Anda di halaman 1dari 12

SEMINAR NASIONAL III

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

PERANCANGAN RUANG PENGUJIAN KEBOCORAN PESAWAT


SINAR X RIGAKU 250 KV DI STTN BATAN YOGYAKARTA

TOTO TRIKASJONO, DJOKO MARJANTO, AGUNG NUGROHO


Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) - BATAN
Jl. Babarsari Kotak Pos 1008
Sleman 55010, DI Yogyakarta Telp (0274) 489716

Abstrak

PERANCANGAN RUANG PENGUJIAN KEBOCORAN PESAWAT SINAR X 250 KV DI STTN BATAN


YOGYAKARTA. Salah satu sumber radiasi adalah pesawat sinar X, yang pemanfaatannya harus
memperhatikan aspek keselamatan. Desain ruangan merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum
dioperasikannya pesawat sinar X. STTN BATAN mempunyai pesawat sinar X 250 KV model No RF-250 EG-
S3 dengan spesifikasi 250 kV-5 mA, yang perlu dilakukan pengujian kebocoran pesawat sinar X, minimal 1
kali dalam setahun. Tujuan dari perancangan ini adalah merancang tata ruang pengujian pesawat sinar X
yang sesuai dengan kondisi dan lokasi di STTN dengan menghitung dan menentukan tebal dinding sekunder
instalasi pesawat sinar X 250 KV, serta merancang batasan keselamatan. Berdasarkan rancangan ini
didapatkan data ruang pengujian kebocoran pesawat sinar X 250 Kva dengan penahan beton didapatkan
dinding menghadap ruang operator sebesar 23,12 cm, laju dosis 0.02127 mR/jam, dinding menghadap
tempat parkir sebesar 25,66 cm, laju dosis 0.01134 mR/jam, dinding menghadap ruang limbah sebesar 23,12
cm, laju dosis 0.02127 mR/jam dan dinding menghadap rumah penduduk 30,74 cm, laju dosis 0.00323
MR/jam. Hasil rancangan ini telah memenuhi persyaratan keselamatan, karena untuk masyarakat umum
yang diperbolehkan di bawah 0.25 mR/jm dan juga memperhatikan aspek ergonomis, yang terletak di
sebelah barat ruang radiografi STTN BATAN, dengan ukuran 5 meter x 4 meter dan tinggi 4 meter.

Kata Kunci : perancangan ruang, pengujian kebocoran, pesawat sinar X

Abstract

ROOM DESIGN 250 KV X RAY GENERATOR LEAKAGE TEST IN POLYTECHNIC OF NUCLEAR


TECHNOLOGY YOGYAKARTA. Such a kind of radiation source is x ray generator which the using of x
ray should care about radiation protection aspect. The x ray generator by factory has been completed with
radiation shielding with also function as tube house. But the possibility of radiation leakage need to be
consider. Room design is first step which should be done before the operation of x ray generator. Polytechnic
Of Nuclear Technology has 250 kV x ray generator type No RF-250 EG-S3 with the specification of 250 kV-
5mA, need to be applying leakage test of x ray generator at least once a year. In fact it shows that x ray
generator leakage test apparatus with stepper motor which is owned by Polytechnic Of Nuclear Technology
couldn’t be operated optimally yet. Therefore needed a room of 250 kV x ray generator leakage test. Result
of room device test leakage of plane of X-ray 250 kV with concrete materials got to face operator room equal
to 23,12 cm, 0.02127 mR/hour, facing place park equal to 25,66 cm, dose 0.01134 mR/hour, facing waste
room equal to 23,12 cm, 0.02127 mR/hour and face resident house equal to 30,74 cm, 0.00323 mR/hour.
Pursuant to this device is got room data examination of leakage of plane of X-ray 250 KV fulfilling
conditions of safety of radiation because for society public under 0.25 mR/hour by paying attention aspect of
ergonomis, which located in westside radiography room of STTN BATAN, of the size 5 m x 4 m and high 4m.

Keywords : room design, leakage test, x-ray generator.

