Abstrak
Abstract
b. Nilai batas ada tidaknya kebocoran pintu), faktor-faktor yang mempengaruhi harus
adalah 0,2 kBq diketahui terlebih dahulu. Faktor-faktor tersebut
c. Alat harus dioperasikan sesuai prosedur meliputi :
oleh orang yang telah memperoleh a. Kemampuan tabung, yaitu tegangan dan
pelatihan khusus. arus operasi maksimum.
Ketebalan dinding ruangan
Standar pengoperasian instalasi pesawat diperhitungkan agar dapat menahan radiasi
sinar X juga dilihat dari aspek prospektif dengan energi yang paling kuat (yaitu pada
fungsional, yaitu dikaitkan dengan tegangan operasi maksimum) dan intensitas
mempertimbangkan K3 Radiasi untuk yang paling besar (yaitu pada arus operasi
pekerja/operator, masyarakat dan maksimum).
lingkungannya. Untuk mendapatkan tingkat b. Jarak sumber radiasi terhadap titik
keselamatan radiasi yang optimal, maka pengamatan.
penanggung jawab instalasi atau manajemen Radiasi bocor yang keluar dari
peralatan harus : 1) Mendapatkan izin dari tabung pesawat sinar X merupakan salah
badan yang berwenang, yaitu Badan Pengawas satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
Tenaga Nuklir (Bapeten). 2). Memiliki desain penahan karena intensitas paparan
sertifikat hasil pengujian Acceptance Test yang sangat bergantung dari jarak, untuk itu
dihasilkan pabrikan alat untuk menjamin jarak pesawat sinar X dari dinding harus
bahwa alat ukur radiasi masih dalam batas diketahui agar dapat dilakukan perhitungan
spesifikasi yang telah ditetapkan. 3). Memiliki ketebalan dinding penahan.
catatan tentang kondisi peralatan untuk c. Jarak sumber radiasi terhadap bidang
menjamin keselamatan pemakaian. 4).Merawat penghambur.
dan melakukan pengujian/kalibrasi secara Apabila radiasi mengenai suatu
berkala untuk memastikan alat masih sesuai materi, maka besarnya radiasi yang
dengan spesifikasinya. (Isaris, 2006). dihamburkan tergantung dari jarak sumber
Upaya keselamatan radiasi untuk ke bidang penghambur.
membatasi penyinaran yang berhubungan d. Daerah terkontrol atau daerah tidak
dengan pemantauan pada pekerja radiasi di terkontrol
daerah radiasi dapat dilakukan melalui 3 (tiga) Daerah terkonmtrol adalah daerah
cara yaitu pembagian daerah kerja, klasifikasi yang penghuninya hanya personil yang
pekerja radiasi dan pengujian perlengkapan pekerjaannya terkena radiasi, sedangkan
proteksi radiasi serta alat ukur radiasi. Menurut daerah tidak terkontrol adalah daerah yang
SK Kepala Bapeten No.01/Ka Bapeten/V/99 penghuninya bisa siapa saja. Klasifikasi
tentang ketentuan keselamatan dan kesehatan daerah ini menentukan laju paparan radiasi
kerja terhadap radiasi, seorang pengusaha desain mingguan (weekly design exposure
instalasi atom harus melaksanakan pembagian rate, P), dimana
daerah kerja yang dinyatakan dengan 1. 0,1 R/minggu untuk daerah
pemasangan tanda-tanda yang jelas. Pembagian pengawasan (R=100 mR/minggu)
daerah kerja tersebut didasarkan atas 2. 0,01 R/minggu untuk daerah bukan
kemungkinan besarnya dosis radiasi yang boleh pengawasan (R=10 mR/minggu)
diterima oleh pekerja radiasi yang bekerja di e. Faktor guna (use factor, U)
daerah radiasi selama waktu satu tahun. Faktor guna adalah merupakan faktor
(Bushong, 1993). Pembagian daerah kerja yang ditentukan oleh prosentase suatu
berdasarkan ketentuan dibagi menjadi dua dinding terkena berkas radiasi selama
bagian yaitu : pemanfaatan pesawat sinar X.
