Anda di halaman 1dari 92

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB TEMA


PERUBAHAN WUJUD BENDA DI SEKITARKU MENGGUNAKAN
METODE PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA SISWA
KELAS III SDN DOROMUKTI TUBAN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh:

ENY PUJI RAHAYU, S.Pd.


4120020300

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


SEKOLAH DASAR (PPG-SD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
NOVEMBER 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Sub
Tema Perubahan Wujud Benda di Sekitarku Menggunakan Metode PBL
(Problem Based Learning) pada Siswa Kelas III SDN Doromukti Tuban”
oleh Eny Puji Rahayu, S.Pd. NIM 4120020300, telah diseminarkan di depan
Kepala Sekolah dan Guru SDN Doromukti pada tanggal 26 November 2020.

Tuban, 26 November 2020


Mengetahui,
Kepala SDN Doromukti

ALIWAFA, S.Pd.
NIP. 196506191985041001
PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DOROMUKTI NO. 07
Jl. Wachid Hasyim No.426 Telp. (0356) 329248 Tuban
Email : sdndoromukti@gmail.com

SURAT IZIN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : ALI WAFA, S.Pd.
N I P. : 19650619 198504 1 001
Golongan/Ruang : Pembina Tk. I / IV/b
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SDN Doromukti Tuban
Alamat Sekolah : Jl. Wachid Hasyim No. 426, Kec. Tuban, Kab. Tuban

Menyatakan bahwa :
Nama : ENY PUJI RAHAYU, S.Pd
NIP :-
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN Doromukti Kec. Tuban
Alamat Sekolah : Jl. Wachid Hasyim No. 426, Kec. Tuban, Kab. Tuban

Benar-benar telah saya beri ijin untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan
kelas di Kelas III SDN Doromukti, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban
Semester I Tahun Pelajaran 2020/2021

Tuban, 2 November 2020


Kepala Sekolah

ALI WAFA, S.Pd.


NIP. 19650619 198504 1 001
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ENY PUJI RAHAYU, S.Pd
NIP :-
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN Doromukti Kec. Tuban
Alamat Sekolah : Jl. Wachid Hasyim No. 426, Kec. Tuban, Kab. Tuban

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Penelitian Tindakan Kelas


yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan
atau hasil pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Laporan Penelitian


Tindakan Kelas ini hasil jiplakan, maka saya bersedia mnerima sanksi atas
peruatan tersebut.

Tuban, 30 November 2020


Yang Membuat Pernyataan,

ENY PUJI RAHAYU, S. Pd


PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DOROMUKTI NO. 07
Jl. Wachid Hasyim No.426 Telp. (0356) 329248 Tuban
Email : sdndoromukti@gmail.com

Nomor : 005/085/ 414.101.014.07/2020 Tuban, 24 November 2020


Hal : Undangan

Kepada Yth. Bapak/Ibu Pendidik dan Tenaga Kependidikan


SDN Doromukti
di tempat

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarakatuh.


Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan bahwa akan diselenggaran Webinar Penelitian
Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Sub Tema
Perubahan Wujud Benda di Sekitarku Menggunakan Metode PbBL (Problem Based
Learning) pada Siswa Kelas III SDN Doromukti Tuban” kami berharap kepada
Bapak/Ibu untuk menghadiri acara tersebut pada :

Hari, Tanggal : Kamis, 26 November 2020


Jam : 16.00 WIB
Keperluan : Webinar Penelitian Tindakan Kelas
Link zoom akan dibagikan setelah Bapak/Ibu mengisi presensi di link
https://forms.gle/hsauBoq2Y3WTAF649

Besar harapan kami atas kehadiran Bapak/Ibu dapat hadir tepat pada waktunya.
Atas kehadirannya Kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Kepala Sekolah

ALI WAFA, S.Pd.


NIP. 19650619 198504 1 001
DAFTAR HADIR PESERTA WEBINAR PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
DOKUMENTASI KEGIATAN WEBINAR PENELITAIN
TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB TEMA


PERUBAHAN WUJUD BENDA DI SEKITARKU MENGGUNAKAN
METODE PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA SISWA
KELAS III SDN DOROMUKTI TUBAN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh:

ENY PUJI RAHAYU, S.Pd.


4120020300

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


SEKOLAH DASAR (PPG-SD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
NOVEMBER 2020
SAMPUL DALAM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB TEMA


PERUBAHAN WUJUD BENDA DI SEKITARKU MENGGUNAKAN
METODE PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA SISWA
KELAS III SDN DOROMUKTI TUBAN

TAHUN PELAJARAN 2020/ 2021

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam PPG


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

Oleh :
ENY PUJI RAHAYU, S.Pd.
4120020300

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya Laporan Penelitian Tindakan Kelas di SDN Doromukti
dapat terselesaikan dengan baik. Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini ditulis
untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)
tahun 2020.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-


pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:

1. Ibu Sri Suhartatik,S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing lapangan yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan
arahan kepada penulis selama penyelesaian rancangan laporan ini;
2. Ibu Nurhayati, S.Pd.SD selaku guru pamong yang telah memberikan saran dan
masukan guna memperbaiki tulisan ini agar menjadi lebih baik;
3. Bapak Aliwafa, S.Pd selaku kepala SDN Doromukti yang telah memberikan
izin penelitian dan saran guna perbaikan tulisan ini;
4. Rekan-rekan sejawat guru SDN Doromukti yang ikut membantu penyelesaian
laporan ini;
5. Rekan-rekan seperjuangan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun
2020.
6. Keluarga yang tak henti-hentinya berdoa dan memberi semangat demi
kelancaran dan keberkahan profesi penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan Penelitian


Tindakan Kelas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan untuk
penyempurnaan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Tuban, November 2020

Penulis

ii
ABSTRAKSI

Rahayu, Eny Puji. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Sub Tema Perubahan
Wujud Benda di Sekitarku Menggunakan Metode PbBL (Problem Based
Learning) pada Siswa Kelas III SDN Doromukti Tuban. Penelitian Tindakan
Kelas.
Kata kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Pembelajaran Problem Based Learning
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran tematik
Tema Benda di Sekitarku Sub Tema Perubahan Wujud Benda di Sekitarku di kelas III
SDN Doromukti Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban ditemukan beberapa masalah yaitu
(1) sebagian besar siswa mengeluh dengan metode pembelajaran daring dengan hanya
mengirimkan bahan ajar tanpa ada tatap muka bersama guru, (2) kurangnya nilai hasil
belajar siswa dalam pembelajaran pada Sub Tema Perubahan Wujud Benda di Sekitarku.
Salah satu alternatif yang digunakan yaitu menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada Sub Tema
Perubahan Wujud Benda di Sekitarku setelah diterapkan model pembelajaran Problem
Based Learning pada siswa kelas III di SDN Doromukti Kecamatan Tuban Kabupaten
Tuban. Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan. Masing-masing siklus teridiri dari 4 tahap yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan
dan observasi, (3) refleksi, dan (4) perbaikan rencana. Subyek penelitian yaitu siswa kelas
III di SDN Doromukti Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar pada Sub Tema
Perubahan Wujud Benda di Sekitarku setelah diterapkan model pembelajaran Problem
Based Learning. Hal ini nampak pada meningkatnya hasil belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan nilai rata-rata siswa dalam setiap siklus yaitu Pra siklus sebesar 68,5,
siklus I sebesar 73,5 dan meningkat di siklus II sebesar 80,75. Adapun peningkatan
ketuntasan klasikal dalam setiap siklus yaitu pra siklus (45%), siklus I (75%) dan siklus II
(85%).
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu bagi Kepala Sekolah, agar dapat
memotivasi guru untuk menambah pengetahuan khususnya dalam pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Bagi guru sebaiknya model
pembelajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran ini sebagai alternatif dalam upaya
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dan dapat mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran tematik. Untuk peneliti lanjutan sebaiknya digunakan sebagai bahan
referensi, kajian dan masukan dalam melakukan penelitian lanjutan

iii
MOTTO

Syukuri segala apa yang ada saat ini,


ikhlaslah dengan segala keadaan maupun ujian,
berpikir positiflah atas segala yang terjadi,
percayalah bahwa Allah akan selalu ada untuk kita,
karena Allah tidak pernah tidur.

iv
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
ABSTRAKSI.......................................................................................................... iii
MOTTO................................................................................................................. iiv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
D. Batasan Masalah............................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6
A. Penelitian Tindakan Kelas.............................................................................. 6
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................................................................... 9
C. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ................................. 12
D. Hasil Belajar ................................................................................................. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 22
A. Subjek Penelitian .......................................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................... 22
C. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 23
D. Deskripsi Per Siklus ..................................................................................... 23
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 27
F. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 28
G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 33
A. Data Pra Siklus ............................................................................................. 33
B. Hasil Penelitian............................................................................................. 33
C. Pembahasan .................................................................................................. 46
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 49

v
A. Kesimpulan................................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50
LAMPIRAN ......................................................................................................... 51

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan
tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk
mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan
seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap
diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari
kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun
perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka.
Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa
dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa. Sesuai dengan Surat Edaran
Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan
dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa
merupakan tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan
pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti komputer
atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja
harus terhubung dengan koneksi internet.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring, guru
dituntut untuk lebih inovatif dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran. Perubahan cara mengajar ini tentunya membuat guru dan
siswa beradaptasi dari pembelajaran 3 secara tatap muka di kelas menjadi
pembelajaran daring (Mastuti, dkk, 2020). Beberapa penelitian sebelumnya
menyatakan hasil belajar pembelajaran daring lebih baik daripada
pembelajaran tatap muka (Nira Radita, dkk, 2018; Means, dkk, 2013),
sedangkan penelitian yang lain menyebutkan bahwa hasil belajar yang
menggunakan pembelajaran tatap muka lebih baik daripada yang
menggunakan pembelajaran daring (Al-Qahtani & Higgins, 2013). Secara

1
2

teknis dalam pembelajaran daring perangkat pendukung seperti gawai dan


koneksi internet yang keduanya harus tersedia untuk kedua belah pihak
pengajar dan siswa (Simanihuruk, dkk, 2019). Dengan bantuan perangkat
pendukung tersebut dapat memudahkan guru dalam menyiapkan media
pembelajaran dan menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan
diterapkan. Penggunaan metode pembelajaran juga harus disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan juga materi yang akan diajarkan agar
pembelajaran bisa menarik dan interaktif.
Masalah tersebutlah yang menjadi kendala bagi proses pembelajaran
yang terjadi pada siswa kelas III SDN Doromukti Tuban selama masa
pandemi ini. Salah satu yang paling mencolok adalah banyak siswa yang
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan yang diterapkan oleh guru. Mereka
cenderung mencontoh pekerjaan teman yang sudah selesai dan tidak
mempunyai pendapat sendiri atau kemandiriannya kurang, apalagi untuk
materi pelajaran keterampilan menulis dengan bahasanya senidiri. Hal
tersebut mempengaruhi hasil belajar yang mereka peroleh. Dari 20 siswa
yang mengikuti pelajaran hanya 40% siswa yang dinilai aktif mengikuti
proses pembelajaran daring dengan baik.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru berfikir dan merefleksi kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukannya dengan meminta saran atau pendapat
dari teman sejawat. Guru mengevaluasi proses pembelajarannya dan
mencari solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Dalam mengatasi masalah tersebut guru mempunyai ide untuk
menggunakan metode Problem Based Learning dalam mengajarkan Sub
Tema 4 yaitu tentang Perubahan Wujud di Lingkungan Sekitarku. Oleh
Karena itu Peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Sub Tema Perubahan
Wujud Benda di Sekitarku Menggunakan Metode PBL (Problem Based
Learning) pada Siswa Kelas III SDN Doromukti Tuban”
3

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas diidentifikasikan suatu permasalahan sebagai
berikut:
1) Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran ketrampilan
menulis menggunakan bahasanya sendiri pada Sub Tema Perubahan
Wujud Benda di Sekitarku.

