Anda di halaman 1dari 6

rd rd

The 3 University
The 3 University
Research Research
Colloquium
Colloquium ISSN 2407-
ISSN 2407-

KEBIJAKAN UTANG SEBAGAI MEKANISME EKSTERNAL CORPORATE


GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KINERJA PERUSAHAAN
PADA SEKTOR PERBANKAN

Nafi’ Inayati Zahro


Fakultas Ekonomi, Universitas Muria Kudus
nafi_umk@ yahoo.co.id

Abstract

This research take theme about leverage as an external factor of corporate governance and size toward
corporate bank performance in Indonesia. Population from this research is all of bank listed in Indonesian
Stock Exchange 2010 until 2013. Sample in this research is taken by purposive sampling, the sample taken at
general bank in Indonesia. Examination hypothesis conducted by using Multiple Regression Analysis. The
Result of this research show that external factor mecanim of corporate governance and size are significant to
corporate bank performance in Indonesia.

Keywords: debt, size, corporate governance, bank


1. PENDAHULUAN mereka. Hal tersebut membuat sektor
Perkembangan industri perbankan perbankan merasa penting untuk menerapkan
yang sangat pesat umumnya disertai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
semakin kompleksnya kegiatan usaha bank. Untuk mencapai tujuan dalam
Dalam rangka meningkatkan kinerja bank, memelihara kestabilan rupiah, BI memiliki
melindungi kepentingan stakeholders dan tugas antara lain menetapkan dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur
perundang-undangan serta nilai-nilai etika dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
(code of conduct) yang berlaku secara umum dan mengatur dan mengawasi bank. Dengan
pada industri perbankan, bank wajib kewenangan yang sangat kuat tersebut, maka
melaksanakan kegiatan usahanya dengan sebagai regulator dan pengawas BI memiliki
berpedoman pada prinsip-prinsip Good peran yang sentral dalam mendorong bank-
Corporate Governance. bank di Indonesia untuk menerapkan
Pelaksanaan Good Corporate corporate governance.
Governance pada industri perbankan harus
senantiasa berlandaskan pada lima prinsip 2. TINJAUAN PUSTAKA
dasar yaitu tranparansi (transparency),
akuntabilitas (accountability), 2.1. Teori Keagenan
pertanggungjawaban (responsibility) , Teori keagenan muncul karena adanya
independensi (independency) dan kewajaran masalah keagenan (agency problem) antara
(fairness) Dalam rangka menerapkan kelima principal dan agent dengan kepentingannya
prinsip dasar tersebut di atas, bank wajib masing-masing. Menurut Jensen dan
berpedoman pada berbagai ketentuan dan Meckling (1976), biaya keagenan meliputi
persyaratan minimum serta pedoman yang pengeluaran monitoring, pengeluaran
terkait dengan pelaksanaan good corporate bonding dan residual loss. Pengeluaran
governance. Corporate Governance mulai monitoring adalah pengeluaran yang
populer di Indonesia paska krisis ekonomi dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi
tahun 1997, dimana sektor perbankan kegiatan dan perilaku agen (manajer).
mengalami banyak permasalahan hingga Pengeluaran bonding adalah pengeluaran
memaksa banyak bank untuk menutup, yang dikeluarkan manajer untuk memberi
mengakuisisi, dan memerger bank-bank jaminan kepada pemilik (shareholder) bahwa