Besarnya nilai U adalah
KETENTUAN PERHITUNGAN 1. U = 1 apabila dalam perencanaan
KETEBALAN DINDING PENAHAN pemanfaatannya pesawat sinar X
STRUKTURAL. diarahkan terus menerus ke suatu
dinding (tidak berubah arah berkas
Untuk menghitung ketebalan dinding utamanya)
penahan struktural dari ruangan (dinding dan
mencari korelasi harga K tersebut terhadap harga Kux terhadap tebal dinding sesuai dengan
tebal dinding sesuai tegangan pesawat sinar X tegangan yang digunakan.
yang digunakan
Dinding penahan radiasi bocor
P × d pri 2 Tebal dinding radiasi bocor ditentukan
K= (3) dengan menghitung terlebih dahulu faktor
W.U.T
transmisi atau daya serap dinding, Blx
Keterangan menggunakan rumus :
P = Nilai batas dosis yang diizinkan selama
1 minggu berdasarkan ICRP. P × d sec 2 × 600 × I (5)
K=
1. 0,1 R/minggu untuk pekerja radiasi W.T
(controlled areas) dengan :
2. 0,01 R/minggu untuk masyarakat I = Arus tabung pesawat sinar X (mA)
umum (uncontrolled areas) Blx (1/2)n
=
dpri = Jarak fokus ke dinding primer bagian n = x/HVL
luar (meter) x = Tebal dinding penahan radiasi bocor
W = Beban kerja pesawat sinar X (mA- HVL = Half Value Layer (tebal paro bahan)
menit/minggu)
U = Faktor guna
T = Faktor penghunian Tebal dinding radiasi sekunder
ditentukan berdasarkan tebal dinding penahan
Dinding Penahan Radiasi Sekunder Atau radiasi hambur (xh) dan tebal dinding penahan
Dinding Sekunder radiasi bocor (xb) dengan mengikuti aturan
Dinding penahan radiasi hambur sebagai berikut :
Tebal dinding penahan radiasi hambur 1. jika [ xh – xb ] < 1 TVL, maka tebal dinding
ditentukan dengan cara yang sama seperti pada sekunder diambil harga yang terbesar
penentuan tebal dinding primer dengan rumus antara xh dan xb kemudian ditambahkan
K (untuk tegangan kurang dari 500 kV ) faktor keselamatan sebesar 1 HVL.
sebagai berikut : 2. jika [ xh – xb ] > 1 TVL, maka tebal dinding
sekunder cukup diambil dengan harga yang
P × (d sca ) 2 × (dsec ) 2 × 400 terbesar antara xh dan xb
K= (4)
a × W × T× F×f
TATA KERJA DAN PERCOBAAN
dengan :
dsec = Jarak fokus ke dinding sekunder bagian Alat dan Bahan
luar (meter)
1. Tabung pesawat sinar X
dsca = Jarak fokus ke bidang penghambur
2. Panel pengontrol radiasi
(meter)
3. Ruangan pesawat sinar X radiasi
a = Perbandingan intensitas radiasi
4. Kabel – kabel penghubung pesawat sinar X
terhambur terhadap intensitas radiasi
5. Film badge dan dosimeter saku
yang datang pada jarak 1 meter dari
6. Surveimeter
bidang penghambur, harga a tergantung
7. Lampu Tanda bahaya
besarnya tegangan yang digunakan dan
8. Tanda-tanda
besarnya sudut hambur (α )
9. Meteran
F = Luas bidang penghambur (cm2)
10. Data lapangan
Dengan menganggap bahwa energi Spesifikasi Pesawat Sinar X Yang Dimiliki
radiasi terhambur yang dibangkitkan oleh STTN BATAN
pesawat sinar X dengan tegangan < 500 kV A. Merk = Rigaku
sama dengan energi radiasi primer, maka tebal B. Model = Radioflex-250EGS3 cat. No
dinding sekunder (penahan radiasi hambur) 6028S3
dapat ditentukan dengan cara memberi korelasi
C. Sumber tegangan = 190 ~ 240 V AC, single kerja 250 KV di STTN–BATAN dimaksudkan
phase, 50/60 Hz untuk memperoleh ruang uji kebocoran yang
D. Tegangan = 3,4 kVA with input voltage memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
240 VAC kerja terhadap radiasi.
E. Jangkauan maksimal = 250 kV-5mA Rancangan penahan radiasi bangunan
F. Ukuran fokus = 2mm x 2mm sinar X ditentukan oleh :
1. Tegangan tabung maksimum pesawat sinar
Skema Penelitian X atau energi radiasi (KV).