2) Sebagian besar siswa mengeluh dengan metode pembelajaran daring


dengan hanya mengirimkan bahan ajar tanpa ada interaksi bersama guru

C. Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses pembelajaran tematik dengan metode PBL (Problem
Based Learning) pada Sub Tema Perubahan Wujud Benda di Sekitarku
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Doromukti
Tuban?
2) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik
pada Sub Tema Perubahan Wujud Benda di Sekitarku dengan metode
PBL (Problem Based Learning) di kelas III SDN Doromukti Tuban?

D. Batasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran Tematik muatan pelajaran Bhs.
Indonesia, MTK, dan SBdP dengan rincian sebagai berikut :
Bhs. Indonesia
KD : 3.1 Menggali informasi tentang konsep perubahan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan
dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi
lingkungan.
Indikator : 3.1.1 Menemukan kata atau istilah baru yang terkait
dengan pemanasan global
3.1.2 Menyimpulkan tentang langkah mengurangi
pemanasan global
4

MTK
KD : 3.7 Mendeskripsikan dan menentukan hubungan antar
satuan baku untuk panjang, berat, dan waktu yang
umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : 3.7.1 Mengaitkan satuan waktu baku ke satuan waktu baku
lainnya

SBdP
KD : 3.4 Mengetahui teknik potong, lipat, dan sambung.
Indikator : 3.4.1 Menganalisis teknik melipat kain

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, sasaran utama penelitian ini
adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa kelas III SDN
Doromukti Tuban. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1) Meningkatkan kompetensi guru dalam merancang model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk meningkatkan
keterampilan menulis siswa kelas III SDN Doromukti Tuban.
2) Meningkatkan kompetensi guru mengelola pembelajaran tematik
dengan media daring selama pandemi Covid-19 untuk meningkatkan
Keterampilan Menulis siswa kelas III SDN Doromukti Tuban.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan
media daring di kelas III SDN Doromukti Tuban

F. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian diharapakan memperoleh manfaat sebagai


berikut:
a. Bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa pada Sub Tema Perubahan Wujud
Benda di Sekitarku
5

b. Bagi peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dalam penelitian sehingga mampu
menerapkan ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya di sekolah tempat
mengajar.
c. Bagi sekolah
Dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran Tematik di sekolah.
d. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan acuan pembelajaran tentang meningkatkan motivasi
siswa dan peningkatan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
PTK atau class room action research pada dasarnya merupakan
pengembangan dari konsep penelitian tindakan (action research).
Berperan penting unntuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila guru
mencoba mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah
yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan yang dapat
memecahkan masalah atau memperbaiki dan melakukan pengamatan
untuk mengetahui tingkat keberhasilannya. PTK harus dimulai dari
permasalahan yang dihadapi atas temuan hasil refleksi diri para guru
untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaannya. Fokus PTK pada siswa
atau proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Kunandar (2008;45)
menyebutkan ada tiga konsep atau unsur dalam penelitian tindakan kelas,
yakni bahwa
2. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu
melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan
dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
3. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas
proses belajar mengajar.
4. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru
Dari konsep ini dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan sebuah proses refleksi diri yang dilakukan oleh guru dan
perangkat pendidikan lainnya dalam situasi kependidikan yang bertujuan
untuk memperbaiki: praktik- praktik kependidikan, pemahaman tentang
praktik pendidikan itu sendiri dan dalam situasi bagaimana praktik
tersebut dilaksanakan. Guru memperbaiki proses pengajarannya, kepala

6
7

sekolah memperbaiki proses pengelolaan sekolah yang dipimpinnya,


pengawas memperbaiki proses supervisi yang dilakukannya.
Jadi dapat disimpulkan pengertian Penelitian Tindakan Kelas oleh
Kunandar (2011:45) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Selanjutya
Iskandar (2009:21) mendefinisikan PTK adalah suatu kegiatan penelitian
ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru, kolaborasi
sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai
penilaian terhadap tindakan nyata di kelas berupa kegiatan belajar
mengajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran
yang dilakukan.
Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK
dapat berbentuk individual atau kolaboratif, yang dapat disebut PTK
invidual dan PTK kolaboratif. Dalam PTK individual seorang guru
melaksanakan PTK di kelasnya secara individu, sedang dalam PTK
kolaboratif seorang guru secara sinergi bekerjasama dengan guru lain
atau dosen di perguruan tinggi melaksanakan PTK dengan pembagian
tugas dan perannya masing-masing.

2. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Kemmis dan McTaggart mengatakan bahwa penelitian tindakan


adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, yang selanjutnya
mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah mungkin


peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan
pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada
juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka
memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi. Kebanyakan
penelitian tindakan kelas mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan
studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian.
8

Langkah selanjutnya adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan


refleksi. Berikut akan coba diuraikan satu persatu :
1) LANGKAH PERTAMA: REFLEKSI AWAL
Refleksi awal merupakan kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan
untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan
dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan
pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi
yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan
pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah
penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan
tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak
calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan
masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan
masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka
konseptual dari penelitian.
2) LANGKAH KEDUA: PENYUSUNAN PERENCANAAN
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi
awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku
dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-
permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel
dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
3) LANGKAH KETIGA: PELAKSANAAN TINDAKAN
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan
berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan
dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik
dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan
hasil program yang optimal.
4) LANGKAH KEEMPAT: OBSERVASI (PENGAMATAN)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
9

mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau


dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data
yang dikumpulkan melalui teknik observasi.
5) LANGKAH KELIMA: REFLEKSI
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan
tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap
informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan
lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada
dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan
yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat
penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil
yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan.

Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan


Taggart berupa siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan),
pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang sebagai
satu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari
permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan. Pada
umumnya terjadi lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan
dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah saat ini pada
umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia


1. Pengertian Bahasa Indonesia
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang
perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Maka mata pelajaran ini
kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ
diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat
10

mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca,


menyimak, menulis, dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006,
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun
tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan
dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, nasional, dan global.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD


Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu.
Pembelajaran secara terpadu seharusnya dilaksanakan sesuai dengan cara
anak memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam
pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat memahami secara
rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan pembelajaran bahasa
Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran
mendasar yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan
tinggi. Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam proses
11

pembelajaran. Kurikulum bahasa Indonesia di SD mempunyai


karakteristik:
a. Menggunakan pendekatan komunikatif keterampilan proses,
tematis integratif, dan lintas kurikulum.
b. Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas.
c. Penggunaan metode
d. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber
belajar (Djuanda, 2006: 53).
Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah
dasar sejak kelas 1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan
disemua jenjang pendidikan formal. Standar kompetensi mata pelajaran
bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu
belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra (belajar
menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai
karya cipta bangsa Indonesia (Hartati, 2003).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang
dilaksanakan secara terpadu. Selain itu juga diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik. Secara garis
besar pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar mencakup komponen kemampuan berbahasa dan yang meliputi
aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
12

C. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)


1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007: 5) mengemukakan bahwa
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan pada
bagaimana cara mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajarna tercapai.
Adapun Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2007: 5) mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model
pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencana aktivitas belajar
mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari
pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran ini mempunyai
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2007: 6) Ciri-cirinya antara lain:
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil;
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Model pembelajaran dapat dilasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat ligkungan belajarnya.
Sintaks dari suatu model pembelajaran merupakan pola yang
13

menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan kegiatan dalam


pembelajaran.
Model pembelajaran berfungsi untuk membantu guru dalam
memahami peserta didik, membantu peserta didik dalam mendapatkan
imformasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide.
Selain itu, model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar (Suprijono, 2009: 46).

2. Pengertian Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)


Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL)
merupakan model kurikulum yang berhubungan dengan masalah dunia
nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik
penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan
kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari
kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning
(PBL).
Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan
yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model problem
based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua,
aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem
based learning ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan mungkin
bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah.
Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem based learning adalah
kegiatan interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan
antara dua arah belajar dan lingkungan”. Lingkungan memberi masukan
kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak
14

berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi


dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan
baik. PBL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah konstektual sehingga merangsang siswa untuk belajar. PBL
merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk
belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa
pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Berdasarkan uraian mengenai PBL di atas, dapat disimpulkan
bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajran. Masalah
diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi
yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan
demikian untuk memeahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui
bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari
untuk memecahkan masalah yang diberikan.

3. Sintaks Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)


Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran
yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik
secara individu maupun kelompok. serta lingkungan nyata untuk
mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam
menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata.
pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan
dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan.
Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning
(PBL) antara lain:
1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia
nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured);
15

3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-


perspective);
4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru;
5) sangat mengutamakan belajar mandiri;
6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari
satu sumber saja, dan
7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan
masalah.
Pada Problem Based Learning (PBL), guru berperan
sebagai guide on the side dari pada sage on the stage. Hal ini
menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang
belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi
lainnya.
Langkah kerja (sintak) model Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah;
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai
berikut:
16

LANGKAH AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA


KERJA DIDIK

Orientasi peserta Guru menyampaikan masalah Kelompok mengamati dan


didik pada masalah yang akan dipecahkan secara memahami masalah yang
kelompok. Masalah yang disampaikan guru atau yang
diangkat hendaknya diperoleh dari bahan bacaan
kontekstual. Masalah bisa yang disarankan.
ditemukan sendiri oleh
peserta didik melalui bahan
bacaan atau lembar kegiatan.

Mengorganisasikan Guru memastikan Peserta didik berdiskusi dan


peserta didik untuk setiap anggota memahami membagi tugas untuk mencari
belajar. tugas masing-masing. data/bahan-bahan/alat
yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.

Membimbing Guru memantau keterlibatan Peserta didik melakukan


penyelidikan individu peserta didik dalam penyelidikan
maupun kelompok. pengumpulan data/ bahan (mencari data/referensi/sumbe
selama proses penyelidikan. r) untuk bahan diskusi
kelompok.

Mengembangkan dan Guru memantau diskusi dan Kelompok melakukan diskusi


menyajikan hasil membimbing pembuatan untuk menghasil-kan solusi
karya. laporan sehingga karya setiap pemecahan masalah dan
kelompok siap untuk hasilnya
dipresentasikan. dipresentasikan/disajikan
dalam bentuk karya.