Toto Trikasjono dkk 269 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

menerima paparan radiasi yang lebih kecil dari


PENDAHULUAN nilai batas dosis (NBD) yang berlaku.
Penggunaan sumber radiasi dalam STTN BATAN mempunyai pesawat
berbagai jenis dan kegiatan, seperti bidang sinar X 250 KV model No RF-250 EG-S3
industri, bidang kedokteran, penelitian dan dengan spesifikasi 250kV-5mA, yang
pelatihan telah meningkat dengan pesat. digunakan dalam industri atau radiografi yang
Pengabaian prosedur keselamatan pengendalian secara perundangan dilakukan pengujian
sumber radiasi dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pesawat sinar X, minimal 1 kali
pemaparan radiasi yang tidak direncanakan dalam setahun. STTN BATAN sudah
dapat berakibat sangat fatal. mempunyai alat uji kebocoran pesawat sinar X
Salah satu sumber radiasi adalah pesawat dengan penggerak motor stepper yang belum
sinar X. Pesawat sinar X banyak digunakan di dapat dioperasikan karena ruang pengujian
bidang kesehatan untuk keperluan diagnostik yang belum tersedia. Selama ini, pengujian
dan terapi; dan di bidang industri, antara lain kebocoran pesawat sinar X dilakukan di sebuah
untuk radiografi. Sinar X memiliki potensi ruang radiografi yang tidak dirancang untuk
bahaya radiasi, maka pemanfaatannya harus pengujian kebocoran pesawat sinar X. Untuk
memperhatikan aspek proteksi radiasi. Selain itu, STTN BATAN perluk suatu ruang uji
itu, pesawat sinar X juga harus dalam kondisi kebocoran pesawat sinar X dengan tegangan
yang baik dan dirawat sesuai dengan program kerja 250 KV yang memenuhi persyaratan
jaminan kualitas. keselamatan radiasi dengan memperhatikan
Pesawat sinar X oleh pabrik sudah aspek ergonomis.
dilengkapi dengan penahan radiasi yang
DASAR TEORI
sekaligus berfungsi sebagai rumah tabung.
Meskipun demikian, kemungkinan kebocoran Sinar X dihasilkan oleh suatu generator
radiasi tetap perlu diperhitungkan. Dalam sinar X yang disebut tabung sinar X. Tabung
keadaan penutup radiasi tunggal terpasang, sinar X adalah suatu alat untuk menghasilkan
kebocoran dapat terjadi melewati celah penutup elektron bebas, mempercepat dan akhirnya
tabung sinar X atau celah yang terjadi oleh menabrakkan pada suatu target. Pada proses
perubahan bentuk penutup (Rigaku perlambatan elektron berkecepatan tinggi oleh
Corporation, 2002). medan inti atom target akan menghasilkan sinar
Dari hal tersebut di atas, desain ruangan X kontinyu dan sinar X karakteristik sesuai
instalasi yang memenuhi standar keselamatan dengan target yang digunakan. Pada produksi
merupakan langkah awal yang harus dipenuhi, sinar X diperlukan tiga syarat dasar yaitu
sebelum dioperasikannya suatu pesawat sinar sumber elektron, catu daya tegangan tinggi dan
X. Tujuan desain ruangan instalasi adalah untuk target. Pada Gambar 1. diperlihatkan model
menjamin bahwa pekerja atau masyarakat sebuah tabung sinar X dan bagian-bagiannya.
umum yang berada di sekitar instalasi (Bushong, 1997)

Gambar 1. Skema Tabung Sinar-X

Pada peristiwa tumbukan elektron a. Sinar X yang dihasilkan akibat perlambatan


dengan target, terjadi dua interaksi yang berkas elektron cepat dalam medan magnet
menghasilkan dua tipe sinar X yaitu : atom anoda yang disebut sinar X kontinu

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 270 Toto Trikasjono dkk


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

atau sinar X bremstrahlung yang Untuk pesawat sinar X industri, penahan


mempunyai spektrum kontinu. Sinar X radiasi sumber dibuat untuk mengurangi
kontinu pada umumnya digunakan untuk laju dosis bocor pada jarak 1 meter tidak
radiografi industri. melebihi 1000 mR/jam apabila tabung
b. Sinar X yang dihasilkan akibat transisi dioperasikan pada kondisi arus dan
elektron dari orbit tinggi ke orbit rendah tegangan maksimum. Penahan radiasi
dari atom anoda. Transisi elektron ini berupa bangunan dirancang untuk
terjadi adanya kekosongan elektron setelah memberikan perlindungan terhadap berkas
ditumbuk oleh elektron berkecepatan sinar guna, berkas radiasi bocor dan berkas
tinggi. Sinar ini disebut dengan sinar X radiasi hambur (Yoedoatmojo dkk, 1999).
karakteristik. Sinar X jenis ini banyak
digunakan pada pengujian analisa bahan. KESELAMATAN DAN PEMELIHARAAN
PESAWAT SINAR X
INSTALASI PESAWAT SINAR X
Secara umum mengacu pada Peraturan
Penahan radiasi pesawat sinar X Pemerintah Nomer 63 tahun 2000 tentang
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu penahan penerapan proteksi radiasi di Instalasi yang
radiasi terhadap sumber (rumah tabung) dan mengoperasikan alat/ sumber radiasi, maka
penahan radiasi yang berupa bangunan (dinding pemegang izin mengoperasikan alat/suber
ruang pesawat sinar X). Penahan radiasi radiasi tersebut harus membuat catatan/
terhadap sumber dirancang dan dibuat oleh dokumen sebagai berikut :
pabrik pembuat tabung yang biasanya terbuat 1. Hasil pemeriksaan kesehatan pekerja
dari bahan paduan baja dan timbal. Bahan ini radiasi, sebelum bekerja (pre-employment),
berfungsi sebagai rumah atau wadah tabung selama masa bekerja (during employment)
sinar X dan harus memenuhi standar uji dan sesudah bekerja (post-employment)
kebocoran yang ditentukan oleh BAPETEN. sebagai pekerja radiasi.
Penahan radiasi yang berupa bangunan dinding 2. Dosis radiasi personil tiap pekerja radiasi
ruang pesawat sinar X ditentukan oleh dari hasil monitoring alat
pengguna dengan memperhatikan ketentuan 3. Pelatihan berjenjang/pembekalan khusus
yang ada. Ketentuan yang harus dipenuhi untuk sebagai pekerja radiasi yang berfungsi
merancang konstruksi rumah tabung pesawat sebagai pengawas proteksi radiasi (PPR).
sinar X untuk medis dan nonmedis (radiografi 4. Laju dosis di daerah kerja, yang dapat
industri) berdasarkan NCRP (National digunakan sebagai petunjuk awal jika telah
Committee on Radiation Protection) sebagai terjadi keadaan tidak normal.
berikut :
a. Tipe Diagnostik Di daerah kerja radiasi harus ada
Penahan radiasi sumber untuk tabung prosedur tertulis untuk kondisi operasi normal
diagnostik dibuat untuk mengurangi laju dan kondisi bila sedang terjadi kecelakaan.
penyinaran pada jarak 1 meter dari fokus Instalasi nuklir yang dapat dikategorikan
tidak melebihi dari 100 mR/jam apabila sebagai Fasilitas Radiasi yang mempunyai
dioperasikan pada arus dan tegangan potensi paparan radiasi, selain seperti hal di
maksimum. atas, maka minimal harus dapat dilakukan hal
b. Tipe Terapi sebagai berikut :
Penahan radiasi sumber untuk tabung terapi 1. Memasang stiker bahaya radiasi pada alat
dibuat untuk mengurangi laju penyinsaran atau di dekat alat, mencantumkan nama dan
pada jarak 1 meter dari fokus tidak aktivitasnya.
melebihi dari 1000 mR/jam dan tidak lebih
2. Memiliki catatan inventaris dan lokasi
dari 30.000 mR/jam pada jarak 5 cm dari
semua sumber radiasi yang tercantum
permukan tabung apabila tabung tersebut
dalam izin pemakaian.
dioperasikan pada arus dan tegangan
3. Mempunyai catatan test hasil pengukuran
maksimum
dan kebocoran pada alat :
c. Non Medis (Radiografi Industri)
a. Tes kebocoran dilakukan pada sumber
dengan aktifitas >50 MBq

