Anda di halaman 1dari 57

Memahami

Penerapan

Pada

Dr. Wawan Zulmawan SH. MBA. MM. MH.


Procurement & Risk Management Counsel / Asesor Sertifikasi Pengadaan BNSP
mengejar target
pengembangan
Local industri, penciptaan
lapangan kerja,
Demand
Content penambahan nilai,
penciptaan tautan
Side
Policy dan penggabungan
rantai nilai yang Policy
lebih baik

Efektif Value
dan for
Efisien Money
Local Pelopor :
International
Local
Content Procurement
Finance
Coorporation
Policy (IFC) 2001

Memitigasi risiko terhadap kegagalan /


alasan pelanggaran aturan dalam kegiatan operasional
pemerintah /BUMN.
menerapkan Tanggapan terhadap peraturan pemerintah yang
pengadaan menetapkan tingkat konten lokal/ TKDN.
Memberikan manfaat kepada masyarakat
lokal di setempat dengan menciptakan peluang bisnis
suatu negara yang berkelanjutan dengan pemerintah dan
BUMN.
produk
dalam barang/jasa termasuk
negeri rancang bangun dan
perekayasaan yang
diproduksi / dikerjakan
oleh perusahaan yang
berinvestasi & berproduksi
di Indonesia, yang
menggunakan sebagian
tenaga kerja bangsa/ WNI,
yang prosesnya
menggunakan Bahan
Baku/komponen dalam
negeri dan/atau sebagian
impor
Pasal 86 (1) UU • lembaga negara, kementerian,
3/2014 tentang lembaga pemerintah
Perindustrian jo nonkementerian, dan SKPD dalam
PBJ apabila sumber
Pasal 57 PP 29/2018 pembiayaannya berasal dari
tentang APBN, APBD, termasuk
Pemberdayaan pinjaman/hibah dari dalam
negeri/luar negeri
Industri

Produk dalam • BUMN, BUMD, dan badan usaha


negeri swasta dalam PBJ yang
pembiayaannya berasal dari
Indonesia APBN, APBD dan/atau
pekerjaannya dilakukan melalui
wajib pola kerja sama antara Pemerintah
digunakan dengan badan usaha swasta
dan/atau mengusahakan sumber
oleh : daya yang dikuasai negara
InPres 2/2009 tentang melakukan langkah- memberikan
.

.
.
Penggunaan PDN langkah sesuai
Dalam PBJ Pemerintah :
preferensi harga
kewenangan masing- untuk barang
Menteri, Jaksa Agung,
Kepala Lembaga
masing guna produksi dalam
Pemerintah Non memaksimalkan
penggunaan negeri dan
Departemen, Panglima
TNI, Kapolri, Pimpinan barang/jasa hasil penyedia jasa
Kesekretariatan PDN termasuk pemborongan
Lembaga Negara, rancang bangun dan nasional kepada
Gubernur & Bupati/ perekayasaan perusahaan
Walikota ➔ Dalam nasional, serta penyedia
PBJ pemerintah di penggunaan barang/jasa
lingkungan instansi penyedia barang/
masing-masing, jasa nasional
agar:
SE Menteri BUMN : Memaksimalkan Penggunaan PDN &
.

.
.
SE-2/MBU/2012 penggunaan PDN pemberian
tentang Penggunaan dan penyedia BJ preferensi harga
Produk Dalam nasional. dilakukan dengan
Negeri Dalam Dapat memberikan memperhatikan
Pengadaan Barang/ preferensi harga kualitas & daya saing
Jasa BUMN dan Anak untuk barang PDN produk yang
Perusahaan BUMN. dan penyedia jasa dihasilkan.
Kepada Direksi pemborongan Dalam mengukur
BUMN diminta agar nasional kepada TKDN dari barang-
di dalam memenuhi perusahaan barang yang
kebutuhan barang/ penyedia barang/ dibutuhkan BUMN
jasa BUMN dan Anak jasa nasional. bersinergi dengan
Perusahaan, untuk : BUMN bidang
surveyor.
Pasal 2 ayat (2) PerMen
Perindustrian 02/M-
IND/PER/1/2014 tentang
Pedoman Peningkatan
Penggunaan PDN Dalam
PBJ Pemerintah

PBJ di lingkungan
Penggunaan PDN Kementerian/
dalam PBJ Lembaga/SKPD/Instansi
yang pembiayaannya
pemerintah baik sebagian
berlaku bagi: /seluruhnya bersumber
dari APBN/APBD.