Menganalisis dan Guru membimbing presentasi Setiap kelompok melakukan


mengevaluasi proses dan mendorong kelompok presentasi, kelompok yang
pemecahan masalah. memberikan penghargaan lain memberikan apresiasi.
serta masukan kepada Kegiatan dilanjutkan dengan
kelompok lain. Guru bersama merangkum/ membuat
peserta didik menyimpulkan kesimpulan sesuai dengan
materi. masukan yang diperoleh dari
kelompok lain.
17

D. Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran terdapat tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dicapai setiap siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa merupakan ketercapaian tujuan pembelajaran yang
meliputi berkembangnya pemahaman siswa, keterampilan, sikap dan
tingkah laku siswa.
Menurut Abdurrahman (dalam Jihad dan Haris, 2013: 14) hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperolah suatu bentuk perubahan tingkah laku. Dalam
kegiatan pembelajaran, guru menetapkan tujuan belajar yang harus dicapai
siswa. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional tersebut.
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa
sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya (Juliah, dalam
Jihad dan Haris 2013:15). Menurut Hamalik (dalam Jihad dan Haris, 2013:
15) hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata
setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan
pengajaran. Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang
umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru,
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
Gagne (dalam Jufri, 2013: 58) menyatakan hasil belajar adalah
kemampuan (performance) yang dapat teramati dalam diri seseorang dan
disebut dengan kapabilitas. Menurut Gagne, ada lima kategori kapabilitas
manusia yaitu (1) keterampilan intelektual (intelektual skill); (2) trategi
kognitif (cognitive strategy); (3) informasi verbal (verbal information); (4)
18

keterampilan motorik (motor skill); dan (5) sikap (attitude).


Klasifikasi hasil belajar yang dikemukakan Gagne agak sedikit
berbeda dengan yang dikemukakan Bloom. Benyamin S. Bloom (dalam
Jufri, 2013: 59) mengelompokkan hasil belajar kedalam tiga ranah atau
domain yaitu: (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotorik.
Hasil belajar mencakup 3 ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif hasil belajar menurut Bloom yang telah direvisi
oleh Anderson & Krathwolf (dalam Julianto, 2011:44) meliputi
pengetahuan/mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan.
a. Pengetahuan/mengingat (C1)
Pengetahuan merupakan kemampuan mengetahuai dan mengingat
konsep, fakta, simbol, dan prinsip. Pengetahuan ada yang bersifat
hafalan dan faktual. Hasil belajaar kognitif pada kategori ini
merupakan tingkatan yang paling renadah, namun manjadi prasyarat
bagi pencapaian hasil belajar tingkatan selanjutnya. Tujuan
pembelajaran untuk mengembangkan hasil belajar pada kategori ini
dirumuskan menggunakan kata-kata operasional seperti:
menyebutkan, mendefinisiskan, mengidentifikasi, mendeskripsikan,
melengkapi.
b. Memahami (C2)
Pemahaman diwujudkan dalam bentuk kemampuan memahami
informasi, memanfaatkan pengetahuan dalam konteks baru,
menjelaskan makna, menginterprestasi fakta, memprediksi
pengetahuan untuk dapat dimanfaatkan dalam situasi lain. Kata kerja
operasional yang digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran
pada kategori ini antara lain: mengelompokkan, mendeskripsikan,
menggeneralisasi, memprediksi, merngkum.
c. Aplikasi / menerapkan (C3)
Aplikasi adalah kemampuan untuk mengggunakan pengetahuan atau
abstraksi yang dimiliki pada situasi konkret atau situasi khusus.
19

Tingkatan ini merupakan jenjang yang lebih tinggi dari pemahaman.


Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru apabila tetap
terjadi proses pemecahan masalah yang didasari pada kehidupan
yang ada di masyarakat. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu
mengaplikasikan, menghitung, dan menunjukkan.
d. Menganalisis (C4)
Menganalisis adalah usaha memilah suatu konsep atau struktur
menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya.
Analisis merupakan kemampuan yang kompleks yang memanfaatkan
kecakapan dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya. Dengan
kemampuan menganalisis siswa akan mempunyai pemahaman yang
menyeluruh tentang sesuatu dan dapat memilah atau memecahnya
menjadi bagian-bagian yang terpadu dalam hal prosesnya, cara
bekerjanya, maupun hal sistematikanya.
e. Evaluasi (C5)
Evaluasi merupakan hasil belajar kognitif yang tertinggi. Evaluasi
meliputi kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang
dapat dilihat dari tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode,
dan materi.
f. Menciptakan (C6)
Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan
kemampuan mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk.
Siswa dikatakan memiliki kemampuan menciptakan jika siswa
tersebut membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi
dari beberapa konsep.

2) Ranah afektif
Ranah kemampuan afektif yang dinilai dalam penelitian ini meliputi:
a. Penerimaan (Receiving)
Penerimaan meliputi kepekaan dalam menerima rangasangan dari
luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, atau
kejadian.
20

b. Merespon (Responding)
Merespon adalah reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar. Hal ini meliputi ketetapan reaksi,
kedalaman perasaan, kepuasan merespons, dan tanggung jawab
dalam memberikan respon terhadap stimulus dari luar yang datang
pada dirinya.
c. Menilai (Valuing)
Kemampuan menilai berkenaan dengan nilai atau kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus yang diterima peserta didik. Kata kerja
yang dapat digunakan dalam kategori ini yaitu mendemonstrasikan
dan mengapresiasi.
d. Mengorganisasi (Organization)
Mengorganisasi yaitu kemampuan mengembangkan nilai-nilai ke
dalam suatu sistem termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang
lain untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari.
e. Internalisasi nilai (Characterization by value)
Internalisasi nilai merupakan suatu keterpaduan semua sistem nilai
yang telah dimiliki oleh seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakuknya. Misalnya dalam hal diskusi
kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan baik.

3) Ranah psikomotor
Hasil belajar ditinjau dari ranah psikomotor berhubungan dengan
keterampilan yang ingin ditumbuhkan dan dicapai siswa setelah
mengikuti pembelajaran. Selain itu, ranah psikomor juga berkenaan
dengan hasil belajar yang diekspresikan dalam bentuk keterampilan
menyelesaikan tugas, gerakan fisik dan kemampuan bertindak.
Dalam kaitan dengan tujuan pembelajaran, Dave (dalam
Suryanti,dkk, 2011:59) merangkum klasifikasi aspek-aspek domain
psikomotorik menjadi 5 kelompok utama yaitu:
a. Imitasi
Imitasi berarti meniru tindakan seseorang. Contoh imitasi misalnya
21

seorang siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru dan


kemudian siswa tersebut meniru proses atau aktivitas guru.
b. Manipulasi
Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan cara mengikuti petunjuk. Pada kategori
ini, siswa dipandu melalui intruksi untuk melakukan keterampilan
tertentu. Dalam pembelajaran Matematika, siswa yang dapat
melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk LKS berarti sudah
masuk dalam kategori ini.
c. Presisi/keseksamaan
Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan
atau menghasilkan produk dengan akurasi, proposi, dan ketepatan.
d. Naturalisasi
Kategori ini artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan
dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga
fisik atau mental yang ada. Pada kategrori ini, sifat aktivitas telah
otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan
terkait sudah pada tingkat strategis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini dilaksanakan untuk memperbaiki proses


pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Untuk memperbaiki proses
pembelajaran penelitian yang relevan digunakan adalah penelitian tindakan
kelas yang berasal dari istilah Classroom Action Receart (CAR). Menurut
Hopkin (Dalam Arifin, 2009:141) PTK adalah penelitian yang dirancang
untuk membantu guru mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam
kelasnya, dan menggunakan informasi itu untuk membuat keputusan yang
tepat untuk kesempatan berikutnya.
Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa penelitian tindakan
kelas harus melibatkan upaya guru berupa tindakan dalam proses
pembelajaran. Upaya tindakan ini seharusnya bukan hanya sekedar
mengajar sepert biasanya, tetapi harus mengandung unsur ”Upaya
peningkatan hasil belajar”.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yang dimaksud untuk memperoleh gambaran proses pelaksanaan
pembelajaran dan hasil yang diperoleh yaitu meningkatnya hasil belajar
siswa pada sub tema benda di sekitarku

A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Doromukti Tuban
yang berjumlah 20 siswa. Pemilihan subjek didasarkan pada permasalahan
yang muncul pada siswa kelas III SDN Doromukti Tuban yang mengalami
penurunan kesulitan pada materi keterampilan menulis.
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat : SDN Doromukti, Kecamatan Tuban, Kabupaten
Tuban
Waktu Pelaksanaan : a. Siklus 1 = 31 Oktober 2020
b. Siklus 2 = 4 November 2020

22
23

C. Prosedur Penelitia
Prosedur penelitian dalam siklus pembelajaran dilaksanakan alur pokok
yang sudah dirancang. Proses penulisan laporan disusun berdasarkan catatan
yang dibuat ketika merancang kegiatan pembelajaran, selama pelaksanaan
penelitian observasi, dan diskusi dengan supervisor yang sangat membantu
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus
penelitian tindakan kelas dan melalui tahapan- tahapan yaitu : Refleksi awal,
Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan dan Observasi, Refleksi untuk
perbaikan selanjutnya.
Dari uraian diatas dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

D. Deskripsi Per Siklus


4. Siklus I
Ada 4 tahapan penting dalam penelitian tindakan kelas, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (Arikunto, 2010:20 ).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
24

a) Tahap Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring (RPP
Daring) siklus I. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan (terlampir).
2) Menyiapkan angket untuk peserta didik menggunakan google
form. Angket akan mempermudah guru untuk mengetahui
seberapa besar minat peserta didik terhadap muatan pelajaran
Bahasa Indonesia.
3) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan
digunakan dalam setiap pembelajaran daring, sesuai yang
tertera dalam RPP Daring.
4) Mempersiapkan lembar kerja untuk peserta didik yaitu berupa
LKPD yang di dalamnya terdapat langkah-langkah untuk
melakukan uji coba dalam rangka menemukan kebenaran suatu
konsep materi.
5) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat (Observer) dan
pihak-pihak terkait
b) Tahap Tindakan (action)
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru yang akan
memberikan tindakan dan melakukan proses pembelajaran
bersama siswa. Proses pembelajaran dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Pada tahap tindakan ini peneliti sesuai pada silabus,
RPP Daring dan LKPD yang telah disusun. peneliti melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Peneliti atau guru akan menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
b. Menggali pengetahuan siswa dengan melakukan tanya
jawab apa yang diketahui siswa tentang materi yang akan
dipelajari.
c. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan
berdiskusi, dan tanya jawab.
25

d. Menghadirkan media video pembelajaran.


e. Membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
f. Melakukan penilaian secara obyektif, yaitu menilai
kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa

c) Tahap Pengamatan
Merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
teman sejawat dan guru senior terhadap kegiatan siswa dan guru
selama penelitian atau kegiatan pembelajaran daring berlangsung.
Kegiatan pengamatan melalui angket yang ada pada google Form.

d) Tahap Refleksi
Merupakan kegiatan kolaborasi antara guru atau peneliti
dengan observer untuk membicarakan hasil evaluasi pelaksanaan
pembelajaran oleh guru dan siswa. Bila ternyata hasil evaluasi
belum mampu meningkatkan minat belajar siswa maka penelitian
akan dilakukan pada siklus-siklus berikutnya. Guru harus
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada siklus
sebelumnya dan langkah apa yang harus diambil agar minat belajar
siswa meningkat pada siklus-siklus berikutnya.