Toto Trikasjono dkk 271 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

b. Nilai batas ada tidaknya kebocoran pintu), faktor-faktor yang mempengaruhi harus
adalah 0,2 kBq diketahui terlebih dahulu. Faktor-faktor tersebut
c. Alat harus dioperasikan sesuai prosedur meliputi :
oleh orang yang telah memperoleh a. Kemampuan tabung, yaitu tegangan dan
pelatihan khusus. arus operasi maksimum.
Ketebalan dinding ruangan
Standar pengoperasian instalasi pesawat diperhitungkan agar dapat menahan radiasi
sinar X juga dilihat dari aspek prospektif dengan energi yang paling kuat (yaitu pada
fungsional, yaitu dikaitkan dengan tegangan operasi maksimum) dan intensitas
mempertimbangkan K3 Radiasi untuk yang paling besar (yaitu pada arus operasi
pekerja/operator, masyarakat dan maksimum).
lingkungannya. Untuk mendapatkan tingkat b. Jarak sumber radiasi terhadap titik
keselamatan radiasi yang optimal, maka pengamatan.
penanggung jawab instalasi atau manajemen Radiasi bocor yang keluar dari
peralatan harus : 1) Mendapatkan izin dari tabung pesawat sinar X merupakan salah
badan yang berwenang, yaitu Badan Pengawas satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
Tenaga Nuklir (Bapeten). 2). Memiliki desain penahan karena intensitas paparan
sertifikat hasil pengujian Acceptance Test yang sangat bergantung dari jarak, untuk itu
dihasilkan pabrikan alat untuk menjamin jarak pesawat sinar X dari dinding harus
bahwa alat ukur radiasi masih dalam batas diketahui agar dapat dilakukan perhitungan
spesifikasi yang telah ditetapkan. 3). Memiliki ketebalan dinding penahan.
catatan tentang kondisi peralatan untuk c. Jarak sumber radiasi terhadap bidang
menjamin keselamatan pemakaian. 4).Merawat penghambur.
dan melakukan pengujian/kalibrasi secara Apabila radiasi mengenai suatu
berkala untuk memastikan alat masih sesuai materi, maka besarnya radiasi yang
dengan spesifikasinya. (Isaris, 2006). dihamburkan tergantung dari jarak sumber
Upaya keselamatan radiasi untuk ke bidang penghambur.
membatasi penyinaran yang berhubungan d. Daerah terkontrol atau daerah tidak
dengan pemantauan pada pekerja radiasi di terkontrol
daerah radiasi dapat dilakukan melalui 3 (tiga) Daerah terkonmtrol adalah daerah
cara yaitu pembagian daerah kerja, klasifikasi yang penghuninya hanya personil yang
pekerja radiasi dan pengujian perlengkapan pekerjaannya terkena radiasi, sedangkan
proteksi radiasi serta alat ukur radiasi. Menurut daerah tidak terkontrol adalah daerah yang
SK Kepala Bapeten No.01/Ka Bapeten/V/99 penghuninya bisa siapa saja. Klasifikasi
tentang ketentuan keselamatan dan kesehatan daerah ini menentukan laju paparan radiasi
kerja terhadap radiasi, seorang pengusaha desain mingguan (weekly design exposure
instalasi atom harus melaksanakan pembagian rate, P), dimana
daerah kerja yang dinyatakan dengan 1. 0,1 R/minggu untuk daerah
pemasangan tanda-tanda yang jelas. Pembagian pengawasan (R=100 mR/minggu)
daerah kerja tersebut didasarkan atas 2. 0,01 R/minggu untuk daerah bukan
kemungkinan besarnya dosis radiasi yang boleh pengawasan (R=10 mR/minggu)
diterima oleh pekerja radiasi yang bekerja di e. Faktor guna (use factor, U)
daerah radiasi selama waktu satu tahun. Faktor guna adalah merupakan faktor
(Bushong, 1993). Pembagian daerah kerja yang ditentukan oleh prosentase suatu
berdasarkan ketentuan dibagi menjadi dua dinding terkena berkas radiasi selama
bagian yaitu : pemanfaatan pesawat sinar X.
Besarnya nilai U adalah
KETENTUAN PERHITUNGAN 1. U = 1 apabila dalam perencanaan
KETEBALAN DINDING PENAHAN pemanfaatannya pesawat sinar X
STRUKTURAL. diarahkan terus menerus ke suatu
dinding (tidak berubah arah berkas
Untuk menghitung ketebalan dinding utamanya)
penahan struktural dari ruangan (dinding dan