PBJ untuk investasi di


PBJ yang sebagian
lingkungan BI, LPS, OJK,
/seluruh dananya PBJ yang dananya baik
PTN Badan Hukum, dan
bersumber dari sebagian /seluruhnya
BUMN/BUMD yang
pinjaman/ hibah dalam berasal dari
pembiayaannya
negeri yang diterima pinjaman/hibah luar
sebagian/ seluruhnya
pemerintah dan/atau negeri
dibebankan pada
pemerintah daerah
APBN/APBD.
BUMN/BUMD.
Pasal 2 ayat (2) Lembaga pemerintahan non
PerMen Perindustrian kementerian, BI, LPS dan
OJK.
03/M-IND/PER/1/2014 Penggunaan PDN
tentang Pedoman dalam PBJ pemerintah Badan Layanan Umum (BLU).
Peningkatan yang tidak dibiayai PTN badan hukum.
Penggunaan Produk dari APBN/APBD Kontraktor kontrak
Dalam Negeri Dalam berlaku bagi PBJ yang kerjasama (KKKS).
Pengadaan mempengaruhi Badan usaha pemegang Izin
Barang/Jasa keuangan negara, Usaha Pertambangan (IUP) /
Kontrak Karya/Perjanjian
Pemerintah Yang yaitu yang meliputi: Pengusaha Pertambangan
Tidak Dibiayai dari Batubara (PKP2P), dan
APBN/APBD. Pola kerjasama pemerintah
dan swasta
Bobot Manfaat Preferensi Harga
TKDN =besaran Perusahaan/ BMP = = nilai
kandungan nilai penghargaan penyesuaian
dalam negeri yang diberikan harga terhadap
pada barang, kepada perusahaan
PP 29/2018 industri yang harga penawaran
jasa, serta
berinvestasi & dalam proses
gabungan tentang berproduksi di evaluasi akhir
barang dan jasa Pemberdayaan Indonesia dalam PBJ
Industri
Pengguna PDN
wajib
memberikan
preferensi Harga
atas PDN yang
memiliki nilai
TKDN lebih besar
/ = 25%

Ketentuan & tata Preferensi


cara pemberian Pasal 64 PP Harga Produk
preferensi Harga 29/2018 Dalam Negeri
sesuai dengan
yang diatur tentang untuk Barang
dalam Perpres Pemberdaya diberikan
tentang PBJ an Industri paling tinggi
pemerintah. 25%

