrium : 133 mol/L
subyektif,

SE post

koreksi
TEORI PEMBAHASAN
Pasien yang datang ke rumah sakit dengan ADHF padaSesak nafas memberat sejak 5 hari yang lalu. Sebelumnya,
umumnya memiliki gagal jantung kronis dengan perburukanpasien telah mengalami sesak nafas yang muncul ketika
(Joseph et al, 2009). aktivitas ringan dan sedang , sekitar 2 minggu yang lalu.
Pasien juga sudah mengalami sesak nafas saat aktivitas
- Gejala tipikal HF menurut ESC 2016: berat sejak 2 bulan yang lalu.
Sesak napas, ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal, Sesak nafas memberat sejak 5 hari yang lalu. Sebelumnya,
penurunan toleransi latihan, kelelahan, dan pembengkakan pasien telah mengalami sesak nafas yang muncul ketika
ankle. aktivitas ringan dan sedang , sekitar 2 minggu yang lalu.
Pasien juga sudah mengalami sesak nafas saat aktivitas
- Kriteria Framingham: berat sejak 2 bulan yang lalu.
Diagnosis gagal jantung ditegakkan jika memenuhi 2 dari Pasien sering mengalami bangun di malam hari karena sesak
kriteria mayor, atau 1 dari kriteria mayor ditambah 2 kriteria dan batuk.
minor. Pasien datang dengan keluhan utama sesak nafas, tidak
- Kriteria mayor dari Framingham meliputi: Edema paru akut, membaik meskipun diistirahatkan. Sesak nafas memberat
kardiomegali, refleks hepatojugular, distensi vena leher, sejak 5 hari yang lalu. Sebelumnya, pasien telah mengalami
dispneu nokturnal paroksismal atau ortopnea, rales, suara sesak nafas yang muncul ketika aktivitas ringan dan sedang ,
jantung ketiga (S3). sekitar 2 minggu yang lalu. Pasien juga sudah mengalami
- Kriteria minor meliputi: edema ankle, dispnea saat sesak nafas saat aktivitas berat sejak 2 bulan yang lalu.
aktivitas, hepatomegali, batuk malam, efusi pleura, dan Sesak biasa terjadi jika pasien tidur di tempat datar, sehingga
takikardia >120 bpm (King et al, 2012). pasien membutuhkan sekitar 2 bantal ketika tidur.
Pasien mengaku lebih nyaman tidur berbaring ke kiri daripada
- Faktor yang menjadi presipitasi terjadinya ADHF pada gagal ke kanan.
jantung kronis, yaitu: Pasien merasa berdebar-debar. Paisien sering mengalami
 Valvular disease bangun di malam hari karena sesak dan batuk.
 Aritmia (Atrial Fibrilasi) Pasien sewaktu-waktu mengalami kram kaki yang bisa
 Noncompliance (medikasi, dan lain-lain) disertai nyeri maupun tidak. Pasien juga mengalami bengkak
 Iskemia atau infeksi pada kedua kaki.
 Substance abuse
 Hipertensi
(Cuculich et al, 2014).
TEORI PEMBAHASAN
- Tanda spesifik HF menurut ESC 2016: Pemeriksaan fisik:
Peningkatan JVP, refluks hepatojugular, suara jantung
ketiga, dan impuls apikal dengan pergeseran lateralGCS: 456, moderately ill, looked underweight
(cardiomegaly) VS:
BP= 100/60 mmHg
- Kriteria Framingham: HR= 106 bpm
Diagnosis gagal jantung ditegakkan jika memenuhi 2 RR = 20 tpm
dari kriteria mayor, atau 1 dari kriteria mayor Neck:
ditambah 2 kriteria minor. JVP: R+4 cm H20
- Kriteria mayor dari Framingham meliputi: Edema Tho:
paru akut, kardiomegali, refleks hepatojugular, Cor : murmur (+) III/VI apex
distensi vena leher, dispneu nokturnal paroksismal Pulmo : Rhonki at basal segment +/-
atau ortopneu, rales, suara jantung ketiga (S3). Extremitas:
- Kriteria minor meliputi: edema ankle, dispneu saat Edema tungkai kaki, akral hangat
aktivitas, hepatomegali, batuk malam, efusi pleura,
dan takikardia >120 bpm (King et al, 2012). Perfusi: baik
Congesti (+)  ortopnea, edema bilateral, JVP
- Faktor yang menjadi presipitasi terjadinya ADHF meningkat
pada gagal jantung kronis, yaitu: Tipe ADHF pada pasien: warm & wet (profil B)
 Valvular disease
 Aritmia (Atrial Fibrilasi)
 Noncompliance (medikasi, dan lain-lain)
 Iskemia atau infeksi
 Substance abuse
 Hipertensi
(Cuculich et al, 2014).
TEORI PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan penunjang, perlu dilakukanPemeriksaan penunjang:
pemeriksaan laboratorium, elektrokardiografi, dan
foto toraks. Setelah pasien didiagnosis denganCXR: Cardiomegaly
suspek gagal jantung/heart failure, perluECG: Sinus rhytm dengan Left Axis Deviation dan
dilakukan pemeriksaan ekokardiografi untukRight Bundle Branch Block
menentukan LVEF atau ejeksi fraksi ventrikel kiri
(King et al, 2012). Planning dx: Echocardiography