5. Siklus II
Tahapan pada siklus II ini sama dengan tahapan pada siklus I,
dimulai dari tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan,
tahap pengamatan sampai dengan tahap refleksi. Yang membedakan pada
tahap refleksi apabila sudah mencapai hasil yang diinginkan maka tidak
perlu mengadakan ke tahap selanjutnya atau siklus III.
Tindakan dilaksanakan pada hari berikutnya, dengan berdasarkan
langkah- langkah pembelajaran yang telah dirangkum dalam RPP Daring
sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan empat langkah
a) Tahap Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring (RPP
26

Daring) siklus II. RPP ini berguna sebagai pedoman guru


dalam melaksanakan kegiatan (terlampir).
2) Menyiapkan angket untuk peserta didik menggunakan google
form. Angket akan mempermudah guru untuk mengetahui
seberapa besar minat peserta didik terhadap muatan pelajaran
Bhs. Indonesia.
3) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan
digunakan dalam setiap pembelajaran daring, sesuai yang
tertera dalam RPP Daring.
4) Mempersiapkan lembar kerja untuk peserta didik yaitu berupa
LKPD yang di dalamnya terdapat langkah-langkah untuk
melakukan uji coba dalam rangka menemukan kebenaran suatu
konsep materi.
5) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat (Observer) dan
pihak-pihak terkait
b) Tahap Tindakan (action)
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru yang akan
memberikan tindakan dan melakukan proses pembelajaran
bersama siswa. Proses pembelajaran dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Pada tahap tindakan ini peneliti sesuai pada silabus,
RPP Daring dan LKPD yang telah disusun. peneliti melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Peneliti atau guru akan menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi
siswabelajar
b. Menggali pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab
apa yang diketahui siswa tentang materi yang akan dipelajari.
c. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan
kelompok, berdiskusi, dan tanya jawab.
d. Menghadirkan media vidio pembelajaran.
e. Membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
27

f. Melakukan penilaian secara obyektif, yaitu menilai


kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa
c) Tahap Pengamatan
Merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh teman
sejawat dan guru senior terhadap kegiatan siswa dan guru selama
penelitian atau kegiatan pembelajaran daring berlangsung.Kegiatan
pengamatan melalui angket yang ada pada google Form.

d) Tahap Refleksi
Merupakan kegiatan kolaborasi antara guru atau peneliti
dengan observer untuk membicarakan hasil evaluasi pelaksanaan
pembelajaran oleh guru dan siswa. Bila ternyata hasil evaluasi
belum mampu meningkatkan minat belajar siswa maka penelitian
akan dilakukan pada siklus-siklus berikutnya. Guru harus
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada siklus sebelumnya
dan langkah apa yang harus diambil agar minat belajar siswa
meningkat pada siklus-siklus berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data


a. Observasi
Observasi adalah pemusatan perhatian dan pencatatan secara
sistematis tentang fenomena yang dimiliki dengan menggunakan
seluruh alat indera (Arikunto, 2006 : 156). Pengertian tersebut
mengisyaratkan bahwa observasi adalah mengumpulkan data dengan
mengamati secara langsung objek yang diamati.
Senada dengan pengertian tersebut, Syaodi (2013:220)
mengemukakan bahwa observasi (observation ) atau pengamatan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Pengamatan dilakukan pada cara siswa belajar. Tujuan dilakukan
pengamatan adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi
dan kualitas aktivitas pembelajaran.
28

b. Tes Hasil Belajar


Menurut Arikunto (2010:193), tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
peengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Dalam hal ini, teknik pengumpulan data melalui
tes digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa.
Jadi, tes digunakan bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa
dan mendapatkan data prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Untuk mengumpulkan data aktivitas siswa, maka digunakan
lembar observasi. Pengisian lembar obserasi ini dilakukan oleh satu
observer yaitu guru yang dibuat sesuai komponen-komponen kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir
pembelajaran. Selain itu lembar observasi digunakan untuk
mengamati dan mencatat aktivitas siswa saat
pelaksanaan pembelajaran.
b. Tes evaluasi
Soal evaluasi diberikan kepada siswa pada akhir proses
pembelajaran

G. Teknis Analisis Data


Data yang diperoleh berasal dari proses dan hasil pembelajaran Tema
3 Benda di Sekitarku Sub Tema 4 Perubahan Wujud Benda di Sekitarku
pembelajaran 2. Data Proses Berupa data:
1. Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Lebih lanjut tentang aspek yang dinilai, penskoran, maupun
persentasenya bisa dilihat pada lembar observasi aktivitas guru maupun
siswa seperti berikut ini.
29

Tabel 01
Lembar Observasi Aktivitas Guru

Skala
No Aspek Yang Diobservasi Catatan*)
1 2 3 4
1 Keterampilan membuka pelajaran
Keterampilan menarik perhatian dan memotivasi
2
siswa
Kedalaman dan keluasan materi (termasuk tidak
3
ada miskonsepsi)
4 Kelengkapan materi (Kebulatan konsep)

5 Kebenaran konsep/prosedur
Keterampilan menggunakan metode, model, dan
6
pendekatan pembelajaran
Menerapkanpembelajaran yang mendidik dengan
pendekatan Technological Pedagogical Content
7
Knowledge (TPACK) berbasis platform revolusi
industri 4.0
8 Keterampilan mengembangkan variasi interaksi

9 Keterampilan mengelola kelas

10 Keterampilan memanfaatkan waktu


Keterampilan mengorganisasi sumber belajar
11
dan/atau bahan ajar
Kemampuan menggunakan teknologi informasi
12
dalam pembelajaran
13 Keterampilan menggunakan media pembelajaran
Mengintegrasikankemampuan critical thinking,
creative thinking, reflective thinking dan decision
14
making ke dalam kegiatan belajarmelalui inquiry
based activities
15 Volume dan intonasi suara
Penggunaan bahasa yang baik dan benar lisan dan
16 tulis (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan)
Kemampuan mengembangkan cara berpikir
17
tingkat tinggi (HOTS)
18 Kemampuan menggunakan analogi/metafora
30

Kemampuan penggunaan komunikasi nonverbal


19
(gestur)
Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran
20
yang menyenangkan
21 Kesantunan berpakaian dan/atau berpenampilan

22 Keterampilan melakukan penilaian proses


Keterampilan melakukan penilaian hasil belajar
23
berbasis HOTS
Kemampuan memberikan penguatan
24
(reinforcement) dan punishment
25 Keterampilan menutup pelajaran
Jumlah Skor
Skor Maksimal
Presentase Hasil Skor

Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Untuk mengetahui prosentase aktivitas guru pada tiap kegiatan
sebagai berikut.

P= x 100%

P = jumlah persentase
∑ (x) = jumlah skor perolehan
n = jumlah keseluruhan skor maksimal (100)
Tabel 02
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tingkat
No Indikator Kemampuan Jumlah
1 2 3 4

Mempersiapkan diri sebelum menerima


1
pembelajaran (emotional activities)
31

Memperhatikan video pembelajaran yang


2
ditanyangkan guru (visual activities)

Mendengarkan penjelasan yang diberikan


3
guru (listening sctivities)
Bertanya dan menjawab pertanyaan
4
dalam pembelajaran.
Mencatat hal penting dalam pembelajaran
5
(writing activities)
Jumlah Skor
Skor maksimal

Presentase skor perolehan

Skor Deskripsi Prosentase Ket.


1. Bila siswa yang aktif dalam kelas kurang dari 11 35% Kurang
siswa
2. Bila siswa yang aktif dalam kelas antara 12 75% Cukup
sampai dengan 16 siswa
3. Bila siswa yang aktif dalam kelas antara 17 85% Baik
sampai dengan 19 siswa
4. Bila siswa yang aktif dalam kelas 20 siswa 100% Sangat
baik
Keterangan :
Aktif artinya siswa memperhatikan, menanggapi, merespon secara
positif aktivitas pembelajaran.

P= x 100%

P = jumlah persentase
∑ (x) = jumlah skor perolehan (1-4)
n = jumlah keseluruhan skor maksimal (20)
32

2. Teknik analisis data untuk perolehan hasil belajar dan ketuntasan siswa
dalam belajar adalah sebagai berikut:
a. Penilaian hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa dinilai sesuai dengan format penilaian
dilembar buku guru kurikulum 2013 pada Tema 3 Benda di
Sekitarku Sub Tema 4 Perubahan Wujud Benda di Sekitarku
pembelajaran 2
b. Ketuntasan siswa dalam belajar
Ketuntasan belajar siswa dinilai berdasarkan rumus dibawah ini.

Ketuntasan belajar (klasikal) = X 100%


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pra Siklus


Penelitian ini dilaksanakan di SDN Doromukti pada semester I Tahun
pelajaran 2020/2021 dengan materi yang diambil dari Tema 3 Benda di
Sekitarku, Sub tema 4 Perubahan Wujud Benda di Sekitarku pada
pembelajaran 3. Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan setelah
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas III tentang materi yang
pada Sub Tema tersebut, ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan
hasil pembelajaran dinyatakan gagal atau tidak tuntas dan permasalahan
tersebut adalah
1. Siswa masih banyak yang belum melaksanakan kegiatan dalam
menjawab soal secara mandiri.
2. Masih banyak siswa yang suka mencontoh hasil pekerjaan
temannya.
3. Aktivitas dikelas masih kurang, karena hanya beberapa siswa yang
memperhatikan dan melaksanakan perintah dari guru.
4. Kreativitas siswa dalam mengolah bahan alam juga masih kurang,
karena media atau alat peraga yang sudah disediakan oleh guru.
5. Yang paling utama dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran ini
adalah hasil belajar siswa dalam Sub Tema 4 Perubahan Wujud
Benda di Sekitarku masih rendah, rata-rata yang dihasilkan adalah
68,5 dan ketuntasan belajar yang dihasilkan dari 20 siswa hanya
45% siswa tuntas atau hanya 9 siswa yang tuntas belajar.