Preferensi Harga
PDN untuk Jasa
konstruksi yang
dikerjakan oleh
perusahaan dalam
negeri diberikan
paling tinggi 7,5%
di atas harga
penawaran
terendah dari
perusahaan asing.
Pasal 4 (2) : Pengguna Pasal 4 (3): Pengguna
BJ mengutamakan BJ dapat memberikan
Pasal 3 huruf g : penggunaan PDN, preferensi
Tujuan rancang bangun & penggunaan PDNi
pengaturan PerMen BUMN perekayasaan dengan tetap
mengenai PBJ ini PER- nasional, serta mengindahkan
08/MBU/12/2019 perluasan kesempatan ketentuan peraturan
adalah : bagi usaha kecil perundangan yang
meningkatkan tentang Pedoman sepanjang kualitas, berlaku dalam rangka
penggunaan PDN Umum harga, & tujuannya mendorong
Pelaksanaan dapat dipertanggung pertumbuhan industri
jawabkan. dalam negeri.
Pengadaan
Barang dan Jasa
BUMN
Dalam rangka
mewajibkan Pasal 7 Pengguna BJ mendorong
Direksi BUMN PerMen mengutamakan
pertumbuhan industri
dalam negeri,
membentuk Tim penggunaan PDN,
TKDN guna
BUMN ➔ rancang bangun &
Pengguna BJ dapat
memberikan
perekayasaan preferensi
memonitor & penggunaan PDN
memastikan  Pasal 8 nasional, serta
perluasan dengan tetap
penggunaan PerMen kesempatan bagi mengindahkan
ketentuan peraturan
KDN dalam PBJ usaha kecil
BUMN perundangan yang
berlaku.
Pasal 60 PP
29/2018 tentang
pengadaan Pemberdayaan
Industri
gabungan pengadaan pengadaan
Barang dan Pengadaan Barang Jasa
Jasa Produk Dalam
Negeri ini terdiri
dari:
Kewajiban
penggunaan tahap
pelaksanaan
PDN Pasal 58 PP 29 perencanaan
PBJ
dilakukan tahun 2018 dan
pada tentang
Pemberdayaan
Industri:
Kewajiban penggunaan PDN
dilakukan jika terdapat
peserta yang menawarkan
barang/jasa dengan nilai
TKDN ditambah nilai Bobot
Pengadaan Barang/Jasa Manfaat Perusahaan (BMP)
bertujuan untuk : paling rendah 40%
meningkatkan
penggunaan produk Kewajiban penggunaan
dalam negeri PDN dilakukan pada
tahap Perencanaan
PerPres 16/2018 tentang Pengadaan, Persiapan
Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan, atau
Pemerintah jo Perpres Pemilihan Penyedia.
12/2021 (perubahan)
Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah wajib dicantumkan dalam RUP,
menggunakan PDN,
termasuk rancang bangun
spesifikasi teknis/KAK,
dan perekayasaan dan Dokumen Pemilihan
nasional.
Dalam hal telah Dalam hal tidak
terdapat barang terdapat, proses
PDN yang memiliki PBJ menggunakan
penjumlahan mekanisme
capaian TKDN & pengadaan barang
BMP minimal 40% Pasal 7 PerMen dimaksimalkan
dengan TKDN Perindustrian 02/M- dengan diberikan
minimal 25%, PBJ IND/PER/1/2014
tentang Pedoman preferensi atau
wajib menggunakan pengadaan barang
Peningkatan
PDN diberdayakan
Penggunaan PDN
Dalam PBJ Pemerintah:
PDN ditentukan
Jasa berdasarkan
besaran
TKDN Pasal 67 PP
29/2018
komponen
dalam negeri
Barang
terdiri tentang
Pemberdaya
pada setiap BJ
yang
gabungan dari: an Industri
ditunjukkan
Barang dengan nilai
dan Jasa
TKDN

. . .
Pasal 6 PerMen Barang yang
Perindustrian 02/M- dimaksimalkan :
Barang diwajibkan : Barang yang
IND/PER/1/2014 barang PDN yang
barang PDN yang diberdayakan :
tentang Pedoman memenuhi
wajib digunakan untuk barang PDN yang
Peningkatan persyaratan
memenuhi memenuhi
Penggunaan PDN kebutuhan &
persyaratan
Dalam PBJ Pemerintah: persyaratan
kebutuhan & memiliki memiliki
penjumlahan capaian Dalam rencana kebutuhan dan
penjumlahan capaian
memiliki capaian
TKDN & BMP lebih PBJ, Pengguna TKDN & BMP kurang
TKDN barang kurang
dari /= 40% & capaian dari 40% & memiliki
TKDN barang lebih Anggaran capaian TKDN
dari 15% & lebih dari
dari /= 25%. mengelompokan barang lebih dari /=
/ = 10%
barang 15%
bahan/
material
langsung

Nilai TKDN
Barang
dihitung
berdasarkan
faktor produksi
biaya yang meliputi:
tidak
tenaga
langsung
kerja
pabrik
langsung
(factory
overhead)
Biaya bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak
langsung pabrik dihitung sampai di lokasi pengerjaan (pabrik/workshop) untuk
produk barang yang bersangkutan.

