Anda di halaman 1dari 15

SALINAN

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 2 TAHUN 2022

TENTANG

PERCEPATAN PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI DAN

PRODUK USAHA MIKRO, USAHA KECIL, DAN KOPERASI DALAM RANGKA

MENYUKSESKAN GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PADA

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan


produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi untuk menyukseskan Gerakan
Nasional Bangga Buatan Indonesia pada pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, dengan ini menginstruksikan:

Kepada 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Maju;


2. Sekretaris Kabinet;
3. Kepala Staf Kepresidenan;
4. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
5. Jaksa Agung Republik Indonesia;
6. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
8. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara;
9. Para Gubernur; dan
10. Para Bupati/Wali Kota.
Untuk
PERTAMA 1 Menetapkan dan/atau mengubah kebijakan dan/atau
peraturan perundang-undangan untuk mempercepat
peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan
pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi.
2.Merencanakan...

SK No 132539 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-
2 Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
menggunakan produk dalam negeri di
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
3 Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan
paling sedikit 40% (empat puluh persen) nilai anggaran
belanja barang/jasa untuk menggunakan produk
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dari hasil
produksi dalam negeri.
4 Mendukung pencapaian target belanja Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2022 paling sedikit Rpa00.000.000.000.00O,O0 (empat
ratus triliun rupiah) untuk produk dalam negeri
dengan prioritas produk Usaha Mikro, Usaha Kecil,
dan Koperasi.
5 Membentuk Tim Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (Tim P3DN) pada Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah.
6 Menyusun roadmap strategi peningkatan penggunaan
produk dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi, termasuk roadmap peningkatan
jumlah produk dalam negeri menuju 1.O00.00O (satu
juta) produk tayang dalam Katalog Elektronik.
7 Menyampaikan program pengurangan impor paling
lambat pada tahun 2023 sampai dengan syo (lima
persen) bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah yang masih melakukan pemenuhan belanja
melalui impor.
8 Menggunakan produk dalam negeri yang memiliki nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit
25o/o (dua puluh lima persen) apabila terdapat produk
dalam negeri dengan penjumlahan nilai TKDN dan
nilai Bobot Manfaat Perusahaan minimal 4Oo/o (empat
puluh persen).
9 Mendorong percepatan penayangan produk dalam
negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi pada Katalog Sektoral/Katalog Lokal.

1O. Mengumumkan . .

SK No 132540 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-3-
10. Mengumumkan seluruh belanja Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah pada Sistem Informasi
Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) Lembaga
Kebijakan Pengadaan BaranglJasa Pemerintah dan
mengisi E-Kontrak pada Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE).
11. Mencantumkan syarat wajib menggunakan produk
dalam negeri dan produk yang dihasilkan Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi/Industri Kecil dan
Menengah/Artisan pada semua kontrak kerja sama.
12. Menghapuskan persyaratan yang menghambat
penggunaan produk dalam negeri dan produk Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah.
13. Mengalihkan proses pengadaan yang manual menjadi
pengadaan secara elektronik paling lambat tahun
2023.
14. Melakukan kolaborasi KementerianfLembaga dan
Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dengan
mengupayakan produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi menjadi bagian dari rantai pasok industri
global.
15. Memberikan preferensi harga dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah untuk pembelian produk
dalam negeri yang memiliki nilai TKDN paling sedikit
25oh (dua puluh lima persen) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
L6. Melakukan integrasi data dan informasi mengenai
produk dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi melalui penerapan Satu Data
Indonesia (SDI) dalam rangka mendukung kebijakan
berbasis data dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sesuai kerangka Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
KEDUA Khusus kepada:
1 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi untuk:
a. melakukan

SK No 132541 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-4-
a. melakukankoordinasipenyempurnaanperaturan
perundang-undangan dan ekosistem di bidang
kemaritiman dan investasi dalam rangka
percepatan peningkatan penggunaan produk
dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi untuk menyukseskan
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah; dan
b. melakukan koordinasi, sinkronisasi, monitoring,
evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan
Instruksi Presiden ini.
2 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk
melakukan koordinasi penyempurnaan peraturan
perundang-undangan dan ekosistem di bidang
perekonomian dalam rangka percepatan peningkatan
penggunaan produk dalam negeri dan produk Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi untuk
menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan
Indonesia pada pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3 Menteri Dalam Negeri untuk:
a. memperbarui kebijakan dalam rangka percepatan
peningkatan penggunaan produk dalam negeri
dan produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi untuk menyukseskan Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia pada pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
lingkungan Pemerintah Daerah antara lain,
namun tidak terbatas pada:
1) mendorong gubernur dan bupati/wali kota
memberikan insentif pajak daerah dan
retribusi daerah bagi Pelaku Usaha Mikro,
Usaha Kecil, dan Koperasi;
2) mempercepat penerbitan dan penggunaan
Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD);