Jika pasien sesak, maka diberikan oksigenasi (McTatalaksana:


Murray, et al., 2012). - 02 10-12 lpm NRBM
- Bedrest semiflowler position
Untuk pasien ADHF dengan tipe warm & wet
dengan cardiac type fluid accumulation
Congestion predominated maka diberikan Diuretik
dan Vasodilator (ESC, 2016).

Faktor presipitasi pada ADHF perlu diatasi.


TEORI PEMBAHASAN
Cardiomiopathy menurut Goodwin Pada pasien Ini ditemukan mur-mur pada
Cardiomiopathy Dilatasi apex.
-Fraksi Ejeksi (normal > 55%): Pasien juga mengalami keletihan dengan
<30%
aktivitas berat.
-Dimensi Diastolik Ventrikel Kiri (normal
<55mm) : Pdx : Echocardiography
≥60 mm
-Ketebalan dinding ventrikel kiri :
menurun
-Ukuran atrial :
meningkat
-Regurgitasi valvular :
Pada dekompensasi terjadi mitral regurgitasi,
tahap lanjut terjadi regurgitasi trikuspid
-Gejala awal yang umum:
Intoleransi terhadap kegiatan fisik berat
-Gejala Kongestif :
Kongesti kiri sebelum kanan, kecuali pada usia
muda lebih sering kongesti kanan
-Risiko terhadap aritmia :
Takiaritmia ventrikel, blok konduksi pada
penyakit chagas, giant cell myocarditis, dan
familial, atrium fibrilasi
TEORI PEMBAHASAN
Kriteria diagnosis Dyspesia Syndrom Pasien juga mengeluhkan sering merasa
menurut Roma III : perut kembung dan nyeri disekitar ulu hati.
Harus termasuk satu atau lebih gejala Rasa nyeri dirasakan sekitar 5 bulan, dan
dibawah ini: memberat jika aktifitas berat dan terlambat
a.Rasa tidak nyaman setelah makan makan. Mual muntah dirasakan terkadang.
b.Cepat merasa kenyang
c.Nyeri epigastrium Pdx: Endoscopy untuk membedakan ulkus
d.Rasa terbakar didaerah epigastrium peptikum, gastritis erosive dan dyspepsia
Dan Tidak ada bukti penyakit struktural syndrome
(berdasarkan endoskopi) yang
menyebabkan gejala - gejala
tesebut diatas.
*Kriteria terpenuhi selama 3 bulan
dengan onset gejala sekurang-kurangnya 6
bulansetelah terdiagnosis
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Pasien yang datang ke rumah sakit dengan ADHF pada umumnya memiliki
gagal jantung kronis dengan perburukan.
2. Diagnosis ADHF ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis perlu digali gejala yang berkaitan
dengan gagal jantung pada pasien, dan pada pemeriksaan fisik perlu dicari
tanda-tanda gagal jantung pada pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan
penunjang, yaitu pemeriksaan laboratorium, EKG, foto thoraks, dan bila perlu
dilakukan ekokardiografi. Kemudian, gejala dan tanda pada pasien dicocokkan
dengan kriteria diagnosis gagal jantung, baik menurut ESC 2016 maupun
berdasarkan kriteria Framingham.
3. Tatalaksana gagal jantung disesuaikan dengan kondisi pasien saat itu. Pada
pasien ADHF perlu dicari tahu tipenya. Pada pasien ini didapatkan tipe warm &
wet, maka terapi yang perlu diberikan adalah diuretik dan vasodilator. Selain
itu, faktor pencetus ADHF juga perlu ditangani.

Anda mungkin juga menyukai