B. Hasil Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar Siswa pada Sub Tema Perubahan Wujud Benda di Sekitarku
Menggunakan Metode PBL (Problem Based Learning) pada Siswa Kelas III
SDN Doromukti Tuban”, diperoleh hasil dari data proses pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I dan siklus II, data pengamatan, evaluasi hasil belajar

33
34

siswa, skala sikap, catatan lapangan dan dokumentasi. Dan hasil perbaikan
siklus I dan siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I


a. Aktivitas Guru
Dalam proses perbaikan pembelajaran Siklus I yang dilaksanakan
pada tanggal 31 Oktober, diperoleh data aktivitas guru sebagai berikut,
guru mempersiapkan pembelajaran dengan mengajak siswa membuat
aturan selama pembelajaran daring melalui platform zoom. Guru
memberikan apersepsi dengan mengkaitan materi yang pernah diajarkan
guru saat pra siklus yaitu tentang wujud benda di lingkungan sekitar.
Guru telah melaksanakan langkah –langkah pembelajaran sesuai
dengan RPP , guru menjadi fasilitator siswa dalam menemukan kesulitan
dalam pengamatannya. Guru selalu membimbing siswa dalam
mengeksplor kemampuannya dalam belajar. Pada akhir proses kegiatan
belajar mengajar guru memberikan tugas kepada seluruh siswa untuk
melakukan penyelidikan terhadap kasus pemasanan global sebagai materi
Bahasa Indonesia. Dan hasil observasi teman sejawat terhadap aktivitas
guru adalah sebagai berikut.

Tabel 03
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Skala
No Aspek Yang Diobservasi Catatan*)
1 2 3 4
1 Keterampilan membuka pelajaran 3
Keterampilan menarik perhatian dan
2 memotivasi 3
siswa
Kedalaman dan keluasan materi (termasuk
3 tidak 3
ada miskonsepsi)
4 Kelengkapan materi (Kebulatan konsep) 3

5 Kebenaran konsep/prosedur 3
35

Keterampilan menggunakan metode, model,


6 dan 3
pendekatan pembelajaran
Menerapkanpembelajaran yang mendidik
dengan pendekatan Technological Pedagogical
7 Content Knowledge (TPACK) berbasis platform 2
revolusi
industri 4.0
8 Keterampilan mengembangkan variasi interaksi 3

9 Keterampilan mengelola kelas 3

10 Keterampilan memanfaatkan waktu 3


Keterampilan mengorganisasi sumber belajar
11 3
dan/atau bahan ajar
Kemampuan menggunakan teknologi informasi
12 3
dalam pembelajaran
Keterampilan menggunakan media
13 2
pembelajaran
Mengintegrasikankemampuan critical
thinking, creative thinking, reflective thinking
14 dan decision making ke dalam kegiatan 3
belajarmelalui inquiry
based activities
15 Volume dan intonasi suara 2
Penggunaan bahasa yang baik dan benar lisan
dan
16 3
tulis (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan)
Kemampuan mengembangkan cara berpikir
17 3
tingkat tinggi (HOTS)
18 Kemampuan menggunakan analogi/metafora 2
Kemampuan penggunaan komunikasi
19 nonverbal 3
(gestur)
Kemampuan menciptakan suasana
20 pembelajaran 3
yang menyenangkan
21 Kesantunan berpakaian dan/atau berpenampilan 3

22 Keterampilan melakukan penilaian proses 3


36

Keterampilan melakukan penilaian hasil belajar


23 2
berbasis HOTS
Kemampuan memberikan penguatan
24 3
(reinforcement) dan punishment
25 Keterampilan menutup pelajaran 3

Jumlah Skor 70

Skor Maksimal 100

Presentase Hasil Skor x 100% = 70%

Hasil dari observasi aktivitas guru menunjukkan jumlah skor yang


diperoleh adalah 70 dengan predikat cukup dari skor maksimal adalah 100
sehingga nilai yang diperoleh belum mencapai indicator kinerja yaitu ≥80.
Nilai tersebut menandakan bahwa aktivitas guru dalam mengajar sudah
berjalan baik dan sesuai dengan Rencana perbaikan pembelajaran yang
dirancang oleh guru

b. Aktivitas Siswa
Pada proses pelaksanaan pembelajaran observer memantau aktivitas
siswa dalam melakukan kegiatan dalam belajar, saat pertama kali guru
mengajak siswa belajar dialam, semua siswa sangat antusias mereka terlihat
gembira. Pada kegaiatan pembelajaran awal guru meminta siswa mengamati
paparan video tentang pemanasan global. Kemudian siswa menalar apa saja
penyebab dan efek dari pemanasan global. Siswa diminta untuk menuliskan
dengan bahsanya sendiri melalui LKPD yang diberikan guru sebelumnya.
Dari penilaian observer siswa mulai berani mempresentasikan hasil yang
ditemukannya sendiri. Setelah semua kegiatan yang dilakukan diluar kelas
pada akhir pembelajaran siswa mempresentasikan hasil kegiatan belajarnya,
dan hasilnya dirasa guru sudah baik karena hampir semua siswa individu
dapat menjawab pertanyaaan yang di lontarkan oleh guru. Dan untuk
penilaian aktivitas siswa oleh observer adalah sebagai berikut.
37

Tabel 04
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Tingkat
No Indikator Kemampuan Jumlah
1 2 3 4
1 Mempersiapkan diri sebelum 3
menerima pembelajaran (emotional
activities)

2 Memperhatikan video pembelajaran 3


yang ditanyangkan guru (visual
activities)

3 Mendengarkan penjelasan yang 3


diberikan guru (listening sctivities)
4 Bertanya dan menjawab 3
pertanyaan dalam
pembelajaran.

5 Mencatat hal penting dalam 2


pembelajaran (writing activities)

Jumlah Skor 14

Skor maksimal 20

14
X 100 % = 70 %
Presentase skor perolehan 20

Hasil dari observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa jumlah skor


yang diperoleh adalah 14 dengan skor maksimalnya adalah 20 dengan nilai
yang diperoleh adalah 70 % sehingga nilai yang diperoleh belum mencapai
indicator kinerja yaitu ≥80. Tetapi hal aktivitas tersebut dapat dikatakan
cukup baik karena ada peningkatan aktivitas dari pra siklus atau sebelum
diadakan perbaikan.
38

c. Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh dari hasil belajar secara
individu dalam pembelajaran 3 yang mengandung muatan Bhs. Indonesia,
Matematika, dan SBdP. Dalam pembelajaran tersebut guru memanfaatkan
media video untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang pada pra-siklus
masih dirasa rendah. Dari hasil penilaian yang diperoleh dari lembar kerja
yang dikerjakan secara individu nilai yang dihasilkan dapat dikatakan baik.
Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel penilaian dibawah ini.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut telah didapatkan hasil belajar
siswa saat siklus I yaitu sebagai berikut :
Tabel 05
Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I

TUNTAS/
No. NAMA KKM NILAI TIDAK
TUNTAS
1. AAM 75 65 TT

2. AGS 75 75 T

3. AGC 75 85 T

4. DAW 75 70 T

5. FAMA 75 70 T

6. GPA 75 75 T

7. IDOS 75 75 T

8. IGFS 75 65 TT

9. KAV 75 65 TT

10. MZRW 75 75 T

11. MNA 75 65 TT

12. MN 75 75 T

13. MFN 75 80 T

14. MAZ 75 90 T

15. MNA 75 80 T

16. NEFF 75 85 T

17. NAW 75 65 T
39

18. RRD 75 75 T

19. SFP 75 60 TT

20. YCC 75 75 T

Jumlah 1470

RATA-RATA 73,5 75%

Jumlah siswa Tuntas : 15

Jumlah siswa Tidak Tuntas : 5

Nilai Rata -rata siswa :

: 73,5

Prosentase Ketuntasan : x 100%

: x 100%

: 75%

Prosentase siswa tidak tuntas = 100 % - 75 % = 25 %


Berdasarkan perhitungan nilai siswa pada pembelajaran ini
menunjukkan bahwa total jumlah 20 siswa, sebanyak 15 siswa dinyatakan
tuntas dengan persentase ketuntasan 75 % dan 5 siswa tidak tuntas dengan
persentase 25 %. Nilai rata-rata siswa dapat dilihat dari jumlah nilai
seluruh siswa, yaitu 1470 dibagi dengan jumlah seluruh siswa, yaitu 20
siswa dan memperoleh hasil 73,5
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa peneliti
diharuskan untuk melakukan siklus selanjutnya hingga mencapai kriteria
yang baik atau sangat baik. Karena, perolehan persentase ketuntasan
dikatakan berhasil jika memperoleh ≥ 80%
40

a. Refleksi
1) Kekurangan dan penyebab
Pada proses siklus I yang telah dilaksanakan peneliti tanggal 31
Oktober 2020 terhadap kelas III SDN Doromukti terdapat beberapa
kekurangan dalam pelaksanaannya, yaitu masih terdapat kekurangan
nilai yang diperoleh siswa yaitu 75 dengan kriteria cukup, sehingga
masih diperlukan adanya perbaikan. Secara umum kekurangan yang
timbul dikarenakan siswa yang kurang tertib dan masih sering
melakukan aktivitas lain seperti kurang memperhatikan guru dan
berbicara sendiri dengan temannya, sehingga akibatnya siswa tersebut
tidak dapat menerima informasi pembelajaran materi yang sedang
dijelsakan oleh guru dengan maksimal.
Hal ini disebabkan karena media audio video kurang menarik
sehingga beberapa siswa kurang memperhatikan guru pada saat
pembelajaran. Akibatnya berpengaruh pada nilai hasil belajar mereka,
dimana hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata
sebesar 73,5 dan persentase ketuntasan siswa adalah 75% dengan
kriteria cukup, nilai ini belum memenuhi indicator kinerja yang sudah
dirumuskan pada bab sebelumnya.
Dari data yang telah didapat dan cukup memenuhi indicator,
peneliti merasa perlu untuk melakukan perbaikan dengan melanjutkan
penelitian ini ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Dengan
dilakukannya siklus II ini diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih
maksimal sesuai dengan harapan yang sudah dibuat sebelumnya.
2) Rencana perbaikan
Dari beberapa penyebab yang telah dipaparkan di atas, maka
perlu adanya sebuah rencana perbaikan untuk mengatasi kekurangan
tersebut. Oleh sebab itu, pada siklus II peneliti memberikan tambahan
media pada pembelajaran yang terdapat di kegaiatan inti. Pada siklus
II diharapkan siswa lebih aktif dan tertib pada saat proses
pembelajaran, karena dapat mempengaruhi perolehan hasil observasi
aktivitas siswa. Dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.
41

2. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Dari hasil revisi siklus I, guru mencoba memperbaikinya pada
Rencana perbaikan siklus II. Dan perbaikan-perbaikan tersebut
dilaksanakan pada pembelajaran 5 Sub Tema Perubahan Wujud Benda di
Sekitarku dan hasil perbaikan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada
pemaparan hasil perbaikan siklus II.
a. Aktivitas Guru
Pada perbaikan pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada tanggal
4 November 2020 diperoleh data aktivitas guru sebagai berikut, guru
menayakan tentang tugas rumah kepada siswa. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan mengkaitkan kegiatan pembelajaran
sebelumnya yang telah mereka lakukan. Guru mendampingi siswa dalam
belajar dan menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru
memberikan pengarahan tentang kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa. Dan hasil penilaian observer terhadap aktivitas guru pada siklus II
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 06
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Siklus II
Skala
No Aspek Yang Diobservasi Catatan*)
1 2 3 4
1 Keterampilan membuka pelajaran 4
Keterampilan menarik perhatian dan memotivasi
2 4
siswa
Kedalaman dan keluasan materi (termasuk tidak
3 3
ada miskonsepsi)
4 Kelengkapan materi (Kebulatan konsep) 3