3) memasukkan

SK No 132542 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-5-
3) memasukkan indikator peningkatan
penggunaan produk dalam negeri dan
produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi pada pelaksanaan Pengadaan
Barangl Jasa Pemerintah menjadi Indikator
Kinerja Kunci (lKK) pada Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD);
dan
b. memperbarui kebijakan mengenai mekanisme
pertanggungjawaban keuangan daerah.
4 Menteri Keuangan untuk:
a. memberikan insentif kepada Pemerintah Daerah
yang telah memenuhi ketentuan kewajiban
penggunaan produk dalam negeri dan produk
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
dibuktikan oleh lembaga yang berwenang serta
pertimbangan lain dalam pemberian insentif;
b. melakukan pemberian insentif pajak untuk
meningkatkan belanja produk dalam negeri
dan/atau produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan;
c. mengembangkan sistem dan menunjuk
Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PPMSE) sebagai pemungut pajak; dan
d. mendukung dan mempercepat sistem
pembayaran procure to paA (P2P) pada
Pengadaaan Barang/Jasa Pemerintah termasuk
e-purchasing terutama untuk paket usaha kecil
atau barang produk dalam negeri dan/atau
produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi.
5 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
untuk:
a. meningkatkan penggunaan produk dalam negeri
dan/atau produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi termasuk belanja yang dialokasikan
melalui transfer daerah;
b. meningkatkan .

SK No 132543 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-6-
b. meningkatkan pengembangan produk dalam
negeri yang dilakukan oleh satuan pendidikan,
terutama oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
untuk menjadi produk Usaha Mikro, Usaha Kecil,
dan Koperasi; dan
c. meningkatkan pengembangan produk dalam
negeri yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi
untuk menjadi produk substitusi impor.
6 Menteri Kesehatan untuk:
a. menyederhanakanpersyaratandanmempercepat
proses penerbitan perizinan berusaha produk
dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi;
b. mempercepat penayangan katalog sektor
kesehatan (sediaan farmasi dan alat kesehatan)
produk dalam negeri; dan
c. memperbarui kebijakan dalam rangka percepatan
peningkatan penggunaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan dalam negeri.
7 Menteri Perindustrian untuk:
a. membangun, mengembangkan, dan
mengintegrasikan data perencanaan,
pengalokasian, dan realisasi belanja produk
dalam negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
b. memperbanyak dan mempercepat serta
memberikan insentif sertifikasi TKDN produk
dalam negeri yang dibutuhkan dalam Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah;
c. mengelola dan mengembangkan database produk
dalam negeri yang telah memiliki sertilikat TKDN;
d. mempercepat pencantuman produk dalam negeri
yang telah memiliki sertifikat TKDN di dalam
Katalog Elektronik;

e. mengidentifikasi

SK No 132514 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-7 -

e. mengidentifikasi produk dalam negeri dan


kesiapan industri dalam negeri serta
menyelenggarakan business matching secara
berkala antara penyedia dan pengguna produk
dalam negeri guna memenuhi kebutuhan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
melakukan tindak lanjut;
f. mempersiapkan offset agreement untuk
pengembangan produk yang belum diproduksi
oleh industri dalam negeri; dan
g. mengoordinasikan pelaksanaan sosialisasi
penggunaan produk dalam negeri kepada instansi
Pemerintah.
8 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk:
a. mengembangkan instrumen analisis atau
modeling berbasis big data dan artificial
intellig ence untuk mendukung perencanaan yang
berfokus pada pengembangan sektor industri
dalam negeri dan sektor Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi;
b. mengoordinasikan dan mensinergikan program
dan kegiatan lintas sektor dan
Kementerianll*mbaga untuk mendukung
percepatan peningkatan penggunaan produk
dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi pada pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah; dan
c. mengoordinasikan dan memfasilitasi bidang
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah me nj a di pilot
project Satu Data Indonesia (SDI).
9 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi untuk:
a. menetapkan kebijakan penilaian Reformasi
Birokrasi berdasarkan kinerja
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
dalam belanja pengadaan terkait penggunaan
produk dalam negeri dan/atau produk Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;

b.membangun...

