KABUPATEN SINJAI
ARDIYANTO
10573 02672 11
MAKASSAR
2016
i
ANALISIS SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
KABUPATEN SINJAI
Diajukanuntukmemenuhisalahsatupersyaratangunamemperolehsarjanaekonom
i (SE) padajurusanakuntansiFakultasEkonomi Dan
BisnisUniversitasMuhammadiyah Makassar
ARDIYANTO
10573 02672 11
2016
ii
HALAMAN PERSETEJUAN
NamaMahasiswa : Ardiyanto
Jurusan : Akuntansi
Faklultas : EkonomidanBisnis
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Dr. Hj. Ruliaty,MM
Dekan KetuaJurusan
FakultasEkonomi Dan Bisnis Program StudiAkuntansi
iii
ABSTRAK
Hasilpenelitianmenemukanbahwa system
pelaksanaanpemungutanPajakBumidanBangunan (PBB) di
KabupatenSinjaididuga telahefektifdanefisien.
iv
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRobbilAlaminpenulispanjatkankehadirat Allah
SwtatassegalalimpahanRahmatdan
petunjuknyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini.Segalausahadanupayaht
elahdilakukanolehpenulisdalamrangkamenyelesaikanskripsiinidengansebaikmung
kin.Namun,
penulismenyadarisepenuhnyabahwaskripsiinitidakluputdariberbagaikekurangan.O
perbaikandanpenyempurnaanskripsiini.
baikdalampelaksanaanpenelitianmaupundalampenulisanskripsiini.
Namun,berkatketekunandanketabahansertaulurantangandariberbagaipihakutamany
tuakutercintaAyahandaArifindanIbundaHasniatassegalapengorbananmulia yang
Dan
penuhkerendahanhatipenulismenyampaikanucapanterimahkasihdanpenghargaanse
tinggi-tingginyakepada:
v
1. BapakDr.Ir. IrwanAkib, selaku rector Unismuh Makassar.
Ak,CAselakuketuaJurusanAkuntansiFakultasEkonomidanBisnisUniversitasMu
hammadiyah Makassar.
4. BapakDrs.H.SultanSarda,M.MselakuPenasehatAkademik.
5. BapakDrs.EK.H.M.IkramIdrus,MSdanBapakAbd.Salam HB SE,M.Si.Ak,CA,
senangtiasameluangkanwaktusertaberusahapayahmemberikanarahandanbimbin
ganmulaidaritahapanpersiapansampaipenyelesaianskripsiini.
6. BapakdanIbudosenJurusanAkuntansiUniversitasMuhammadiyah Makassar
atasbimbinganselamapenulistercatatsebagaiMahasiswaJurusanAkuntansi.
penulisbutuhkandalampenyusunanskripsiini.
9. Semuapihak yang
penulistidakdapatsebutkansemuanyakarenaketerbatasanwaktu,
vi
sifatnyamembangungunapenyempurnaandanperbaikanskripsiinisenantiasadinantik
andenganpenuhketerbukaan.
Akhirnyaharapanpenulissemoga skripsi
Semogarahmatdanhidayah-Nyasenantiasabersama di
Ardiyanto
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………… ii
ABSTRAK…………………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. LatarBelakang…………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...4
C. TujuanPenelitian………………………………………………………. 4
D. ManfaatPenelitian……………………………………………………... 4
A. PengertianPajak……………………………………………………….. 5
C. EfektivitasPemungutanPajakBumidanBangunan………………….. 17
viii
F. PajakBumidanBangunan (PBB) SebagaiPendapatan Daerah ………32
G. Kerangkapikir…………………………………………………………. 36
H. Hipotesis………………………………………………………………. 37
A. TempatdanwaktuPenelitian………………………………………….37
E. DefinisiVariabel………………………………………………………. 38
Kabupaten Sinjai…………………………………………………….....44
D. Struktur Organisasi…………………………………………………...... 48
A. SistemPemungutanPajakKabupaten Sinjai.…………………………. 53
B. MekanismePemungutanPajakBumidanBangunan
KabupatenSinjai……………………………………………………….57
C. OptimalisasiPajakBumidanBangunanterhadapPendapatan
ix
BAB VI PENUTUP……………………………………………….................. 73
A. Kesimpulan………………………………………………………........ 73
B. Saran………………………………………………………………….. 74
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 75
LAMPIRAN…………………………………………………………………... 76
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.Kerangka Pikir……………………………………………………………… 36
xi
DAFTAR TABEL
No Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli
yang ada.Pada saat ini tengah digali berbagai macam potensi untuk
pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sunber penerinaan negara
xiii
dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi
dari pajak langsung contohnya pajak penghasilan dan pajak tidak langsung
contohnya pajak pertambahan nilai, bea materai, bea balik nama. Dilihat
Pajak Penghasilan hanya dapat dikenakan kepada orang pribadi yang telah
itu tidak berlaku bagi Pajak Penambahan Nilai, karena pajak tersebut dapat
dan jasa yang termasuk dalam golongan barang kena pajak dan atau jasa
kena Pajak pada prinsipnya terkena PPN. Oleh karena itu walaupun
dipungut oleh pengusaha kena pajak sebagai pihak yang berhak memungut
PPN yang nantinya PPN yang dipungut tersebut akan disetorkan ke kas
Negara.