5 Kebenaran konsep/prosedur 3
Keterampilan menggunakan metode, model, dan
6 3
pendekatan pembelajaran
Menerapkanpembelajaran yang mendidik dengan
7 3
pendekatan Technological Pedagogical Content
42

Knowledge (TPACK) berbasis platform revolusi


industri 4.0
8 Keterampilan mengembangkan variasi interaksi 3

9 Keterampilan mengelola kelas 4

10 Keterampilan memanfaatkan waktu 4


Keterampilan mengorganisasi sumber belajar
11 4
dan/atau bahan ajar
Kemampuan menggunakan teknologi informasi
12 4
dalam pembelajaran
13 Keterampilan menggunakan media pembelajaran 4
Mengintegrasikankemampuan critical
thinking, creative thinking, reflective thinking
14 dan decision making ke dalam kegiatan 3
belajarmelalui inquiry
based activities
15 Volume dan intonasi suara 4
Penggunaan bahasa yang baik dan benar lisan
dan
16 3
tulis (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan)
Kemampuan mengembangkan cara berpikir
17 3
tingkat tinggi (HOTS)
18 Kemampuan menggunakan analogi/metafora 3
Kemampuan penggunaan komunikasi nonverbal
19 3
(gestur)
Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran
20 4
yang menyenangkan
21 Kesantunan berpakaian dan/atau berpenampilan 4

22 Keterampilan melakukan penilaian proses 3


Keterampilan melakukan penilaian hasil belajar
23 3
berbasis HOTS
Kemampuan memberikan penguatan
24 3
(reinforcement) dan punishment
25 Keterampilan menutup pelajaran 4

Jumlah Skor 86
43

Skor Maksimal 100

x 100% = 86%
Presentase Hasil Skor

Dari analisis data yang dilakukan oleh observer pada siklus II


dihasilkan aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran sebesar 86% .
dan penilaian tersebut dihasilkan dari kegiatan awal sampai kegiatan
akhir pembelajaran. Guru melaksanakan sesuai dengan RPP yang telah
dibuatnya. Hasil tersebut ada peningkatan dari siklus I yang hanya
memperoleh hasil aktivitas guru sebesar 70%.
Peningkatan tersebut dihasilkan karena guru memperbaiki pola
pengajarannya dan meningkatkan kembali hal-yang dirasa kuarang dalm
proses belajar mengajar
b. Aktivitas Siswa
Pada proses pembelajaran siklus II observer menilai ada peningkatan
aktivitas siswa yang cukup signifikan, siswa mulai terbiasa dengan
belajar dengan memanfaatkan platform zoom dan siswa mulai dapat
bertanggung jawab dengan aturan yang diberikan oleh guru. Siswa aktif
belajar dan melakukan semua instruksi yang berikan oleh guru.
Dari pantauan observer siswa terlihat fokus pada kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru, mereka menjawab semua tugas
yang diberikan oleh guru dengan baik. Dan hasil pengamatan observer
atas aktivitas siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 07
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Siklus II

Tingkat
No Indikator Kemampuan Jumlah
1 2 3 4
1 Mempersiapkan diri sebelum menerima 3
pembelajaran (emotional activities)
44

2 Memperhatikan video pembelajaran yang 4


ditanyangkan guru (visual activities)

3 Mendengarkan penjelasan yang diberikan 4


guru (listening activities)
4 Bertanya dan menjawab pertanyaan 3
dalam pembelajaran.
5 Mencatat hal penting dalam pembelajaran 3
(writing activities)

Jumlah Skor 17

Skor maksimal 20

Presentase skor perolehan x 100% = 85%

Berdasarkan pengamatan dan penilaian observer pada siklus II, ada


peningkatan yang sangat signifikan pada aktivitas siswa pada siklus II,
siswa mulai dapat fokus pada pelaksanaan pembelajaran dan aktif
terhadap semua kegiatan yang diarahkan oleh guru. Pada siklus II ini
diperoleh presentase aktivitas siswa sebesar 85%. Perolehan presentase
aktivitas tersebut meningkat dari siklus I yang memperoleh presentase
untuk aktivitas siswa sebesar 70%. Dan perolehan tersebut menandakan
bahwa hampir semua siswa aktif pada proses pembelajaran.
c. Hasil Belajar
Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi pembelajaran 5
yang terdiri dari muatan Bahasa Indonesia, MTK, dan PPkn, guru
memberikan lembar kerja siswa yang dapat mengukur hasil belajar siswa
setelah melaksanakan pengamatan video tentang proses terjadinya hujan.
Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini guru memberikan lembar kerja
secara individu seperti pada pembelajaran siklus I. Dan hasil
pembelajaran secara individu pada siklus II dapat dilihat pada taabel
dibawah ini :
45

Tabel 08
Hasil Belajar Siswa
Siklus II

TUNTAS/
No. NAMA KKM NILAI TIDAK
TUNTAS
1 AAM 75 75 T

2 AGS 75 80 T

3 AGC 75 85 T

4 DAW 75 85 T

5 FAMA 75 75 T

6 GPA 75 75 T

7 IDOS 75 85 T

8 IGFS 75 100 T

9 KAV 75 80 T

10 MZRW 75 80 T

11 MNA 75 70 TT

12 MN 75 75 T

13 MFN 75 80 T

14 MAZ 75 90 T

15 MNA 75 80 T

16 NEFF 75 100 T

17 NAW 75 75 T

18 RRD 75 75 T

19 SFP 75 70 TT

20 YCC 75 80 T

Jumlah 1615

RATA-RATA 80,75 85%

Jumlah siswa Tuntas : 18

Jumlah siswa Tidak Tuntas : 2


46

Nilai Rata -rata siswa :

: 80,75

Prosentase Ketuntasan : x 100%

: x 100%

: 90%

Hasil pembelajaran secara individu pada siklus II dihasilkan rata-rata


kelas sebesar 80,75. Perolehan rata-rata hasil belajar tersebut meningkat
dibandingkan siklus I yang memperoleh rata-rata kelas sebesar 73,5.
Ketuntasan belajar pada siklus II ini juga meningkat walaupun masih ada
siswa yang memperoleh hasil sesuai dengan KKM yaitu 75. Dari 20
siswa, ada 18 siswa yang dinyatakan tuntas belajar dan hanya 2 siswa
yang belum bisa memperoleh hasil belajar sesuai dengan KKM, hal
tersebut dikarenakan 2 siswa tersebut mempunyai kemampuan
pemaahaman yang rendah. Dari hasil belajar tersebut ketuntasan belajar
yang ditetapkan yaitu 80% siswa kelas III tuntas dalam belajar sudah
terlampaui pada siklus II ini, karena presentase ketuntasan siswa
meningkat menjadi 90%.

C. Pembahasan
Dari pelaksanaan penelitian yang memanfaatkan media video
menunjukkan bahwa hasil pembelajaran pada tiap siklusnya mengalami
peningkatan, baik pada aktivitas guru, aktivitas siswa maupun hasil belajar.
Peningkatan belajaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini nampak pada
peningkatan motivasi dan aktivitas dan pemusatan siswa dalam
pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal, nampak pada kesesuaian medial
47

pembelajaran yang dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran pada


siklus I dan Siklus II.
Aktivitas siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I ke siklus II
meningkat dengan baik , yaitu dari siklus I yang memperoleh presentase
70% meningkat pada siklus II dengan perolehan presentase 85%. Dari siklus
I ke Siklus II peningkatan aktivitas siswa mencapai 15%.
Untuk hasil belajar siswa rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada
siklus I juga meningkat pada siklus II yaitu dari 73,5 menjadi 80,75.
Peningkatan rata-rata hasil belajar dari siklus I ke siklus II ada 7,25.
Dan yang paling penting dari penelitian ini adalah ketuntasan belajar
yang diperoleh siswa kelas III pada pembelajaran Sub tema 4 Perubahan
Wujud Benda di Sekitarku dari pra siklus sampai siklus II meningkat
dengan baik. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 5 siswa atau sekitar
25%, dan pada siklus I yaitu siswa yang tuntas ada 9 siswa atau sekitar 75%.
Karena dirasa kurang dari indikator yang ditentukan yaitu 90%, guru
melanjutkan perbaikan pembelajaran siklus II. Dan hasil pembelajaran
tersebut dapat meningkatkan hasilbelajar siswa dengan perolehan ketuntasan
belajar yang cukup signifikan yaitu siswa yang tuntas ada 17 siswa atau
85% kelas III tuntas belajar. Hanya 2 siswa yang belum dapat menghasilkan
nilai diatas KKM, 2 siswa tersebut mempunyai kemampuan yang rendah.
Peningkatan aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar setiap
siklusnya dapat dilihat pada diagram batang dan diagaram lingkaran
dibawah ini.

DIAGRAM BATANG AKTIVITAS SISWA

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
pra siklus SIKLUS I SIKLUS II
48

KETUNTASAN BELAJAR SISWA

KETUNTASAN BELAJAR

PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran daring yang telah dilakukan dan
berdasarkan pembahasan serta data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penggunaan media video yang ditayangkan melalui aplikasi zoom dalam
pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III
SDN Doromukti. Hal ini dapat terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran
pada setiap siklus yang menggunakan media video. Dari siklus I dan
siklus II yang telah dilakukan menunjukkan perubahan yang lebih baik
dan mengalami peningkatan.
2. Dari pelaksanaan pembelajaran per siklus, terdapat peningkatan hasil
belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan silklus II. Persentase
ketuntasan belajar pra siklus sebesar 25%, siklus I 75% dengan rata-rata
nilai pada siklus I adalah 73,5 sedangkan persentase ketuntasan belajar
siklus II 90% dengan rata-rata nilai pada siklus II adalah 80,75.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media video yang
ditayangkan melalui aplikasi zoom dalam pembelajaran daring sangat
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran
Dari hasil yang telah dicapai dalam penelitian, peneliti harus selalu
meningkatkan kreatifitas penggunaan media dalam pembelajaran daring
selama masa pandemi Covid-19. Peneliti harus terus belajar dari berbagai
sumber yang relevan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun
perangkat dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran.