SK No 132545 A
jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA

-8-
b. membangun dan mengoordinasikan integrasi
proses bisnis untuk menghasilkan data dan
informasi terkait penggunaan produk dalam
negeri dan/atau produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi dalam belanja Pengadaan
Barangl Jasa Pemerintah; dan
c. mengoordinasikan pelaksanaan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang
terpadu secara nasional untuk meningkatkan
penggunaan produk dalam negeri dan/atau
produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi
dalam belanja Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
1O. Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk:
a. memerintahkan Badan Usaha Milik Negara untuk
men1rusun roadmap penggunaan produk dalam
negeri dan/atau produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi;
b. mewajibkan Badan Usaha Milik Negara untuk
mengalokasikan tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan (Corporate Social
Responsibility) untuk peningkatan kapasitas
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. menyiapkan Badan Usaha Milik Negara sebagai
produsen barang/ jasa substitusi impor;
d. menugaskan Badan Usaha Milik Negara untuk
membantu pengembangan aplikasi dan
infrastruktur Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) dan sistem pendukung sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan tata kelola perusahaan yang baik;
e. mempercepat pembentukan Tim Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri (Tim P3DN) di
seluruh Badan Usaha Milik Negara; dan

f.berkoordinasi...

SK No 132546 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-9 -

f. berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan


untuk mendukung kesiapan pembiayaan bagi
Pelaku Usaha sebagai modal usaha dalam
memproduksi permintaan produk dalam negeri
belanja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah.
1 1. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
untuk:
a. melakukan pembinaan bagi Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi melalui fasilitasi
pendampingan;
b. memfasilitasi akses pembiayaan bagi Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
c. memfasilitasi kemudahan penerbitan perizinan
berusaha bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. mengembangkan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan produk dalam negeri yang saat ini
belum cukup kapasitas produksinya dan latau
belum tersedia;
e. mempromosikandanmenyelenggarakan business
matching antara Pelaku Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi sebagai supplier dan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
sebagai pembeli untuk produk dalam negeri pada
belanja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah secara berkala dan melakukan tindak
lanjut atas pelaksanaan business matching;
f. memfasilitasi penerbitan sertifikasi produk Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
g. mengembangkan dan mengelola katalog Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi yang dapat
ditransaksikan secara elektronik; dan
h. men1rusun kebijakan dan regulasi sebagai upaya
mendorong produk Usaha Mikro, Usaha Kecil,
dan Koperasi menjadi bagian dari rantai pasok
global.
12.Menteri...

SK No 132541 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-10-
12. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal untuk:
a. mendorong percepatan investasi di Indonesia
pada produk-produk dengan nilai impor tinggi
dalam belanja Pemerintah;
b. memberikan insentif bagi investor untuk
pengembangan produk dalam negeri dan
memberikan usulan terkait pengembangan
produk dalam negeri berteknologi tinggi yang
berbasis inovasi dan riset, terutama untuk
industri dengan ketersediaan produk dalam
negeri rendah; dan
c. mempercepat pengembangan Sistem Online Single
Submission (Sistem OSS) yang dapat
mengklasifikasikan Pelaku Usaha dan
mengintegrasikan dengan Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE).
13. Menteri Komunikasi dan Informatika untuk:
a. melakukan komunikasi publik untuk percepatan
peningkatan penggunaan produk dalam negeri
dan produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi untuk menyukseskan Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia pada pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; dan
b. memperkuat infrastruktur telekomunikasi agar
seluruh sistem terkait percepatan peningkatan
penggunaan produk dalam negeri dan produk
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi untuk
menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan
Indonesia pada pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dapat diakses oleh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
14. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk
mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif untuk
mendukung inovasi produk kreatif yang dapat
digunakan untuk memenuhi permintaan produk
dalam negeri pada belanja Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
15. Jaksa Agung

SK No l3254u A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 11-
15. Jaksa Agung Republik Indonesia untuk:
a. melakukan pendampingan hukum pada
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
dalam hal terdapat permasalahan dalam
pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri;
dan
b. memerintahkan Jaksa Pengacara Negara untuk
melakukan langkah hukum yang diperlukan
terhadap pelanggaran Pelaku Usaha atas
ketentuan mengenai produk dalam negeri.
16. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk:
a. memberikan pelayanan dan perlindungan kepada
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
yang membutuhkan peran Kepolisian Negara
Republik Indonesia dalam mendukung program
penggunaan produk dalam negeri; dan
b. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait
dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
dalam mendukung kegiatan pengawasan program
penggunaan produk dalam negeri.
17. Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah untuk:
a. meningkatkan jumlah produk menuju 1.O0O.0OO
(satu juta) dalam Katalog Elektronik terutama
produk dalam negeri;
b. memberikan akses data dan informasi terkait
Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
(SiRUP), e-Tendeing, e-Purchasing, non e-
Tendering dan non e-htrchasing, serta e-Kontrak
untuk dapat di ekstrak lebih awal sebagai
mekanisme Early Warning System I pemantauan;
c. melakukan penyempurnaan peraturan
dan sistem Pengadaan
perundang-undangan
Barang/Jasa Pemerintah dalam rangka
percepatan peningkatan penggunaan produk
dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi untuk menyukseskan
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
d.memperbanyak...