xiv
Keputusan Menteri Keuangan No. 552/KMK.03/2002 tentang hasil
pajak sehubungan dengan hak atas bumi dan/atau perolehan manfaat atas
Nomor 11 Tahun 1959 dan terhadap tanah yang tunduk pada hukum barat
xv
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Sinjai?
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, maka manfaat yang
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
xvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
sini, pajak digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat sebagai kas
negara.
adalah kontribusi Wajib Pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-
dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat
Bumi dan Bangunan akan dibagi untuk Pemerintah Pusat dan Daerah dengan
xvii
Jumlah 90% (Sembilan puluh persen) bagian daerah dibagi dengan rici
sebagai berikut:
a) 16,2% (enam belas koma dua persen) untuk daerah provinsi yang
a) 65% (Enam puluh lima persen) dibagikan secara merata kepada seluruh
daerah Kabupaten/Kota.
b) 35% (Tiga puluh lima persen) dibagikan sebagai intensif kepada daerah
sebagai berikut :
a. Pada pajak sifatnya berlaku umum, artinya berlaku bagi setiap orang
xviii
retribusi hanya berlaku bagi orang-orang tertentu yang langsung
ditunjuk.
c. Pada pajak, tagen prestasinya bersifat tidak langsung dalam arti bahwa
meskipun kita membayar pajak belum tentu kita bisa menikmati jasa
xix
pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan,
a. Pemungutanpajakharusadil (SyaratKeadilan)
Adildalamperundang-
undangandanpengenaanpajaksecaraumumdanmerata,
sertadisesuaikandengankemampuanmasing-masing
perekonomian masyarakat.
xx
Tata cara pemungutan pajak di Indonesia dapat dilakukan berdasarkan 3
stelsel yaitu :
sesungguhnya diketahui.
undang-undang.
c. Stelsel Campuran
Indonesia yaitu :
b. Asas Sumber
xxi
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di
c. Asas Kebangsaan
sebagai berikut :
Ciri-cirinya :
fiskus;
fiskus.
terutang.
Ciri-cirinya :
xxii
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak.
3. Penggolongan Pajak
Wajib Pajak:
pihak lain.
xxiii
2) Pajak Objektif, pajak yang mendasarkan pemungutannya pada
Pajak Bumi dan Bangunan yang disingkat PBB yaitu pajak paksa atas harta
& Oetomo, 2010:65. Subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan
(Suparmoko, 2008:195).
xxiv
Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta wilayah
berikut:
a) Letak
b) Peruntukan
c) Pemanfaatan
tetap pada tanah dan atau perairanuntuk tempat tinggal, tempat usaha, dan
b) Jalan tol
c) Kolam renang
d) Pagar mewah
e) Tempat olahraga
g) Taman mewah
sebagai berikut:
b) Rekayasa
xxv
c) Letak
Dalam rangka pendataan objek pajak, maka subyek yang memiliki atau
mempunyai hak atas objek, menguasai atau memperleh manfaat dari objek PBB,
Pajak (SPOP) dan mengirimkan ke Kantor Inspeksi tempat letak objek kena pajak
Terutang (SPPT) yang biasanya paling lambat bulan Juni tahun takwim atau satu
wajib pajak PBB dapat melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
1) Bank Pemerintah
Jika anda membayar pada Bank Pemerintah isilah Surat Setoran Pajak
2) Petugas Pemungut
Jika anda membayar lewat Pos dan Giro, belilah formulir Giro dan isi
2 masukkan pada kotak PBB yang tersedia di Kantor Pos dan Giro.