Penentuan komponen dalam negeri untuk alat kerja/fasilitas kerja dengan


ketentuan:
a. alat kerja yang diproduksi di dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang jasa dalam negeri, dinilai 100% komponen dalam negeri;
b. alat kerja yang diproduksi di dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa luar negeri, dinilai 75% (komponen dalam negeri;
c. alat kerja yang diproduksi dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa kerjasama antara perusahaan dalam negeri dan perusahaan
luar negeri, dinilai komponen dalam negeri 75%, ditambah dengan 25%
proporsional terhadap komposisi (perbandingan) saham perusahaan DN;
d. alat kerja yang diproduksi di luar negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa dalam negeri, dinilai 75% komponen dalam negeri;
e. alat kerja yang diproduksi luar negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa luar negeri negeri, dinilai 0% komponen dalam negeri; dan
f. alat kerja yang diproduksi luar negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa kerjasama antara perusahaan dalam negeri dan perusahaan
luar negeri, dinilai komponen dalam negerinya secara proporsional
terhadap komposisi (perbandingan) saham perusahaan dalam negeri.
Perhitungan TKDN barang dilakukan terhadap setiap jenis barang. Jenis
barang merupakan barang yang diproduksi berdasarkan proses produksi dan
bahan baku (material) yang sama dengan jenis:
• Barang Tingkat 1 adalah barang yang merupakan produk akhir.
• Barang Tingkat 2 adalah barang yang merupakan komponen dari produk
akhir.

Perhitungan TKDN barang dapat ditelusuri sampai dengan barang tingkat 2


yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri. TKDN barang tingkat dua
dinyatakan 100%, apabila:
a. barang tingkat dua diproduksi di dalam negeri;
b. biaya barang tingkat dua di bawah 3% dari biaya produksi barang tingkat
satu; dan
c. akumulasi biaya seluruh barang tingkat dua sebagaimana dimaksud pada
huruf b maksimal 10% dari total biaya barang tingkat satu.

Apabila dalam penelusuran terhadap barang tingkat dua terdapat barang


komponen yang berasal dari barang tingkat tiga yang dibuat di dalam negeri,
TKDN barang/komponen dari barang tingkat tiga dimaksud dinyatakan 100%.
Adapun formulasi rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai
berikut:
Dokumen Pendukung Perhitungan TKDN

Dokumen Bahan Baku Langsung :


a. Invoice penjualan produk yang dinilai
b. Gambar produk yang dinilai
c. Flow proses produksi
d. Bukti sertifikasi produk (mis: SNI/ lain nya)
e. Drawing dari produk yang dinilai
f. Bill Of Material (BOM)
g. Invoice pembelian material terhadap produk
h. Dokumen Perhitungan Bea Masuk /PIB (jika ada)
i. Invoice pengangkutan bahan baku (jika ada)
j. Invoice Jasa-jasa lain nya yang berhubungan dengan material
bahan baku
k. Laporan Hasil Produksi 1 tahun terakhir untuk produk.
Dokumen Tenaga Kerja Langsung :
a. Struktur Organisasi di pabrik
b. List Gaji Tenaga Kerja Langsung
c. Bukti Kewarganegaraan dari Tenaga Kerja Langsung
d. Jasa-Jasa Terkait Tenaga Kerja Langsung
e. Biaya Asuransi Tenaga Kerja Langsung
f. List Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung
g. Bukti Kewarganegaraan dari Tenaga Kerja Tidak Langsung
h. Jasa-Jasa Terkait Tenaga Kerja Tidak Langsung
i. Biaya Asuransi tenaga kerja tidak langsung.

Dokumen Overhead Pabrik :


a. Lay Out Pabrik (tata letak Mesin)
b. Daftar Depresiasi mesin/alat kerja yang digunakan untuk memproduksi
produk
c. Biaya Sewa Pabrik
d. Biaya Sewa Mesin/ Alat kerja (jika ada)
e. Biaya Asuransi Pabrik
f. Biaya Listrik
g. Biaya PBB.
PerMen Perindustrian 16/M-IND/PER/2/2011 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan TKDN

▪ Catatan :
▪ Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku),
biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya tidak langsung pabrik (factory overhead)
yang berasal dari dalam negeri.
▪ Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya material langsung (bahan baku),
tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung pabrik (factory overhead) yang
berasal dari luar negeri.
▪ Formula perhitungan :
▪ %TKDN (4D) = (4C – 4B) / 4C x 100%
▪ %TKDN (4D) = (4A / 4C) x 100%
tenaga
kerja