3
3
rd rd
The 3 University
The 3 University
Research Research
Colloquium
Colloquium ISSN 2407-
ISSN 2407-

manajer tidak melakukan tindakan yang untuk memperoleh penghasilan berupa


merugikan perusahaan, terkait dengan dividen atau mendapatkan keuntungan
pengendalian terhadap agen. melalui meningkatnya harga pasar saham
Menurut Darmawati dkk. (2005) yang dimilikinya.
perspektif hubungan keagenan merupakan Bank yang dapat selalu menjaga
dasar yang digunakan untuk memahami kinerjanya dengan baik terutama tingkat
corporate governance. Inti dari hubungan profitabilitasnya yang tinggi dan mampu
keagenan adalah adanya pemisahan antara membagikan dividen dengan baik serta
kepemilikan (di pihak principal/investor) dan prospek usahanya dapat selalu berkembang
pengendalian (di pihak agent/manager). dan dapat memenuhi prudential banking
regulation dengan baik, maka ada
2.2. Tinjauan Good Corporate Governance kemungkinan nilai saham dari bank yang
Corporate Governance atau sering bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah
disebut dengan tata kelola perusahaan mulai dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan
banyak dibicarakan sejak terjadinya berbagai akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah
skandal di dunia bisnis, dan meningkatnya dana pihak ketiga ini merupakan salah satu
kasus-kasus hukum yang melibatkan indikator naiknya kepercayaan masyarakat
manipulasi akuntansi. Corporate (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Penilaian
Governance merupakan suatu elemen kunci kinerja perbankan menjadi sangat penting
dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, dilakukan karena operasi perbankan sangat
yang meliputi serangkaian hubungan antara peka terhadap maju mundurnya
manajemen perusahaan, dewan direksinya, perekonomian suatu negara ( Setyani, 2002).
para pemegang sahamnya dan stakeholder Kinerja perbankan dapat dinilai dengan
lainnya (OECD, 1999). pendekatan analisa rasio keuangan.
Good Corporate Governance sebagai
sebuah sistem berorientasi pada lima pilar 2.4. Kebijakan Hutang
Tata Kelola Perusahaan yang Baik yaitu Semakin terkonsentrasi kepemilikan
Responsibility, Accountability, Fairness, perusahaan, semakin besar kemungkinan
Transparency dan Indepedency. Kelima pilar terjadinya debt agency problems. Karena
tersebut dijadikan dasar untuk itulah para kreditor akan mensyaratkan
mengembangkan 6 prinsip Good Corporate berbagai covenant untuk melindungi kredit
Governance yaitu: yang mereka berikan. Ketentuan-ketentuan
1.Komitmen terhadap Tata Kelola tersebut misalnya mempertahankan rasio
Perusahaan likuiditas minimal tertentu, dan membatasi
2.Hak Pemegang Saham dan Fungsi pembagian dividen maksimum dalam
Kepemilikan Kunci persentase tertentu dan sebagainya.
3.Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Seperti dikutip dari buku Mamduh
Pemegang Saham (2004:320) terdapat beberapa faktor yang
4.Peran Stakeholders dalam Tata Kelola memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang,
Perusahaan antara lain :
5.Pengungkapan dan Transparansi a.NDT (Non -Debt Tax Shield)
6.Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Manfaat dari penggunaan utang adalah
Dewan Direksi bunga utang yang dapat digunakan untuk
mengurangi pajak perusahaan. Namun untuk
2.3. Kinerja Perbankan mengurangi pajak, perusahaan dapat
Tujuan fundamental bisnis perbankan menggunakan cara lain seperti depresiasi dan
adalah memperoleh keuntungan optimal dana pensiun. Dengan demikian, perusahaan
dengan jalan memberikan layanan jasa dengan NDT tinggi tidak perlu menggunakan
keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik utang yang tinggi.
saham menanamkan modalnya bertujuan