xxvi
4) Dengan cara transfer
Jika letak objek pajak tidak berada atau jauh dari tempat tinggal wajib
untuk dibagikan kepada masyarakat melalui perangkat desa. SPPT PBB dapat
1) Tahap pertama
xxvii
c) Penyampaian SPPT PBB tahap pertama dilakukan secara serentak
2) Tahap Kedua
b) SPPT PBB yang disampaikan pada tahap kedua adalah SPPT PBB
wajib pajak. Jika pembayaran PBB dilaksanakan tetapi sudah melewati batas
waktu yang telah ditentukan maka akan dikenai sanksi perpajakan berupaa denda
pemberitahuan pajak yang terutang melewati batas waktu yang telah ditetapkan
adalah dengan Surat Tagihan Pajak (STP).Jjika dalam waktu 30 hari setelah STP
terbit belum ada pembayaran dari wajib pajak dapat diterbitkan Surat Paksa (SP)
sesuai dengan pasal 13. Selanjutnya, wajib pajak yang tidak membayar PBB
dengan alasan seperti tidak mampu dan lain sebagainya dapat memohon
Pajak Terutang (SPPT) atau Surat Ketetapan Pajak (SKP). Jika dalam 3 bulan
xxviii
wajib pajak dianggap diterima/dikabulkan.Permohonan pengurangan Pajak Bumi
dan Bangunan tidak mengurangi atau menunda waktu pembayaran atau pelunasan
PBB.
Untuk menilai pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, peneliti merujuk pada
untuk meneliti suatu efektivitas adalah memperhatikan secara serempak tiga buah
dicapai.
xxix
komponen sistem tersebut yang terdiri dari komponen dasar yaitu input,
Feedback
adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan
pencapaian hasil sesuai harapan secara efektif dan efisien”. Dari uraian tersebut
senantiasa tujuan diarahkan untuk mencapai hasil secara efektif dan efisien agar
optimal. Dengan kata lain pencapaian tujuan diharapkan mampu berhasilguna dan
xxx
berdayaguna. Untuk itu dalam pembahasan ini, akan dikemukakan pengertian
jika pemungutannya tidak dilaksanakan dengan baik maka upaya tersebut tetap
tidak akan mampu mewujudkan suatu tingkat penerimaan pajak seperti yang
diharapkan. Selanjutnya dinyatakan bahwa sistem adalah rangkain tata kerja yang
dalam rangka pelaksanaan bidang kerja, dengan kata lain pemungutan pajak
adalah kegiatan mengenakan pajak sesuai dengan pola kerja yang ditetapkan.
Dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak terlepas dari peran
petugas pemungutan. Petugas pemungutan pajak dalam hal ini adalah orang-orang
Aspek yang perlu dikaji dalam hal ini menyangkut pemungutan pajak,
xxxi
pemungutan Pajak, berdasarkan sistem dan prosedur yang ditetapkan. Sarana dan
prasarana kerja yang baik dan tersedia tentunya akan memberikan pengaruh yang
berarti bagi pelaksanaan pemungutan dan kegiatan lain yang terkait. Pelaksanaan
Pemunutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak terlepas dari pengawasan.
rencana, pelaksanaan kebijakan dan tujuan serta prosedur yang telah ditetapkan,
diciptakan agar pelaksanaannya menjad efektif dan efisien. LAN (1994 : 145),
dan menjamin bahwa tujuan dan tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana
dengan baik sesuai kebijaksanaan instruksi, rencana dan ketentuan yang telah
berbeda-beda mengenai pajak namun memiliki inti dan tujuan yang sama.
Rocmat Soemitro (2001:1) sebagai berikut : “Pajak adalah iuran rakyat kepada
mendapat jasa timbale yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
xxxii
kepada daerah dengan prosentase yang besar. Dalam APBD, penerimaan Pajak
bagian daerah dari bagi hasil pajak (revenue sharing) salah satu sumber utama
Pemerintah Provinsi, akan tetapi sebagian besar dari penerimaan pajak diberikan
bersangkutan.
