Anda di halaman 1dari 21

Gatot Pambudhi Poetranto

Percepatan Pelaksanaan Deputi Bidang Monitoring, Evaluasi,


dan Pengembangan Sistem Informasi
Kebijakan Afirmatif Belanja
Barang/Jasa Pemerintah Disampaikan dalam Sosialisasi Peran
APIP dalam Pengawasan P3DN pada

untuk Produk Dalam Negeri Pemerintah Daerah

12 Mei 2022
Profil Pengadaan
Realisasi
Belum RUP
Rp150,2T
Rp29,1T
Nasional TA 2022 3%
14%
Belum Realisasi

Sudah RUP Rp851,0T


Per 25 April 2022
Rp1001,3T 83%
97% Melalui
Belanja PBJ Penyedia
Anggaran Belanja Nasional Nasional Rp571,5T
Rp2.128,3T Rp1.030,3T 55%

Melalui
Swakelola
Anggaran Belanja PBJ Nasional
Rp429,8T
Rp1.030,3T 42%

ANGGARAN BELUM
RUP BELUM RUP PENYEDIA SWAKELOLA REALISASI
BELANJA PBJ REALISASI

NASIONAL 1.030,3 1001,3 29,0 571,5 429,8 150,2 851,0


KEMENTERIAN/
LEMBAGA 502,2 358,8 143,4 294,2 64,6 95,5 263,3

PEMDA 528,2 642,5 0 277,3 365,1 54,7 587,8


Inpres Nomor 2 Tahun 2022

✓ Instruksi Umum kepada Menteri,


Kepala Lembaga, Kepala Daerah
terdiri dari 16 instruksi
✓ Instruksi Khusus kepada 20
Menteri/Kepala Lembaga
✓ 6 Instruksi Khusus kepada
kolaborasi K/L
✓ 1 Instruksi Khusus kepada para
Kepala Daerah
Instruksi Umum
1. Menetapkan dan/atau mengubah kebijakan dan/atau peraturan perundang-undangan untuk
mempercepat peningkatan penggunaan PDN dan pemberdayaan UMK-Koperasi.
2. Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
menggunakan PDN di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
3. Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan paling sedikit 40% nilai anggaran belanja
barang/jasa untuk menggunakan produk UMK-Koperasi dari hasil produksi dalam negeri.
4. Mendukung pencapaian target belanja APBN/APBD Tahun Anggaran 2022 paling sedikit Rp400
Triliun untuk PDN dengan prioritas produk UMK-Koperasi .
5. Membentuk Tim Peningkatan Penggunaan PDN (Tim P3DN) pada Kementerian/Lembaga dan
UMK-Koperasi.
6. Menyusun roadmap strategi peningkatan penggunaan PDN dan produk UMK-Koperasi,

5
termasuk roadmap peningkatan jumlah PDN menuju 1.000.000 produk tayang dalam Katalog

halaman
Elektronik.
7. Menyampaikan program pengurangan impor paling lambat pada tahun 2023 sampai dengan 5%
bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang masih melakukan pemenuhan belanja
melalui impor.
8. Menggunakan PDN yang memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 25%
apabila terdapat PDN dengan penjumlahan nilai TKDN dan nilai Bobot Manfaat Perusahaan
minimal 40%.
Instruksi Umum
9. Mendorong percepatan penayangan PDN dan produk UMK-Koperasi pada Katalog
Sektoral/Katalog Lokal.
10. Mengumumkan seluruh belanja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada SiRUP LKPP dan
mengisi E-Kontrak pada Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
11. Mencantumkan syarat wajib menggunakan PDN dan produk yang dihasilkan UMK-Koperasi
/Industri Kecil dan Menengah/Artisan pada semua kontrak kerja sama.
12. Menghapuskan persyaratan yang menghambat penggunaan PDN dan produk UMK-Koperasi
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
13. Mengalihkan proses pengadaan yang manual menjadi pengadaan secara elektronik paling
lambat tahun 2023.
14. Melakukan kolaborasi Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan
UMK-Koperasi dengan mengupayakan produk UMK-Koperasi menjadi bagian dari rantai pasok