3
3
rd rd
The 3 University
The 3 University
Research Research
Colloquium
Colloquium ISSN 2407-
ISSN 2407-

b. Struktur Aktiva 2.5. Kerangka Pemikiran


Besarnya aktiva tetap suatu perusahaan
dapat menentukan besarnya penggunaan
utang Mekanisme CG
c. Profitabilitas (Debt to Equity
Perusahaan dengan tingkat Ratio) Kinerja
pengembalian yang tinggi atas investasinya Keuanga
akan menggunakan utang yang relatif kecil. n
d. Risiko Bisnis SIZE (NPL)
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis
yang tinggi akan menggunakan utang yang
lebih kecil untuk menghindari risiko
kebangkrutan. H1: Kebijakan utang sebagai mekanisme
e. Ukuran Perusahaan eksternal corporate governance
Perusahaan yang besar cenderung berpengaruh terhadap kinerja
terdiversifikasi sehingga menurunkan risiko keuangan perusahaan perbankan
kebangkrutan. Di samping itu, perusahaan H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh
yang besar lebih mudah dalam mendapatkan terhadap kinerja keuangan
pendanaan eksternal. perusahaan perbankan
f. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan
menentukan kebijakan penggunaan utang 3. METODE PENELITIAN
dalam suatu perusahaan. 3.1. Populasi dan Sampel
Besarnya utang yang digunakan oleh Populasi merupakan wilayah
perusahaan untuk membiayai kegiatannya generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
merupakan suatu kebijakan perusahaan yang yang mempunyai kualitas dan karakteristik
berhubungan dengan struktur modal. tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Kebijakan tersebut tentunya tidak terlepas dipelajari dan kemudian ditarik
dari upaya perusahaan untuk meningkatkan kesimpulannya (Sugiyono,2005).
nilai perusahaan (value of the firm). Menurut Populasi penelitian ini adalah
Brigham (2006) menyatakan bahwa struktur perusahaan-perusahaan perbankan yang
modal yang dapat memaksimalkan nilai terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
perusahaan bukan dengan menggunakan Metode pengambilan sampel yang digunakan
utang besar-besaran karena keuntungan dari adalah “purposive sampling” yakni
pengurang pajak dari bunga utang setelah berdasarkan kriteria menggunakan asumsi
melampaui suatu batas tertentu tidak mampu perusahaan ada dan hidup terus-menerus,
menutupi biaya kebangkrutan sehingga justru maka sampel yang diambil adalah semua
menurunkan nilai perusahaan. Struktur modal bank umum yang aktif diperdagangkan di
yang optimal adalah struktur modal yang BEI dari tahun 2010-2013. Sampel yang
dapat memaksimalkan nilai saham dan diambil adalah semua laporan keuangan
biasanya berada pada tingkat rasio utang perusahaan perbankan umum yang terdaftar
yang lebih rendah daripada tingkat rasio di Bursa Efek Indonesia.
struktur modal yang memaksimalkan
Earning Per Share (EPS). Penggunaan utang 3.2. Jenis Dan Sumber Data
menyediakan keuntungan karena adanya Dalam penelitian ini dilakukan
pengurangan pajak atas bunga utang menggunakan data sekunder dengan periode
sehingga perusahaan harus memiliki utang pengamatan tahun 2010-2013 yang didapat
dalam sebagian strukur modalnya. dari laporan keuangan perusahaan perbankan
yang telah diaudit dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), serta dari data laporan

3
3
rd rd
The 3 University
The 3 University
Research Research
Colloquium
Colloquium ISSN 2407-
ISSN 2407-