(PBB) sebagai berikut : ”Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang
dikenakan atas harta tidak bergerak, maka yang dipentingkan adalah obyeknya
dan oleh karena itu keadaan status orang atau badan yang dijadikan subyek
“Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) terdiri atas pajak terhadap bumi dan bangunan. Bumi adalah
permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya, meliputi tanah dan
xxxiii
teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan
untuk tempat tinggal, tempat usaha dan tempat yang diusahakan” (Mardiasmo,
1997: 91). Dari pengertian tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diatas
maka dapat disimpulkan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah
penerimaan negar yang berasal dari rakyat atas kebendaa objek atau bumi,
tanah dan atau bangunan yang sebagian besar hasilnya diserahkan kepada
Subyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menurut Pasal 4 Ayat (1)
yang dikenakan kewajiban membayar pajak. Dengan demikian maka yang wajib
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bukan saja pemilik tanah dan/atau
banguna tetapi juga penyewa atau siapa saja yang memanfaatkan tanah dan atau
xxxiv
4. Obyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Obyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diatur dalam pasal 2 dan pasal 3
(PBB).
Pasal 2 :
2. Klasifikasi obyek pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh
Menteri Keuangan.
Pasal 3 :
1. Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah
objekpajak yang :
dengan itu;
c) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
taman penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang
timbal balik;
xxxv
2. Obyek pajak yang digunakan oleh Negara untuk penyelenggaraan
peraturan pemerintah.
3. Besarnya nilai jual obyek pajak tidak kena pajak ditetapkan setinggi-tingginya
4. Penyesuaian besarnya nilai jual obyek pajak tidak kena pajak sebagaimana
2.Adil, dalam arti keadilan vertical maupun horizontal dalam pengenaan Pajak
pajak.
xxxvi
6. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Besarnya tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah 0,5% dari Nilai Jual
Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Tarif
(setengah persen) 0.5% merupakan tarif pajak tunggal yang berlaku sama untuk
NJOP nya > Rp 1.000.000.000,- adalah 40% dan apabila NJOP nya < Rp
Official assessment system, yakni dalam hal pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) dan juga diterapkan dalam penentuan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), dimana Kantor Pelayanan Pajak (KPP) akan mengeluarkan surat ketetapan
pajak mengenai besarnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang terhutang setiap
tahun. Jadi wajib pajak tidak perlu menghitung sendiri, Tetapi cukup membayar
xxxvii
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang
(SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP dimana tempat objek pajak tersebut terdaftar.
Undang Nomor 12 Tahun 1994 Pasal 9 dan 10, adalah sebagai berikut :
Pasal 9 :
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh menteri
keuangan.
Pasal 10 :
xxxviii
1. Apabila Surat Pemberitahuan Obyek Pajak tidak disampaikan
pokok pajak.
Undang Nomor 12 tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
xxxix
a) Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).Nilai
NJOPPengganti.
daerahnya.
3) Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tata cara pembayaran Pajak
12 tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), adalah sebagai
berikut :
xl
dilunasi selambatlambatnya 6 bulan sejak tanggal diterimanya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Ayat (3) dan Ayat (4) harus
c) Pajak yang terhutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak
2% sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari
e) Pajak yang terhutang dibayar di bank, kantor pos dan giro dan
ayat (1), (2), (3), (4), (5) diatur oleh Menteri Keuangan.
xli
beberapa sektor yaitu sektor pedesaan, perkotaan, perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
1) Sektor pedesaan, yaitu obyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam
2) Sektor perkotaan, yaitu obyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam
dan jasa.
3) Sektor perkebunan, yaitu obyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang
diusahakan oleh badan usaha milik negara atau daerah maupun swasta.
4) Sektor perhutanan, yaitu obyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di bidang
10. Hak dan Kewajiban Dalam Bidang Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
a. Fiskus
Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan tentang hak dan
kewajiban Fiskus dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat
xlii
a) Meminta data atau keterangan pendukung dalam memberikan
tersebut diatas.
b. Wajib Pajak Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan tentang
hak dan kewajiban Wajib Pajak dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan
xliii
pendukung yang diperlukan untuk mendapatkan infomasi yang
dimaksud,
ditandatangani,
tertulis,
Keberatan,
xliv
h) Berhak mengajukan permohonan pengurangan dan mendapat
Dalam kenyataan, tidak pernah ada daerah otonomi atau satuan otonomi lain,
betapa penting keuangan untuk melaksanakan otonomi secara bebas dan mandiri.
