Anda di halaman 1dari 5

ELECTROCHEMICAL BIOSENSOR

1. Dasar-Dasar Biosensor
Biosensor merupakan perangkat analitik, yang digunakan untuk mendeteksi analit dengan menggabungkan komponen biologis dengan detektor
fisikokimia atau biosensor dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat/instrumen analitik yang menggunakan biomolekul seperti mikroba, jaringan, sel,
protein, enzim, antibodi, dan DNA untuk melakukan deteksi.

2. Sistem Biosensor
Analit  Bioselective material (Enzim/antibody/DNA/organel/mikroorganisme/sel) sinyal bio-recognition (elektrik/perubahan
pH/panas/cahaya/perubahan massa  Transducer (elektroda/thermistor/pH electrode)  Signalitation  Data processing  Result

3. Mekanisme Biosensor
4. Analit (Substrat)
Merupakan zat/molekul yang akan dideteksi.
Contoh: protein, toksin, peptide, vitamin, gula, ion logam

5. Sinyal Biorekognisi
Merupakan perubahan fisikokimia yang ditimbulkan karena adaya reaksi analit dengan biokatalis, contohnya arus listrik, pH, getaran, panas, berat.

Jenis-Jenis Biosensor
a. Piezo Electric Biosensor
menggunakan emas untuk mendeteksi gelombang elektron dipancarkan ketika zat tersebut terkena sinar laser atau kristal, seperti kuarsa, yang bergetar di
bawah pengaruh medan listrik.

b. Electrochemical Biosensor
Pergerakan elektron dalam reaksi redoks terdeteksi ketika potensial diterapkan antara dua elektroda dan menghasilkan arus. Perubahan distribusi
muatan (berupa arus) dideteksi dan dikonversi menjadi sinyal.
Jenisnya: potentiometric, amperometric, conductimetric, EIS Based

c. Optical Biosensor
Sinyal didapatkan dari perubahan penyerapan cahaya atau pancaran cahaya dari biomaterial/biokatalis
Jenisnya: colorimetric, photometric
6. Aplikasi Biosensor
1. Alat tes kehamilan
2. Sensor gula darah
3. Sensor kadar oksigen (darah atau lingkungan)
4. Sensor COD
5. Sensor tumor/kanker
6. Sensor COVID
7. Sensor boraks

7. Syarat Biosensor yang Baik


Stabil pada kondisi penyimpanan, reaksinya tidak bergantung pada parameter fisik (pH/pengadukan/suhu) yang dapat diatur. Respon yang
dihasilkan harus akurat dan dapat direproduksi, harus terbebas dari ganguan kelistrikan. Probe harus kecil dan kompatibel menyesuaikan dengan sampel.
Tidak memberikan efek toksik atau antigenic, tidak rentan terhadap pengotor. Alat murah, kecil, dan mampu dioperasikan oleh semua orang/
pengoperasiannya mudah.

8. Karakteristik Dasar
1. LINEARITAS
Linearitas sensor harus tinggi untuk mendeteksi konsentrasi substrat yang tinggi.
2. SENSITIFITAS
Nilai respon elektroda per konsentrasi substrat. Biosensor harus sensitive terhadap substrat dengan konsentrasi (sangat) rendah
3. SELEKTIVITAS
Interferensi Kimia harus diminimalkan untuk mendapatkan hasil yang benar.
4. WAKTU TANGGAPAN
Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan 95% tanggapan.
9. ELEKTROANALISA BIOSENSOR
Cara kerja
Substat mengenai enzim menghasilkan produk mengalir melalui elektroda, lalau menghasilkan arus dan
kemudian dapat di tentukan konsentrasi substratnya.

Peralatan yg digunakan
Alat utama: potentiostat (harganya mahal 40 jt- ratusan juta), yang terdeteksi voltase
- reference electrode: sebagai referensi elektroda (0)
- working electrode: utama, ada insulator, dilapisi enzim/antigen/antibody
- counter elektroda: sbg pasangan dr working electrode
POTENTIOMETRIC ANALYSYS
Terjadi perubahan nilai potensial voltase karena adanya perbedaan konsentrasi analit.
Perubahan mV ditiap kons analis, dibuat kurva

CHRONOAMPEROMETRIC
Saat kita menguji kons tertentu, yg berubah adalah amperenya (Arusnya), paling sering digunakan pengembangan sensor

CONDUCTIMETRIC
Jarang digunakan pada pengenbangan elektrokimia.

EIS Based analysis


Electro impedance
Konsepnya berkebalikan dengan conductimetric, respons berdasarkan resistivitas(hambatan)
Warna merah

Anda mungkin juga menyukai