keuangan bank yang diperoleh dari website 3.4. Pengujian Hipotesis


Bank Indonesia (www.bi.go.id). Untuk mengetahui variabel
bebas terhadap variabel terikat
3.3. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL dilakukan dengan analisis regresi
Berganda, dengan rumus sebagai
3.3.1. MEKANISME CORPORATE berikut:
GOVERNANCE Y= a+b1 X1 +b2 X2+ε
Mekanisme Corporate Governance
Keterangan:
diproksikan dengan menggunakan tingkat
Y: Menggunakan ukuran rasio keuangan
leverage (DER). Debt to Equity Ratio adalah
NPL
rasio yang menunjukkan besarnya jumlah
komposisi utang terhadap dana yang X 1 : DER, merupakan
diperoleh dari menjual saham. Semakin besar leverage perusahaan yang digunakan
rasio DER menunjukkan semakin besar sebagai ukuran mekanisme GCG.
modal yang diperoleh dari utang daripada X 2 : Size
modal saham biasa. Ε : Variabel diluar penelitian
Total Debt
DER =
Total Equity
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3.2. SIZE
Model analisis data yang
ukuran perusahaan telah digunakan
digangunakan adalah analisis Regresi
sebagai variabel independen dan memberi
Berganda. Model ini terdiri dari dua variabel
hasil signifikan yang konsisten. Variabel
independen yaitu DER sebagai mekanisme
ukuran perusahaan (size) dapat diukur
corporate governance dan Size, sedangkan
dengan beberapa cara, yaitu total aktiva,
variabel dependennya adalah kinerja
penjualan bersih dan jumlah pemegang
perbankan yang diproksikan dengan NPL.
saham seperti dikutip dalam penelitian
Dalam penelitian Faisal (2005), Wahidahwati
(2002),. Pada penelitian ini ukuran
Tabel 1
perusahaan diukur dengan total aktiva yang
Hasil Uji Regresi Berganda LnNPL
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
Variabe Std. Koefisien t Prob
Ukuran perusahaan = Ln (Total asset)
l Error hitung (sig)
3.3.3 NPL
Rasio NonPerforming Loan adalah
rasio yang menunjukkan besarnya kredit ln DER β1 ,219 -.545 -4,927 ,001
bermasalah (klasifikasi kredit kurang lancar,
diragukan, dan macet) dari jumlah kredit lnSIZE β2 ,058 ,421 3,871 ,046
yang sebenarnya disalurkan. Jika bank
2
melaporkan NPL yang kecil, maka R square R 0,655
menunjukkan bahwa resiko kredit
bermasalah yang dihadapi bank tersebut kecil
dan menunjukkan bahwa kinerja bank dalam Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
keadaan baik. angka R square adalah 0,655. Hal ini berarti
Kredit Bermasalah 65,5% variabel ukuran kinerja bank NPL
NPL =
Total Kredit dapat dijelaskan oleh variabel DER dan Size
(lnAsset). Sedangkan sisanya 34,5 %
dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa
variabel independen LnDER yang merupakan

3
3
rd rd
The 3 University
The 3 University
Research Research
Colloquium
Colloquium ISSN 2407-
ISSN 2407-

mekanisme eksternal GCG memiliki kinerja perusahaan perbankan (LnNPL).


