PENDAHULUAN
Bekerja dapat dilakukan secara mandiri atau bekerja pada orang lain. Bekerja
kepada orang lain dapat dilakukan dengan bekerja pada negara yang
selanjutnya disebut dengan pegawai atau bekerja pada orang lain (swasta)
merupakan kegiatan yang sangat ditakuti oleh pekerja/buruh yang masih aktif
bekerja. Hal ini karena kondisi kehidupan politik yang goyah, kemudian
banyaknya industri yang gulung tikar dan tentu saja berdampak pada
Kondisi inilah yang menyebabkan orang yang bekerja pada waktu ini selalu
1
2
Dampak krisis moneter 1998 masih dapat dirasakan sampai saat ini.
Banyak perusahaan yang melakukan lock out karena tidak mampu beroperasi
dikarenakan nilai tukar rupiah yang jatuh merosot terhadap dollar. Lock out
merupakan suatu tindakan yang senantiasa berkaitan dengan mogok. Jadi
sebetulnya tidak ada hubungannya dengan pesangon. Kalau ada tindakan-
tindakan dalam sebuah perselisihan, maka senjatanya buruh adalah mogok dan
senjata perusahaan adalah melakukan PHK. Sehingga selama proses lock out
terjadi, perusahaan tetap harus membayar kewajiban-kewajibannya atas
buruh.2
tugasnya, dengan adanya modal dan teknologi yang canggih mustahil akan
suatu sistem kerja, karyawan tidak bisa lepas dari berbagai kesulitan dan
masalah. Salah satu permasalahan yang sedang marak saat ini adalah karena
1
Zaeni Asyhadie, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal.177
2
Asfinnawati. makalah “Pemutusan Hubungan Kerja Ditinjau dari Hukum
Perburuhan”, diakses 21 Agustus 2017
3
melakukan restrukturisasi.
berkaitan dengan hilangnya status seseorang. Dalam skala yang lebih luas,
3
Ibid, hal.2
4
Sunindhia Y.W. dan Ninik Widyanti ”Masalah PHK dan Pemogokan Kerja” PT
Bina Aksara, Jakarta, 1988, hal. 1.
4
1945. Pasal 27 menyebutkan “Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
Kerja dengan alasan Pasal 164 ayat (3), Undang-undang Nomor 13 Tahun
(dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majuer)
uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2),
uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(3) dan uan pengganti hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) ”.
Pada saat ini PHK karena alasan efisiensi masih menjadi polemik
karena terdapat dua penafsiran berbeda yang disebabkan karena ketentuan
Pasal 164 ayat (3) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, dalam praktik
peradilan ketentuan Pasal yang mengatur mengenai efisiensi, masih
melakukan efisiensi maka perusahaan dalam kondisi tutup. Namun ada yang
menafsirkan bahwa perusahaan tidak perlu tutup untuk melakukan efisiensi
apabila tindakan perubahan tersebut justru dapat menyelamatkan perusahaan
dan sebagian pekerja yang lainnya.6
yang berlaku, maka tidak ada permasalahan. Tetapi apabila dilihat dari
lagi. Maka disini terlihat bahwa pesangon bukan merupakan hal utama,
5
Ferianto & Darmanto ”Himpunan Putusan Mahkamah Agung dalam Perkara PHI
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Disertai Ulasan Hukum” PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010, hal 263.
6
Ibid, hal.263
6
melainkan keamanan dalam bekerja, yang dalam artian bahwa ketika buruh
masih jauh dari harapan. Malahan, buruh atau pekerja yang sudah memiliki
diatur dalam ketentuan yang berlaku. Dengan kondisi inilah yang membuat
B. Identifikasi Masalah
dengan tujuan yang ditetapkan. Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini
adalah:
C. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
E. Kerangka Teori
permasalahan kedua belah pihak (buruh maupun majikan) karena pihak- pihak
dengan pemutusan yang telah nterjadi karena adanya perselisihan, keadaan ini
akan membawa dampak terhadap kedua belah pihak, lebih-lebih bagi buruh
yang dipandang dari sudut ekonomis mempunyai kedudukan yang lemah jika
hubungan kerja itu khususnya bagi buruh dan keluarganya. Karena itulah
pemutusan hubungan kerja ini harus dihindari terjadinya bahkan jika
mungkin ditiadakan sama sekali.8
8
Ridwan Halim, Hukum Perburuhan Dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hal. 45
9
Mitar Pelawi,makalah ”Pemutusan Hubungan Kerja”, kuliah umum di FH USU 22
Februari 2008, diakses tanggal 23 Juli 2017.
11
sebagai suatu corak atau sistem pergaulan atau sikap dan perilaku yang
terbentuk di antara para pelaku proses produksi barang dan jasa, yaitu pekerja,
terlebih dahulu secara lengkap dan objektif tentang duduk perkara yang
F. Metode Penulisan
1. Metode Penulisan
2 Tahun 2004.
masalah yang akan dibahas dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk
skripsi.
secara ringkas mengenai uraian dari bab ke bab yang berkaitan satu dengan
BAB I PENDAHULUAN.
Pengadilan.
INDUSTRIAL.
K/Pdt. Sus-PHI/2014 .
BAB V PENUTUP
penulis.