Rp2.128,3T
Nasional Rp571,5T
Rp1.0 30 , 55%
3T Melalui
Swakelola
Anggaran Belanja PBJ Nasional
Rp1.030,3T Rp429,8T
4 2%
ANGGARAN BELUM
RUP BELUM RUP PENYEDIA SWAKELOLA REALISASI
BELANJA PBJ REALISASI
POIN PENTING:
1. Mempercepat peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan pemberdayaan UMKM
dan Koperasi
2. Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan paling sedikit 40% dari nilai anggaran
pada pengadaan barang/jasa pemerintah dengan menggunakan produk UMKM dan Koperasi
dari hasil produksi dalam negeri
3. Mendukung pencepatan target belanja APBN dan APBD TA 2022 paling sedikit Rp. 400T
untuk produk dalam negeri prioritas produk UMKM dan Koperasi
4. Membentuk tim P3DN pada K/L dan Pemda serta menyusun roadmap strategi penggunaan
Produk Dalam Negeri dalam rangka percepatan penayangan menuju 1.000.000 produk
tayang dalam e-katalog
5. Pengurangan impor paling lambat pada tahun 2023 sampai dengan 5% bagi K/L dan Pemda
yang melakukan pemenuhan belanja melalui impor
6. Belanja pengadaan barang/jasa pemerintah menggunakan SiRUP dan mengisi
e-kontrak pada Sistem Pengadaan Secara Elektornik (SPSE)
7. Mencantumkan syarat wajib menggunakan produk dalam negeri pada semua kontrak kerja
sama
8. Menghapuskan syarat yang menghambat penggunaan produk dalam negeri dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah
9. Melakukan integrasi data dan informasi mengenai produk dalam negeri melalui penerapan
Satu Data Indonesia (SDI) dalam rangka mendukung kebijakan berbasis data dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah sesuai kerangka Sistem Pengadaan Secara Elektornik (SPBE)
TIM
Pembentukan Tim Peningkatan Penggunaan 02
Produk dalam Negeri (P3DN)
MENGIMPLEMENTASIKAN
program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri (P3DN), mulai dari tahap perencanaan, 01
penganggaran, pelaksanaan, hingga pengawasan
KEWAJIBAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
16
REGULASI TERKAIT P3DN
17
REGULASI TERKAIT P3DN
setiap pengadaan yang sumber pembiayaannya berasal dari APBN, APBD, termasuk pinjaman atau hibah dari dalam
negeri atau luar negeri, serta pekerjaannya mengusahakan sumber daya yang dikuasai negara, maka WAJIB
menggunakan produk dalam negeri.
18
18
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 2018
TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI
19
REGULASI
REGULASI
3
1
1
2
halaman
4
PENGAWASAN
P3DN
DEFINISI
27
URUTAN PEMBELIAN PRODUK DALAM NEGERI
28
KEWAJIBAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 2018
33
PENJELASAN PASAL 59 PP 29/2018
34
IMPLEMENTASI P3DN PADA PENGADAAN B/J
35
IMPLEMENTASI P3DN PADA PENGADAAN B/J
36
PREFERENSI HARGA
SESUAI PP NO 29 TAHUN 2018 DAN PERPRES NO 12 TAHUN 2021
37
PENGHITUNGAN HARGA EVALUASI AKHIR (HEA)
38
PENGAWASAN DAN SANKSI
SESUAI PP NO 29 TAHUN 2018 DAN PERPRES NO 16 TAHUN 2018
39
SURAT MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI
PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI PADA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
40
Permasalahan Katalog
Lokal
1. Aspek Pelaku Usaha
Disparitas kapasitas pelaku pengusaha lokal antar daerah yang berbeda-beda karakteristiknya.
2. Aspek Kelembagaan
Pengelolaan Katalog Lokal di Daerah belum seluruhnya melibatkan ekosistem lainnya di luar UKPBJ
berkaitan
dengan pembinaan pelaku usaha lokal yang perlu dukungan kuat dari Dinas yang menangani
urusan Perdagangan, Perindusrian. UKM, dan Koperasi sebagai focal point baru;
3. Aspek Teknologi
Sistem aplikasi e-katalog belum memadai untuk mendukung proses on-boarding secara serentak.
4. Aspek SDM
Pengelola Katalog Lokal dianggap menambah beban kerja baru bagi SDM pelaku pengadaan terutama
untuk melakukan monev transaksi secara berkala dan berkesinambungan.
5. Aspek Pengguna(user)
Risiko dari sisi pengguna yang melakukan e-purchasing belum dimitigasi dengan baik, karena belum
adanya edukasi yang memadai kepada para PPK terhadap cara e-purchasing yang lebih
menyesuaikan
dengan proses bisnis katalog yang baru.
6. Aspek Penataan Pasar
Tidak ada batasan domisili pelaku usaha dalam satu aglomerasi wilayah, berpotensi adanya bauran
produk/pelaku usaha antar pasar katalog lokal (misalnya : antara katalog lokal provinsi dan katalog
local pemda ibu kota provinsi dan sekitarnya)
7. Aspek Keuangan
Pembayaran user kepada pelaku usaha, masih menggunakan tata cara pertanggungjawaban
keuangan
Permasalahan
Pencatatan Tender