2. Arus tabung maksimum atau intensitas
radiasi (mA).
3. Beban pesawat (W) dinyatakan dalam mA-
menit/minggu.
4. Faktor manfaat (U) yang merupakan fraksi
beban kerja kearah mana sinar guna
ditujukan.
5. Faktor penghunian ruang (T) di sekitar
ruang penyinaran, merupakan factor untuk
mengkoreksi dengan mengalikan harga W.
2. ANONIM, 2003, “Ketentuan Keselamatan Kerja 3. Apakah rancangan ini bila diaplikasikan
Terhadap Radiasi Di Fasilitas bisa menjamin keselamatan para pekerja
Radiodiagnostik, Pendidikan dan Pelatihan dan masyarakat? (Supriyono)
Petugas Proteksi Radiasi Bidang
Radiodiagnostik”, Badan Tenaga Nuklir Jawaban
Nasional, Jakarta
1. Kriteria yang digunakan adalah sebagai
3. BUSHONG C STEWART, 1993, “Radiologic berikut:
Science for Technologists”, Departement of a. ergonomic : sirkulasi udara dan tingkat
Radiology Baylor College of Medicine penerangan.
Honston Texas, USA. b. Hunian: untuk pendidikan dan untuk
4. BAPETEN, 2003, “Himpunan Peraturan lalu lintas masyarakat hunian
Perundang-undangan Ketenaganukliran”, (mahasiswa)
Penerbit Badan Pengawas Tenaga Nuklir, c. tempat radiasi di STTN terletak dalam
Jakarta suatu lokasi (di luar gedung)
5. BATAN, 1997, “Diktat Proteksi radiasi, 2. perhitungan dalam rancangan di dasarkan
Pendidikan dan Pelatihan Proteksi Radiasi”, pada beton dengan densitas 2,35 g/ml
Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Badan seperti persyaratan dalam literature untuk
Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta density yang lain atau jenis dinding yang
lain dapat dikonversikan.
6. CEMBER HERMAN., 1992, “Introduction to
Health Physics”, Second Edition, Revised 3. Ya! Dinding rancangan di dasarkan pada
and Enlarged, Mc Graw-Hill, Inc., New nilai batas dosis untuk masyarakat awam
York, USA yaitu sebesar 0,25 mR/jam. Sehingga bila
instalasi ruangan dengan spesifikasi bahan
7. HANURAJIE BASKAN, 2006, “Manfaat bangunan yang di persyaratkan pasti aman
Radiografi dalam Industri ditinjau dari aspek
untuk masyarakat maupun pekerja radiasi.
Keselamatan, Workshop Radiografi”,
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan
Tenaga Nuklir Nasional, Yogyakarta.
8. ISARIS RILL, 2006, “Standar Manajemen
Pelayanan, Pemilihan Peralatan, Perancangan
Fasilitas dan Perekrutan Staf untuk Instalasi
Radiologi”, Pelatihan Standar Pelayanan
Minimal Instalasi Radiologi Rumah Sakit,
Yogyakarta.
9. KNOLL GF, 1979, Radiation Detection and
Measurement, John Wiley dan Sons Inc, New
York, USA.
10. JOEDOATMODJO SOEKOTJO DKK, 2004,
Diktat Teknik Radiografi Tingkat II, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan, Badan Tenaga
Nuklir Nasional, Jakarta.
TANYA JAWAB
Pertanyaan
1. Kriteria apa yang digunakan dalam
menentukan lokasi rencangan ruang uji
sinar x? (Jumari)
2. Apakah bahan dari dinding yang dipakai?
(Adhi Prihastomo)