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 272 Toto Trikasjono dkk


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

2. U = ¼ apabila arahnya direncanakan ketebalan penahan yang diperlukan harus


berubah secara periodik untuk semua ditambah.
dinding atau tidak ada informasi Hasil perhitungan ketebalan penahan
mengenai arah. radiasi biasanya dinyatakan dalam cm beton.
3. Apabila tidak ada informasi, maka Walaupun begitu, bahan lain seperti dinding
faktor guna untuk dinding nilainya ¼ bata berplaster atau lembaran timbal (pb), dapat
dan untuk lantai nilainya 1. digunakan asalkan mempunyai faktor atenuasi
f. Faktor penghunian (occupancy factor, T) yang sama dengan nilai atenuasi beton. Untuk
Faktor penghunian ditentukan oleh mencari tebal setara suatu material dengan
seberapa sering seseorang berada di balik material yang lain maka dapat digunakan
dinding ruang pesawat sinar X. Penentuan persamaan sebagai berikut :
besarnya nilai T berdasarkan informasi atau dengan :
pengamatan langsung dari keberadaan
orang dibalik dinding dan besarnya adalah X a HVLa
= (1)
1. T = 1 jika terdapat seseorang yang X b HVL b
terus menerus berada di balik dinding,
2. T = ¼ jika keberadaan seseorang tidak xa = tebal material a
terus menerus, tetapi relatif sering, xb = tebal material b
3. T = 1/16 jika keberadaan HVLa = tebal paro material a
seseorang hanya sesekali berada di HVLb = tebal paro material b
balik dinding,
4. Apabila diketahui bahwa yang berada Apabila unsur penyusun kedua material
di balik dinding tersebut adalah pekerja tersebut mempunyai nomor atom yang kurang
radiasi, maka nilai T dianggap 1, tidak lebih sama, maka selain menggunakan
tergantung tingkat keberadaannya. Persamaan (1). Juga dapat menggunakan
g. Beban kerja mingguan (weekly workload, Persamaan (2) di bawah ini,
W)
Beban kerja menyatakan tingkat Σ ( ρ . x ) a = ( ρ . x )b (2)
pemakaian pesawat sinar X dalam 1 dengan :
minggu dan biasanya dinyatakan dalam mA ρa = densitas material a
menit/minggu. Nilai W ditentukan ρb = densitas material b
berdasarkan informasi sebagai berikut xa = tebal material a
1. waktu pengoperasian pesawat sinar X xb = tebal material b
dalam 1 minggu (menit/minggu)
2. arus tabung pada saat pesawat sinar X Untuk tujuan perancangan ruang
dioperasikan (mA) pengoperasian pesawat sinar X, dikategorikan
dinding yang terdiri atas 2 jenis :
Dalam perhitungan perancangan 1. dinding primer, yaitu dinding ruang yang
penahan, penahan dibedakan menjadi dua berhadapan langsung dengan berkas sinar
kategori, yaitu penahan primer dan penahan guna (”useful beam”).
sekunder. Penahan primer memberikan 2. dinding sekunder, yang berfungsi sebagai
perlindungan terhadap sinar guna yaitu berkas penahan radiasi bocor yang berasal dari
sinar yang langsung berasal dari ‘focal spot’, rumah tabung pesawat sinar X dan radiasi
sedangkan penahan sekunder memberikasn hambur yang berasal dari bidang
perlindungan terhadap radiasi boccor dan penghambur.
radiasi hambur.
Persamaan yang digunakan dalam Dinding Penahan Radiasi Primer Atau
perhitungan ketebalan penahan dan harga yang Dinding Primer
diperoleh dari perhitungan tersebut Ketebalan dinding primer K dapat
menganggap bahwa hanya terdapat satu sumber ditentukan dengan cara menghitung faktor
radiasi yang beroperasi pada suatu waktu. Jika atenuasi atau Rontgen per mili Ampere-menit
terdapat lebih dari satu sumber radiasi, maka selama satu minggu pada jarak satu meter, dan