6
industri global.

halaman
15. Memberikan preferensi harga dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk pembelian
produk dalam negeri yang memiliki nilai TKDN paling sedikit 25% sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
16. Melakukan integrasi data dan informasi mengenai produk dalam negeri dan produk UMK-
Koperasi melalui penerapan Satu Data Indonesia (SDI) dalam rangka mendukung kebijakan
berbasis data dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sesuai kerangka Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Instruksi Khusus MENTERI KESEHATAN MENTERI KOPERASI DAN UKM
Kabar Baik Bagi • menyederhanakan persyaratan • melakukan pembinaan
dan mempercepat proses bagi UMK-Koperasi melalui
Pelaku Usaha penerbitan perizinan berusaha fasilitasi pendampingan
PDN dan produk UMK-Koperasi • memfasilitasi akses
pembiayaan bagi UMK-
MENTERI PERINDUSTRIAN Koperasi
MENTERI DALAM NEGERI • mempromosikan dan
• memperbanyak dan mempercepat
• mempercepat penerbitan dan serta memberikan insentif menyelenggarakan
penggunaan Kartu Kredit sertifikasi TKDN PDN yang business matching antara
Pemerintah Daerah (KKPD) dibutuhkan dalam PBJP Pelaku UMK-Koperasi
• memperbarui kebijakan • mempersiapkan offset agreement sebagai supplier dan KLPD
mengenai mekanisme untuk pengembangan produk yang sebagai pembeli untuk PDN
pertanggungjawaban belum diproduksi oleh industri pada belanja KLPD secara
keuangan daerah dalam negeri berkala dan melakukan
tindak lanjut atas
MENTERI KEUANGAN

7
pelaksanaan business
• melakukan pemberian insentif MENTERI BUMN matching

halaman
pajak untuk meningkatkan belanja • mewajibkan BUMN untuk
PDN dan/atau produk UMK-Koperasi mengalokasikan CSR untuk MENTERI PAREKRAF
• mendukung dan mempercepat peningkatan kapasitas UMK-Koperasi • mengembangkan ekosistem
sistem pembayaran procure to pay • berkoordinasi dengan OJK untuk ekonomi kreatif untuk
(P2P) pada PBJP termasuk e- mendukung kesiapan pembiayaan mendukung inovasi produk
purchasing terutama untuk paket bagi Pelaku Usaha sebagai modal kreatif yang dapat digunakan
usaha kecil atau barang PDN usaha dalam memproduksi untuk memenuhi permintaan
dan/atau produk UMK-Koperasi permintaan PDN belanja KLPD PDN pada belanja KLPD
Instruksi Khusus
Menteri PAN RB
Menetapkan kebijakan penilaian
Reformasi Birokrasi berdasarkan
Menciptakan Ekosistem yang kinerja KLPD dalam belanja
pengadaan terkait Peningkatan
Memudahkan Penggunaan PDN Penggunaan PDN dan produk UMK-
Koperasi.
Menteri PPN/Bappenas Jaksa Agung
Menteri Dalam Negeri
Melakukan pendampingan
Mengkoordinasikan dan
Memasukkan indikator peningkatan hukum pada KLPD dalam
mensinergikan program dan
penggunaan PDN dan produk UMK- hal terdapat
kegiatan lintas sektor dan KLPD untuk
Koperasi pada pelaksanaan PBJ permasalahan dalam
mendukung percepatan peningkatan
menjadi Indikator Kinerja Kunci (lKK) pelaksanaan penggunaan
penggunaan PDN dan produk UMK-
pada Evaluasi Penyelenggaraan PDN.
Koperasi pada pelaksanaan PBJP
Pemerintah Daerah (EPPD)
Kepala POLRI
Menteri BUMN
Menteri Keuangan Memberikan pelayanan dan
Mengembangkan sistem dan Menugaskan BUMN untuk membantu perlindungan kepada KLPD
pengembangan aplikasi dan

8
menunjuk Penyelenggara dalam mendukung program
Perdagangan Melalui Sistem infrastruktur Sistem Pengadaan penggunaan PDN.