dalam kekuasaan pemerintah pusat. Sumber keuangan daerah berasal dari bagian-
bagian yang diserahkan pusat kepada daerah atau yang dibenarkan digali oleh
mengenai uang termasuk hubungan keuangan antara pusat dengan daerah harus
yaitu :
xlv
2. Hasil retribusi daerah.
3. Bagian Daerah (Bagi Hasil) dari Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
c. Dana pinjaman daerah, yaitu dana yang dapat diperoleh dari pinjaman baik
pembangunan daerah.
d. Lain-lain penerimaan yang sah. Lain-lain pendapatan yang sah antara lain
hibah atau dana darurat dari Pemerintah. Dana Bagi Hasil (DBH)
besar yakni :
xlvi
2) Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dalam Undang-Undang Nomor 33
penerimaan SDA minyak bumi dan gas alam (migas), yang masing-
xlvii
1. Untuk Pemerintah Pusat sebesar 10%, dikembalikan lagi kepada
Kabupaten/Kota
Bangunan (PBB).
G. Kerangkapikir
PajakBumidanBangunanmerupakanpajakpemerintahpusatdandigolongkans
ebagaipajaklangsungsertadipungutsetiaptahun.Makapenelitiakanmelakukananalisi
ssistemataucarapemungutanpajakbumidanbangunandalammengoptimalisasikanpe
PajakBumidanBan OptimalisasiPencapai
gunan an Target
xlviii
H. Hipotesis
xlix
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TempatdanwaktuPenelitian
November-Desember 2015.
pustaka.
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi dari
pembagian tugas-tugasnya.
l
b. Data Kuantitatifyaitu data yang diperoleh berupa angka-angka, berupa
2. Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari kantor
perantara, data ini sudah tidak asli lagi atau bisa disebut data kedua.
Metode penelitian menurut Ali (dalam cholid Narbuko dan Abu Achmadi
2010:2) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat
KabupatenSinjai.
E. Definisi Variabel
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dipungut dan karena adanya
keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau at
li
BumiBangunan perlu dilakukananalisis system
pemungutannyadenganmengoptimalisasikan target
penapatanaslidaerahKabupatenSinjai.
lii
BAB V
Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, Bidang Pajak Bumi dan Banguinan dan bagi
Pajak daerah adalah salah satu sumber pendapatan daerah yang bisa
menjadikan kota Sinjai berkembang seperti saat ini. Sejak Januari tahun 2011
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dialihkan pemungutannya dari pemerintah pusat
ke pemerintah daerah.Hal ini menjadikan kota Sinjai dapat menjadi lebih bisa
(PBB) langsung masuk dalam pendapatan daerah tanpa adanya bagi hasil seperti
pada saat wewenang pemungutan masih dipegang oleh pemerintah pusat, tetapi di
sisi lain Pemerintah Daerah juga mempunyai tugas baru dengan adanya tunggakan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diwariskan oleh Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah.
liii
Berikut ini ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan penagihan pajak yang
pembayaran:
pembayaran.
Surat Teguran (ST), jumlah utang pajak yang masih harus dibayar
4. Setelah lewat waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam sejak
liv
6. Setelah lewat 14 (empat belas) hari sejak tanggal pengumuman
lelang, apabila utang pajak dan biya penagihan yang masih harus
strategi itu adalah pemerintah melakukan verifikasi data tunggakan yang masuk
agar tidak ada kesalahan dalam penagihan atau pemungutan Pajak Bumi dan
„Jemput Bola‟ dalam melakukan pemungutan dan penagihan Pajak Bumi dan
yang datang ke Balai RW atau Kecamatan untuk memungut atau menagih Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), sedangkan mulai dari tahun 2007 pemerintah
lv
melakukan pendekatan pelayanan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
cara-cara agar Wajib Pajak tidak keberatan atau merasa tidak ada manfaatnya
membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kepada Pemerintah Daerah sebagi
gratis dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), Jaminan
seperti taman kota, pembangunan jalan, dll. Dengan beralihnya pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai Pajak Daerah warga Sinjai sebagai Wajib
KPP Pratama yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak dengan
lvi
Penghitungan besarnya pajak terutang menggunakan official
objek pajak.