Toto Trikasjono dkk 273 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

mencari korelasi harga K tersebut terhadap harga Kux terhadap tebal dinding sesuai dengan
tebal dinding sesuai tegangan pesawat sinar X tegangan yang digunakan.
yang digunakan
Dinding penahan radiasi bocor
P × d pri 2 Tebal dinding radiasi bocor ditentukan
K= (3) dengan menghitung terlebih dahulu faktor
W.U.T
transmisi atau daya serap dinding, Blx
Keterangan menggunakan rumus :
P = Nilai batas dosis yang diizinkan selama
1 minggu berdasarkan ICRP. P × d sec 2 × 600 × I (5)
K=
1. 0,1 R/minggu untuk pekerja radiasi W.T
(controlled areas) dengan :
2. 0,01 R/minggu untuk masyarakat I = Arus tabung pesawat sinar X (mA)
umum (uncontrolled areas) Blx (1/2)n
=
dpri = Jarak fokus ke dinding primer bagian n = x/HVL
luar (meter) x = Tebal dinding penahan radiasi bocor
W = Beban kerja pesawat sinar X (mA- HVL = Half Value Layer (tebal paro bahan)
menit/minggu)
U = Faktor guna
T = Faktor penghunian Tebal dinding radiasi sekunder
ditentukan berdasarkan tebal dinding penahan
Dinding Penahan Radiasi Sekunder Atau radiasi hambur (xh) dan tebal dinding penahan
Dinding Sekunder radiasi bocor (xb) dengan mengikuti aturan
Dinding penahan radiasi hambur sebagai berikut :
Tebal dinding penahan radiasi hambur 1. jika [ xh – xb ] < 1 TVL, maka tebal dinding
ditentukan dengan cara yang sama seperti pada sekunder diambil harga yang terbesar
penentuan tebal dinding primer dengan rumus antara xh dan xb kemudian ditambahkan
K (untuk tegangan kurang dari 500 kV ) faktor keselamatan sebesar 1 HVL.
sebagai berikut : 2. jika [ xh – xb ] > 1 TVL, maka tebal dinding
sekunder cukup diambil dengan harga yang
P × (d sca ) 2 × (dsec ) 2 × 400 terbesar antara xh dan xb
K= (4)
a × W × T× F×f
TATA KERJA DAN PERCOBAAN
dengan :
dsec = Jarak fokus ke dinding sekunder bagian Alat dan Bahan
luar (meter)
1. Tabung pesawat sinar X
dsca = Jarak fokus ke bidang penghambur
2. Panel pengontrol radiasi
(meter)
3. Ruangan pesawat sinar X radiasi
a = Perbandingan intensitas radiasi
4. Kabel – kabel penghubung pesawat sinar X
terhambur terhadap intensitas radiasi
5. Film badge dan dosimeter saku
yang datang pada jarak 1 meter dari
6. Surveimeter
bidang penghambur, harga a tergantung
7. Lampu Tanda bahaya
besarnya tegangan yang digunakan dan
8. Tanda-tanda
besarnya sudut hambur (α )
9. Meteran
F = Luas bidang penghambur (cm2)
10. Data lapangan
Dengan menganggap bahwa energi Spesifikasi Pesawat Sinar X Yang Dimiliki
radiasi terhambur yang dibangkitkan oleh STTN BATAN
pesawat sinar X dengan tegangan < 500 kV A. Merk = Rigaku
sama dengan energi radiasi primer, maka tebal B. Model = Radioflex-250EGS3 cat. No
dinding sekunder (penahan radiasi hambur) 6028S3
dapat ditentukan dengan cara memberi korelasi

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 274 Toto Trikasjono dkk


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

C. Sumber tegangan = 190 ~ 240 V AC, single kerja 250 KV di STTN–BATAN dimaksudkan
phase, 50/60 Hz untuk memperoleh ruang uji kebocoran yang
D. Tegangan = 3,4 kVA with input voltage memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
240 VAC kerja terhadap radiasi.
E. Jangkauan maksimal = 250 kV-5mA Rancangan penahan radiasi bangunan
F. Ukuran fokus = 2mm x 2mm sinar X ditentukan oleh :
1. Tegangan tabung maksimum pesawat sinar
Skema Penelitian X atau energi radiasi (KV).
2. Arus tabung maksimum atau intensitas
radiasi (mA).
3. Beban pesawat (W) dinyatakan dalam mA-
menit/minggu.
4. Faktor manfaat (U) yang merupakan fraksi
beban kerja kearah mana sinar guna
ditujukan.
5. Faktor penghunian ruang (T) di sekitar
ruang penyinaran, merupakan factor untuk
mengkoreksi dengan mengalikan harga W.