signifikansi 0,001 dan nilai koefisien korelasi Dengan demikian penelitian ini dapat
-0,545. Dengan menggunakan level alpha mendukung penelitian yang dilakukan
5%, nilai tersebut lebih kecil dari tingkat oleh Saillagan (2006), dan Purnadi
signifikansinya level alpha 5% (0,001 < (2005), yang membuktikan bahwa
0,05). Dengan demikian penelitian ini leverage berpengaruh terhadap kinerja
berhasil menemukan bukti yang mendukung perusahaan, dimana leverage merupakan
H1 yang menyatakan bahwa mekanisme salah satu mekanisme corporate
eksternal kebijakan leverage berpengaruh governance yang dapat dilakukan untuk
terhadap kinerja perusahaan yaitu mengurangi konflik kepentingan antara
ditunjukkan dengan menggunakan persamaan manajer dengan pemberi pinjaman
model dengan variabel dependen yang (bondholders).
menggunakan proksi LnNPL. 2. Hasil hipotesis kedua juga menunjukkan
Dari hasil pengujian hipotesis pertama bahwa ukuran perusahaan yang
diatas didapat nilai koefisien korelasi -0,556, diproksikan dengan lnSize berpengaruh
yang menunjukkan hubungan atau korelasi terhadap kinerja perusahaan, hal ini
antara kebijakan utang (leverage) sebagai ditunjukkan dengan nilai probabilitas
mekanisme eksternal corporate governance signifikansi 0,046 lebih kecil dari tingkat
terhadap kinerja perusahaan perbankan signifikansinya (0.05).
berkebalikan (negatif). Nilai rasio
nonperforming loan (NPL) yang kecil 2. Saran
menunjukkan bahwa kredit bermasalah yang 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya
dihadapi perusahaan jumlahnya kecil. Jika tidak hanya menguji pengaruh mekanisme
rasio nonperforming loan (NPL) besar external corporate governance terhadap
menunjukkan bahwa perusahaan perbankan kinerja perbankan saja, tetapi juga bisa
tidak dapat melakukan pengawasan terhadap memasukkan mekanisme internal
kredit yang disalurkan sehingga corporate governance yang tidak dapat
menyebabkan resiko kerugian yang tinggi dilakukan peneliti saat ini. Sehingga dapat
akibat adanya kredit macet atau bermasalah. menjelaskan lebih luas lagi mengenai
Sehingga Bank Indonesia mensyaratkan rasio penerapan corporate governance di sektor
minimum NPL dalam rangka pengontrollan perbankan.
atas kinerja perbankan agar selalu dalam 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya tidak
keadaan baik. hanya menguji perbankan umum saja tetapi
Variabel Lnsize yang merupakan juga bisa memasukkan perbankan syari’ah
proksi dari ukuran perusahaan, pada tabel sehingga dapat memberikan wawasan
tampak bahwa nilai probabilitasnya adalah secara luas mengenai sektor perbankan di
0,046 lebih kecil dari tingkat signifikansinya Indonesia tidak hanya dari sisi perbankan
(0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran umum saja.
perusahaan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang diukur dengan proksi
LnNPL. 6. DAFTAR PUSTAKA

5. KESIMPULAN DAN SARAN Astuti Yuli Setyani. 2002. Analisis Kinerja


5.1. Kesimpulan Perusahaan Perbankan Sebelum dan
Dari hasil penelitian dapat Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di
disimpulkan bahwa: Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tesis
1. Hasil pengujian hipotesis pertama Program Pasca Sarjana Magister
menunjukkan adanya pengaruh kebijakan Akuntansi Universitas Diponegoro
utang (leverage) sebagai mekanisme (tidak dipublikasikan).
eksternal corporate governance terhadap

3
3
rd rd
The 3 University
The 3 University
Research Research
Colloquium
Colloquium ISSN 2407-
ISSN 2407-

Brigham, Eugene F and Joel F.Houston,


2006. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, alih bahasa Ali Akbar
Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT.
Salemba Empat, Jakarta.

Darmawati, Deni; Khomsiyah dan Rika Gelar


Ayu, 2004, Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja Perusahaan.
Simposium Nasional Akuntansi VII,
Bali.

Hanafi, M Mamduh Halim dan Abdul,


Halim. 2004. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta. BPFE

Jensen, Michael C. dan William H.


Meckling, 1976 “Theory of The Firm,
Managerial Behavior, Agency Costs,
and Ownership Structure,” Journal of
Economics: 305-360.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono,
Manajemen Perbakan: Teori dan
Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2002.

Purnadi, Lilis Ratnawati, 2005, “ Pengaruh


leverage Terhadap Kinerja Keuangan:
Jenis Pemegang Saham Mayoritas
Sebagai Variabel Moderasi,” Tesis,
Program Magister Akuntansi, STIE
YKPN Yogyakarta.
Saillagan, Hamonangan, 2006, “Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Laba
dan Nilai Perusahaan,” Tesis, Program
Magister Akuntansi Universitas Gadjah
Mada.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kualitatif. Cetakan ke I. ALFABETA.
Bandung. Hal: 33-37.
OECD, 1999, The OECD Principles of
Corporate Governance,
http://www.oecd.org/daf/governance/p
rinciples.htm

3
3

Anda mungkin juga menyukai