halaman
Elektronik (PPMSE) sebagai Secara Elektronik (SPSE) dan sistem
pemungut pajak. pendukung
Menteri Kominfo Kepala BPKP
Menteri Perindustrian Memperkuat infrastruktur Melakukan pengawasan
telekomunikasi agar seluruh sistem Percepatan Program Peningkatan
Mempercepat pencantuman terkait percepatan peningkatan Penggunaan PDN dan produk
PDN yang telah memiliki penggunaan PDN dan produk UMK- UMK-Koperasi pada KLPD, serta
sertifikat TKDN di dalam Koperasi pada pelaksanaan PBJ dapat mengoordinasikan APIP KLPD
Katalog Elektronik diakses oleh KLPD. dalam membantu pengawasan.
Instruksi Khusus Kepada LKPP
a. meningkatkan jumlah produk menuju 1.000.000 dalam Katalog Elektronik terutama produk
dalam negeri

b. memberikan akses data dan informasi terkait Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
(SiRUP),
e-Tendeing, e-Purchasing, non e-Tendering dan non e-purchasing, serta e-Kontrak untuk
dapat di ekstrak lebih awal sebagai mekanisme Early Warning System I pemantauan
c. melakukan penyempurnaan peraturan perundang-undangan dan sistem PBJP dalam
rangka percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan produk UMK-Koperasi
untuk menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada pelaksanaan PBJP

d. memperbanyak pencantuman produk dalam negeri, UMK-Koperasi pada Katalog Elektronik

9
Nasional dan Toko Daring

halaman
e. mempercepat pembentukan Katalog Sektoral dan Katalog Lokal pada lebih dari 400 KLPD

f. memasukkan menu input 'Produk Dalam Negeri’ pada E-Kontrak, untuk mengidentilikasi
besaran nilai produk dalam negeri pada belanja KLPD

g. memberikan akses basis data kepada KLPD terkait yang membutuhkan untuk evaluasi dan
monitoring, analisis demand, analisis keuangan, analisis ekonomi, pemeriksaan, serta audit
Upaya LKPP dalam Mengawal Inpres

1. Melakukan monitoring pelaksanaan Inpres


oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah
DASHBOARD PELAKSANAAN INPRES
Daerah
2. Menyediakan dashboard pelaksanaan Inpres
3. Mendukung pelaksanaan kegiatan dalam
rangka pelaksanaan Inpres oleh Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah:
a. Kegiatan Business Matching
b. Integrasi Data
c. Pembentukan Katalog Sektoral dan Lokal
d. Mendukung pembentukan layanan
pendaftaran bagi Pelaku Usaha sebagai
Penyedia Barang/Jasa Pemerintah (SPSE
dan SiKAP) pada mal pelayanan publik
Upaya Peningkatan
Produk Dalam Negeri
dan UMK-Koperasi
Upaya Peningkatan
Produk Dalam Negeri 2
dan UMK-Koperasi

3
1

h a l a m a n 12
4
Capaian Peningkatan
PDN dan UMK-Koperasi
dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Sampai Saat Ini
Capaian Peningkatan PDN dan UMK-Koperasi
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Sampai Saat Ini

h a l a m a n 16
PROGRES KATALOG LOKAL
“Masih Belum Sesuai Ekspektasi Presiden”
Per 21 April 2022
1. Karena belum sesuai ekspektasi, mohon
berkenan memberi penekanan agar kepala
daerah mengoptimalkan Katalog Lokal
203 Pemda 44 Pemda dengan:
✓ Segera membuka etalase produk
(38%) (8%) ✓ Segera mengajak sebanyak mungkin
pelaku usaha lokal untuk terlibat demi
pemerataan ekonomi

2. KPK juga mendukung penngembangan


Katalog Lokal untuk percepatan dan
akuntabilitas PBJ.