Hasil rancangan ruang uji kebocoran


seperti pada Gambar 2. Fokus pesawat sinar X
pada rancangan akan dioperasikan menghadap
lantai, sehingga lantai adalah dinding primer
sedangkan dinding A, B, C, D, dan langit langit
HASIL PERANCANGAN DAN adalah dinding sekunder.
PEMBAHASAN
Pada perancangan dan perhitungan ruang
uji kebocoran pesawat sinar X dengan tegangan

Gambar. 2. Rancangan Ruang Uji


Kebocoran Pesawat SinarX B. Tiap orang 2 kali shoot.
Penentuan lama operasi pesawat sinar X C. Tiap shoot 5 menit.
250 KV dengan arus 5 mA dalam satu minggu D. 1 minggu 5 hari kerja.
menggunakan asumsi sebagai berikut: E. Tiap shoot arusnya 5 mA.
A. Dalam 1 hari 8 orang mengoperasikan
pesawat sinar X. Sehingga diperoleh beban kerja pesawat (W)

Toto Trikasjono dkk 275 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

orang shoot menit hari mA menit X bt


W =8 ×2 ×5 ×5 × 5 mA : 2000 1 HVL
hari orang shoot minggu minggu B=
2
Perhitungan Tebal Dinding Penahan X bt = HVL ( logBlx )
1
Perhitungan penahan sekunder log
Pesawat sinar X yang digunakan 2
mempunyai sudut berkas guna 20o, sehingga log 0,04083
luas bidang penghambur adalah: = 2,8 ( ) = 2,8 (4,61) = 12,91 cm
log 0,5
F : π . r2 = π . (dsca . tg 20o )2
Dari kedua hasil perhitungan tersebut,
= π . ( 100 . 0,364 )2
maka untuk menentukan ketebalan dinding
:=4162,48 cm2
penahan sekunder yang dipakai, dicari harga
Besar sudut hambur untuk pesawat sinar mutlak selisih ketebalan dinding antara radiasi
X adalah 90o, sehingga untuk tegangan 250 KV, bocor dan dinding radiasi hambur dan
diperoleh nilai a : 0,0019 kemudian dibandingkan dengan TVL beton
Perhitungan Pada Dinding A (Menghadap pada KV 250 (9,4 cm)
Ruang Operator).
Untuk menahan radiasi hambur, dibalik
I Xh – Xb I : I 20,32 cm – 12,91 cm I :7,41cm
dinding A adalah ruang operator, dimana pada Karena nilai ini lebih kecil dari 1 TVL,
saat pesawat sinar X dioperasikan di ruang maka tebal penahan sekunder dipilih dari nilai
tersebut terdapat pekerja radiasi bekerja, yang terbesar ditambah 1 HVL, yaitu :
sehingga,
P : 0,1 R/minggu (untuk pekerja radiasi) Xs : 20,32 cm + 2,8 cm : 23,12 cm beton
dsca : 1 meter Bila diganti lembaran timbal
Dsec : 1,65 meteran : 0,0019 (sudut hambur
pada dinding A adalah 90o)
⎡ 23,12cm ⎤
W : 2000 mA menit/minggu Xs : ⎢ ⎥ X 0,88 mm = 7,26 mm timbal
T : 1 (untuk daerah dengan penghuni ⎣ 2,8cm ⎦
pekerja radiasi) Bila diasumsikan dinding yang ada
F : 4162,84 cm2 setebal ½ bata (11 cm) dan plesteran setebal 4
f : 1 (untuk tegangan di bawah 500 KV) cm, maka tebal dinding yang ada perlu
disetarakan dengan beton dan di ketahui bahwa:
P × (d sca ) 2 × (d sec ) 2 × 400 Densitas plester adalah 1,54 g/cm3 dan,
K=
a × W × T × F× f Densitas bata adalah 1,9 g/cm3
Ε (ρ . x) dinding : (ρ . x) beton
(0,1) × (1) 2 × (1,65) 2 × 400
K= (1,54. 4) plester + (1,9 . 11) bata : (2,35 x )
(0,0019) × 2000 × 1× (4162,84) × 1 beton 27,06 : 2,35 x : 11,51 cm (beton)
K = 6,88 x 10-3 Karena tebal setara beton yang tersedia
Dari grafik diperoleh tebal beton sebesar pada dinding A adalah 11,51 cm beton maka
8 inchi : 20,32 cm (beton) tebal beton yang harus ditambahkan adalah
Untuk menahan radiasi bocor: 23,12 cm – 11,51 cm : 11,61 cm. Bila dinding
2
P × d sec × 600 × I beton diganti dengan lembaran timbal (pb),
Blx =
W.T maka tebal pb yang ditambahkan adalah:
0,1 × (1,65) 2 × 60 × 5 XS (Pb) : ⎡⎢11,61cm ⎤⎥ X 0,88 mm :3,64 mm (Pb)
= ⎣ 2,8cm ⎦
2000 × 1
Dari hasil perhitungan seperti pada
81,675 dinding A, maka dengan cara yang sama untuk
=
2000 dinding B, C dan D didapat hasil perhitungan
seperti pada tabel 1 sebagai berikut :

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 276 Toto Trikasjono dkk


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

Tabel. 1. Hasil perhitungan tebal dinding

Tebal dinding yang ada Tebal perhitungan Tebal penambahan


dinding bata dan plester beton
setara beton (cm) Pb (mm) beton (cm) Pb (mm)
(cm) (cm)
A 15 11,51 23,12 7,26 11,61 3,64
B 15 11,51 25,66 8,06 14,15 4,44
C 15 11,51 23,12 7,26 11,61 3,64
D 15 11,51 30,74 9,66 19,23 6,043

Perhitungan Laju Dosis Di Luar Dinding


Dengan cara yang sama didapatkan hasil
Dari percobaan didapatkan laju dosis seperti tabel 2. sebagai berikut :
pada jarak 1 meter sebesar 6,5 mR/jam,
sedangkan HVL beton = 2,8 cm Tabel 2. Hasil Perhitungan Laju Dosis
Hubungan antara µ dan HVL ditunjukkan Tebal penahan
oleh persamaan Dinding Laju dosis (mR/jam)
(cm)
A 23,12 0,02127
HVL =0,893/ µ B 25,66 0,01134
C 23,12 0,02127
dengan : D 30,74 0,003226
HVL = half value layer
µ = koefisien atenuasi linier Perhitungan Kapasitas Ruangan Secara
Ergonomi
Dari persamaan di atas didapatkan besar
Secara ergonomi, manusia dalam bekerja
µ beton sebesar
memerlukan luas ruangan sebesar 2 m2. Hal ini
µ = 0,693/HVL = 0,693/2,8 = 0,2475 cm-1 diperlukan untuk kenyamanan manusia dalam
bekerja. Dari rancangan ruang uji ini,
untuk menghitung laju dosis diluar didapatkan luas ruangan sebesar 5m x 4m = 20
dinding digunakan persamaan m2, sehingga dapat diketahui bahwa rancangan
ruang uji kebocoran pesawat sinar X 250 kV
Dx = Do. e − µ .Χ (3) ini, secara ergonomi dapat digunakan oleh
manusia (personil) sebanyak 20 m2 / 2 m2 = 10
dengan :
manusia (personil)
Do = Laju dosis sebelum mengenai
Persyaratan tebal dinding penahan radiasi
penahan (mR/jam)
pesawat sinar X untuk keperluan ruang uji
Dx = Laju dosis setelah mengenai penahan
kebocoran dapat ditentukan apabila kondisi-
(mR/jam)
kondisi umum dari pesawat sinar X dan kondisi
µ = Koefisien serap linier bahan pada ruangan di sekitarnya tersebut diketahui. Bahan
enrgi tertentu (mm 1) penahan radiasi bangunan yang baik adalah
x = Tebal bahan (mm) bahan yang mampu menyerap intensitas radiasi
Dari persamaan di atas, dapat dihitung pada ketebalan tertentu hingga mencapai
besar laju dosis dari masing-masing dinding tingkat radiasi yang di ijinkan. Bahan penahan
yaitu: dinding A, terdapat penahan beton radiasi tersebut biasanya mempunyai kerapatan
setebal : 23,12 cm, besar laju dosis di luar yang tinggi, misalkan bahan beton atau timbal
dinding A adalah sebesar (Pb). Selama ini, bahan penahan radiasi
Dx = Do. e − µ .Χ bangunan lebih banyak digunakan dari beton,
= 6,5 . e -0,2475 . 23,12 walaupun Pb merupakan bahan penahan radiasi
= 6,5 . e -5,7222 yang lebih baik. Hal ini di sebabkan karena Pb
= 0,02127 mR/jam bukan merupakan bahan struktur bangunan dan

Toto Trikasjono dkk 277 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

apabila bahan Pb tersebut digunakan sebagai Ε (ρ . x) dinding : (ρ . x) beton


penahan radiasi maka dipelukan suatu bahan
Dengan demikian tebal dinding yang
penunjang yang kuat, selain itu biaya untuk
telah ada tidak perlu diganti, tetapi hanya perlu
timbal lebih mahal dibandingkan dengan beton.
dilakukan penambahan ketebalan sesuai dengan
Bahan struktur bangunan ruang uji kebocoran
hasil perhitungan. Berdasarkan hasil rancangan
pesawat sinar X menggunakan dinding yang
dan perhitungan ruang uji kebocoran pesawat
terdiri dari lapisan plesteran dan bata. Untuk
sinar X dengan tegangan kerja 250 KV di
menyesuaikan dinding tersebut dengan hasil
STTN–BATAN dapat dilihat seperti pada
perhitungan menggunakan beton maka tebal
Gambar 3 sebagai berikut :
lapisan plesteran dan bata harus disetarakan
dengan beton, yakni dengan cara menggunakan
rumus sebagai berikut :