49
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik.Jakarta : PT Rineka Cipta

Dhelilik.2019.Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


dalam Pembelajaran. https://bertema.com/sintaks-model-problem-based-
learning-pbl-dalam-pembelajaran

Huda, Fatkhan Amirul.2018.Pengertian dan LAngkah-LAngkah Model


Pembelajaran Problem Based Learning. http://fatkhan.web.id/pengertian-
dan-langkah-langkah-model-problem-based-learning/

Karla,Amanda.2001.Apa yang diMaksud Minat.https://www.dictio.id/t/apa-


yang-dimaksud- dengan-minat/120101/2

Narti.2016.Pengertian
PTK.https://koreshinfo.blogspot.com/2016/02/pengertian-ptk-
penelitian-tindakan.html

Suhadinet.2009. Langkah-Langkah PTK Menurut Kemmis dan M Targart.


https://suhadinet.wordpress.com/2009/06/08/langkah-langkah-ptk-
menurut-kemmis- dan-mctaggart/

………..2020.Ptk Daring dimasa pandemi


Corona.https://downloadptsptkterbaru.blogspot.com/2020/08/ptk-
daring-dimasa- pandemi-corona.html

………..2018.Tujuan dan Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah


Dasar Kurikulum 2013
http://pengertianahlidaninfo.blogspot.com/2016/09/pengertian-dan-
tujuan-
bahasaindonesia.html#:~:text=Berdasarkan%20pendapat%20tersebut
%20dapat%20disimpulkan,meningkatkan%20kemampuan%20berkom
unikasi%20peserta%20didik

50
LAMPIRAN

1. Instrumen Pengumpul Data

2. Daftar Nama Anak

3. RPP Siklus 1

4. RPP Siklus 2

5. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus 1

6. Data Nilai Siswa pada siklus 1

7. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus 2

8. Data Nilai Siswa pada siklus 2

9. Peningkatan Penilaian Hasil Tes Evaluasi pada Tindakan Siklus 1 ke

Siklus 2

51
1. Instrumen Pengumpul Data
Tabel 1
Lembar Observasi Aktivitas Guru

Skala
No Aspek Yang Diobservasi Catatan*)
1 2 3 4
1 Keterampilan membuka pelajaran
Keterampilan menarik perhatian dan memotivasi
2
siswa
Kedalaman dan keluasan materi (termasuk tidak
3
ada miskonsepsi)
4 Kelengkapan materi (Kebulatan konsep)

5 Kebenaran konsep/prosedur
Keterampilan menggunakan metode, model, dan
6
pendekatan pembelajaran
Menerapkanpembelajaran yang mendidik dengan
pendekatan Technological Pedagogical Content
7
Knowledge (TPACK) berbasis platform revolusi
industri 4.0
8 Keterampilan mengembangkan variasi interaksi

9 Keterampilan mengelola kelas

10 Keterampilan memanfaatkan waktu


Keterampilan mengorganisasi sumber belajar
11
dan/atau bahan ajar
Kemampuan menggunakan teknologi informasi
12
dalam pembelajaran
13 Keterampilan menggunakan media pembelajaran
Mengintegrasikankemampuan critical
thinking, creative thinking, reflective thinking
14 dan decision making ke dalam kegiatan
belajarmelalui inquiry
based activities
15 Volume dan intonasi suara
Penggunaan bahasa yang baik dan benar lisan
16 dan
tulis (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan)

Kemampuan mengembangkan cara berpikir


17
tingkat tinggi (HOTS)
18 Kemampuan menggunakan analogi/metafora
Kemampuan penggunaan komunikasi nonverbal
19
(gestur)
Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran
20
yang menyenangkan
21 Kesantunan berpakaian dan/atau berpenampilan

22 Keterampilan melakukan penilaian proses


Keterampilan melakukan penilaian hasil belajar
23
berbasis HOTS
Kemampuan memberikan penguatan
24
(reinforcement) dan punishment
25 Keterampilan menutup pelajaran

Jumlah Skor

Skor Maksimal

Presentase Hasil Skor


Tabel 2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tingkat
No Indikator Kemampuan Jumlah
1 2 3 4

Mempersiapkan diri sebelum menerima


1
pembelajaran (emotional activities)

Memperhatikan video pembelajaran yang


2
ditanyangkan guru (visual activities)

Mendengarkan penjelasan yang diberikan


3
guru (listening sctivities)
Bertanya dan menjawab pertanyaan
4
dalam pembelajaran.
Mencatat hal penting dalam pembelajaran
5
(writing activities)
Jumlah Skor
Skor maksimal

Presentase skor perolehan


2. Daftar Nama Anak

No.Absen NAMA JENIS KELAMIN

1 AAM P

2 AGS P

3 AGC P

4 DAW L

5 FAMA P

6 GPA L

7 IDOS L

8 IGFS L

9 KAV L

10 MZRW L

11 MNA L

12 MN L

13 MFN L

14 MAZ L

15 MNA L

16 NEFF P

17 NAW P

18 RRD L

19 SFP P

20 YCC P

Jumlah

RATA-RATA
3. RPP Siklus 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ) Daring


Satuan Pendidikan : SDN DOROMUKTI
Tema : 3. Benda di Sekitarku
Sub Tema : 4. Keajaiban Perubahan Wujud di Sekitarku
Muatan Pelajaran : Bhs. Indonesia, MTK, dan SBdP
Pembelajaran :3
Kelas/ Semester : 3/1
Materi Pokok : Perubahan Wujud
Alokasi Waktu : 1 hari

1. Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya serta cinta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia

2. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

Bhs. Indonesia
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1. Kompetensi Pengetahuan
3.1 Menggali informasi tentang 3.1.1 Menemukan kata atau istilah
konsep perubahan wujud baru yang terkait dengan
benda dalam kehidupan pemanasan global
sehari-hari yang disajikan
dalam bentuk lisan, tulis, 3.1.2 Menyimpulkan tentang langkah
visual, dan/atau eksplorasi mengurangi pemanasan global
lingkungan.
2. Kompetensi Keterampilan
4.1 Menyajikan hasil informasi 4.1.1 Menyajikan hasil informasi
tentang konsep perubahan tentang langkah mengurangi
wujud benda dalam pemanasan global
kehidupan hari-hari dalam
bentuk lisan, tulis, dan visual
menggunakan kosakata baku
dan kalimat efektif.

MTK
12 KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1 Kompetensi Pengetahuan
3.7 Mendeskripsikan dan 3.7.1 Mengaitkan satuan waktu baku ke
menentukan hubungan antar satuan waktu baku lainnya.
satuan baku untuk panjang,
berat, dan waktu yang
umumnya digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
Kompetensi Keterampilan
4.7 Menyelesaikan masalah yang 4.7.1 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan hubungan berkaitan dengan hubungan
antarsatuan baku untuk panjang, antarsatuan baku.
berat, dan waktu yang umumnya
digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

SBdP
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1 Kompetensi Pengetahuan
3.4 Mengetahui teknik potong, 3.4.1 Menganalisis teknik melipat kain
lipat, dan sambung.
Kompetensi Keterampilan
4.4 Membuat karya dengan teknik 4.4.1 Menampilkan cara melipat baju
potong, lipat, dan sambung dengan teknik lipat yang benar

3. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan kata atau istilah baru yang terkait dengan video
pemanasan global yang diberikan melalui power point yang diberikan via
zoom dengan tepat
2. Siswa dapat menyimpulkan tentang langkah mengurangi pemanasan
global melalui power point yang diberikan via zoom tentang pemanasan
global dengan tepat.
3. Siswa dapat menyajikan hasil informasi tentang langkah mengurangi
pemanasan global melalui presentasi dengan percaya diri.
4. Siswa dapat berlatih mengaitkan satuan waktu baku ke satuan waktu baku
lainnya melalui LKPD yang sudah dishare guru lewat wa group dengan
tepat.
5. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan
antarsatuan baku melalui LKPD yang diberikan guru lewat wa group
dengan tepat.
6. Siswa dapat menganalisis teknik melipat kain melalui tayangan video yang
diputar dari power point dengan baik.
7. Siswa dapat menampilkan cara melipat baju dengan teknik lipat yang
benar melalui presentasi rekaman video yang dikirim ke wa group dengan
percaya diri.

4. Penguatan Pendidikan Karakter


1) Religius
2) Kejujuran
3) Kedisiplinan
4) Tanggung jawab

4. Materi Pembelajaran
Bhs. Indonesia : Pemanasan Global
MTK : Satuan baku panjang, berat, dan waktu
SBdP : Teknik potong, lipat, dan sambung

5. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


Model : Problem Based Learning
Pendekatan : Saintifik - TPACK
Metode : Tanya jawab, permainan, penugasan

6. Media Pembelajaran
1. Power point
2. Slide video
3. Zoom
4. Whatsapp group

7. Sumber Belajar
1. Buku Pedoman Guru Tema 3 Kelas 3 dan Buku Siswa Tema 3 Kelas 3
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
2. https://www.youtube.com/watch?v=rRnH7DfJtEE&feature=youtu.be
3. https://www.youtube.com/watch?v=xJ7h3mBFQ8U
4. https://kumparan.com/kumparannews/cegah-corona-pemkot-
bandung-ajak-warga-berjemur-antara-pukul-08-00-11-00-wib-
1t5r5PBx2x2
5. https://www.belajarMTK.com
8. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan 1. Siswa join ke dalam aplikasi zoom dengan user id dan
Pendahuluan password yang sudah diberikan sebelumnya
2. Siswa dan guru saling memberi dan menjawab salam.
3. Siswa dicek kehadirannya oleh guru dengan
melakukan absensi.
4. Salah satu siswa memimpin doa sebelum
pembelajaran dimulai (Menghargai kedisiplinan
siswa/ PPK)
5. Siswa menyiapkan diri agar siap untuk belajar serta
memeriksa kerapihan diri dan bersikap disiplin
dalam setiap kegiatan pembelajaran
6. Siswa menyimak apersepsi dari guru tentang
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan
pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya.
(Communication-4C)
7. Siswa bertanya jawab dengan guru berkaitan dengan
materi sebelumnya (4C-Collaboration Saintifik -
Menanya)

B. Kegiatan Inti Tahap 1 : Penyampaian Tujuan dan Motivasi


(Sintak Model 8. Siswa menyimak penjelasan yang diberikan guru
PBL) tentang semua kegiatan belajar yang akan dilakukan,
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. (4C-
Comunication

Tahap 2 : Orientasi peserta didik pada masalah


10. Siswa mengamati paparan sebuah video (dari power
point) tentang Pemanasan Global (saintifik-
mengamati)

Tahap 3 : Mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
13. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
berkaitan dengan video. (Saintifik-Menanya) dan
(4C-Comunication
14. Siswa mendengarkan arahan dari guru untuk
mengamati LKPD berupa tabel kosa kata baru, yang
sudah dishare guru melalui wa group.
15. Siswa menyimak penjelasan guru melalui media
pembelajaran tayangan power point (Saintifik-
mengamati)
16. Siswa menemukan kosa kata baru dari video yang
berkaitan dengan perubahan wujud (Comunication,
Critical, Collaboration, Creating – 4C)
Tahap 4 : Membimbing penyelidikan individu
18. Siswa mencari data tentang apa yang akan terjadi
apabila pemanasan global dibiarkan dan bagaimana
langkah mengurangi pemanasan global
(Comunication, Critical, Collaboration, Creating –
4C)
19. Siswa mencari data tentang ukuran satuan waktu
baku melalui LKPD yang telah dibagikan guru
melalui wa group (Comunication, Critical,
Collaboration, Creating – 4C)
20. Setiap siswa menuliskan laporan hasil penemuannya
pada LKPD yang telah dibagikan guru melalui wa
group (Comunication, Critical, Collaboration,
Creating – 4C)
21. Setiap siswa berlatih mengaitkan satuan waktu baku
ke satuan waktu baku lainnya melalui beberapa
arahan dari guru dalam lembar kerja yang dibagikan
melalui wa group (Comunication, Critical,
Collaboration, Creating – 4C)
22. Siswa melihat tayangan video melalui zoom tentang
cara melipat baju

