PBJ
menghasilkan barang/jasa yang tepat dari
TUJUAN
setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari
aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya,
lokasi, dan Penyedia;
meningkatkan penggunaan
produk dalam negeri;
meningkatkan peran serta Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi;
meningkatkan peran pelaku usaha
EFEKTIF EFISIEN
PRINSIP
nasional;
mendukung pelaksanaan penelitian
TRANSPARAN TERBUKA dan
pemanfaatan barang/jasa hasil
BERSAING ADIL penelitian;
meningkatkan keikutsertaan industri
AKUNTABEL kreatif;
mewujudkan pemerataan ekonomi dan
memberikan perluasan kesempatan
Kebijaka
n Peningkatan PDN
dan Pemberdayaan
UMK
PROFIL PENGADAAN
NASIONAL
2021 2022
Belanja Belanja
Pengadaan Rp. 1.106,4 T Pengadaa Rp. 1.057,4T
n
Rencana Rencana
Pengadaan Rp. 1.141,8 T Rp. 1.205,0T
Pengadaa
n
3%4% 5% 4%
10%
Swakelola
12%
Tender 34,1%
7% 39,5%
e-Purchasing Pengadaan
Langsung Penunjukan 9%
Langsung
Dikecualikan/Kontes
36,4% 35,8%
Kewajiban
Penggunaan Produk
Dalam Negeri
1. Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah wajib
menggunakan produk dalam negeri, termasuk
rancang bangun dan perekayasaan nasional.
2. Kewajiban penggunaan produk dalam negeri dilakukan
apabila terdapat produk dalam negeri yang
memiliki penjumlahan nilai TKDN ditambah nilai
BMP paling sedikit 40%.
3. Pemberian Preferensi Harga kepada produk Dalam
negeri yang memiliki nilai TKDN lebih besar dari 25%,
bagi Pengadaan di atas Rp1Miliar. Preferensi harga
adalah insentif kelebihan harga yang dapat diterima.
Inpres Nomor 2 Tahun
2022
Strategi Peningkatan PDN
pada Tahap Perencanaan
Pengadaan
Kewajiban Produk Dalam Negeri, Kompetisi, dan Preferensi
URUTAN PEMBELIAN PRODUK DALAM
NEGERI
TKDN ≥40% Jika barang dimaksud
Nilai TKDN atau TKDN+BMP minimal 40% adalah barang wajib, maka
WAJIB yang boleh dibeli adalah
PDN yang memiliki nilai
TKDN 25 - <40%
Memiliki nilai TKDN di bawah 40% TKDN minimal 25%
Apabila terdapat PDN dengan nilai Jika tidak Pilih PDN dengan
TKDN + BMP minimal 40% PPK/PP dapat dipenuhi nilai TKDN <25%
pilih PDN dengan nilai TKDN ≥ 25%