Nilai TKDN
Jasa dihitung
berdasarkan
faktor biaya
yang
meliputi:
alat
Jasa kerja/
umum fasilitasi
kerja
Verifikasi TKDN Jasa dapat dilakukan sampai dengan
ke layer-3 (produsen):

• Jika salah satu layer-3 lebih dari satu, layer-3


tersebut dipilih yang sering dibeli oleh layer-1.
• Jika ada penggunaan mata uang asing pada
perhitungan TKDN, konversi mata uang dilakukan
pada saat transaksi.
• Perhitungan TKDN Jasa didasarkan pada waktu
(bulan) yang sama.
PerMen Perindustrian 16/M-IND/PER/2/2011 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan TKDN

▪ Catatan :
▪ Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya manajemen proyek
dan perekayasaan, alat kerja/fasilitas kerja, konstruksi dan fabrikasi, dan
jasa lainnya dari dalam negeri.
▪ Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya manajemen proyek dan
perekayasaan, alat kerja/fasilitas kerja, konstruksi dan fabrikasi, dan jasa
lainnya dari luar negeri.
▪ Formula perhitungan :
▪ %TKDN (5D) = (5C – 5B) / 5C x 100%
▪ %TKDN (5D) = 5A/5C x 100%
Nilai TKDN
Nilai kemampuan gabungan
intelektual Barang dan Jasa
(brainware) dapat
dihitung sebagai
biaya dalam
produksi biaya
penghitungan dihitung
nilai TKDN. berdasarkan
gabungan faktor
PerMen Perindustrian 16/M-IND/PER/2/2011 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Penghitungan TKDN
Catatan :
▪ Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material
langsung (bahan baku), peralatan (barang jadi), biaya
manajemen proyek dan perekayasaan, alat kerja/fasilitas
kerja, konstruksi dan fabrikasi, dan jasa lainnya dari dalam
negeri.
▪ Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya material
langsung (bahan baku), peralatan (barang jadi), biaya
manajemen proyek dan perekayasaan, alat kerja/fasilitas
kerja, konstruksi dan fabrikasi, dan jasa lainnya dari luar
negeri.
▪ Formula perhitungan :
▪ %TKDN Gabungan (9E) =
(9C – 9B) / 9C x 100%
PerMen
Perindustrian
16/M-
IND/PER/2/2011
tentang
Ketentuan dan
Tata Cara
Penghitungan
TKDN

BMP diberikan
kepada
perusahaan
berdasarkan
faktor penentu pemberdayaan Usaha Mikro dan
sebagai Kecil termasuk Koperasi Kecil
berikut: melalui kemitraan;
kepemilikan sertifikat kesehatan
dan keselamatan kerja serta
sertifikat manajemen lingkungan;
pemberdayaan lingkungan
(community development); dan
ketersediaan fasilitas pelayanan
purna jual.
BMP dihitung berdasarkan
akumulasi bobot faktor penentu
dikalikan dengan bobot
maksimum, dengan total nilai
paling tinggi 15%.
Preferensi harga
merupakan
insentif bagi
produk dalam
negeri pada
pemilihan
Penyedia berupa
kelebihan harga Preferensi
yang dapat harga
diterima. diberlakukan
untuk PBJ
dengan nilai
HPS paling
Pasal 67 sedikit di atas
PerPres Rp1 miliar

16/2018 jo
Preferensi harga
untuk Pekerjaan Perpres
Konstruksi yang
dikerjakan oleh 12/2021 Preferensi harga
diberikan
badan usaha terhadap
nasional paling barang/jasa yang
tinggi 7,5% di memiliki TKDN
atas harga paling rendah
penawaran 25%
terendah dari BU Preferensi
asing. harga untuk
barang/jasa
paling tinggi
25%
Pengguna BJ
memberikan
preferensi harga
atas produk dalam
negeri yang
memiliki nilai TKDN
lebih besar atau
sama dengan 25%

