A. TRANSDUSER
1. Klasifikasi
Pada buku Biomedical Instrumentation Technology and Applications Transduser
dapat diklasifikasikan dengan berbagai sudut pandang seperti:
(i) Dilihat dari proses yang digunakan untuk mengubah energi sinyal menjadi
sinyal listrik.
(ii) Berdasarkan prinsip fisika atau kimia yang digunakan. Misalnya: perangkat
resistansi variabel, Hall effect device dan transduser serat optik.
iii) Dengan aplikasi untuk mengukur variabel fisiologis tertentu. Misalnya: flow
transducers, pressure transducers, temperature transducer.
B. SENSOR
Sensor adalah perangkat atau komponen yang menghasilkan isyarat keluaran
untuk tujuan men-sensor fenomena fisik. Kadang disebut juga tranduser. Sensor
digunakan untuk berbagai hal, diantaranya:
• Inspeksi pekerjaan
• Evaluasi kondisi proses yang sedang berlangsung.
• Monitoring proses.
• Mengubah fenomena fisik menjadi isyarat yang dapat di analisa untuk
pengambilan keputusan.
PAGE 1
C. PERBEDAAN
II. BIOSENSOR
Sejarah biosensor dimulai pada tahun 1962 dengan perkembangan elektroda enzim
oleh ilmuwan Leland C. Clark. Sejak itu, komunitas riset dari berbagai bidang
tersebut seiring dengan semakin berkembangnya VLSI, Fisika, Kimia, dan Ilmu
Material perangkat biosensing yang canggih, andal, dan matang untuk aplikasi di
bidang kedokteran, pertanian, bioteknologi, serta militer dan deteksi bioterorisme.
PAGE 2
A. KLASIFIKASI
Mengacu pada jurnal ilmiah Application of 2D Non-Graphene Materials and 2D Oxide
Nanostructures for Biosensing Technology, berdasarkan metode deteksi dan sistem
transduser, biosensor dapat diklasifikasikan masing-masing menjadi elektrokimia, fisik
atau optic
PAGE 3
Dan menginterpretasikan bio-recognition secara akurat. Biosensor mengintegrasikan
selektivitas biomolekul dan kekuatan pemrosesan modern mikroelektronika dan
optoelektronik
Daftar Pustaka
[1] Khandpur, R. (2003). Biomedical Instrumentation: Technology and Applications
PAGE 4