5) SPPT Pajak Bumi dan Bangunan yang telah dihimpun oleh Kepala
wajib pajak atau kuasanya (door to door) dalam waktu paling lama 15(
DPPKAD di Kecamatan.
lvii
7) Jika dalam jangka waktu enam hari sejak SPPT PBB yang diserahkan
oleh Kepala Desa kepada UPTD Kecamatan tidak juga diambil oleh
lviii
2. Flowchart Prosedur Pemungutan PBB
Mulai
SKP
+ denda 25%
Tidak dikembalikan dari pokok
pajak
Tidak melunasi
STP
+Bunga 2%
ST SP
perbulan Jatuh Tempo Segera setelah
(Surat Teguran) 21 hari (Surat Paksa)
(Maks. 24 bln) 1 Bulan 7 hari
2x24 jam
Permintaan Surat
Jadwal Waktu & Perintah
KLN Tempat Setelah 14 hari Melakukan
Pelelangan Penyitaan
lix
C. Optimalisasi Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Sinjai
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu pajak negara yang dalam
adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan
pencapaian hasil sesuai harapan secara efektif dan efisien”. Dari uraian tersebut
senantiasa tujuan diarahkan untuk mencapai hasil secara efektif dan efisien agar
optimal. Dengan kata lain pencapaian tujuan diharapkan mampu berhasilguna dan
jika pemungutannya tidak dilaksanakan dengan baik maka upaya tersebut tetap
lx
tidak akan mampu mewujudkan suatu tingkat penerimaan pajak seperti yang
diharapkan. Selanjutnya dinyatakan bahwa sistem adalah rangkain tata kerja yang
dalam rangka pelaksanaan bidang kerja, dengan kata lain pemungutan pajak
adalah kegiatan mengenakan pajak sesuai dengan pola kerja yang ditetapkan.
Dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak terlepas dari
peran petugas pemungutan. Petugas pemungutan pajak dalam hal ini adalah
(PBB). Aspek yang perlu dikaji dalam hal ini menyangkut pemungutan pajak,
pemungutan Pajak, berdasarkan sistem dan prosedur yang ditetapkan. Sarana dan
prasarana kerja yang baik dan tersedia tentunya akan memberikan pengaruh yang
berarti bagi pelaksanaan pemungutan dan kegiatan lain yang terkait. Pelaksanaan
Pemunutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak terlepas dari pengawasan.
rencana, pelaksanaan kebijakan dan tujuan serta prosedur yang telah ditetapkan,
lxi
1. Pendapatan Asli Daerah
b. Retribusi Daerah,
daerah dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur kemandirian daerah
Sinjai Periode 2009 sampai 2014 dari tahun ke tahun,dapat dilihat pada
lxii
Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2009-2014
Perkembangan
Tahun Target
Nominal %
dapat setiap tahun perkembangan pajak daerah mengalami peningkatan dari segi
jumlahnya. Dapat dilihat dari data tersebut Pemerintah Daerah Sinjai setiap tahun
tahunnya.
asli daerah, terutama pajak dan retribusi. Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu
lxiii
sebelumnya. Alasan utama dilakukan penyempurnaan ini adalah perlunya secara
terus menerus Perda-Perda tentang pajak daerah dan retribusi daerah disesuaikan
pajak dan retribusi dapat tetap memberikan penerimaan yang baik bagi perolehan
hasil dapat mengikuti laju inflasi dan sesuai dengan perkembangan dan biaya-
menarik jenis-jenis pajak daerah yang baru.Selama ini yang dilakukan hanya
menarik pajak-pajak daerah yang telah secara tegas tercantum dalam peraturan
sulit untuk memperoleh objek yang dapat dikenakan pajak daerah.Selain itu, hal
mereka tidak ingin membebankan warga masyarakat dengan beragam pajak baru
yang dapat mengganggu aktivitas warga masyarakat, terutama pajak daerah yang
Jumlah data target dan realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan
selama enam tahun, yakni tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat
Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Tahun Anggaran 2009-2014 Kabupaten Sinjai Kecematan Sinjai Selatan
lxiv
Tahun Target Realisasi %
pembenahan agar penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat bertambah
setiap tahunnya, cara pembenahan itu diantaranya yaitu dengan memperjelas data