Gambar. 3 : Denah Tebal Penahan Radiasi Dan Laju Dosis

cm beton atau 7,26 mm Pb Udan dosis


KESIMPULAN paparannya 0.02127 mR/jam, dinding D
T
(menghadap rumah penduduk)B sebesar
1. Dari perancangan ini, diperoleh suatu
30,74 cm beton atau 9,66 mm PbS dan dosis
rancangan ruang uji kebocoran pesawat
paparanya 0.00323 mR/jam
sinar X 250 kV yang sesuai degan kondisi
dan lokasi di STTN BATAN yang terletak 3. Rancangan ini telah memenuhi persyaratan
di sebelah ruang radiografi dengan ukuran keselamatan, karena untuk masyarakat
5m x 4m dan tinggi 4m. umum yang diperbolehkan di bawah 0.25
mR/jm dan juga memperhatikan aspek
2. Tebal dinding sekunder untuk rancangan
ergonomis, yang terletak di sebelah barat
ruang uji kebocoran pesawat sinar X 250
ruang radiografi STTN BATAN, dengan
kV adalah sebagai berikut : dinding A
ukuran 5 meter x 4 meter dan tinggi 4
(menghadap ruang operator) sebesar 23,12
meter.
cm beton atau 7,26 mm Pb dan dosis
paparan .02127 mR/jam, dinding B
DAFTAR PUSTAKA
(menghadap tempat parkir) sebesar 25,66
cm beton atau 8,06 mm Pb dan dosis 1. ANONIM, 2007, ”Desain Penahan Ruang Sinar
paparnnya 0.02127 mR/jam, dinding C X”, Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi, Pusat
(menghadap ruang limbah) sebesar 23,12 Pendidikan dan Pelatihan, Badan Tenaga
Nuklir Nasional, Jakarta.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 278 Toto Trikasjono dkk


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

2. ANONIM, 2003, “Ketentuan Keselamatan Kerja 3. Apakah rancangan ini bila diaplikasikan
Terhadap Radiasi Di Fasilitas bisa menjamin keselamatan para pekerja
Radiodiagnostik, Pendidikan dan Pelatihan dan masyarakat? (Supriyono)
Petugas Proteksi Radiasi Bidang
Radiodiagnostik”, Badan Tenaga Nuklir Jawaban
Nasional, Jakarta
1. Kriteria yang digunakan adalah sebagai
3. BUSHONG C STEWART, 1993, “Radiologic berikut:
Science for Technologists”, Departement of a. ergonomic : sirkulasi udara dan tingkat
Radiology Baylor College of Medicine penerangan.
Honston Texas, USA. b. Hunian: untuk pendidikan dan untuk
4. BAPETEN, 2003, “Himpunan Peraturan lalu lintas masyarakat hunian
Perundang-undangan Ketenaganukliran”, (mahasiswa)
Penerbit Badan Pengawas Tenaga Nuklir, c. tempat radiasi di STTN terletak dalam
Jakarta suatu lokasi (di luar gedung)
5. BATAN, 1997, “Diktat Proteksi radiasi, 2. perhitungan dalam rancangan di dasarkan
Pendidikan dan Pelatihan Proteksi Radiasi”, pada beton dengan densitas 2,35 g/ml
Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Badan seperti persyaratan dalam literature untuk
Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta density yang lain atau jenis dinding yang
lain dapat dikonversikan.
6. CEMBER HERMAN., 1992, “Introduction to
Health Physics”, Second Edition, Revised 3. Ya! Dinding rancangan di dasarkan pada
and Enlarged, Mc Graw-Hill, Inc., New nilai batas dosis untuk masyarakat awam
York, USA yaitu sebesar 0,25 mR/jam. Sehingga bila
instalasi ruangan dengan spesifikasi bahan
7. HANURAJIE BASKAN, 2006, “Manfaat bangunan yang di persyaratkan pasti aman
Radiografi dalam Industri ditinjau dari aspek
untuk masyarakat maupun pekerja radiasi.
Keselamatan, Workshop Radiografi”,
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan
Tenaga Nuklir Nasional, Yogyakarta.
8. ISARIS RILL, 2006, “Standar Manajemen
Pelayanan, Pemilihan Peralatan, Perancangan
Fasilitas dan Perekrutan Staf untuk Instalasi
Radiologi”, Pelatihan Standar Pelayanan
Minimal Instalasi Radiologi Rumah Sakit,
Yogyakarta.
9. KNOLL GF, 1979, Radiation Detection and
Measurement, John Wiley dan Sons Inc, New
York, USA.
10. JOEDOATMODJO SOEKOTJO DKK, 2004,
Diktat Teknik Radiografi Tingkat II, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan, Badan Tenaga
Nuklir Nasional, Jakarta.

TANYA JAWAB

Pertanyaan
1. Kriteria apa yang digunakan dalam
menentukan lokasi rencangan ruang uji
sinar x? (Jumari)
2. Apakah bahan dari dinding yang dipakai?
(Adhi Prihastomo)

Toto Trikasjono dkk 279 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 NOVEMBER 2007
ISSN 1978-0176

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 280 Toto Trikasjono dkk

Anda mungkin juga menyukai