SK No 132549 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-12-
d. memperbanyak pencantuman produk dalam
negeri, Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi
pada Katalog Elektronik Nasional dan Toko
Daring;
e. mempercepat pembentukan Katalog Sektoral dan
Katalog Lokal pada lebih dari 400 (empat ratus)
Kementerian I Lembaga dan Pemerintah Daerah;
f. memasukkan menu input'Produk Dalam Negeri'
pada E-Kontrak, untuk mengidentilikasi besaran
nilai produk dalam negeri pada belanja
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
dan
g. memberikan akses basis data kepada
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
terkait yang membutuhkan untuk evaluasi dan
monitoring, analisis demand, analisis keuangan,
analisis ekonomi, pemeriksaan, serta audit.
18. Kepala Badan Pusat Statistik untuk mengelola big data
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam rangka
meningkatkan pemanfaatan produk dalam negeri
dan/atau produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi.
19. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk
meningkatkan hasil riset dalam pengembangan
produk dalam negeri untuk menjadi produk substitusi
impor.
20. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan untuk melakukan pengawasan
Percepatan Program Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri dan belanja produk dalam negeri
termasuk produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah, serta mengoordinasikan Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah dalam membantu pengawasan
tersebut di lingkup instansinya.
21. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah dan
Kepala Badan Pusat Statistik untuk menyediakan
databasejumlah, bidang usaha, dan sebaran Pelaku
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi.
22. Menterr

SK No 132550 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-13-
22. Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri
Perindustrian, Menteri Investasi lKepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal, Kepala Badan Pusat
Statistik, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, dan Kepala Lembaga Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah untuk:
a. melakukan harmonisasi/sinkronisasi dan
korespondensi kodifikasi Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah; dan
b. melakukan integrasi data dan/atau interkoneksi
sistem yang mendukung kodifrkasi Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yaitu Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD), Daftar Inventarisasi
Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri,
SPSE/SIKaP/Katalog Elektronik, Sistem
Pencarian Kode Klasifikasi Statistik Online, dan
Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi
(sAKrr).
23. Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Perindustrian,
Menteri Perdagangan, dan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah agar
menetapkan pedoman sebagai acuan bagi policy space
untuk penetapan TKDN dalam negosiasi dengan
negara mitra dalam proses perundingan perjanjian
perdagangan internasional.
24. Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Perindustrian, Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, agar menetapkan pedoman penetapan
TKDN sebagai acuan bagi policy space dalam rangka
kegiatan yang dibiayai oleh pinjaman hibah luar
negeri.

25. Kepala

SK No 132551 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-14-
25. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan dan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melakukan
pendampingan untuk memastikan kepatuhan belanja
produk dalam negeri oleh Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
26. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Jaksa Agung Republik Indonesia dan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
melakukan koordinasi pengawasan terintegrasi
terhadap pelaksanaan Instruksi Presiden ini.
27. Para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota untuk:
a. menambahkan layanan pendaftaran bagi Pelaku
Usaha sebagai Penyedia Barangl Jasa Pemerintah
(SPSE dan SiKAP) pada mal pelayanan publik
daerah, termasuk layanan konsultasi
pendaftaran sebagai merchant pada
Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PPMSE);
b. mendorong percepatan produk dalam negeri
dan/atau produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi pada masing-masing daerah untuk
tayang dalam Katalog Lokal atau Toko Daring;
dan
c. memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) untuk belanja produk dalam negeri
melalui Katalog Lokal atau Toko Daring.
KETIGA Pendanaan untuk percepatan peningkatan penggunaan
produk dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha Kecil,
dan Koperasi dalam rangka menyrrkseskan Gerakan
Nasional Bangga Buatan Indonesia pada pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber lain
yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
KEEMPAT Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh
tanggung jawab.

Instruksi . .

SK No 132552 A jdih.lkpp.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- l5-
Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 30 Maret 2022

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Perundang-undangan dan
i Hukum,

vanna Djaman

SK No 1325-s3 A jdih.lkpp.go.id

Anda mungkin juga menyukai