dari objek pajak terutama kejelasan status kepemilikan objek pajak, melakukan
perbaikan data yang semula dari Pemerintah Pusat, dan tetap menggunakan sistem
„Jemput Bola‟ yaitu dimana petugas pajak yang diberi tugas untuk menagih atau
memungut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan mendatangi secara langsung
melalui peraturan daerah.Peraturan ini dikenakan pada semua objek pajak seperti
lxv
orang/badan maupun benda bergerak/tidak bergerak. Adapun pajak daerah yang
a. Pajak Hotel,
b. Pajak Restoran,
c. Pajak Hiburan,
d. Pajak Reklame,
dan batuan)
dari daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), dimana salah satu komponen
utamanya adalah pajak bumi dan bangunan.Oleh karena itu, pemungutan dan
lxvi
bangunan) adalah peraturan daerah (Perda) yang disahkan oleh badan legislatif
Peranan pajak bumi dan bangunan Kabupaten Sinjai sangat besar dilihat
yang luas pada masa depan. Pengelolaan pajak daerah secara insentif, ekstensif,
bidang keuangan, Pemda dapat mengubah tarif sumber-sumber pajak daerah. Hak
untuk menentukan dasar pajak apa yang perlu dikenakan pajak dan apa yang dapat
dikecualikan merupakan sesuatu yang sangat penting. Pajak harus dibayar oleh
lxvii
legislatif), tanpa pertimbangan apakah secara pribadi mereka mendapat manfaat
atau tidak.
sendiri.
pajak bumi dan bangunan merupakan pendapatan aset daerah yang nanti hasilnya
a. Kepatuhan Formal
lxviii
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi
undang perpajakan.
b. Kepatuhan Material
diambil kesimpulan bahwa hal yang paling mendasar sebab kepatuhan pajak
sistem administrasi, sanksi atau hukum yang belum berjalan dengan baik,
pelayanan aparat pajak dan jangka waktu yang dimiliki wajib pajak dalam
daerah yang menerapkan sistem perpajakan yang sama. Berbagai penelitian telah
dilakukan dan kesimpulannya adalah masalah kepatuhan dapat dilihat dari segi
lxix
publik, kalau pemerintah dapat menunjukkan kepada publik bahwa pengelolaan
pajak dilakukan dengan benar dan sesuai dengan keinginan wajib pajak, maka
wajib pajak cenderung untuk mematuhi aturan perpajakan. Namun sebaliknya bila
akuntabel, maka wajib pajak tidak mau membayar pajak dengan benar.
adil kepada semua orang. Apabila ada wajib pajak tidak membayar pajak,
siapapun dia (termasuk para pejabat publik ataupun keluarganya) akan dikenakan
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Dari segi struktur organisasi, tenaga kerja,
dan etika, ditekankan pada masalah internal di lingkungan kantor pajak. Apabila
dengan profesional, maka wajib pajak akan cenderung mematuhi berbagai aturan.
baru yang menempatkan aparat pemerintah sebagai abdi negara dan masyarakat
dengan tujuan agar dapat meningkatkan kepuasan dan kepatuhan wajib pajak.
lxx
D. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pemungutan Pajak Bumi
dan Bangunan di Kabupaten Sinjai.
faktor, diantaranya:
Hal ini karena pendidikan yang dominan rendah, sehingga pola pikir
jika wajib pajak belum membayar, petugas tidak mengulangi lagi. Wajib
pajak yang ingin melakukan pembayaran di bank atau kantor pos tetapi
tidak mengerti, selain itu lokasi juga jauh maka wajib pajak sering tidak
membayar.
pajak beranggapan membayar bayar pajak atau tidak sepertinya tidak ada
lxxi
pengaruh, karena kurangnya bukti nyata manfaat dari pajak tersebut.
terjadi contohnya dalam hal wajib pajak sudah meninggal tetapi ahli waris
6. Kadang kala wajib pajak sulit dijangkau karena tidak lagi berdomisili di
desa bersangkutan.
yang menerbitkan SPPT. Pada saat objek pajak dijual, pembeli melapor
tetapi data pemilik lama tidak dirubah mengakibatkan satu objek pajak
lxxii
BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
bahwa ;
bersangkutan.
lxxiii
B.Saran
lebihmeningktakanlagiPendapatanAsli Daerah
gunamensejahterakanmasyarakat.
Bangunan (PBB).
lxxiv
DAFTAR PUSTAKA
lxxv