Pasal 9 PerMen
BUMN PER-
08/MBU/12/2019
tentang Pedoman
Umum
Preferensi harga Pelaksanaan
Preferensi
produk dalam
negeri untuk jasa Pengadaan Barang harga produk
konstruksi yang
dikerjakan oleh
dan Jasa BUMN dalam negeri
untuk barang
perusahaan diberikan
dalam negeri paling tinggi
diberikan paling 25%
tinggi 7,5%
PP 29/2018 tentang Pemberdayaan Industri
• “Verifikasi” =“kegiatan menghitung nilai TKDN
barang/jasa dan nilai Bobot Manfaat Perusahaan
berdasarkan data yang diambil atau dikumpulkan dari
kegiatan usaha produsen barang, perusahaan jasa atau
penyedia gabungan barang dan jasa”.

Peraturan Menteri Perindustrian nomor 57/M-


IND/PER/7/2006
• Penunjukan Surveyor Sebagai Pelaksana Verifikasi
Capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) atas
Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri ➔ PT Surveyor
Indonesia (Persero) dan PT Superintending Company of
Indonesia (Persero)
Produsen • Produsen Barang dapat

dapat melakukan penghitungan sendiri


(self assesment) nilai TKDN Barang
dan nilai BMP sesuai dengan
melakukan ketentuan & tata cara
penghitungan nilai TKDN & nilai
penghitungan BMP
• Nilai TKDN Barang & nilai BMP
sendiri atas hasil penghitungan sendiri oleh
produsen Barang menjadi
TKDN pertimbangan awal bagi lembaga
verifikasi independen dalam

barangnya. penghitungan besaran nilai TKDN


Barang dan nilai BMP bagi
pengguna PDN.
Pasal 72 PP • Penyedia Jasa &/ penyedia
gabungan Barang & Jasa dapat
29/2018 melakukan penghitungan sendiri
nilai TKDN Jasa &/ nilai TKDN
tentang gabungan Barang & Jasa sesuai
dengan ketentuan & tata cara
Pemberdayaan perhitungan nilai TKDN & nilai
BMP untuk satu kegiatan
Industri: pelaksanaan tender.
Pasal 17 ayat (1) PerMen ESDM 15/2013 tentang Penggunaan Produk
Dalam Negeri Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi :
Kontraktor atau Penyedia Barang dan/atau Jasa wajib melakukan
Verifikasi atas capaian TKDN gabungan beberapa jenis barang,
gabungan beberapa jenis jasa, atau gabungan barang dan jasa
dengan ketentuan:
terhadap pengadaan
gabungan beberapa jenis
terhadap pengadaan
terhadap pengadaan barang, gabungan
barang dan/atau jasa
gabungan beberapa jenis beberapa jenis jasa, atau
dengan nilai kurang dari
barang, gabungan gabungan barang dan jasa
Rp 5 miliar atau jenis jasa
beberapa jenis jasa, atau dengan nilai Rp 5 miliar
yang memiliki
gabungan barang dan jasa atau lebih sampai dengan
kompleksitas rendah,
dengan nilai Rp.50 miliar kurang dari Rp.50 miliar
perhitungan capaian TKDN,
atau lebih dan nilai TKDN dan nilai TKDN yang
dapat dilakukan sendiri
yang dicapai 30% atau dicapai 30% atau lebih
(self assessment) oleh
lebih wajib menggunakan dapat menggunakan jasa
personil Penyedia Barang
jasa surveyor independen surveyor independen atau
dan/atau Jasa yang
yang memiliki kualifikasi dilakukan oleh personil
memiliki kualifikasi untuk
untuk melakukan Verifikasi; Kontraktor yang memiliki
melakukan Verifikasi.
kualifikasi un tuk
melakukan Verifikasi.
Pasal 67 Peraturan Presiden nomor 16 tahun
2018 jo Perpres 12/2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah :

▪ Preferensi harga diperhitungkan dalam


evaluasi harga penawaran yang telah
memenuhi persyaratan administrasi dan
teknis.
▪ Penetapan pemenang berdasarkan urutan
harga terendah Hasil Evaluasi Akhir (HEA).
▪ Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA terendah yang sama,
penawar dengan. TKDN lebih besar ditetapkan
sebagai pemenang.
▪ Catatan : Harga dalam jutaan rupiah
▪ Catatan :
▪ Preferensi harga untuk barang/jasa dalam negeri diberlakukan pada
pengadaan barang/jasa yang dibiayai murni dengan nilai di atas Rp.100
miliar.
▪ Preferensi untuk kontraktor nasional diberikan sepanjang terdapat
kontraktor asing sebagai peserta lelang.
▪ Apabila terdapat dua atau lebih penawaran dengan HEA yang sama maka
penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang.
▪ Pasal 15 PerMen Perindustrian 16/M-IND/PER/2/2011 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri, Penyedia barang/jasa yang
dengan sengaja menyediakan barang/jasa dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan nilai TKDN penawaran dikenakan sanksi finansial. Sanksi ini
dihitung berdasarkan perbedaan antara nilai TKDN penawaran dengan nilai TKDN
realisasi pelaksanaan dikalikan dengan harga penawaran, dengan perbedaan nilai
TKDN maksimal sebesar 15%.
Pasal 76 pengawasan Pengawasan

.
.

Pengadaan berupa kegiatan


Peraturan audit, reviu,
Barang/Jasa
Presiden meliputi al:
pemantauan,
evaluasi, dan/atau
nomor 16 penyelenggaraan
tahun 2018 - pencapaian whistleblowing
TKDN; system ini
tentang dilakukan
Pengadaan - penggunaan
bersama dengan
produk dalam
Barang/Jasa negeri;
kementerian
teknis terkait
Pemerintah dan/atau BPKP.
dalam rangka salah satunya
meningkatkan terhadap capaian
Pasal 15 PerMen kemampuan pelaku tingkat
Energi dan Usaha Penunjang
Migas, Direktur komponen dalam
Sumber Daya
Jenderal negeri (TKDN)
Mineral no.14
melaksanakan dan/atau nilai
tahun 2018 evaluasi melalui tingkat
tentang Kegiatan audit kepatuhan komponen dalam
Usaha Penunjang terhadap perusahaan
negeri (TKDN)
Minyak dan Gas atau perserorangan
pemegang Surat untuk Usaha
Bumi
Kemampuan Usaha Industri
Penunjang Migas Penunjang Migas
PERATURAN BPKP 3/2019 TENTANG PERATURAN BPKP 3/2019 TENTANG
PEDOMAN PENGAWASAN INTERN ATAS PEDOMAN PENGAWASAN INTERN ATAS
PENGADAAN BARANG/JASA PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH (LAMPIRAN III.5.7) PEMERINTAH (LAMPIRAN III.5.8)

Tujuan Audit PBJ Tujuan Audit PBJ


Aspek Pencapaian Aspek
TKDN ➔ Penggunaan PDN
meyakinkan PBJ ➔ meyakinkan
telah PBJ telah
memaksimalkan memaksimalkan
penggunaan penggunaan
komponen dalam produk dalam
negeri. negeri.
Dokumen
Memastikan pendukung
Persyaratan yang pasokan penggunaan KDN
diperjanjikan dalam (supply) dibuat dan
Dokumen memaksimalkan diproses sesuai
perencanaan BJ, TKDN. ketentuan.
dokumen pemilihan
& kontrak terkait
penggunaan KDN
Konfirmasi
pemakai
Spesifikasi Untuk pekerjaan barang/jasa
Perhitungan
teknis/KAK konstruksi :
preferensi
mengenai penggunaan
harga BJ
penggunaan KDN pada
dengan nilai >
PDN keseluruhan
pekerjaan. Rp.1 miliar.
Untuk pekerjaan konstruksi,
penggunaan PDN pada
Spesifikasi keseluruhan pekerjaan.
Persyaratan yang teknis/KAK Penggunaan barang impor
diperjanjikan dalam mengenai dilakukan dalam hal:
Dokumen penggunaan Barang tersebut belum dapat
perencanaan BJ, PDN diproduksi di dalam negeri;
dokumen pemilihan
& kontrak terkait
penggunaan KDN
Konfirmasi
pemakai
Pada pengadaan Dokumen barang/jasa
Pencantuman barang, apakah pendukung
PDN dalam e- memaksimalkan penggunaan KDN
katalog oleh penggunaan dibuat dan
K/L/D PDN dan diproses sesuai
bersertifikat SNI ketentuan.
JENIS
AUDIT
TKDN 49

Probity Audit Hasil


PBJ Audit PBJ
audit selama audit PBJ
Peraturan proses PBJ yang telah
BPKP 3/2019 berlangsung selesai
tentang (real time pelaksanaan
Pedoman audit) nya
Pengawasan dengan pengadaan
Intern Atas mendasarkan barang/
Pengadaan pada prinsip- jasanya
Barang/Jasa prinsip (outcome
Pemerintah probity based audit)
Probity = integritas Terkait proses PBJ, Untuk bisa dirasakan
(integrity), probity diartikan manfaatnya, prinsip-
kebenaran sebagai ’good prinsip probity
(uprightness), & process’ yaitu seharusnya
kejujuran (honesty). proses PBJ diimplementasikan
Konsep probity tidak dalam setiap tahap
dilakukan dengan
hanya untuk proses PBJ. Probity
prinsip-prinsip
mencegah terjadinya juga perlu
korupsi tetapi juga
penegakan dituangkan dalam
untuk memastikan integritas, bentuk kebijakan
proses kebenaran, & probity dan prosedur
penyelenggaraan kejujuran untuk yang akan menjadi
PBJ dilaksanakan memenuhi acuan dalam
secara wajar, ketentuan. pelaksanaan PBJ
obyektif, transparan
Output : Laporan Hasil Audit PBJ yang
menyajikan informasi mengenai simpulan &
pendapat berdasarkan hasil penilaian atas
proses PBJ yang diaudit, dikaitkan dengan
pemenuhan probity requirement, serta saran
perbaikan atas proses PBJ yang sedang
berlangsung.

Outcome : dimanfaatkannya laporan


hasil audit untuk pengambilan
keputusan oleh K/L/PemDa dalam
rangka memperbaiki perencanaan,
pelaksanaan & pengendalian
kegiatan PBJ agar lebih efisien,
efektif, terbuka dan bersaing,
transparan, adil/tidak
diskriminatif, & akuntabel.
Salah satunya Lingkup audit : PBJ
meliputi: oleh K/L/Perangkat
Pemenuhan nilai Daerah yang dibiayai
Audit PBJ manfaat yang oleh APBN/ APBD,
(APBJ) ➔ termasuk PBJ yang
sebesar-besarnya; sebagian/seluruh
kategori
Kepatuhan terhadap dananya bersumber dari
audit/
pemeriksaan
peraturan; pinjaman dalam negeri
Pencapaian TKDN; dan/ hibah dalam
dengan
Penggunaan PDN; negeri yang diterima
tujuan
oleh Pemerintah dan/
tertentu Pencadangan & PemDa serta PBJ yang
peruntukan paket sebagian/ seluruhnya
untuk usaha kecil; dibiayai dari pinjaman
dan Pengadaan luar negeri /hibah luar
negeri.
Berkelanjutan
HASIL OUTCOME BASED AUDIT
kesimpulan,
fakta dan
rekomendasi
termasuk adanya kelemahan
dalam sistem pengendalian
intern serta adanya
ketidakpatuhan terhadap
ketentuan peraturan
perundangan, kecurangan &
ketidakpatutan (abuse)
01

Preferensi harga tidak


diberlakukan untuk HPS
PBJ dengan nilai > Rp.1
Titik Kritis
miliar (Red Flag)
pada Aspek Tidak menggunakan
PDN terhadap PBJ
Penggunaan yang diikuti oleh
peserta dengan nilai
PDN & TKDN TKDN dan BMP
paling rendah 40%

02
DIREKSI BUMN WAJIB MEMBENTUK TIM
TKDN ➔ MEMONITOR & MEMASTIKAN
PENGGUNAAN KOMPONEN DALAM NEGERI
DALAM PENGADAAN BARANG & JASA
Dr. Wawan Zulmawan

+628 881 0888 6188

wawanzul2003@gmail.co
m

Anda mungkin juga menyukai