Tahap 5 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


23. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil
penemuannya tentang langkah mengurangi
pemanasan global melalui zoom secara bergantian.
24. Siswa menyimak temannya yang sedang presentasi
(saintifik-mengamati)
25. Setiap siswa menampilkan cara melipat baju melalui
video yang dikirim lewat wa group
C. Kegiatan Tahap 6 : Menganalisis dan mengevaluasi proses
Penutup pemecahan masalah
26. Sebelum menutup pembelajaran secara online, guru
meminta siswa untuk membuat kesimpulan tentang
apa yang sudah dipelajari pada pembelajaran ini.
 Apa yang sudah kamu pelajari hari ini?
 Apa yang paling kalian sukai dari pembelajaran
hari ini?
 Apa yang belum kalian pahami dari pembelajaran
ini? (Mengkomunikasikan)
27. Siswa melakukan analisis kelebihan dan kekurangan
dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
(Critical Thinking dan Communication-4C)
28. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan mengijinkan siswa untuk leave dari aplikasi
zoom
9. Penilaian
1) Prosedur Penilaian
o Penilaian Proses menggunakan format pengamatan saat kegiatan
pembelajaran secara online dari awal sampai akhir kegiatan
pembelajaran
o Penilaian Hasil belajar dilakukan secara online menggunakan
Google Forms.
2) Instrumen Penilaian
o Sikap
Bentuk : Lembar pengamatan
Jenis : Tertulis
o Kognitif
Bentuk : Pilihan ganda
Jenis : Online (melalui Google Forms)
3) Kriteria Keberhasilan
o Proses : dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai ≥ 70
o Hasil Belajar : dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai ≥ 68

10. Pembelajaran Remidial


Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar akan diberi kegiatan pembelajaran remidial dalam bentuk Pembelajaran
ulang secara daring

11. Pembelajaran Pengayaan


Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan
dan atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk:
o Tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kompetensi yang lebih
tinggi

Mengetahui : Tuban, 31 Oktober 2020


Kepala SDN Doromukti Guru Kelas III

ALI WAFA, S.Pd. ENY PUJI RAHAYU, S.Pd


NIP. 19650619 198504 1 001 NIP. -
4. RPP Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


METODE DARING
(Sesuai Edaran Nomor 14 Tahun 2019)

Satuan Pendidikan : SDN DOROMUKTI


Kelas / Semester : 3 /1
Tema : 3. Benda di Sekitarku
Sub Tema : 4. Keajaiban Perubahan Wujud di Sekitarku
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, MTK, PPKn
Pembelajaran ke : 5
Alokasi waktu : 1 x 45 menit

A.TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui video dari zoom dan LKPD yang dibagikan melalui wa group,
peserta didik dapat mengkonstruksi urutan proses terjadinya hujan dengan
tepat
2. Dengan melengkapi tabel kegiatan pada LKPD yang diberikan oleh guru
melalui wa group, peserta didik dapat menyusun kegiatan yang lama
waktunya diketahui dengan tepat.
3. Setelah mengamati power point berisi narasi tentang tolong menolong,
peserta didik dapat mengungkapkan pendapatnya dengan baik.
4. Setelah mengamati power point berisi narasi tentang tolong menolong,
peserta didik dapat menemukan tiga manfaat tolong menolong dengan tepat
dan percaya diri.
5. Setelah mengamati power point berisi narasi tentang tolong menolong,
peserta didik dapat menampilkan pengalaman menolong orang dengan
percaya diri.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


1. Siswa join ke dalam aplikasi zoom dengan user id dan password
Pembuka yang sudah diberikan sebelumnya
2. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan
Membaca Doa melalui zoom (Orientasi)
3. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan
dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta
didik (Apersepsi)
4. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
Kegiatan 1. Orientasi Peserta Didik Pada Masalah
Inti Siswa menyimak penjelasan yang diberikan guru tentang semua
kegiatan belajar yang akan dilakukan, tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa melalui Zoom Meeting (4C-Comunication

2. Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar


 Siswa mengamati paparan sebuah video (dari power point)
tentang hujan yang ditayangkan melalui zoom (saintifik-
mengamati)
 Siswa mengamati narasi tentang tolong menolong dari power
point
3. Membimbing Penyelidikan Secara Daring
 Guru meminta siswa untuk mencari proses terjadinya hujan
dan menuliskannya pada LKPD yang telah dibagikan melalui
wa group
 Siswa diberikan LKPD tentang menyusun kegiatan yang lama
waktunya diketahui
 Siswa mencari manfaat tolong menolong dan menuliskan
pengalaman menolong orang lain
4. Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Siswa menyajikan hasilnya dengan cara mempost hasil pekerjaan
mereka dalam whatsapp group dan meminta siswa tersebut
menjelaskan dengan bahasanya sendiri tentang proses terjadinya
hujan melalui pesan suara di WA
Penutup 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru meminta peserta didik untuk membuat kesimpulan terkait
kegiatan yang dilakukan secara daring. Kemudian guru
memberikan evaluasi dan feedback sederhana berbentuk soal
melalui wa group. Dari hasil soal tersebut, peserta didik dapat
langsung memperoleh hasil dan memberikan pujian pada peserta
didik yang memiliki nilai tertinggi dan yang paling cepat dalam
mengerjakan soal.

Mengetahui : Tuban, 4 November 2020


Kepala SDN Doromukti Guru Kelas III

ALI WAFA, S.Pd. ENY PUJI RAHAYU, S.Pd


NIP. 19650619 198504 1 001 NIP. -
LAMPIRAN :

A. PENILAIAN

Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap, melalui observasi

Rubrik Penilaian Sikap


Aspek yang dinilai
Nama Tanggung
No Disiplin Kerja Keras Mandiri
Siswa Jawab
BT MT MB BT MT MB BT MT MB BT MT MB
1.
2.
dst.

Penilaian sikap dilakukan ketika proses kegiatan pembelajaran


Ket :
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang

2. Penilaian Pengetahuan (terdapat pada LKPD) :


1. Mengurutkan proses terjadinya hujan.
2. Latihan soal menghitung durasi waktu

3. Keterampilan, melalui :
Beri tanda centang () sesuai pencapaian siswa

Penilaian (Skoring) : x 10

Beri tanda centang () sesuai pencapaian siswa

Penilaian (Skoring) : x 10

B. REMEDIAL DAN PENGAYAAN


1. Remedial
Siswa yang belum mampu menemukan proses terjadinya hujan, menyusun
kegiatan, dan manfaat tolong menolong, akan mendapat pendampingan
guru. Siswa diberikan beberapa gambar lain untuk menumbuhkan rasa
ingin tahu sehingga siswa mampu menemukan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut.

2. Pengayaan
Apabila memiliki waktu, siswa dapat diberikan materi tentang KD tersebut
dengan pembahasan yang lebih mendalam beserta instrument tes yang
sesuai.

C. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Sumber :
 Buku Pedoman Guru Kelas 3 Tema 3 dan Buku Siswa Kelas 3 Tema 3
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
 https://www.youtube.com/watch?v=enpiixxoNhI

2. Media :
 Power point
 Slide video
 Zoom
 Whatsapp group

Refleksi Guru

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :…………

Mengetahui : Tuban, 4 November 2020


Kepala SDN Doromukti Guru Kelas III

ALI WAFA, S.Pd. ENY PUJI RAHAYU, S.Pd


NIP. 19650619 198504 1 001 NIP. -
5. Lembar Kerja dan Kunci Jawaban Siklus 1

1
Kunci Jawaban :
1. A
2. C
3. B
4. C
5. C
6. Data Nilai Siklus 1

TUNTAS/
No. NAMA KKM NILAI TIDAK
TUNTAS
21. AAM 75 65 TT

22. AGS 75 75 T

23. AGC 75 85 T

24. DAW 75 70 T

25. FAMA 75 70 T

26. GPA 75 75 T

27. IDOS 75 75 T

28. IGFS 75 65 TT

29. KAV 75 65 TT

30. MZRW 75 75 T

31. MNA 75 65 TT

32. MN 75 75 T

33. MFN 75 80 T

34. MAZ 75 90 T

35. MNA 75 80 T

36. NEFF 75 85 T

37. NAW 75 65 T

38. RRD 75 75 T

39. SFP 75 60 TT

40. YCC 75 75 T

Jumlah 1470

RATA-RATA 73,5 75%


7. Lembar Kerja dan Kunci Jawaban Siklus 2
Pilihan Ganda
Isian
Uraian
Kunci Jawaban :

1. A
2. D
3. B
4. C
5. B
6. Cair ke padat
7. Menguap
8. 4 jam 38 menit
9. Meringankan
10. Kecil
11. Air di permukaan bumi menguap terkena panas matahari. Uap air akan
berubah menjadi awan. Awan akan mengembun menjadi titik-titik air.
12. Kebijakan guru
13. 17.45 – 15.30 = 2 jam 15 menit
14. Membantunya
15. Meringankan pekerjaan, menciptakan kerukunan, mempererat persaudaraan
8. Data Nilai Siswa pada Siklus 2

TUNTAS/
No. NAMA KKM NILAI TIDAK
TUNTAS
1 AAM 75 75 T

2 AGS 75 80 T

3 AGC 75 85 T

4 DAW 75 85 T

5 FAMA 75 75 T

6 GPA 75 75 T

7 IDOS 75 85 T

8 IGFS 75 100 T

9 KAV 75 80 T

10 MZRW 75 80 T

11 MNA 75 70 TT

12 MN 75 75 T

13 MFN 75 80 T

14 MAZ 75 90 T

15 MNA 75 80 T

16 NEFF 75 100 T

17 NAW 75 75 T

18 RRD 75 75 T

19 SFP 75 70 TT

20 YCC 75 80 T

Jumlah 1615

RATA-RATA 80,75 85%


9. Peningkatan Penilaian Hasil Tes Evaluasi Siswa Pada Tindakan
Siklus I ke Siklus II

SIKLUS 1 SIKLUS 2
No. NAMA
NILAI T/TT NILAI T/TT

1 AAM 65 TT 75 T

2 AGS 75 T 80 T

3 AGC 85 T 85 T

4 DAW 70 T 85 T

5 FAMA 70 T 75 T

6 GPA 75 T 75 T

7 IDOS 75 T 85 T

8 IGFS 65 TT 100 T

9 KAV 65 TT 80 T

10 MZRW 75 T 80 T

11 MNA 65 TT 70 TT

12 MN 75 T 75 T

13 MFN 80 T 80 T

14 MAZ 90 T 90 T

15 MNA 80 T 80 T

16 NEFF 85 T 100 T

17 NAW 65 T 75 T

18 RRD 75 T 75 T

19 SFP 60 TT 70 TT

20 YCC 75 T 80 T

1470 1615
Jumlah
80,75
RATA-RATA 73,5

Persentase 85%
Ketuntasan 75%
Belajar

Anda mungkin juga menyukai