17
halaman
295 Pemda
List Pemda
(54%)
Sudah Tayang
Sudah Tayang Pengumuman Proses
Sudah Pengumuman
Total Pengelola Bertransaksi 21 Pemda
Nilai Transaksi Katalog Lokal Rp 2,9T Proses Pengumuman
Permasalahan Katalog Lokal
1. Aspek Pelaku Usaha
Disparitas kapasitas pelaku pengusaha lokal antar daerah yang berbeda-beda karakteristiknya.
2. Aspek Kelembagaan
Pengelolaan Katalog Lokal di Daerah belum seluruhnya melibatkan ekosistem lainnya di luar UKPBJ berkaitan
dengan pembinaan pelaku usaha lokal yang perlu dukungan kuat dari Dinas yang menangani urusan
Perdagangan, Perindusrian. UKM, dan Koperasi sebagai focal point baru;
3. Aspek Teknologi
Sistem aplikasi e-katalog belum memadai untuk mendukung proses on-boarding secara serentak.
4. Aspek SDM
Pengelola Katalog Lokal dianggap menambah beban kerja baru bagi SDM pelaku pengadaan terutama
untuk melakukan monev transaksi secara berkala dan berkesinambungan.
5. Aspek Pengguna (user)
Risiko dari sisi pengguna yang melakukan e-purchasing belum dimitigasi dengan baik, karena belum
adanya edukasi yang memadai kepada para PPK terhadap cara e-purchasing yang lebih menyesuaikan

18
dengan proses bisnis katalog yang baru.

halaman
6. Aspek Penataan Pasar
Tidak ada batasan domisili pelaku usaha dalam satu aglomerasi wilayah, berpotensi adanya bauran
produk/pelaku usaha antar pasar katalog lokal (misalnya : antara katalog lokal provinsi dan katalog local
pemda ibu kota provinsi dan sekitarnya)
7. Aspek Keuangan
Pembayaran user kepada pelaku usaha, masih menggunakan tata cara pertanggungjawaban keuangan
daerah yang konvensional, belum cash on Delivery (COD), sehingga berpotensi mempengaruhi rendahnya
cash flow pelaku usaha.
Permasalahan Input Kategori PDN/Impor
“Masih banyak kesalahan dalam input Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan (SiRUP) terutama terkait PDN dan Impor”

NILAI
NAMA PAKET PDN/IMPOR
TENDER
Pekerjaan Cleaning Services, Office Boy, Gardener, Pest Control Dan Teknisi Gedung
Rp22,8M Impor
Kantor Pusat Kemenhub
Building Management Jasa Pengamanan Rp16,4M Impor
Pengadaan Building Management Jasa Kebersihan Dan Taman Rp15,8M Impor
Pengadaan Satpam Tahun 2022 Rp5,4M Impor
Pekerjaan Belanja Jasa Tenaga Teknis / Pramu Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah Rp3,8M Impor

19
Belanja Jasa Tenaga Kebersihan (Cleaning Service) Rp1,2M Impor

halaman
Penyusunan Dokumen Revisi RtRw Provinsi Jawa Tengah Rp1,0M Impor
Bimtek Dan Pengadaan Alat Kerja Dalam Rangka Pengembangan Usaha Masyarakat
Rp872,9Juta Impor
Miskin Di Kabupaten Aceh Timur
Pengawasan Teknis Pengawasan Teknis Pemeliharaan Berkala Jalan Blangpidie - Cot
Rp285,1Juta Impor
Mane
Belanja Jasa Outsourcing Frontdesk Sekretariat Bagian Bulan April S/D Desember 2022 Rp272,3Juta Impor
Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung Biro PBJ Tahap 2 Rp259,4Juta Impor
Permasalahan
Pencatatan Tender

Sebanyak 7.878 paket


Dengan nilai Total Tender Rp31,5T
Tender Produk Dalam Negeri
Belum Dicatatkan

h a l a m a n 20
Hal ini akan menyebabkan perhitungan
nilai Penggunaan Produk Dalam Negeri Rincian Tender Produk Dalam Negeri
yang Belum Dicatatkan
belum Optimal
Nilai Jumlah
KLPD
Tender Paket
Kementerian/Lembaga Rp 18,3T 3.408
Pemerintah Daerah Rp 13,2T 4.407
LKPP

Akhir Presentasi

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai